PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy didirikan pada t ahun 2001 dan beralam at di Jalan Slamet Riyadi No 21 Sukoharjo. Awal perm ulaan dari PAUD ini sebenarnya adalah suatu t em pat unt uk penitipan anak yang orang t uanya m em punyai kesibukan bekerja dan di rum ah t idak m em punyai pem bant u at au baby sist er. Di sinilah muncul ide dari seorang ibu yang bernam a Hj Hart at i, SKM untuk mendirikan t empat penit ipan anak guna m embantu m enyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para orang t ua yang m empunyai persoalan t ent ang pengasuhan anak at au penitipan anak.

Penyelenggaraan PAUD berfungsi memb ina, m enumbuhkan, dan m engem bangkan seluruh pot ensi yang dimiliki oleh anak pada usia dini secara optim al sehingga t erbent uk perilaku dan kem am puan dasar sesuai dengan t ahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk m em asuki pendidikan selanjutnya. Salah sat u jalur t erselenggaranya PAUD adalah jalur pendidikan non formal. PAUD non form al m emiliki peran yang sangat besar dalam m em bantu pem erint ah m eningkat kan akses masyarakat t erhadap layanan pendidikan. Unt uk it u seyogyanya pem erint ah saat ini m em berikan perhat ian lebih t erhadap PAUD t erut ama sarana prasarana, pem binaan


(2)

t enaga pendidik dan kependidikan, dan memberikan sosialisasi pada m asyarakat t ent ang kepedulian t erhadap PAUD.

Prakarsa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di negara maju t elah berlangsung lam a sebagai bent uk pendidikan yang berbasis masyarakat (communit y based educat ion), akan t et api gerakan untuk m enggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru m uncul beberapa t ahun t erakhir. Hal ini didasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam m enyiapkan m anusia Indonesia seut uhnya, m em bangun masa depan anak-anak dan m asyarakat Indonesia seluruhnya. Nam un sejauh ini, jangkauan pendidikan anak usia dini m asih t erbat as dari segi jum lah maupun aksesibilit asnya saja.

M emasuki abad XXI dunia pendidikan di Indonesia m enghadapi t iga t ant angan besar. (1) Sebagai akibat dari m ulti krisis yang menimpa Indonesia sejak t ahun 1997, dunia pendidikan dituntut untuk dapat m em pert ahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. (2) Untuk m engant isispasi era globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk m empersiapkan sumber daya manusia yang berkualit as, sehingga m am pu bersaing dalam pasar kerja global. (3) Sejalan dengan diberlakukannya otonom i daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sist em pendidikan nasional, sehingga dapat mew ujudkan proses pendidikan yang lebih demokrat is, mem perhat ikan keragaman pot ensi, kebutuhan daerah,


(3)

pesert a didik, dan m endorong peningkat an part isipasi m asyarakat (Anw ar, 2009: 3).

Permasalahannya adalah ket idaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ket iga t ant angan diat as, disebabkan rendahnya m utu sumber daya m anusianya. Untuk menghadapi t ant angan itu, diperlukan upaya yang serius m elalui pendidikan sejak dini yang m ampu melet akkan dasar-dasar pem berdayaan m anusia agar m em iliki kesadaran akan pot ensi diri dan dapat m engem bangkannya bagi kebutuhan diri, m asyarakat dan bangsa sehingga dapat membent uk m asyarakat m adani. Pendidikan anak usia dini m erupakan pendidikan paling m endasar yang dilakukan sedini m ungkin dan dilaksanakan secara m enyeluruh dan t erpadu.

Secara lebih sederhana, pendidikan dapat dipaham i sebagai suatu proses yang diperlukan unt uk mendapat kan keseimbangan dan kesem purnaan dalam m engembangkan manusia. Telah lam a bangsa Indonesia berada pada kondisi krisis mult idimensi dan mult ikultural. Lem ahnya kualit as pendidikan m eliput i berbagai hal, diant aranya adalah (1) Kurikulum yang miskin ket erampilan, (2) M otivasi dan orient asi pendidikan yang sarat dengan pola pikir hedonis dan m at erialist is, (3) M onopoli art i kecerdasan yang selam a ini hanya bersandar pada ranah kognitif, (4) M et odologi pengajaran yang st agnan dan cenderung m engekang kreat ifit as, (5) Pola m anajem en dan t enaga pengajar yang kurang profesional, dan (6) Kondisi m asyarakat yang sarat akan kebodohan dan kem iskinan sebagai dampak logis dari t idak


(4)

adanya nilai opt im al keberhasilan dalam proses pendidikan (Noorlaila, 2010: 13)

Untuk mencipt akan generasi yang berkualit as, m asyarakat sangat m engharapkan adanya pendidikan yang m em adai unt uk put ra put rinya, t erlebih pada saat m ereka m asih berada dalam tat aran usia dini. Pent ingnya pendidikan usia dini t elah m enjadi perhat ian Int ernasional. Dalam pert em uan forum pendidikan t ahun 2000 di Dakar Sinegal, dihasilkan 6 kesepakat an sebagai Kerangka Aksi Pendidikan untuk Semua (The Dakar Framew ork for Act ion Educat ion for All). Salah sat u butir kesepakat an t ersebut adalah untuk m emperluas dan memperbaiki keseluruhan peraw at an dan pendidikan anak usia dini, t erut ama bagi m ereka yang sangat rawan dan kurang beruntung (Noorlaila, 2010: 14)

Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka PAUD m enjadi bagian dari sist em pendidikan di Indonesia yang int egral dan sist emik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal at au informal. PAUD pada jalur pendidikan form al berbent uk Tam an Kanak-kanak (TK), Raudat ul Athfal (RA), at au bent uk lain yang sederajat . PAUD pada jalur pendidikan non formal berbent uk Kelompok Berm ain (KB), Tam an Penitipan Anak (TPA) at au bent uk lain yang sederajat . PAUD pada jalur pendidikan informal berbent uk pendidikan keluarga dan yang di selenggarakan oleh lingkungan m asyarakat .


(5)

Oleh karena it u, PAUD menjadi sangat penting mengingat pot ensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang t erbent uk pada rent ang usia ini. Sedem ikian pent ingnya m asa ini sehingga usia dini sering disebut sebagai The Golden Age (usia emas). Berbagai hasil penelit ian menyim pulkan bahw a perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat m em pengaruhi perkembangan anak pada t ahap berikut nya dan m eningkatkan produkt ifitas kerja di masa dewasa.

Penerapan pola pendidikan anak usia dini ini, t entunya sangat berbeda dengan pola pendidikan dasar pada um umnya. Pada m asa anak usia dini m emang belajar dengan caranya sendiri. Berm ain merupakan cara belajar yang sangat pent ing bagi anak usia dini. Untuk mengem bangkan kem am puan int elekt ual anak, diperlukan berbagai kegiat an yang dilandasi dengan ilmu psikologi, ilmu pendidikan, ilmu m at em at ika untuk anak, sains unt uk anak, dan set erusnya.

Ada tiga subst ansi dasar yang m enjadi patologi pendidikan yang sampai saat ini belum juga t erat asi. (1) Buruknya mutu pendidikan juga dapat dilihat dari hasil pengem bangan sum ber daya manusia yang dinyat akan dalam human development index (HDI). HDI merupakan indeks kom posit yang diukur dari beberapa komponen, meliputi pendidikan, kesehat an dan ekonomi. HDI Indonesia t ergolong rendah, berada di baw ah M alaysia, Thailand, dan Filiphina. (2) Cerminan sikap at au wat ak m anusia Indonesia yang m asih belum m enampakkan sikap yang m enjunjung nilai-nilai kejujuran,


(6)

kebenaran, dan rasa t anggung jaw ab (sikap ked ew asaan). (3) M inimnya ket ram pilan yang dim iliki sehingga kem andirian dalam hal ekonomi set elah m enyelesai kan sebuah jenjang pendidikan kurang t erwujud (Noorlaila, 2010: 130).

Ket iga hal t ersebut di at as, merupakan sasaran ut ama yang harus diw ujudkan dalam pem bangunan pendidikan dalam perspekt if m akro. Kenyat aannya, sejak Indonesia m erdeka sam pai saat ini belum dapat t erw ujud secara opt imal. Dalam kont eks ini, pembangunan pendidikan m erupakan sesuat u priorit as yang harus dipikirkan dan direncanakan bagaimana form ulasi yang t epat . Dengan dem ikian, pendidikan m au t idak m au akan m enjadi pusat perhat ian oleh seluruh elem en bangsa untuk dikaji kembali baik perencanaannya, pelaksanaannya, dan pengaw asannya yang kemudian diartikulasikan dengan ist ilah manajemen.

Salah sat u pendekat an baru dalam perencanaan publik, yang sedang digalakkan adalah perencanaan part isifatif, yakni dengan m elibat kan sem ua pihak yang t erlibat dalam kegiat an mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, sam pai pemanfaat an program yang direncanakan. Hal ini dilat ari oleh asumsi bahw a orang yang m erasa t erlibat dalam proses sejak perencanaan sam pai t ahap akhir merasa ikut m emiliki dan ikut bert anggung jaw ab (sense of responsibilit y and sense of belongingness) t erhadap keberhasilan program .


(7)

Apabila t ahap perencanaan t elah dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah pengorganisasian, yaitu m enyusun dan m erangkai berbagai unsur sumber daya organisasi dan lingkungan yang ada sehingga bisa dicapai hasil yang maksimal. Dalam hal ini perlu kit a hindari m erangkai dua bahan atau lebih yang saling bert ent angan at au kont radikt if sehingga akan saling m elem ahkan. Just ru yang kit a cari dan rangkai adalah unsur-unsur yang bisa saling m endukung dan menunjang, sehingga hasilnya akan lebih sinergis. Kelem ahan yang banyak dilakukan oleh m asyarakat kit a dalam m engorganisir sumber daya m anusia PAUD adalah m enentukan orangnya t erlebih dahulu, baru kem udian organisasinya.

Kelemahan lain dalam pengorganisasian PAUD adalah (1) M ekanism e hubungan int eraksi ant ar segenap pihak dalam lem baga. Pengorganisasian pada dasarnya menempat kan masing-m asing personal dalam t at a hubungan yang sist emat ik, sehingga jelas siapa mengerjakan apa dan bert anggung jaw ab kepada siapa. (2) Ukuran keb erhasilan kerja yang t idak jelas. Hal ini erat kait annya dengan budaya kit a yang “ just do it ” . Akibatnya proses pengukuran keberhasilan kinerja personal t idak dilakukan at au kalau dilakukan m aka pengukurannya t idak objekt if. (3) Tiada norm a t ert ulis. Kelem ahan um um dari lembaga PAUD adalah organisasi berjalan seara informal dan t ak t ert ulis m eskipun itu m enyangkut organisasi form al yang perlu landasan t ert ulis. Dalam aturan t ert ulis, perlu diatur m ekanism e hubungan organisasional ant ar personal, hak dan kewajiban masing-m asing


(8)

personal, arus pekerjaan dan t anggung jaw ab sert a sanksi-sanksi dan aturan-at uran lain yang diperlukan (Noorlaila, 2010: 133).

Dalam m enat a PAUD disamping adanya Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Act ualling (pelaksanaan), juga dipersyarat kan adanya Cont rolling (pengendalian) yang kemudian disingkat dengan POAC. Tanpa adanya pengendalian, m aka jalannya organisasi tidak akan berjalan secara efekt if dan efisien dalam m encapai tujuan. Tujuan dasar dari pengendalian ini supaya jalannya organisasi t epat pada jalur yang benar dan dapat m encapai t arget secara kuant it as, kualit as, sert a dalam jangka w akt u yang t elah dit entukan.

Untuk itulah perlu dit et apkan bagi yayasan penyelenggara PAUD m emiliki hak dan fungsi sebagai pengendali kegiat an belajar mengajar PAUD. Nam un permasalahannya adalah, bahwa kebanyakan personal yang m enjadi pengurus bidang pendidikan kurang at au t idak menguasai apa yang seharusnya dilakukan oleh lem baga penyelenggara. Hal in i dilat ari oleh kurangnya kualit as SDM , juga seringnya m en em pat kan personal yang t idak t epat pada suatu jabat an dalam organisasi. Pengendalian pert am a yang harus dilakukan adalah pengendalian bagaim ana pamong PAUD melakukan pekerjaan m endidik anak. Pengendalian ini dilakukan secara berkala dalam rangka unt uk dapat m em perbaiki kinerja pamong.

Berangkat dari sinilah yang m endorong penulis unt uk menelit i lebih lanjut bet apa pentingnya pengelolaan pembelajaran pendidikan di PAUD Firdausy


(9)

Sukoharjo yang nant inya akan berm uara pada mut u yang dihasilkan, sehingga t erbent uk anak Indonesia yang berkualit as, yait u anak yang t umbuh dan berkembang sesuai dengan t ahap dan t ugas perkem bangannya dengan harapan mem iliki kesiapan yang opt imal di dalam m em asuki pendidikan dasar sert a m engarungi kehidupan di m asa dew asa nant i.

B. Fokus Penelitian

Penelit ian ini akan m em fokuskan pada bagaim ana pengelolaan pem belajaran pendidikan yang efekt if pada PAUD Firdausy Sukoharjo. Dari fokus t ersebut dirinci menjadi beberapa sub focus, ant ara lain :

1. Bagaim anakah kesiapan penyelenggaraan at au st rat egi perencanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo selam a ini?

2. Bagaim anakah karakt erist ik int erakt if pelaksanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo?

3. Bagaim anakah bentuk evaluasi pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fukos penelit ian t ersebut di at as, m aka t ujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. M endeskripsikan kesiapan penyelenggaraan at au st rat egi perencanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo selam a ini.


(10)

2. M endeskripsikan karakt erist ik int erakt if pelaksanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo.

3. M endeskripsikan bentuk evaluasi pengelolaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo.

D. M anfaat Penelitian

M anfaat yang diharapkan dapat diambil dalam penelitian ini adalah : 1. M anfaat Teorit is

M anfaat t eorit is dari penelitian ini guru diharapkan akan m endapat kan t eori baru t ent ang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran pendidikan pada PAUD sert a dapat dijadikan acuan at au bahan pert im bangan untuk penelitian lanjut an.

2. M anfaat Prakt is.

a. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat mem berikan kont ribusi posit if unt uk Penyelenggaraan PAUD di Kot a Sukoharjo.

b. Dapat memberikan inform asi penget ahuan bagi para guru t erut am a yang mengajar di PAUD khususnya.

E. Definisi Istilah 1. Pengelolaan

Pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiat an yang ber kait an dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang t elah dit et apkan sebelumnya.


(11)

2. Rencana Pem belajaran

Rencana pembelajaran adalah suatu proses merum uskan, m enyusun, dan m enentukan langkah-langkah kegiat an pembelajaran yang dilakukan secara sist emat is.

3. Pembelajaran

Pem belajaran adalah suat u kegiat an yang dilakukan oleh guru sedem ikian rupa sehingga t ingkah laku sisw a dapat berubah kearah yang lebih baik, dengan bert ujuan membantu sisw a agar m em peroleh berbagai pengalaman.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah suat u proses, evaluasi bukan hanya hasil at au produk, akan t et api suatu rangkaian kegiat an yang t elah dicapai sejauh m ana t ingkat keberhasilannya.

Pendidikan Anak Usia Dini

5. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang dit ujukan kepada anak sejak lahir sam pai dengan usia enam t ahun yang dilakukan melalui pem berian rangsangan pendidikan untuk m em bantu pert um buhan dan perkembangan jasm ani dan rohani agar anak m em iliki kesiapan dalam m em asuki pendidikan lebih lanjut.


(1)

kebenaran, dan rasa t anggung jaw ab (sikap ked ew asaan). (3) M inimnya ket ram pilan yang dim iliki sehingga kem andirian dalam hal ekonomi set elah m enyelesai kan sebuah jenjang pendidikan kurang t erwujud (Noorlaila, 2010: 130).

Ket iga hal t ersebut di at as, merupakan sasaran ut ama yang harus diw ujudkan dalam pem bangunan pendidikan dalam perspekt if m akro. Kenyat aannya, sejak Indonesia m erdeka sam pai saat ini belum dapat t erw ujud secara opt imal. Dalam kont eks ini, pembangunan pendidikan m erupakan sesuat u priorit as yang harus dipikirkan dan direncanakan bagaimana form ulasi yang t epat . Dengan dem ikian, pendidikan m au t idak m au akan m enjadi pusat perhat ian oleh seluruh elem en bangsa untuk dikaji kembali baik perencanaannya, pelaksanaannya, dan pengaw asannya yang kemudian diartikulasikan dengan ist ilah manajemen.

Salah sat u pendekat an baru dalam perencanaan publik, yang sedang digalakkan adalah perencanaan part isifatif, yakni dengan m elibat kan sem ua pihak yang t erlibat dalam kegiat an mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, sam pai pemanfaat an program yang direncanakan. Hal ini dilat ari oleh asumsi bahw a orang yang m erasa t erlibat dalam proses sejak perencanaan sam pai t ahap akhir merasa ikut m emiliki dan ikut bert anggung jaw ab (sense of responsibilit y and sense of belongingness) t erhadap keberhasilan program .


(2)

Apabila t ahap perencanaan t elah dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah pengorganisasian, yaitu m enyusun dan m erangkai berbagai unsur sumber daya organisasi dan lingkungan yang ada sehingga bisa dicapai hasil yang maksimal. Dalam hal ini perlu kit a hindari m erangkai dua bahan atau lebih yang saling bert ent angan at au kont radikt if sehingga akan saling m elem ahkan. Just ru yang kit a cari dan rangkai adalah unsur-unsur yang bisa saling m endukung dan menunjang, sehingga hasilnya akan lebih sinergis. Kelem ahan yang banyak dilakukan oleh m asyarakat kit a dalam m engorganisir sumber daya m anusia PAUD adalah m enentukan orangnya t erlebih dahulu, baru kem udian organisasinya.

Kelemahan lain dalam pengorganisasian PAUD adalah (1) M ekanism e hubungan int eraksi ant ar segenap pihak dalam lem baga. Pengorganisasian pada dasarnya menempat kan masing-m asing personal dalam t at a hubungan yang sist emat ik, sehingga jelas siapa mengerjakan apa dan bert anggung jaw ab kepada siapa. (2) Ukuran keb erhasilan kerja yang t idak jelas. Hal ini erat kait annya dengan budaya kit a yang “ just do it ” . Akibatnya proses pengukuran keberhasilan kinerja personal t idak dilakukan at au kalau dilakukan m aka pengukurannya t idak objekt if. (3) Tiada norm a t ert ulis. Kelem ahan um um dari lembaga PAUD adalah organisasi berjalan seara informal dan t ak t ert ulis m eskipun itu m enyangkut organisasi form al yang perlu landasan t ert ulis. Dalam aturan t ert ulis, perlu diatur m ekanism e hubungan organisasional ant ar personal, hak dan kewajiban masing-m asing


(3)

personal, arus pekerjaan dan t anggung jaw ab sert a sanksi-sanksi dan aturan-at uran lain yang diperlukan (Noorlaila, 2010: 133).

Dalam m enat a PAUD disamping adanya Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Act ualling (pelaksanaan), juga dipersyarat kan adanya Cont rolling (pengendalian) yang kemudian disingkat dengan POAC. Tanpa adanya pengendalian, m aka jalannya organisasi tidak akan berjalan secara efekt if dan efisien dalam m encapai tujuan. Tujuan dasar dari pengendalian ini supaya jalannya organisasi t epat pada jalur yang benar dan dapat m encapai t arget secara kuant it as, kualit as, sert a dalam jangka w akt u yang t elah dit entukan.

Untuk itulah perlu dit et apkan bagi yayasan penyelenggara PAUD m emiliki hak dan fungsi sebagai pengendali kegiat an belajar mengajar PAUD. Nam un permasalahannya adalah, bahwa kebanyakan personal yang m enjadi pengurus bidang pendidikan kurang at au t idak menguasai apa yang seharusnya dilakukan oleh lem baga penyelenggara. Hal in i dilat ari oleh kurangnya kualit as SDM , juga seringnya m en em pat kan personal yang t idak t epat pada suatu jabat an dalam organisasi. Pengendalian pert am a yang harus dilakukan adalah pengendalian bagaim ana pamong PAUD melakukan pekerjaan m endidik anak. Pengendalian ini dilakukan secara berkala dalam rangka unt uk dapat m em perbaiki kinerja pamong.

Berangkat dari sinilah yang m endorong penulis unt uk menelit i lebih lanjut bet apa pentingnya pengelolaan pembelajaran pendidikan di PAUD Firdausy


(4)

Sukoharjo yang nant inya akan berm uara pada mut u yang dihasilkan, sehingga t erbent uk anak Indonesia yang berkualit as, yait u anak yang t umbuh dan berkembang sesuai dengan t ahap dan t ugas perkem bangannya dengan harapan mem iliki kesiapan yang opt imal di dalam m em asuki pendidikan dasar sert a m engarungi kehidupan di m asa dew asa nant i.

B. Fokus Penelitian

Penelit ian ini akan m em fokuskan pada bagaim ana pengelolaan pem belajaran pendidikan yang efekt if pada PAUD Firdausy Sukoharjo. Dari fokus t ersebut dirinci menjadi beberapa sub focus, ant ara lain :

1. Bagaim anakah kesiapan penyelenggaraan at au st rat egi perencanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo selam a ini?

2. Bagaim anakah karakt erist ik int erakt if pelaksanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo?

3. Bagaim anakah bentuk evaluasi pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fukos penelit ian t ersebut di at as, m aka t ujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. M endeskripsikan kesiapan penyelenggaraan at au st rat egi perencanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo selam a ini.


(5)

2. M endeskripsikan karakt erist ik int erakt if pelaksanaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo.

3. M endeskripsikan bentuk evaluasi pengelolaan pem belajaran pendidikan di PAUD Firdausy Sukoharjo.

D. M anfaat Penelitian

M anfaat yang diharapkan dapat diambil dalam penelitian ini adalah : 1. M anfaat Teorit is

M anfaat t eorit is dari penelitian ini guru diharapkan akan m endapat kan t eori baru t ent ang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran pendidikan pada PAUD sert a dapat dijadikan acuan at au bahan pert im bangan untuk penelitian lanjut an.

2. M anfaat Prakt is.

a. Hasil penelit ian ini diharapkan dapat mem berikan kont ribusi posit if unt uk Penyelenggaraan PAUD di Kot a Sukoharjo.

b. Dapat memberikan inform asi penget ahuan bagi para guru t erut am a yang mengajar di PAUD khususnya.

E. Definisi Istilah 1. Pengelolaan

Pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiat an yang ber kait an dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang t elah dit et apkan sebelumnya.


(6)

2. Rencana Pem belajaran

Rencana pembelajaran adalah suatu proses merum uskan, m enyusun, dan m enentukan langkah-langkah kegiat an pembelajaran yang dilakukan secara sist emat is.

3. Pembelajaran

Pem belajaran adalah suat u kegiat an yang dilakukan oleh guru sedem ikian rupa sehingga t ingkah laku sisw a dapat berubah kearah yang lebih baik, dengan bert ujuan membantu sisw a agar m em peroleh berbagai pengalaman.

4. Evaluasi

Evaluasi adalah suat u proses, evaluasi bukan hanya hasil at au produk, akan t et api suatu rangkaian kegiat an yang t elah dicapai sejauh m ana t ingkat keberhasilannya.

Pendidikan Anak Usia Dini

5. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang dit ujukan kepada anak sejak lahir sam pai dengan usia enam t ahun yang dilakukan melalui pem berian rangsangan pendidikan untuk m em bantu pert um buhan dan perkembangan jasm ani dan rohani agar anak m em iliki kesiapan dalam m em asuki pendidikan lebih lanjut.


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 3 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 4 22

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FIRDAUSY SUKOHARJO Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

0 1 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FIRDAUSY SUKOHARJO Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

0 1 15

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) PENGELOLAAN PEMBELAJARAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) „AISYIYAH KREATIF DI KOTA MAGELANG.

0 0 13

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Karakter (Studi Situs PAUD Trajumas di Purworejo).

0 1 13

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS KARAKTER Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Karakter (Studi Situs PAUD Trajumas di Purworejo).

0 10 22

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI PAUD AL-BAROKAH Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Di Paud Al-Barokah Kecamatan Rowokele Kebumen.

0 1 10

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Di Paud Al-Barokah Kecamatan Rowokele Kebumen.

0 1 8

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Di Paud Al-Barokah Kecamatan Rowokele Kebumen.

1 3 17