PENGARUH LATIHAN RILEKSASI SECARA PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN : Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI.
PENGARUH LATIHAN RILEKSASI SECARA PROGRESIF
TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN
(Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Satu Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh:
YUSUP MAULANA MUHAMAD 0800526
PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG JANUARI 2013
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA NIM
: :
YUSUP MAULANA MUHAMAD 0800526
JUDUL : PENGARUH LATIHAN RILEKSASI SECARA
PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I
Dr. Komarudin, M.Pd. NIP.197204031999031003
Pembimbing II
Drs. Abdul Kadir AA, M.Sc. NIP.194805191973061001
Mengetahui;
Ketua Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd. NIP.196210231989031001
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Latihan Rileksasi Secara Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
(4)
ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN RILEKSASI SECARA PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN
(Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
Pembimbing 1. Dr. Komarudin, M.Pd. 2. Drs. Abdul Kadir AA, M.Sc.
Yusup Maulana Muhamad
1. Dalam latihan cabang olahraga prestasi, atlet khususnya cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI, tidak cukup hanya latihan fisik, teknik, dan taktik untuk mencapai prestasi maksimal, tetapi perlu diperhatikan aspek latihan lainnya yaitu latihan mental. Atlet yang baik dalam komponen fisik, teknik dan taktik belum tentu bisa menghasilkan prestasi maksimal. Oleh karena itu atlet harus dilatih mentalnya agar terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek latihan lainnya. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan sampel atlet cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI sebanyak 30 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan rileksasi secara progresif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI. Saran peneliti bahwa: a) Pelatih dalam program latihannya harus menerapkan latihan mental berupa latihan rileksasi secara progresif, karena latihan ini sangat penting bagi setiap atlet untuk mencapai prestasi maksimal, b) Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi lembaga-lembaga terkait seperti KONI, PSSI, PENGCAB, PENGPROV dan PPLP untuk dapat memperhatikan aspek mental bagi atlet-atlet binaannya, c) Kepada para Pembina khusunya yang ada di FPOK untuk lebih meningkatkan pembinaan mental kepada para atletnya, sehingga atlet tersebut dapat berkembang dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH………... iv
DAFTAR ISI………... viii
DAFTAR TABEL………. xi
DAFTAR GAMBAR……… xii
DAFTAR BAGAN……… xiii
DAFTAR LAMPIRAN………... xiv
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah……….. 5
C. Tujuan Penelitian……… 5
D. Manfaat Penelitian………... 5
E. Batasan Masalah………... 6
F. Definisi Operasional………... 6
G. Aumsi Dasar………... 7
H. Hipotesis ……… 8
I. Lokasi dan Sampel………... 9
J. Metode Penelitian………... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS………... 11
A. Hakekat Latihan Mental……….. 11
1. Pengertian Latihan Mental……… 11
2. Pentingnya Latihan Mental………... 11
3. Metode Latihan Rileksasi………... 12
B. Hakekat Kecemasan………. 14
1. Pengertian Kecemasan………... 14
2. Proses Terjadinya Anxiety dan Ketegangan……….. 16
(6)
4. Hubungan Kecemasan, Motif Berprestasi, dan
Penampilan………... 19
5. Anxiety dan Umur………. 20
6. Anxiety dan Pertandingan………. 21
7. Gangguan Kecemasan Sebagai Akibat Gannguan Kesehatan……….. 22
8. Hubungan Kecemasan dengan Gairah………. 23
C. Pelaksanaan Latihan Rileksasi……… 23
BAB III PROSEDUR PENELITIAN………... 36
A. Metode Penelitian………... 36
B. Populasi dan Sampel………... 37
C. Tempat dan Waktu Penelitian………. 37
D. Desain Penelitian……… 38
E. Intrumen Penelitian………. 40
1. Membuat Kisi-kisi Angket………... 42
2. Pengujian Validitas Instrumen Angket………. 43
3. Menguji Validitas dan Reabilitas Instrumen Angket………… 44
4. Pengujian Reabilitas Instrumen……… 48
F. Teknik Analisis Data……….. 51
1. Data Reduction………. 51
2. Data Display………. 52
3. Conclusing Drawing………. 53
4. Menghitung Skor Rata-rata Dari Setiap Kelompok………….. 54
5. Menghitung Simpangan Baku……….. 54
6. Menguji Variansi……….. 54
7. Menguji Normalitas Data Menggunakan Uji Kenormalan Liliefors………. 54
8. Uji Homogenitas………... 55
9. Uji Signifikasi Hasil Latihan dan Pembedanya……… 55
(7)
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA……… 56
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data………... 56
B. Pengujian Hipotesis……… 58
C. Diskusi Penemuan……….. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 62
A. Kesimpulan………. 62
B. Saran ……….. 62
DAFTAR PUSTAKA……….... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 65
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Kelompok Otot, Instruksi, dan Lokasi Otot yang dilatih……... 25
3.1. Kisi-kisi Angket……….. 42
3.2. Hasil Pengujian Validitas Butir Soal Angket………. 47
3.3. Perhitungan Korelasi Rumus Produck Moment………. 49
3.4. Kriteria Pengolahan……….... 53
4.1. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal… 57 4.2. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir... 57
4.3. Hasil Pengujian Normalitas Tes Awal……… 57
4.4. Hasil Pengujian Normalitas Tes Akhir………... 57
4.5. Hasil Pengujian Homogenitas………. 58
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 3.1.
Hubungan Kecemasan, Motif Berprestasi, dan Penampilan…….... Fluktasi Anxiety pada Umur-umur Tertentu……….... Tingkat Anxiety Sebelum, Selama, Seusai Pertandingan………… Sikap Duduk pada Latihan Rileksasi……….. Desain Penelitian………
19 21 22 24 39
(10)
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1. Proses Terjadinya Anxiety dan Ketegangan……….. 16 2.2. Keterkaitan Antara Trait anxiety dan State anxiety……….. 17 3.1. Proses Penelitian………... 39
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. O. P. Q. R. S. T.
Data Mentah Uji Validitas Angket……….. Uji Validitas Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Angket………. Uji Validitas Keseluruhan Angket………... Data Hasil Pre-test Latihan Mental Progressive Muscle Relaxation.. Data Hasil Post-test Latihan Mental Progressive Muscle Relaxation. Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku………... Perhitungan Variansi………... Perhitungan Uji Normalitas Lilliefors Awal……… Perhitungan Uji Normalitas Lilliefors Akhir………... Perhitungan Uji Homogenitas……….. Uji Signifikasi Latihan Rileksasi Secara Progresif terhadap
Penuruna Kecemasan………... Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors……….. Daftar Distribusi F………... Nilai Persentil Distribusi t………... Program Latihan……….. Instrumen Angket Penelitian………... Surat Permohonan Melakukan Penelitian……… Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian………. Dokumentasi……… Daftar Riwayat Hidup………..
65 67 69 73 74 75 79 81 83 85 86 90 91 92 93 96 101 102 103 107
(12)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan latihan fisik, teknik, taktik yang baik tetapi juga latihan mental. Perkembangan latihan mental baru memasuki era baru pada tahun 1980-an. Para ahli psikologi mulai lebih memfokuskan terhadap pelatihan-pelatihan psikologis ketimbang hanya mendiagnosis gejala-gejala psikologis yang banyak dilakukan sebelumnya. Perkembangan pelatihan mental lebih terarah kepada tindakan atau perlakuan untuk membina mental para atlet. Karena itu, para ahli psikologi olahraga dan para ahli pendidikan mulai mempelajari berbagai cara perlakuan psikologis, seperti penggunaan teknik-teknik bimbingan dan konseling, teknik-teknik meningkatkan motivasi, dan teknik-teknik pelatihan mental lainnya. Menurut beberapa sumber bahwa perkembangan pelatihan mental tidak terlepas dari perkembangan psikologi olahraga. Khusus mengenai pelatihan mental lebih terarah kepada tindakan atau perlakuan untuk pembinaan kondisi psikologis para atlet. Menurut Satria dkk, (2007: 50) bahwa:
Mental memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian prestasi tinggi, mental biasanya berperan ketika aspek fisik, teknik, taktik, yang dimiliki oleh kedua atlet sama, maka yang berperan dalam penentuan siapa yang juara ialah mental atlet itu sendiri. Atlet yang memiliki mental jelek, walaupun memiliki aspek fisik, teknik, dan taktik yang baik ia tidak akan mampu mengeluarkan kemampuan maksimal yang dimilikinya. Beda lagi dengan atlet yang memiliki mental baik dengan aspek fisik, teknik, dan taktik yang sedang maka atlet tersebut akan mampu mengeluarkan semua kemampuan yang dimilikinya.
(13)
2
Manusia adalah dwi tunggal dari fisik dan psikologis (phychosomatic unity) yang bagian satu dengan bagian lainnya selalu akan saling pengaruh mempengaruhi. Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa kita akan pula berpengaruh terhadap raga kita. Maka dengan itu setiap orang yang melakukan gerakan-gerakan fisik tidak akan dapat menghindari diri dari pengaruh-pengaruh mental emosional yang timbul dalam berolahraga. Oleh karena itu setiap orang yang melakukan aktivitas berolahraga akan mengalami suatu gejala kecemasan, karena adanya situasi-situasi yang dapat menimbulkan kecemasan terutama dalam olahraga kompetitif.
Semua orang pasti pernah mengalami stres, takut dimarahi oleh pelatih, takut tidak lulus, takut tidak memperoleh sesuatu yang diinginkan, takut kehilangan sesuatu, dan lain sebagainya. Menurut Komarudin (2012: 1) bahwa: “Manusia adalah makhluk yang memiliki energi, baik energi positif maupun energi negatif.” Kedua energi tersebut memiliki pengaruh terhadap penampilan seseorang yang ditunjukkan oleh sikapnya. Energi positif terlihat dalam penampilannya selalu penuh dengan kesenangan, kegembiraan, cinta, keteguhan, optimis kenikmatan, kebanggaan, memiliki tantangan diri, spirit tim, motivasi diri. sedangkan energi negatif terlihat dalam penampilannya yang menunjukkan kemarahan, dendam, kecemasan, kebencian, ketakutan, ketegangan, bersikap negatif, mengancam, dan frustasi.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis akan melakukan penelitian terhadap atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI yang cenderung memiliki energi negatif yang menganggu adalah kecemasan. Menurut Straub dalam Komarudin
(14)
(2012: 4) kecemasan adalah: “Reaksi situasional terhadap berbagai rangsang stress”. Sedangkan menurut Ayub Sani (2012: 19) anxietas adalah: “Perasaan yang menetap berupa kekuatan atau kecemasan (was-was, khawatir, dan cemas) yang merupakan respon terhadap ancaman yang akan datang.” Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan sikap yang timbul akibat adanya situasi-situasi yang membangkitkan ketegangan, kondisi tersebut mengakibatkan mental atlet terganggu seperti adanya ketegangan otot, cepat marah, kepala pusing, keluar keringat berlebihan, jantung berdebar, dan sering buang air kecil sehingga dampak terhadap penampilan menjadi buruk atau tidak maksimal.
Keadaan tersebut harus segera diatasi dengan menggunakan teknik atau metode latihan yang tepat agar hal tersebut tidak mengganggu penampilan atlet tersebut. Teknik yang dapat mengatasi keadaan cemas salah satunya dengan menggunakan latihan rileksasi secara progresif. Latihan rileksasi secara progresif atau lebih dikenal dengan istilah PMR (Progressive Muscle Relaxation) yaitu melatih otot yang satu ke otot yang lainnya dengan dua kali pengulangan setiap anggota otot yang dilatih. Menurut Davies (2005: 80) dalam Komarudin (2012: 2) rileksasi adalah: “…a state of controlled and relatively stable level of arousal which is lower than that of the normal.” Atlet yang bimbang atau takut biasanya otot-ototnya menjadi tegang (tensed).
Jacobson (1930) dalam Komarudin (2012: 2) berpendapat bahwa: “Ketegangan dan kecemasan tidak akan terjadi apabila semua otot dalam keadaan rileks.” Sehingga latihan ini dikenal dengan teknik relaksasi Jacobson. Sedangkan
(15)
4
menurut Setyobroto (2001: 132) dalam Komarudin (2012: 3) latihan rileksasi secara progresif merupakan: “Metode latihan yang dilakukan dengan cara menegangkan otot-otot pada seluruh tubuh sebelum membuat otot-otot tersebut relaks.” Maka dengan itu penulis melakukan penelitian kepada atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI, yaitu para atlet futsal tersebut berada dalam keadaan cemas ketika menghadapi pertandingan, keadaan tersebut ditandai dengan gejala prilaku seperti: 1) saling menyalahkan sesama teman satu timnya bila salah satu temannya melakukan kesalahan, 2) mengeluh ketika bermainnya kurang maksimal, 3) tidak konsisten dalam pola permainan, 4) menunjukkan ekspresi penyesalan, menggelengkan kepala, memegang rambut, mengeluarkan kata-kata yang kurang wajar, 5) melakukan kesalahan sendiri, salah mengoper, mengontrol bola, 6) dan menurunnya semangat bermain ketika tertinggal poin.
Berkenaan dengan kondisi tersebut, tentu tidak boleh dibiarkan tetapi harus diatasi dengan menerapkan teknik atau metode yang dapat menurunkan tingkat kecemasannya, salah satunya yang paling tepat diberikan kepada atlet tersebut yaitu latihan relaksasi secara progresif. Dalam latihan rileksasi secara progresif yang meliputi rangkaian latihan menegangkan dan merileksasikan kelompok otot dalam tubuh, pada setiap kelompok otot saat kontraksi dilakukan sebanyak 2 (dua) repetisi (ulangan), pada saat kontraksi ditahan selam 5 detik, sedangkan pada saat rileksasi selama 10-15 detik. (Komarudin, 2012: 8). Berdasarkan hal tersebut penulis menganggap penting untuk mengadakan penelitian.
(16)
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini penulis uraikan dalam bentuk pertanyaan yaitu: Apakah latihan relaksasi secara progresif memberi pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI?
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan tersebut, penulis merumuskan tujuan dalam penelitian ini yaitu: “Untuk mengetahui pengaruh latihan rileksasi secara progresif atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI dalam menghadapi situasi-situasi pertandingan yang penuh ketegangan.”
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis.
a. Dapat memberikan informasi dan masukan kepada pelatih mengenai pemberian latihan rileksasi.
b. Sebagai masukan bagi para pelatih olahraga mengenai konsep dan pengaruhnya latihan rileksasi secara progresif terhadap penurunan kecemasan atlet futsal.
c. Sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian mengenai materi yang berhubungan dengan kecemasan di kemudian hari.
(17)
6
2. Manfaat secara praktis .
a. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk pelatih mengenai pemberian latihan rileksasi secara progresif.
b. Diharapkan penelitian ini dapat menurunkan tingkat kecemasan atlet sehingga meningkatnya prestasi atlet.
c. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi lembaga-lembaga terkait untuk dapat memperhatikan masalah perkembangan psikologis atlet-atlet di Indonesia.
E. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak menyimpang dari pemasalahan yang akan dibahas dan untuk memperoleh keakuratan dalam pengumpulan data, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan relaksasi secara progresif. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan kecemasan.
3. Sasaran dalam penelitian ini adalah atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.
F. Definisi operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Latihan. Menurut Harsono (1988: 101) latihan adalah: “Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.”
(18)
2. Rileksasi secara progresif. Menurut Setyobroto (2001: 132) dalam Komarudin (2012: 3) latihan rileksasi secara progresif merupakan: “Metode latihan yang dilakukan dengan cara menegangkan otot-otot pada seluruh tubuh sebelum membuat otot-otot tersebut relaks.”
3. Kecemasan. Menurut Straub (1978, dalam Husdarta, 2011: 80) kecemasan adalah: “Reaksi situasional terhadap berbagai rangsang stress.”
4. Futsal. Menurut Rakhmat (2008: 10) futsal adalah: “Permainan bola yang dimainkan dua regu, masing-masing beranggotakan lima orang.”
G. Asumsi dasar
Anggapan dasar dapat diartikan sebagai suatu pendapat yang telah diyakini kebenarannya dan dijadikan titik tolak penelitian dalam memecahkan suatu masalah. Arikunto (2010: 63) berpendapat bahwa anggapan dasar adalah: “Suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya.”
Berdasarkan pemahaman di atas, penulis merumuskan anggapan dasar yang menjadi titik tolak dalam penelitian bahwa: a) Latihan rileksasi secara progresif menurut Setyobroto (2001: 132) dalam Komarudin (2012: 3) adalah: “ Metode latihan yang dilakukan dengan cara menegangkan otot-otot pada seluruh tubuh sebelum membuat otot-otot tersebut relaks”. Jadi dalam metode ini harus disusun secara sistematis mulai dari mulai anggota tubuh bagian atas sampai anggota tubuh bagian bawah, b) Manfaat latihan relaksasi secara progresif menurut Davies (2005: 80) dalam Komarudin (2012: 6) menyimpulkan bahwa:
(19)
8
“Progressive Muscle Relaxation is a relaxation technique which has been widely found to be most effective in the reduction of stress and anxiety.” Sedangkan menurut Rushall (2008: 61) dalam Komarudin (2012: 7) yaitu: “(1) The removal of general anxiety symptoms (nervousness, jumpinnes, butterflies in the stomach) away from the competition site; (2) The facilitate of rest; (3) The promotion of sleep; (4) The removal of accumulated competitive tension; (5) The acceleration of recovery.” c) Energi negatif dan energi positif akan memberikan pengaruh terhadap penampilan atlet. Atlet yang memiliki energi negatif dalam penampilannya menunjukkan kemarahan, dendam, kecemasan, ketakutan, ketegangan, bersikap negatif, mengancam, dan frustasi. Sedangkan atlet yang memiliki energi positif dalam penampilannya menunjukkan kesenangan, kegembiraan, cinta, keteguhan, optimis, kenikmatan, kebanggaan, memiliki tantangan diri, spirit tim, motivasi diri. (Komarudin, 2012: 1).
Oleh karena itu untuk menghadapi itu semua, seorang atlet harus dilatih merileksasikan otot-ototnya yang tegang akibat faktor-faktor tersebut. Seorang atlet yang memiliki kemampuan fisiologis dan psikologis yang prima, maka atlet tersebut akan mendapatkan hasil pertandingan yang memuaskan (menjadi juara). H. Hipotesis
Pengertian hipotesis, menurut Arikunto (2010: 64) hipotesis merupakan: “ Kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan, di tes, atau di uji kebenarannya.” Suatu hipotesis memegang peranan penting dalam proses penelitian, yaitu untuk menjelaskan suatu permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
(20)
“Latihan relaksasi secara progresif memberi pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.”
I. Lokasi dan populasi penelitian
a. Lokasi penelitian dilaksanakan di Gymnasium UPI. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan pada umumnya disebut populasi dan sampel penelitian.
b. Populasi dan sampel penelitian. Menurut Arikunto (2010: 173) populasi adalah: ”Keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 117) populasi adalah: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Maka populasi dari penelitian ini adalah atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.
Teknik sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012: 124) purposive sampling adalah: “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap unit/individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu: 1) Atlet yang sering latihan, 2) Jumlah sampelnya banyak, 3) Mengikuti latihan dengan sungguh-sungguh, 4) Mengikuti latihan sesuai dengan instrumen. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti mengambil sampel atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI sebanyak 30 orang.
(21)
10
J. Metode Penelitian
Pada dasarnya penelitian merupakan langkah tindak lanjut dari rasa keingintahuan penulis dalam masalah ilmu pengetahuan. Dengan kata lain penelitian merupakan kegiatan yang berorientasi mencari pemecahan suatu permasalahan dengan benar.
Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Dalam hal ini metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono (2012: 11) metode eksperimen adalah: “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.”
Metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah latihan relaksasi secara progresif sedangkan variabel terikatnya adalah penurunan kecemasan atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.
(22)
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian
Pada dasarnya penelitian merupakan langkah tindak lanjut dari rasa keingintahuan penulis dalam masalah ilmu pengetahuan. Dengan kata lain penelitian merupakan kegiatan yang berorientasi mencari pemecahan suatu permasalahan dengan benar.
Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Dalam hal ini metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Sugiyono (2012 : 11) metode eksperimen adalah: “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.”
Metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah latihan rileksasi secara progresif sedangkan variabel terikatnya adalah penurunan kecemasan atlet cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh latihan rileksasi secara progresif terhadap penurunan kecemasan studi eksperimen pada atlet
(23)
37
cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI yang selalu membawa nama baik UPI.
B. Populasi dan Sampel
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan pada umumnya disebut populasi dan sampel penelitian. Berdasarkan kutipan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Maka populasi dari penelitian ini adalah atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.
Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:124) purposive sampling yaitu: “Pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap unit/individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. yaitu: 1) Atlet yang sering latihan 2) Jumlah sampelnya banyak 3) Mengikuti latihan dengan sungguh-sungguh 4) Mengikuti latihan sesuai dengan instrument. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mengambil sampel atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI 30 orang.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Mengenai penyusunan tempat dan waktu dalam penelitian ini, penulis menjabarkan sebagai berikut:
1. Observasi beberapa atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI yang berkecimpung dalam UKM.
2. Pertimbangan juga dilakukan dengan mempertimbangkan kesanggupan peneliti dengan mengacu pada tenaga, anggaran, dan lokasi penelitian.
(24)
3. Melakukan pendekatan secara personal dan mengurus proses administrasi dan perizinanan secara formal.
4. Melakukan penerapan latihan rileksasi secara progresif berulang-ulang.
Setelah peneliti menemukan dan menentukan tempat dan sampel penelitian, yaitu atlet futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI. Kemudian peneliti mengadakan penelitian atau pengambilan data secara personal melalui observasi pada tanggal 5-10 september 2012, dan mengadakan penelitian yang intensif, mendalam dan formal dengan melampirkan perizinan administratif pada tanggal 1-2 september 2012. Penelitian dilakukan pada setiap atlet futsal divisi sepak bola di UKM UPI melakukan latihan rutin pada hari senin, rabu di Gymnasium UPI.
D. Desain Penelitian
Menurut pola atau desain untuk melaksanankan penelitian ini merupakan hal yang penting. Hal ini untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sehingga terdapat alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain eksperimen, dimana sampel seluruhnya sebagai obyek penelitian. Oleh karena itu peneliti menyusun desain dari Arikunto (2010: 124) Pre-test and Post-tes Group seperti terlihat pada Gambar 3.1.
(25)
39
Gambar 3.1. Desain Penelitian (Sugiyono, 2012: 111) Keterangan:
OІ : Pre-test sebelum penerapan latihan mental OЇ : Pos-test sesudah penerapan latihan mental
Untuk memperoleh suatu penelitian yang sistematis dan terstruktur alur penelitian dari awal sampai akhir sehingga penelitian ini mencapai suatu tujuan yang akurat dan merupakan sebuah kesimpulan. Maka dari itu penulis gambarkan suatu proses penelitian dari awal observasi hingga mencapai suatu kesimpulan yang diharapkan oleh peneliti. Gambar proses penelitian ini seperti terlihat pada Bagan 3.1.
Bagan 3.1. Sampel
Tes Awal (Pre-tes)
Penerapan Latihan Mental Progressive Muscle
Relaxation
Tes Akhir (Pos-test)
Analisis Data
Kesimpulan
O
І
X O
Ї
(26)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kusioner). Menurut Sugiyono (2012: 199) bahwa: “Kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Angket dalam penelitian ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data variabel, pengaruh latihan rileksasi secara progresif terhadap penurunan kecemasan studi eksperimen pada atlet cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup maksud angket tertutup adalah responden diberi alternatif jawaban dan cukup memilih jawaban yang dianggap paling cocok dengan pendapatnya dalam angket yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Untuk menjawab dan mendeskripsikan suatu masalah yang telah dirumuskan, diperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan suatu hasil jawaban tergantung kepada kebenaran dan ketetapan data yang diperoleh.
Hasil dari pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Berkaitan dengan penelitian ini, Adapun petunjuk pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tujuan : Mengukur tingkat penurunan kecemasan atlet, mengontrol emosi, dan hasil pelatihan mental.
(27)
41
1. Alat yang digunakan: 1) Ruangan Gymnasium UPI 2) Kursi
3) Stop watch
2. Petunjuk pelaksanaan:
1) Mula-mula atlet disuruh duduk dengan relaks di kursi.
2) Melonggarkan bagian yang sempit, seperti ikat pinggang, jam tangan, dan asesoris lainnya.
3) Konsentrasi pada instrumen yang diberikan.
4) Secara bergantian anggota tubuh diberi giliran untuk dilatih rileksasi.
5) Anggota tubuh tersebut secara bergantian ditegangkan dengan tegangan isometrik selama 10 detik atau lebih, kemudian dirileksasikan kembali selama 5 detik.
3. Gerakan dinyatakan gagal bila:
1) Tidak serius mengikuti latihan mentalnya, seperti berbicara, tidak konsentrasi. 2) Melakukan gerakan yang tidak sesuai dengan instrumen yang di berikan. 4. Cara penilaian:
1) Di lihat dari keseriusan mengikuti latihan rileksasi secara progresif yang di berikan.
(28)
1. Membuat Kisi-kisi Angket
Kisi-kisi instrumen yang diperlukan untuk mengukur tingkat kecemasan atlet cabang olahraga divisi futsal UPI seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket (Dadang Hawari, 2006: 80)
Variabel penelitian Indikator No. item intrumen
Kelompok gejala kognitif dan somatik
1. Perasaan cemas 2. Ketegangan 3. Ketakutan 4. Gangguan tidur 5. Gangguan kecerdasan 6. Perasaan depresi
7. Gejala somatik/fisik (otot)
8. Gejala somatik/fisik (sensorik)
9. Gejala kardiovasculer 10.Gejala respiratori
(pernapasan)
11.Gejala gastrointestinal (pencernaan)
12.Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)
13.Gejala autonom 14.Tingkah laku
1,2,3,4 5,6,7,8 9,10,11 12,13,14 15,16 17,18 19,20 21,22,23 24,25,26 27,28,29 30,31,32 33,34,35 36,37,38 39,40
Berdasarkan pada teori-teori para ahli mengenai psikologis, diterimalah setiap komponen yang disesuaikan dengan variabel penelitian yang hendak diteliti, dalam intrumen ini peneliti menggunakan skala sikap model skala likert.
Menurut Sugiyono (2012: 134) bahwa: “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial.” Sedangkan menurut Istijanto Oei (2010: 87) bahwa: “Skala likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidak setujuan responden terhadap
(29)
43
Dalam pembobotan skor yang mengacu kepada skala likert, yang penulis kutip dalam Sugiyono (2012: 135) maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
1. Sangat Setuju (SS) 5 2. Setuju (S) 4 3. Ragu-ragu (R) 3 4. Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Setelah membuat butir-butir pernyataaan, selanjutnya penulis melakukan uji coba angket untuk menguji kadar validitas dan reabilitas intrumen.
Dalam hal ini maka perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid dimana terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2012: 173) bahwa: “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Sedangkan instrumen yang relibel menurut Sugiyono (2012: 173) bahwa: ”Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila mana digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkna data yang sama.” 2. Pengujian Validitas Instrumen Angket
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menguji instrumen validitas, yaitu sebagai berikut:
(30)
1. Mengumpulkan data dan memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan yang terdapat dalam kusioner yang sesuai dengan pernyataan responden.
2. Menjumlahkan seluruh skor yang sudah diberi skor dari responden.
3. Menyusun skor yang telah diperoleh dari seluruh responden dari mulai skor yang tinggi sampai skor yang paling rendah.
4. Mencari nilai rata-rata dari hasil setiap butir pernyataan yang telah diberi skor dari responden.
5. Menyimpulkan hasil keseluruhan nilai rata-rata dari butir pernyataan. 3. Menguji validitas dan Reabilitas Instrumen Angket
Untuk mengetahui kesahihan dan keterandalan instrumen, peneliti menguji dengan uji validitas dan reabilitas tes.
̅
=
∑Keterangan :
̅ = Nilai rata-rata yang dicari ∑ = Jumlah skor
= Jumlah sampel
a. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan dengan rumus yang dikutip oleh penulis dalam Sudjana (2005: 93) sebagai berikut:
Rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata adalah sebagai berikut:
S =
√
∑(31)
45
Keterangan Rumus :
S = Simpangan baku
∑(XІ-XЇ) ² = Jumlah skor yang dikurangi rata-rata dikuadratkan
n = Jumlah responden
b. Mencari simpangan baku kuadrat atau vaiansi (S²) setiap butir soal baik kelompok atas maupun kelompok bawah, yaitu hasil kuadrat dari simpangan baku.
c. Mencari t-hitung untuk setiap butir soal baik kelompok atas maupun kelompok bawah dengan rumus yang dikutip oleh penulis dalam Sugiyono (2012: 273) adalah sebagai berikut:
t =
√
Keterangan Rumus:
t = Nilai t hitung yang dicari XІ = Nilai rata-rata kelompok atas XЇ = Nilai rata-rata kelompok bawah S² = Simpangan baku kuadrat nІ = Jumlah responden
nЇ = Jumlah responden kelompok bawah
Sebelum mencari t-hitung terlebih dahulu mencari variansi gabungan (S²) antara kelompok atas dengan kelompok bawah melalui rumus yang dikutip oleh penulis dalam Sugiyono (2012: 181) sebagai berikut:
(32)
Keterangan Rumus:
S² = Variansi gabungan yang dicari nІ = Jumlah responden kelompok atas
nЇ = Jumlah responden kelompok bawah SІ² = Variansi kelompok atas
SЇ² = Variansi kelompok bawah
d. .Mencari nilai t-tabel dengan tingkat kepercayaan ( dan derajat kebebasannya = nІ-nЇ = 15+15-2 = 28 atau nilai t-tabel 1,70 (dalam daftar nilai persentil untuk distribusi t).
e. Membandingkan nilai t-hitung (1,87) dengan nilai t-tabel (1,70) dan ternyata nilai t-hitung (1,87) lebih besar dari nilai t-tabel (1,70), dengan demikian butir soal nomor satu valid dan dapat dikatakan bahwa butir soal nomor satu dapat mengukur yang seharusnya diukur atau dijadikan sebagai alat pengumpul data. Pengujian validitas butir soal yang berjumlah 40 butir, perhitungannya dapat dilihat pada dan hasil perhitungannya seperti terlihat pada Tabel 3.2.
(33)
47
Tabel 3.2.
Hasil Pengujian Validitas Butir Soal Angket
No. Soal t-hitung t-tabel (alfa=0,05,dk 7) keterangan
1 1.87 1.70 Valid
2 1.83 1.70 Valid
3 1.90 1.70 Valid
4 0.16 1.70 Tidak Valid
5 0.86 1.70 Tidak Valid
6 1.74 1.70 Valid
7 0.07 1.70 Tidak Valid
8 1.88 1.70 Valid
9 2.81 1.70 Valid
10 1.88 1.70 Valid
11 1.97 1.70 Valid
12 1.91 1.70 Valid
13 1.83 1.70 Valid
14 1.95 1.70 Valid
15 1.88 1.70 Valid
16 3.00 1.70 Valid
17 1.83 1.70 Valid
18 2.38 1.70 Valid
19 1.00 1.70 Tidak Valid
20 2.64 1.70 Valid
21 2.77 1.70 Valid
22 2.42 1.70 Valid
23 2.72 1.70 Valid
24 2.24 1.70 Valid
25 2.23 1.70 Valid
26 2.46 1.70 Valid
27 2.11 1.70 Valid
28 3.02 1.70 Valid
29 2.21 1.70 Valid
30 1.97 1.70 Valid
31 2.03 1.70 Valid
32 1.82 1.70 Valid
33 3.23 1.70 Valid
34 1.91 1.70 Valid
35 0.4 1.70 Tidak Valid
36 0.8 1.70 Tidak Valid
(34)
Tabel 3.2 (Lanjutan)
38 2.48 1.70 Valid
39 4.33 1.70 Valid
40 2.72 1.70 Valid
Berdasarkan Tabel 3.3, tampak bahwa butir soal yang valid berjumlah 34 soal dan butir soal yang tidak valid 6 butir. Butir soal yang tidak valid karena nilai t-hitung lebih kecil daripada nilai t-tabel (1,70 pada tingkat kepercayaan ( 0,05 dan derajat kebebasan = 40. Butir soal yang tidak valid berjumlah 6 butir oleh penulis dibuang, sedangkan butir soal yang valid berjumlah 34 butir soal digunakan sebagai alat pengumpul data psikologis atlet cabang olahraga divisi futsal di UKM sepak bola UPI.
4. Pengujian Reabilitas Instrumen
Setelah diketahui butir soal yang valid, maka langkah selanjutnya ialah menguji reabilitas instrumen. Menurut Arikunto (2010: 221) mengatakan bahwa: “Reabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.” Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Dalam pengujian reliabilitas terhadap item tes yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tes belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Membagi butir soal yang valid menjadi dua antara butir soal yang ganjil sebagi variabel X dan butir soal genap sebagai variabel Y. dalam instrumen terdapat 34 pernyataan yang valid sehingga terdapat butir soal yang ganjil (variabel X) 16 dan butir pernyataan yang genap (variabel Y) 18 butir soal.
(35)
49
b. Mengkorelasikan skor total variabel X dengan skor total variabel Y melalui rumus korelasi produck moment ( Arikunto, 2010: 22) sebagai berikut:
=
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑Keterangan Rumus:
= Koefisiensi korelasi yang dicari
n = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor variabel X (skor total butir soal) ∑Y = Jumlah skor variabel Y (skor total butir) ∑XY = Jumlah skor variabel X dikalikan dengan Y ∑X² = Jumlah hasil kuadrat skor variabel X ∑Y² = Jumlah hasil kuadrat skor variabel Y
Perhitungan korelasi rumus produck moment seperti terlihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3.
Perhitungan Korelasi
No. Res Variabel X Variabel Y X Y X² Y²
1 57 60 3420 3249 3600
2 65 63 4095 4225 3969
3 42 47 1974 1764 2209
4 38 33 1254 1444 1089
5 54 48 2592 2916 2304
6 45 47 2115 2025 2209
7 49 51 2499 2401 2601
8 54 54 2916 2916 2916
9 40 42 1680 1600 1764
10 72 62 4464 5184 3844
11 46 46 2116 2116 2116
12 40 42 1680 1600 1764
13 40 37 1480 1600 1369
(36)
Tabel 3.3 (Lanjutan)
15 31 36 1116 961 1296
16 44 48 2112 1936 2304
17 40 42 1680 1600 1764
18 51 48 2448 2601 2304
19 43 43 1849 1849 1849
20 46 43 1978 2116 1849
21 46 47 2162 2116 2209
22 47 48 2256 2209 2304
23 47 56 2632 2209 3136
24 38 36 1368 1444 1296
25 55 58 3190 3025 3364
26 53 55 2915 2809 3025
27 51 54 2754 2601 2916
28 69 65 4485 4761 4225
29 50 54 2700 2500 2916
30 61 63 3843 3721 3969
Jumlah 1468 1484 74797 74414 75616
=
√=
√
=
√
=
√
=
√
=
0,913476763Karena tes belah dua membagi dua sebuah tes menjadi bagian, maka realibilitas yang diperoleh merupakan realibilitas tengah. Untuk menjadi reabilitas penuh, maka diasumsikan pada rumus korelasi Spearman Brow sebagai berikut:
(37)
51
=
=
0,955782186Menguji signifikan, yaitu membandingkan antara r-tabel produck moment. Dari r-tabel produck moment dengan tingkat kepercayaan n = 30 didapat nilai r = 0,361. Ternyata nilai r-hitung (0,913) lebih besar dari nilai r -tabel (0,955) yang artinya instrumen memiliki tingkat reabilitas yang signifikan.
F. Teknik Analisis Data
Dalam Sugiyono (2012: 334) Bogdan menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Langkah-langkah dalam menganalisa data dalam penelitian ini terbagi pada bebrapa tahapan sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu peneliti perlu mencatat secara teliti dan terinci dengan baik. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan makin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu maka peneliti perlu segera mereduksi data yang berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan kepada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
(38)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi.reduksi dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung, adapun data-data yang direduksi terdiri dari data hasil dokumentasi (perhitungan angket).
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data penelitian direduksi, maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti mendisplaykan data. yaitu mengelompokkan dan menggolongkan data dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar pengolahan data. Untuk mengetahui hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarkan masalah yang diungkap, maka penulis menggunakan teknik perhitungan data sebagai berikut:
a. Mencari rata-rata jawaban keseluruhan sampel dengan cara menjumlahkan rata-rata keseluruhan soal semua sampel, kemudian dibagi jumlah soal.
b. Mencari rata-rata jawaban tiap atlet sampel penelitian.
Untuk mengetahui dan memperoleh hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti agar dapat menggambarkan masalah yang diungkapkan, yaitu mengetahui pengaruh latihan rileksasi secara progresif terhadap penurunan kecemasan studi eksperimen atlet cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI. Adapun hasil kriteria yang penulis susun menggunakan kriteria pengolahannya seperti terlihat pada Tabel 3.4.
(39)
53
Tabel 3.4. Kriteria Pengolahan
Skala Likert Skor Skala Psikologis
Sangat Setuju 5 Gejala Berat sekali
Setuju 4 Gejala Berat
Ragu-ragu 3 Gejala Sedang
Tidak Setuju 2 Gejala Ringan
Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Ada Gejala
3. Conclusion Drawing /Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012: 345) adalah: ”Penarikan kesimpulan dan verifikasi.” Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. pada akhir penelitian, penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan data yang diperoleh setiap penelitian berlangsung, sehingga pada akhirnya peneliti dapat menjadikan sebuah data dan kesimpulan yang utuh.
(40)
4. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok, digunakan rumus:
̅
=
∑Keterangan :
̅ : Nilai rata-rata yang dicari ∑ : Jumlah skor
: Jumlah sampel
5. Menghitung simpangan baku (S) dengan rumus sebagai berikut:
S =√∑
Keterangan Rumus :
S : Simpangan baku yang dicari
∑(XІ-XЇ) ² : Jumlah skor yang dikurangi rata-rata dikuadratkan n -1 : Jumlah responden dikurangi satu
6. Menguji variansi dengan rumus:
S² = ∑ ∑
Keterangan Rumus:
S² : Variansi yang dicari XІ : Skor yang diperoleh
n : Jumlah responden
n – 1 : Jumlah responden dikurangi satu
7. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2005: 466):
(41)
55
Z1 =
S (Zi) =
8. Uji homogenitas dengan yang digunakan menurut Nurhasan et al. (2008: 125):
F =
9. Uji signifikan ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara hasil tes awal dan hasil tes akhir latihan dengan menggunakan rumus t menurut Sudjana (2005: 242):
t = ̅
√ ⁄
Keterangan rumus:
t : Nilai kritis untuk uji signifikasi beda
̅ : Rata-rata beda
SB : Simpangan baku beda n : Jumlah responden 10. Pengujian hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
HЅ : μІ< μЇ, Latihan rileksasi secara progresif tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet cabang olahraga pada divisi sepak bola di UKM UPI.
HІ : μІ > μЇ, Latihan rileksasi secara progresif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet cabang olahraga pada divisi sepak bola di UKM UPI.
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh dari hasil instrumen penelitian dan pengolahan data, maka dapat penulis simpulkan bahwa: “Latihan rileksasi secara progresif memberi pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan atlet cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.” B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagi berikut:
1. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi lembaga-lembaga terkait seperti KONI, PSSI, PENGCAB, PENGPROV dan PPLP untuk dapat memperhatikan masalah perkembangan mental atlet-atlet binaannya.
2. Kepada para pembina khusunya yang ada di FPOK untuk lebih meningkatkan pembinaan mental kepada para atletnya, sehingga atlet tersebut dapat berkembang dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Abrahamsen, et al. (2008). “Achievement goals and gender effects on multidimensional anxiety in national elite sport.” Pshychology of sport and exercise: Norwegian University of Sport Sciences.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tambak Kusuma.
Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.
Hawari, Dadang, (2006). Manajemen Stres,Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ibrahim, Rusli. dan Komarudin (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Ibrahim, Rusli. dan Komarudin (2007). Modul Psikologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Ibrahim, Sani,A. (2012). Panik Neurosis dan Gangguan Cemas. Tangerang: Jelajah Nusa.
Komarudin. (2012). Latihan Rileksasi. Bandung: Makalah disampaikan pada Pentaran Pelatih Bola Basket Lisensi C. di Tasikmalaya.
Margajaya, Rakhmat. (2008). Futsal. Jakarta: Ganesa Exact. Nurhasan. (2008) Statistika. Bandung:FPOK UPI.
Satria, et al. (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Setyobroto, Sudibyo. (1993). Psikologi Olahraga. Jakarta: UNJ.
Setyobroto, Sudibyo. (2002). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Jakarta: CV Jaya Sakti.
(44)
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Mcmorris, Teryy. (2006). Coaching Science. Wes Sussex: John Wiley & Sons ltd. Oei, Istijanto. (2010). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
(1)
53
Yusup Maulana Muhamad,2013
Pengaruh Latihan Rileksasi Secara Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan (Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
Tabel 3.4. Kriteria Pengolahan
Skala Likert Skor Skala Psikologis
Sangat Setuju 5 Gejala Berat sekali
Setuju 4 Gejala Berat
Ragu-ragu 3 Gejala Sedang
Tidak Setuju 2 Gejala Ringan
Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Ada Gejala
3. Conclusion Drawing /Verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012: 345) adalah: ”Penarikan kesimpulan dan verifikasi.” Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. pada akhir penelitian, penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan data yang diperoleh setiap penelitian berlangsung, sehingga pada akhirnya peneliti dapat menjadikan sebuah data dan kesimpulan yang utuh.
(2)
54
Yusup Maulana Muhamad,2013
Pengaruh Latihan Rileksasi Secara Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan (Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
4. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok, digunakan rumus:
̅
=
∑Keterangan :
̅ : Nilai rata-rata yang dicari ∑ : Jumlah skor
: Jumlah sampel
5. Menghitung simpangan baku (S) dengan rumus sebagai berikut:
S =√∑
Keterangan Rumus :
S : Simpangan baku yang dicari
∑(XІ-XЇ) ² : Jumlah skor yang dikurangi rata-rata dikuadratkan n -1 : Jumlah responden dikurangi satu
6. Menguji variansi dengan rumus:
S² = ∑ ∑
Keterangan Rumus:
S² : Variansi yang dicari XІ : Skor yang diperoleh
n : Jumlah responden
n – 1 : Jumlah responden dikurangi satu
7. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sudjana (2005: 466):
(3)
55
Yusup Maulana Muhamad,2013
Pengaruh Latihan Rileksasi Secara Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan (Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
Z1 =
S (Zi) =
8. Uji homogenitas dengan yang digunakan menurut Nurhasan et al. (2008: 125):
F =
9. Uji signifikan ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara hasil tes awal dan hasil tes akhir latihan dengan menggunakan rumus t menurut Sudjana (2005: 242):
t = ̅ √ ⁄
Keterangan rumus:
t : Nilai kritis untuk uji signifikasi beda
̅ : Rata-rata beda
SB : Simpangan baku beda n : Jumlah responden
10. Pengujian hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
HЅ : μІ< μЇ, Latihan rileksasi secara progresif tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet cabang olahraga pada divisi sepak bola di UKM UPI.
HІ : μІ > μЇ, Latihan rileksasi secara progresif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kecemasan atlet cabang olahraga pada divisi sepak bola di UKM UPI.
(4)
Yusup Maulana Muhamad,2013
Pengaruh Latihan Rileksasi Secara Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan (Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh dari hasil instrumen penelitian dan pengolahan data, maka dapat penulis simpulkan bahwa: “Latihan rileksasi secara progresif memberi pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan atlet cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI.”
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagi berikut:
1. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi lembaga-lembaga terkait seperti KONI, PSSI, PENGCAB, PENGPROV dan PPLP untuk dapat memperhatikan masalah perkembangan mental atlet-atlet binaannya.
2. Kepada para pembina khusunya yang ada di FPOK untuk lebih meningkatkan pembinaan mental kepada para atletnya, sehingga atlet tersebut dapat berkembang dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
(5)
Yusup Maulana Muhamad,2013
Pengaruh Latihan Rileksasi Secara Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan (Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abrahamsen, et al. (2008). “Achievement goals and gender effects on multidimensional anxiety in national elite sport.” Pshychology of sport and
exercise: Norwegian University of Sport Sciences.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tambak Kusuma.
Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.
Hawari, Dadang, (2006). Manajemen Stres,Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ibrahim, Rusli. dan Komarudin (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Ibrahim, Rusli. dan Komarudin (2007). Modul Psikologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Ibrahim, Sani,A. (2012). Panik Neurosis dan Gangguan Cemas. Tangerang: Jelajah Nusa.
Komarudin. (2012). Latihan Rileksasi. Bandung: Makalah disampaikan pada Pentaran Pelatih Bola Basket Lisensi C. di Tasikmalaya.
Margajaya, Rakhmat. (2008). Futsal. Jakarta: Ganesa Exact. Nurhasan. (2008) Statistika. Bandung:FPOK UPI.
Satria, et al. (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Setyobroto, Sudibyo. (1993). Psikologi Olahraga. Jakarta: UNJ.
Setyobroto, Sudibyo. (2002). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Jakarta: CV Jaya Sakti.
(6)
Yusup Maulana Muhamad,2013
Pengaruh Latihan Rileksasi Secara Progresif Terhadap Penurunan Kecemasan (Studi Eksperimen Atlet Cabang Olahraga Futsal pada Divisi Sepak Bola di UKM UPI)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Mcmorris, Teryy. (2006). Coaching Science. Wes Sussex: John Wiley & Sons ltd. Oei, Istijanto. (2010). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka