Naskah Publikasi Ilmiah Optimalisasi Kardus Bekas Sebagai Alat Peraga Untuk Peningkatan Komunikasi Dan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Smp Muhammadiyah 5 Surakarta (Ptk Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas Viii Semester Genap Smp Muham

OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN
KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP

Naskah Publikasi Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :
KHUSNIYATI WAHYUNI
A 410 090 052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN
KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP
Oleh
Khusniyati Wahyuni1 dan Sutama2
1


Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,uuni_bnn@yahoo.com

2

Staf Pengajar Pendidikan Matematika UMS Surakarta, sutama_mpd@yahoo.com

Abstrak
Penelitian, ditujukan untuk mendeskripsikan peningkatan komunikasi
dan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5
Surakarta tahun 2012/2013 setelah dilakukan pembelajaran melalui optimalisasi
kardus bekas sebagai alat peraga. Penelitian menggunakan penelitian tindakan
kelas. Subyek penelitian, siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
sebanyak 31 siswa. Obyek penelitian, komunikasi dan hasil belajar matematika.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, metode tes, catatan
lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian, ada peningkatan komunikasi dan hasil belajar matematika yang
dapat dilihat dari meningkatnya indikator komunikasi dan hasil belajar
matematika yang meliputi : 1) berani menyampaikan pendapat sebelum tindakan

16,13% dan putaran II 70,96%, 2) menulis soal atau jawaban sebelum tindakan
29,03% dan putaran II 83,87%, 3) menggambar untuk memperjelas soal sebelum
tindakan 19,35% dan putaran II 74,19%, 4) menjelaskan konsep-konsep yang
berkaitan dengan pemecahan masalah sebelum tindakan 9,67% dan putaran II
54,83%, dan 5) siswa yang nilainya mencapai KKM sebelum tindakan 48,38%
dan putaran II 93,54%. Simpulan penelitian, optimalisasi kardus bekas sebagai
alat peraga dapat meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika.

Kata kunci : komunikasi, hasil belajar, alat peraga
Pendahuluan
Komunikasi dan hasil belajar matematika itu penting. Komunikasi
matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Komunikasi
tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang
menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa
uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan
kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan
masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan
verbal suatu gagasan matematika (Ali Mahmudi, 2009 : 3).

Komunikasi matematika berdampak pada hasil belajar matematika. Hasil

belajar matematika penting. Hal ini karena dengan matematika, kita akan belajar
bernalar secara kritis, kreatif dan aktif serta sebagai alat penyelesaian
permasalahan dalam kehidupan nyata. Belajar matematika sebagai suatu wahana
yang memfasilitasi kemampuan bernalar, berkomunikasi dan peningkatan
kepercayaan diri dalam bermatematika.
Hasil observasi awal kemampuan komunikasi matematika siswa SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta kelas VIIIA yang terdiri dari 31 siswa ( laki-laki
sebanyak 17 siswa dan perempuan sebanyak 14 siswa ) belum sesuai harapan.
Siswa yang berani menyampaikan pendapat sebanyak lima siswa (16,13%), siswa
yang sering menulis soal atau jawaban sebanyak sembilan siswa (29,03%), siswa
yang mampu menggambar untuk memperjelas soal sebanyak enam siswa
(19,35%), siswa yang mampu menjelaskan konsep-konsep yang berkaitan dengan
pemecahan masalah sebanyak tiga siswa (9,67%) dan siswa yang tuntas dengan
nilai mencapai KKM sebanyak 15 siswa (48,38%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa kelas
VIII A masih rendah.
Akar penyebab permasalahan komunikasi dan hasil belajar matematika
diatas dapat bersumber dari banyak faktor. Salah satu diantaranya yaitu bersumber
dari guru, siswa, media pembelajaran ataupun lingkungan belajar. Faktor dominan
berasal dari media pembelajaran. Kurangnya media pembelajaran yang menarik

dikelas seperti komputer, LCD, maupun alat peraga matematika berpengaruh pada
komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran akan
menarik dan tidak membosankan jika dapat memanfaatkan media pembelajaran
yang menarik perhatian siswa.
Salah satu alternatif yang digunakan adalah media pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga matematika. Pada saat menggunakan alat peraga
hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat
peraga dapat mencapai hasil yang baik (Nana Sudjana, 2000 : 104). Dalam hal ini,
alat peraga yang akan digunakan terbuat dari kardus bekas.

Keunggulan dari media pembelajaran dengan mengoptimalisasi kardus
bekas sebagai alat peraga yaitu 1) dapat dibuat oleh guru maupun siswa, 2) relatif
mudah pengerjaannya, 3) biaya pembuatan yang cukup murah, dan 4) mendaur
ulang kardus bekas. Selain itu, alat peraga ini merupakan alat visual tiga dimensi
sehingga siswa dapat mengamati dan memegangnya serta mampu mencegah
kebosanan siswa dalam belajar.
Berdasarkan

keunggulan


dari

media

pembelajaran

dengan

mengoptimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga diduga 1) dapat meningkatkan
kemampuan

komunikasi

matematika

bagi

siswa

kelas


VIIIA

SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta, dan 2) dapat meningkatkan hasil belajar matematika
bagi siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi
dan hasil belajar matematika. Secara khusus terdapat dua tujuan dalam penelitian
ini. (1) Mendiskripsikan peningkatan komunikasi matematika bagi siswa kelas
VIIIA semester 2 SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2012/2013
melalui optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga. (2) Mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VIIIA semester 2 SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 melalui optimalisasi kardus
bekas sebagai alat peraga.

Metode Penelitian
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1)
merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya K. dan Dedi D., 2011 : 9).
Proses PTK yaitu dialog awal, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi,
dan penyimpulan. Menurut Sutama (2010 : 18) bahwa karakteristik PTK secara
garis besar, yaitu (a) mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual, (b)
adanya tindakan, (c) adanya evaluasi terhadap tindakan, (d) pengkajian terhadap
tindakan, (e) adanya kerjasama, dan (f) adanya refleksi. Penelitian ini dilakukan

dua putaran selama 6 bulan, yaitu Oktober 2012 hingga Maret 2013. Subyek
penelitian adalah siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak
31 siswa. Sedangkan obyek penelitian adalah komunikasi dan hasil belajar
matematika.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, metode tes, catatan
lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Arikunto (2010 : 272) dalam
menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen yang berisi tentang
kejadian atau tingkah laku yang akan dilakukan. Teknik analisis data dilakukan
secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Menurut Kusnandar (2011 : 128),
data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap

suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode
belajar yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias
dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis
secara kualitatif. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Menurut
Sukmadinata (2005 : 104) keabsahan data dapat dilakukan melalui obsevasi secara
terus menerus, triangulasi sumber, metode, dan penelitian lain, pengecekan
anggot, diskusi teman sejawat, dan pengecekan referensi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Proses pembelajaran dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga
dilakukan dalam lima tahap. 1) orientasi siswa pada situasi masalah, 2)
mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Juprani
(2012), langkah-langkah pembelajaran dengan bantuan alat peraga ada tujuh
tahap. 1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dikelas,
2) melaksanakan pembelajaran menggunakan metode bervariasi, 3) siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok, 4) setiap kelompok bertanya jawab tentang
kegunaan rangka manusia berdasarkan LKS yang dibagikan guru, 5) membimbing


siswa dalam menentukan fungsi dari setiap rangka manusia di dalam
kelompoknya, 6) diskusi tentang rangka manusia dan kegunaannya, 7) evaluasi
dan tindak lanjut.
Proses pembelajaran pada tindakan putaran I, siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pembagian kelompok dipilih
sendiri oleh siswa. Setiap anggota kelompok diberi modul materi dan alat peraga
matematika. Pada tindakan putaran II, proses pembelajaran sama dengan putaran I
dengan menggunakan alat peraga dan bekerja secara berkelompok. Namun,
pembagian kelompok ditentukan oleh guru berdasarkan nilai yang diperoleh siswa
pada putaran I. Siswa diberi waktu untuk berdiskusi tentang materi dengan
bantuan alat peraga. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Guru memberikan penguatan dan
bersama-sama siswa membuat kesimpulan.
Pembelajaran matematika dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat
peraga dapat meningkatkan komunikasi belajar siswa. Data peningkatan
komunikasi belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1
Data Komunikasi Matematika
Komunikasi Belajar
Matematika


Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Berani menyampaikan
pendapat
Menulis soal atau
jawaban

5 siswa
(16,13%)
9 siswa
(29,03%)

11 siswa
(35,48%)
16 siswa

(51,61%)

22 siswa
(70,96%)
26 siswa
(83,87%)

Menggambar untuk
memperjelas soal

6 siswa
(19,35%)

13 siswa
(41,93%)

23 siswa
(74,19%)

Menjelaskan konsepkonsep yang berkaitan
dengan pemecahan
masalah

3 siswa
(9,67%)

8 siswa
(25,8%)

17 siswa
(54,83%)

Prosentase (%)

Berani Menyampaikan
Pendapat

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Menulis Soal atau
Jawaban
Menggambar untuk
Memperjelas Soal
Menjelaskan Konsep yang
Berkaitan dengan
Pemecahan Masalah

Kondisi Awal

Putaran I

Putaran II

Tindakan
Gambar 1 Peningkatan Komunikasi Matematika
Hasil analisis data kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
sebanyak 31 siswa, pada kondisi awal terlihat bahwa siswa yang berani
menyampaikan pendapat sebanyak 5 siswa (16,13%). Pada tindakan putaran I
menjadi 11 siswa (35,48%) dan pada tindakan putaran II menjadi 22 siswa
(70,69%).
Siswa yang mampu dan sering menulis soal atau jawaban dari pertanyaan
yang diberikan oleh guru pada kondisi awal sebanyak 9 siswa (29,03%). Pada
tindakan putaran I menjadi 16 siswa (51,61%). Pada tindakan putaran II
meningkat menjadi 26 siswa (83,87%).
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
komunikasi dan hasil belajar matematika. Budhi Citra Wati (2012) yang
menyimpulkan bahwa penerapan strategi guided teaching dengan metode
generative learning dalam pembelajaran matematika telah dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa.
Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang mampu menggambar
untuk memperjelas soal mengalami peningkatan. Sebelum tindakan siswa yang
mampu menggambar untuk memperjelas soal tercatat sebanyak 6 siswa (19,35%),
pada putaran I sebanyak 13 siswa (41,93%), dan pada putaran II sebanyak 23
siswa (74,19%).
Ristanto (2012), menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif
College Ball dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kedisiplinan

dan komunikasi matematika. Kroll dan Halaby (dalam Kosko) mengidentifikasi
manipulasi sebagai hal yang penting dalam mengembangkan keterampilan
menulis dalam matematika. Mereka mengidentifikasi menulis dalam matematika
sebagai proses perkembangan yang panjang. Jadi manipulasi digunakan untuk
memperkenalkan siswa pada gagasan penulisan dan diskusi dalam matematika.
Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang mampu menjelaskan
konsep matematika yang berkaitan dengan pemecahan masalah mengalami
peningkatan. Sebelum tindakan siswa yang mampu menjelaskan konsep yang
berkaitan dengan pemecahan masalah tercatat sebanyak 3 siswa (9,67%), pada
putaran I sebanyak 8 siswa (25,8%), dan pada putaran II sebanyak 17 siswa
(54,83%).
Komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau
verbal. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel,
dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis
juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang
menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk
menyelesaikan masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan
dan penjelasan verbal suatu gagasan matematika (Ali Mahmudi, 2009 : 3).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
matematika mengalami peningkatan yang berdampak pada hasil belajar siswa. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ria Rustikaningrum Murti
Astuti (2013) menyimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar matematika. Artinya semakin tinggi komunikasi siswa, maka
semakin tinggi kecenderungan siswa untuk mencapai prestasi belajar matematika
yang tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan dukungan hasil penelitian oleh
Lipeikiene (2009) yang menyimpulkan bahwa komunikasi matematika digunakan
dalam berbagai aspek dan level.
Hasil belajar matematika dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas
dengan nilai mencapai lebih dari sama dengan KKM 70. Peningkatan diuraikan
singkat dibawah.

Tabel 2
Data Hasil Belajar Matematika
Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Nilai ≥ KKM 70

15 siswa
(48,38%)

25 siswa
(80%)

29 siswa
(93,54%)

Prosentase (%)

Hasil Belajar
Matematika

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Nilai ≥ KKM 70

Kondisi
Awal

Putaran I

Putaran II

Tindakan

Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia
menerima pelajaran. Hasil belajar digunakan guru untuk menentukan tercapainya
tujuan pembelajaran melalui sistem skoring hingga mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
Hasil penelitian Dony Farizandy (2010) mendukung penggunaan alat
peraga dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas dan prestasi belajar matematika setelah menggunakan
strategi Group Investigation yang berbantu alat peraga.
Sebelum tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak
15 siswa (48,38%). Pada putaran I siswa memperoleh nilai ≥ 70 menjadi sebanyak
25 siswa (80%), sedangkan pada putaran II siswa memperoleh nilai ≥ 70
meningkat sebanyak 29 siswa (93,54%). Hasil penelitian oleh Tella (2007) yang
menyimpulkan bahwa prestasi akademik peserta didik sekolah menengah berbeda
secara signifikan berdasarkan tingginya motivasi belajar mereka.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Fajar Sarjuningsih. Fajar
Sarjuningsih (2012) menyimpulkan bahwa penggunaan strategi Quick on the

Draw dengan memanfaatkan alat peraga dapat meningkatkan komunikasi

matematika dalam pembelajaran matematika.

Simpulan
Proses pembelajaran dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga
dilakukan dalam lima tahap. 1) orientasi siswa pada situasi masalah, 2)
mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Proses pembelajaran
matematika dengan optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga dapat
meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika. Peningkatan komunikasi
dan hasil belajar matematika diuraikan dibawah ini.
Peningkatan komunikasi belajar matematika yaitu (1) siswa yang berani
menyampaikan

pendapat dari sebelum tindakan hingga putaran II meningkat

sebesar 54,83%, (2) siswa yang sering dan mampu menulis soal atau jawaban
meningkat sebesar 54,84%, (3) siswa yang mampu menggambar untuk
memperjelas soal meningkat 54,84%, dan (4) siswa yang mampu menjelaskan
konsep-konsep yang berkaitan dengan pemecahan masalah dari sebelum tindakan
hingga putaran II meningkat 45,16%.
Peningkatan komunikasi belajar matematika mengakibatkan peningkatan
hasil belajar matematika. Peningkatan hasil belajar matematika yaitu yang tuntas
mencapai KKM dari sebelum tindakan sebanyak 15 siswa (48,38%), putaran I 25
siswa (80%), dan pada putaran II sebanyak 29 siswa (93,54%).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan
sejumlah saran terhadap kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti
selanjutnya. Saran terhadap kepala sekolah, hendaknya

menindaklanjuti

optimalisasi kardus bekas sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran. Guru
matematika hendaknya menerapkan penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan siswa
tidak bosan selama pembelajaran. Saran kepada peneliti selanjutnya hendaknya

melakukan penelitian pada hal-hal yang belum dicapai secara maksimal dalam
meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika.
Selama pembuatan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada 1) Drs.
Sofyan Anif, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian. 2) Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah

Surakarta

yang

telah

memberikan

kesempatan

untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3) Prof. Dr. Sutama, M.Pd, selaku Dosen
Pembimbing yang selalu memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan
dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4) Sudarno, S.Pd
dan Sri Lestari, S.Pd, selaku Kepala Sekolah dan Guru Matematika SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan serta
membantu dalam pelaksanaan penelitian. 5) Siswa siswi kelas VIIIA SMP
Muhammadiyah 5 Surakarta yang dengan keikhlasan bersedia menjadi subyek
penelitian, terima kasih atas kerjasamanya. 6) Semua pihak yang tidak mungkin
disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Astuti, Ria Rustikaningrum Murti. 2013. Pengaruh Komunikasi, Fasilitas Belajar,
Dan Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Bilingual Bagi
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo. Skripsi. Surakarta : UMS
(Tidak dipublikasikan)
Farizandy, Dony. 2011. “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa dengan Metode Cooperative Script dengan menggunakan Alat
Peraga”. Skripsi. Surakarta : UMS (Tidak Dipublikasikan)
Juprani. 2012. “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Terhadap Nilai Siswa Pada
Mata Pelajaran Sains Kelas V”. http://www.blogjuprani.blogspot.com

Kosko, Karl W & Jesse L.M.Wilkins. “ Mathematical Communication and Its
Relation to the Frequency of Manipulative Use ”. Vol. 5
No.2, http://www.iejme.com/index.html
Kusnandar, 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Indeks
Lipeikiene, Joana. 2009. “A Wide Concept Of Mathematical Communication” .
[Jurnal]
Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika . Yogyakarta
[Makalah Jurnal]
Ristanto. 2012. “Peningkatan Kedisiplinan dan Kemampuan Komunikasi dalam
Pembelajaran Matematika melalui Strategi Aktif College Ball”. Skripsi.
Surakarta : UMS (Tidak Dipublikasikan)
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar
Baru Algesindo
Sutama. 2010. Penelitian Pendidikan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK. Semarang : CV. Citra Mandiri Utama
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005.
Bandung:Remaja Rosdakarya

Metode

Penelitian

Pendidikan .

Tella, Adedeji. 2007. “The Impact of Motivation on Student’s Academic
Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among Secondary
School Students in Nigeria”. 3(2). 149-156
Wati, Budhi Citra. 2012. “Penerapan Strategi Guided Teaching dengan Metode
Generative Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”. Skripsi : UMS (Tidak
Dipublikasikan)