PENERAPAN PEER DAN SELF ASSESSMENT UNTUK PENILAIAN KINERJA SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan peer dan self assessment untuk penilaian kinerja dalam menilai kompetensi keterampilan dan pengetahuan pada praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan melalui tahap uji coba dan tahap implementasi yang dilakukan kepada siswa SMA kelas XII. Subjek penelitian untuk uji coba sebanyak 15 orang dan tahap implementasi sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peer dan self assessment ini memenuhi syarat penilaian yaitu valid dan reliabel. Validitas menggunakan perhitungan CVR dengan 5 validator sedangkan reliabilitas pada data uji coba dihitung menggunakan KR#20. Pelaksanaan peer dan self assessment terdiri dari tahap pemotivasian, pelatihan, pelaksanaan, pengkomunikasian dan feedback serta pemanfaatan hasil. Kemampuan siswa dalam melakukan self assessment terkategori sangat baik sebanyak 97,22% dan terkategori baik sebanyak 2,78% sedangkan kemampuan siswa melakukan peer assessment terkategori sangat baik sebesar 97,22% dan terkategori cukup sebanyak 2,78%. Kinerja siswa pada tahapan persiapan praktikum lebih dari 94%, pada tahapan pelaksanaan praktikum lebih dari 69%, tahapan kebersihan praktikum lebih dari 50% dan tahapan pengolahan data lebih dari 97%. Meskipun tahap pengolahan data terkategori sangat baik namun bukan berarti siswa mengolah data dengan benar. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai LKS siswa. Aspek pengetahuan siswa dalam memprediksi terbentuknya endapan terkategori cukup sebanyak 2,78%, baik sebanyak 8,33% dan sangat baik sebesar 88,89% sedangkan untuk menjelaskan hubungan Ksp dengan QSP terkategori kurang sebanyak 2,78%, cukup sebanyak 8,33%, baik sebanyak 8,33% dan sangat baik sebanyak 80,56%.
Kata kunci : Kelarutan dan hasil kali kelarutan , Peer assessment, Penilaian kinerja, Self assessment,
(2)
ABSTRACT
The research aims to determine application of peer and self assessment to performance assessment in assess the skill competency dan knowledge in solubility practicum and solubility product. The methode that used in the research is descriptive methode. The step of the research are trials and implementation that was doing to the last year student of Senior High School. The result show that this peer and self assessment are completing the research requirements, they are valid and reliable. The validity of using CVR calculation with 5 validator while the reliability of the tesst using KR #20. Implementation of peer and self assessment consist of motivating step, training, execution, communicating and feedback and utilization of result. The ability of student in doing self assessment is included very good with 97,22% and good with 2,78% while the ability of student in doing peer assessment is included good with 97,22% and enough good with 2,78%. Performance of the student in step of lab preparation more than 94%, in step of lab execution more than 69%, in step of lab hygiene more than 50% and step of data processing more than 97%. Although the data processing categorized very good but that does not mean the students process the data correctly. It can be seen from the value of the student worksheets. The knowledge aspect of the student in predicting the formation of deposits is included enough good with 2,78%, good with 8,33% and very good with 88,89% while to explain the relationship between Ksp and QSP is included deficient with 2,78%, enough good with 8,33%, good with 8,33% and very good with 80,56%.
Keywords : Peer assessment, performance assessment, Self assessment, solubility and solubility product
(3)
24 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan metodologi penelitian yang meliputi metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, alur penelitian, prosedur penelitian, serta teknik pengolahan data hasil penelitian.
A. Metode Penelitian
Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun 2014 diketahui bahwa penerapan peer dan self assessment saat ini menjadi bagian dari teknik penilaian kurikulum 2013. Fakta di lapangan yang diperoleh melalui survei lapangan diketahui bahwa peer dan self assessment lebih sering digunakan untuk menilai sikap bukan menilai kinerja. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peer dan self assessment pada penilaian kinerja serta pengungkapan kinerja dan aspek pengetahuan menggunakan peer dan self assessment. Penelitian akan lebih relevan apabila menggunakan metode deskriptif. Sukmadinata (2005, hlm. 72) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan berupa mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kinerja siswa kelas XII SMA Negeri. Praktikum yang dilakukan mengenai kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan fokus terhadap subpokok materi hubungan Ksp dengan Qsp. Penelitian dilakukan
sebanyak dua tahap yaitu tahap uji coba dan implementasi. Uji coba dan implementasi dilakukan dengan siswa yang berbeda serta lokasi yang berbeda pula. Alasan pemilihan siswa kelas XII karena siswa kelas XII telah mempelajari materi kelarutan dan hasil kelarutan. Meskipun siswa yang dijadikan subjek penelitian berada di kelas XII namun siswa tersebut belum pernah melakukan praktikum terkait materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
(4)
1) Uji coba
Pada uji coba sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII IPA di salah satu SMA negeri di Kabupaten Garut. Sampel berjumlah 15 orang dan dibagi menjadi 5 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3 orang anggota kelompok. Tahap uji coba ini dilakukan untuk mengetahui jumlah siswa yang dapat diobservasi oleh satu orang observer sehingga observer dapat secara optimal dalam melakukan penilaian; mengetahui waktu optimal dalam mengisi LKS dan melakukan praktikum; serta mengetahui keefektifan pelaksanaan self
assessment untuk menilai LKS yang telah dikerjakan.
2) Implementasi
Pada tahap ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII IPA di salah satu SMA negeri di kota Bandung yang belum pernah melakukan praktikum materi terkait. Sampel merupakan 1 kelas utuh berjumlah 36 orang siswa yang kemudian dibagi kedalam 12 kelompok dengan 1 kelompok terdiri dari 3 orang anggota kelompok.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian disusun berdasarkan kriteria pelaksanaan peer dan self
assessment serta berisi tahapan-tahapan peer dan self assessment untuk penilaian
kinerja siswa (lampiran A.5 hlm. 120). Kriteria tersebut merupakan kriteria yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Siahaan (2012). Instrumen yang digunakan diantaranya adalah :
1) Lembar peer dan self assessment untuk menilai kinerja siswa
Lembar peer dan self assessment yang digunakan berbentuk checklist. El-Koumy (2010, hlm. 9) menjelaskan bahwa faktor terpenting dalam keakuratan self
assessment yang digunakan adalah pengalaman siswa dalam melakukan penilaian.
Fakta di lapangan ditemukan bahwa banyak guru yang tidak melakukan self
assessment untuk menilai kinerja sehingga siswa kurang berpengalaman dalam
melakukan penilaian. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memilih instrumen berbentuk checklist dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam menilai. Lembar peer dan self assessment ini terdiri dari aspek kinerja yang nantinya
(5)
diharapkan muncul saat kegiatan praktikum berlangsung. Tahapan kinerja pada penelitian ini terdiri dari 4 tahapan kinerja dengan 22 aspek kinerja dan 9 sub-aspek yang diperlihatkan pada lampiran A.7 (hlm. 135) dan A.8 (hlm. 137). 2) Lembar observasi
Lembar observasi peer dan self assessment yang dibuat memuat tahapan kinerja dan aspek kinerja yang sama dengan lembar peer dan self assessment (Lampiran A.9, hlm. 136). Fungsi dari lembar observasi ini adalah sebagai pembanding dari hasil penilaian yang dilakukan oleh siswa baik peer assessment maupun self assessment.
3) Rubrik Penilaian LKS
Penilaian LKS digunakan untuk melengkapi data kinerja siswa yang diperoleh terutama pada tahap pengolahan data praktikum pada penilaian kinerja. Untuk dapat melakukan penilaian terhadap LKS, dibuatlah rubrik penilaian LKS. Rubrik penilaian LKS ini diperlihatkan pada lampiran A.4 (hlm. 113).
4) Angket
Angket yang digunakan merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan dengan kolom pilihan berupa checklist. Angket digunakan untuk mengetahui kertercapaian kriteria-kriteria dalam pelaksanaan peer dan self assessment. Angket tersebut berisi pengetahuan siswa mengenai peer dan self assessment, pelaksanaan
peer dan self assessment, kendala saat pelaksanaan peer dan self assessment serta
tanggapan siswa terhadap pelaksanaan peer dan self assessment. Angket dapat dilihat pada lampiran A.10 (hlm. 141).
5) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada beberapa orang siswa apabila ada data hasil penelitian yang belum terungkap pada lembar peer dan self assessment, lembar observasi dan angket yang didapatkan.
(6)
D. Alur Penelitian
Berikut alur penelitian yang akan dilakukan
Tahap Penyelesaian Kesimpulan
Data hasil penelitian Analisis data
Tahap Pelaksanaan Uji coba
Analisis temuan Implementasi
Tahap Persiapan Analisis terhadap
penelitian sebelumnya
Survei lapangan
Perancangan instrumen Menganalisis KI dan KD serta
analisis buku teks kimia SMA
Studi literatur mengenai
self dan peer assessment
Pengkajian kriteria pelaksanaan peer dan self assessment
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Validasi instrumen
Revisi Analisis materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan
(7)
Gambar 3.1. Alur Penelitian
E. Prosedur Penelitian
Berdasarkan alur penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat tiga tahapan dalam prosedur penelitian diantaranya tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian
1) Tahap persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah : (a) Studi literatur
Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai peer dan self assessment, mengkaji teori terkait penilaian kinerja dengan menggunakan peer dan self assessment serta mengkaji penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis KI dan KD mata pelajaran kimia berdasarkan kurikulum 2013 untuk SMA kelas XI semester II serta berbagai buku teks kimia SMA. Setelah melakukan analisis, maka ditentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan subpokok materi terfokus pada hubungan Ksp dengan Qsp.
(b) Survei lapangan
Survei lapangan ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan peer dan self assessment khususnya pada penilaian kinerja siswa serta untuk mengetahui bagaimana penilaian praktikum dilakukan terutama praktikum yang berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Survei dilakukan kepada guru kimia kelas yang mengajar kelas XI dan kelas XII di salah satu SMA negeri di kota Bandung, guru kimia kelas yang mengajar kelas X dan kelas XI di salah satu SMA negeri di kota Cimahi serta guru kimia yang mengajar kelas XI di salah satu SMA negeri di Kabupaten Garut. Data survei didapatkan melalui hasil wawancara. (Lampiran A.11, hlm. 144)
(c) Mengkaji kriteria pelaksanaan peer dan self assessment
Kriteria pelaksanaan ini merupakan kriteria pelaksanaan yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu Siahaan(2012). Kriteria pelaksanaan peer dan self
(8)
pelatihan, pelaksanaan, pengkomunikasian dan feedback. Kriteria ini kemudian dikaji dan dilakukan beberapa perubahan.
(d) Mengkaji prosedur praktikum dan LKS
Prosedur praktikum yang dipakai sebelumnya telah dikembangkan oleh Rachmawati (2012). Prosedur praktikum tersebut kemudian dikaji dan didiskusikan dengan dosen ahli kemudian dilakukan beberapa perubahan terutama pada alat dan bahan yang digunakan.
(e) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan dosen ahli, RPP yang dibuat terdiri dari 4 jam pelajaran dengan 2 kali pertemuan. Sesuai dengan kriteria pelaksanaan peer dan self assessment yang sebelumnya telah dikaji, maka pada pertemuan pertama dilakukan selama satu jam pelajaran dengan materi terfokus pada tahap pemotivasian dan pelatihan peer dan self assessment sedangkan pertemuan selanjutnya terfokus pada pelaksanaan praktikum dan penilaian peer dan self assessment.
(f) Perancangan instrumen
Pengembangan tugas (task) didasarkan pada prosedur yang sebelumnya telah dikaji. Tugas (task) kemudian didiskusikan dengan dosen ahli untuk selanjutnya dibuat instrumen penilaian peer dan self assessment.
(g) Validasi instrumen
Validasi instrumen yang dilakukan merupakan validasi isi dengan melihat kesesuaian indikator dengan tugas(task), dan kesesuaian tugas(task) dengan kriteria kinerja yang telah dibuat. Validasi isi ini dilakukan oleh lima orang validator, empat validator merupakan dosen ahli dan satu validator merupakan guru kimia pada salah satu SMA di Kota Bandung. Hasil validasi ini merupakan saran yang menyatakan valid atau tidaknya instrumen yang dibuat. Hasil validasi tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode CVR.
2) Tahap pelaksanaan penelitian (a) Uji coba
Uji coba dilakukan untuk mengetahui jumlah siswa maksimal yang dapat diobservasi oleh setiap observer saat pelaksanaan praktikum; waktu optimal yang
(9)
dibutuhkan untuk pengerjaan LKS serta pelaksanaan self assessment untuk menilai LKS
(b) Analisis Temuan
Analisis temuan dilakukan berdasarkan hasil dari uji coba yang telah dilakukan sebelumnya. Faktor yang menyebabkan kekurangan-kekurangan dari hasil uji coba dianalisis untuk kemudian diperbaiki pada tahap implementasi (c) Implementasi
Pengenalan peer dan self assessment (Pemotivasian)
Pada pemotivasian ini siswa dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat peer dan self assessment sehingga diharapkan siswa menjadi termotivasi dalam melaksanakan penilaian menggunakan peer dan self assessment.
Pelatihan peer dan self assessment
Pelatihan peer dan self assessment dilakukan dengan cara menjelaskan perbedaan format penilaian tersebut serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
peer dan self assessment misalnya waktu yang diperlukan untuk melakukan peer
dan self assessment.
Pelaksanaan peer dan self assessment
Pada pelaksanaan peer dan self assessment siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3 orang anggota kelompok. Meskipun pelaksanaan praktikum dikelompokkan namun pada pelaksanaannya setiap orang dalam anggota kelompok akan mendapatkan giliran untuk melaksanakan praktikum serta penilaian baik self assessment maupun peer
assessment masing-masing sebanyak satu kali. Pembagian kelompok dilakukan
secara acak dengan tujuan mengurangi bias pada hasil penelitian yang diperoleh. Saat siswa melakukan praktikum, akan ada satu orang rekannya dan satu orang observer yang menilai kinerja siswa yang melakukan praktikum.
Pengkomunikasian hasil penilaian
Hasil dari peer dan self assessment yang berbeda dengan observer kemudian dikomunikasikan kepada siswa untuk didiskusikan dengan siswa mengenai perbedaan hasil tersebut
(10)
Pemberian feedback ini bertujuan agar siswa mengetahui kekurangannya sehingga diharapkan dapat memperbaiki kesalahan tersebut. Kelebihan lainnya adalah siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang bagaimana melakukan kinerja secara benar saat praktikum dilakukan.
Pemanfaatan hasil
Penerapan peer dan self assessment ini diharapkan dapat mengungkapkan kinerja siswa serta memberikan manfaat baik pada siswa maupun pada guru 3) Tahap penyelesaian
(a) Pengumpulan data melalui angket siswa
Pengumpulan angket bertujuan untuk memperoleh informasi terkait pendapat, kritik serta saran siswa dalam pelaksanaan peer dan self assessment. Angket ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pelaksanaan peer dan self
assessment berdasarkan kriteria pelaksanaan peer dan self assessment yang telah
dikaji.
(b) Wawancara siswa
Wawancara kepada siswa bertujuan untuk mendukung, mengkonfirmasi ulang data ataupun melengkapi data yang belum lengkap dari angket yang didapatkan.
(c) Analisis hasil penelitian
Seluruh data yang diperoleh selama penelitian kemudian diolah dan dianalisis. Hasil analisis kemudian disesuaikan dengan kajian literatur yang sebelumnya telah dipelajari. Hasil akhir yang didapat merupakan kesimpulan mengenai penerapan peer dan self assessment untuk penilaian kinerja siswa dalam praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan
F. Teknik Pengolahan Data Hasil Penelitian
1) Validitas
Validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Instrumen yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh lima orang validator. Hasil validasi dari validator kemudian diolah menggunakan analisis Content Validity Ratio (CVR) yang dikembangkan oleh Lawshe (1975) untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen. Rumus untuk menghitung nilai CVR adalah :
(11)
CVR = ��− �
2 �
2 Keterangan :
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon
Hasil rumusan dari Lawshe (1975) :
(a) Jika validator atau ahli menyatakan setuju kurang dari setengah jumlah total validator maka CVR bernilai negatif
(b) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju tepat setengah dari jumlah total validator maka nilai CVR bernilai 0
(c) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju lebih dari setengah jumlah validator, maka nilai CVR berada antara 0 sampai dengan 0,99
(d) Jika semua validator atau ahli menyatakan setuju, maka CVR bernilai 1,00 Instrumen penilaian dikatakan valid jika hasil hitung nilai CVR yang diperoleh lebih besar daripada nilai CVR kritis. Nilai CVR kritis dengan tingkat signifikansi 0,05 adalah 0,736 jika validator berjumlah lima orang (Wilson, 2012, hlm. 206). Tabel di bawah ini menunjukkan nilai CVR kritis pada berbagai tingkat signifikansi
Tabel 3.1. Nilai CVR Kritis (Wilson, 2012, hlm. 206)
N Tingkat Signifikansi Tes Satu Sisi
.1 .05 .025 .01 .005 .001
Tingkat Signifikansi Tes Dua Sisi
.2 .1 .05 .02 .01 .002
5 .573 .736 .877 .99 .99 .99
6 .523 .672 .800 .950 .99 .99
7 .485 .622 .741 .879 .974 .99
8 .453 .582 .693 .822 .911 .99
9 .427 .548 .653 .775 .859 .99
10 .405 .520 .620 .735 .815 .997
2) Reliabilitas
Salah satu cara untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan cara Kuder dan Richarson. Cronbach (1951, hlm. 299) menjelaskan bahwa penggunaan reliabilitas dengan rumus Kuder-Richarson dapat digunakan ketika semua item memiliki skor 0 atau 1. Cara ini mengestimasi “konsistensi internal” suatu tes tanpa membelah dua tes. Yang dimaksud dengan konsistensi internal ialah ukuran sejauh mana seluruh soal dalam tes mengukur kemampuan yang sama.
(12)
Pendekatan yang dilakukan diungkapkan melalui rumus KR # 20 dan KR # 21. Namun demikian KR # 21 hanya dipakai dengan asumsi bahwa semua soal tes mempunyai tingkat kesukaran yan sama serta memiliki kekeliruan yang lebih besar. (Firman, 2013, hlm. 98). Rumus KR #20 yaitu:
r = �
�−1
[ −
∑ �2
]
Keterangan : k = jumlah soal
p = proporsi respon betul pada suatu soal q = proporsi respon salah pada suatu soal s2 = variasi skor-skor tes
3) Pelaksanaan Tahapan Peer dan Self Assessment
Tahapan peer dan self assessment terdiri dari tahap pemotivasian, tahap pelatihan, tahap pelaksanaan, tahap pengkomunikasian hasil, tahap pemberian
feedback dan tahap pemanfaatan hasil. Untuk dapat mengetahui pelaksanaan
setiap tahapan dari peer dan self assessment maka dilihat dari hasil angket yang diisi oleh siswa. Hasil angket tersebut diolah dengan cara:
jumlah jawaban siswa
jumlah seluruh siswa × %
Hasil perhitungan kemudian dimasukkan berdasarkan kategori ketercapaian kriteria ideal menggunakan skala Purwanto
Tabel 3.2. Skala Purwanto
No Skala Kemampuan Kategori
1. 86% - 100% Sangat baik
2. 76% - 85% Baik
3. 60% - 75% Cukup
4. 46% - 59% Kurang
5. ≤45% Kurang sekali
(Purwanto, 2012)
4) Peer dan self assessment untuk penilaian kinerja
Data hasil penelitian dikumpulkan dari penilaian menggunakan peer dan self
assessment, hasil observasi serta penilaian LKS yang dilakukan. Kehadiran dan
(13)
peer dan self assessment. Angket respon siswa diolah mengikuti tahapan peer dan self assessment. Kemampuan peer dan self assessment siswa dapat diketahui
dengan membandingkan hasil data peer dan self assessment dengan hasil dari observer.
Ada enam data yang digunakan yaitu lembar self assessment, lembar peer
assessment, lembar observer, penilaian LKS, angket dan wawancara. Kemampuan
siswa dalam melakukan peer dan self assessment dapat diketahui dari lembar peer
dan self assessment serta hasil angket dan wawancara. Kinerja siswa yang
terungkap dapat diketahui melalui data peer dan self assessment, lembar observasi serta hasil penilaian LKS. Pengolahan data secara rinci dijelaskan sebagai berikut: (a) Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer dan Self Assessment
% Kemampuan self dan peer assessment
Kemampuan self dan peer assessment diketahui dengan cara lembar peer
assessment dibandingkan dengan lembar observer. Begitu juga halnya dengan
lembar self assessment yang dibandingkan dengan lembar observer. Melalui perhitungan dibawah ini, akan diketahui kemampuan siswa dalam melakukan peer
assessment maupun self assessment
jumlah penilaian siswa yang sama dengan observer
jumlah kriteria penilaian × %
Data angket
Pengolahan hasil angket dengan menghitung presentasi jawaban siswa pada setiap pertanyaan dengan cara :
% X = jumlah jawaban siswajumlah seluruh siswa × %
Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan berdasarkan kategori ketercapaian kriteria ideal menggunakan skala Purwanto
Data Wawancara
Tiap jawaban akan dianalisis kemudian dihubungkan dengan data lain yang relevan. Data wawancara ini sebagai pendukung dari hasil angket yang sebelumnya telah diolah.
(b) Kinerja Siswa
(14)
jumlah penilaian siswa dilakukan siswa
jumlah kriteria penilaian × %
% Kemampuan kinerja siswa menurut observer
jumlah penilaian siswa dilakukan observer
jumlah kriteria penilaian × %
Penilaian LKS
Hasil nilai LKS siswa kemudian dianalisis keterkaitannya dengan kinerja pada tahap pengolahan data praktikum. Selain itu hasil dari nilai LKS dapat digunakan untuk mengungkapkan kemampuan kompetensi pengetahuan siswa.
(15)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini dijelaskan simpulan dan saran yang dibuat berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang menjawab pertanyaan penelitian penerapan peer dan self assessment untuk menilai kinerja siswa pada praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Semua aspek kinerja yang dibuat memenuhi syarat valid. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus KR#20 didapatkan bahwa penilaian menggunakan peer dan self assessment memenuhi syarat reliabel.
2. Berdasarkan angket, diketahui bahwa sebagian besar pelaksanaan peer dan
self assessment terkategori sangat baik.
3. Sebagian besar siswa terkategori berkemampuan sangat baik dalam melakukan peer dan self assessment.
4. Peer dan self assessment dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa
karena pada sebagian besar aspek kinerja tidak didapatkan selisih % kinerja yang terlalu jauh antara peer assessment, self assessment maupun observer. Kinerja siswa lebih terungkap dengan adanya kolom keterangan pada format penilaian peer dan self assessment yang harus diisi oleh siswa. Sebagian besar siswa memiliki kategori sangat baik pada kompetensi pengetahuan yaitu memprediksi terbentuknya endapan maupun pada menjelaskan hubungan Ksp dengan Qsp.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar:
1. Untuk guru : dapat menerapkan peer dan self assessment sebagai salah satu penilaian formatif pada penilaian kinerja yang dapat dilakukan. Bagi siswa yang belum pernah melakukan penilaian kinerja maka sebaiknya melakukan
(16)
tahapan peer dan self assessment terutama penekanan terhadap pelatihan
peer dan self assessment.
2. Untuk peneliti lainnya:
a. Penelitian dapat dilakukan pada materi kimia lainnya.
b. Bagi siswa yang telah atau sering melakukan penilaian peer dan self
assessment terutama dalam menilai kinerja sebaiknya instrumen yang
digunakan dalam bentuk rating scale sehingga dapat lebih mengungkap kinerja siswa.
c. Sebaiknya jenis soal yang digunakan untuk penilaian aspek pengetahuan menggunakan peer dan self assessment dalam bentuk pilihan berganda daripada dalam bentuk uraian sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih akurat.
(1)
CVR = ��− �
2 �
2 Keterangan :
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon
Hasil rumusan dari Lawshe (1975) :
(a) Jika validator atau ahli menyatakan setuju kurang dari setengah jumlah total validator maka CVR bernilai negatif
(b) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju tepat setengah dari jumlah total validator maka nilai CVR bernilai 0
(c) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju lebih dari setengah jumlah validator, maka nilai CVR berada antara 0 sampai dengan 0,99
(d) Jika semua validator atau ahli menyatakan setuju, maka CVR bernilai 1,00
Instrumen penilaian dikatakan valid jika hasil hitung nilai CVR yang diperoleh lebih besar daripada nilai CVR kritis. Nilai CVR kritis dengan tingkat signifikansi 0,05 adalah 0,736 jika validator berjumlah lima orang (Wilson, 2012, hlm. 206). Tabel di bawah ini menunjukkan nilai CVR kritis pada berbagai tingkat signifikansi
Tabel 3.1. Nilai CVR Kritis (Wilson, 2012, hlm. 206)
N Tingkat Signifikansi Tes Satu Sisi
.1 .05 .025 .01 .005 .001
Tingkat Signifikansi Tes Dua Sisi
.2 .1 .05 .02 .01 .002
5 .573 .736 .877 .99 .99 .99 6 .523 .672 .800 .950 .99 .99 7 .485 .622 .741 .879 .974 .99 8 .453 .582 .693 .822 .911 .99 9 .427 .548 .653 .775 .859 .99 10 .405 .520 .620 .735 .815 .997
2) Reliabilitas
Salah satu cara untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan cara Kuder dan Richarson. Cronbach (1951, hlm. 299) menjelaskan bahwa penggunaan reliabilitas dengan rumus Kuder-Richarson dapat digunakan ketika semua item memiliki skor 0 atau 1. Cara ini mengestimasi “konsistensi internal” suatu tes tanpa membelah dua tes. Yang dimaksud dengan konsistensi internal ialah ukuran sejauh mana seluruh soal dalam tes mengukur kemampuan yang sama.
(2)
33
Pendekatan yang dilakukan diungkapkan melalui rumus KR # 20 dan KR # 21. Namun demikian KR # 21 hanya dipakai dengan asumsi bahwa semua soal tes mempunyai tingkat kesukaran yan sama serta memiliki kekeliruan yang lebih besar. (Firman, 2013, hlm. 98). Rumus KR #20 yaitu:
r = �
�−1
[ −
∑ �2
]
Keterangan : k = jumlah soal
p = proporsi respon betul pada suatu soal q = proporsi respon salah pada suatu soal s2 = variasi skor-skor tes
3) Pelaksanaan Tahapan Peer dan Self Assessment
Tahapan peer dan self assessment terdiri dari tahap pemotivasian, tahap pelatihan, tahap pelaksanaan, tahap pengkomunikasian hasil, tahap pemberian
feedback dan tahap pemanfaatan hasil. Untuk dapat mengetahui pelaksanaan
setiap tahapan dari peer dan self assessment maka dilihat dari hasil angket yang diisi oleh siswa. Hasil angket tersebut diolah dengan cara:
jumlah jawaban siswa
jumlah seluruh siswa × %
Hasil perhitungan kemudian dimasukkan berdasarkan kategori ketercapaian kriteria ideal menggunakan skala Purwanto
Tabel 3.2. Skala Purwanto
No Skala Kemampuan Kategori
1. 86% - 100% Sangat baik
2. 76% - 85% Baik
3. 60% - 75% Cukup
4. 46% - 59% Kurang
5. ≤45% Kurang sekali
(Purwanto, 2012) 4) Peer dan self assessment untuk penilaian kinerja
Data hasil penelitian dikumpulkan dari penilaian menggunakan peer dan self
assessment, hasil observasi serta penilaian LKS yang dilakukan. Kehadiran dan
(3)
peer dan self assessment. Angket respon siswa diolah mengikuti tahapan peer dan self assessment. Kemampuan peer dan self assessment siswa dapat diketahui
dengan membandingkan hasil data peer dan self assessment dengan hasil dari observer.
Ada enam data yang digunakan yaitu lembar self assessment, lembar peer
assessment, lembar observer, penilaian LKS, angket dan wawancara. Kemampuan
siswa dalam melakukan peer dan self assessment dapat diketahui dari lembar peer
dan self assessment serta hasil angket dan wawancara. Kinerja siswa yang
terungkap dapat diketahui melalui data peer dan self assessment, lembar observasi serta hasil penilaian LKS. Pengolahan data secara rinci dijelaskan sebagai berikut: (a) Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer dan Self Assessment
% Kemampuan self dan peer assessment
Kemampuan self dan peer assessment diketahui dengan cara lembar peer
assessment dibandingkan dengan lembar observer. Begitu juga halnya dengan
lembar self assessment yang dibandingkan dengan lembar observer. Melalui perhitungan dibawah ini, akan diketahui kemampuan siswa dalam melakukan peer
assessment maupun self assessment
jumlah penilaian siswa yang sama dengan observer
jumlah kriteria penilaian × %
Data angket
Pengolahan hasil angket dengan menghitung presentasi jawaban siswa pada setiap pertanyaan dengan cara :
% X = jumlah jawaban siswajumlah seluruh siswa × %
Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan berdasarkan kategori ketercapaian kriteria ideal menggunakan skala Purwanto
Data Wawancara
Tiap jawaban akan dianalisis kemudian dihubungkan dengan data lain yang relevan. Data wawancara ini sebagai pendukung dari hasil angket yang sebelumnya telah diolah.
(b) Kinerja Siswa
(4)
35
jumlah penilaian siswa dilakukan siswa
jumlah kriteria penilaian × %
% Kemampuan kinerja siswa menurut observer
jumlah penilaian siswa dilakukan observer
jumlah kriteria penilaian × %
Penilaian LKS
Hasil nilai LKS siswa kemudian dianalisis keterkaitannya dengan kinerja pada tahap pengolahan data praktikum. Selain itu hasil dari nilai LKS dapat digunakan untuk mengungkapkan kemampuan kompetensi pengetahuan siswa.
(5)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini dijelaskan simpulan dan saran yang dibuat berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan yang menjawab pertanyaan penelitian penerapan peer dan self assessment untuk menilai kinerja siswa pada praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Semua aspek kinerja yang dibuat memenuhi syarat valid. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus KR#20 didapatkan bahwa penilaian menggunakan peer dan self assessment memenuhi syarat reliabel.
2. Berdasarkan angket, diketahui bahwa sebagian besar pelaksanaan peer dan
self assessment terkategori sangat baik.
3. Sebagian besar siswa terkategori berkemampuan sangat baik dalam melakukan peer dan self assessment.
4. Peer dan self assessment dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa
karena pada sebagian besar aspek kinerja tidak didapatkan selisih % kinerja yang terlalu jauh antara peer assessment, self assessment maupun observer. Kinerja siswa lebih terungkap dengan adanya kolom keterangan pada format penilaian peer dan self assessment yang harus diisi oleh siswa. Sebagian besar siswa memiliki kategori sangat baik pada kompetensi pengetahuan yaitu memprediksi terbentuknya endapan maupun pada menjelaskan hubungan Ksp dengan Qsp.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar:
1. Untuk guru : dapat menerapkan peer dan self assessment sebagai salah satu penilaian formatif pada penilaian kinerja yang dapat dilakukan. Bagi siswa yang belum pernah melakukan penilaian kinerja maka sebaiknya melakukan
(6)
85
tahapan peer dan self assessment terutama penekanan terhadap pelatihan
peer dan self assessment.
2. Untuk peneliti lainnya:
a. Penelitian dapat dilakukan pada materi kimia lainnya.
b. Bagi siswa yang telah atau sering melakukan penilaian peer dan self
assessment terutama dalam menilai kinerja sebaiknya instrumen yang
digunakan dalam bentuk rating scale sehingga dapat lebih mengungkap kinerja siswa.
c. Sebaiknya jenis soal yang digunakan untuk penilaian aspek pengetahuan menggunakan peer dan self assessment dalam bentuk pilihan berganda daripada dalam bentuk uraian sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih akurat.