IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

(1)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

Oleh

DEDY IRVANDY 0905647

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

IMPLEMENTASI

METODE

PEMBELAJARAN

FREE

INQUIRY

BERBANTUAN

MULTIMEDIA

INTERAKTIF

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Oleh Dedy Irvandy

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dedy Irvandy

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

DEDY IRVANDY NIM. 0905647

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Prof. Dr. Munir, M.IT. NIP. 196603252001121001

Pembimbing II,

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan diantaranya untuk mengkaji implementasi metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman siswa dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Penelitian ini mengunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian berbentuk Non-Equivalent Pretest-Postest Control Group Design. Sampel pada penelitian ini yaitu dua kelas yang masing-masing terdiri dari 34 siswa yang berasal dari SMK Negeri di Bandung. Kedua kelas diberikan pretes dan postes pemahaman. Untuk kelas eksperimen diberikan angket respon siswa terhadap minat siswa tentang metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif. Berdasarkan pengujian uji-t dengan ttabel = 1.996 diperoleh thitung = 6.013. Hasil thitung lebih besar dari pada ttabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga rerata pemahaman siswa yang belajar dengan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan n-gain diperoleh bahwa rata-rata n-gain kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, yaitu 0,46 > 0,24. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan siswa yang belajar dengan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif lebih baik daripada siswa yang belajar dengan dengan pembelajaran konvensional. Analisis data angket siswa memperlihatkan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif.

Kata kunci : free inquiry, multimedia interaktif,pemahaman siswa

IMPLEMENTATION OF FREE INQUIRY LEARNING METHOD AIDED INTERACTIVE MULTIMEDIA TO IMPROVE STUDENT

COMPREHENSION OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS Dedy Irvandy, 0905647, dedy.irvandy@student.upi.edu


(5)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Such research has the goal to study the implementation of free inquiry learning method aided interactive multimedia to improve student comprehension compared students who received conventional learning. This research using quasi-experimental methods to study design in the form of Non-Equivalent pretest-posttest control group design. The samples in this study are two classes, each consisting of 34 students from SMK in Bandung. Both classes are given pretest and posttest comprehension. For the given experimental class students 'responses to the questionnaire about the students' interest free inquiry assisted learning methods interactive multimedia. Based on testing with the t-test table = 1.996 obtained t = 6013. tresult is greater than the mean ttable H0 is rejected and H1 is

accepted. It’s mean understanding students learning with inquiry-aided learning method free interactive multimedia better than students who studied with conventional learning. Furthermore, based on the calculation of n-gain obtained that the average n-gain experiment class is greater than the control class, ie 0.46> 0.24. So it can be concluded that implementation of free inquiry learning method aided interactive multimedia better than students who studied with the conventional learning. Student questionnaire data analysis showed that students responded positively to the learning method of free inquiry assisted interactive multimedia.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 6

E.Manfaat Penelitian ... 6

F.Definisi Operasional ... 7

G.Hipotesis Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 9

A.Komputer dalam Bidang Pendidikan ... 9

B.Pengertian Belajar ... 12

C.Pengertian Pemahaman ... 15


(7)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Multimedia Pembelajaran ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

A.Metode Pengembangan Multimedia Interaktif ... 26

B.Metode Penelitian ... 30

C.Desain dan Variable Penelitian ... 31

D.Prosedur Penelitian ... 32

E.Populasi dan Sampel ... 34

F.Instrumen Penelitian ... 34

G.Analisis Uji Instrumen ... 39

H.Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A.Tahap Pengembangan Multimedia Pembelajaran ... 47

B.Analisis Data Hasil Penelitian ... 55

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A.Kesimpulan ... 71

B.Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 76


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Desain pretest dan postest ... 32

Tabel 3. 2 Klasifikasi koefisien validitas ... 35

Tabel 3. 3 Klasifikasi koefisien reliabilitas ... 36

Tabel 3. 4 Klasifikasi taraf kesukaran ... 37

Tabel 3. 5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 38

Tabel 3. 6 Tabel Hasil Uji instrumen pretes pilihan ganda ... 39

Tabel 3. 7 Tabel Hasil Uji instrumen pretes Uraian... 40

Tabel 3. 8 Tabel Hasil Uji instrumen postest pilihan ganda ... 40

Tabel 3. 9 Tabel Hasil Uji instrumen postess Uraian... 41

Tabel 3. 10 Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi ... 42

Tabel 3. 11 penafsiran data angket ... 46

Table 4. 1 Daftar rata-rata skor pretes dan postes kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 55

Table 4. 2 Rata-rata Indeks gain ternormalisasi Pemahaman ... 56

Table 4. 3 Daftar Uji Normalitas Skor Pemahaman Siswa ... 57

Table 4. 4 Daftar Uji Homogenitas Skor Pemahaman Siswa ... 58

Table 4. 5 Hasil perolehan angket respons siswa ... 61

Table 4. 6 Perbedaan karakteristik antara metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif dengan pembelajaran kovensional ... 67


(9)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia dalam Pendidikan 26

Gambar 3. 2 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan ... 27

Gambar 3. 3 Proses Desain Multimedia dalam Pendidikan ... 28

Gambar 3. 4 Proses Implementasi dan Penilaian Multimedia dalam Pendidikan. 29

Gambar 3. 5 Bagan Alur Penelitian ... 33

Gambar 4. 1 flowchart multimedia interaktif ... 51

Gambar 4. 2 Tampilan Menu Utama pada Multimedia interaktif ... 52

Gambar 4. 3 Grafik rata-rata skor pretes dan postes pemahaman kelas ekperimen dan kelas kontrol ... 56

Gambar 4. 4 Grafik Rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 57


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi, pemerintah Indonesia sebagai bagian dari negara berkembang di dunia mulai mempersiapkan diri untuk meningkatkan sumber daya manusianya, agar mereka dapat bersaing dengan sehat melawan kompetitor dari negara berkembang lainnya. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah meningkatkan SDM dibidang pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Pasal 3 disebutkan,bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mengcerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa keada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Peran guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas sangatlah penting. Di kelas guru mempunyai hak sepenuhnya untuk mengelola kelas agar materi apa yang akan disampaikannya dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Sebagai seorang yang profesional, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, namun juga ia memiliki tanggung jawab untuk mengusahakan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan optimal.

Dibeberapa sekolah terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) proses belajar mengajar masih berpusat pada guru, dimana pengetahuan yang didapat oleh siswa dalam bentuk informasi biasa atau sekedar ceramah. Dalam proses pembelajaran seperti ini, guru berperan sebagai pusat informasi sedangkan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi. Kegiatan siswa lebih banyak mendengar atau hanya menulis apa yang diinformasikan guru. Akibatnya siswa menjadi kurang aktif didalam kelas sehingga yang terjadi hanya komunikasi satu arah dan membuat siswa bosan serta mengantuk. Berdasarkan kutipan sebuah


(11)

koran radar online (12 September 2012) menyebutkan bahwa mengantuk di kelas itu bukan hanya di sebabkan oleh murid itu sendiri. Bisa jadi disebabkan oleh guru yang sangat membosankan. Misalnya dengan metode mengajar yang monoton sehingga membuat murid merasa bosan dan akhirnya mengantuk di kelas.

Pembelajaran yang hanya satu arah saja dapat membuat siswa merasa bosan dan dapat menurunkan motivasi belajar serta inisiatif siswa untuk bertanya dan mengemukakan ide. Situasi ini bertantangan dengan prinsip kontruktivisme yang memandang bahwa sebenarnya siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri. Untuk itu sangat diperlukan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti ingin mencoba alternatif lain untuk mengembangkan pemahaman siswa dalam menyerap pelajaran yang ada di kelas. Salah satunya dengan pemanfaatan metode pembelajaran yang dapat menunjang keaktifan siswa untuk lebih memahami pelajaran yang sedang berlangsung.

Menurut Bruner dalam Trianto (2009), menyatakan bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

Metode pembelajaran menempati peranan yang tidak kalah penting dari penunjang kegiatan belajar mengajar. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

Salah satu strategi pembelajaran yang bertumpu pada pembelajaran aktif adalah inkuiri. Inkuiri dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan


(12)

manusia untuk mencari atau memahami informasi. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker dalam Joyce dan Weil dalam Trianto (2009), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam kreatif berfikir dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.

Penelitian yang berkaitan dengan inkuiri ini juga telah dilakukan oleh Ali

Mahmudatussa’dah. Hasil penelitian didapatkan bahwa pendekatan inkuiri

konstektual berbasis informasi teknologi topik food additive dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis mahasiswa. Peningkatan nilai pretest ke postest dialami oleh semua sampel dengan nilai N-Gain yang berbeda-beda

(Mahmudatussa’dah, 2009).

Salah satu metode pembelajaran Inquiry adalah free inquiry. Metode pembelajaran ini sebenarnya lebih mengacu ke pembelajaran yang bersifat kontruksivisme. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator. Siklus dalam pembelajaran inkuiri adalah observasi (Observation), bertanya (Questioning), mengajukan dugaan (Hyphotesis), pengumpulan data (Data gathering), dan penyimpulan (conclussion). (Trianto, 2010: 114).

Menurut Kuhlthau (2010), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa “Inquiry is a way of learning new skills and knowledge for understanding and creating in the midst of rapid technological change. The underlying concept is considering a question or problem that prompts extensive investigation on the part of the student.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaram inquiry merupakan cara belajar keterampilan dan pengetahuan baru untuk memahami dan menciptakan sesuatu dengan perubahan teknologi yang cepat. Konsep yang mendasari pertanyaan dan masalah yang memerlukan penyelidikan bagi siswanya.

Dikemukakan juga oleh Putri (2012), bahwa kedudukan siswa dalam model free inquiry ini diberikan kebebasan dalam menyelesaikan masalah, melakukan


(13)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

percobaan, menganalisis data, serta membuat kesimpulan. Kebebasan dalam menentukan masalah memancing siswa untuk melakukan kegiatan berpikir untuk dapat menemukan masalah yang akan diujicobakan sehingga menimbulkan suatu ide yang bermacam-macam. Siswa juga akan menuangkan keberagaman ide yang unik saat melakukan analisis data dan membahas permasalahan yang dibuat.

Model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah model free inquiry atau inkuiri bebas. Gulo (dalam Trianto, 2010:166) menyatakan bahwa strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Peneliti mencoba untuk menggabungkan metode pembelajaran Free Inquiry dengan memanfaatkan media audiovisual dalam hal ini berbentuk multimedia pembelajaran sebagainya. Ini dikarenakan adanya perbedaan daya tangkap yang diterima oleh masing-masing siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif, diharapkan dapat membuat siswa yang berkemampuan rendah dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah, agar dapat mengulang kembali pelajaran tersebut dirumah. Siswa sangat dituntut keras untuk mengikuti kegiatan belajar mengajarnya oleh diri sendiri dengan pemikiran sendiri dan guru disini hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator. Metode pembelajaran Free Inquiry merupakan metode pembelajaran yang harus mengharuskan siswa terlibat dalam proses belajar, sedangkan guru hanya berperan menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa tentang materi yang diberikan dan sebagian besar perencanaan disiapkan oleh guru.

Dengan memanfaatkan kelebihan dari multimedia pembelajaran interaktif diharapkan bisa membantu keterbatasan yang dimiliki guru terutama dalam masalah waktu pengajaran, sehingga dengan adanya multimedia pembelajaran siswa dapat mempelajari kembali materi yang sudah diberikan oleh guru dengan meliha multimedia pembelajaran interaktif yang sudah dibuat baik sebelum memulai materi pelajaran, sedang berlangsung maupun sesudah materi


(14)

disampaikan. Dengan begitu bisa membantu siswa yang mengalami keterlambatan dalam menyerap ilmu yang disampaikan oleh guru didalam kelas.

Berdasarkan beberapa hal yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini akan dibahas mengenai metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif kemudian diterapkan dalam mata pelajaran Animasi 2D menggunakan Macromedia Flash 8 untuk melihat tingkat pemahaman siswa dengan menilai dari hasil belajar yang siswa peroleh. Sehingga, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Implementasi Metode pembelajaran Free Inquiry Berbantuan multimedia interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK)”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang maka dirumuskan permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini .

1. Bagaimana penerapan multimedia interaktif sebagai alat bantu pada metode pembelajaran Free Inquiry ?

2. Apakah lebih baik peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang mendapatkan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan metode pembelajaran konvensional?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif ?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan dalam penelitian ini agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran. Selain itu juga untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka permasalahan yang akan dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 5 Bandung.


(15)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan hasil pemahaman belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry pada mata pelajaran Animasi 2D .

3. Kegiatan yang diteliti adalah adanya peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Animasi 2D.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu penerapan metode pembelajaran Free Inquiry.

2. Mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman siswa dengan kelompok siswa yang mendapatkan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif lebih baik dari kelompok siswa yang mendapatkan metode pembelajaran konvensional.

3. Mengetahui bagiaman respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif .

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritirs diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut : a. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa didalam

kelas untuk mencari tahu hal-hal yang belum diketahui.

b. Sebagai salah satu cara meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari mata pelajaran Animasi 2D melalui metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif.

2. Manfaat Praktis


(16)

a. Penulis sendiri memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran TKJ dengan menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif.

b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru TKJ sebagai alternatif belajar mengajar.

c. Memberikan pengalaman langsung pada siswa sebagai objek penelitian, sehingga siswa mendapatkan kemandirian serta rasa tanggung jawab dan keberanian kepada teman-temannya dalam menyampaikan pendapatnya.

F. Definisi Operasional

1. Metode pembelajaran Free Inquiry yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu prosedur pembelajaran inquiry yang dalam prosesnya siswa berperan seperti ilmuan yang merumuskan sendiri permasalahannya dan peran guru hanya sebagai fasilitator

2. Multimedia Interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang membimbing siswa secara aktif untuk menggali kemampuannya sendiri kemudian menerapkan pengetahuan baru tersebut pada permasalahan sejenis yang lebih rumit.

3. Peningkatan pemahaman siswa yang dimaksud dalam penelitan ini adalah kemampuan menerangkan sesuatu yang dinyatakan dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, menginterpretasikan atau menarik kesimpulan misalnya tabel atau data, grafik dan sebagainya.

4. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berorientasi pada guru dan mengikuti kebiasaan yang dilakukan sekolah dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Dimana guru menjelaskan dan memberikan contoh, sementara siswa hanya memperhatikan dan mengikuti langkah yang dikerjakan guru.


(17)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Hipotesis Penelitian

H0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dengan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 = Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dengan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.


(18)

(19)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengembangan Multimedia Interaktif

Dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan multimedia. Menurut Munir (2010:195) ada 5 tahapanan pengembangan multimedia yaitu: analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian.

Gambar 3. 1 Daur Hidup Pengembangan Sistem Multimedia dalam Pendidikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai daur hidup pengembangan sistem multimedia dalam pendidikan berdasarkan Munir (2010:196) :

1. Tahap Pertama : Tahap Analisis

Pada tahap ini ditetapkan tujuan pengembangan multimedia interaktif, baik bagi pelajar, guru dan maupun bagi lingkungan. Untuk keperluan tersebut maka analisis dilakukan dengan kerjasama antara guru dengan pengembang multimedia dengan mengacu pada kurikulum yang digunakan. Alur kegiatannya digambarkan dalam bagan berikut:


(20)

Gambar 3. 2 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

Hasil dari tahap ini yaitu:

a. Materi yang akan dijadikan konten dalam multimedia pembelajaran ini yaitu mengenal program animasi macromedia flash .

b. Materi pembelajaran pada multimedia ini juga sistem evaluasi di tiap akhir pertemuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu juga dibutuhkan dukungan untuk membuat multimedia ini lebih intreaktif yang itu dengan menerapkan beberapa unsur antara: navigasi multimedia yang mudah, materi yang disampaikan jelas, tampilan multimedia yang menarik dan interaktif, adanya bantuan sebagai petunjuk penggunaan multimedia, dan kompatibel dengan perangkat komputer yang digunakan siswa.

2. Tahap kedua : Tahap Desain

Dalam tahap ini unsur-unsur yang perlu masukan dalam multimedia yang akan dikembangkan haruslah sesuai dengan desain pembelajaran.


(21)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses tahap desain ini meliputi 2 aspek desain yaitu aspek model desain instruksional dan aspek isi pengajaran yang akan diberikan seperti yang digambarkan pada gambar 3.3:

Gambar 3. 3 Proses Desain Multimedia dalam Pendidikan

a) Penentuan Materi

Materi yang dimasukan dalam multimedia sesuai dengan Standar kompetensi dan kompetsi dasar pada SMK Negeri 5 Bandung pada mata pelajaran Animasi 2 D.

b) Pembuatan Soal Evaluasi Materi Tiap Pertemuan

Evaluasi yang terdapat pada multimedia interaktif ini ada 3 buah, sesuai dengan pertemuan berlangsung.

c) Pembuatan Flowchart dan Storyboard

Setelah proses pengumpulan materi dan soal, maka langkah selanjutnya yaitu pembuatan flowchart dan storyboard, yang berfungsi sebagai rancangan awal untuk pembuatan multimedia itu sendiri.


(22)

3. Tahap ketiga : Tahap Pengembangan

Setelah Didasarkan pada desain pembelajaran, maka dibuat sebuah flowchart. Selanjutnya multimedia interaktif tersebut ddikembangkan hingga menghasilkan sebuah prototype multimedia interkatif pembelajaran. Langkah pengerjaan dalam alur pengembangan multimedia ini yaitu:

Gambar 3. 4 Proses Implementasi dan Penilaian Multimedia dalam Pendidikan

4. Tahap Keempat : Tahap Implementasi

Tahapan ini adalah lanjutan dari bagian bagian yang telah dilakukan sebelumnya. Implementasi multimedia pembelajaran disesuaikan dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Dengan begitu siswa dapat menggunakan multimedia interaktif ini didalam kelas. Informasi yang didapatkan untuk mengisi materi yang diajarkan pada multimedia ini bersumber dari bahan-bahan yang diperoleh dari buku-buku atau literaur diluar. Dalam multimedia ini juga siswa diberi kebebasan untuk mencari informasi diluar dari materi yang diberikan agar hasil yang mereka capai selama latihan jauh lebih bagus dari


(23)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi yang dicontohkan oleh peneliti sesuai dengan kreatifitas masing-masing siswa.

Tahap implementasi ini merupakan tahapan dimana multimedia interaktif yang telah dibuat diujicobakan kepada tim ahli media dan dinilai bagaimana kekurangannya, lalu apa saja yang perlu ditambahkan agar multimedia ini semakin baik. Proses pengujian ini dilakukan kepada ahli media. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kecocokan antara multimedia yang dibuat dengan analisis kebutuhan pada tahap awal. Lembar judgement terlampir.

Dalam implementasi multimedia yang bertujuan proses pembelajaran, maka multimedia mencakup beberapa fase pembelajaran free inquiry.

5. Tahap Kelima : Tahap Penilaian

Untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan dari multimedia yang telah dikembangkan, maka dilakukan tahapan penilaian. Hal ini bertujuan untuk perbaikan yang kemudian perlu dilakukan agar multimedia ini dapat digunakan dengan lebih baik

Tahap penilaian merupakan tahap untuk mengetahui kesesuaian multimedia dengan metode pembelajaran free inquiry. Penekanan penilaian ditentukan seperti untuk penilaian dalam kemampuan literasi komputer, literasi materi pelajaran dan tahap motivasi peserta didik.

B. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian metode penelitian meliputi makna yang menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian, termasuk diantaranya adalah untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dibuat diawal penelitian.

Untuk mencapai tujuan yang kita harapkan, sangat dibutuhkan suatu pendekatan dengan cara mengungkapkan masalah sesuai dengan tujuan. Cara untuk mencapai tujuan inilah yang dsebut dengan metode. Pada penelitian ini


(24)

metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan karena pada kenyataanya sulit untuk mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian. Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu. Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni.

Dalam penelitian ini , Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan berupa metode pembelajaran Free Inquiry dan kelompok kontrol yang dikenai perlakuan berupa metode pembelajaran secara konvensional. Untuk tahap selanjutnya kelompok Free Inquiry diberikan tes awal (pretest) dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya, sebelum itu soal-soal yang akan diberikan kepada kelompok Free Inquiry diujikan terlebih dahulu oleh kelas lain yang tidak diberikan perlakuan khusus atau bisa disebut sebagai kelompok control. Setelah kedua kelompok diberikan perlakuan masing-masing maka selanjutnya adalah memberikan tes akhir(postest) pada kedua kelompok tersebut. Selanjutnya skor nilai yang diperoleh baik pada saat pretest maupun pada saat postest dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis menggunakan metode statistik yang sesuai.

C. Desain dan Variable Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengguanakan metode Quasi Experimental Design karena penelitian ini menggunakan dua kelompok kelas sebagai sampel, kelompok kelas pertama disebut kelas eksperimen dan kelompok kelas lainnya disebut kelas kontrol. Kelas eksperimen pada saat pelaksanaan penelitian diberikan metode pembelajaran free inquiry dengan bantuan multimedia interaktif, sedangkan kelompok kontrol mendapat metode pembelajaran free inquiry tanpa bantuan multimedia interaktif.

Kemampuan awal diketahui dengan dilakukannya pretest, selanjutnya setelah dilaksanakannya metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional tanpa bantuan multimedia di kelas kontrol maka dilakukan perhitungan besarnya pengaruh


(25)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa SMK.

Tabel 3. 1 Desain pretest dan postest

T1X T2

T2- T2

Sugiyono (2010:116) Keterangan :

T1 : Pre Test T2: Post test

X : pemberian metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif.

Pada penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Sebelum diberikan perlakuan terhadap kelas pertama maupun kelas kedua, kedua kelompok ini diberikan pretest. Hasil yang didapatkan dari pretest ini kemudian diolah dan dibandingkan apakah rata-rata skor dan simpangan bakunya berbeda secara signifikan atau tidak.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibuat untuk memperjelas langkah dan rancangan penelitian yang dilakukan dengan sebuah kerangka penelitian. Kerangka penelitian ini sangat dibutuhkan oleh peneliti sebagai acuan untuk memperjelas langkah, alur dan rancangan penelitian yang dijelaskan dengan sebuah kerangka penelitian sebagai tahapan aktivitas penelitian secara keseluruhan. Adapun prosedur penelitian yang akan peneliti laksanakan tunjukan pada gambar 3.1


(26)

Observasi

Gambar 3. 5 Bagan Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Penentuan Masalah Penelitian

Pembuatan Instrumen

Judgement dan Uji Coba Soal

Populasi

Pemilihan Sampel

Pelaksanaan pretes

Pembelajaran dengan metode pembelajaran

free inquiry berbantuan multimedia

interaktif

Pembelajaran dengan pembelajaran konvensional

Pelaksanaan Postes

Analisis data


(27)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Populasi dan Sampel

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Negeri 5 Bandung. Karena dalam penelitian ini dibutuhkan keteraturan dalam belajar dan keadaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan peraturan sekolah yang berlaku, maka terpilihlah SMK Negeri 5 Bandung sebagai subjek penelitian. Selain itu juga untuk menerapkan free inquiry siswa seharusnya sudah pernah menerima metode inquiry yang sejenis agar siswa tidak merasa canggung dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan pertimbangan bahwa kelas X TKJ 2 dan kelas X TKJ 3 telah mendapatkan pembelajaran inquiry sebelumnya maka terpenuhilah prasyarat untuk menjadikan kelas X TKJ 2 dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas X TKJ 3 dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa sebagai keals eksperimen.

F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka dibutuhkan beberapa instrument penelitian yaitu :

1. Tes

Soal Tes bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa, data dapat diketahui melalui nilai-nilai dan penskoran. Pre-tes dilakukan terhadap kelas eksperimen sebelum pelaksanaan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif yang bertujuan untuk mengetahui data tentang kemampuan awal siswa. Selain itu juga pretest dilakukan terhadap kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional dengan soal yang sama. Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian, agar instrumen yang digunakan berkualitas baik.

Untuk memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik, instrumen yang telah diuji cobakan dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran, sehingga akan diketahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian.


(28)

a. Uji validitas Instrumen

Uji validitas berkenaan dengan ketepataan alat ukur terhadap konsep yang di ukur. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:136) validitas adlah suatu ukuran menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Alat ukur yang kurang valid berate memilik validitas rendah.

Untuk menguji validitas item instrumen pada penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑

(Suharsimi Arikunto, 2006:170) (3.1) Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

X = skor tiap item dari tiap responden

Y = skor total seluruh item dari tiap responden

∑X = jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba ∑Y = jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden

N =jumlah responden uji coba

Tabel 3. 2 Klasifikasi koefisien validitas

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat derajat atau konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan apakah dengan pertanyaan,

Koefisien Validitas Keterangan

0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi

0,60 ≤ rxy <0,80 Validitas tinggi

0,40 ≤ rxy < 0,60 Validitas cukup

0,20 ≤ rxy < 0,40 Validitas rendah


(29)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil yang sama bila di teskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin,2011:258).

Untuk menguji reliabilitas butir soal pilihan ganda digunakan rumus K-R 21 berikut:              t kV M k M k k

r 1 ( )

1

11 (3.2)

Keterangan :

k = banyaknya butir soal M = rata-rata skor seluruh butir Vt = varians total

(Arikunto, 2005 : 103)

Untuk menguji reliabilitas butir soal uraian menggunakan rumus Alpha berikut :

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas K = banyaknya butir soal

∑σ12 = jumlah varians butir

σ1 = varians total

Tabel 3. 3 Klasifikasi koefisien reliabilitas Koefisien Reliabilitas Keterangan

0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,70 ≤ r11 <0,90 Reliabilitas tinggi

0,40 ≤ r11 < 0,70 Reliabilitas cukup

0,20 ≤ r11 < 0,40 Reliabilitas rendah


(30)

c. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks. SEmakin besar indeks tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin mudah. (Arifin, 2011:134).

X

J B

P (3.4)

Keterangan

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab benar Jx = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3. 4 Klasifikasi taraf kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan 1,00 ≤ P< 0,30 Sukar

0,30 ≤ P< 0,70 Sedang

0,70 ≤ P< 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

Nana Sudjana (1996:140) mengungkapkan mengenai daya pembeda soal sebagai berikut :

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu ( tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.

Formulasi daya pembeda item dapat ditulis sebagai berikut :

(3.5) (Suharsimi Arikunto, 2002:213)


(31)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Indeks diskriminasi yang ideal adalah sebesar mungkin mendekati angka 1. Sedangkan indeks diskriminasi yang berada disekitar 0 menunjukan bahwa item tersbut mempunyai daya dikriminasi yang rendah sedangkan harga d yang negative menunjukan bahwa item tersebut tidak ada gunanya sama sekali.

Tabel 3. 5 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi

DP≤0,00 Sangat jelek

0,00<DP≤0,20 Jelek

0,20<DP≤0,40 Cukup

0,40<DP≤0,70 Baik

0,70<DP≤1,00 Sangat baik

(Arikunto, 2012:232) 2. Angket

Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah untuk mengukur sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia Interaktif. Angket ini diberikan pada saat akhir pembelajaran/posttest. Jenis angket yang digunakan yaitu angket skala sikap model likert dengan pilihan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.


(32)

G. Analisis Uji Instrumen

Instrumen penelitian yang diujicobakan berupa soal tes tertulis pada saat pretes dan postes. Tes yang diberikan yaitu berbentuk 15 soal pilihan ganda dan 5 soal berbentuk uraian. Setiap jawaban pilihan ganda yang benar mendapat skor 1 dan jika jawaban salah atau kosong mendapat skor 0. Nilai total untuk pilihan ganda jika menjawan seluruh soal dengan benar maka akan memperoleh skor 15. Sedangkan untuk soal uraian, jika benar maka mendapat skor 20, maka nilai total untuk uraian skor totalnya juga adalah 100. Uji instrument ini meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran butir soal.

Tabel 3. 6 Tabel Hasil Uji instrumen pretes pilihan ganda No Indikator

Pemahaman

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran Ket

Koef Validitas

Interpretasi Indeks DP

Interpretasi Indeks

Kesukaran

Interpretasi

1. Translasi 0.46 Sedang 0.56 Baik 0.39 sedang Digunakan 2. Interpretasi 0.50 Sedang 0.33 Cukup 0.28 sukar Digunakan 3. Translasi 0.45 Sedang 0.56 Baik 0.39 sedang Digunakan 4. Interpretasi 0.41 Sedang 0.44 Baik 0.44 sedang Digunakan 5. Interpretasi 0.67 Tinggi 0.90 Baik Sekali 0.44 sedang Digunakan 6. Interpretasi 0.39 Rendah 0.33 Cukup 0.50 sedang Digunakan 7. Interpretasi 0.67 Tinggi 0.89 Baik Sekali 0.56 sedang Digunakan 8. Ekstrapolasi 0.60 Sedang 0.89 Baik Sekali 0.56 sedang Digunakan 9. Translasi 0.69 Tinggi 1 Baik Sekali 0.50 sedang Digunakan 10. Interpretasi 0.50 Sedang 0.67 Baik 0.44 sedang Digunakan 11. Interpretasi 0.44 Sedang 0.44 Baik 0.44 sedang Digunakan 12. Ekstrapolasi 0.48 Sedang 0.67 Baik 0.56 sedang Digunakan 13. Ekstrapolasi 0.22 Rendah 0.33 Cukup 0.72 mudah Digunakan 14. Esktrapolasi 0.39 Rendah 0.56 Baik 0.50 sedang Digunakan 15. ekstrapolasi 0.39 Rendah 0.44 Baik 0.44 sedang Digunakan


(33)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil perhitungan untuk reliabilitas soal pilihan ganda pretes yang tediri dari soal pemahaman secara keseluruhan diperoleh nilai sebesar 0.9 yang artinya reliabilitas sangat tinggi, sedangkan untuk uraiannya sebesar 0,63 yang artinya reliabilitas cukup

Tabel 3. 7 Tabel Hasil Uji instrumen pretes Uraian No Indikator

Pemahaman

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran Ket Koef

Validitas

Interpretasi Indek s DP

Interpretasi Indeks Kesukaran

Interpretasi

1. Ekstrapolasi 0.48 Sedang 0.42 Baik 0.46 Sedang Digunakan 2. Ekstrapolasi 0.67 Tinggi 0.47 Baik 0.32 Sedang Digunakan 3. Ekstrapolasi 0.58 Sedang 0.31 Cukup 0.38 Sedang Digunakan 4. Esktrapolasi 0.70 Tinggi 0.56 Baik 0.42 Sedang Digunakan 5. Ekstrapolasi 0.77 Tinggi 0.56 Baik 0.28 Sukar Digunakan

Tabel 3. 8 Tabel Hasil Uji instrumen postest pilihan ganda No Indikator

Pemahaman

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran Ket

Koef Validitas

Interpretasi Indeks DP

Interpretasi Indeks Kesukaran

Interpretasi

1. Translasi 0.47 Sedang 0.44 Baik 0.44 sedang Digunakan 2. Interpretasi 0.56 Sedang 0.78 Baik Sekali 0.50 sedang Digunakan 3. Translasi 0.41 Sedang 0.67 Baik 0.44 sedang Digunakan 4. interpretasi 0.37 Rendah 0.56 Baik 0.39 sedang Digunakan 5. interpretasi 0.57 Sedang 0.56 Baik 0.50 sedang Digunakan 6. interpretasi 0.37 Rendah 0.67 Baik 0.44 sedang Digunakan 7. Interpretasi 0.31 Rendah 0.44 Baik 0.22 sukar Digunakan 8. Ekstrapolasi 0.46 Sedang 0.44 Baik 0.44 sedang Digunakan 9. Translasi 0.48 Sedang 0.67 Baik 0.33 sedang Digunakan 10. Interpretasi 0.38 Rendah 0.44 Baik 0.44 sedang Digunakan 11. interpretasi 0.62 Tinggi 0.78 Baik Sekali 0.50 sedang Digunakan 12. ekstrapolasi 0.45 Sedang 0.44 Baik 0.78 mudah Digunakan 13. ekstrapolasi 0.51 Sedang 0.78 Baik Sekali 0.39 sedang Digunakan 14. Esktrapolasi 0.47 Sedang 0.67 Baik 0.56 sedang Digunakan 15. ekstrapolasi 0.46 Sedang 0.56 Baik 0.72 mudah Digunakan


(34)

Sedangkan untuk hasil dari perhitungan reliabilitas soal pilihan ganda posttest yang tediri dari soal pemahaman yang berjumlah 15 secara keseluruhan diperoleh nilai sebesar 0.82 yang menurut klasifikasi penafsiran artinya reliabilitas tinggi.

Tabel 3. 9 Tabel Hasil Uji instrumen postess Uraian No Indikator

Pemahaman

Validitas Daya Pembeda Indeks Kesukaran Ket

Koef Validitas

Interpretasi Indek s DP

Interpretasi Indeks Kesukaran

Interpretasi

1. Ekstrapolasi 0.82 Sangat tinggi

0.67 Baik 0.42 Sedang Digunakan

2. Ekstrapolasi 0.65 Tinggi 0.53 Baik 0.38 Sedang Digunakan 3. Ekstrapolasi 0.67 Tinggi 0.44 Baik 0.39 Sedang Digunakan

4. Esktrapolasi 0.78 Tinggi 0.50 Baik 0.33 Sedang Digunakan 5. Ekstrapolasi 0.47 Sedang 0.25 Cukup 0.18 Sukar Digunakan

Selanjutnya, untuk hasil dari perhitungan reliabilitas soal uraian posttest yang tediri dari soal pemahaman yang berjumlah 5 secara keseluruhan diperoleh nilai sebesar 0,67 yang artinya reliabilitasnya cukup.

H. Teknik Analisis Data

Data yang didapat dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Karena data yang diperoleh melalui instrumen merupakan data kuantitatif maka pengolahannya melalui teknik statistik. Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam menganilis data secara garis besar terdiri dari berbagai langkah, yaitu :

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari haris pretes dan postes. Data hasil tes tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemahaman siswa yang menggunakan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif dengan siswa yang menggunakan metode


(35)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran free inquiry tanpa banuan multimedia ineraktif. Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menghitung skor mentah menjadi nilai 1) Analisis Data Indeks Gain

Indeks gain atau gain ternormalisasi digunakan untuk mengetahui kategori peningkatan pemahaman siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah rumus gain ternormalisasi(n-gain) yang dikembangkan oleh Meltzer yang diformulasikan dalam bentuk berikut:

skorpretes um

skormaksim

skorpretes skorpostes

indeksgain

 

 (Meltzer, 2002:1260)

Tabel 3. 10 Kriteria Indeks Gain Ternormalisasi Nilai g Interpretasi

g > 0.7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,70 Sedang

g < 0.30 Rendah

2) Uji Prasyarat a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap data tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika normal maka dilanjutkan ke uji homogenitas varians untuk menunjukkan uji parametrik yang sesuai. Namun jika data tidak berdistribusi normal maka langsung diuji perbedaan 2 rerata(uji non parametric). Untuk menguji normalitas digunakan uji Chi-Kuadrat.

Langkah-langkah uji normalitas : 1) Mencari rentang (R)


(36)

R = skor tertinggi – skor terendah (3.9) 2) Menentukan banyaknya kelas interval

BK = 1 + 3,3 log n (Sudjana 2005:47) (3.10) 3) Menentukan rentang interval

(P)

BK R

P (3.11)

Keterangan:

P = rentang interval R = rentang

BK = banyak kelas (Sudjana 2005:47)

4) Membuat daftar distribusi frekuensi 5) Menghitung mean

i i i f x f x (3.12) (Sudjana 2005:50)

6) Menghiung nilai varians (S2)

) 1 ( ) ( 2 2 2   

n n x f x f n

S i i i i (3.13)

(Sudjana, 2005:55)

7) Membuat tabel distribusi nilai yang diperlukan dalam chi-kuadrat

8) Batas kelas interval 9) Nilai baku Z score

x

s X X

Z   (3.14)

(Sudjana, 2005:86)

10) Mencari harga frekuensi harapan (fe) 11) Menentukan chi kuadrat (X2)


(37)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

  h h f f f X 2 0

2 ( )

(3.15) (Sudjana, 2005:76)

Penentuan normalitas

Jika X2 hitung < X2 tabel = data berdistribusi normal Jika X2 hitung > X2 tabel = data tidak berdistribusi normal b) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki penguasaan yang relative sama atau varians yang sama. Uji homogenitas dilakukan uji Levene 2 2 2 1 S S

F  (3.16)

(Sudjana, 2005:137) S12 = Varians bedar S22 = varians kecil Kriteria pengujian

Fhitung < Ftabel = data skor tes kedua kelompok homogeny Fhitung > Ftabel = data skor tes kedua kelompoktidak homogen c) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata skor secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jika data memenuhi asumsi distribusi normal dan memiliki varian yang homogen maka pengujiannya menggunakan uji-t, dengan rumus sebagai berikut: 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n x n n s n s n x x t         (Sudjana, 2005:146) Keterangan


(38)

1

x nilai rerata kelas eksperimen

2

x nilai rerata kelas kontrol

s12 = Varians kelas eksperimen s22 = varians kelas kontrol

n1= jumlah siswa kelas eksperimen n2= jumlah siswa kelas kontrol

Dari perhitungan akan didapatkan t hitung yang akan dibandingkan dengan t tabel. Jika t hitung > t tabel maka hipotesis diterima.

Untuk data dua sampel bebas yang berdistibusi normal namun tidak homogen maka uji hipostesis menggunakan uji-t’(Sudjana, 2005), yang dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut

̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √( )

Kriteria pengujian H0 diterima jika t’ hitung < t’ tabel. Sedangkan untuk data dua sampel bebas yang berdistribusi tidak normal, maka uji hipoteisis menggunakan uji statistic non parametric yaitu uji U.Mann Whitney.

2. Pengolahan Data Kualitatif a. Pengolahan Data Angket

Karena menggunakan skala likert. Setiap jawaban diberi bobot skor tertentu yaitu untuk pertanyaan favorable 1(STS), 2(TS), 3(RR), 4(S), 5(SS) dan sebaiknya untuk pertanyaan unfavorable diberi skor 1(SS), 2(S), 3(RR), 4(TS), 5(STS). Jika rerata skor subjek lebih besar dari 3 maka dan semakin mendekati 5 makan sikap responden semakin posited sedangkan jika rerata mendekati 1 berarti sikap responden semakin negative.


(39)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Prosentasi dalam angket diketahui dengan perhitungan

% 100 x n f

P (3.18)

Keterangan :

P=Presentase jawabab f=frekuensi jawaban n=banyaknya siswa

penafsiran data angket menurut Hendro (dalam Nurhasanah, 2009:36) Tabel 3. 11 penafsiran data angket

Kisaran persentase jawaban Tafsiran

P=0% Tak seorangpun

0%<P<25% Sebagian kecil

25%≤P<50% Hampir setengahnya

P=50% Setengahnya

50%<P<75% Sebagian besar 75%<P<100% Hampir seluruhnya


(40)

(41)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh pada pretest, posttest, dan angket yang dilaksanakan di SMK Negeri 5 Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan, metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dapat diterapkan dengan baik pada mata pelajaran Animasi 2D di SMK.

2. Peningkatan pemahaman siswa yang mendapat metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan uji-t pada skor postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Selain itu dibuktikan juga dengan hasil n-gain kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol.

3. Respon siswa terhadap metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif ini secara umum postif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan pembelajaran Animasi 2D guru diharapkan menjadikan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi siswa dan guru, maka diharapkan penerapan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran Animasi 2D di SMK..


(42)

berbantuan multimedia interaktif ini hingga pada interaksi antara variabel independennya.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada materi Animasi 2D data di SMK. Diharapkan peneliti lainnya untuk mengembangkan pembelajaran metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif pada materi pelajaran lainnya.


(43)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arbivirus. (2009). Komputer Dalam Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://arbiv irus.wordpress.com/about/

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arsyad, M.Azhar.(2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azhari, Muhammad (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dan Adopsi Informasi Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi Siswa Mts Negeri Stabat. Thesis Jurusan Teknik Pendidikan – Unimed. [Online]. Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Master-537/537/ inkuiri-bebas

Dahar R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta:Erlangga

Green, Timothy D & Abbie Brown. (2002). Multimedia Projects in the Classroom. California : Corwin Press.

Happy. (2011). Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia: http://fisikahappy. wordpress.com/2011/12/31/pembelajaran-inkuiri


(44)

Hasan,Chalidjah. (1994). Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : AL-Ikhlas

Ibrahim & Nana Sudjana. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Kuhlthau, Carol Collier. (2010). Guided Inquiry: School Libraries in the 21Century. School Libraries Worldwide : January 2010, Volume 16, Number 1, 17-28

Moh. Surya. (1997). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB-IKIP Bandung.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurkanca, Wayan. Sunartana, (1983). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Putri, Anggarita. (2012). Model pembelajaran free inquiry (inkuiri bebas) Dalam pembelajaran multirepresentasi Fisika di MAN 2 Jember. Jurnal

Pembelajaran Fisika (JPF). Jember: Diterbitkan oleh Program Studi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember

Raka, Mang. (12 September 2012). Kelas Membosankan Bikin Ngantuk. Radar Karawang Online. [Online]. Tersedia: http://www.radar-karawang.com/2012/09/kelas-membosankan-bikin-ngantuk.html

Sanjaya, Wina. (2009). Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.


(45)

Dedy Irvandy, 2013

Implementasi Metode Pembelajaran Free Inquiry Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatakan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santoso, Ras Eko Budi. (2011). Metode pembelajaran Inquiry. [Online]. Tersedia: http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/ model-pembelajaran-inquiry.html. [23 Mei 2012]

Silberman, Mel. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Diterjemahkan oleh : Sarjuli, et.al. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Sofa,Pakde. (2008). Pendekatan Inquiry dalam Mengajar. [Online]. Teresedia:

http:// massofa.wordpress.com [23 januari 2009]

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Staf UNS. (2010). Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://buning_ pap.staff.uns.ac.id/files/2010/05/kooperatif.doc . [13 Februari 2012]

Trianto. (2009). Mendesain Metode pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana

Ulpah, Maria. (2009). Penggunaan Komputer Sebagai Media Pembelajaran di Perguruan Tinggi. [Online].Tersedia:

http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/02/4-penggunaan-komputer-maria-ulpah.pdf.[13 September 2011]

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung


(46)

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh pada pretest, posttest, dan angket yang dilaksanakan di SMK Negeri 5 Bandung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan, metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dapat diterapkan dengan baik pada mata pelajaran Animasi 2D di SMK.

2. Peningkatan pemahaman siswa yang mendapat metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan uji-t pada skor postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Selain itu dibuktikan juga dengan hasil n-gain kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol.

3. Respon siswa terhadap metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif ini secara umum postif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan pembelajaran Animasi 2D guru diharapkan menjadikan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi siswa dan guru, maka diharapkan penerapan metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran Animasi 2D di SMK..


(2)

berbantuan multimedia interaktif ini hingga pada interaksi antara variabel independennya.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada materi Animasi 2D data di SMK. Diharapkan peneliti lainnya untuk mengembangkan pembelajaran metode pembelajaran free inquiry berbantuan multimedia interaktif pada materi pelajaran lainnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arbivirus. (2009). Komputer Dalam Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://arbiv irus.wordpress.com/about/

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arsyad, M.Azhar.(2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azhari, Muhammad (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dan Adopsi Informasi Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi Dan Komunikasi Siswa Mts Negeri Stabat. Thesis Jurusan Teknik Pendidikan – Unimed. [Online]. Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Master-537/537/ inkuiri-bebas

Dahar R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta:Erlangga

Green, Timothy D & Abbie Brown. (2002). Multimedia Projects in the Classroom. California : Corwin Press.

Happy. (2011). Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia: http://fisikahappy. wordpress.com/2011/12/31/pembelajaran-inkuiri


(4)

Hasan,Chalidjah. (1994). Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : AL-Ikhlas

Ibrahim & Nana Sudjana. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Kuhlthau, Carol Collier. (2010). Guided Inquiry: School Libraries in the 21Century. School Libraries Worldwide : January 2010, Volume 16, Number 1, 17-28

Moh. Surya. (1997). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB-IKIP Bandung.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurkanca, Wayan. Sunartana, (1983). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Putri, Anggarita. (2012). Model pembelajaran free inquiry (inkuiri bebas) Dalam pembelajaran multirepresentasi Fisika di MAN 2 Jember. Jurnal

Pembelajaran Fisika (JPF). Jember: Diterbitkan oleh Program Studi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember

Raka, Mang. (12 September 2012). Kelas Membosankan Bikin Ngantuk. Radar Karawang Online. [Online]. Tersedia: http://www.radar-karawang.com/2012/09/kelas-membosankan-bikin-ngantuk.html

Sanjaya, Wina. (2009). Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.


(5)

Santoso, Ras Eko Budi. (2011). Metode pembelajaran Inquiry. [Online]. Tersedia: http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/ model-pembelajaran-inquiry.html. [23 Mei 2012]

Silberman, Mel. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Diterjemahkan oleh : Sarjuli, et.al. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Sofa,Pakde. (2008). Pendekatan Inquiry dalam Mengajar. [Online]. Teresedia:

http:// massofa.wordpress.com [23 januari 2009]

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Staf UNS. (2010). Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://buning_ pap.staff.uns.ac.id/files/2010/05/kooperatif.doc . [13 Februari 2012]

Trianto. (2009). Mendesain Metode pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana

Ulpah, Maria. (2009). Penggunaan Komputer Sebagai Media Pembelajaran di Perguruan Tinggi. [Online].Tersedia:

http://insaniaku.files.wordpress.com/2009/02/4-penggunaan-komputer-maria-ulpah.pdf.[13 September 2011]

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung


(6)

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

0 1 46

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

0 3 47

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN TIK.

3 10 35

EFEKTIVITAS MODELCONCEPT ATTAINMENT BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWASEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 0 46

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

1 1 63

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK).

0 0 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED FREE INQUIRY BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PROSEDURAL SISWA SMK.

0 0 54

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - repositoryUPI S KOM 0902205 Title

0 0 4

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - repositoryUPI S KOM 0905925 Title

0 0 3

Pembelajaran melalui strategi REACT untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa sekolah menengah kejuruan

0 0 6