KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGES YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI

Diajukan Oleh :

NADIAR RYAN IRFANANTA
0813010093 / EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGESYANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
DisusunOleh :

NADIAR RYAN IRFANANTA
0813010093 / EA
Telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur
Padatanggal 05 Oktober 2012
Pembimbing :
PembimbingUtama

Tim Penguji :
Ketua

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi


Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi
Sekretaris

Dr s. Ec. Tamadoy T, MM
Anggota

Dr s. Ec. R. Sjarief Hidajat, MSi

Mengetahui
DekanFakultasEkonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awaTimrDekanFakultasEkonomi

Dr . Dhani Ichsanuddin Nur , MM.
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


USULAN PENELITIAN
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGES YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

NADIAR RYAN IRFANANTA
0813010093 / EA
Telah disetujui untuk diseminar kan oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Sr i Trisnaningsih, SE, MSi

Tanggal………………

Mengetahui
Kaprogdi Akuntansi


Dr . Sr i Tr isnaningsih, SE, MSi
NIP. 196509291992032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kata Pen gan t ar

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmatnya yang telah diberikan kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “ Karakteristik Perusahaan Terhadap Leverage Pada Perusahaan Food And
Beverages Yang Go Public Di Bur sa Efek Indonesia”. Dimana skripsi ini merupakan tugas
yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di jurusan akuntansi.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penyusun banyak menemui berbagai hambatan dan
kesulitan sehingga skripsi ini jauh dari kesempurnaan , penyusun tidak akan melupakan jasa –
jasa baik mereka yang telah memberikan dorongan, petunjuk, saran dan bimbingan yang
sangat membantu dalam penyelesaian laporan ini. Pada kesempatan ini , penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Drs. Ec. RA. Suwaidi, MS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
membantu dan meluangkan waktu serta dengan kesabarannya membimbing penulis
sampai penulis sampai terselesainya skripsi ini dan selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Seluruh Dosen jurusan akuntansi dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak memberikan bekal
ilmu pengetahuan.
5. Keluarga yang tercinta Ir. Sukamto, Msc dan Siti Rahayu S.H, M.Hum sebagai orang
tua, serta Kakak (Titan adria permana S.Tk) yang telah menyediakan sarana prasarana
serta dukungan selama ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Seluruh staf dan karyawan Bursa Efek Indonesia, yang telah membantu saya

mendapatkan data – data skripsi yang telah penulis buat.
7. Sahabat, teman sekaligus kekasihku Annisa Nur Sakinah yang telah
memberikan semangat, serta bantuannya.
8. Sahabat-sahabat selama perkuliahan Eko Waluyo, Risky Fachrul Rizal, Nizar
Fitrandy , Sri Hono, Mega, Sofyan, Hermawan, Bagus Andreansyah dan temanteman yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuannya.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan , untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan Skripsi
ini.
Akhir kata, penyusun mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Surabaya, September 2012

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... i
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ............................................................... 7
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 7
2.2. Landasan Teori......................................................................... 10
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan.......................................... 10
2.2.2 Leverage ............................................................................... 14
2.2.3. Ukuran Perusahaan ............................................................... 20
2.2.4. Profitability ........................................................................... 21
2.2.5. Pertumbuhan Asset ............................................................... 23

2.2.6. Pengaruh Profitabilitas terhadap Leverage ............................ 24
2.2.7. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Leverage .................. 25
2.2.8. Pengaruh Pertumbuhan Asset terhadap Leverage .................. 25
2.2.9. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Asset terhadap Leverage .................................. 26
2.3. Kerangka Pikir ......................................................................... 28
2.4. Hipotesis .................................................................................. 28
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB

BAB

BAB

III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................


28

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian .........................................

29

3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................

31

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................

31

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V

4.1 Deskripsi Perusahaan ........................................................


37

4.2 Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ..................................

40

4.3 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ............................

44

4.4 Hasil Pengujian Uji F Dan Uji T .........................................

46

4.5 Pembahasan ............... .......................................................

47

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

........................................................

50

4.2 Saran

.......................................................

51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP
LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGES YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA

Nadiar Ryan Irfananta
ABSTRAK
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan
agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva dan sumber
dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Perusahaan Food and Beverages digunakan dalam penelitian ini, karena
perusahaan ini merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan
berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan Food and Beverages memiliki iklim
persaingan yang sangat ketat, Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan
yang ingin masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajam. Untuk
itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan
bertahan dalam persaingan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa
pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan asset terhadap
leverage pada Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di BEI
Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi
Perusahaan Food and Beverages yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2007 – 2010 sejumlah 15 perusahaan.. Model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji regresi linier berganda.
Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil
pengujian diatas variabel Profitabilitas memberikan kontribusi terhadap leverage.
Berdasarkan hasil pengujian diatas variabel Ukuran Perusahaan tidak memberikan
kontribusi terhadap leverage Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel
Pertumbuhan Asset secara parsial berpengaruh terhadap Leverage.
Keywords :

profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan asset dan leverage

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Balakang
Di dalam usaha untuk mengelola dan menjalankan kegiatan
perusahaan, manajer memerlukan dana untuk kegiatan ekspansi bisnisnya.
Salah satu alternatif bagi perusahaan dalam memenuhi dana tersebut
adalah dengan hutang. Hutang merupakan mekanisme yang bisa
digunakan untuk

mengurangi atau mengontrol konflik

keagenan

(internal control). Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer untuk
menggunakan free cash flow guna membiayai kegiatan-kegiatan yang
tidak optimal dan juga penggunaan hutang meningkatkan risiko. Menurut
Jensen (1986 dalam harjito dan Nurfauziah, 2006) mengusulkan
bahwa kebijakan hutang digunakan sebagai alat untuk mendisiplinkan
manajer karena manajer harus bekerja lebih keras untuk membayar
kembali hutang dan bunganya. Selain hutang,

agency

cost

dapat

dikurangi dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen
(external control), meningkatkan dividen pay out ratio atau rasio
dividen tehadap laba bersih
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul
dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban
disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan1
menyebutkan sumber.

2

mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa
datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu (Baridwan,
2004). Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang
dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua
keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan
pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang
hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005)
Untuk membatasi tindakan manajer perusahaan yang oportunis,
pemegang saham memerlukan upaya pengawasan. Salah satu mekanisme
yang dapat meminimumkan biaya keagenan adalah melalui kebijakan
utang atau leverage. Penggunaan dana dengan utang dapat dimaksudkan
untuk menempatkan perusahaan pada kondisi diawasi oleh pihak lain
selain pemegang saham, yaitu bondholder atau kreditor. Untuk
meningkatkan nilai perusahaan maka selain membuat kebijakan dividen
perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan
menggunakan kesempatan investasi dengan baik. Sesuai dengan
pernyataan Adam dan Goyal (2006) bahwa set kesempatan investasi
mempunyai peranan yang penting dalam kebijakan keuangan perusahaan.
Hubungan kebijakan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasi
melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam satu
periode tertentu, semakin kecil dividen yang dibagikan, karena perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

bertumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang memiliki free cash flow
rendah. (Zahro, 2008 : 2)
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Leverage dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Tingkat leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
menunjukkan perubahan yang menonjol akibat dari perubahan lain yang
kecil. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan
tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva
dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan
pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas
keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan
yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan
menurunkan keuntungan pemegang saham.
Ukuran

perusahaan

merupakan

salah

satu

hal

yang

dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan kebijakan hutangnya.
Perusahaan besar memiliki keuntungan lebih dikenal oleh publik
dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar
hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang
diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan
pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak
luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih
besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor
atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya
asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,1997).
Namun untuk penggunaan hutang lebih banyak digunakan oleh
perusahaan besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan
besar dapat mengakses pasar modal, karena kemudahan tersebut
maka

perusahaan

memiliki

fleksibilitas

dan

kemampuan

untuk

mendapatkan dana menurut Wahidahwati (2000 dalam Nisa, 2003).
Profitabilitas juga menentukan keputusan tentang kebijakan
hutang yang akan diambil dalam perusahaan. Profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi umumnya
menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit karena dengan
tingkat

pengembalian

investasi

yang

tinggi

melakukan permodalan dengan laba ditahan saja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perusahaan dapat

5

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan Food and Beverages
yang go public di BEI (Bursa Efek Indonesia), karena terdapat fenomena
pada Perusahaan Food and Beverages yang go public di BEI, yaitu jumlah
hutang yang cenderung meningkat seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data Lever age Per usahaan Food And Bever ages
No.

Perusahaaan

2007

2008

2009

2010

1

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3.65

1.60

2.14

2.23

2

Akasha Wira Internasional Tbk

1.66

2.56

1.61

2.25

3

Cahaya Kalbar Tbk

1.80

1.45

0.89

1.34

4

Delta Jakarta Tbk

0.29

0.34

0.27

0.38

5

Fast Food Indonesia Tbk

0.67

0.63

0.63

0.54

6

Multi Bintang Indonesia Tbk

2.14

1.73

8.44

2.45

7

Mayor Indah Tbk

0.73

1.32

1.03

1.18

8

Prasidha Aneka Niaga

2.14

1.63

1.44

1.33

9

Pionerindo Gourmet International Tbk

64.47

15.28

4.07

3.25

10

Sierad Produce Tbk

0.29

0.34

0.39

0.51

11

Smart Tbk

1.29

1.17

1.13

1.14

12

Siantar Top Tbk

0.44

0.72

0.36

0.45

13

Tunas Baru Lampung

1.62

2.15

1.80

1.7

14

Ultra Jaya Milik Tbk

0.64

0.53

0.45

0.5

15

Sekar Laut Tbk

0.90

1.00

0.70

0.73

Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah penulis)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Berdasarkan data pada tabel 1 diatas, kecenderungan naik
hutang perusahaan food beverage tersebut menandakan juga masalah
leverage perusahaan food and beverage juga tinggi. Kenaikan leverage
dalam penelitian ini diindikasikan oleh profitabilitas, ukuran perusahaan
dan pertumbuhan asset. Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan
yang memiliki laba atau profit yang besar akan memiliki kesempatan yang
baik untuk bersaing dengan perusahan yang sama. Mayer dalam Karsana
(2005) menyatakan bahwa nilai perusahaan sebagai kombinasi antara asset
yang dimiliki dan peluang investasi. Profitabilitas yang tinggi memberikan
sinyal mengenai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang,
Perusahaan Food and Beverages digunakan dalam penelitian ini,
karena perusahaan ini merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar
dan berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan Food and Beverages
memiliki iklim persaingan yang sangat ketat, Melihat kondisi yang
demikian, banyak perusahaan yang ingin masuk ke sektor tersebut
sehingga persaingannya sangat tajam. Untuk itu perusahaan harus
memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan
dalam persaingan.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

a. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap leverage pada Perusahaan
Food and Beverages yang Go Public di BEI ?
b. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap leverage

pada

Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di BEI ?
c. Apakah pertumbuhan asset berpengaruh terhadap leverage

pada

Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di BEI ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Atas dasar perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisa pengaruh profitabilitas terhadap leverage pada
Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di BEI
b. Untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage
pada Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di BEI
c. Untuk menganalisa pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage
pada Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di BEI

1.4.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberi kontribusi dan menjelaskan secara empiris
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi leverage pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya lagi Perusahaan Food and
Beverages.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2. Manfaat Bagi penelitian selanjutnya
Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan mahasiswa
sebagai tambaban referensi dalam melakukan penelitian sejenis di masa
mendatang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
a) Soleman, (2010)
Judul :
Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Leverage
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variable
pertumbuhan asset, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap tingkat
leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan perhitungan menggunakan analisis regresi linier berganda,
diketahui

bahwa

pertumbuhan

asset,

ukuran

perusahaan

dan

profitabilitas baik secara individu maupun bersama-sama berpengaruh
terhadap tingkat leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia

b) Zahro, (2008)
Judul
Analisis Pengaruh Set Kesempatan Investasi Terhadap Dividen Dan
Leverage Perusahaan
Peluang investasi memainkan peranan penting di perusahaan keuangan.
Perusahaan set kesempatan investasi (IOS) adalah tidak teramati,
sehingga, untuk mengetahui bahwa, kita harus memiliki proxy. Ini
diklasifikasikan menjadi empat jenis: 1. Harga berdasarkan proxy, 2.

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Investasi berbasis proxy, 3. Perbedaan langkah-langkah, 4. Komposit
IOS proxy dari proxy individu. Dividen yang berkaitan dengan
keputusan tentang bagaimana pendapatan banyak yang akan di-share ke
pemegang saham. Dividen besar masa lalu akan meningkatkan
kebutuhan kas masa depan. Jadi, itu akan memotivasi untuk melakukan
pinjaman yang lebih besar dan meningkatkan leverage keuangan yang
lebih besar juga.
c) Singhania, (2010)
Judul :
Financial Leverage and Investment Opportunities in India: An Empirical
Study
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mengisolasi karakteristik
perusahaan yang menentukan struktur modal, dalam konteks perusahaan
India. Sampel terdiri dari 963 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Bombay (BSE) untuk periode 2004-2008. Temuan penelitian ini
menunjukkan

bahwa

ada

hubungan

terbalik

antara

hutang

rasio perusahaan dan pertumbuhan mereka, likuiditas dan coverage ratio
bunga. Ada korelasi positif antara ukuran perusahaan dan rasio utang
sementara signifikansi variabel dummy menunjukkan perbedaan yang
signifikan dari struktur modalantara perusahaan dengan lebih dari 50
tingkat utang persen dibandingkan dengan mereka yang kurang dari itu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.1.1. Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu
Perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan adalah :
No.

Nama

Variabel

1.

Soleman, (2010)

pertumbuhan
perusahaan

Uji
asset,
dan

ukuran Uji moderating

profitabilitas

tingkat leverage
2.

Zahro, (2008)

Leverage perusahaan

3.

Singhania, (2010)

Financial

Uji moderating
and Uji moderating

Leverage

Investment Opportunities
4.

Nadiar (2012)

pertumbuhan
perusahaan

asset,
dan

ukuran Uji

regresi

linier

profitabilitas berganda

tingkat leverage
Sumber : peneliti

Adapun hubungan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan saat ini adalah meneliti mengenai pengaruh pertumbuhan asset,
ukuran perusahaan dan profitabilitas baik secara individu maupun bersamasama berpengaruh terhadap tingkat leverage. Perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah penelitian
terdahulu meneliti tentang moderating variable, sedangkan pada penelitian
yang dilakukan saat ini tidak meneliti mengenai moderating variable
melainkan dengan uji regresi linier berganda, sehingga penelitian ini bukan
merupakan replikasi dari penelitian terdahulu karena terdapat perbedaan
seperti dikemukakan diatas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2 Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:3) Pada dewasa ini manajer keuangan memegang
peranan yang sangat penting. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer
keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas,
membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajer keuangan juga
harus mampu menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang
optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka
meningkatkan nilai perusahaan penginvestasian dana merupakan tolok ukur besar
kecilnya suatu perusahaan, baik dilihat dari aspek laba, risiko usaha, maupun
likuiditasnya. Pengaturan kombinasi sumber dana (hutang dan modal sendiri)
berikut Dividen merupakan penentu besar kecilnya beban finansial dan risiko
finansial. Semua variabel tersebut akan mempengaruhi penilaian perusahaan secara
keseluruhan.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi
kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.
Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap.
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari
sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah.
Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan oleh manajer keuangan.
Dengan demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan
dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien
Usaha mendapatkan dana sering disebut pembelanjaan pasif, dan bila kita lihat di
neraca akan terlihat di sisi pasiva, sedangkan usaha mengalokasikan dana disebut
pembelanjaan aktif dan di neraca akan terlihat di sisi aktiva. Fungsi manajemen
keuangan tidak bisa dipisahkan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang lainnya
seperti pemasaran, produksi, maupun sumberdaya manusia. Kegagalan dalam
mendapatkan sumber dana akan menghambat proses produksi, menghambat
program-program pemasaran yang telah ditetapkan menghambat dalam penarikan
sumberdaya manusia yang ahli, sehingga akhirnya akan mengakibatkan kerugian
perusahaan secara keseluruhan.
Manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen sumber daya
manusia, akuntansi, maupun lingkungan ekonomi berpengaruh terhadap keputusan
keuangan. Oleh karena itu manajer keuangan harus bekerja sama dengan semua
menajer-manajer fungsi tersebut. Apalagi dengan perkembangan perekonomian
dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya lingkungan
hidup, telah memberikan tekanan yang besar bagi perusahaan untuk memperkecil
kemungkinan negatif yang timbul sebagai akibat kelalaian perusahaan. Manajer
keuangan harus saling bekerjasama dengan manajer produksi dan pemasaran
dalam menterjemahkan kebijakan perusahaan, misalnya dalam program
pengembangan produk baru, rencana promosi, distribusi, dan penentuan harga jangan
sampai produk baru tersebut nantinya tidak diterima oieh masyarakat hanya arena
melalaikan lingkungan, demikian pula dengan program pemasaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.1.1 Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:4) Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik, kemakmuran para
pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang
merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan
Dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan
sebagai dasar analisis dari tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan.
Kadang-kadang memaksimumkan laba dicanangkan sebagai tujuan perusahaan,
akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran
para pemegang saham. Yang tebih penting bukanlah laba melainkan laba per
lembar saham (earning per share). Laba didapatkan dengan mengurangkan
penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan
keuntungan bisa menarik modal baru (mengeluarkan saham baru), dan
menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas risiko
(misalnya deposito atau obligasi pemerintah), tetapi apakah dengan cara semacam
ini akan meningkatkan nilai saham, tentu saja tidak, karena pemegang saham tidak
mau menerima imbalan sebesar bunga deposito yang relatif lebih kecil,
sementara mereka harus menanggung risiko. Jika hal ini terjadi keuntungan
memang meningkat, tapi nilai saham justru akan menurun. Demikian pula halnya,
memaksimumkan laba per lembar saham bukan merupakan tujuan utama, karena
tidak memperlihatkan waktu maupun lamanya laba yang diharapkan, dan juga tidak
memperhatikan faktor risiko maupun ketidakpastian di masa yang akan datang, serta
tidak mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membagi dividen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujud
memaksimumkan laba per lembar saham tidak sama dengan memaksimumkan
harga pasar saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai riil perusahaan. Harga
pasar saham. sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni (1) laba per lermbar
saham, (2) tingkat bunga bebas risiko, dan (3) tingkat ketidakpastian operasi
perusahaan. Misalnya perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif ada
kecenderungan harga saham akan turun karena risiko usahanya menjadi semakin
besar.

2.2.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:5) Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga
keputusan utama yang hanya dilakukan oleh suatu perusahaan: keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Masing-masing keputusan harus
berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari ketiganya akan
memaksimumkan nilai perusahaan.
Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan
nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga saham, sehingga
kemakmuran para pemegang saham dengan sendirinya makin bertambah.

2.2.2 Leverage
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)
maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal
sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajibankewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu
(Baridwan, 2004).
Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang
dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua
keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan
pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang
hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005).
Penggunaan hutang memiliki kelemahan (a) hutang yang semakin
tinggi meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi
pula, (b) bila kondisi perusahaan tidak dalam kondisi bagus, pendapatan
operasi menjadi rendah dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga
kekayaan pemilik berk-urang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut
dapat membahayakan perusahaan karena dapat terancam kebangkrutan.
Untuk

memenuhi

kebutuhan pendanaan.

pemegang

saham

lebih

menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena
dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan
berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Manajemen
perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besamya dengan pihak lain (Masdupi, 2005).
Menurut Kartadinata (1999:57), rasio hutang atau disebut juga
dengan debt ratio mengukur persentase kebutuhan modal yang dibelanjai
dengan hutang. Meningkatnya rasio hutang berarti bahwa kegiatan
operasional perusahaan lebih banyak diperoleh dari hutang.
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Menurut

Hanafi

(2004:

327)

leverage

dapat

digunakan

untuk

meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat leverage
merupakan kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perubahan yang
menonjol akibat dari perubahan lain yang kecil. Perusahaan menggunakan
operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang
diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva dan sumber dananya, dengan
demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas keuntungan,
karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan
keuntungan pemegang saham. Rasio leverage (leverage ratio) mengukur
tingkat sejah mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan
hutang (Weston dan Copeland, 1995: 238) dalam Dewi (2007). Dengan
mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang: (a) Posisi perusahaan
terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, (b) Kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, dan (c)
Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.
a. Leverage Operasi (Operating Leverage)
Operating Leverage bisa diartikan sebagai sebearapa besar
perusahaan

menggunakan

beban

tetap

operasional.

Beban

tetap

operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan
pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji bulanan karyawan). Perusahaan
yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif
terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating leverage yang
tinggi atau dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki degree of
operating leverage (DOL) yang tinggi pula. DOL merupakan salah satu
komponen yang dapat menunjukkan resiko bisnis perusahaan. DOL
perusahaan memperbesar dampak dari faktor lain pada variabilitas laba
operasi. Meskipun DOL itu sendiri bukan sumber variabilitas. DOL yang
tinggi tidak akan berpengaruh bila perusahaan dapat memelihara penjualan
dan struktur biaya yang konstan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b. Leverage keuangan (Financial Leverage)
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dengan beban
tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar
pendapatan per lembar saham (Martono&Harjito, 2003). Masalah leverage
keuangan baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan
beban tetap. Beban tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya
hutang obligasi harus mengeluarkaan beban tetap berupa bunga,
sedangkan penggunaan dana yang berasal dari saham preferen harus
mengeluarkan beban teteap berupa dividen.
Leverage keuangan (financial leverage) dapat diartikan sebagai
besarnya beban tetap keuangan (financial) yang digunakan oleh
perusahaan (Hanafi, 2004). Beban tetap keuangan tersebut biasanya
berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh
perusahaan. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan struktur
modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga)
yang tinggi berarti perusahaan tersebut menggunakan utang yang tinggi,
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai leverage keuangan yang
tinggi yang berarti degree of financial leverage (DFL) yang tinggi pula.
Degree of financial leverage (DFL) mempunyai implikasi terhadap earning
per share. Perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT
(earning before interest and taxes) akan menyebabkan perubahan EPS
yang tinggi. Jadi, jika EBIT meningkat, maka EPS juga akan meningkat
secara signifikan, dan sebaliknya jika EBIT turun, EPS juga akan turun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

secara signifikan. DFL dapat diartikan sebagai efek perubahan EBIT
terhadap pendapatan (profit).

2.2.3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Tingkat

pertumbuhan

perusahaan

juga

merupakan

faktor

yang

mempengaruhi struktur modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan
pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat (Weston dan Brigham,
1994:174) dalam Asuhanrembulan (2008). Pertumbuhan, perusahaan berbanding
lurus dengan ukuran perusahaan, sehingga semakin cepat pertumbuhan
perusahaan maka semakin besar pula ukuran perusahaan, sehingga ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal karena perusahaan yang lebih
besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan
oleh total aktiva, total penjualan, dan rata-rata total aktiva (Feri dan Jones dalam
Masidonda, Maski, dan Idrus, 1999) dalam Asuhanrembulan (2008).
Ukuran perusahaan juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan struktur modal. Perusahaan besar dapat mengakses pasar modal dan
dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki
fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana atau permodalan
(Wahidahwati 2000 dalam Nisa Fidyan, 2003) dalam Asuhanrembulan (2008).
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal didasarkan pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan, kecenderungan untuk
menggunakan hutang menjadi semakin besar (Asuhanrembulan, 2008).

2.2.4. Profitability
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan
hutang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan (Asuhanrembulan, 2008). Arifin
(2001) dalam Asuhanrembulan (2008)

menyatakan bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan utang yang relatif kecil profitabilitas adalah hasil bersih dari
berbagai kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto, 1993), sedangkan Machtoedz
(1994) dalam Eko (2006) mendefinisikan profitabilitas sebagai suatu indicator
kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan
(Asuhanrembulan, 2008).
Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yangdiinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Myers
(1984) dalam Taswan (2008) menyatakan bahwa manajer mempunyai pecking
order didalam menahan laba sebagai pilihan pertama, diikuti oleh pembiayaan
dengan hutang, kemudian dengan equity. Dengan demikian terdapat hubungan
negatif antara profitabilitas dengan debt ratio. Hasil studi Moh'd et al (1998),
Myers (1984) dan Jensen et at (1992) menemukan bahwa firm profitability
mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan debt ratio.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:
a.

menurut Helfert (2003:126) “profitability is the effectiveness with which
management has employed both the total assets and the net assets as
recorded on the balance sheet”,

b.

menurut Greuning (2005:29) “profitabilitas adalah suatu indikasi atas
bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan,
modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”.
Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat

disimpulkan

bahwa

profitabilitas

adalah

kemampuan

perusahaan

untuk

menghasilkan laba. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas
suatu perusahaan.
a.

Gross profit margin (GPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari
setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok
penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik.

b.

Operating profit margin (OPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase
dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain
dikurangi kecuali bunga dan pajak.

c.

Net profit margin (NPM). Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur
persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari
pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

d.

Return on assets (ROA). Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan
manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

e.

Return on equity (ROE). Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang
diperoleh pemilik atas invesasi di perusahaan.

2.2.5. Pertumbuhan Asset
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar
hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang
diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan
pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak
luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih
besar daripada modal sendiri.
Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang
ditanamkan ke

dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang

dimiliki perusahaan (Robert Ang,1997). Teori free cash flow hypothesis
yang disampaikan oleh Jensen (1986) menyebutkan bahwa perusahaan
dengan kesempatan pertumbuhan yang lebih tinggi memiliki free cash
flow yang rendah karena sebagian besar dana yang ada digunakan untuk
investasi pada proyek yang memiliki nilai NPV yang positif. Manajer
dalam bisnis perusahaan dengan memperhatikan pertumbuhan

lebih

menyukai untuk menginvestasikan pendapatan setelah pajak dan
mengharapkan kinerja yang lebih baik dalam pertumbuhan perusahaan
secara keseluruhan (Charitou dan Vafeas, 1998). Menurut teori residual
dividend,

perusahaan akan membayar dividennya jika hanya tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

memiliki kesempatan

investasi yang menguntungkan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan
dan pembayaran dividen.
2.2.6. Pengaruh Profitabilitas terhadap Leverage
Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki
laba atau profit yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk
bersaing dengan perusahan yang sama. Mayer (1977) menyatakan bahwa
nilai perusahaan sebagai kombinasi antara asset yang dimiliki dan peluang
investasi. Profitabilitas yang tinggi memberikan signyal mengenai
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Sebagian dari
profitabilitas tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk
meningkatkan perusahaan. Kemudian Miles dalam Belkouwi (2001)
menyimpulkan

bahwa

beta

opsi

pertumbuhan

tergantung

pada

profitabilitas investasi di masa yang akan datang. (Gumanti, 2008:142)
Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bagi investor. Myers dalam Taswan (2008) menyatakan bahwa manajer
mempunyai

pecking order

didalam menahan laba sebagai pilihan

pertama, diikuti oleh pembiayaan dengan hutang, kemudian dengan
equity. Dengan demikian terdapat hubungan negatif antara profitabilitas
dengan debt ratio. Hasil studi Moh'd et al (1998), Myers (1984) dan
Jensen et at (1992) menemukan bahwa firm profitability mempunyai
hubungan negatif dan signifikan dengan debt ratio.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.2.7. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Leverage
Semakin besarnya ukuran perusahaan maka kebutuhan akan
dana juga akan semakin besar yang salah satunya dapat berasal dari
pendanaan eksternal yaitu hutang. Perusahaan besar memiliki keuntungan
aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan
kecil sehingga kebutuhan hutang perusahaan yang besar akan lebih tinggi
dari perusahaan kecil. Selain itu, semakin besar ukuran perusahaan maka
perusahaan semakin transparan dalam mengungkapkan kinerja perusahaan
kepada pihak luar, dengan demikian perusahaan semakin mudah
mendapatkan pinjaman karena semakin dipercaya oleh kreditur . Penelitian
yang dilakukan Homaifar dan Zietz et.al (1994), Lopez dan Francisco
(2008) menunjukkan hasil yang seragam dimana ukuran perusahaan
berpengaruh secara positif signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan.
Myers dan Mjluf seperti dikutip Moh'd et al, (1998) dalam
Masdupi (2005) komposisi atau jaminan nilai asset akan berpengaruh
positif terhadap kebijakan utang. Semakin tinggi nilai jaminan nilai
semakin mudah untuk mendapatkan pinjaman dari kreditur. Hasil studi
Moh'd et al (1998) menemukan bahwa

asset structure mempunyai

hubungan yang poitif dan signifikan dengan kebijakan utang.
2.2.8. Pengaruh Pertumbuhan Asset terhadap Leverage
Pertumbuhan asset merupakan pertumbuhhan sumber daya yang
berupa aset yang dimiliki perusahaan, diukur dari perbedaan nilai total
asset antara akhir dengan awal tahun dibagi dengan nilai total aset.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Pertumbuhan aset menunjukkan nilai jaminan dari aset perusahaan.
semakin tinggi aset perusahaan yang dijaminkan, semakin besar
kemungkinan menerbitkan lebih banyak hutang untuk memperoleh
kesempatan investasi yang lebih baik. (Soleman, 2008 : 415)
Pertumbuhan aset mempunyai pengaruh positif terhadap
kebijakan utang. Myers dalam Masdupi (2005), menyarankan manajer
untuk menggunakan pecking order untuk keputusan pendanaan. Pecking
order merupakan urutan penggunaan dana untuk investasi yaitu laba
ditahan sebagai pilihan pertama, kemudian diikuti oleh utang dan ekuitas.
Jika hal ini benar, implikasinya adalah ada hubungan negatif antara
profitabilitas perusahaan dengan

debt ratio.

Hasil Studi Moh'd et al

(1998) menemukan adanya hubungan yang negatif antara profitabilitas
dengan kebijakan utang
2.2.9. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Asset
terhadap Leverage
Lasher (2003) mengemukakan bahwa komposisi tingkat hutang /
leverage dengan ekuitas suatu perusahana akan bervarias sesuai dengan
karakteristik perusahaan dan kondisi ekonomi. Karakteristik perusahaan
adalah spesifikasi suatu perusahaan yang membedakannya dengan
perusahaan lain, yang terdiri dari pertumbuhan asset, ukuran perusahaan
dan profitabilitas perusahaan. Adanya perbedaan karakteristik perusahaan
akan menyebabkan perbedaan pada pemenuhan sumber dana perusahaan
dan leverage perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Semakin tinggi asset perusahaan yang dapat dijaminkan, maka
semakin besar kemungkinan menerbitkan lebih banyak hutang. Demikian
juga dengan ukuran perusahaan, semakin besar nilai penjualan,
memperlihatkan

semakin

besar

ukuran

perusahaan

yang

akan

mencerminkan pula semakin besar kemampuan perusahaan untuk dapat
mempertahankan keuntungan dalam membiayai kebutuhan dananya pada
masa yang akan datang.
Dalam hal ini perusahaan cenderung meningkatkan leverage
karena berkembang semakin besar. Perusahaan besar dapat dengan mudah
mengakses ke pasar modal. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal
ini disebabkan karena perusahaan mempunyai fleksibilitas yang lebih
besar untuk mendapatkan sumber dana dalam waktu yanv cepat dari
pinjaman karena perusahaan ditunjang oleh tingkat penjualan yang tinggi
sehingga leverage perusahaan makin tinggi.
Brigham dan Gapenski dalam Soleman (2010:417) menyatakan
bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap utang,
akan lebih mudah mendapatkan pinjaman karena perusahaan memiliki
asset yang lebih besar sehingga dapat digunakan untuk jaminan
memperoleh hutang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.3 Kerangka Pikir

Profitabilitas
(X1)

Leverage
(Y)

Ukuran Perusahaan
(X2)

Pertumbuhan Asset
(X3)
Uji Regresi

2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan mengacu pada landasan teori

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN ASSET DAN PROFITABILITAS TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 70

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 85

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTEK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 90

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 65

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 99

PENGARUH INFLASI, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

20 59 130

PENGARUH INFLASI, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 32

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21