Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Viii Di Smp Nusantara Plus Tangerang Selatan

(1)

HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SISWA KELAS VIII DI SMP NUSANTARA PLUS

TANGERANG SELATAN

Disusun Untuk Mengajukan Skripsi

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pdi )

DI SUSUN OLEH :

Ahmad Fauzi

NIM : 109011000078

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMP Nusantara Plus

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi syarat- syarat mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Disusun oleh:

Ahmad Fauzi NIM: 109011000078 Di bawah Bimbingan

Heny Narendrany Hidayaty Dra.MPd. NIP: 197105121996032002

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 9 Juni 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, menulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 15 Juni 2014 Panitia Ujian Munaqasah


(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Fauzi

NIM : 109011000078

Tempat/Tgl lahir : Bogor, 03 Desember 1989 Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Nusantara Plus

Dosen Pembimbing : Heny Narendrany Hidayati Dra. M.Pd

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.


(5)

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam kelas VIII. Yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sudah direncanakan dan diterapkan sebelumnya yang dinyatakan dalam skor tertentu. Hasil belajar dua kelompok tersebut adalah hasil belajar siswa kelas VIII yang ditunjukan oleh nilai pretest dan posttest hasil belajar.

Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen. Uji hipotesis menggunakan uji tes “t”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data posttest kontrol dan posttest eksperimen berupa skor hasil belajar PAI pada konsep memahami Zakat. Nilai t hitung siswa pada kelas posttest eksperimen dan kontrol adalah 4,488. Dari hasil perhitungan posttest dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 1,688. kemudian

dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi

5% diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu t hitung (4,488) > t tabel (1,668).

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar PAI siswa yang diberi Pembelajaran Outdoor dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Sehingga dari sini kita dapat memahami bahwa pembelajaran Outdoor sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam.


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat Islam yang senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beristiqamah dalam memperjuangkan Islam hingga akhir hayat .

Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, namun berkat semangat dan kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Nurlena Rifa’i, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Pembantu Dekan.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon. M.Ag Selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya.

3. Marhamah Shaleh, Lc.M.A Selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Heny Narendrany Hidayaty Dra. MPd. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini serta bersedia meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat baik di dunia dan akhirat.

6. Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mendapatkan reverensi.


(8)

7. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru SMP Nusantara Plus Tangerang, yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini.

8. Kedua orang tua yang tersayang, yaitu Bapak H. Anwas dan Ibu Hj. Rumyanih serta kerabat yang telah memberikan fasilitas dan motivasi kepada saya sehingga dapat menyelasaikan kuliah.

9. Imran Satria Muchtar S.Pd.I, Burhanuddin, Arini Nuryaddin dan seluruh teman Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2009 khususnya kelas B yang selalu membantu, memberi inspirasi, semangat dan motivasi dalam menelesaikan skripsi ini.

10. Anak-anak ISTANBUL COMUNITY dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak semoga Allah membalas dengan balasan yang setimpal dari kebaikan yang telah mereka lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi sistematika, bahasa maupun isi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dalam menimgkatkan kualitas dunia pendidikan di Indonesia. Amin ya Rabbal’alamin.

Jakarta, 25 April 2014

Penulis


(9)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ……… 5

C. Pembatasan Masalah ……… 5

D. Perumusan Masalah ………. 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 6

1. Tujuan Penelitian ……… 6

2. Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teori ……… 7

1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam... 7

a. Pendidikan Agama Islam ………... 7

1. Pengertian PAI... 7

2. Tujuan PAI... 7

3. Fungsi PAI... 8

4. Karakteristik PAI... 9

5. Sumber PAI... 9

b. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar... 13

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar... 14

c. Penilaian hasil belajar PAI... 16

2. Hakikat Pembelajaran Outdoor a. Pengertian Pembelajaran ……….…... 18


(10)

b. Pembelajaran Outdoor…... 19

c. Tujuan pokok mengajar diluar kelas... 21

d. Nilai plus pembelajaran di luar kelas... 24

3. Pengertian Belajar ………... 24

a. Ciri-Ciri Belajar …….………... 24

b. Tujuan Belajar ………….………... 25

c. Jenis-Jenis Belajar …... 26

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar … 27 B. Hasil Penelitian yang Relevan ……….... 29

C. Kerangka Berfikir ………... 31

D. Hipotesis Penelitian ……….... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……….... 35

B. Metode dan Desain Penelitian ………... 35

C. Populasi dan Sampel ………..….... 36

D. Variabel Penelitian ………..…... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ………..……... 37

F. Instrumen Penelitian ………..………... 37

G. Uji Coba Instrumen ……….... 37

1. Uji Validitas ……….………... 38

2. Uji Reliabilitas ………..…………... 39

3. Tingkat Kesukaran ………..………... 40

4. Daya Pembeda ………..………... 41

H. Prosedur Penelitian ………..………... 41

I. Teknik Analisis Data …………..………... 42

1. Uji Normalitas …………..………... 42


(11)

3. Uji Hipotesis ………….………... 45

BAB IV A. Profil SMP Nusantar Plus... 45

1. Sejarah Singkat SMP Nusantara Plus... 45

2. Visi Misi SMP Nusantara Plus... 46

B. Deskripsi dan Analisis Data …... 47

1. Langkah-langkah perlakuan dalam penelitian... 47

C. Pengujian Persyaratan Analisis... 60

D. Pengujian Hipotesis... 62

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

F. Keterbatasan Penelitian ... 63

G. Gambar Penelitian... 65

BAB V Penutup A. Kesimpulan... 68

B. Implikasi ... 68

C. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA... 69 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

No Tabel Nama Tabel Halaman

3.1 Rancangan Penelitian 36

3.2 Tabel Kriteria Validitas, Reliabilitas 40

3.3 Kriteria Soal-soal 41

4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

Kelas Eksperimen 50

4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

Kelas Kontrol 53

4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Postest

Kelas Eksperimen 55

4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Postest

Kelas Kontrol 58

4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas

Kontrol dan Eksperimen 59

4.6 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas


(13)

GAMBAR PENELITIAN

4.1 Histagram Hasil Pretest Kelas Eksperimen 4.2 Histagram Hasil Pretest Kelas Eksperimen 4.3 Histagram Hasil Posttest Kelas Eksperimen 4.4 Histagram Hasil Posttest Kelas Kontrol

4.5 Pembelajaran Konvensional


(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 3. RPP Kelas Kotrol dan Kelas Eksperimen Lampiran 4. Kisi-Kisi Soal Pretest

Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Postest

Lampiran 6. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran

Lampiran 7. Nilai Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 8. Nilai Pretest Kelas Kontrol Lampiran 9. Nilai Postest Kelas Kontrol Lampiran 10. Nilai Postest Kelas Eksperimen

Lampiran 11. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen Lampiran 15. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 16. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Lampiran 17. Uji Normalitas postest Kelas Eksperimen Lampiran 18. Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zainal Arifin mangatakan bahwa arti pendidikan secara istilah adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi, dalam arti mental.1

Sementara, pendidikan secara umum menurut Ki Hadjar Dewantara sebagaimana dikutip oleh suwarno, adalah sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak. Maksudnya adalah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak, selaras dengan alam dan masyarakatnya.2

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan sesorang atau sekelompok orang dalam mempengaruhi orang lain yang bertujuan untuk mendewasakan manusia seutuhnya, baik lahir maupun batin.

Pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan bernalar,berfikir secara kritis, logis, sistematis, dan kreatif sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang semakin canggih.

Pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk siswa di dalamnya adalah melalui proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan, itu semua dapat

1

Armei Arief,Pembaharuan Pendidikan Islam,(Jakarta:Suara Adi,2009), hal. 32 2


(16)

siswa peroleh melalui proses pembelajaran khususnya pembelajaran agama yang memiliki peran penting dalam pengembangan sikap dan spiritual siswa.

Pembelajaran Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berahklak mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.3

Pembelajaran Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan pesrta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berahklak mulia dlam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.4

Jadi, pembelajaran PAI dalam rangka membentuk karakteristik serta spiritual seorang siswa perlu mendapatkan perhatian khusus dalam penyelenggaraannya, karena dengan kemampuan-kemampuan tersebut siswa membentengi diri mereka dari tantangan kehidupan di era globalisasi serta selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan dirinya dan lingkungannya merupakan bukti nyata bahwa lembaga pendidikan telah berhasil menjalankan fungsinya.

Pembelajaran PAI seharusnya tidak hanya mengedepankan konsep-konsep semata yang akan menimbulkan kejenuhan bagi setiap siswa, sedangkan yang terjadi pada kenyataannya masih banyak di sekolah-sekolah salah satunya SMP Nusantara Plus para guru masih menggunakan metode-metode klasik yang di dalamnya kurang menciptakan interaksi antara guru dan murid. Pembelajaran PAI harus lebih menyenangkan karena dengan demikian memungkinkan peserta didik lebih bersemangat untuk mengikuti

3

Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta,Kalam Muila, 2010 ), hal. 21 4


(17)

pembelajaran PAI. Terkadang siswa merasa jenuh dengan pembelajaran PAI yang hanya menggunakan metode-metode klasik seperti metode ceramah. Padahal, siswa dituntut untuk ikut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Minimnya penerapan metode pembelajaran yang guru sampaikan pada mata pelajaran PAI di SMP Nusantara atau bahkan banyak guru yang kurang menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, kondisi sekolah yang kurang memadai atau bahkan kurangnya sarana pembelajaran di sekolah Nusantara ini, serta mungkin pembelajaran tersebut terlalu sering dilakukan di dalam ruang kelas sehingga dirasakan terlalu monoton.

Kegiatan yang minim terkadang cepat membuat peserta didik merasa bosan, misalnya pelajaran PAI yang hanya dilakukan dalam kelas, mengharuskan siswanya duduk rapi, mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga terkadang para guru di SMP Nusantara Plus hanya menjadikan buku dan ruang kelas sebagai satu-satunya sumber belajar. Padahal di luar kelas sana dapat dijadikan tempat belajar yang lebih menyenangkan dan lebih memberi keluasan bagi siswa dalam memperoleh pengalam dalam pembelajaran di bandingkan hanya di ruang kelas.

Dampak negatif yang siswa alami tersebut dapat diminimalisasi atau dikurangi dan kemungkinan besar dapat diatasi dengan memperbaiki cara pengajaran atau merubah pendekatan pembelajaran, merawat dan melengkapi fasilitas belajar, serta membangun citra positif bahwa mata pelajaran agama itu menyenangkan sama dengan mata pelajaran lainnya, yakni meyakinkan bahwa pelajaran agama itu tidak membosankan.

Pada dasarnya seorang guru hendaknya dapat menerapkan suatu pembelajaran yang di dalamnya dapat tercipta interaksi aktif antara guru dan siswa, sesama siswa serta siswa dengan lingkungannya. Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan kemampuan pemahaman siswa terhadap agama dapat menjadi lebih baik. Di sisi lain rasa memiliki, mencintai lingkungan sekitar dapat juga tertanam. Pembelajaran Outdoor atau pembelajaran di luar kelas


(18)

secara tidak langsung mengingatkan siswa bahwa belajar tidak selalu dilakukan di dalam ruangan kelas.

Dengan pembelajaran seperti ini memberikan siswa ruang untuk mengeksplorasi dan memahami pembelajaran agama dengan baik. Karena dengan pembelajaran di luar kelas dapat menciptakan interaksi antar guru dengan murid, murid dengan murid serta murid dan lingkungannya.

Dalam pembelajaran PAI secara nyaman dan menyenangkan dapat membuat siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Dengan mengupayakan agar siswa dapat tetap senang untuk belajar agama tentunya akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap matari agama, sehingga akan tercapailah apa yang dinamakan kompetensi dalam pelajaran agama. Seorang guru hendaknya dapat menerapkan suatu pembelajran yang di dalamnya tercipta interaksi aktif dan menyenangkan antara guru dan siswa, siswa dan siswa serta siswa dan lingkungannya.

Upaya menghadirkan pembelajaran PAI yang lebih menyenangkan serta mengurangi tingkat kejenuhan siswa, penulis mencoba menerapkan pembelajaran agama dengan pendekatan pembelajaran Outdoor. Pembelajaran

Outdoor merupakan salah satu variasi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah seperti taman sekolah, lapangan, tempat parkir, sehingga memungkinkan dapat mengurangi kejenuhan siswa. Pembelajaran

Outdoor ini memanfaatkan interaksi siswa dengan lingkungan terbuka sebagai sumber belajar.

Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran Outdoor adalah suatu pembelajaran yang memanfaatkan kondisi di luar ruangan kelas. Pembelajaran ini memanfaatkan areal sekolah untuk dijadikan tempat belajar, oleh karenanya diharapkan dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Pendekatan ini berlandaskan pada pemikiran bahwa setiap tempat memiliki potensi untuk dijadikan tempat belajar, karena pembelajaran yang


(19)

menyenangkan bisa lebih memotivasi siswa untuk dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik.

Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar anak diluar kelas ( Outdoor Study ) mengungkapkan bahwa “ Outdoor Learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas.sebagian orang menyebutnya dengan Outing Class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar “.5

Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian di sekolah SMP Nusantara Plus, baik lapangan maupun kepustakaan dengan memilih judul “Pengaruh Pembelajaran Outdoor

Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa” B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya penguasaan guru terhadap teori dan praktek pengelolaan kelas 2. Metode guru yang kurang kreatif dalam mengembangkan pembelajaran 3. Rendahnya hasil belajar agama siswa dalam belajar

4. Rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran agama C. Pembatasan Masalah

Agar dapat lebih mengarah secara mendalam, maka dalam penelitian ini perlu membatasi masalah pada:

1. Pembelajaran Outdoor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menggunakan dan memanfaatkan fasilitas yang ada kemudian digunakansebagai sarana meningkatkan proses belajar mengajar.

5

Adelia vera, Metode Mengajar Anak di Luar Kelas ( Outdoor Study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal. 17


(20)

2. Sedangkan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran fiqihdi kelas VIII tahun ajaran 2013-2014 SMP Nusantara Plus di lihat dari hasil.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah “Apakah terdapat pengaruh pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam” ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran Outdoor pada pelajaran fiqih terhadap hasil belajarnya.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini antara lain:

a. Memberikan dampat positif pada siswa agar lebih bersemangat dalam belajar PAI.

b. Memberikan salah satu alternatif pembelajaran kepada guru khususnya guru agama sehingga pembelajaran outdoor ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.

c. Bagi masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap dunia pendidikan diharapkan dapat membangkitkan kesadaran mereka untuk ikut serta dalam mewujudkan pendidikan.


(21)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam a. Pendidikan Agama Islam

1) Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Prof.DR. Ramayulis pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran islam dari sumber utamanya kitab suci al-qur’an dan al -hadits, melalui kegiatan bimbingan, pelatihan serta penggunaan pengalaman.1

Sedangkan menurut Zakiyah Dradjat ( 1987:87 ) Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.2

Sedangkan menurut Muhammad Fadhil Al-Djamali, menyatakan bahwa Pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).3 2) Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga manjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

1

Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.21

2

Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2012),hal.12

3


(22)

SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.4

Pendidikan agama islam disekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah serta berahlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.5

Tujuan pendidikan agama Islam di atas merupakan turunan dari tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN ( UU No. 20 tahun 2003 ), yang berbunyi : “Pedidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6

3) Fungsi Pendidikan Agama Islam

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt. Yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

4

Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.22 5

Ibid, hal.22

6

Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya, Bandung:2012),hal.16-17


(23)

d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya.

g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

4) Karakteristik Pendidikan Agama Islam

a) Pendidkan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan, yakni sisi keyakinan dan sisi pengetahuan.

b) Pendidikan Agama Islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak netral. c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang

menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-sifat ilahiyah yang jelas dan pasti.

d) Pendidikan Agama Islam bersifat fungsional.

e) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal keagamaan peserta didik.

f) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif. 5) Sumber Pendidikan Agama Islam

Dalam Islam ada beberapa sumber pedoman yang harus menjadi panutan bagi setiap muslim yaitu :

a) Alquran

Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara‟a-yaqra‟u-qira‟atan

atau quran‟an,yang berati mengumpulkan ( al-jam’u ) dan menghimpun ( adh-dhammu ) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara teratur. Muhammad Salim Muhsin mendefinisikan Alquran yaitu : “Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis


(24)

mutawattir dan membacanya dipandang ibadah serta sebagai penentang (bagi yang tidak percaya) walaupun surahnya pendek.”7

Dengan demikian al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam harus dijadikan landasan dan sumber utama pendidikan Islam. Sehingga terlihat bahwa seluruh dimensi yang terkandung dalam Al-Qur’an memiliki misis dan implikasi kependidikan yang bergaya imperatif, motivatif, dan persuasif, dinamis, sebagai suatu sistem pendidikan yang utuh dan demokratis lewat proses manusiawi. Proses kependidikan tersebut bertumpu pada kemampuan rohaniah dan jasmaniah masing-masing peserta didik, secara bertahap dan berkesinambungan, tanpa melakukan perkembangan zaman dan nilai-nilai Ilahiah. Semua proses pendidikan Islam tersebut merupakan proses konservasi dan transformasi, serta internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan manusia sebagaimana yang diinginkan oleh ajaran Islam. Dengan upaya ini, diharapkan peserta didik mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.8

b) As-sunnah

As-sunnah menurut bahasa adalah tradisi yang biasa dilakukan, atau jalan yang dilalui, baik yang terpuji maupun yang tercela. As-sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi berupa perkataan, perbuatan, taqrirnya, ataupun selain daripada itu.

م

س

ّس

يخ

ر

يلع ع ّاف

جا هلف اه

ثم هر

جا

مر

يغ هع ّا

مر

ق

م

جا

مهر

يش

م أً

يلع ع ّاف ّش ّس س

يلع اك اه

ز ه

هر

ثم

ٔا

مراز

يغ هع ّ

ر

م

ق

م

ٔا

مهراز

يش

أً

7

Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010),hal.32 8


(25)

Barang siapa yang membuat suatu jalan (Sunnah) kebaikan, kemudian diikuti orang maka baginya pahalanya sama dengan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa yang membuat suatu jalan (Sunnah) yang buruk, kemudian diikutinya maka atasnya dosa dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. At-Tirmidzi).9

Sedangkan sunnah menurut istilah, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulam, di antaranya sebagai berikut:

(1) Menurut ulama ahli hadits (Muhaditsin), sunnah adalah segala perkataan Nabi, perbuatannya, dan segala tingkah lakunya.

(2) Menurut ulama Ushul Fikih (Ushuliyun), sunnah adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi baik yang bukan dari al-Qur’an baik berupa segala aperkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil hukum syara’.

(3) Menurut ulama Fikih (Fuqaha), sunnah adalah sesuatu ketetapan yang datang dari Rasulullah dan tidak termasuk kategori fardlu dan wajib, maka ia menurut mereka adalah sifat syara’ yang menuntut pekerjaan tapi tidak wajib dan tidak disiksa bagi yang meninggalkannya.

(4) Menurut ulama maw’izhah („Ulama Al-Wa‟zhi wa Al-Irsyad), sunnah adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi dan sahabat.10

Contoh yang diberikan oleh beliau dapat dibagi kepada tiga bagian. Pertama, hadits qauliyah yaitu yang berisikan ucapan, pernyataan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Kedua, hadits fi‟liyah yaitu yang berisi tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan Nabi. Ketiga, hadis taqririyah

9 Maktabah Syamilah

10


(26)

yaitu yang merupakan persetujuan Nabi atas tindakan dam peristiwa yang terjadi.11

c) Kata-Kata Sahabat

Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalm kedaan beriman dan mati dalam kedaan beriman juga.

d) Kemaslahatan Ummat

Kemaslahatan umat adalah menetapkan undang-undang peraturan dan hukum tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan dalam nash, dengan pertimbangan kemaslahatan hidup bersama.

e) Adat kebiasaan masyarakat ( „uruf )

Uruf adalah kebiasaan masyarakat baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri.

f) Hasil Pemikiran Para Ahli Dalam Islam ( Ijtihad )

Ijtihad berakar dari kata jahda yang berarti al-masyaqqah ( yang sulit ) dan pengerahan kesanggupan dan kekuatan. Sedangkan menurut istilah ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan dan kekuarangan untuk memperoleh apa yang dituju sampai pada batas puncaknya.12

Ijtihad menjadi penting dalam pendidikan Islam ketika suasana pendidikan mengalami status quo, jumud, dan stagnan. Tujuan dilakukan ijtihad dalam pendidikan adalah untuk dinamisasi, inovasi dan modernisasi pendidikan agar diperoleh masa depan pendidikan yang lebih berkualitas.13

Perlunya melakukan ijtihad di bidang pendidikan, terutama pendidikan Islam sangat perlu dilakukan, karena media pendidikan merupakan sarana utama untuk membangun pranata kehidupan sosial dan kebudayaan manusia

11

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), Cet. I, hal. 97.

12

Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010),hal.32-45

13

Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: KENCANA, 2008), Cet. II, hal. 43.


(27)

untuk mencapai kebudayaan yang berkembang secara dinamis, hal ini ditentukan oleh sistem pendidikan yang dilaksanakan dan senantiasa merupakan pencerminan dan penjelmaan dari nilai-nilai serta prinsip pokok al-Qur’an dan Hadits. Proses ini akan mampu mengontrol manusia dalam seluruh aspek kehidupannya, sekaligus sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya.14

b. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Usaha yang dilakukan seseorang merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Perubahan tingkah laku dapat berupa pengetahuan, keterampilan kemampuan dan sikap yang lebih baik.

Menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.15

Dalam pelaksanaan pendidikan disekolah, proses kegiatan belajar dan mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Di bawah ini anak diuraikan beberapa pengertian tentang hasil belajar yaitu:

Suatu proses belajar yang akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang dapat dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat di buktikan dengan perbuatan.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan di atas maka pokoknya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan

14

Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-I, hal. 101.

15

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 22


(28)

aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Program pengajaran di sekolah yang baik adalah pengajaran yang mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka. Pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik manusia. Pertumbuhan dan perkembangan dapat diklasifikasikan atas kognitif, psikologis, dan fisik.

Proses belajar (the teaching learning process) yang dikelola para guru mempunyai korelasi bagi hasil belajar sehingga proses perkembangan siswa, baik jasmani maupun ruhaninya, sama sekali terlepas dari proses belajar mengajar sebagai proses pendidikan. Tentunya, sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh. Ada lima jenis kategori hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne. Lima kategori itu adalah sebagai berikut. a) Informasi verbal

b) Kemahiran intelektual Belajar di bidang kognitif c) Pengaturan kegiatan kognitif

d) Keterampilan motorik - Belajar di bidang sensorik-psikomotorik e) Sikap - Belajar di bidang dinamik-afektif.16

Jadi hasil belajar siswa yang dimaksud merupakan pengetahuan yang dicapai siswa dari pembelajaran setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu.

2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor

16


(29)

internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal adalah:

a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi

(2) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(3) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki (4) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang termasuk faktor eksternal, ialah: (1) Faktor sosial yang terdiri atas:

(a) Lingkungan keluarga (b) Lingkungan sekolah (c) Lingkungan masyarakat (d) Lingkungan kelompok

(2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

(3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. (4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.


(30)

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.17

Dari beberapa faktor diatas yang memepengaruhi belajar maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar dapat dipengaruhi oleh kecerdasan dan bakat yang dapat diperoleh dari lingkungan, sekolah, masyarakat dan kelompok.

3) Penilaian terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam

Hasil belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap hasil belajar.Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi jika hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gagne menyatakan hasil belajar terbagi menjadi lima yaitu “informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan ketrampilan motoris. Konsep Gagne pada dasarnya sesuai dengan konsep taksonomi Bloom yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”.18

Dari penilaian hasil belajar di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi dari berbagai konsep dan dapat dikategorikan memiliki prestasi jika hasil belajar siswa lebih dari kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan.

Penilaian Pendidikan Agama Islam bisa dilakukan dengan berbagai aspek penilaian antara lain:

a) Tes untuk menilai ranah kognitif (1) Tes Lisan

Menuru Mury Yusuf dalam buku Ramayulis yang berjudul metodologi pendidikan agama Islam menyatakan bahwa pada tes lisan peserta didik mendapat pertanyaan secara lisan yang harus dijawab secara lisan pula.

17

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991). hal. 130-131

18


(31)

Jumlah peserta pada suatu saat boleh lebih dari satu, dengan pertanyaan diajukan dengan bergiliran.

(2) Tes Tulisan Uraian (Essay)

Tes essay ialah Test yang disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya terdiri dari beberapa kalimat.

(3) Tes Tulisan Objektif (pilihan ganda)

Pada jenis tes ini testee diminta memilih jawaban yang benar dan beberapa jawaban yang telah ada. Biasanya terdiri dari tiga sampai lima pilihan jawaban yang tersedia, yang benar hanya satu.

(4) Portopolio

Suatu koleksi pekerjaan peserta didik yang menunjukan segala usaha peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar.

b) Test Untuk Menilai Ranah Psikomotorik

Tes perbuatan ialah tes yang dipergunakan untuk menilai berbagai macam perintah yang harus dilaksanakan peserta didik yang berbentuk perbuatan, penampilan atau kinerja.

c) Test Untuk Menilai Ranah Efektif

Dalam pendidikan agama Islam ranah afektif yang terpenting adalah sikap keagamaan. Dalam ibadah shalat misalnya dijelaskan oleh Allah SWT di antara indikator sikap keagamaan adalah tidak melakukan perbuatan keji dan munkar.

Firman Allah :

لصلا ا

ّ

ّ ّ لا ء ا حفلا ع ئ ّ

...

Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar.”(Q.S. al-Ankabut : 45).19

19


(32)

2. Hakikat Pembelajaran Outdoor a. Pembelajaran Outdoor

1) Pengertian Pembelajaran

Menurut Howard L. Kingsley belajar yaitu :

“Learning is the process by which behavior ( in the broader sense ) is

originated or change through practice or training.(Belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).20

Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychologi yang dikutif dalam buku Ngalim purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.21

Dari pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa pembelajaran menuntut peran guru, ada bahan belajar serta lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan untuk peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran lebih merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik.

Pembelajaran sebagai proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan efektif. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inovatif, serta kreatif dengan tetap berpegang pada variasi pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan peserta didik.

Variasi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai alternatif. Salah satu variasi yang sederhana misalnya yang berkaitan dengan ruang belajar.

20

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal.127

21


(33)

Apalagi jika kita mengingat bahwa kegiatan belajar yang terjadi selama ini hampir di semua jenjang dilakukan di dalam ruang kelas.

Tuntutan terhadap siswa untuk selalu duduk, dengar, dan catat sudah menjadi budaya umum di sekolah. Sehingga sangat dikhawatirkan anak sebagai tunas bangsa memiliki persepsi bahwa ilmu hanya dapat diperoleh di dalam ruang kelas. Sikap anak di luar kelas tidak dianggap sebagai proses pembelajaran.

Salah satu penyebab peserta didik merasa tidak senang terhadap pelajaran agama salah satunya karena kurangnya variasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kurangnya ragam pengajaran agama adalah sebuah kegiatan yang serupa yang dilakukan terus menerus, dan kemudian bisa berdampak langsung pada kebosanan dan kejenuhan peserta didik. Kejenuhan itu akan lebih meningkat manakala pembelajaran agama pada jam-jam terakhir atau mendekati jam pulang sekolah.

Salah satu alternatif variasi pembelajaran yakni terkait dengan tempat belajar, upaya ini diyakini bahwa pembelajaran akan lebih hidup dan menarik.

Dengan dilakukannya pembelajaran di ruangan terbuka, guru telah memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk bisa mengenal secara langsung lingkungannya dengan baik, sehingga timbul rasa untuk memelihara dan mencintai lingkungan. Pembelajaran tersebut bisa dalam bentuk menyelenggarakan kebun sekolah, belajar di luar kelas.

2) Pengertian Pembelajaran Outdoor

Menurut Komarudin dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) menyatakan bahwa Outdoor Learning

merupakan aktifitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti : bermain di lingkumgan sekolah, taman,


(34)

perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.22

Proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, di dalam ataupun di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Proses pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau bahkan di luar sekolah, memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan siswa.

Menurut Karjawati dalam buku Husamah menyatakan bahwa metode

Outdoor Study adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode Outdoor Study

lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran gur di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.23

Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar anak diluar kelas ( Outdoor Study ) mengungkapkan bahwa “ Outdoor Learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas.sebagian orang menyebutnya dengan Outing Class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar “.24

Metode mengajar di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media tranformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.25

22

Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013), hal. 19

23

Ibid. hal. 23 24

Adelia vera, Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal. 17

25


(35)

Pembelajaran outdoor merupakan pembelajaran yang lebih berorientasi pada keaktifan siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar. Sehingga dalam pembelajaran ini guru lebih berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan mediator pembelajaran.

Selain itu pembelajaran Outdoor juga sejalan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), dimana peran aktif siswa dan suasana demokratif dalam pendidikan dijunjung tinggi, sehingga selain dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap lingkungan juga menunjang siswa mengemukakan pendapat dan berinteraksi dengan lingkungan secara baik.

Dalam variasi pembelajaran ini dapat mengurangi rasa jenuh, bosan siswa, dan dapat membuat siswa senang juga respek terhadap pelajaran dan lingkungan sekitarnya. Keadaan siswa demikian akan sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari.

Bila dalam suatu proses pembelajaran siswa merasa senang, tidak jenuh dan bosan, maka daya tangkkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari akan baiksehingga secara langsung dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri.

3) Tujuan pokok mengajar di luar kelas

Priest menyatakan di dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) bahwa “Outdoor education is, an experimential method of learning by doing, which takes place primarily trough exposure to the out-of-doors. In outdoor education, the emphasis for the subject of learning is placed on relationship: relationship concerning human and natural resources. Pendidikan luar kelas bertujan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya


(36)

keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar.26

Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut:

a) Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka.

b)Kegiatan belajar mengajar diluar kelas bertujuan menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik. c) Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik

terhadap lingkungan sekitarny.

d)Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan spirit yang sempurna.

e) Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan).

f) Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangakan di luar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas.

g)Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya.

h)Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif.

i) Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.

j) Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid.

k)Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di berbagai area.

l) Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.

m) Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.27

26

Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013). hal. 21

27

Adelia vera, metode mengajar anak diluar kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal.21-25


(37)

4) Nilai Plus Outdoor Learning

Menurut Suyadi dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) bahwa pembelajaran di luar kelas memiliki manfaat antara lain:

a) Pikiran lebih jernih.

b) Pembelajaran akan terasa menyenangkan. c) Pembelajaran lebih variatif.

d) Belajar lebih rekreatif. e) Belajar lebih riil.

f) Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas. g) Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas. h) Wahana belajar akan lebih luas.

i) Kerja otak lebih rileks.28

Sudjana dan Rivai menjelaskan pula dalam buku Husamah bahwa banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar antara lain:

a) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berjam-jam, sehingga motivasi siswa akan lebih tinggi. b) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan

dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. c) Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lenih faktual

sehingga kebenarannya akurat.

d) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.

28

Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013). hal. 25


(38)

e) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.

f) Siwa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.29

3. Pengertian Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychologi yang dikutif dalam buku Ngalim purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.30

Menurut Skinner dalam buku Dimyati dan Mudjiono yang berjudul belajar dan pembelajaran menyatakan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.31

b. Ciri – Ciri Belajar

Ciri – ciri dan kriteria kegiatan belajar : 32

1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar ( dalam arti perubahan tingkah laku ) baik aktual maupun potensial.

2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha.

29

Ibid, hal. 25-26

30

Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1990), hal. 84

31

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hal. 9 32


(39)

Dengan demikian ciri – ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar dapat ditandai dengan adanya :

a) Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial. Aktual itu berarti, perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang nyata, sedangkan perubahan potensial yaitu perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil yang tidak dapat dilihat perubahannya secara nyata.

b) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar diatas bagi individu merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, afektif, atau psikomotorik.

c) Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman .

c. Tujuan belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar – benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan atau pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.33

Menurut winarno surachmad, tujuan belajar disekolah itu ditujukan untuk mencapai :

1) Pengumpulan pengetahuan

2) Penanaman konsep dan kecekatan / keterampilan 3) Pembentukan sikap dan perbuatan

33


(40)

4) Menurut taksonomi bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan utuk mencapai ketiga ranah : kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan.34

d. jenis-jenis belajar

Ada bermacam-macam kegiatan yang terdapat dalam proses belajar. Kegiatan ini memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan pembaharuan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. Belajar bisa dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu;

1) Belajar abstrak

Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk mempelajari hal-hal yang abstrak ini diperlukan prinsip, konsep, dan generalisasi. Yang termasuk dalam jenis ini misalnya: belajar matematika, kimia, tauhid, dan sebagainya. 2) Belajar keterampilan

Jenis belajat yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan neuromuscular dengan tujuan untuk memperoleh menguasai keterampilan jasmani tertentu. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka belajar keterampilan membutuhkan latihan-latihan yang intensif dan teratur.

3) Belajar sosial

Pada dasarnya belajar sosial ini belajar untuk memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah-masalah-masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.

34


(41)

4) Belajar pemecahan masalah

Belajar pemecahan masalah merupakan belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas.

5) Belajar rasional

Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep.

6) Belajar kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunaka perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran.

7) Belajar apresiasi

Belajar apresiasi adalah mempertimbangkan (judgetment) arti penting atau nilai suatu objek.Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik dan sebagainya.

8) Belajar pengetahuan

Belajar pengetahuan (knowledge) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.35

Oleh karena itu, dalam proses-proses belajar mengajar kita harus lebih dahulu mengetahui jenis-jenis belajar dalam belajar.

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar 36

35

Fadhilah Suralaga, Dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hal.81-83


(42)

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan eksternal siswa.37

Faktor yang berasal dari luar siswa ( eksternal ) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor – faktor yang berasal dari dalam diri siswa ( internal ) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa.

1) Faktor – faktor lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : faktor lingkungan non alam/ non sosial , seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak sekolah.Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

2) Faktor – faktor instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/ sarana fisik kelas, sarana alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum / materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar.

3) Faktor – faktor kondisi internal siswa

Faktor kondisi siswa ini sebagaiman telah diuraikan diatasa ada dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis. Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran.

Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor : minat, bakat, inteligensi, motivasi, dan kemampuan –

36

Alisuf sabri, psikologi Pendidikan, hal. 59 37


(43)

kemampuan kognitif seperti : kemampuan persepi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuanyang dimiliki siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian Lilis Sri Wahyuni : “Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Sekolah Formal dan Sekolah Alam” diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar IPS siswa sekoah formal lebih rendah daripada hasil belajar IPS sekolah alam.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan hasil belajar antara siswa SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan (formal) dan Sekolah Alam Indonesia pada mata pelajaran Imu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VIII. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nusantara Plus sebanyak 155 orang dan yang menjadi sampel penelitian ini sejumlah 20 siswa, sedangkan populasi dalam penelitian di Sekolah Alam Indonesia sebanyak 21 orang dan yang menjadi sampel penelitian sampel penelitian ini sejumlah 20 siswa. Dengan menggunakan teknik purposif sampling. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen. Uji hipotesis menggunakan uji tes “t”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar IPS pada konsep memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat. Nilai rata-rata untuk siswa Sekolah Alam Indonesia prettest adalah 59 sedangkan posttest adalah 75.5 dan untuk siswa SMP Nusantara Plus pretest adalah 44.5 sedangkan posttest adalah 70.5. Dari hasil perhitungan pretest dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 36.25 dan posttest 27.77,

kemudian dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf

signifikansi 5% diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu untuk pretest 33.38


(44)

Jika melihat hasil penelitian diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar IPS siswa sekoah formal lebih rendah daripada hasil belajar IPS sekolah alam.Ini terlihat dari nilai rata-rata untuk siswa Sekolah Alam Indonesia prettest adalah 59 sedangkan posttest adalah 75.5 dan untuk siswa SMP Nusantara Plus pretest adalah 44.5 sedangkan posttest adalah 70.5. Dari hasil perhitungan pretest dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 36.25 dan posttest 27.77, kemudian dilanjutkan

dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5%

diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu untuk pretest 33.38 dan posttest

24.9. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian komparasi antara hasil belajar pendidikan agama islam dengan menggunakan metode outdoor dan indoor pada satu sekolah sebagai objek penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang sama yakni quasi eksperimen.

Pada hasil penelitian relevan yang kedua ini, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa. Hasil penelitian tersebut belum menggambarkan secara khusus bagaimana yang komplek antara hasil belajar siswa di sekolah alam dengan sekolah Nusantara. Maka dari itu, dengan melihat hasil penelitian ini, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tentang perbedaan hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak menggunakan metode outdoor pada bidang studi pendidikan agama islam siswa kelas VIII di SMP Nusantara Plus.

2. Hasil penelitian Darwadi : “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Matematika siswa di MTs N Sliyeg Indramayu”. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak diberi pembelajaran outdoor. Dapat dilihat dari hasil tes akhirnya pada kelas eksperimen dari 30 siswa nilai terendahnya 44 dan nilai tertinggi yaitu 81 sedangkan pada kelas kontrol dari 33 siswa yang dijadikan sampel


(45)

mendapatkan nilai terendah yaitu 38 sedangkan nilai tertinggi yaitu 75, dari dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi, pembelajaran outdoor disini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa d MTs N Sliyeg, Kecamatan Sliyeg kabupaten Indramayu.

C. Kerangka Berfikir

Salah satu tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.38

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu terentu baik berupa perubahan tingkah laku, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang kemudian akan diukur dari nilai hasil belajar siswa (raport) di sekolah tersebut.

Suatu proses belajar yang akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang dapat dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat di buktikan dengan perbuatan.

Jadi, hasil belajar siswa yang dimaksud merupakan pengetahuan yang dicapai siswa dari pembelajaran setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu.

Untuk mencapai hasil belajar siswa yang memuaskan seharusnya guru memliki variasi-variasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak terlalu monoton yang nantinya akan berpengaruh pada siswa.

38


(46)

Dalam pembelajaran agama Islam, siswa harus berbuat dan merasakan sendiri agar terlibat langsung dalam pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang sejalan dengan itu adalah pembelajaran di luar kelas (outdoor).

Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar anak diluar kelas ( outdoor study ) mengungkapkan bahwa “outdoor learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas, sebagian orang menyebutnya dengan outing class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar“.39

Menurut Karjawati dalam buku Husamah menyatakan bahwa metode

outdoor study adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode outdoor study

lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran gur di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.40

Metode mengajar di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media tranformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.41

Sedangkan pembelajaran di dalam kelas (konvensional) ialah pembelajaran yang hanya di lakukan di dalam ruang kelas. Di Indonesia, para guru masih banyak yang enggan mengajak para siswa belajar di luar kelas mereka beranggapan bahwa kelas adalah satu-satunya tempat belajar. Padahal, hampir semua pelajaran di sekolah dapat diajarkan di luar kelas dengan beragam metode yang sangat menyenangkan.

39

Adelia vera, Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta, 2012 ), hal. 17

40

Ibid. hal. 23 41


(47)

Pembelajaran yang hanya dilakukan dalam kelas, mengharuskan siswanya duduk rapi, mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga menjadikan buku dan ruang kelas sebagai satu-satunya sumber belajar terkadang membuat siswa merasa jenuh sehingga pembelajaran terasa kurang kondusif. Padahal di luar kelas sana dapat dijadikan tempat belajar yang lebih menyenangkan dan lebih memberi keluasan bagi siswa dalam memperoleh pengalaman dalam pembelajaran di bandingkan hanya di ruang kelas.

Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan yang sangat signifikan antara pembelajaran di dalam kelas (outdoor) dengan pembelajaran di luar kelas (konvensional) antara lain :

1. Pembelajaran Outdoor lebih mendorong motivasi belajar siswa 2. Suasana belajar yang lebih menyenangkan

3. Lebih mengasah aktivitas fisik dan kreativitas siswa 4. Penggunaan media pembelajaran yang lebih konkret

5. Mendorong siswa untuk lebih menguasai keterampilan sosial

Dilihat dari banyaknya manfaat dan keuntungan dari pembelajaran

outdoor dibandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas (konvensional)ini memberikan pengertian bahwa siswa dapat mengembangkan pola pikir dan pengetahuan mereka serta membuat susana pembelajaran lebih menarik ketikapembelajaran itu dilakukan di luar kelas.

Dengan semangat siswa yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran khususnya bidang studi Pendidikan Agama Islam membuat siswa lebih fokus terhadap mata pelajaran, sehingga pembelajaran yang seperti ini pun pastinya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mereka.

Kegiatan belajar mengajar di luar kelas pastinya dapat membuat siswa lebih cerdas dan pintar dari pada belajar di dalam kelas. Bahkan nilai ujian siswa yang belajar di luar kelas terkadang lebih tinggi dari pada mereka yang belajar hanya di dalam kelas. Dengan demikian pembelajaran di luar kelas memiliki peranan penting terhadap hasil belajar para siswa.


(48)

Para siswa yang terkadang mendapatkan nilai rendah dari ujian karena ketika belajar hanya dituntut memahami tanpa praktik sedikitpun, sehingga hasil pemahaman yang diperoleh secara lambat laun hilang dari otak (lupa). Hal ini terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang hanya di lakukan di dalam kelas. Berbeda halnya dengan pembelajaran di luar kelas, para siswa dituntut menerapkan langsung dan memahami pembelajaran sehingga hasilnya selalu melekat di otak para siswa tersebut.

Setelah mengkaji teori-teori tentang pembelajaran outdoor, dan hasil Belajar serta keterkaitan teoritis keduanya, peneliti menilai bahwa “diduga terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran

outdoor dengan siswa yang tidak diberi metode pembelajaran outdoor”.

Berdasarkan uraian di atas, diharapkan bahwa penerapan pembelajaran agama Islam dengan pendekatan outdoor dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ini akan menjawab pertanyaan penilaian secara kuantitatif. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Leraning) Terhadap Hasil Belajar Siswa

Ha : Terdapat Pengaruh Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Leraning) Terhadap Hasil Belajar Siswa


(49)

35

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII semester genap di SMP Nusantara Plus yang beralamat di Jalan Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan, Ciputat - Tangerang Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai bulan April 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian.

Pola eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kelompok Preetest dan Posttest. Metode ini bermaksud untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab akibat dariperlakuan yang telah dilakukan, dan bermaksud untuk menguji adanya perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut.

Dalam penelitian ini bermaksud untuk meneliti apakah ada pengaruh dari penerapan Pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran fiqih yang terdapat pada kelas eksperimen.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Two Group Pretest Postest Design. Rancangan tersebut terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen diberi Pretest awal ( ) lalu diterapkan perlakuan (X) dalam jangka waktu tertentu dan kemudian dilakukan pengukuran yang kedua dengan menggunakan Postest sebagai tes akhir ( )


(50)

untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam.

Pada kelompok kontrol diberi Pretest sebagai tes awal ) tanpa diterapkan perlakuan. Kemudian dilakukan pengukuran yang kedua kalinya dengan menggunakan Postest. Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel. 3.1

Two Group Pretest Postest Design

Kelompok Siswa

Pre – test Perlakuan Pos – test

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 - T2

Berdasarkan rancangan penelitian, siswa diberikan tes sebanyak 2X yaitu sebelum pembelajaran dimulai (Pretest) dan setelah semua materi diajarkan (Postest). Tes untuk mengetahui pemahaman siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen tes yang sama.

C. Populasi dan Sampel

Sugiyono mendefinisikan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 1

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Nusantara Plus dan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII yang berjumlah 150 siswa yang terdiri dari beberapa kelas.

1

Sugiyono, Dr, Prof. Metode penelitian pendidikan ( pendekatan kuantitatif dan R&D),(Bandung: ALFABETA, 2010) hal. 117 dan 118


(51)

Sampel dalam penelitian diambil dari populasi terjangkau. Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel digunakan dengan teknik Cluster Random Sampling, dengan mengambil dua kelas secara acak dari beberapa kelas yang memiliki karakteristik yang sama. Satu kelas akan menjadi kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran Outdoor (di luar kelas) dan satu kelas menjadi kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu model pembelajaran di luar kelas (Outdoor) di simbolkan dengan huruf X. Variabel ini diposisikan sebagai variabel bebas (independen) yakni masukan yang akan memberi pengaruh pada hasil belajar agama siswa. Sedangkan variabel terikatnya (dependen) adalah hasil belajar PAI siswa dengan huruf Y. Variabel ini merupakan hasil dari pengaruh variabel dependen.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar PAI ( Pendidikan Agama Islam ) pada konsep tentang memahami zakat.

F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal yang valid, dengan empat pilihan yang mempunyai skala ukur berupa skor 1 untuk jawaban yang benar dan diberi skor 0 untuk jawaban yang salah. Soal-soal tersebut mengacu pada aspek kognitif yang meliputi pemahaman dan aplikasi.

2. Uji Coba Instrumen Test

Pada instrumen yang digunakan pada penelitian ini, instrumen yang paling dominan dan paling berpengaruh adalah test. Bentuk test yang


(1)

(2)

I

Nomor : Un.0llF. llKM .01.31...-/20103 Lamp.

:-Hal :Bimbingan Skripsi

Tembusan: 1. DekanFITK 2. Mahasiswaybs.

Jakarta- 04 Oktober 2013

K$ada Yth.

Heny Narendrany Hidayati Dra M.Pd. Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Assalqmu' alaikum wr.wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing MI (materi/tekni s) p enuli san skrip si mahasi swa:

Nama : Ahmad Fauzi NIM : 109011000078 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Semester : D( (sembilan)

Judul Skripsi : Pengaruh Pembelaiaran Outdoor Terhodap lt[oth,asi Belajar Agama Sispa

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 05 September 2013, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skipsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enun) bula-n, dan dapat diperpanj ang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanj arlgan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudarq kami ucapkan terima kasih. Wass ala mu'alaihtm wr.wb.

ikan Agamalslam

.Ag

199803 I 002 KEMENTERIAN AGAMA

UIN JAKARTA FITK

Jl. lt. H. JuandaNo g'CiDub't 1U12 hr&ffi

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : O2

H a l 1 t 1

Sunar BIMBINGAN

sKRlPsl

a.n. Dekan


(3)

xr

I I

SEKOIAH MENENGAH PERTAMA

SMP NUSANTARA PIUS

Atamat : Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Ciputat - Tangerang Selatan 15419 Telp.0Il -747 07 222,Fax.021 -747 10824

- , 1

STIRAT KETBRANGAN MELAKSANAKAN PENE{+ITIAN

r No. 10411314

/ YANiSMP - NP / SK I \r I 2014

g bertanda

tangan

di bawah ini Kepala Sekolah

Menengah

Pertama

( StvIP

) Plus Nusantara.

rgan ini menerangkan

bahawa

yang bernama

dibawah ini :

n a

w

usan lul Skripsi

Ahmad Fauzi 109011000078

Pendidikan Agama fslam / Tarbiyah UIN

" Pengaruh Pembelejnran di Luor Kelss ( Ouldoor) Terhadup Hasil Belajar PAI *

rh melaksanakan

penetritian

di SMP Plus Nusantara

selama

satu miriggu di bulan April2014

nikian surat keterangan

ini kami sampaikan,

agar dipergunakan

sebagaimana

mestinya.

r"/

a

f--< {srxc

( s F

T}

c'

, ( t

l >


(4)

, { I;

Nama Nim Jurusan

I

Judul Skripsi

LEMBAR UJI REFERENSI

Ahmad Fauzi

10901

r000078

PAI ( Pendidikan

Agama Lslam

)

Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan garnalslam di SMP NUSANTAR PLUS Tangerang Selatan.

BAB N

o

FOOTNOTE HALAMANSKRIPSI

HALAMAN REFERENSI

PARAF PEMBIMBING

I Arrnei Arief ,P e ntb ahar u an P e n d i d i kan I s I a m, (J akarta: Suara Adi.2009).

I

32

.tql,

2 Rarnayulis, Metocle Pendidikan Agama Islam (Jakarta,Kalam Muila, 2 0 1 0 ) :

2

21

,:r#b

a

J Adelia vera, Iuletode Mengajar Anak

tli Lucn' Kelas ( Outtloor Study ). ( DIVA Press : Jogiakarta, 2012)

5

t 7

,*4:/-/1 Ramayulis, il'Ietodologi ,Aganta

Is I an{Kalam Mul ia, Jakarta:2 0 I 0), 7 2 l

/kL.

II

5 Abdul Majid, Belajar Dan Pernbelajaran Pendidikan Agama Islarn (PT Remaja Rosdakarya, Banduns:2012)

8

l 2

,kb-4 Armei Arief,Pembaharuan Pendidikan Islam.(Jakarta:Suara Adi,2009)

8

3 5

rlVln

5 Ramayulis, Metodologi Agann

Is I an{Kalam IvIu l i a, Jakarta : 2 0 I 0), 8 22

6{h

6 Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agarna Islam (PT Rernaja Rosdakarya, Bandune:2012)

8 t 6 - 1 7

,ffil

1 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan

Is I am ( Jakarta:AMZAH.20 1 0). 1 0 ) z

{k1,"

8 Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan

Islam, ( Bandung: Alfabeta,2011),

1 0

27-29

txh.

9 AbdulMajid Khon, Uunnil Hadits,

(Jakarta: Amzah. 2009) t l 5 - 8

,wL-I

0

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gava Media Pratama.

t l 9 7


(5)

! " t

t

200 I ).

Bukhari lJmar, IImu Pendidikan

Is I am ( Jakarta:AM Z AH,20 I0), 12 32-45

/ t

'n

I

o-I 2

Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkit, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: KENCANA,2008),

12

43

tx,t

I

a J

Samsul Nizar, Me mp erb inc an gkan I D inamika Intel ektual dan P emikiran

Hamka tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008),

13 1 0 1 //

I

I 4

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaia Rosdakarya, 20 I 0),

I J

22

,'flr|.

I 5

Balrarudin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Rtzz.2009),

I A

I T

t 6 4 - r 6 5

4fr1

I 6

Abu Ahrnadi, Widodo SuPriYono' Psikologi Belciar, (Jakarta: PT R i n e k a C i p t a , 1 9 9 1 ) .

t o 1 3 0 - 1 3 1

KI,

I 7

Nana Sudjana, Dasar-dosar Proses !'lengc$or, (Bandung: PT Sinar Baru,

r005).

t o

22

"') L

*fl

I 8

Ranrayulis, tr'fetodologi Agama

Is I an{Kalarn IvIu I ia, J akarta: 2 0 1 0),

t 1

423-427

YI

I

9

Abu Ahrnadi, Widodo SuPriYono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991),

1 8 1 2 7

&h

2

0

Ngalirn Purwanto. Psikologi Pendidikcm, (Bandung : PT Rernaja Rosdakarya,1990),

l 8 84

NL

2

I

Husanralr, Pen$elajaran Di Luar Kelas (Outdoor Leanfitg). (Prestasi Pustaka: Jakarta 20 I 3),

20

l 9

*il,

2

L

Adelia vera, Metocle Mengaiar Attak Di Luar Kelas ( outdoor studY ), ( DIVA Press : Jogiakarta, 2012),

2 0

T']

kL,

z

a J

Husamah, Penfielaiaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarla 2013).

22

2 l

.fuL

2

A a

Adelia vera, Ivfetode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor studY 1, ( DIVA Press : Jogiakarta, 2012 ),

22 21-25

: - ^ ' l

( /+{

2 I{usamalr, Pembelajaran Di Luar

Kelas (Outdoor Leaming). (Prestasi Z J

2 5

l,l


(6)

7

u'/t

Jakarta,25

April2}l4

.--l fl t

/ Gku-l

'//1"7

Heny Narendrany Hidavaty Dra.MPd NIP. 1 97 1 0 5121996032002

Pustaka: Jakarta 20 l3),

2

f)

Ngalirn Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,1990),

24 84

G41,

2 7

Dimyati dan Mudjiono. BelaiaY dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipt12009)

24 9

{Nl

2

8

Alisuf sabri, Psikologi Pendidikan, ( CV. Pedoman Ilmu JaYa: iakarta,

r 9 9 5

)

24 5 6

qt

2

9

Alisuf sabri , psikologi pendidikan, (

Pedoman Ihnu Jaya : Jakarta, 1995 )

25

5 8

.w

0

Fadlrilah Suralaga, Dkk' P s ikologi P en d idikan clal am P er sp ektif Islant, (Jal<arta: UIN Jakarla Press, 2005),

2'.1

8 l - 8 3

ffi1

3 I

Alistrf sabri, psikologi pendidikan, (

Pedornan Ilmu Jaya : Jakada, 1995 )

2 8

5 9

GI1

-m

1

Sugiyono, Dr, Prof. lvletode

penelitian pendidikan ( pendekatan kuantitatif dan R&D),(Bandung: ALFABETA.2OlO)

3 6

1 1 7 - 1 1 8

&r

8

Suharsirni Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Burni Aksara.2005).

3 8

6 5

'd{l

ril,t

J

I

SLrharsimin Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi P endidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006).

3 9

1 0 0

ql

4

0

Ruseffendi, Statistik Dasar unhtk Penelitian Pendidikart, (Bandung: IKIP Banduns Press, 1998),

, 1 ) 292

4 I

Sudijono, Pengantar Statistik PendidikanQakarta : Rajawali Pers)

A a