EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh:
RESTIKA KANIANINGSIH 0902205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Oleh :
Restika Kanianingsih 0902205
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Restika Kanianingsih 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis.
(3)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Oleh :
Restika Kanianingsih NIM.0902205
Disetujui Dan Disahkan Oleh : Pembimbing I
Dr. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001
Pembimbing II
Asep Wahyudin, M.T. NIP. 197112232006041001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
(4)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NIP. 197506012008121001
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “efektifitas pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa di sekolah menengah kejuruan” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2015
(5)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Restika Kanianingsih, 0902205, [email protected] ABSTRAK
Permasalahan umum yang terdapat pada penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan multimedia interaktif, 2) mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa baik pada siswa kelompok atas, kelompok tengah, maupun kelompok bawah , dan 3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan dengan multimedia interaktif. Solusi dari masalah tersebut adalah dengan diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan multimedia interaktif dengan metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Komputer dan Informatika 1 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi yang dibagi dalam tiga kelompok yakni kelompok atas kelompok tengah dan kelompok bawah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa indeks nilai gain pada kelas atas sebesar 0,58, pada kelas tengah sebesar 0,50, dan pada kelas bawah sebesar 0,32, seluruhnya berada dalam peningkatan kategori sedang. Namun nilai effect size dari penelitian ini sebesar 0,13 dikategorikan sebagai efek kecil. Respon siswa pada saat melakukan pembelajaran memperoleh nilai sebesar 84,15% dikategorikan baik dan merespon positif pada pembelajaran . Berdasarkan hal tersebut maka pendekatan metakognitif tidak cukup efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Kata Kunci : Efektivitas Pembelajaran, Pendekatan Metakognitif, Multimedia Interaktif, Penguasaan Konsep, Respon Siswa.
(6)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE EFFECTIVENESS OF LEARNING USING METACOGNITIVE APPROACH STRATEGY ASSISTED BY INTERACTIVE MULTIMEDIA FOR
IMPROVING STUDENT’S MASTERY OF CONCEPT IN VOCATIONAL HIGH
SCHOOL
Restika Kanianingsih, 0902205, [email protected] ABSTRACT
Common problems which is found in this research is to 1) know the increase mastery of concept after implementation learning using metacognitive approach strategy assisted by interactive multimedia, 2) to know effectiveness from learning using metacognitive
approach strategy assisted by interactive multimedia for improving student’s mastery of
concept and 3) know the student’s responses about learning using metacognitive approach strategy assisted by interactive multimedia. The solution of this problem is by applying lesson learning using metacognitive approach strategy assisted by interactive multimedia which is using pre-experimental method with one group pretest-posttest design. The sample that used on this research was the student from the class X of computer engineering and informatics at SMK Sangkuriang 1 Cimahi devided into three groups namely top group, middle group, and bottom group. Based on the result of this reasearch, index value gain of upper class is 0,58, middle class is 0,50 and the lower class is 0.32, alltogether is on medium category. Student’s responses when was learning is well and had positive response. However the value of effect size from this research is 0,13 and categorized as small effect. Student’s responses when was learning is obtaining value of 84,15% categorized well and had positive response. Based on that result, so
metacognitive approach strategy does not effective to improve student’s mastery of
concept in vocational high school.
Key words : Effectiveness of Learning, Metacognitive Approach, Interactive Multimedia, Mastery of Concept, Student’s Response.
(7)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR RUMUS... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Batasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian ... 4
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
1.6. Hipotesis Penelitian ... 5
1.7. Definisi Operasional ... 6
1.8. Metode Penelitian ... 8
1.9. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 10
2.1. Pendekatan Metakognitif ... 10
2.2. Multimedia Interaktif ... 12
2.3. Penguasaan Konsep ... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 22
3.1. Desain Penelitian ... 22
3.2. Metodologi Pengembangan Media Pembelajaran ... 23
3.3. Prosedur Penelitian ... 25
3.4. Populasi dan Sampel ... 27
(8)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.1.Instrumen Tes ... 29
3.5.1.1.Validitas Butir Soal ... 29
3.5.1.2.Reliabilitas ... 30
3.5.1.3.Indeks Kesukaran ... 32
3.5.1.4.Daya Pembeda ... 32
3.5.2.Instrumen Angket ... 33
3.6. Teknis Analisis Data ... 35
3.6.1.Tes ... 35
3.6.1.1.Uji Normalitas ... 35
3.6.1.2.Uji Homogenitas ... 36
3.6.1.3.Uji Hipotesis ... 36
3.6.1.4.Uji Gain ... 38
3.6.1.5.Analisis Effect Size ... 39
3.6.2. Angket ... 40
3.6.3.Lembar Observasi ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1. Tahap Persiapan ... 42
4.1.1.Identifikasi awal ... 42
4.1.2.Penyusunan instrumen ... 42
4.1.2.1.Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 42
4.1.2.2.Soal ... 43
4.1.2.3.Angket ... 43
4.1.2.4.Lembar Observasi ... 43
4.2. Pengembangan Multimedia ... 44
4.2.1.Tahap Analisis ... 44
4.2.2.Tahap Desain ... 45
4.2.3.Tahap Pengembangan ... 49
4.2.4. Tahap Implementasi ... 51
4.2.5.Tahap Penilaian ... 51
4.3. Hasil dan Analisis Uji Coba Instrumen ... 52
(9)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3.2.Uji Reliabilitas ... 55
4.3.3.Uji Tingkat Kesukaran ... 55
4.3.4.Uji Daya Pembeda ... 57
4.4. Hasil dan Analisis Pretest dan Posttest ... 58
4.4.1.Analisis Data Pretest ... 59
4.4.1.1.Uji Normalitas ... 59
4.4.2.Analisis Data Posttest ... 60
4.4.2.1.Uji Normalitas ... 61
4.4.3.Uji Homogenitas ... 62
4.4.4.Uji Hipotesis ... 62
4.4.4.1.Uji Anova Satu Jalur ... 62
4.4.4.2.Uji Tukey-Kramer ... 63
4.4.5.Indeks Gain ... 65
4.4.6. Analisis Effect Size ... 66
4.5. Hasil Analisis Data Kualitatif ... 66
4.5.1.Hasil dan Analisis Angket Penilaian Respon Siswa ... 66
4.5.2.Hasil dan Analisis Lembar Observasi ... 68
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 74
5.1.Simpulan ... 74
5.2.Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(10)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
TABEL
2.1 Dimensi Proses Kognitif ... 17
2.2 Asesmen Proses Kognitif ... 20
3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ... 30
3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 31
3.3 Interpretasi Proposi Indeks Kesukaran ... 32
3.4 Interpretasi Indeks Diskriminasi Daya Pembeda ... 33
3.5 Kriteria Gain Ternormalisasi ... 38
3.6 Skala Cohen ... 39
4.1 Storyboard Multimedia Pembelajaran ... 47
4.2 Uji Validitas Instrumen Soal ... 52
4.3 Uji Reliabilitas Instrumen Soal ... 55
4.4 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal ... 56
4.5 Uji Daya Pembeda Instrumen Soal ... 57
4.6 Hasil Pretest Seluruhnya ... 59
4.7 Hasil Pretest Perkelas ... 59
4.8 Uji Normalitas Data Pretest... 59
4.9 Hasil Posttest Seluruhnya ... 60
4.10 Hasil Posttest Perkelas ... 60
4.11 Uji Normalitas Data Posttest ... 61
4.12 Uji Homogenitas Data ... 62
4.13 Uji Anova Satu Jalur ... 63
4.14 Uji Tukey-Kramer Pretest ... 63
4.15 Uji Tukey-Kramer Posttest ... 64
4.16 Tabel Hasil Uji Gain ... 65
4.17 Hasil Analisis Effect Size ... 66
4.18 Hasil Analisis Angket Respon Siswa ... 66
4.19 Indikator Angket Respon Siswa ... 68
(11)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
3.1 Desain Penelitian ... 22
3.2 One Group Pretest-Posttest Design ... 23
4.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran ... 46
4.2 Halaman Login Multimedia Pembelajaran ... 49
4.3 Halaman Daftar Pengguna Multimedia Pembelajaran ... 50
4.4 Bagan Hasil Nilai Uji Gain ... 65
(12)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR RUMUS
RUMUS
3.1 Validitas Butir Soal ... 29
3.2 Reliabilitas K-R 20 ... 31
3.3 Reliabilitas Alpha ... 31
3.4 Proporsi Indeks Kesukaran ... 32
3.5 Indeks Diskriminasi ... 33
3.6 Uji Normalitas Chi Kuadrat ... 35
3.7 Uji Homogenitas Varians ... 35
3.8 Jumlah Kuadrat Total ... 36
3.9 Jumlah Kuadrat Antar Kelompok ... 36
3.10 Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok ... 36
3.11 Rerata Antar Kelompok ... 36
3.12 Rerata Dalam Kelompok ... 36
3.13 Homogenitas Variansi (F) ... 36
3.14 Tukey-Kramer... 37
3.15 Q Cochran ... 37
3.16 Gain Skor ... 38
3.17 Gain Ternormalisasi ... 38
3.18 Eta Squared ... 39
3.19 Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 41
(13)
1
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan amanat dari Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan hak dari semua rakyat Indonesia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Di dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Proses pembelajaran di sekolah biasanya merupakan kelompok-kelompok dari rombongan belajar. Setiap rombongan belajar merupakan kelompok siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda – beda. Menurut Arikunto (2012) dalam menentukan kedudukan seorang siswa, terlebih dahulu kelas dibagi menjadi tiga kelompok kemudian dari pengelompokan itu dapat diketahui dia termasuk kelompok mana. Maka dalam setiap rombongan belajar terdapat kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan juga kemampuan rendah dalam suatu matapelajaran. Perbedaan dari kemampuan tersebut merupakan sebuah tantangan bagi pendidik agar dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan dapat ditangkap secara baik oleh seluruh kelompok siswa.
Sehingga proses pembelajaran merupakan usaha dari pendidik untuk membentuk manusia-manusia baru yang memiliki pengetahuan, penguasaan secara konsep, dan karakter yang kuat. Terlebih lagi dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, proses pembelajaran pun
(14)
2
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perlu berinovasi agar manusia-manusia yang dihasilkan pun dapat bersaing dengan baik di era teknologi ini.
Berangkat dari isu perkembangan teknologi dan informasi, perbedaan kemampuan belajar, dan proses pembelajaran yang semakin kompleks, siswa diharapkan mampu menguasai konsep-konsep di setiap materi pembelajaran yang dipelajari, baik itu pada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, kemampuan sedang, maupun kemampuan rendah. Karena dengan penguasaan konsep dalam suatu materi, siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran dan dapat mengaplikasikannya di dunia luar. Dari sinilah inovasi dalam pembelajaran harus dipergunakan, salah satunya dengan melakukan inovasi di dalam memberikan pembelajaran dengan melakukan pendekatan tertentu.
Strategi pembelajaran ataupun pendekatan pembelajaran telah banyak di temukan. Menurut Sudrajat (2009) Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Sudrajat (2009) juga membagi pendekatan menjadi dua jenis pendekatan yakni pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, dan pendekatan yang berorientasi pada guru.
Pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran sudah seharusnya berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat memahami apa yang dipelajari, berfikir tentang bagaimana cara memahami materi yang tidak dipahami, dan bagaimana cara memperbaiki kesalahan. Pendekatan yang dapat mencakup hal-hal tersebut adalah pendekatan metakognitif.
Menurut Blakey & Spence (1990) “Metacognition is thinking about thinking, knowing "what we know" and "what we don't know."”. Metakognitif
(15)
3
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketahui dan yang tidak kita ketahui. Sehingga sebagai seorang pendidik, kita merangsang peserta didik untuk lebih paham terhadap materi pembelajaran dengan cara berfikir dan mengetahui apa yang peserta didik pelajari.
Pada penelitian sebelumnya mengenai pendekatan metakognitif, Nuraisyah (2009) menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk pencapaian kemampuan koneksi matematik antara siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan pendekatan metakognitif dengan siswa yang pembelajarannya secara konvensional.
Pada penelitian lain, menurut Yunita (2010) tingkat pencapaian kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognitif tidak berbeda secara berarti dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika secara konvensional, namun dapat membuka peluang bagi pengembangan aspek kemampuan kognitif lainnya.
Menurut Rakman (2010) menyimpulkan bahwa tingkat pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMA yang mendapat pembelajaran matematika dengan menggunakan Pendekatan Metakognitif lebih baik daripada siswa SMA yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional.
Dari hasil penelitian terdahulu tersebut peneliti memutuskan untuk menggunakan pendekatan metakognitif sebagai pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya sebagai bagian dari inovasi pembelajaran. Menurut De Porter (1992) dalam Munir dan Zaman (1999) manusia memiliki potensi untuk berkembang (potential for growth) hampir tidak terbatas, namun kita hanya memanfaatkan sebagian kecil saja kemampuan tersebut. Oleh karena itu,selain membuat inovasi melalui pendekatan, media pembelajaran pun merupakan suatu inovasi baru dalam pembelajaran. Inovasi yang dapat dilakukan adalah menambah alat pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif agar peserta didik lebih tertarik untuk memperhatikan materi pembelajaran.
(16)
4
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Multimedia interaktif sendiri digunakan untuk membantu proses pembelajaran, sehingga menunjang pembelajaran agar lebih menarik.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana efektifitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif yang berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa pada sekolah menengah kejuruan untuk kompetensi keahlian teknologi komunikasi dan informasi dalam matapelajaran peminatan yakni pemrograman web untuk kelas X. 1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di poin sebelumnya, maka permasalahan umum dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dengan berbantuan multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep pada siswa? 2. Bagaimana keefektifan dari pembelajaran dengan pendekatan metakognitif
yang berbantuan dengan multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada diri siswa baik siswa kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif dengan berbantuan multimedia interaktif?
1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian tidak melebar, maka masalah yang diteliti dibatasi dengan poin-poin berikut:
1. Penerapan pembelajaran dilakukan pada mata pelajaran Pemrograman Web, materi HTML dasar.
2. Kemampuan siswa yang diteliti adalah penguasaan konsep yang melingkupi ranah menganalisis (c4), mengevaluasi (c5), dan mencipta (c6) (Anderson & Krathwohl, 2010).
3. Siswa yang diteliti adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan kompetensi keahlian Teknologi Komunikasi dan Informasi kelas X.
(17)
5
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.4.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pemaparan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan dengan multimedia interaktif tersebut.
2. Untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan dengan multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada diri siswa baik siswa pada kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan dengan multimedia interaktif.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam penguasaan kelas dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif dalam pemanfaatannya untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam diri siswa.
2. Bagi Guru
Dapat membantu guru dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa-siswanya di kelas sebagai penunjang dalam keberhasilan pembelajaran di kelas.
3. Untuk Siswa
Dapat membantu siswa dalam meningkatkan penguasaan konsepnya, sehingga memiliki penguasaan konsep yang baik dalam matapelajaran, dan tidak tertinggal dalam matapelajaran tersebut.
(18)
6
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.6.Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Terdapat keefektifan dalam pembelajaran dengan pendekatan metakognitif
yang berbantuan dengan multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada diri siswa.
2. Tingkat keefektifan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan multimedia interaktif sama besar terhadap siswa kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah.
1.7.Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari penelitian ini diantaranya: 1. Efektifitas
Efektifitas pada penelitian ini mengacu pada kriteria sebagai berikut: a. Pembelajaran dikatakan efektif apabila ketuntasan belajar siswa
75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 70 pada data posttest. b. Strategi pembelajaran berbantuan multimedia pembelajaran
tersebut dikatakan efektif apabila respon siswa setelah pembelajaran adalah positif.
c. Tingkat efektivitas ditunjukkan oleh nilai dari effect size yang didapat dalam satuan tertentu yang dapat diintrepretasikan kedalam skala Cohen.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila jika minimal dua dari tiga kriteria dari efektivitas tersebut terpenuhi.
2. Pendekatan Metakognitif
Menurut Blakey & Spence (1990) “Metacognition is thinking about thinking, knowing "what we know" and "what we don't know."”.
Metakognitif merupakan cara berfikir tentang berfikir, mengetahui tentang apa yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui. Sehingga sebagai seorang pendidik, kita merangsang peserta didik untuk lebih
(19)
7
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
paham terhadap pembelajaran dengan cara berfikir dan mengetahui apa yang peserta didik pelajari.
3. Multimedia Interaktif
Menurut Munir (2001:17) dalam Tapilouw dan Setiawan (2008) Multimedia juga diartikan sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari hardware dan software yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik dan animasi dengan suara, teks, data yang dikendalikan dengan program komputer.
4. Penguasaan Konsep
Dikutip dari http://bukupembelajaran.wordpress.com Konsep adalah suatu satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama Winkel (1991). Sementara Dahar (1989) mendefinisikan konsep sebagai batu-batu landasan berpikir, yang diperoleh melalui fakta-fakta dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Wollfold & Nicolish (2004) dalam Juliana (2009) mendefinisikan konsep sebagai kategori yang digunakan untuk mengelompokkan peristiwa, ide, atau obyek yang serupa atau merupakan abstraksi, kreasi pikiran untuk mengorganisasi pengalaman Adapun yang dimaksud dengan penguasaan konsep menurut Winkel (1991) adalah pemahaman dengan menggunakan konsep, kaidah dan prinsip. Dahar (2003) mendefinisikan penguasaan konsep sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan definisi penguasaan konsep yang lebih komprehensif
(20)
8
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikemukakan oleh Bloom (dalam Rustaman et al., 2005) yaitu kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya.
1.8.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini yaitu penelitian pra eksperimental dengan metode one group pretest-posttest karena ingin mengetahui adanya keefektifan peningkatan penguasaan konsep siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan metakognitif.
1.9.Sistematika Penulisan
Penulisan dari skripsi ini terdiri dari 5 BAB yang tersusun sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sitematika penulisan dari skripsi ini. Pada bab ini penulis memaparkan beberapa pendahuluan mengapa memilih judul skripsi ini dan penjelasan singkat tentang skripsi ini.
BAB II Kajian Teori
Berisi tentang teori-teori yang memiliki hubungan dengan penelitian dan penulisan dari skripsi ini. Teori-teori yang diberikan berkaitan dengan kajian pembelajaran, pendekatan metakognitif, multimedia interaktif, penguasaan konsep, dan metode penelitian.
(21)
9
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berisi tentang pemaparan metode-metode yang akan dilakukan dalam penelitian yang berkaitan dengan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif agar dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang hasil-hasil dan evaluasi dari penelitian tentang efektifitas pendekatan metakognitif berbantuan dengan multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa.
BAB V Penutup
Berisi mengenai hasil kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini dan juga saran serta rekomendasi untuk peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan pendekatan metakognitif.
(22)
22
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Desain PenelitianPelaksanaan penelitian ini juga memiliki desain penelitian atau tahapan-tahapan yang dialami oleh peneliti. Tahapan – tahapan penelitian yang dilalui oleh peneliti sesuai dengan Arikunto (2006), adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Memilih Masalah
Studi Pustaka
Merumuskan Masalah
Merumuskan Metode Penelitian (One Group Pretest-Posttest Design)
Merumuskan Hipotesis
Menentukan dan Menyusun Instrumen
Penelitian dan Mengumpulkan Data
Analisis Data
Menarik Kesimpulan Membuat Soal Pretest dan Posttest
Membuat Multimedia Pembelajaran (Pengembangan Sesuai dalam Munir(2012)) Membuat Angket dan Lembar Observasi
(23)
23
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimental design dengan menggunakan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design.
Menurut Sugiono (2013), Dikatakan pre eksperimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
Gambar 3.2 One Group Pretest design
Menurut Arikunto (2006), desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design melakukan observasi sebanyak dua kali, yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1), disebut
pre-test, observasi sesudah eksperimen (O2), disebut post-test, dan X merupakan
eksperimen yang dilakukan.
3.2.Metodologi Pengembangan Media Pembelajaran
Seperti yang telah dijelaskan di kajian teori pada bab sebelumnya, proses pengembangan multimedia pembelajaran terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan tahapan pengembangan multimedia dalam pendidikan menurut Munir (2012). Berikut ini akan menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti untuk membuat sebuah multimedia pembelajaran.
(24)
24
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.1. Tahap Analisis
Pada tahap ini peneliti menganalisis secara umum penggunaan multimedia tersebut. Studi literatur awal juga diperlukan peneliti untuk memahami bagaimana agar multimedia dapat membantu pembelajaran dan dapat digunakan di dalam pembelajan secara optimal. Selain itu peneliti juga melakukan analisis terhadap sarana sekolah sebagai tempat penelitian dan juga siswa yang akan menjadi objek dari penelitian tersebut. Multimedia tersebut akan digunakan untuk membantu dalam pembelajaran siswa SMK. Siswa tersebut diharapkan mampu menggunakan multimedia tersebut, guru hanya membantu mengarahkan penggunaan multimedia tersebut.
3.2.2. Tahap Desain
Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan awal dalam mendesain suatu multimedia pembelajaran setelah menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam suatu multimedia. Pembuatan unsur-unsur desain dari sebuah multimedia seperti sistem, tampilan, materi pembelajaran, dan soal-soal, serta bahan lain untuk multimedia pembelajaran tersebut dan bagaimana cara penggunaan multimedia tersebut bagi siswa SMK.
3.2.3. Tahap Pengembangan
Setelah menganalisis kebutuhan dan mendesain sistem dan isi dari multimedia untuk pembelajaran pada siswa SMK di sekolah tersebut, tahapan selanjutnya adalah tahapan pengembangan multimedia. Desain dari multimedia yang telah selesai, dibuat alur dan jalan ceritanya dengan ditulis kedalam flowchart dan storyboard dari multimedia tersebut. Penggabungan antara bagian dari setiap unsur multimedia pun dilakukan agar menjadi suatu kesatuan sistem.
3.2.4. Tahap Implementasi
Setelah multimedia dirasa cukup baik untuk digunakan, selanjutnya multimedia diujicobakan kepada beberapa mahasiswa untuk diberi saran dan kritik untuk mengembangkan multimedia. Setelah mendapatkan beberapa saran dan kritik, selanjutnya dipilih beberapa saran dan kritik yang dapat
(25)
25
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diimplementasikan kedalam multimedia tersebut. Multimedia pun diperbaiki sesuai dengan saran dan kritik tersebut.
3.2.5. Tahap Penilaian
Setelah melalui tahap pengimplementasian lalu diperbaiki, selanjutnya multimedia diberikan kepada para ahli untuk dinilai. Penilai multimedia tersebut adalah dosen yang berasal dari Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer ataupun Program Studi Ilmu Komputer. Melalui tahap penilaian ini didapatkan keputusan layak, tidak layak, ataupun layak namun mengalami perbaikan pada multimedia yang telah dikembangkan, serta saran dan kritik terhadap multimedia yang telah dikembangkan. Setelah dinyatakan layak, maka multimedia tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
3.3.Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
3.3.1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, diantaranya adalah: 1. Studi pendahuluan mengenai pembelajaran dengan pendekatan
metakognitif berbantu multimedia interaktif dengan mengumpulkan dan membaca literatur yang ada dan penelitian sebelumnya mengenai strategi pendekatan metakognitif.
2. Menentukan dan meninjau sekolah tempat penelitian.
3. Menelaah struktur kurikulum (kompetensi inti dan kompetensi dasar) yang digunakan oleh sekolah tersebut.
4. Merumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian. 5. Menentukan hipotesis awal pada penelitian.
6. Menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitian.
(26)
26
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, soal pretest dan posttest, dan multimedia interaktif.
8. Judgemen instrumen penelitian. 9. Perbaikan instrumen penelitian
10.Pembuatan surat untuk melaksanakan pengujian instrumen dan penelitian.
11.Pengujian instrumen penelitian, dalam hal ini diuji valid atau tidaknya soal, hasil reliabilitas soal, daya pembeda soal, dan tingkat kesukaran soal.
12.Menganalisis hasil dari pengujian instrumen sehingga instrumen layak dipakai untuk pengambilan data.
13.Menentukan waktu penelitian berkordinasi dengan guru kelas tempat penelitian tersebut.
3.3.2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah:
1. Menentukan sampel kelas penelitian yang akan dijadikan kelas eksperimen penelitian.
2. Memberikan tes awal (pretest) pada siswa, untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
3. Memberi perlakuan, yakni memberikan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dengan berbantuan multimedia interaktif sebanyak empat pertemuan.
4. Memberikan tes akhir (posttest) pada siswa, untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan.
5. Memberikan angket pada siswa yang diteliti untuk mengetahui respon siswa yang diteliti.
(27)
27
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap akhir penelitian adalah: 1. Mengolah data hasil penelitian seperti pretest, posttest, dan
angket.
2. Menganalisis dan membahas hasil penelitian dan temuan-temuan yang ada dalam penelitian.
3. Menarik kesimpulan dari hasil analisis data. 4. Melaporkan hasil penelitian.
3.4.Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Menurut Sugiono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Sangkuriang 1 Cimahi yang terdiri dari 33 kelas yakni tiga kelas X Administrasi Perkantoran, tiga kelas X Akuntansi, tiga kelas X Bisnis Retail, dua kelas X Teknik Komputer dan Informatika, tiga kelas XI Administrasi Perkantoran, tiga kelas XI Akuntansi, dua kelas XI Manajemen Bisnis, tiga kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak, tiga kelas XII Administrasi Perkantoran, tiga kelas XII Akuntansi, tiga kelas XII Pemasaran, dan dua kelas XII Rekayasa Perangkat Lunak.
3.4.2. Sampel
Menurut Sugiono (2013), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel karena selain mengambil karakteristik tertentu, ukuran populasi di sekolah tersebut cukup besar sehingga jika mengambil seluruh populasi akan terbentur dengan masalah waktu, biaya, dan karakteristik yang berbeda.
(28)
28
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan cara Sampling Purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2013). Teknik ini dipakai oleh peneliti karena pada pelaksanaannya penentuan sampel berdasarkan pertimbangan dari guru matapelajaran produktif dan ketua program keahlian di sekolah tersebut. Jumlah kelas yang dipakai adalah satu kelas dengan program keahlian Teknik Komputer dan Informatika untuk dipakai sebagai objek penelitian yang diberi perlakuan dengan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif.
Pertimbangan-pertimbangan guru tersebut dalam memilih kelas tersebut menjadi sampel adalah:
1. Kelas tersebut merupakan program keahlian yang sesuai dengan permintaan peneliti.
2. Kelas tersebut cukup aktif dalam merespon pembelajaran dari guru. Berdasarkan pertimbangan tersebut, guru sekolah matapelajaran produktif dan ketua program keahlian merekomendasikan kelas X TKI 1 sebagai sampel penelitian tersebut.
Menurut Arikunto (2012) dalam menentukan kedudukan seorang siswa, terlebih dahulu kelas dibagi menjadi tiga kelompok kemudian dari pengelompokan itu dapat diketahui dia termasuk kelompok mana. Langkah untuk membagi kelas dalam tiga kelompok dijelaskan dalam Arikunto (2012) sebagai berikut:
1. Menjumlah skor seluruh siswa.
2. Mencari nilai rata-rata dan simpangan baku 3. Menentukan batas-batas kelompok.
a. Kelompok atas
Semua siswa yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata plus satu standar deviasi ke atas.
(29)
29
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD. c. Kelompok bawah
Semua siswa yang mempunyai skor -1 SD dan kurang dari itu. 3.5.Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2006) instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Penggunaan pada penelitian dijelaskan oleh Sugiono (2013) bahwa instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis instrumen yakni tes dan angket.
3.5.1. Instrumen Tes
Menurut Arikunto (2006) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Bentuk soal yang digunakan dalam instrumen tes pada penelitian ini adalah soal pilihan ganda dan essay. Agar mendapatkan kualitas soal yang baik, maka ada beberapa kriteria yang wajib dipenuhi, yakni validitas butir soal, reliabilitas soal, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
3.5.1.1. Validitas Butir Soal
Menurut Arikunto (2006) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Selain itu pula, menurut Arikunto (2012) validitas item atau validitas butir soal adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, dengan kata lain sebuah item atau butir soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Cara menghitung validitas butir soal ini adalah dengan cara mencari koefisien validitasnya. Rumus yang dapat digunakan untuk mencari koefisien validitas menurut Arikunto (2012) adalah dengan rumus korelasi product moment dengan rumus angka kasar. Berikut rumus yang digunakan:
(30)
30
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
√ ...(3.1)
Keterangan:
: koefisien korelasi dari variabel X dan variabel Y N : banyak subyek penelitian
X : nilai yang diperoleh dari tes
Y : rata-rata nilai harian
Setelah itu koefisien korelasi yang telah dihitung dapat dilihat kesejajarannya lalu dapat diintepretasika dari nilai tersebut. Menurut Arikunto (2012) adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi
Validitas Sangat Tinggi
Validitas Tinggi
Validitas Cukup
Validitas Rendah
Validitas Sangat Rendah
Tidak Valid
Sementara itu Sugiono (2013) mengemukakan bahwa bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
3.5.1.2. Reabilitas
Menurut Arikunto (2006) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Selain itu suatu tes
(31)
31
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. (Arikunto, 2012).
Rumus yang digunakan dalam mencari reliabilitas soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus K-R.20. berikut rumus K-R.20 menurut Arikunto (2012) :
...(3.2)
Keterangan:
: reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
Sementara itu untuk mencari reliabilitas soal uraian menggunakan rumus yang lain. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha (Arikunto, 2012) sebagai berikut:
...(3.3)
Keterangan:
: reliabilitas tes secara keseluruhan
: jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total
n : banyaknya item
Hasil dari koefisien reliabilitas diintrepretasikan sesuai dengan tabel intepretasi reliabilitasnya sebagai berikut:
(32)
32
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Intepretasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Reliabilitas Sangat Rendah
Reliabilitas Rendah
Reliabilitas Sedang
Reliabilitas Tinggi
Reliabilitas Sangat Tinggi
3.5.1.3. Indeks Kesukaran
Menurut Arikunto (2012) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Sebuah bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut dengan indeks kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran ini disebut dengan proporsi. Rumus untuk mencari proporsi indeks kesukaran menurut Arikunto (2012) sebagai berikut:
...(3.4) Keterangan:
P : indeks kesukaran
: banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Intepretasi Proposi Indeks Kesukaran Proporsi Indeks Kesukaran Interpretasi
Soal Sukar
Soal Sedang
(33)
33
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.1.4. Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2012) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Untuk mencari indeks diskriminasi menggunakan rumus:
...(3.5) Keterangan:
: Banyaknya peserta tes kelompok atas : Banyaknya peserta tes kelompok bawah
: Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar
: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar
D : Indeks Diskriminasi
Setelah didapat indeks diskriminasi, maka dilihat klasifikasi daya pembedanya seperti berikut (Arikunto, 2012) :
Tabel 3.4 Intepretasi Indeks Diskriminasi Daya Pembeda
Indeks Diskriminasi Interpretasi
Daya Pembeda Jelek
Daya Pembeda Cukup
Daya Pembeda Baik
(34)
34
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Semua butir pembeda buruk, soal
sebaiknya dibuang
3.5.2. Instrumen Angket
Instrumen non-tes yang digunakan adalah angket. Menurut (Sugiono, 2013) kuesioner atau angket merupakan teknik pengumplan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sementara menurut (Arikunto, 2006) kuisioner atau angket adlah pertanyaan tertulis yangdigunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuisioner atau angket yang digunakan oleh peneliti adalah kuisioner tertutup. Yang dimaksud kuisioner tertutup adalah kuisioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006).
Sebuah angket haruslah memiliki skala pengukuran. Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti adalah skala likert. Menurut (Sugiono, 2013) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial atau biasa disebut variabel penelitian. Jawaban dari tiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif.
3.6.Teknis Analisis Data
3.6.1. Tes
Data yang dianalisis berupa nilai hasil tes siswa. Nilai yang digunakan adalah nilai tes awal (pretest) dan nilai tes akhir (posttest). Peneliti melakukan pengujian statistik dibantu dengan perangkat lunak Microsoft Excel. Berikut ini merupakan langkah-langkah uji statistika yang dilakukan kepada nilai hasil tes siswa tersebut:
(35)
35
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian statistik untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data yang dimaksudkan adalah data hasil kemampuan awal siswa (pretest) dan data hasil kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan (posttest). Pengujian ini dilakukan untuk menentukan uji statistik selanjutnya.
Teknik yang digunakan untuk pengujian normalitas adalah pengujian chi-kuadrat ( ) dengan taraf signifikansi 1%. Rumus dari perhitungan chi-kuadrat adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002):
...(3.6)
Keterangan:
: chi-kuadrat hitung
: frekuensi hasil pengamatan : frekuensi hipotesis
dk : derajat kebebasan (k-1)
Setelah didapatkan hasil chi-kuadrat hitung ( ), maka bandingkan hasil chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel ( ). Apabila maka distribusi data dinyatakan normal. Namun apabila maka distribusi data dinyatakan tidak normal (Sugiono, 2013).
3.6.1.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis tidak jauh berbeda keragamannya. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett dengan taraf signifikansi 1%. Teknik ini digunakan untuk menguji homogenitas varians lebih dari dua kelompok data. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002):
(36)
36
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan ln10 = 2,303. Setelah didapatkan hasil chi-kuadrat hitung ( ), maka bandingkan hasil chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel ( ). Apabila
maka distribusi data dinyatakan homogen. Namun apabila
maka data tidak homogen.
3.6.1.3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan statistik parametris dan non parametris. Menurut (Sugiono, 2013) penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan di analisis. Jika menggunakan statistik parametris, asumsi data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, selanjutnya salah satu tes data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen. Sebaliknya statistik non parametris tidak menuntut asumsi tersebut terpenuhi.
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan analisis varians untuk mengetahui apakah varians tiap kelompok homogen atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung homogenitas variansinya adalah sebagai berikut (Sugiono, 2013):
1. Menghitung jumlah kuadrat total menggunakan rumus:
...(3.8)
2. Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan menggunakan rumus:
...(3.9)
3. Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
...(3.10)
4. Menghitung rerata (mean) kuadrat antar kelompok dengan rumus: ...(3.11)
5. Menghitung rerata (mean) kuadrat dalam kelompok dengan rumus: ...(3.12)
(37)
37
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Menghitung F hitung dengan rumus:
...(3.13)
Dengan N adalah jumlah seluruh anggota sampel dan m adalah jumlah kelompok sampel. Setelah didapatkan f hitung, lalu bandingkan Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, namun apabila Fhitung >
Ftabel maka H0 ditolak.
Setelah melakukan analisis varians, selanjutnya mencari nilai signifikansi menggunakan uji Tukey-Kramer. Menurut Klenbaum dkk (1988) dalam (Sudiah, et al., 2011) metode tukey-kramer membandingkan rata-rata populasi dengan menghitung interval perbedaan rata-rata sebagai berikut:
√ ...(3.14)
Keterangan:
: Beda Kritik
: Harga Studentized Range
: Rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok
nj : Jumlah sampel kelompok 1
nk : Jumlah sampel kelompok 2
Setelah diketahui perbedaannya, dicari beda rerata dan beda kritik tiap kelompoknya. Apabila beda rerata > beda kritik perbandingan kelompok, maka perbedaannya signifikan. Apabila beda rerata ≤ beda kritik perbandingan kelompok, maka perbedaannya tidak signifikan.
Apabila pada saat dilakukan uji statistik, syarat-syarat untuk melakukan uji statistik parametris tidak memenuhi, maka dilakukan uji statistik non parametris. Uji statistik non parametris yang dipakai adalah uji Q Cochran. Rumus yang dipakai untuk uji Q Cochran adalah (Sudjana, 2002):
(38)
38
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
...(3.15) Keterangan:
: Koefisien perbedaan
: Jumlah kelompok yang dibandingkan : Jawaban kelompok 1
: Jawaban kelompok 2 :Jawaban kelompok 3 : Jumlah jawaban responden
3.6.1.4. Uji Gain
1. Gain Skor Tes (G)
Gain adalah selisih skor postes dan pretes untuk mengetahui bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan. Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:
...(3.16) Keterangan:
G = Gain Skor
Ox = Jumlah Nilai Pretes Oy = Jumlah Nilai Postes
2. Gain Skor Ternormalisasi (<g>)
Gain Skor Ternormalisasi (<g>) dihitung untuk mengetahui efektifitas perlakuan yang diberikan. Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:
...(3.17)
Keterangan:
<g> : Nilai gain
Ox Oy
(39)
39
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor maksimum : skor maksimum soal Pretes : rata-rata preteskelas Postes : rata-rata postes kelas
Tabel 3.5 Kriteria Gain Ternormalisasi Nilai <g> (n) Kriteria
0,71 – 1,00 Tinggi
0,31 - 0,70 Sedang
0,00 - 0,30 Rendah
3.6.1.5. Analisis Effect Size
Menurut Becker (2000) Effect Size merupakan indikator yang mengukur besarnya efek dari suatu perlakuan. Ukuran Effect Size inilah yang akan dijadikan ukuran perhitungan bagaimana tingkat keefektivan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif.
Selain itu Becker (2000) juga menjelaskan bahwa ukuran effect size dalam anova adalah ukuran tingkat dasar gabungan antar efek (misalnya efek utama, interaksi, kontras linear) dan variabel dependen. Effect size ini dapat dianggap sebagai korelasi antara efek dan variabel dependen. Jika nilai dari ukuran gabungan dikuadratkan, maka dapat ditafsirkan sebagai proporsi varian dalam variabel dependen yang berkaitan dengan setiap efek. Umumnya ada empat ukuran effect size dalam anova, keempat ukuran tersebut adalah:
1. Eta squared,2
2. Partial Eta squared, p2
3. omega squared, 2 4. Korelasi antar kelas, I
Eta squared dan partial eta squared adalah perkiraan untuk menghitung tingkat gabungan untuk sampel. Omega squared dan korelasi antar kelas adalah perkiraan untuk menghitung tingkat asosiasi dalam suatu populasi.
Untuk menghitung eta squared rumusnya adalah: ̂
(40)
40
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
= Jumlah Kuadrat Antar Kelompok
Jumlah Kuadrat Total
̂ = Eta squared / Effect size
Setelah menemukan hasil dari perhitungan effect size, dapat diinterpretasikan kedalam skala Cohen dalam (Becker, 2000):
Tabel 3.6 Skala Cohen Effect Size Skala Cohen
̂ ≤ 2 Kecil (Small) ̂ ≤ 5 Sedang (Medium) ̂ ≤ 8 Besar (Large)
3.6.2. Angket
Hasil angket yang telah disebar, lalu dibuat tabulasi dan dipresentasikan jawaban dari seluruh siswa. Untuk mengolah data angket, maka angket dibuat dengan skala likert. Menurut (Sugiono, 2013) jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Penggunaan gradasinya adalah sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Menurut (Sugiono, 2013) untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor. Skor yang diberi adalah sebagai berikut, untuk pernyataan positif, Sangat Setuju diberi skor 4, Setuju diberi skor 3, Tidak Setuju diberi skor 2, dan Sangat tidak setuju diberi skor 1. Sementara untuk pernyataan negatif, Sangat Setuju diberi skor 1, Setuju diberi skor 2, Tidak Setuju diberi skor 3, dan Sangat tidak setuju diberi skor 4. Setelah itu didapatkan skor kriterium atau skor ideal dengan rumus:
(41)
41
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor ideal = skor tertinggi x jumlah butir soal x jumlah responden
Setelah angket terkumpul dan dijumlahkan, skor yang diperoleh dihitung setelah itu dipresentasikan dengan rumus:
Presentasi perolehan = (skor yang diperoleh : skor ideal) x 100%
3.6.3. Lembar Observasi
Observasi pada peneliti dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif. Pada penelitian ini, peneliti meminta satu orang observer untuk mengobservasi selama pembelajaran berlangsung. Tahapan analisis data observasi sebagai berikut:
1. Menjumlahkan keterlaksanaan indikator pembelajaran yang terdapat pada lembar observasi yang telah diisi oleh observer.
2. Menghitung presentase keterlaksanaan dengan menggunakan rumus: Presentase =
...(3.19)
Presentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar peneliti dapat memperbaiki kekurangan dalam pertemuan selanjutnya.
(42)
74
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian, analisis data dan pembahasan mengenai efektifitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep pada matapelajaran Pemrograman Web di SMK, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Terlihat dari nilai gain yang berupa selisih hasil posttest dan pretest pada kelas atas sebesar 0,58; pada kelas tengah sebesar 0,50; pada kelas bawah sebesar 0,32. Pada ke tiga kelas tersebut peningkatannya terdapat di kategori sedang.
2. Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan multimedia interaktif dinilai tidak efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada diri siswa. Terlihat dari nilai effect size
sebesar 0,13 yang dapat ditafsirkan sebagai efek kecil. Sehingga walaupun ada peningkatan dari nilai hasil belajar siswa, namun dikatakan tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajarnya.
3. Respon siswa pada saat melakukan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif baik. Terlihat dari angket respon siswa yang memperoleh 84,15% siswa merespon positif terhadap pembelajaran yang menggunakan pendekatan metakognitif dengan berbantuan multimedia interaktif.
(43)
75
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan yakni:
1. Proses pembelajaran sebaiknya selalu dilakukan dengan menggunakan multimedia interaktif karena akan menarik minat siswa saat pembelajaran.
2. Sebelum pelaksanaan pembelajaran disarankan pengajar mempersiapkan komponen pendukung pembelajaran seperti rencana pembelajaran dan sarana pembelajaran.
3. Saat pembelajaran dengan multimedia berlangsung diharapkan setiap siswa menggunakan alat pendukungnya sendiri, tidak bercampur dengan siswa lain agar siswa lebih fokus dalam pembelajaran.
4. Variabel yang terikat dalam penelitian ini adalah kognitif. Diharapkan pada penelitian selanjutnya apabila melaksanakan penelitian untuk matapelajaran yang terdapat praktikum dapat menggunakan variabel lain seperti variabel psikomotor.
5. Sebaiknya dapat membuat multimedia yang sifatnya portable atau dapat dibawa kemanapun, agar siswa dapat membawa pulang multimedia dan mengulangi pembelajarannya di rumah.
(44)
76
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Becker, L. A. (2000). Dipetik November 22, 2013, dari Universitat Hamburg:
www.jura.uni-hamburg.de/instkrim/kriminologie/mitarbeiter/enzmann/lehre/statiikrim/ef fectsizebecker.pdf
Blakey, E., & Spence, S. (1990). Developing Metacognition. ERIC Digest. hal. 1-5. Diambil kembali dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED327218.pdf Dahar, R. W. (1989). Teori - Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang Undang Republik
Indonesia Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dipetik
Desember 22, 2013, dari Kementrian Agama:
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf
Garofalo, J., & Lester, F. K. (1985, Mei). Dipetik Juni 2013, dari JSTOR: Journal for Research in Mathematics Education: www.jstor.org
Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
(45)
77
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Munir. (2012). MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Munir, & Zaman, H. B. (1999). Aplikasi Multimedia dalam Pendidikan. Jurnal Bahagian Teknologi Pendidikan, I, 1-4.
Nuraisyah, D. A. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif Terhadap Pencapaian Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Prabawa, H. W. (2009). Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMA Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di Salah Satu SMA di Kota Bandung. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Rakman. (2010). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Metakognitif untuk Mencapai Kemampuan Pemahaman Konsep dan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sudiah, Sjarkawi, & Emosda. (2011, September). Journal Online Universitas Jambi. Dipetik Desember 22, 2013, dari http://online-journal.unja.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/670/597
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sudrajat, A. (2008, September 12). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. Dipetik Agustus 2015, dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran
(46)
78
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tapilouw, F., & Setiawan, W. (2008). Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, I(2), 19-26.
Yunita, L. (2010). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif untuk Mencapai Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
(1)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor ideal = skor tertinggi x jumlah butir soal x jumlah responden
Setelah angket terkumpul dan dijumlahkan, skor yang diperoleh dihitung setelah itu dipresentasikan dengan rumus:
Presentasi perolehan = (skor yang diperoleh : skor ideal) x 100% 3.6.3. Lembar Observasi
Observasi pada peneliti dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif. Pada penelitian ini, peneliti meminta satu orang observer untuk mengobservasi selama pembelajaran berlangsung. Tahapan analisis data observasi sebagai berikut:
1. Menjumlahkan keterlaksanaan indikator pembelajaran yang terdapat pada lembar observasi yang telah diisi oleh observer.
2. Menghitung presentase keterlaksanaan dengan menggunakan rumus: Presentase =
...(3.19)
Presentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar peneliti dapat memperbaiki kekurangan dalam pertemuan selanjutnya.
(2)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian, analisis data dan pembahasan mengenai efektifitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep pada matapelajaran Pemrograman Web di SMK, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Terlihat dari nilai gain yang berupa selisih hasil posttest dan pretest pada kelas atas sebesar 0,58; pada kelas tengah sebesar 0,50; pada kelas bawah sebesar 0,32. Pada ke tiga kelas tersebut peningkatannya terdapat di kategori sedang.
2. Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang berbantuan multimedia interaktif dinilai tidak efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada diri siswa. Terlihat dari nilai effect size sebesar 0,13 yang dapat ditafsirkan sebagai efek kecil. Sehingga walaupun ada peningkatan dari nilai hasil belajar siswa, namun dikatakan tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajarnya.
3. Respon siswa pada saat melakukan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berbantuan multimedia interaktif baik. Terlihat dari angket respon siswa yang memperoleh 84,15% siswa merespon positif terhadap pembelajaran yang menggunakan pendekatan metakognitif dengan berbantuan multimedia interaktif.
(3)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan yakni:
1. Proses pembelajaran sebaiknya selalu dilakukan dengan menggunakan multimedia interaktif karena akan menarik minat siswa saat pembelajaran.
2. Sebelum pelaksanaan pembelajaran disarankan pengajar mempersiapkan komponen pendukung pembelajaran seperti rencana pembelajaran dan sarana pembelajaran.
3. Saat pembelajaran dengan multimedia berlangsung diharapkan setiap siswa menggunakan alat pendukungnya sendiri, tidak bercampur dengan siswa lain agar siswa lebih fokus dalam pembelajaran.
4. Variabel yang terikat dalam penelitian ini adalah kognitif. Diharapkan pada penelitian selanjutnya apabila melaksanakan penelitian untuk matapelajaran yang terdapat praktikum dapat menggunakan variabel lain seperti variabel psikomotor.
5. Sebaiknya dapat membuat multimedia yang sifatnya portable atau dapat dibawa kemanapun, agar siswa dapat membawa pulang multimedia dan mengulangi pembelajarannya di rumah.
(4)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Becker, L. A. (2000). Dipetik November 22, 2013, dari Universitat Hamburg:
www.jura.uni-hamburg.de/instkrim/kriminologie/mitarbeiter/enzmann/lehre/statiikrim/ef fectsizebecker.pdf
Blakey, E., & Spence, S. (1990). Developing Metacognition. ERIC Digest. hal. 1-5. Diambil kembali dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED327218.pdf Dahar, R. W. (1989). Teori - Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang Undang Republik
Indonesia Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dipetik
Desember 22, 2013, dari Kementrian Agama:
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf
Garofalo, J., & Lester, F. K. (1985, Mei). Dipetik Juni 2013, dari JSTOR: Journal for Research in Mathematics Education: www.jstor.org
Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
(5)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Munir. (2012). MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Munir, & Zaman, H. B. (1999). Aplikasi Multimedia dalam Pendidikan. Jurnal Bahagian Teknologi Pendidikan, I, 1-4.
Nuraisyah, D. A. (2009). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif Terhadap Pencapaian Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Prabawa, H. W. (2009). Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMA Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di Salah Satu SMA di Kota Bandung. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Rakman. (2010). Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Metakognitif untuk Mencapai Kemampuan Pemahaman Konsep dan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Sudiah, Sjarkawi, & Emosda. (2011, September). Journal Online Universitas
Jambi. Dipetik Desember 22, 2013, dari
http://online-journal.unja.ac.id/index.php/pedagogi/article/download/670/597 Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sudrajat, A. (2008, September 12). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. Dipetik Agustus 2015, dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran
(6)
RESTIKA KANIANINGSIH, 2015
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tapilouw, F., & Setiawan, W. (2008). Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf). Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, I(2), 19-26.
Yunita, L. (2010). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif untuk Mencapai Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.