Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh: ANJAYUDIN NIM: 109015000164

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

iii ABSTRAK

ANJAYUDIN, NIM 109015000164 . Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Amanah Setu, Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar kartun dalam pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Amanah Tangerang Selatan dari tanggal 04 November 2013 sampai dengan tanggal 04 Desember 2013 pada siswa kelas VIII, sampel yang digunakan adalah 30 siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan 30 siswa kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan sebagai tes hasil belajar IPS adalah 20 butir soal berbentuk pilihan ganda, dan dilakukan juga observasi dan wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan ternyata diperoleh sebesar 3,65 kemudian dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan 58 diperoleh nilai sebesar 1,67, karena maka H0 ditolak, dengan demikian maka terdapat pengaruh media gambar kartun terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Al-Amanah Setu, Tangerang Selatan.

Kata Kunci:


(6)

iv ABSTRACT

ANJAYUDIN, NIM 109 015 000 164. Influence of Media Against Pictures Cartoon Learning Outcomes in Class VIII IPS SMP Al-Amanah Setu, South Tangerang. Thesis. Jakarta: Department of Education Social Sciences Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

The purpose of this study was to determine the effect of the use of media in teaching social studies cartoons on student learning outcomes. The method used in this study is quasi-experimental methods. This study was conducted in Al- Amanah SMP South Tangerang from the date of November 4, 2013 until the date of December 4, 2013 in class VIII, the samples used were 30 students of class VIII A as class experimentation and 30 students of class VIII B as the control class. The research instrument used as a social studies test result was 20 items were multiple choice, and conducted observations and interviews too. Data analysis techniques in this study is to use the t-test to test the hypothesis.

From the results of the calculations have been performed at 3.65 turns obtained t_hitung then consulted with the level of significance level of 0.05 and 58 degrees of freedom t_ values obtained (table) of 1.67, as t_hitung> t_ (table) is 3.65> 1.67 then H0 is rejected, and thus there is a cartoon of media influence on learning outcomes in social studies eighth grade students of SMP Al-Amanah Setu, South Tangerang.

Keywords:


(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada terkira penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Amanah Setu, Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mendidik umatnya dengan tarbiyah keimanan, ilmu pengetahuan serta akhlakul karimah.

Skripsi ini tidak lepas dari banyak kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu dibutuhkan masukan-masukan dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing untuk dapat membantu memperbaiki dan merevisi kesalahan dalam skripsi ini agar dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari beberapa pihak yang telah membantu sehingga dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa`i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

3. Bapak. Dr. Muhamad Arif, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini.

4. Bapak. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, sebagai sekertaris Jurusan Pendidikan IPS yang banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas ini.

5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.


(8)

vi

6. Kepada seluruh staf perpustakaan umum dan fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta penulis mengucapkan banyak terima kasih.

7. Bapak. Drs. Oman Rohmanudin, M.M selaku kepala SMP Al-Amanah beserta para stafnya.

8. Bapak Iyep Sumpena, S.Pd selaku guru IPS di SMP Al-Amanah. Saya mengucapkan terima kasih juga kepada seluruh dewan guru dan para siswa/siswi SMP Al-Amanah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tapi tidak mengurangi rasa terima kasih dan rasa hormat saya.

9. Bapak H. Ulo Mansyuro dan Ibu H. Ijah Khodijah orang tua tercinta yang selalu mencurahkan doa dan nasihat serta dukungannya baik secara moril maupun materil.

10.Kakakku tercinta Abi Sambasi, SH dan Astriyanti yang selalu memberikan semangat dan dukungan pada penulis.

11.Adikku tercinta Ahmad Syuhada, Adi Daenuri dan Arjunazi yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.

12.Someone, yang selalu ada dan memberikan motivasi, semangat, doa dan

dukungannya selama ini.

13.Kepada sahabat-sahabat Wahyu DJ, Abduh, Muhamad Busjulis, Mahbub Jailani, Halikin (Jorge), Muhamad Azhar, Siti Sugiyati. Yang telah memberikan motivasi, waktu, tenaga, dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman Pendidikan IPS khususnya Prodi Sosiologi/Antropologi Angkatan 2009.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dan dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan.

Jakarta, 15 Desember 2013 Penulis

Anjayudin NIM. 109015000164


(9)

vii DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan i

Halaman Pernyataan ii

Abstraksi iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 5

C. Pembatasan Masalah 6

D. Perumusan Masalah 6

E. Tujuan Penelitian 6

F. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Deskripsi Teoritik 8

1. Hakikat Media Pembelajaran 8

a. Pengertian Media Pembelajaran 8

b. Pengertian Media Gambar Kartun 10

c. Jenis-jenis Kartun 13

d. Penggunaan Media Gambar Kartun Sebagai Media Pengajaran 14 2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 16

a. Pengertian Belajar 16

b. Ciri-Ciri belajar 17

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar 19


(10)

viii

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 22 3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 23

a. Pengertian IPS 23

b. Ruang Lingkup IPS 24

c. Karakteristik Pembelajaran IPS 25

d. Tujuan Pembelajarn IPS 25

B. Hasil Penelitian Ynag Relevan 27

C. Kerangka Berfikir 28

D. Hipotesis Penelitian 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 30

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel penelitian 31

1. Populasi 31

2. Teknik Pengambilan Sampel 31

C. Metode Penelitian 31

D. Teknik Pengumpulan Data 33

1. Tes 33

2. Observasi 33

3. Wawancara 34

E. Instrumen Penelitian 35

1. Tes Hasil Belajar 35

2. Observasi 37

3. Wawancara 43

F. Teknik Pengolahan Data 44

1. Uji Validitas 44

2. Uji Reliabilitas 45

3. Uji Tingkat Kesukaran 46


(11)

ix

G. Teknik Analisis Data 47

1. Uji Syarat Analisis 48

a Tabel Distribusi Frekuensi 48

b Uji Normalitas 49

c Uji Homogenitas 49

2. Analisis Data 50

H. Perumusan Hipotesis Statistik 51

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data 52

1. Hasil Pretest 53

2. Hasil Posttest 53

B. Kegiatan proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol 55

C. Analisis Data 59

1. Pengujian Prasyarat Analisis 59

a. Uji Normalitas 59

b. Uji Homogenitas 60

2. Pengujian Hipotesis 62

D. Pembahasan Analisis Data 64

E. Keterbatasan Penelitian 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 66

B. Saran 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Time Schedule... 30

Tabel 3.2 Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design... 32

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data... 34

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes... 35

Tabel 3.5 Validitas Tes... 36

Tabel 3.6 Lembar Aktivitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar pada Kelas Eksperimen... 38

Tabel 3.7 Lembar Aktivitas Siswa dalam Proses Belajar pada Kelas Eksperimen... 39

Tabel 3.8 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar pada Kelas Kontrol... 40

Tabel 3.9 Lembar Aktivitas Siswa dalam Proses Belajar pada Kelas Kontrol... 42

Tabel 3.10 Lembar Wawancara Siswa... 43

Tabel 3.11 Indeks Kesukaran... 46

Tabel 3.12 Klasifikasi Daya Pembeda... 47

Tabel 4.1 Data Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol... 53

Tabel 4.2 Data Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 53

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol …... ... 59

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Skor Post-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas SkorPre-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 61

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Skor Post-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 61

Tabel 4.8 Uji Hipotesis Hasil Pre-Test dengan Uji t ... 62


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ...71

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ...89

Lampiran 3 Soal Uji Coba ...98

Lampiran 4 Jawaban Soal Uji Coba ...103

Lampiran 5 Soal Pre-Test dan Post-Test ...104

Lampiran 6 Jawaban Pre-Test dan Post-Test ...107

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Hasil Tes Belajar ...108

Lampiran 8 ValiditasTes ... 109

Lampiran 9 ReliabilitasTes ...111

Lampiran 10 Tingkat Kesukaran ...113

Lampiran 11 Daya Pembeda ...115

Lampiran 12 Rekap Analisis Butir ...117

Lampiran 13 Nilai Pre-Tes dan Post-Test Kelas Eksperimen ...119

Lampiran 14 Nilai Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol ... 120

Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas Eksperimen ... 121

Lampiran 16 Distibusi Frekuensi Post-Test Kelas Eksperimen ... 123

Lampiran 17 Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas Kontrol ... 125

Lampiran 18 Diatribusi Frekuensi Post-Test Kelas Kontrol ... 127

Lampiran 19 Pengujian Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen ... 129

Lampiran 20 Pengujian Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol ... 130

Lampiran 21 Pengujian Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen ... 131

Lampiran 22 Pengujian Normalitas Post-Test Kelas Kontrol ... 132

Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas Pre-Test ... 133

Lampiran 24 Perhitungan Uji Homogenitas Post-Test ... 134

Lampiran 25 Pengujian Hipotesis ... 135

Lampiran 26 Observasi Kelas Eksperimen ... 138

Lampiran 27 Observasi Kelas Kontrol ... 148

Lampiran 28 Wawancara Kelas Eksperimen ... 158


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dalam zaman modern seperti saat ini, kemajuan suatu bangsa adalah salah satunya ditentukan oleh kemajuan dibidang pendidikan. Orang akan mampu berfikir kritis dan konsepsional jika memiliki pendidikan yang baik. Pendidikan akan membuka cakrawala untuk berfikir sistematis dan mengubah keadaan dari yang kurang baik keadaan yang lebih baik. Bahkan pendidikan akan menentukan nasib, harkat, dan martabat suatu bangsa. Karena melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, norma dapat dipelihara dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga kehidupan manusia tidak terlepas dari sumbangan yang diberikan oleh pendidikan.

Salah satu tujuan negara Republik Indonesia yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai tindak lanjut dari tujuan tersebut, maka diadakan program pendidikan nasional. Sehubungan dengan hal ini pemerintah telah mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan, diantaranya mengenai pelaksanaan pendidikan dewasa ini yang lebih diorientasikan pada peningkatan mutu, khususnya untuk memacu penguasaan pengetahuan dan teknologi yang perlu ditingkatakan. Paparan diatas secara eksplisit tertera dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistam Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yaitu:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1

Menurut Abu Ahmad dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar menjelaskan bahwa pembelajaran IPS merupakan “Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial

1

Undang-Undang RI No. Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (Jakarta:CV. Mini Jaya Abadi, 2003) h.5.


(15)

seperti geografi, sejarah, sosiologi, antropologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah”.2

Mutu pendidikan melalui pembelajarn IPS secara kognitif dianggap baik bila setelah pembelajaran siswa memiliki tarap kemampuan berfikir kompleks tentang IPS cukup tinggi. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa daya kreatif dan kritis siswa tentang IPS cukup tinggi. Dengan demikian IPS harus mampu menjadi salah satu saran untuk meningkatkan daya nalar siswa dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan IPS untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kreativitas.

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran, termasuk pembelajaran IPS, antara lain dengan mengadakan penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu untuk memeperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada, itu semua harus berpedoman pada ciri modernisasi kehidupan, yaitu efektif dan efisien dalam mentransfer segala sesuatu kepada anak didik sesuai dengan norma yang ada dimasyarakat. Efektif berarati berhasil mencapai tujuan pembelajaran, efisien dalam arti hemat waktu, biaya, bahan dan energi dalam upaya mencapai tujuan yang ada.

IPS adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku manusia itu meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial. Oleh karena itu dalam mempelajarinya IPS harus banyak membaca dan memahami materi-materinya sengga siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam mempelajari IPS hendaknya guru menggunakan media yang cocok untuk digunakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa IPS adalah pelajaran yang penting dikuasai setiap siswa agar proses pengaplikasian terus di lakukan, karena yang terpenting dari pelajaran IPS adalah pengaplikasian, membaca, memahami, dan berfikir luas serta melatih analisis. Dengan dikuasainya ilmu IPS maka

2


(16)

siswa mampu menjalankan kehidupannya kelak dengan proses berfikir yang lebih terarah.

Salah satu hal yang membuat siswa menganggap IPS sebagai pelajaran yang membosankan karena pelajaran yang hanya bercerita dan mengeluarkan pendapat tentang sosial. Siswa tidak mengerti bagaimana pendapat-pendapat itu bisa diterima dalam kehidupan, sehingga siswa kurang puas dengan jawaban-jawaban yang ada. Dengan demikian siswa menganggap pelajaran IPS itu mudah dan tidak ada hitung-hitungannya atau angka angka, padahal ketika siswa menghadapi ulangan banyak siswa yang menjawab dengan keliru.

Kurangnya menguasai materi IPS bagi siswa diantaranya disebabkan karena siswa terbiasa mendengarkan guru ceramah, hal ini menyebabkan siswa sering lupa dengan apa yang dipelajari dan siswa kurang dapat memahami atau menarik kesimpulan dari informasi yang telah diberikan guru. Siswa juga tidak pernah diberi pengalaman langsung atau contoh konkrit, sehingga memberikan kesan yang membosankan. Selain itu terdapat guru yang kurang berhasil menyampaikan konsep atau materi karena kurangnya penguasaan metode dan media pembelajaran. Masih rendahnya penguasaan tehadap pemahaman materi siswa ditandai oleh nilai prestasi IPS siswa yang masih rendah.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi dan pengetahuan, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

Dalam hal ini pembelajaran IPS adalah sebagai salah satu pelajaran yang penyampaiannya lebih mudah dengan menggunakan media, dengan demikian dalam penelitian ini penulis menggunakan media gambar kartun yang disajikan berisi tentang materi penyimpangan sosial dengan ilustrasi-ilustrasi gambar kartun.


(17)

Sudah banyak tindakan yang dilakukan oleh seorang guru untuk memotivasi siswa-siswanya agar mereka giat dan senang dalam mengikuti pelajaran serta mendalami materi. Banyak cara yang ditempuh oleh guru untuk mendapatkan perhatian dan respon yang baik dari siswa. berbagai media telah digunakan dalam proses pembelajaran, salah satu diantaranya adalah belajar dengan menggunakan gambar-gambar lucu dan menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Tujuan digunakannya media dalam bentuk gambar adalah membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk dapat menerima pelajaran IPS dengan baik.

Menurut Yudhi Munadi “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.”3

Mengingat perkembangan pendidikan dewasa ini, media pembelajaran memiliki banyak jenis media yang digunakan oleh sekolah umumnya, diantaranya media visual (penglihatan), media audio (pendengaran), dan audio visual memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya masing-masing, media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan benar agar dapat digunakan secara tepat guna. Media pembelajaran dengan menggunakan gambar kartun dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam proese pembelajaran IPS. Banyak orang suka kartun baik bagi siswa SD, SMP bahkan remaja terkadang masih banyak yang menyukai kartun. Dengan kata lain bahwa kartun merupakan salah satu media belajar IPS yang menghibur. Dengan melibatkan gambar-bambar kartun dalam pembelajaran diharapkan siswa menyukai materi pelajaran dan memahami materi, sehingga siswa dapat menerima pelajaran yang dipelajarinya.

Menurut Sudjana dan Rifai bahwa “sesuai wataknya kartun yang efektif akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa”. hal ini

3

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), h.7-8


(18)

menunjukan bahn-bahan kartun bisa menjadi alat memotivasi yang berguna dikelas.4 Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tringkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya kedalam gambar sederhana, tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.

Dengan penggunaan media gambar kartun maka akan memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan dapat memahami materi pelajaran dengan lebih baik termasuk menyelesaikan soal-soal dalam suatu konsep pada pelajaran IPS serta membangkitkan minat siswa dalam belajar IPS, sehingga akan tercipta proses belajar mengajar yang efektif, efisien, serta menyenangkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar IPS yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada telah diuraikan bahwa penulis tertarik untuk membahas dan mengangkat untuk menjadi sebuah judul skripsi, yaitu: “Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun terhadap Hasil Belajar Ips pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Amanah Setu, Tangerang Selatan.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :

1. Siswa menganggap pembelajaran IPSsangat membosankan 2. Penyampaian pembelajaran IPS masih kurang baik

3. Hasil belalar IPS siswa masih rendah

4. Penggunaan media pembelajaran yang masih kurang dalam kegiatan belajar mengajar

4


(19)

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengindari salah penafsiran terhadap laporan penelitian ini, maka penulis membatasi fokus penelitian pada penggunaan media pembelajaran yang masih kurang dalam kegiatan belajar mengajar yang diterapkan pada pembelajaran IPS.

D. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berkut:

“Bagaimanakah pengaruh penggunaan media gambar kartun terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Al-Amanah setu, tangerang selatan?” E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media gambar kartun dalam pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Al-Amanah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta didik, guru, dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis.

b. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, sehingga dapat mengembangkan penggunaan media pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang penggunaan media gambar kartun sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.


(20)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, menarik perhatian siswa supaya lebih giat membaca pelajaran IPS yang disaji berbentuk kartun.

b. Bagi guru, dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan media gambar kartun dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPS di kelas VIII di SMP Al-Amanah, dan membantu guru untuk memilih alternatif media pembelajaran secara visual yaitu dengan menggunakan media gambar kartun yang selama ini banyak digunakan sebatas untuk film dan komik.

c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap administrasi pendidikan, sebagai saran bagi kepala sekolah untuk mengambil keputusan dalam pembinaan guru untuk menggunakan media pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran.

d. Bagi orang tua diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan belajar siswa dalam memenuhi kebutuhan belajar.


(21)

8 A. Deskripsi Teoritik

1. Hakekat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arif S. Sudiman “bahwa media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.”1

Pada tahun 1982 Heinich dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan adalah media komunikasi. “Apabila media iu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut pedia pembelajaran.”2

Gerlach dan Ely “mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetauan,keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.”3

Assosiation For Education and Communicatiaon Technology (AECT) diAmerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyaluarkan pesan/informasi. Sedangkan National

Education Assosiation (NEA) mengatakan “bahwa bentuk-bentuk komunikasi

1

Arif Sudiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertain, Pengembangan dan Pemanfaatannya.(Jakarta: PT. RajaGrafindo,2003), h.5

2

Ibid, h.5

3


(22)

baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.”4 Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada permaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs mengatakan “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide, foto, gambar grafik, televisi dan komputer.”5

Hamalik mengemukakan “bahwa media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.”6 Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajar.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sejalan dengan itu pada tahun 1993 Hamidjojo dalam Latuheru memberikan batasan “media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan atau pendapat. Sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.”7

Menurut Yudhi Munadi media pembelajaran “adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.”8

4

ibid, h.6

5

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gramedi, 2004). h.4

6

Ibid, h.4

7

Ibid, h.4-5

8

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), h.7-8


(23)

Dengan demikian peneliti menyimpulkan “bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh seseorang guru untuk menyampaikan pesan dan memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.”9 Media pembelajaran akan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran, manakala guru mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan akurat. Salah satu media yang dipilih oleh guru untuk membantu proses pembelajaran adalah media gambar (kartun), karena media gambar kartun dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memiliki sifat yang menghibur, sehingga membuat siswa terhindar dari kejenuhan dalampembelajaran IPS.da penerima yang dituju.

Pakar pendidikan, Sudjana dan Rifa’i mengemukakan “manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah:

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami oleh siswa

3) Siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru.”10

b. Pengertian Media Gambar Kartun

Kata kartun berasal dari bahasa inggris yaitu cartoon. Menurut A.S Hornby dalam Mat Nor Husin kartun adalah lukisan tentang peristiwa-peristiwa harian yang digambarkan secara menyeronokkan. T.Iskandar dalam buku yang sama menafsirkan kartun sebagai sejenis lukisan yang mengisahkan hal sehari-hari secara jenaka. Kartun mempunyai daya menarik yang unik serta boleh mempengaruhi sikap dan perlakuan pembaca. Kalau kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.

Menurut Haron kartun merupakan “suatu bahan yang sangat populer dan digemari oleh segenap lapisan pembaca.”11 Kartun dianggap sebagai satu

9

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gramedia,2004), h.6

10

Nana Sudjana, Media Pembelajran. (Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2003), h.2

11

Supriadi. “Penggunaan Kartun dalam Pembelajaran Matematika”.


(24)

wacana yang menghibur dan bisa meredakan ketegangan emosi manusia. Disamping berfungsi sebagai hiburan, kartun dapat membawa pembaca berfikir sejenak untuk menjadi lebih peka terhadap perkembangan semasa. Hal senada dikatakan Sudjana dan Rifai “bahwa sesuai wataknya kartun yang efektif akan menarik perhatian serta menumbuhkan minat belajar siswa. hal ini menunjukan bahn-bahan kartun bisa menjadi alat memotivasi yang berguna dikelas.”12

Jadi dapat disimpulkan bahwa kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang disalin untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kartun sebagai alat bantu mempunyai peran penting dalam pembelajaran, terutama untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan dalam suatu urutan logis atau mengandung makna.

Menurut Yuliani Nuraini dalam bukunya “bahwa media grafis (gambar) adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pembelajaran. Unsur-unsur yang terdapat dalam media grafis ini adalah pembelajaran. Media dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka, serta bentuk simbol.”13

Menurut Dani Beulieu “mengatakan gambar (kartun), benda dan simbol sangat bermanfaat untuk mengingatkan memori siswa pada semua pesan yang telah diberikan siswa.”14 dengan bantuan gambar, benda dan simbol, kita dapat mengulang penjelasan dengan cara yang berbeda: yaitu dengan membuat perumpamaan dengan gambar, dengan menunjukan secara langsung sebuah ilustrasi atau benda, atau bahkan dengan memberikan bahasa isyarat yang dapat dipahami oleh siswa dan guru. Dengan demikian, kita memperkuat kontak memori yang berisi informasi yang harus dikuasai.

12

Ibid, h.2

13Yuliana Nuraini, Strategi Pembalajaran,(Jakarta: Universitas Terbuka,2003)

14

Dani Beulieu,Teknik-Teknik yang Berpengaruh di Ruang Kelas,(Jakarta: PT Indeks, 2008), h.24


(25)

Menurut Arif S. Sudiman dkk mengemukakan “kelebihan-kelebihan media gambar kartun sebagai berikut:

1) Gambar bersifat konkrit

2) Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu

3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita

4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalhpahaman

5) Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus”. 15

Arif S. Sudiman dkk juga mengatakan “selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar mempunyai beberapa kelemahan yaitu:

1) Gambar hanya menekankan perespsi indera mata

2) Gambar benda yang terlalu kompleks, kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran

3) Ukurannya sangat terbatas”

Dengan demikian peneliti menyimpulkan “bahwa gambar kartun adalah salah satu bentuk komunikasi grafis, yaitu suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menanyakan suatu pesan secara cepat dan ringkasatau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.”16 Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tringkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya kedalam gambar sederhana, tanpa detail dengan menggunakan symbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat.17 Selain itu menurut Answar dan Basyirudin Usman “gambar kartun merupakan garis yang dicoret secara spontan yang menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting. Adapun ide utamanya adalah senyum dan tertawa, kesan kritis dan humor yang diberikan kartun menyebebkan informasi yang disampaikan tahan

15

Arif S. Sudiman, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT. Raja Grafika Persada,1996), . h.29-30

16

Ibid, h.29-30

17


(26)

lama dalam ingatan anak.”18 Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Akan tetapi ada beberapa kualitas tertentu dari kartun-kartun yang efektif. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, “pengetahuan mengenai ini sangat membantu dalam memilih kartun-kartun untuk tujuan pembelajaran, antara lain:

1) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman, artinya kartun hendaknya dimengerti oleh para siswa pada saat kartun digunakan 2) Kesederhanaan, artinya kartun yang baik hanya berisi hal yang

pentingsaja

3) Lambang yang digunakan jelas.’19 c. Jenis-jenis Kartun

Kartun memiliki beberapa jenis yaitu: 1) Kartun Tag

Merupakan gambar kartun yang dimaksudkan hanya sekadar sebagaigambar lucu atau olok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual.

2) Kartun Editorial

Merupakan kolom gambar sindiran di surat kabar yang mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibahas di masyarakat. Sebagai editorial visual,kartun tersebut mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang memuatnya,sekaligus mencerminkan pula budaya komunikasi masyarakat pada masanya.

3) Kartun Karikatur

Kartun karikatur sebenarnya kartun yang telah dilukis dengan melakukan perubahan pada wajah atau bentuk seseorang. Contohnya hidung menjadi besar atau mata kecil dan sebagainya.

4) Kartun Animasi

Kartun animasi ialah kartun yang dapat bergerak atau hidup secara visual dan bersuara. Kartun ini terdiri daripada susunan gambar yang dilukis dan dirakam seterusnya ditayangkan di televisyen atau filem. Kartun jenis ini merupakan bahagian penting dalam industri perfileman pada masa ini. 5) Komik Kartun

Merupakan perpaduan antara seni gambar dan seni sastra. Komik terbentuk dari rangkaian gambar yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita yang pada tiap gambar terdapat balon ucapan sebagai narasi

18

Answar & Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (jakarta:ciputat pers), 2002, h.47

19

Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Bandung:sinar baru algensindo 2001. H.59-61


(27)

cerita dengan tokoh/karakter yang mudah dikenal. 20

d. Penggunaan Gambar Kartun Sebagai Media Pengajaran

Menurut Spriyadi “penggunaan kartun sebagai media pembelajaran memiliki peranan penting karana dalam tahap ini siswa sangat tanggap terhadap stimulus visual yang lucu, menarik dan praktis.’21

Kartun digemari oleh segenap lapisan masyarakat terutama golongan anak-anak. Sesuatu yang baik akan meninggalkan kesan yang baik kepada kita. Oleh sebab itu, jika bahan kartun digunakan dengan baik, proses pembelajaran dan pengajaran akan menjadi lebih menarik dan berkesan kepada pelajar.

Objek penggunaan kartun sebagai media pengajaran ialah:

1) Membantu memberi rangsangan dan motivasi kepada murid-murid untuk terus mengambil bagian dan berinteraksi disamping memberi keseronokan

2) Menggalakkan murid berfikir secara kreatif dan kritis. Bahan kaertun boleh digunakan untuk menggerakkan daya pengamatan dan pemikiran pelajar

3) Kartun merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis yang dipersembahkan secara menarik dan ringkas untuk menyampaikan pesan. Oleh karena itu sifatnya yang unik, kartun mampu mengukuhkan kesan ingatan manusia.

4) Kartun juga berfungsi untuk mendidik murid-murid kearah peningkatan minat terhadap penggunaan kartun yang bermutu tinggi dari segi lukisan, pesan, dan sudut persembahan serta bahasa yang digunakannya.

5) Kartun dapat memperjelaskan maksud dan menggambarkan makna isi kandungan bahan yang diajar dalam bentuk yang lebih mudahh dan menarik.

20

http://belajarkartun.blogspot.com

21

Supriadi. Penggunaan Kartun Matematika DalamPembelajaran


(28)

Kartun dalam penadidikan digunakan sesuai tingkat pendidikan serta media pembelajaran yang digunakan. Alasan seorang guru menggunakan kartun dalam pedia pembelajaran IPS karena arti karun telah banyak dimengerti siswa. Contoh: kartun melalui bantuan luar negeri dalam perang, akan lebih dimengerti oleh siswa sehingga siswa dapat memberikan tanggapan atau usulan tentang apa yang akan dilakukan. Jadi kartun memberikan dampak emosional, sehingga siswa dapat memperikan respon terhadap informasi yang diberikan.

Menurut Lewis seperti yang dikutif oleh I Ketut Mahardika, “ gambar-gambar kartun yang digemari oleh anak-anak dapat diasumsikan mampu mengurangi kesulitan dalam pembelajaran, kerena gambar kartun dapat difungsikan antara lain untuk:

1) Membantu memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak 2) Membantu dalam memahami isi atau makna materi-materi varbal 3) Merangsang minat siswa dalam memahami makna gambar serta

keterkaitannya dengan konsep-konsep yang lain 4) Merangsang kreatifitas.” 22

Dengan demikian peneliti menyimpulkan “bahwa pengunaan kartun yaitu untuk memotivasi siswa sesuai dengan sifat kartun yang efektif dan menarik perhatian siswa. penggunaan kartun dalam media pembelajaran membutukan minat belajr dan usaha untuk mengerti tentang apa yang dipelajari siswa.” Hal tersebut menunjukan bahwa kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berfikir efektif dan efisien. Kartun-kartun yang sesuai dalam meteri yang diambil akan menumbuhkan minat, bakat, dan menggali kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

Kartun-kartun yang digunakan dalam pembelajaran IPS akan dipresentasikan oleh guru. Siswa akan memperhatikan materi yang diberikan oleh guru sejalan denga alur cerita kartun. Dari Artikel Kartun dan Seni Ilustrasi proses awal dari penggunaan kartun dalam pembelajran IPS “adalah

22

I Ketut Mahardika. Jurnal Pendidikan dan Kebuayaan, dalam .


(29)

menarik siswa untuk memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru.” Proses selanjutnya adalah memasukan materi dalam fikiran siswa melalui kartun. Setelah proses tersebut tercapai maka kartun berfungsi sebagai media pengingat tentang apa yang telah diajarkan oleh guru. Jika proses-proses tersebut telah terlaksana dengan baik, maka siswa akan mengingat materi pelajaran ketika teringat kartun yang telah dilihatnya pada proses pembelajaran IPS.23

Hal-hal diatas bertujuan untuk memotivasi kembali semangat siswa yang merasa agak jenuh karena lelah mengikuti materi pelajaran. Setelah semangat siswa bangkit kembali, maka guru dapat melanjutkan meteri pelajaran tersebut. seorang guru melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep penerapan dalam mata pelajaran IPS. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya bentuk karakter yang dapat digambarkan dalam bentuk kartun. Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Ini berarti kartun dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran. Namun demikian, guru perlu selektif dalam memilih kartun untuk menjaga reaksi siswa yang berlebih diantara siswa agar tidak kehilangan perhatian terhadap bagian terinci yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran penggunaan kartun dalam soal-soal IPS.

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut Agus Suprijono belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, “yaitu manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai skill (kemahiran/keterampilan) maupun pengetahuan.”24

23“Kartun dan Seni Ilustri”

.Artikel diakses pada 15 oktober 2013 dari file;//C:User/Public/Dokuments/Kartun-dan Seni-Ilustri.html

24

Agus Suprijono. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Jakarta: PT. UIN Jakarta Press, 2005), cetakan.1. h.88


(30)

Menurut Oemar Hamalik “belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or

strengthening of behavior through experiencing).” Menurut pengertian ini,

belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Selain itu Oemar Hamalik juga menyatakan bahwa “belajar adalah memperoleh pengetahuan; belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.”25

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut26: 1) Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. 2) Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 3) Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). 4) Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,

to listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca,

meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu). 5) Geoch

Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar

adalh perubahan performance sebagai hasil latihan) 6) Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a

result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang

bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). b. Ciri-ciri Belajar

Pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan

25

Oemar Hamalik, Kurikulumdan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1 Cet. 9. h. 36

26

Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 2


(31)

temporer dari subjek (misalnya keletihan, dan sebagainya).

Menurut Oemar Hamalik dengan pengertian tersebut, “maka ternyata belajar sesungguhnya memiliki ciri-ciri (karakteristik) tertentu, yaitu:

1) Belajar berbeda dengan kematangan

2) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental 3) Belajar yang hasilnya relatif menetap.”27

Wiliiam Burton menyimpulkan “uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui

(under going).

2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. 3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan

murid.

4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

5) Proses belajar dan hasil disyarati oleh hereditas dan lingkungan.

6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan – perbedaan individual di kalangan murid-murid.

7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman -pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

8) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur 10)Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi

dapat didiskusikan secara terpisah.

11)Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

12)Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatam, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

13)Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.

14)Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

15)Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dangan kecepatan yang berbeda-beda.

16)Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan

27


(32)

dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis. 28” c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam belajar ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada yang berasal dari luar diri orang yang belajar. Faktor yang berasal dari luar diri pembelajar adalah waktu, udara, letak tempat belajar yang bising, alat-alat peraga yang digunakan dalam belajar sebagai media belajar sehingga belajar tidak bersifat memperkenalkan materi saja. Menurut Sumadi Suryabrata, ”faktor-faktor tersebut disebut faktor nonsosial dalam belajar.”29

Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah pendekatan belajar. Pendekatan belajar merupakan cara dalam menyampaikan materi belajar. Muhibin Syah berpendapat bahwa “pendekatan belajar merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia yang mempengaruhi belajar.”30 Pendekatan belajar dapat berupa penyampaian materi secara berulang-ulang, melibatkan siswa dalam penelitian ilmiah, atau melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Sumadi Suryabrata, “faktor-faktor yang berasal dari dalam diri manusia adalah faktor fisiologis dan psikologis.”31

Faktor fisiologis berupa kondisi jasmani yang sehat dalam hal ini dipengaruhi oleh kecukupan nutrisi dan kondisi kesehatan. Kondisi fisiologis juga termasuk kondisi fungsi-fungsi pancaindera. Faktor lain yang berasal dari dalam diri pembelajar adalah keadaaan psikologis pembelajar seperti motivasi yang mendorong seseorang untuk melaksanakan aktivitas belajar, minat, cita-cita, sifat manusia yang ingin mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor-faktor yang berasal dari

28

Ibid., h. 31

29

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 233.

30

Muhibin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009) h.136

31


(33)

dalam diri manusia yang berupa kondisi fungsi pancaindera, motivasi, minat, cita-cita, dan sifat manusia yang ingin mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar adalah kondisi tempat belajar, sarana dan prasarana, metode pembelajaran, lingkungan belajar, dan pendidik.

d. Pengertian Hasil Belajar

Menurut S. Nasution hasil belajar siswa dirumuskan sebagai “Tujuan Intrusional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum matakuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu”.32 Menurut Purwanto “Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”.33

Merujuk pemikiran Bloom yang dikutip Agus Suprijono bahwa: “Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine,

dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, manjerial, dan intelektual”.34

Menurut Djamarah, “hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.”35 Hasil belajar menurut Gagne seperti yang dikutip W.S Winkel, “dapat dikaitkan

32

S.nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Kasara, 2009), Cet. V. h. 61 33

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, h. h. 45

34

Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005) h.6-7

35

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet ke-14, (Bandung: Remaja Rosydakarya. 2009) h.22


(34)

dengan terjadinya perubahan kepandaian hasil belajar yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kategori hasil belahar, yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan psikomotorik dan sikap.” 36

Lima kemampuan tersebut lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut :

1) Kemampuan intelektual (Intectual Skill), kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian, serta memecahkan suatu permasalahan.

2) Strategi kognitif (Cognitif Strategic), yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktifitas mentalnya sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapi.

3) Informasi verbal (Verbal informastion), yaitu kemampuan seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis.

4) Kemampuan motorik, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecendrungan untuk menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penelitian atas objek itu.37

Transfer belajar berkenaan dengan adanya konsep yang telah diorganiasikan dalam struktur kogntif siswa. Transfer belajar dapat tercapai bila peserta didik berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan. Prngetahuan dan keterampilan tresebut diperoleh dari pengalaman belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Nana Sudjana “bahwa kemampuan -kemampuan yang dimiliki siswa diperoleh setelah ia mengalami pengalaman belajar yang disebut hasil belajar”.38

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut; kepuasaan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa:

1) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 2) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya

36

W.S Winkel, Psikologi Pengajaran ,(Yokyakarta: Media Abdi, 2007), Cet ke-10, h. 111-117

37

Ahmad Sofyan, Tonih Feronik dan Burhanudin Milama.Evaluasi Pembelajaran IPABerbasis Kompetensi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h.18-19

38

OemarHamalik, Proses BelajarMengajar, (Jakarta: PT BumiAksara, 2003), cet.Ke-2, h.30


(35)

3) Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komperehensif) 4) Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan

dirinya terutama dalam menilai hasil yang capainya maupun menilai mengendalkan proses dan usaha belajarnya.39

Adapun hasil belajar yang dimaksud disini adalah sesuatu yang diketahui, diperoleh atau didapat setelah melalui proses belajar, baik karena ada guru yang mengajar ataupun siswa sendiri yang memanfaatkan lingkungannya untuk belajar.

Hasil belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan perubahan tingkah laku yang meliputi; pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Abu Ahmadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:

1) Faktor raw input (yakni faktor murid/anak itu sendiri) di mana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam :

a) Kondisi fisiologis b) Kondisi psikologi

2) Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan sosial.

3) Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari: a) Kurukulum

b) Program/bahan pengajaran c) Sarana dan fasilitas

d) Guru (tenaga pengajar). 40

39

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009).cetakanke-7. h.57

40


(36)

Jadi, yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bukan hanya disebabkan pada kemampuan diri individu seperti minat, motivasi, bakat, dan lain sebagainya yang bisa mempengaruhi hasil belajar. Namun faktor eksternal seperti sarana prasarana, perlengkapan belajar, materi pelajaran, dukungan sosial dan pengaruh budaya juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu antara faktor internal dan eksternal harus saling melengkapi agar hasil belajar siswa lebih meningkat.

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

Pengertian IPS secara umum menurut beberapa ahli dalam tulisan Nursid Sumatmadja seperti yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin, adalah:

1) Menurut Norman Mackenzi, IPS adalah semua disiplin ilmu yang merupakan perjanjian manusia dalam konteks sosial.

2) Menurut Nu’man Sumantri, IPS adalah menekankan pada timbulnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral, ideologi negara dan agama, IPS juga menekankan pada isi dan metode berfikir ilmuan sosial.

3) Menurut Achman Sanusi, IPS terdiri dari disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkatan perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.

4) Menurut Calhoum mendefinisikan ilmu pengetahuan sosial sebagai studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia. Van Daelen IPS adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku manusia itu meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial.41

Kemudian Abu Ahmad dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar menjelaskan bahwa pembelajaran IPS merupakan “Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi, antropologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah”.42

Menurut Sapriya pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan padagogis/psikologis

41

Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragama nIndividu Siswa dalam KBK, (Tangerang: Quantum Teaching, 2005), hal. 19-24

42


(37)

untuk tujuan pendidikan”.43

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah salah satu pelajaran yang diajarakan disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah atas. Dimana sasaran utamanya adalah pengembangan teoritis, seperti yang menjadi penekan pada social science. Dari keterangan tersebutdapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi dan mata pelajaran ilmu sosial lainnya.

b. Ruang Lingkup IPS

Menurut Sapriya “IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi berdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara”.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS terpadu meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, tempat dan lingkungan 2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan 3) Sistem sosial dan budaya

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan44

Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaan-kebudayaan jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

43

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet, 1, h.11

44

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet, 1, h.208


(38)

c. Katekteristik Pembelajaran IPS

Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik dijelaskan “bahwa mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakter anatara lain sebagai berikut”:

1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan bari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bukan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multi disipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar

survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan

jaminan keamanan.

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam kajian dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.45

Berdasarkan karakteristik yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.

d. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut Entin Solihatin “pada dasarnya tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.46

45

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teoridan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) Cet. 1, hal. 126

46

Entin Solihatin dan Raharjo. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008).cet.3. h.15


(39)

Sedangkan menurut Syafrudin Nurdin “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya”.47 Tujuan utama IPS ditingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan baha tujuan pengajaran IPS disekolah ialah suatu upaya untuk mentrasformasikan pengetahuan serta pemahaman tentang disiplim ilmu sosial seperti : sejarah,sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dan ilmu sosial lainnya, dengan tujuan menanamkan nilai-nilai sosial dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga peserta didik diharapkan memiliki karaktrer sebagai warga negara yang baik.

Sesuai dengan tujuan dari penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007, yakni “untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.”48 Melaui proses pembelajaran, diharapkan ada peningkatan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik, yang dapat dilihat salah satunya adalah melalui penilaian hasil belajar.

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, ”penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan ter-program dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.”49

47Syafrudin Nurdin, “Model Pembelajran yang Memeperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK’. (jakarta; ciputat press, 2005), h. 25

48

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007

49


(40)

Berdasarkan hal tersebut, pencapaian kompetensi peserta didik diukur melalui proses ulangan harian, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah atau madrasah, dan ujian nasional.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, dan hasi-lhasil penelitian terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut:

1. I Ketut Mahardika, “membekali kemampuan mahasiswa fisika dalam mengevaluasi kemampuan belajar siswa dengan model tes bergambar kartun kejadian fisika.”50

Dalam penelitian I Ketut Mahardika ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa: terjadinya perubahan yang signifikan antara kemampuan calon guru sebelum pelatihan dengan sebelum terjadinya pelatihan. Bukti telah menunjukan bahwa sebelum pelatihan calon guru samasekali belum bisa membuat ganbar kartun, sedangkan setelah pelatihan hampir semua guru dapat membuat atau memiliki ide untuk membuat gambar kartun. Dalam pembuatan tes bergambar, hampir semua peserta pelatihan telah mampu membuat tes bergambar kartun pasca pelatihan. Dengan demikian penulis mencoba meneliti penggunaan media gambarkartun dalam pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa yang terinspirasi dari I Ketut

2. Harmoko “pengaruh penggunaan media gambar kartun terhadap hasil belajar matematika siswa tahun 2011/2012.”51

Sedangkan dalam penelitian Harmoko yang dapat peneliti simpulkan bahwa hasil analisis data yang diperoleh dari peneliti adalah hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan media kartun dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan media kartun terdapatperbedaan yang

50

I Ketut Mahardika. Membekali Kemampuan Mahasiswa Fisika dalam Mengevaluasi Kemampua Belajar Siswa dengan Model Tes Bergambar KartunKejadian Fisika. (2007) dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.064 Tahun ke-13, Oktober 2013

51

Harmoko.Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengaruh Penggunaan Media Kartun Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Tahun 2011/2012.


(41)

signifikan. Dengan demikian media kartun yang digunakan sebagai bahan pembelajaran ini cukup untuk menjabarkan apersepsi siswa dalam pokok bahasan perbandingan. Dengan demikian penulis mencoba meneliti kembali apakah hasilnya sama dengan materi dan sampel yang berbeda

Dan dalam penelitian ini yang peneliti lakukan yaitu mengenai penggunaan media pembelajaran yang masihkurang sehingga peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media gambar kartun sebagai media pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa terjadinya perubahan yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan media gambar kartun dengan kelas kontrol yang tanpa menggunakan media gambar kartun dengan berharap penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga termotivasi untuk belajar.

C. Kerangka Berpikir

Belajar adalah proses perubahan perilaku akibat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan, keteramapilan, sikap, bahkan segenap aspek pribadi, kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar termasuk menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.

Keberhasilan belajar IPS bagi peserta didik sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Hasil belajar pada prakteknya selalu mengutamakan aspek kognitif. Sehingga aspek afektif mengenai pemahaman nilai kurang diperhatikan, oleh karaena itu penelitian ini berusaha mengevaluasi hasil belajar secara menyeluruh. Tidak hanya aspek kognitif saja, melainkan ranah afektif maupun aspek psikomotorik. Melalui pembelajaran IPS siswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial yang dapat diaplikasikan dalam kehidupannya, baik dalam tataran individu maupun kebutuhan untuk terlibat dan berinteraksi dalam kehdupan masyarakat sehari hari.


(42)

D. Hipotesis Penelitian

Adapun perumusan dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut: H0 = Tidak terdapat pengaruh media gambar kartun terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Al-Amanah Setu, Tangerang Selatan.

H1 = Terdapat pengaruh media gambar kartun terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Al-Amanah Setu, Tangerang Selatan.


(43)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Amanah yang beralamatkan di Jl. Raya Puspitek, Setu, Tangerang Selatan. Alasan penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut sebagai berikut:

1. Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah dan terdapat pondok pesantren bagi siswa-siswi.

2. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.

3. Sekolah tersebut merupakan tempat dimana penulis pernah melakukan PPKT sehingga sudah dikenal oleh pihak sekolah dan memudahkan penulis melakukan penelitian.

Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan, dari bulan juli-desember 2013.

Tabel 3.1 Time Schedule

No Kegiatan Bulan

Juli Agst Sep Okt Nov Des

1 Penyusunan Proposal 

2 Revisi Proposal 

3 Membuat Kisi-kisi Soal dan Kalibrasi Instrumen

4 Membuat Gambar Kartun 

5 Observasi Penelitian di SMP Al-Amanah

6 Pengumpulan Data 

7 Analisis dan Pengolahan Data

 8 Penyusunan Laporan

Penelitian


(44)

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan objek penelitian1

. Anas Sudijono menyebutkan definisi populasi, yaitu “kumpulan dari seluruh elemen yang menjadi objek-objek penelitian”2

. Populasi dalam penelitian ini adalah:

a) Populasi target : Seluruh siswa SMP Al-Amanah Setu

b) Populasi terjangkau : Siswa-siswi kelas VIII SMP Al-Amanah Setu, Tangerang Selatan

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel diambil dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas, kelas pertama berjumlah 30 siswa kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua berjumlah 30 siswa kelas VIII-B sebagai kelas kontrol. Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Purposive

Sampling, yaitu pemilihan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil

subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.3

Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling sebanyak dua kelas, yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.

C. MetodePenelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif dengan penggunaan quasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-akibat melalui dan yang perlakuan dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut. Karena berbagai hal yang berkenaan dengan pengontrolan

1

Suharmisi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.115

2

AnasSudijono, PengantarStatistikaPendidikan, (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2009).

3

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: RinekaCipta, 2006) h.139


(45)

variabel, sehingga sulit digunakan eksperimen murni.4

Dalam metoda penelitian ini terdapat kelas eksperimen. Yaitu metoda penelitian yang melakukan pengontrolan terhadap salah satu variabel. Kelas eksperimen diberi perlakuan khusus (variabel yang akan diuji akibatnya) yaitu dengan menggunakan media gambar kartun, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan media gambar kartun, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah test desain penelitian yang digunakan ialah Nonequivalent Control Group

Design yang divisualisasikan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen (E) T1 X1 T2

Kontrol (C) T1 X2 T2

Keterangan :

H0 = Kelompok Eksperimen (kelompok yang menggunakan media Gambar Kartun)

H1 = Kelompok Eksperimen (kelompok yang tidak menggunakan media Gambar Kartun)

T1 = Tes yang sama pada kedua kelompok sebelum treatment (pretest) X1 = Perlakuan dengan menggunakan media gambar kartun

X2 = Perlakuan dengan tidak menggunakan media gambar kartun T2 = Tes yang sama pada kedua kelompok setelah treatment (posttest).5

4

Nana Syaodih Sukmadinata,Model Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosyda Karya. 2007) h.207

5

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kwalitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 79


(46)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Data dalam penelitian yang digunakan untuk mengukur atau melihat keberhasilan belajar siswa diperoleh dari hasil pretest

dan posttest yang diberikan guru (peneliti) kepada siswa. Pretest dan posttest

diberikan kepada masing-masing kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam yaitu:

1. Tes

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memperoleh nilai dikelas maka perlu dilakukan tes yang dapat mengetahui kemampuan siswa dalam mencapai nilai yang sesuai dengan nilai SKBM. Menurut Suharsimi Arikunto,“tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.6

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu melalui cara – cara yang telah ditentukan.

Tes ini berupa tes pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang valid yaitu dengan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal (pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik, karena itu butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan Tes akhir (posttest) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah di ajarkan kepada para peserta didik.

2. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto, “observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra”.7

Peneliti melakukan pengamatan

6

SuharmisiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatandan Proses, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 193

7


(47)

pada siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar observasi.

Lembar observasi ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi aktivitas guru dalam belajar mengajar dan lembar observasi aktifitas siswa. Lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar yaitu untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar kartun.

3. Wawancara

Untuk mengetahui dan mencari hasil yang relevan maka peneliti memerlukan adanya wawancara dari siswa kelas VIII-A sebagai sampel agar mendapat informasi yang jelas.

Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar kartun terhadap siswa.

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Jenis Data Tenik

Pengumpulan Data

Instrumen

Siswa Hasil belajar siswa sebelum terlibat dalam media gambar kartun pada pelajaran IPS

Melaksanakan tes awal

Butir soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal Siswa Hasil belajar siswa

setelah terlibat dalam media gambar kartun pada pelajaran IPS

Melaksanakan tes akhir

Butir soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal Siswa Lembar observasi

yang ditujukan kepada guru dan siswa

Obeservasi Butir pernyataan


(48)

yang ditujukan kepada siswa

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes Hasil Belajar

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal yang digunakan dalam penelitian berjumlah 20 soal yang telah diuji coba validitas dan reliabilitasnya. Kisi-kisi instrumen tes penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut ini :

Kelas/ Semester : VIII/Ganjil

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Standar Kompetensi :Memahami Penyaikt Sosial dan Masalah Penyimpangan Sosial Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi Pokok Indikator Nomor Soal

 Memahami penyakit soail dan masalah penyimpan gan sosial

 Mengidentifikas i berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba,

HIV/Aids, PSK dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

Penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat Faktor-faktor penyimpangan sosial  Mengidentifikasi penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat  Mengidentifikasi faktor-faktor penyimpangan sosial 1*,2*,3,4,6, 7, 8*, 12*, 13*, 23, 24, 26, 37,39,

5, 14, 15, 17, 18, 19*, 20*, 21, 27*, 33*, 36*, 38*,


(49)

Bentuk-bentuk penyimpangan sosial

 Memahami berbagai penyakit masyarakat akibat

penyimpangan sosial.

 Mengidentifikasi kan sifat-sifat penyimpangan sosial

9*, 10, 11*, 16, 22, 25, 28*, 29*, 30*, 32, 40*

31*, 34*, 35*

Keterangan :

*Butir soal yang valid

Jumlah butir soal yang valid sebanyak 29 soal, sedangkan yang digunakan hanya 20 butir soal, butir soal yang tidak digunakan yaitu 7, 14. 16, 17,18, 21, 22, 37, dan 39. Validitas soal ini dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Validitas Soal No. Butir

Baru

No. Butir Asli

Korelasi Validitas

1 1 0,561 Valid

2 2 0,575 Valid

7 3 0,593 Valid

8 4 0,380 Valid

9 5 0,581 Valid

11 6 0,561 Valid

12 7 0,469 Valid

13 8 0,561 Valid


(50)

16 10 0,485 Valid

17 11 0,326 Valid

18 12 0,435 Valid

19 13 0,369 Valid

20 14 0,540 Valid

21 15 0,590 Valid

22 16 0,512 Valid

27 17 0,647 Valid

28 18 0,635 Valid

29 19 0,644 Valid

30 20 0,476 Valid

31 21 0,651 Valid

33 22 0,483 Valid

34 23 0,467 Valid

35 24 0,402 Valid

36 25 0,764 Valid

37 26 0,555 Valid

38 27 0,579 Valid

39 28 0,526 Valid

40 29 0,335 Valid

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam belajar mengajar dengan menggunakan media gambar kartun pada kelas eksperimen dan tidak menggunakan media gambar kartun atau menggunakan LKS pada kelas kontrol saat pembelajaran di kelas. Data yang diperoleh dari lembar observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan media gambar kartun. Observasi yang dilakukan setiap pertemuan sebanyak dua kali pertemuan dan observasi dilakukan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan


(1)

/

I I

HAI sl?eu{

!!!

9e FoLlA4 K€flFA fi4€NUJV, gADPvN

g v P X e

U v APDY

BAgv N\U.:

.

AbA M\NUNNDP

l\j\ qgN

g(€gtAL T O K O\.4tFA6 .

$ r\,nUUA\)

[<trA

M/\M-n-F-pf WAKur.rc

1t1

Hifflt

EADNn\J nt{gyE,

" :\

VAN

rVAt" rcr,tt

N\l )! XrKot A\-l

'-tANvAttnte

?ANJANc

e*ge-qnrNYs-tu)ul

NY


(2)

_l f{ 1

K€flFA tvt1NttJV

96 tcoLA44 , BADR\N

B v s T E U v

A p D Y

FttA MAtu

riE

!r tr.rAKuwc 1ut6

AbA

UtNunnlp

BAgv

gt€,elAr

N\u..

lN1 6P['tr\

tlr\,iUWlAN

{A\\VA P\tr\F?ANJANG ,

BAD!-!AggNYrturvl NY

0 nPpvN

l tvlto

?U\J rrrA$uF 9 A\)

1\^tN\))! _1eKotAf-l

..


(3)

,-fl

s@

O

.E2

D0l

ftE-.ulw

IrpuU!

Peng\m?angan

a?akah

tni

?

I

sttab

5os!'aL


(4)

rlff

74r

r g ' *

, s

t ^ (

I

{

f,

\-\s';.,

\r*, t \ { b! -.s

s F.'

E{

J<

{ A

{ q" { $ \ F

h'

$ \L

N

\ \

SR

^\ *s'

Fd

E*

ss

.K < 5 q 5-5

sc

6 ) o

i's(

( i

= &

L s !

& < a Y

€3

J-J d f

3{,


(5)

.-i=

,J

| a € :

Penginr?angan

a?akah

tni

?

a

sttab

5os\aL


(6)

{

R---y&y.,qs&ru ff-# iE $3{:e

*{ *e

F::,,

/&F,i'H'

&E"fl

ft /ilfu "eiw{ffi&gff

j:iii'il :.i:rt,:ifi:-1 i:,ir: ":l 'ri'.;ii'it..i';'t 'tt t'.ii

ruffiFrs

f" tu g-%ru%'rurw*&ffi#

t* s gi ?ijf ::fi {.}li7-4 S*:t Siet*:s'iE ftrAKRffinlT'r\i-li tor'i4:l'::iii':

ii i; li !rilil2{l4i}i}? ?

ii: r': ;: i i . * r ;,* ;:;*' i n ill s n c h (€ rockeima i l. cam i.:.:. : i i;'i-1riiJ ii?r.-J

I

SURAT KETERANGAN

Nomor : 25 IYPP

NSMP.0

1/XIU20L3

;

I

Dengan hormat,

Yang bertanda tarrgan di bawah ini Nama

Jabatan Unit Keda

Dengan ini rnenerangkan bahwa :

Nalrla NIM Fakr.lltas JurusarlProdi Semester Tahun Akademik

: Drs" H. OMAN R,OHMANUDIN, M.M" : Kepala Sekolah

: SMP Al Amanah Setu

: A-FLIAY{-1D1}'1. : 1 0 9 0 1 5 0 0 0 1 6 4

: trimu'far'biyah dan Keguruan : Fendidikan IPS (Sosiologi) : D( (Sembilan)

.20t3 -2014

Bahwa mahasiswa yang bersangkutan di atas telah melaksanakan penelitian di SMP Al Amanah Setu pada tanggal 04 November sampai 04 Desembet 2AI3 dengan judul penelitian "pengaruh Penggunnan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belaiar IPS Terpadusi^nrya Ketas WII SMP Al Amaruh Setu Tangerang Selatan".

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagairnana mestinya. Selatan, 05 Desember 2Al3

,lfi-Tr'i

;ffitwrW

{t il ffigiirtfl,g{^,d,.J,Lt

j

"\,*"t;'*"ffi;#

'\1,?'D

--"#*


Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan metode sosiodrama trehadap hasil belajar ips siswa(quasi eksperimen di smp al hasra kelas viii.1 dan viii.2)

2 22 198

Minat belajar pendidikan agama islam pada siswa kelas VIII SMP al-Mubarak Pondok Aren-Tangerang Selatan

0 18 71

Penegakan disiplin siswa di SMP Al-Amanah Setu Tangerang Selatan

1 17 106

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Viii Di Smp Nusantara Plus Tangerang Selatan

3 17 130

Pengaruh Penggunaan E-Learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus: SMP N 10 Kota Tangerang Selatan)

1 4 187

Minat siswa terhadap pembelajaran bahasa indonesia kelas viii di SMP Al Amanah Desa Bakti Jaya Kecamatan Setu Tangerang Selatan Banten tahun pelajaran 2014/2015

0 15 130

Penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V A MI “Al-Husna” Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

2 15 127

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI PADA SISWA KELAS Penggunaan Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Ajar

0 3 17