PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN MORALITAS UNTUK MENCEGAH KONFLIK ANTAR ETNIK PEMUDA MELAYU DAN PEMUDA DAYAK: studi deskriptif pada organisasi PMKB dan FPD di Kalimantan Barat.

(1)

Erna Octavia, 2013

“PERAN ORGANISASI PMKB DAN FPD DALAM MEMBINA NILAI

-NILAI KEWARGANEGARAAN UNTUK MENGATASI KONFLIK PEMUDA

(Studi Deskriptif Pada Organisasi PMKB dan FPD Di Kalimantan Barat)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

Erna Octavia Nim. 1103885

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

==================================================================

Peran Organisasi PMKB dan FPD

Dalam Membina Nilai-Nilai

Kewarganegaraan Untuk Mengatasi

Konflik Pemuda

(Studi Deskriptif Pada Organisasi PMKB dan FPD Di Kalimantan

Barat)

Oleh Erna Octavia S.Pd UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Kewarganegaraan

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Erna Octavia, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013


(4)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda


(5)

Erna Octavia, 2013

KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr Wb,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayahnya yang memiliki alam semesta dan segala isinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dalam keadaan sehat wal‟afiat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju cahaya Nya yang terang benderang, serta tak lupa bagi keluarga para sahabatnya yang senantiasa setia sampai akhir zaman. Tesis ini berjudul “Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda (studi deskriptif pada organisasi PMKB dan FPD di Kalimantan Barat)”, secara garis besar tesis ini mendeskripsikan tentang bagaimana peran pemuda saat ini dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman pemuda saat ini tentang PKn berkaitan dengan norma agama, kesopanan dan hukum serta kegiatan seperti apa yang pemuda lakukan agar mencegah konflik pemuda.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang telah membantu dan memperlancar penyusunan tesis ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang lebih baik lagi, amin. Alhamdulillahirobbil „alamin.


(6)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Wassalamu‟alaikum Wr Wb

Bandung, September 2013

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh

Dengan mengucap puji syukur yang mendalam kepada Allah SWT atas segala ridho, barokah dan rahmatnya sehingga penulis dikaruniai kekuatan, kesehatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tesis ini. Alhamdulillah hanya Allah yang kuasa memudahkan urusan hambanya.

Selawat serta salam dihaturkan bagi Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Rasullah kekasih Allah yang kedatanganya diutus menjadi rahmat bagi alam semesta.

Dengan terselesainya tesis ini, penulis menyadari bahwa sangat besar bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah sewajarnya jika pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimaksih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang dalam kesibukannya senantiasa menyempatkan diri untuk membimbing dan memberi masukan kepada peneliti.


(7)

Erna Octavia, 2013

2. Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed selaku Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi, arahan, ilmu serta masukan yang berharga bagi terwujudnya tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Pasca Sarjana yang karena Sikap dan komitmen akademik beliau yang tinggi, tegas, dan penuh dedikasi, serta terbuka membuat prodi PKn menjadi tempat yang nyaman dan menarik bagi para mahasiswanya. 4. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd dan Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed.,

masing-masing selaku Rektor dan Direktur Pascasarjana beserta Staf SPs UPI yang telah memberikan fasilitas pendidikan selama penulis menyelesaikan program S2.

5. Prof. Dr. H. Samion AR. M.Pd selaku Ketua STKIP-PGRI Pontianak, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi S2 serta dukungan moril dan material yang selama ini sangat membantu.

6. Para dosen lainnya dilingkungan Prodi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membuka cakrawala penulis tentang Pendidikan Kewarganegaraan. 7. Keluarga besarku di Pontianak terima kasih atas untaian do‟a yang menyertai

hingga dapat menyelesaikan studi dengan baik.

8. Rekan-rekan seperjuangan di jurusan PKn SPs UPI angkatan 2011, di kelas A dan B. Terima kasih banyak atas kebaikan hati teman-teman semoga Allah Ridho dan menjadikan kita keluarga dunia dan akhirat.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, baik secara langsung maupun tidak langsing sehingga penulis dapat menyelesaikan program S2 ini dengan baik.

Akhir kata, atas segala bantuan dan bimbingan serta dorongan yang telah Bapak/Ibu serta rekan-rekan berikan. Mudah-mudahan amal baik Bapak dan Ibu serta teman-teman sekalian dapat diterima oleh Allah SWT. Amin ya rabbal alami


(8)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bandung, September 2013


(9)

Erna Octavia (1103885). PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN MORALITAS UNTUK MENCEGAH KONFLIK ANTAR ETNIK PEMUDA MELAYU DAN PEMUDA DAYAK (studi deskriptif pada organisasi PMKB dan FPD di Kalimantan Barat).

Pada hakikatnya penelitian ini merupakan penelitian tentang bagaimana peran pendidikan kewarganegaraan dalam menumbuhkan moralitas untuk mencegah konflik antar etnik pemuda melayu dan pemuda dayak yang tergabung dalam organisasi yaitu Pemuda Melayu Kalimantan Barat (PMKB) dan Front Pembela Dayak (FPD) yang berbeda visi dan misi maupun dari segi agama anggotanya dalam melaksanakan disetiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan organisasinya maupun di masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran faktual mengenai peran PKn dalam pemahaman pemuda dan mentaati norma agama, kesopanan dan hukum, kegiatan yang dilakukan kedua organisasi dalam mengatasi konflik pemuda, dan upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh kedua organisasi ini dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi deskriptif dan data-data diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi, dan catatan lapangan. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah ketua dan anggota dari organisasi PMKB dan FPD. Teknik analisis data yang digunakan terdiri atas tiga alur kegiatan yang terdiri secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verivikasi. Dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa Organisasi PMKB dan FPD memiliki tugas memahami pentingnya membina nilai-nilai kewarganegaraan, pemahaman dan mentaati norma agama, kesopanan dan hukum. Pemuda telah berhasil menampilkan sikap saling memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi yang diamalkan dilingkungan masing-masing organisasinya maupun organisasi kepemudaan lainnya serta masyarakat. Kegiatan yang telah dilakukan mengajak organisasi kepemudaan etnik lainnya dan telah melahirkan sikap menghargai, menghormati, rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi Upaya yang dilakukan mengadakan kegiatan yang bersifat kerjasama dengan organisasi kepemudaan lainnya yang membangun komunikasi yang efektif yang saling terbuka satu sama lainnya antar etnik dalam memecahkan apabila ada masalah atau kesalah pahaman antar etnik. Saran diharapkan kepada seluruh organisasi kepemudaan yang ada di seluruh pelosok Indonesia khususnya di Kalimantan Barat, agar dapat lebih dan sangat memahami dengan sungguh-sungguh mengenai nilai-nilai kewarganegaraan yang memuat norma agama, norma kesopanan, norma hukum. Pemuda dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan yang baik harus mematuhi ketiga norma tersebut, dengan menampilkan sikap saling memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi yang diamalkan dilingkungan


(10)

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda ABSTRACT

Erna Octavia ( 1103885 ) . CITIZENSHIP EDUCATION IN THE GROWING ROLE OF MORALITY TO PREVENT CONFLICTS OF INTER- ETHNIC AND YOUTH YOUTH MALAY Dayak ( descriptive studies on organizational PMKB and FPD in West Kalimantan ) .

In essence, this is a research study on the role of education in fostering civic morality to prevent conflicts between ethnic Malay youths and young Dayak organization that is incorporated in West Kalimantan Malay Youth ( PMKB ) and Dayak Defenders Front ( FPD ) is different from the vision and mission as well as members in carrying out the religious aspect in every activity undertaken in the organization and in the community . This study aims to gain insight on the role of civics in a factual understanding of youth and obey the norms of religion , decency and law , the activities carried out both youth organizations in resolving conflicts , and any attempts to do by both organizations in fostering civic values youth to resolve conflicts .

This study uses a qualitative research study using descriptive and the data obtained through observation, interviews , literature studies , documentary studies , and field notes . That is the subject of this study is the chairman and members of the organization PMKB and FPD . The data analysis technique used consists of three activities comprising grooves simultaneously , namely data reduction , data display , conclusion drawing / verification . From the analysis of the above data it can be concluded that the Organization PMKB and FPD has a duty to understand the importance of fostering the values of citizenship , understanding and obeying the norms of religion , decency and law . Youth have managed to show togetherness mutual understanding , respect and uphold tolerance is practiced within the organization as well as each other youth and community organizations . Activities that have been carried out to invite other ethnic youth organizations and has spawned respect , respect , a sense of togetherness and compactness as well as tolerance Efforts conduct collaborative activities with other youth organizations establish effective communication are mutually open to each other in inter- ethnic solve the problem or if there is inter- ethnic misunderstanding.

Suggestions are expected to all youth organizations that exist in all corners of Indonesia, especially in West Kalimantan , in order to better understand and very earnest about the values of citizenship that includes religious norms , norms of decency , the rule of law . Youth in fostering the values of good citizenship must comply with the norms of the three , with a show of togetherness mutual understanding , respect and uphold tolerance is practiced within the organization as well as each other youth and community organizations.


(11)

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Tesis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Hakikat, Pengertian, Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dan Nilai- Nilai Kewarganegaraan ... 9

1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

4. Nilai-Nilai Kewarganegaraan Yang terkandung Di Dalam Nilai Pancasila ... 12

B.Kajian Moralitas ... 17

1. Komponen Moralitas ... 17

2. Norma-Norma Moralitas ... 22

3. Perkembangan Moralitas ... 23

C.Tinjauan Dinamika Konflik ... 26

1. Konflik ... 26


(12)

ix

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

3. Teori-teori Tentang Konflik ... 29

4. Konflik Antar Etnik ... 31

5. Sumber Konflik di Indonesia ... 32

D.Relasi Antar Etnik ... 34

1. Konsep Etnisitas ... 34

2. Pembentukan Relasi Hubungan Antar Etnis ... 40

E. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ... 41

1. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ... 41

2. Pemuda melayu ... 43

3. Pemuda Dayak ... 44

F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50

1. Lokasi Penelitian ... 50

2. Subjek Penelitian ... 50

B.Pendekatan dan Metode Penilitian ... 51

1. Pendekatan Penelitian ... 51

2. Metode Penelitian ... 53

C.Definisi Operasional ... 54

1. Peran ... 54

2. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda ... 54

3. Nilai-Nilai Kewarganegaraan ... 54

4. Konflik ... 55

D.Instrumen Penelitian ... 55

E. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Observasi Partisipasi ... 56

2. Studi Dokumentasi ... 58

3. Studi Literatur ... 59

4. Triangulasi Data ... 60


(13)

2. Penyajian Data ... 63

3. Pengambilan Kesimpulan ... 64

G.Uji Validitas Data Penelitian ... 64

H.Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 70

1. Profil Organisasi PMKB (Pemuda Melayu Kalimantan Barat) ... 70

2. Profil Organisasi FPD (Front Pembela Dayak) ... 71

3. Gambaran Wilayah Pontianak Selatan ... 73

4. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Setempat ... 74

a. Pemerintahan ... 77

b. Penduduk ... 74

c. Pendidikan ... 75

d. Agama, Etnis dan Suku ... 75

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 77

1. Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan dalam mentaati norma agama, kesopanan, dan hukum yang ada di lingkungan sekitar organisasinya ... 77

2. Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat ... 82

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalbar ... 85

a. Upaya organisasi PMKB dan FPD ... 89

b. Upaya melalui pendekatan PKn dalam pendidikan formal maupun non formal ... 89


(14)

xi

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

1. Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan dalam mentaati norma agama, kesopanan, dan hukum

yang ada di lingkungan sekitar organisasinya ... 92

a. Tata krama dalam pergaulan... 99

b. Sikap menghargai antar etnis ... 100

2. Kegiatan seperti apa sajakah yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalbar ... 102

a. Menjalin komunikasi sosial ... 105

b. Menjunjung tinggi Nilai-Nilai Kewarganegaraan ... 106

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda ... 107

a. Upaya-upaya yang di lakukan oleh kedua organisasi kepemudaan (PMKB dan FPD) ... 107

b. Upaya PKn yang dilakukan dalam pendidikan formal maupun non formal ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 115

A.Kesimpulan ... 115

1. Kesimpulan Umum ... 115

2. Kesimpulan khusus ... 117

B.Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122


(15)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar belakang masalah yang ada di lapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

A.Latar Belakang Penelitian

Kelebihan yang dimiliki manusia atas pemberian Tuhan ialah daya akal dan daya kehidupan untuk membentuk suatu peradaban. Sedangkan pada hewan kedua hal tersebut tidak diberikan, sehingga manusia menciptakan dunia kehidupannya sendiri dan menetapkan nilai-nilai luhur mencapai cita-cita atau tujuan hidupnya. Oleh karena itu, manusia menciptakan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupannya. Dunia pendidikan mempunyai tujuan utama yaitu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang seimbang. Hal ini senada dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pada Bab II, pasal 3 di nyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan Kewarganegaraan bukan sekedar untuk meningkatkan rata-rata kompoten. Partisipasi yang bertanggung jawab dan kompoten harus berdasarkan pada kesadaran moral, pengetahuan, dan reflektif inkuiri. Sejalan dengan itu Cogan (1998 :13) mengemukakan bahwa :

Citizenship education has been described as the contribution of education to the development of those characteristics of being a citizen, and the process of

teaching society’s rules, institutions, and organizations, and the role of citizens in the ell-functioning of society.


(16)

2

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Berdasarkan pendapat Cogan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pengembangan karakter-karakter warga negara, dan proses tentang aturan pengajaran masyarakat, institusi dan organisasi-organisasi, dan peran warga negara dalam masyarakat yang berfungsi secara baik. Dari uraian diatas maka terdapat tiga komponen utama yang perlu dipelajari dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu civic knowledge, civic skill dan civic dispositions. Menurut pendapat Branson (1999: 8-25), menegaskan Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengahadapi era globalisasinya hendaknya mengembangkan kompetensi kewarganegaraan (civic competence). Diantaranya aspek-aspek civic competences tersebut meliputi pengetahuan kewarganegaraan

(civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau

karakter kewarganegaraan (civic dispotion) sehingga dapat menumbuhkan karakter warga negara yang baik.

Dari kutipan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk membentuk karakter bangsa tidaklah hanya melalui Pendidikan Kewarganegaraan disekolah namun juga perlu dilaksanakan Pendidikan Kewarganegaraan di generasi muda. Keyakinan ini dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya posisi generasi muda dalam menjaga kesinambungan kelangsungan hidup bangsa. Pemuda saat ini, yang hidup di tengah arus globalisasi banyak yang tidak bertahan dan hanyut terbawa arus gaya hidup amoral. Hedonisme dan kebarat-baratan akrab dengan kehidupan bebas para pemuda. Bangga dengan budaya luar dan rasa gengsi dengan budaya lokal, adalah cikal bakal lahirnya pemuda yang kurang menghargai agama, dan kurang menghargai sesama hingga menimbulkan dekadensi (kemerosotan) moral yang luar biasa di kalangan pemuda saat ini. Rasa gengsi terhadap budaya daerah ini merupakan sebuah problema yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mungkin bagi sebagian orang ini hanyalah sebuah masalah kecil, tapi sesungguhnya kehancuran budaya suatu bangsa dapat terjadi dimulai dengan masalah-masalah seperti ini. Ketika para generasi penerusnya


(17)

tidak lagi bangga terhadap budaya mereka sendiri maka harapan untuk melestarikan budaya itu akan lenyap secara sendirinya. Sehingga akibatnya di masa depan daerah/bangsa ini akan kehilangan identitasnya dan hanya akan menjadi daerah/bangsa yang primitif dan tidak beradab.

Pendidikan dikatakan sebagai asas pencetak karakter, tetapi bagi sebagian pemuda hanyalah formalitas, bukan urgensi kehidupan. Tingkat pendidikan memang meningkat jika dibandingkan dengan zaman dulu, apalagi zaman orde lama dan orde baru. Akan tetapi, kepintaran kaum muda saat ini, tidak dibarengi ketangguhan moral yang seharusnya terus meningkat. Hidup modern yang dianut oleh Indonesia dan Barat hingga menyebar ke daerah salah satunya yang terjadi di Kalimantan Barat, tidak dilandasi dengan nilai moral dan cenderung mengadopsi budaya negatif modernitas, menjerumuskannya ke lembah degradasi moral, di mana tidak akan ditemui lagi masa depan yang cerah. Ancaman dekadensi merupakan permasalahan bangsa/daerah yang sangat menakutkan dan sangat berbahaya. Jika hal ini terus-menerus dibiarkan, maka akan mengakar didiri tiap pemuda, bahkan seluruh lapisan masyarakat akan terkena dampak krisis moral ini. Dekadensi moral juga terjadi pada pemuda di Kalimantan Barat, mereka sebagai anak bangsa adalah dampak dari tidak adanya pijakan terhadap nilai-nilai yang sarat teladan. Orientasi moral akan sangat berpengaruh terhadap moralitas dan pertimbangan moral seseorang, karena pertimbangan moral merupakan hasil proses penalaran yang dalam proses penalaran tersebut ada upaya memprioritaskan nilai-nilai tertentu berdasarkan orientasi moral serta pertimbangan konsekuensinya.

Etnisitas merupakan suatu komunitas yang mempunyai kesamaan tingkah laku sosial baik yang terikat karena hubungan biologis ataupun ikatan-ikatan sosial lainnya yang menyatukan komunitas tersebut. Etnisitas berkaitan dengan terbentuknya seseorang. Menurut Tilaar (2007: 3) “ Perkembangan ego atau pribadi seseorang itu hidup atau yang dimiliki oleh komunitas tertentu dengan kebudayaannya yang tertentu pula”. Super ego didalam psikologi analitik yang


(18)

4

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

pada hakikatnya pembentukan moralitas seseorang berdasarkan nilai-nilai yang ada didalam kebudayaan lingkungannya. Dalam catatan sejarah, benih-benih konflik di Kalimantan Barat telah disebar oleh pemerintah kolonial belanda. Belanda selalu mengedepankan etnik melayu dan menganggap etnik Dayak inferior, masih terbelakang. Karena alasan tersebut, maka dalam birokrasi diwilayah ini, semua jabatan pemerintah strategis diberikan kepada kaum pribumi, diberikan kepada orang-orang dari etnik Melayu. Kondisi ini berbekas dihati masyarakat Dayak, bahwa mereka dimarjinalkan. Disisi lain, misionaris Katolik membuka sekolah-sekolah (didaerah pedalaman) dimana anak-anak etnis Dayak sekolah. Bahkan anak-anak Dayak yang berprestasi difasilitasi untuk melanjutkan pendidikan (diluar Kalimantan Barat).

Pemuda Melayu memiliki sifat lembut dan mudah mengalah, namun ketika berhadapan dengan suku yang mengganggu suku Melayu, maka lama kelamaan Pemuda Melayu akan berubah jauh dari sifat aslinya, hal inilah yang membuat ketertarikan peneliti melihat lebih jauh pemahaman nilai-nilai kewarganegaraan pemuda melayu di Kalimantan Barat.

Dengan adanya otonomi daerah, berpengaruh terhadap menguatnya identitas Dayak di Kalimantan Barat. Dampak otonomi daerah dalam bentuk pendekatan pemerintah kepada masyarakat melahirkan kecenderungan baru didaerah yakni pemekaran wilayah. Dalam konteks Kalimantan Barat, ini membuka peluang terhadap Pemuda Dayak untuk menduduki berbagai jabatan struktural. Pemuda Dayak di Kalimantan Barat ini telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Otonomi daerah telah membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat Dayak yang sebelumnya selalu berada pada posisi ketersampingan. Di era Otonomi daerah, kemunculan beberapa elite tingkat lokal mengubah paradigma masyarakat luas dalam mendefinisikan Dayak. Kenyataan inipun berdampak pada terjadinya penguatan identitas yang mengarah pada penguatan sentimen kesukuan. Hal ini jelas dapat mempengaruhi sikap para pemuda Dayak, dimana


(19)

para pemuda Dayak menganggap bahwa Dayak yang seutuhnya saat ini memimpin Kalimantan Barat.

Dari adanya hal inilah maka pendirian organisasi kepemudaan kemasyarakatan di Kalimantan Barat diharapkan mampu menciptakan sikap yang sesuai dengan Nilai Moral Norma demi mewujudkan Moralitas yang baik, antar kedua etnik Pemuda melayu dan Pemuda Dayak. Tidak ada lagi kecemburuan antar etnis, Pemuda Melayu dan Pemuda Dayak saling menghargai satu sama lainnya. Melalui kedua organisasi kepemudaan masyarakat ini, para pemuda melayu dan pemuda dayak dapat meredam konflik yang sudah pernah terjadi.

Sejalan dengan visi Pendidikan Nilai Moral disamping membina, menegakkan dan mengembangkan perangkat tatanan Nilai Moral Norma (NMNr). Ada 6 sumber Norma (Nr) yang merupakan pencerahan diri dan kehidupan manusia secara kaffah dan berahlak mulia serta kehidupan masyarakat madaniah (Civil Society). Pendidikan NMNr membawakan misi memelihara atau melestarikan dan membina NMNr menjadi 5 sistem kehidupan yang kait mengkait, mengklarifikasi dan merevitalisasi, sebagai “moral conduct” diri dan kehidupan manusia/masyarakat/bangsa/dunia yang bersangkutan berada, memanusiakan (humanizing), membudayakan (civilizing) dan memberdayakan

(empowering) manusia dan kehidupannya secara utuh (kaffah) dan beradab (norm/value based). Insan atau masyarakat bermoral (morally mature/healty

person) dan masyarakat berbangsa berkepribadian. Membina dan menegakkan

“law and order” serta tatanan kehidupan yang manusiawi-demokratis-taat azas, khusus di negara kita, disamping hal-hal diatas juga membawakan misi pembinaan dan pengembangan manusia/masyarakat/bangsa yang moderen namun tetap berkepribadian Indonesia sebagaimana kualifikasi UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (H. A. Kosasih Djahiri 2006: 8).

Sejumlah data diatas menggambarkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki pengaruh yang besar terhadap integritas bangsa. Pendidikan


(20)

6

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

kewarganegaraan masih memegang peranan yang strategis dalam memupuk jiwa nasionalisme, toleransi, dan moralitas. Bukan hanya untuk masa sekarang tetapi secara futurologist bagi kelanjutan pembangunan bangsa. Spirit atau etos itu masih tetap diperlukan, bahkan akan lebih diperlukan mengingat majunya teknologi informasi yang ditandai adanya akserelasi modernisasi ataupun universalisasi (Kortadirjo, dalam Leni Anggreani 1999: 25).

Kesemuanya itu membutuhkan pemantapan nilai dasar yang membentenginya sebagai bangsa dan yang dimaksud dengan nilai-nilai kewargaenagaraan disini adalah pemahaman dan kepatuhan terhadap norma agama, kesopanan dan hukum. Atas pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda” (Studi deskriptif pada organisasi PKMD dan FPD di Kalbar).

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas adapun yang menjadi fokus penelitian ini yaitu “Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda”. Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan yang dimaksud dengan nilai-nilai kewarganegaraan adalah pemahaman dan ketaatan norma agama, kesopanan dan hukum, maka masalah pokok tersebut dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan dalam mentaati norma agama, kesopanan dan hukum yang ada di lingkungan sekitar organisasinya ?

2. Kegiatan seperti apa sajakah yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat?


(21)

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan melakukan pengkajian, menggali, menganalisis tentang bagaimana peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. Secara khusus penelitian ini untuk mengetahui tentang :

1. Untuk mengetahui peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda dalam menaati norma agama, kesopanan dan hukum yang ada dilingkungan sekitar organisasinya.

2. Untuk mengetahui Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat.

3. Untuk mengetahui Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat baik secara kelimuan (teoritik) maupun secara empirik (praktis). Secara teoritik penelitian ini akan mengkaji sejauh mana peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. Dari temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah maupun di Perguruan Tinggi, diharapakan Pelajaran Peran Pendidikan Kewarganegaraan harus dapat membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda dimana juga dapat


(22)

8

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

mencegah konflik pemuda serta mentaati norma sosial, agama dan hukum yang ada dilingkungan sekitar organisasi.

2. Bagi pemuda, diharapkan mampu dapat membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda

3. Bagi para akademis atau komunitas akademik, khususnya dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, hendaknya dalam melaksanakan tugas tidak hanya fokus pada pendidikan disekolah tetapi pendidikan di masyarakat juga perlu dtingkatkan khusunya (organisasi pemuda).

4. Bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kota Pontianak, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat lebih memperhatikan organisasi pemuda yang ada di Pontianak khususnya sosialisasi mencegah konflik pemuda 5. Bagi peneliti, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat menambah

inspirasi bagi peneliti pendidikan kewarganegaraan lainnya yang berkaitan dengan peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda atau organisasi lainnya.

E.Struktur Organisasi Tesis

Sebagai pendahuluan, Bab I menyajikan latar belakang permasalahan, memberikan konteks munculnya masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Dalam Bab II, disajikan kajian pustaka. Kajian pustaka berisi tentang deskripsi, analisis konsep, teori-teori dan penelitian terdahulu yang relevan mengenai nilai-nilai kewarganegaraan, konflik pemuda dan peran organisasi.

Dalam Bab III, mengenai metode penelitian menguraikan lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, pendekatan penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Dalam Bab IV, mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi gambaran umum lokasi, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan.


(23)

Dalam Bab V, mengenai hasil kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan.


(24)

50

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang mencakup lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, uji validitas data penelitian serta tahap-tahap pelaksanaan penelitian di lapangan.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Mengacu pada apa yang dikemukakan oleh Nasution (2003 : 43), lokasi penelitian adalah lokasi atau situasi yang mengandung tiga unsur, yakni: tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat adalah tiap lokasi dimana manusia melakukan sesuatu, pelaku adalah semua orang yang terdapat di lokasi tersebut, sedangkan kegiatan adalah apa yang dilakukan orang dalam situasi sosial tersebut. Lokasi dalam penelitian ini adalah Lingkungan Organisasi PMKB yang bertempat di Jl. Imam Bonjol, Pontianak dan Organisasi FPD yang bertempat di Jl. Letjend Sutoyo, Pontianak.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, maka subjek penelitiannya merupakan pihak- pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan subjek penelitian, terdapat beberapa kriteria yang umumnya digunakan, yakni “latar (setting), para pelaku (actors),

peristiwa- peristiwa (events) dan proses (process). (Miles dan Huberman, 2007). Latar, adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni lingkungan organisasi PMKB dan FPD Pontianak. Pelaku, yang dimaksud adalah anggota dari organisasi PMKB dan FPD Pontianak selaku pelaksana kegiatan. Peristiwa, yang dimaksud adalah hal- hal yang berkaitan dengan


(25)

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD di lingkungan organisasinya. Proses, yang dimaksud adalah wawancara peneliti dengan subjek penelitian yang berkenaan dengan pendapat dan pandangannya terhadap fokus masalah dalam penelitian ini.

Agar penelitian ini dapat dilakukan secara mendalam, maka subyek yang diteliti adalah ketua serta anggota dari Pemuda Melayu Kalimantan Barat (PMKB) dan Front Pembela Dayak (FPD) Pontianak, aparatur pemerintahan di kecamatan Pontianak Selatan, pemuka agama, tokoh pemuda, pemuka adat dan masyarakat setempat serta dokumen- dokumen yang dapat dijadikan sebagai penunjang data dalam penelitian. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan didapatkannya data- data dari sumber selain yang telah ditetapkan diatas, selama data tersebut dapat menunjang keberhasilan penyelidikan dalam penelitian ini. B.Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tentang peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang tidak menggunakan perhitungan-perhitungan secara sistematis dan statistik, melainkan lebih menekankan pada kajian interpretatif. Jhon W. Creswell (1998:15) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting.

Kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah. Pendekatan penelitian kualitatif disebut juga pendekatan


(26)

52

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau alamiah, apa adanya dan tidak dimanipulasi (Creswell, 1998; Nasution, 1992:18).

Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif adalah kepedulian terhadap “makna”. Dalam hal ini penelitian naturalistik tidak peduli terhadap persamaan dari obyek penelitian melainkan sebaliknya mengungkap pandangan tentang kehidupan dari orang-orang yang berbeda. Pemikiran ini didasari pula oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap orang (manusia) berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai instrumen.

Pendekatan kualitatif dipandang sesuai dengan masalah penelitian ini dengan alasan sebagai berikut:

a) Permasalahan yang dikaji dalam penelitian tentang peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda

b) Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar alamiahnya.

c) Penelitian ini berfokus pada bagaimana pemahaman peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda dan memahami serta mentaati norma agama, kesopanan dan hukum dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda, bagaimana kegiatan yang dilakukan kedua organisasi ini untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat, serta upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh kedua organisasi ini dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat. Hal ini dapat terungkap melalui pendekatan kualitatif sesuai dengan karakteristik kualitatif yang dikemukakan oleh Bogdan dan Mien (1982:28) :


(27)

qualitative researchers are concerned with process rather than simply with outcomes or products.

Penekanan kualitatif secara khusus memberikan keuntungan dalam penelitian ini dimana dapat memperoleh gambaran dan informasi berupa bagaimana proses, hasil, pandangan dan upaya dalam memahami dan mentaati peranan pendidikan kewarganegaran serta memahami dan mentaati norma agama, kesopanan dan hukum. Selain itu, peneliti juga ingin mengungkapkan perilaku perorangan melalui pengetahuan, gagasan, dan pikirannya sebab penelitian kualitatif pada hakekatnya juga merupakan pengamatan kepada orang-orang tertentu dalam lingkungannya, berinteraksi dengan mereka dan berusaha memahami bahasa mereka serta menafsirkannya sesuai dengan dunianya.

2. Metode Penelitian

Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2002:145) adalah “suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian”. Disisi lain Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002:145) mengungkapkan bahwa Metodologi merupakan proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dari pengertian tersebut, menegaskan bahwa metodologi adalah suatu pendekatan umum, untuk mengkaji dan mencari jawaban atas permasalahan dalam penelitian.

Metode adalah cara ilmiah yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (2002:20) bahwa:

“Metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya. Ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidik”.

Senada dengan hal diatas Moleong (2007) mengatakan “metode deskriptif akan menghasilkan laporan penelitian yang berisi kutipan-kutipan data (berupa


(28)

54

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka) untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Guba dan Lincoln (Moleong, 2007:174) mengemukakan bahwa “dalam kasus-kasus tertentu ketika teknik yang lain tidak mungkin digunakan, pengamatan akan menjadi alat yang bermanfaat”. Adapun beberapa keuntungan menggunakan metode kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut :

a) Didasarkan pada pengalaman secara langsung.

b) Memungkinkan peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.

c) Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

d) Menghindari terjadinya keraguan pada peneliti akan kemungkinan adanya data yang bias.

e) Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit.

f) Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi yang lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan, maka secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda.

C.Definisi Operasional 1. Peran


(29)

Peran menurut ilmu sosial berarti suatu tugas atau fungsi yang dibawakan seseorang, atau lembaga organisasi ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu.

2. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda

Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di dalam penelitian ini adalah berperan sebagai wadah dari Pemuda Melayu yaitu PMKB (Pemuda Melayu Kalimantan Barat) dan Pemuda Dayak yaitu FPD (Front Pembela Dayak). 3. Nilai-Nilai Kewarganegaraan

Nilai-nilai Kewarganegaraan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memahami dan mematuhi norma agama, kesopanan dan hukum.

4. Konflik

Lockwood (dalam Tamburaka, 1999: 102) menyebutkan konflik adalah perselisihan atau permusuhan antara individu atau antar kelompok dalam masyarakat karena ada kepentingan tertentu.

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti sebagai intrumen utama, sesuai yang dikemukakan oleh Creswell (1998: 261) bahwa “peneliti berperan sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument) atau yang utama” para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku atau wawancara. Human Instrument ini dibangun atas dasar pengetahuan dan menggunakan metode yang sesuai dengan tuntutan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982: 33-36) yaitu:

Riset kualitatif mempunyai latar alami karena yang merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari perisetnya. Riset kualitatif itu bersifat deskriptif. Periset kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau produk semata. Periset kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif. Makna merupakan soal essensial untuk rancangan kualitatif.


(30)

56

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Creswell (2010 : 264) bahwa peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan. Instrumen utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian peneliti akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang dilokasi penelitian yaitu lingkungan organisasi PMKB dan FPD Pontianak Dengan demikian peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mendapatkan data. Menurut Sugiono (2011:225) menyatakan bahwa :

Sumber data ada dua macam yaitu sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

Selanjutnya menurut Catherine Marshall, Getchen B. Rosman (dalam Sugiono, 2011:225) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on by

qualitative researcher for gathering information are, participation in the setting, direct observation, in- depth interviewing, document review”.


(31)

Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan

naturalistik inquiry dengan tradisi kualitatif. Maka dalam penelitian ini peneliti

sendiri terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan seluruh data sesuai dengan fokus penelitian. Sesuai dengan peranan peneliti sebagai alat penelitian yang utama, maka peneliti dapat melakukan sendiri pengamatan dan wawancara tak berstuktur kepada informan yakni anggota dari kedua organisasi yaitu PMKB dan FPD serta melakukan studi dokumentasi, studi literatur dan triangulasi data.

1. Observasi Partisipatif (Participant Observation)

Sugiono (2011:227) menyatakan “dalam observasi partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian”. Artinya sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini diharapkan data yang diperoleh akan lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Cara seperti itu memungkinkan sebagaimana dikemukakan Patton ( 2009:131-132), bahwa pengamatan berperan serta dapat dilakukan dengan empat cara. Pertama, pengamatan berperan serta secara lengkap (complete

participant). Dalam peran ini, aktivitas peneliti sepenuhnya menjadi anggota

dari kelompok yang diamati. Dengan cara demikian, seorang peneliti dapat memperoleh semua informasi dan subjek penelitian, termasuk yang rahasia sekalipun.

Kedua, berperan serta sebagai pengamat (participant as observer). Dalam peran ini, peneliti masuk ke dalam kelompok subjek penelitian tidak sepenuhnya, melainkan sekadar sebagai pengamat, sehingga keberadaannya dalam kelompok tersebut berpura-pura. Peran yang demikian konsekuensinya sering terbatas untuk mendapatkan seluruh informasi yang ada, terutama yang bersifat rahasia.


(32)

58

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Ketiga, peneliti berperan sebagai pengamat yang berperan serta (observer as

participant). Peran ini dilakukan peneliti, karena peneliti secara umum

memang diketahui pekerjaannya sebagai peneliti, atau bahkan ia disponsori oleh para subjek penelitian. Peran ini memungkinkan bagi peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan, termasuk informasi yang rahasia sekalipun.

Keempat, peneliti berperan sebagai pengamat penuh (complete observer). Peran ini dilakukan peneliti secara bersembunyi dan tidak langsung dalam arti terjun ke lapangan tapi bukan sebagai identitas peneliti melainkan dengan cara sebagai warga masyarakat juga, dengan cara seperti ini pengamat dengan leluasa melihat setiap aktivitas dan prilaku yang diteliti.

Berdasarkan deskripsi diatas peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka kerjakan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik tentang peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat.

2. Wawancara (Interviewing)

Wawancara pada dasarnya adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto 1996:144). Teknik wawancara ini dilakukan secara langsung antara peneliti dan narasumber secara dialogis, tanya jawab, diskusi dan melalui cara lain yang dapat memungkinkan diperolehnya informasi yang diperlukan.

Esterberg 2002 (dalam Sugiono, 2011;231) mendefinisikan interview sebagai: “a meeting of two person to exchange information and idea through question

and responses, resulting ini communication and join construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.


(33)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung antara dua orang untuk memperoleh informasi tertentu.

Maksud dilakukannya wawancara tersebut antara lain untuk membuat suatu konstruksi mengenai orang, peristiwa, aktivitas, motifasi, perasaan dan lain sebagainya. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi PMKB dan FPD serta masyarakat, tokoh agama, serta aparatur pemerintahan yang berada di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan.

Dengan menggunakan teknik wawancara data yang belum jelas berupa ucapan, pikiran, gagasan, perasaan dan tindakan dari masyarakat dapat terungkap oleh peneliti secara akurat. Data yang dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukan peneliti ada yang bersifat verbal ada pula yang bersifat non-verbal. Data verbal yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab yang ditulis dan direkam dengan persetujuan responden itu sendiri.

Menurut Sugiono (2011: 239) supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat- alat sebagai berikut :

1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.

2) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu member tahu kepada informan apakah dibolehkan atau tidak.

3) Kamera : untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan atau sumber data.

Untuk memperoleh data yang valid maka responden yang diwawancarai yaitu Bapak Camat dan beberapa orang instansi pemerintahan di lingkungan kecamatan Sungai Ambawang, Ketua dan beberapa orang anggota organisasi PMKB dan FPDI Pontianak, para tokoh agama, tokoh adat serta masyarakat yang berada di lokasi penelitian.


(34)

60

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

3. Studi Dokumentasi (Document of Study)

Dokumentasi dilakukan untuk mengungkap data berupa administrasi serta bagian-bagian data yang terdokumentasi. Menurut S. Nasution (2003:85) bahwa dokumentasi merupakan sumber bukan manusia “non human resources” yang

dapat dimanfaatkan karena memberikan keuntungan yaitu bahannya telah ada, telah tersedia, siap pakai dan tanpa biaya.

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif yang sudah lama digunakan, karena sangat bermanfaat. Cresswell (2010: 269- 270) menyatakan bahwa:

Pengumpulan data dalam kualitatif melalui dokumen dapat dilakukan melalui dokumen publik (seperti koran, majalah, laporan kantor) ataupun dokumen privat (buku harian, diary, surat, email) dan materi audio visual berupa foto, objek-objek, seni, video tape atau segala jenis suara atau bunyi.

Dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang sangat berguna. Ada beberapa alasan menggunakan dokumen dan catatan, seperti dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985:276-277) antara lain sebagai berikut :

a) Dokumen dan catatan selalu dapat digunakan terutama karena mudah diperoleh dan relatif mudah

b) Merupakan sumber informasi yang mantap, baik dalam pengertian merefleksikan situasi secara akurat maupun dapat dianalisis ulang tanpa melalui perubahan didalamnya.

c) Dokumen dan catatan merupakan informasi yang kaya

d) Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang menggambarkan formal

e) Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan non-reactive, tidak memberi reaksi/respon atas perlakuan peneliti. Meskipun istilah dokumen dan catatan seringkali digunakan untuk menunjukkan satu arti, tetapi pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda bila ditinjau dari tujuan dan analisis yang digunakan.

Menurut Lincoln dan Guba (1985:276-277), catatan dan dokumen ini dapat dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk pertanggung jawaban. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengumpulkan catatan dan dokumen yang dipandang perlu untuk membantu analisis dengan memanfaatkan sumber berdasarkan


(35)

dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD di lingkungan organisasinya tempat kegiatan dilaksanakan yaitu wilayah Kecamatan Pontianak Selatan.

4. Studi Literatur (Literature of Study)

Studi literatur yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Faisal (1992: 30) mengemukakan bahwa “hasil studi literatur bisa dijadikan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah- masalah yang akan diteliti, termasuk juga latar belakang mengapa masalah tadi penting untuk diteliti”.

Teknik studi literatur yang digunakan adalah mempelajari sejumlah literatur yang berupa buku, jurnal, surat kabar dan sumber-sumber kepustakaan lainnya guna mendapatkan informasi-informasi yang menunjang dan berhubungan dengan peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda.

5. Triangulasi Data

Menurut Sugiono (2011:241) menyatakan bahwa “triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

Selanjutnya Matthison (1998) mengemukakan bahwa “ the value of

triangulation lies in providing evidence-wethet convergent, incisitent, or

contradictory”, nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan


(36)

62

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

pasti. Melalui triangulasi “can build on the strengths of each type of data

collection while minimizing the weaknessin any single approach” (Patton 1980). Dengan adanya triangulasi maka akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan memakai satu pendekatan data.

Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran data yang dikumpulkan dari suatu sumber berdasarkan kebenarannya dari sumber-sumber lain. Sesuai dengan konteks penelitian ini, suatu data atau informasi penelitian, dicek kebenarannya dari sumber-sumber lain yang juga terlibat dalam penelitian ini. Selain itu, triangulasi juga dilakukan untuk pengecekan kebenaran informasi atau data penelitian dari berbagai sumber dan atau teknik pengumpulan data. Misalnya, informasi atau data yang diperoleh melalui teknik wawancara dicek kebenarannya melalui teknik dokumentasi.

Proses triangulasi ini peneliti lakukan dengan mengecek hasil wawancara dari para informan baik itu informan dari PMKB dan FPD maupun masyarakat dengan hasil wawancara informan lainnya. Hal ini peneliti lakukan supaya hasil yang didapat bisa valid dan sesuai dengan apa yang telah peneliti amati di lokasi penelitian pada saat melakukan observasi. Selain itu peneliti juga melakukan pengecekan berdasarkan dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD apakah telah sesuai dengan yang diungkapkan.

F. Teknik Analisa Data

Dalam analisis data kualitatif, pada dasarnya data muncul berwujud kata- kata bukan rangkaian angka. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, karena dengan teknik ini, peneliti membandingkan dan mengecek data hasil wawancara antar informan yang satu dengan yang lain, dan juga untuk mengecek derajat kepercayaan suatu informasi maka dibandingkan dengan data yang diperoleh dari hasil pengamatan atau wawancara dengan isi suatu dokumentasi. (Lexy J. Moleong, 2002:178).


(37)

Dalam penelitian ini, analisis data meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan data tentang peranan yang dilakukan melalui kegiatan sosial yang dilakukan oleh orgnisasi PMKB dan FPD di lingkungan untuk memahami peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan. Kegiatannya antara lain adalah menyusun data, memasukkannya ke dalam unit-unit secara teratur, mensintesiskannya, mencari pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang harus dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dikemukakan kepada orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, namun setelah dibaca dan dipelajari serta ditelaah, peneliti kemudian melakukan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Miles dan Huberman (1992) dalam Sugiyono (2008: 338). Keterangan gambar dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Langkah awal dalam menganalisis hasil penelitian ini adalah dengan mereduksi data, hal yang dimaksud adalah merangkum hal-hal yang pokok untuk kemudian disusun secara sistematis yang sesuai dengan aspek yang diteliti dari data atau informasi yang diperoleh dilapangan. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya yang cukup banyak,


(38)

64

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu data dirangkum dan dipilih hanya hal-hal yang pokok dan penting.

Dalam mereduksi data, peneliti berusaha mengelompokkan pendapat informan sesuai dengan lokasi penelitiannya seperti lingkup PMKB dan FPD yang disesuaikan dengan fokus masalah penelitian serta catatan di lapangan agar lebih memudahkan peneliti di dalam membuat hasil pembahasan yang disesuaikan dari hasil wawancara dan observasi.

b. Penyajian Data (Data Display)

Miles dan Huberman (1984) menyatakan: “the most frequent form of display

data for qualitative research data in the post has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan model-model penyajian data yang analog dengan model-model penyajian data kualitatif statis, dengan manggunakan tabel, grafik, matriks dan semacamnya, bukan diisi dengan angka-angka melainkan dengan kata atau verbal.

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

Penyajian data dalam penelitian ini ditampilkan dalam bentuk deskripsi hasil penelitian dari wawancara dengan informan yang dijabarkan dalam bentuk kata-kata. Setelah itu di dalam bagian pembahasan hasil penelitian, hasil deskripsi dari para informan peneliti analisis yang dikaitkan dengan teori para ahli yang telah disajikan pada bagian kajian pustaka di bab sebelumnya.


(39)

c. Pengambilan Kesimpulan/ verifikasi (Conclusion/ Verification)

Sebagai langkah akhir proses analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, hal ini dimaksudkan untuk mencari makna dari data yang telah dikumpulkan. Penarikan kesimpulan akan dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara bertahap.

Pertama, menarik kesimpulan sementara atau tentatif, namun seiring dengan bertambahnya data maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Hal ini peneliti lakukan dengan membuat kesimpulan sementara di bagian akhir hasil pembahasan pada setiap fokus permasalahan yang telah dibahas dan dianalisis berdasarkan teori.

Kedua, verifikasi data juga dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari pihak-pihak lain yang ada keterkaitannya dengan penelitian. Dalam hal ini peneliti menjadikan Ketua dari kedua organisasi yaitu PMKB dan FPD serta Bapak Camat Pontianak Selatan sebagai Expert Opinion guna mengkroscek apa yang ditemukan peneliti dilapangan dengan pandangan beliau sebagai pemberi informasi yang akurat.

Akhirnya peneliti menarik kesimpulan akhir untuk mengungkap temuan-temuan penelitian ini. Penarikan kesimpulan pada penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti.

G.Uji Validitas Data Penelitian

Menurut Sugiono (2011: 269) dalam penelitian kualitatif pengujian keabsahan data meliputi: “creadibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (obyektifitas). 1. Uji Kredibilitas (Credibility)


(40)

66

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Menurut Sugiono (2011; 270) menyatakan “dalam penelitian kualitatif untuk menguji kredibilitas dan atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan

memberchek.

a) Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

b) Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

c) Triangulasi berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

d) Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga saat tertentu.

e) Menggunakan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh rekaman wawancara, foto- foto, camera, dan handycam.

f) Mengadakan memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Pengujian Transferability (derajat keteralihan-validitas eksternal)

Dalam penelitian kuantitatif, transferability merupakan validitas eksternal. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Derajat keteralihan atau


(41)

transferability ini identik dengan validitas eksternal dalam tradisi penelitian

kuantitatif. Transferability yang tinggi dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan menyajikan deskripsi yang relatif banyak, karena metode ini tidak dapat menetapkan validitas ekternal dalam arti yang tepat.

Dalam hal ini, peneliti mencoba mendeskripsikan informasi atau data penelitian yang telah diperoleh di lapangan baik dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pada bagian pembahasan secara luas dan mendalam mengenai peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda.

3. Pengujian Dependability (derajat keterandalan)

Dependability temuan penelitian ini dapat diuji melalui pengujian proses dan

produk (Lincoln dan Guba, 1995:515). Pengujian produk adalah pengujian data, temuan-temuan, interpretasi-interpretasi, rekomendasi-rekomendasi dan pembuktian kebenarannya bahwa hal itu didukung oleh data yang diperoleh langsung dari lapangan. Keterandalan dalam penelitian ini identik dengan validitas internal dalam tradisi penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini melakukan uji dependability dengan cara menggunakan catatan-catatan tentang seluruh proses dan hasil penelitian.

Pengujian ini peneliti lakukan dengan cara mengumpulkan dokumentasi kegiatan dari organisasi PMKB dan FPD di lingkungan masyarakat. Untuk mengecek kebenarannya, peneliti juga melakukan pengecekan kepada para informan berupa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan beberapa kegiatan yang telah dilakukan apakah dokumentasi kegiatan yang telah peneliti dapatkan itu benar adanya. Dan tidak menutup kemungkinan pula, peneliti ikut terjun secara langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan supaya pengamatan yang dilakukan hasilnya akurat, nyata, dan apa adanya.


(42)

68

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

a. Survey pendahuluan dan studi literature

Sebelum menyusun rancangan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi literatur dan survey pendahuluan. Melalui studi literatur dalam dokumen tentang peran organisasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan di lingkungan organisasinya sebagai salah satu upaya untuk terus memahami dan mentaati peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda serta mematuhi norma agama, kesopanan, dan hukum untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat, peneliti juga mengkaji penelitian terdahulu guna mengetahui posisi penelitian peneliti sehingga sebelum penelitian, peneliti memiliki sedikit gambaran tentang apa yang harus digali dilapangan.

b. Menyusun rancangan penelitian

Berdasarkan hasil survey pendahuluan, selanjutnya disusun rancangan penelitian untuk diajukan kepada tim penilai dalam forum seminar pra-desain. Permasalahan yang diajukan pada prinsipnya disetujui.

c. Mengurus perijinan

Prosedur yang ditempuh dalam hal ini memperoleh ijin penelitian adalah sebagai berikut :

a) Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada ketua program studi pendidikan kewarganegaraan pascasarjana, selanjutnya diteruskan kepada asisten direktur I untuk mendapatkan surat rekomendasi dari kepala BAAK UPI yang secara kelembagaan yang mengatur segala jenis urusan administrasi dan akademis.


(43)

serta kepada Bapak Camat di kantor Kecamatan Pontianak Selatan yang nantinya akan memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lingkungan mereka serta mengeluarkan surat rekomendasi sebagai balasan dari surat ijin penelitian yang telah diberikan dan memberikan keterangan bahwa benar peneliti telah melakukan penelitian di wilayah yang dimaksud. Pada hakikatnya, teknik utama untuk menentukan derajat penegasan atau

confirmability (obyektivitas) adalah dengan cara melakukan audit-trail,

baik terhadap proses maupun mendeteksi catatan-catatan lapangan sehingga dapat ditelusuri kembali dengan mudah. Selain itu, peneliti juga melakukan triangulasi untuk memperoleh penafsiran yang akurat.

H.Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian di Lapangan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member-check.

1. Tahap Orientasi

Tahap orientasi pada penelitian ini dilakukan sejak memasuki lapangan penelitian, untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik-karakteristik yang akan dikaji sehubungan dengan fokus masalah. Peneliti melakukan pendekatan dengan ketua dan anggota yang tergabung dalam organisasi PMKB dan FPD Pontianak, serta dengan pejabat pemerintahan dan masyarakat yang berada di lingkungan Kecamatan Pontianak Selatan.

Pada tahap awal ini peneliti tidak langsung membicarakan mengenai masalah penelitian, tetapi lebih banyak menampung berbagai permasalahan atau informasi yang diungkapkan ketua organisasi PMKB dan ketua organisasi FPD serta Bapak Camat yang memimpin di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti ini akan menghasilkan suatu kondisi dimana pada akhirnya informan menganggap peneliti sebagai bagian dari lingkungan mereka. Dengan demikian, ketika peneliti memasuki tahap eksplorasi, tidak ada lagi terjadi kecanggungan-kecanggungan pada saat peneliti


(44)

70

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

berada di tengah-tengah informan yang dijadikan sebagai sumber informasi untuk memperoleh data penelitian yang akurat.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian melalui wawancara. Observasi dan studi dokumentasi yang penulis lakukan melalui wawancara dengan ketua dan anggota dari organisasi PMKB dan FPD, Bapak Camat, tokoh agama, tokoh pendidikan, serta masyarakat di lingkungan Kecamatan Ponttianak Selatan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Dalam kegiatan wawancara ini selain menggunakan buku catatan penulis juga mengambil data dokumentasi dari lokasi penelitian.

3. Tahap Member-check

Tahap member-check merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan, karena yang dilaporkan oleh peneliti harus sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh informan. Dalam tahap member-check dilakukan pemantapan informasi atau data penelitian yang telah terkumpul selama tahap eksplorasi atau studi lapangan, dengan demikian hasil penelitiannya dapat diharapkan memiliki tingkat kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan

konfirmabilitas yang tinggi. Dalam kaitan itu, data yang diperoleh melalui

penggunaan teknik wawancara dibuat dalam bentuk transkrip. Demikian juga halnya dengan data yang diperoleh melalui penggunaan teknik studi dokumentasi, dan data yang diperoleh melalui teknik observasi dibuat dalam bentuk catatan-catatan lapangan. Kemudian, peneliti menunjukkannya kepada informan penelitian. Peneliti meminta mereka membaca dan memeriksa kesesuaian informasinya dengan apa yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada informasi yang tidak sesuai, maka peneliti harus segera berusaha memodifikasinya, apakah dengan cara menambah, mengurangi, atau bahkan menghilangkannya.


(45)

dan sifatnya sirkuler serta berkesinambungan. Artinya, setelah data diperoleh, langsung dibuat dalam bentuk transkrip, kemudian dikonfirmasikan kepada informan penelitian untuk diperiksa kesesuaiannya, kemudian dilakukan

modifikasi, perbaikan atau penyempurnaan sampai kebenarannya dapat


(46)

115

Erna Octavia, 2013

Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh beberapa temuan penelitian yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat peneliti utarakan sebagai berikut :

A.KESIMPULAN 1. Kesimpulan Umum

Terkait dengan masalah peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat, melalui peran organisasi ini dapat memberikan pemahaman yang begitu sangat berarti di lembaga formal maupun non formal. Dengan adanya peran organisasi kepemudaan yang didalamnya memberikan pemahaman mengenai norma agama, kesopanan dan hukum, tentunya dapat membina nilai-nilai kewarganegaraan yang baik kepada pemuda. Karena apabila dalam mentaati norma agama, kesopanan dan hukum dengan patuh maka secara garis besar individu seorang pemuda akan baik pula, dalam pergaulan antar pemuda seetnik maupun antar etnik. Keberadaan pemuda yang mempunyai nilai-nilai kewarganegaraan yang baik merupakan salah satu solusi dari upaya pencegahan adanya konflik. Sebab dengan salingnya memahami kebersamaan, menghargai dan menjunjung tinggi toleransi sesama pemuda berlainan antar etnis tentunya benih-benih konflik kemungkinan tidak akan terjadi. Dengan adanya pemahaman peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimanatan Barat dalam mentaati norma agama, kesopanan dan hukum dilingkungan sekitar


(47)

116

Erna Octavia, 2013

organisasinya tercermin dalam nilai-nilai kehidupan yang tampak yaitu tata krama dalam pergaulan dan sikap menghargai antar menghargai antar etnis.

Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD ini dengan tujuan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat pada intinya dapat mengatasi hal ini dapat terlihat dalam kegiatan antara PMKB dengan PMK (Pemuda Madura Kalbar) yang mengadakan kegiatan, yaitu adanya adaptasi kembali oleh pemuda madura untuk menempati di wilayah melayu sekitar 2 minggu lamanya dan tanpa disangka sambutan dari masyarakat melayu ini disambut dengan baik, pemuda madura dapat beradaptasi setelah konflik yang pernah terjadi di Kalimantan Barat. Kemudian kegiatan yang dilaksanakan oleh FPD dengan Organisasi pemuda Tionghua, yang bersama-sama mengalang dana dengan tujuan membantu korban kebakaran di daerah sekadau yang merupakan daerah yang rata-rata beretnik suku dayak. Dengan berlangsungnya kegiatan tersebut dapat melahirkan sikap menghargai, menghormati, rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi yang mendukung terciptanya kerukunan antar etnik di kehidupan masyarakat yang majemuk. Dengan begitu sikap seperti ini akan selalu terbawa dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat lebih rukun dan dan damai sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi hal-hal negatif yang dapat mencuatkan konflik. Dan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh kedua organisasi ini juga terbesit harapan positif agar kiranya sesama pemuda harus saling menjaga dan mengatasi konflik supaya tidak terjadi, selain menunjukkan sikap menghargai, menghormati rasa kebersamaan dan kekompakkan serta sikap toleransi hal yang harus diingat apabila adanya isu-isu yang dapat terjadinya konflik harap di hadapi dengan tenang dan masing-masing individu pemuda harus mampu meredam emosi atau gejolak yang dapat memperkeruh susasana yang kondusif sebelumnya. Dan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh kedua


(1)

122 Erna Octavia, 2013


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Abd. 2006. Pembaruan Pesantren. Yogyakarta : Pustaka Pesantren

Arikunto, Suharsimi. (1998). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta : Gelar Pustakan Mandiri.

Azra, Azyumardi. (1999) “Pendidikan Islam: Tradisi dan modernisasi Menuju Melenium Baru” Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Bogdan, R.C. and Biklen, S.K. (1992). Qualitative Research for Education: An

Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon Brennan G

dan Lomasky, L (1993). Democracy And Decision : The Pure Theory Of

Electoral Politic, Cambridge : Cambridge University Press

Branson, Margaret S. (1999) Belajar “Civic Edication Dari Amerika”. Yogyakarta : LKiS dan The Asia Foundation

Budimansyah, Dasim dan Suryadi, Karim (2008). PKN dan Masyarakat

Multikultural, Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia.

Crawford, (2001). Teaching contextually: research, rationale, and techniques for

Improving student motivation and achievement. Cord [2].

Cogan, Jhon J, (1998). Developing The Civil Sicyety: The Role Of Civic

Education. (paper). Presented In The Confrance On Civic Education For Civil Society, Organized by Cived In Colaboration With Visis. Bandung :

Hotella Papandaya, Maret 16-17,1999

Creswell, J.W. (1998). Research Design Qualitative & Quantitative Approach. London: Publication.

Creswell, (2010). Research Design: Pendekatan kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


(3)

123

Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI.

Dean G. Pruit, dan Jeffery Z. Rubbin. (2004). Social Conflict Escalation,

Stalemate, and Settlemen. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Faisal, S. (1992). Format-format Penelitian Sosial (Dasar-Dasar dan Aplikasi). Jakarta : Rajawali Press.

Kalidjernih, Freddy K. 2007. Kamus Studi Kewarganegaraan Perspektif

Sosilogikal dan politikal. Bandung: Widya Aksara Press.

Kurtines, M. William, Gerwitz, L.Jacob, alih bahasa M.I Solaiman & M.D Dahlan, (1992), Moralitas, Perilaku Moral dan Perkembangan Moral, Jakarta, UI Press.

Laurer, H. Robert (2003). Prespektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Lincoln,Yvonnas. & Egon, G. Guba. (1985). Naturalistik Inquiry. Beverly Hills: sagepublications.

Liliweri, Alo. (2005). Prasangka Dan Konflik, Yogyakarta : Lkis Pelangi Aksara. Masdar Hilmy, Islam Profetik: Subtansi Nilai-Nilai Agama Dalam Ruang Publik,

Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Maliki, Z. (2008). Sosiologi Pendidikan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman, (2007), Analisis Data Kualitatif

Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta : Universitas

Indonesia Press.

Muhrotein Andreas. (2012), Rekonstruksi Identitas Dayak, Yogyakarta : Tici Publications


(4)

Musa H. Pabali. (2003), Sejarah Kesultanan Sambas Kalimantan Barat, Pontianak : Stain Pontianak Romeo Grafika.

Moleong, Lexy J. (1995). Metode Penelitian Kualitatimef. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (1992). Merode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Tarsito Patton, Michael Quinn. (2009). Metode Evaluasi Kualitatif. How To Use

Qualitatif Methods in Evaluation. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Poespoprodjo, (1999), Kesusilaan dalam Teori dan Praktek, CV Pustaka Grafika : Bandung.

Rudito, dan Famiola, (2008). Social Mapping : Metode Pemetaan Sosial, Bandung : Rekayasa Sains.

Supardan, Dadang. (2008). Peluang Pendidikan dan Hubungan antar Etnik:

Prespektif Pendidikan kritis-Poskolonialis. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan volume 2. No. 1 (2008).

Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta.

Tilaar, H.A.R (2007). Mengindonesiakan Etnisitas dan Identitas Bangsa

Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Winataputra Udin dan Budimansyah Dasim (2007). Civic Education, Konteks dan Landasan Bahan Ajar dan Kultur kelas, Bandung Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

125

Kongres Forum Komunikasi Pimpinan FPIPS.

Maftuh Bunyamin (2005). Implementasi Model Pembelajaran Resolusi Konflik

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas. Bandung

: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indone

Tesis dan Disertasi :

Karliani, Eli. (2009). Pembinaan UPI Bandung: tidak diterbitkan. Masyarakat

multikultur dalam Meningkatkan integrasi Bangsa, (Studi Kasus Hubungan Antar Etnik di Kota Palangka Raya), Tesis Magister pada

program Pendidikan Kewarganegaraan, UPI Bandung: tidak diterbitkan. Kardiman, Y. (2008), Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-Situs

Kewarganegaraan: Studi Fenomologi Terhadap Pelatihan Manajemen Qalbu, Pelatihan Emotional Spiritual Quotient dan Majelis Taklim di Bandung. Bandung : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia .

Laros, (2009) Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembentukan

Karakter Generasi Muda Pasca Konflik Ambon (Studi Kasus Pada Sekolah SMAN 09 Kota Ambon) Bandung : Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia .

Zakso, Amrozi (2006). “Identitas Keetnisan dan Relasi Antar Siswa Daerah

Rawan Konflik” Disertasi Doktor pada Pendidikan Umum UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber Lain :

(http://radiosuaradogiyaifm.blogspot.com/2012/10/generasi-muda-papua-dalam-bingkai.html)


(6)

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila | Ekonomi - AndaiKata.com