Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ORGANISASI SOSIAL KEPEMUDAAN

(Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

SKRIPSI

JHON WIDODO PURBA 030905010

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Abstrak

Persepsi masyarakat terhadap organisasi kepemudaan. (studi deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun. Skripsi ini terdiri dari 5 Bab 98 Halaman, lampiran, foto, peta dan surat penelitian.

Penelitian ini ditujukan untuk melihat secara keseluruhan Organisasi Pemuda Pancasila. Aspek yang dilihat tersebut berupa latar belakang dan sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun, visi dan misi, ideologi, struktur, tugas, wewenang dan tanggung jawab serta yang terpenting bagaimana persepsi masyarakat menilai Organisasi Pemuda Pancasila di Simalungun. Selain itu, penelitian ini nantinya ditujukan untuk melihat bagaiman hubungan yang tercipta antara Organisasi Pemuda Pancasila dengan masyarakat di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun. Dan bagaimana bentuk hubungan tersebut dalam konteks politik.

Hasil penelitian ini menjelaskan Organisasi MPC Pemuda Pancasila Simalungun terdapat berbagai pendapat masyarakat yang bekerja di berbagai bidang sekitar sekretariat kantor Organisasi Pemuda Pancasila mengenai kinerja, fungsi, peran serta Pemuda Pancasila dalam masyarakat untuk mengayomi, menjaga ketertiban, hal-hal negatif perkelahian antar Organisasi Pemuda Pancasila dengan organisasi Pemuda lain atau diluar organisasi.

Organisasi Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang solid dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalm program kerja Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun. Sehingga, dapat menumbuhkembangkan interaksi masyarakat secara luas. Interaksi yang berjalan baik antara Organisasi Pemuda Pancasila dan masyarakat untuk menghasilkan pandangan yang positif terhadap masyarakat diluar organisasi yang melihatnya.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya yang senantiasa menyertai dan memberkati dalam menyelesaikan perkuliahan sampai pada saat penyusunan skripsi yang berjudul Persepsi masyarakat terhadap organisasi kepemudaan. (studi deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dari Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi. Hal ini, karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman dalam menulis, kepustakaan dan materi penulisan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang sangat penulis harapkan.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof Dr. M Arif Nasution, selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku pembantu Dekan I atas Fasilitas yang telah diberikan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, MA Selaku Ketua Departemen Antropologi pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Drs. Irfan Simatupang, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan kontribusi teoritis dan metodologis dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas seluruh kebijaksanaan, bimbingan, ketulusan dan kesediaan dalam penulisan skripsi hingga selesai.

5. Bapak Drs. Ermansyah, MHum selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. seluruh Staf pengajar Departemen Antropologi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

7. Bapak DR (HC) Boyke Sinaga selaku ketua Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun yang telah menerima saya penelitian di sekretariat. Membantu penulis melakukan penelitian, memberikan masukan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta pengalaman penelitian yang beliau berikan kepada penulis.

8. Kepada seluruh informan penelitian, masyarakat Lorong 20 dan tokoh masyarakat yang bersedia memberikan informasi akurat sehingga, penelitian ini dapat diselesaikan. Tidak dapat diungkapkan betapa besarnya jasa dan pengorbanan untuk penulis.

9. Penghargaan terima kasih dan rasa cinta yang sebesar-besarnya penulis persembahkan untuk Ayah tercinta St. L Purba dan Ibu tersayang M Haloho yang selalu memberikan dukungan moril dan materil, yang selalu sabar memberi


(5)

dan Adek-adek tercinta Jamiken Purba, Ssi, Enny Purba, Spd, Fenny Purba, Amd, Lensfran Purba dan Yanti Astrelina Purba yang menjadi semangat inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada kerabat Antropologi’03 terima kasih kepada teman-teman atas dukungan dan persahabatannya Firdaus, Paskah, Forman (sahabat maen Futsal), Novita (thanks buat nasehat dan sarannya), Maria (Thanks buat motivasinya), Palty, Ibnu, Anis dan juga kepada yang lainnya tidak dapat disebut satu-persatu.

11.Kepada teman-teman kost Sumber Dame No.13 Suseno, Amd, Roy, Indra, Gonggom (Dansat Usu) dan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terima kasih atas persahabatan dan kenangannya.

12.Kepada teman seperjuangan kost Harmonika No. 34 terima kasih buat semangat dan ilmu yang diberikan kepada penulis khususnya Ismael, Hendra Sarumaha, Jery dan Martupa.

13.Kepada Kelompok kecil Getsemany UKMK Usu (K’Handayani, Kasimo, Diana, Rotua dan Jhon Widodo Purba agar semakin bertumbuh dalam iman.

14.Terima kasih dan teristimewa diucapkan kepada Pariban Yunita Damanik atas pengertian, semangat dan dukungan sprituil yang selalu dicurahkan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

15.Kepada UKMK Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam pertumbuhan rohani, menguatkan penulis agar semangat menghadapi segala cobaan dan berserah kepada God. Juga terimah kasih kepada Persekutuan Doa Maranatha Jl. Harmonika No. 48 yang membantu penulis dalam memberikan masukan, saran dan mendoakan agar tetap semangat.


(6)

Akhir kata atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan dan melimpahkan karunianya kepada kita semua. Besar harapan penulis kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Februari 2008 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 5

I.3 Lokasi Penelitian ... 5

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

I.5 Landasan Teoritis ... 7

I.6 Metode Penelitian ... 19

I.6 Analisis Data ... 21

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN DAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MPC PEMUDA PANCASILA II.1 Sejarah Asal Usul Kabupaten Simalungun ... 22

II.2 Letak Geografis Kab Simalungun ... 32

II.3 Sejarah singkat Berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila ... 33

II.4 Wewenang, tugas dan struktur Organisasi MPC PP ... 34

II.5 Sumber keuangan dan kelengkapan Organisasi MPC PP ... 37

II.6 Lambang dan Atribut Organisasi Pemuda Pancasila. ... 39

BAB III KEBERADAAN ORGANISASI KEPEMUDAAN PEMUDA PANCASILA KABUPATEN SIMALUNGUN III.1 Keanggotaan Organisasi MPC PP Simalungun ... 41

III.2 Tugas dan Fungsi Organisasi Kepemudaan Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila ... 43

III.3 Sasaran yang hendak dicapai kedepan bidang-bidang Organisasi MPC PP ... 46


(8)

BAB IV KASUS-KASUS ORGANISASI PEMUDA PANCASILA KABUPATEN SIMALUNGUN TERHADAP INTERNAL DAN EKSTERNAL ORGANISASI

IV.1 Eksternal Organisasi ... 51 IV.2 Internal Organisasi ... 55 IV.3 Kasus-kasus yang terjadi dalam Organisasi Pemuda pancasila .. 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ... 68 V.2 Saran... 70 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

GAMBAR-GAMBAR PETA


(9)

Abstrak

Persepsi masyarakat terhadap organisasi kepemudaan. (studi deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun. Skripsi ini terdiri dari 5 Bab 98 Halaman, lampiran, foto, peta dan surat penelitian.

Penelitian ini ditujukan untuk melihat secara keseluruhan Organisasi Pemuda Pancasila. Aspek yang dilihat tersebut berupa latar belakang dan sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun, visi dan misi, ideologi, struktur, tugas, wewenang dan tanggung jawab serta yang terpenting bagaimana persepsi masyarakat menilai Organisasi Pemuda Pancasila di Simalungun. Selain itu, penelitian ini nantinya ditujukan untuk melihat bagaiman hubungan yang tercipta antara Organisasi Pemuda Pancasila dengan masyarakat di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun. Dan bagaimana bentuk hubungan tersebut dalam konteks politik.

Hasil penelitian ini menjelaskan Organisasi MPC Pemuda Pancasila Simalungun terdapat berbagai pendapat masyarakat yang bekerja di berbagai bidang sekitar sekretariat kantor Organisasi Pemuda Pancasila mengenai kinerja, fungsi, peran serta Pemuda Pancasila dalam masyarakat untuk mengayomi, menjaga ketertiban, hal-hal negatif perkelahian antar Organisasi Pemuda Pancasila dengan organisasi Pemuda lain atau diluar organisasi.

Organisasi Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang solid dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalm program kerja Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun. Sehingga, dapat menumbuhkembangkan interaksi masyarakat secara luas. Interaksi yang berjalan baik antara Organisasi Pemuda Pancasila dan masyarakat untuk menghasilkan pandangan yang positif terhadap masyarakat diluar organisasi yang melihatnya.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa muda adalah suatu fase dalam siklus kehidupan manusia yang berproses kearah perkembangan dan perubahan yang bersifat tradisional kebentuk-bentuk atau fase-fase berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat (1997:120) yang menyebutnya sebagai “daur hidup” yang memiliki makna sebagai beberapa bentuk kehidupan yang akan dilalui oleh setiap individu. Contohnya masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa puber, masa sesudah menikah, masa kehamilan, masa lanjut usia dan lain-lain. Sebagaimana dikatakan oleh Taufik Abdullah (1974) bahwa kehadiran generasi muda bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga gejala sosiologis dan histories yang memandang generasi muda tidak hanya mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat, tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan pada komunitas itu sendiri.

Kabupaten Simalungun merupakan berpenduduk heterogen, memiliki sifat pluralisme entitas masyarakatnya dan memiliki sejumlah organisasi kepemudaan yang berada secara formal memiliki legalitas keberadaannya. Salah satu diantaranya adalah Organisasi Pemuda Pancasila (PP). Persepsi masyarakat sangat ditentukan oleh motif, sistem nilai, pengalaman dan kemampuan berpikir sehingga Organisasi Kepemudaan (OKP) sangat penting eksistensinya.


(11)

1. Peranan pemuda mempunyai makna dan nilai-nilai yang strategis serta signifikan dalam menentukan masa depan bangsa.

2. Pemuda merupakan prototipe ideal sebagai generasi penerus karena mempunyai semangat, keteguhan cita-cita, ketegasan sikap, visi yang konsisten dan jelas. 3. Eksistensi pemuda selalu menjadi simbol progresifitas, pelopor dan penentu arah

dinamika suatu bangsa.

Perbedaan antara kedua tipologi pemuda dan masyarakat adalah pergeseran dari homogenitas masyarakat rural yang tradisional kepada masyarakat urban perkotaan yang cenderung floral. Keberadaan para pemuda pada bentuk masyarakat kota yang modern umumnya memilki jumlah yang sangat banyak dan memiliki sifat eksklusifitas antara yang satu dengan yang lainnya. Para pemuda yang terorganisir pada bentuk masyarakat perkotaan inilah yang dikenal sebagai gerakan-gerakan pemuda, himpunan pemuda, kesatuan muda-mudi dan lain-lain yang istilah populernya adalah Organisasi Kepemudaan (OKP).

Sebagai bagian dari masyarakat, generasi muda merupakan sebuah entitas yang tentunya terkontruksi dari kebudayaan masyarakat. Bentuk kontruksi ini merupakan pemahaman yang dibangun secara ideologis kolektif yang kemudian mengacu kepada praktek sosiologis para pemuda, kontruksi yang dibangun ini didasarkan atas kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat berdasarkan tipologi masyarakat itu sendiri. Pada bentuk masyarakat tradisional (peseant) umumnya gerakan-gerakan para pemuda terorganisir dalam bentuk yang implisit.

Pada bentuk masyarakat yang lebih maju (modern), pergerakan dan keberadaan para pemuda berada dalam bentuk yang eksplisit di mana pada bentuk masyarakat ini


(12)

para pemuda terorganisir kedalam lembaga-lembaga atau badan-badan kepemudaan yang sifatnya formal dan dilegitimasi oleh pemerintah. Formalitas dan legalitas ini terlihat dengan adanya penggunaan atribut, simbol-simbol, otoritasi wilayah, struktur keanggotaan dan lain-lain.

Sebagai salah satu bentuk organisasi yang terdapat di Kabupaten Simalungun yang berkarakter masyarakat perkotaan, tentunya eksistensi Organisasi Pemuda Pancasila sebagai organisasi Kepemudaan tidak terlepas dengan bentuk interaksinya dengan masyarakat. Bentuk interaksi disini dapat diterjemahkan sebagai bentuk-bentuk hubungan yang muncul antara Organisasi Pemuda Pancasila sebagai sebuah organisasi dengan ekslusifitas komunalnya dengan masyarakat yang notabenenya adalah kesatuan kebudayaan dari teritorial Kabupaten Simalungun secara keseluruhan.

Merupakan sebentuk gejala atau fenomena sosial yang cukup menarik untuk dapat diterjemahkan secara Antropologis, karena tidak dapat dipungkiri bahwa variasi kuantitas Organisasi Kepemudaan (OKP) yang terdapat didalam struktur masyarakat Simalungun tentunya saling mempengaruhi sebagai bentuk keseluruhan yang disebut seorang Ahli Antropolog Levi Strauss yang mengatakan “….a whole structure” yang mengacu kepada teori struktural fungsional mengenai keberadaan dan keterkaitan setiap aspek yang ada pada suatu Masyarakat.

Dilihat dari aspek generasi, maka pembinaan dan pengembangan pemuda menjadi lebih penting, karena pemuda merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa untuk mengisi kemerdekaan dan menjalankan pembangunan


(13)

melalui Organisasi Pemuda. Seiring dengan perkembangan jaman Organisasi Pemuda juga mengalami perkembangan, hal ini dapat dilihat dengan berdirinya organisasi-organisasi pemuda khususnya yang ada di Kabupaten Simalungun, seperti: Organisasi pemuda pancasila (PP), Organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK), Organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Organisasi Remaja Mesjid, Organisasi Karang Taruna dan lain-lain.

Pada dasarnya keberadaan organisasi-organisasi pemuda tersebut dimaksudkan untuk menjadi wadah penempatan diri para pemuda dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya ditengah-tengah masyarakat dan juga sebagai wadah komunikasi dan pemersatu generasi muda, namun dalam beberapa hal mereka kadang-kadang mengabaikan tugas dan kewajibannya.

Organisasi Pemuda itu jarang digunakan sebagai wadah penempaan diri dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya di tengah-tengah masyarakat dan juga tidak digunakan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan pemuda. Tetapi organisasi pemuda itu seolah-olah digunakan sebagai wadah untuk memamerkan kekuatan. Sehingga antara organisasi pemuda yang satu dengan organisasi pemuda yang lain seolah-olah tidak menyatu, tetapi mereka saling bersaing. Hal ini terjadi karena emosi pemuda-pemuda ini masih kurang stabil masih mudah terombang-ambing dan mungkin juga akibat pengaruh modernisasi sehingga mereka mau melakukan hal-hal yang mencemaskan keluarga dan masyarakat yang terjadinya perkelahian antar organisasi pemuda yang satu dengan organisasi pemuda yang lainnya yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Hal inilah yang terjadi di Kabupaten Simalungun sehingga penulis tertarik mengadakan penelitian dengan


(14)

judul ”Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (OKP)” (Studi Deskriptif Organisasi pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun).

B. Perumusan Masalah

Perumusan Masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1992 : 7) yang mengatakan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga penulis merumuskan masalah dengan jelas.

Berdasarkan defenisi di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengkaji bagaimana keberadaan organisasi kepemudaan Pemuda Pancasila (PP) di Kabupaten Simalungun hal ini tentunya hubungan kondisi yang tercipta antara Organisasi Pemuda Pancasila dengan masyarakat Kabupaten Simalungun. 2. Bagaimana dampak dari Organisasi Pemuda Pancasila di Simalungun itu sendiri

terhadap lingkungan didalam (Internal) organisasi sesama Anggota Pemuda Pancasila dan diluar (Eksternal) organisasi lainnya yaitu Masyarakat.

3. Bagaimana Latar Belakang sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun dan aspek apa saja yang dimiliki organisasi tersebut.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Jl. Rangkuti S, No.7 Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilakukan pada Majelis Pimpinan Cabang (MPC)


(15)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting karena setiap penelitian yang dilakukan haruslah mempunyai tujuan tertentu. Menurut Arikunto (1996:52) : ”Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan Organisasi Pemuda khususnya Organisasi Pemuda Pancasila terhadap masyarakat di Kabupaten Simalungun.

2. Latar belakang dan juga sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila, visi dan misi, ideologi, atribut dan lain-lain.

3. Penelitian nantinya dapat melihat dan membandingkan bagaimana hubungan yang tercipta antara Organisasi Pemuda Pancasila dengan masyarakat Simalungun dan bagaimana bentuk hubungan tersebut dalam konteks Sosial dan Politik.

2. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan memiliki manfaat yang hendak dicapai agar hasil dari penelitian dapat memberikan sumbangsih bagi pembaca nantinya. Manfaat penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan kepada para pemuda agar dapat menggunakan Organisasi Pemuda tersebut sebagai wadah penempaan diri dalam persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya di masyarakat.


(16)

2. Dapat memperkaya referensi atau wawasan tentang pembahasan menegenai Organisasi Kepemudaan yang ditinjau dari sudut pandang Antropologisnya.

3. Bermanfaat sebagai acuan untuk menciptakan Organisasi Kepemudaan yang benar-benar positif, intelektual, bermartabat dan berguna bagi bangsa dan negara karena sering di temukan berbagai gejala/stigma perorangan juga kelompok yang memberikan dampak kesan negatif terhadap bentuk-bentuk Organisasi Kepemudaan khususnya Organisasi Pemuda Pancasila.

E. Landasan Teoritis

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami seseorang dalam memahami informasi tentang dunia atau lingkungan melalui penglihatan, perasaan, penghayatan dan lain-lain. Persepsi seseorang itu berbeda-beda karena, sebagai makhluk individu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Bertambah tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk persepsi orang tersebut terhadap objek.

Untuk lebih jelas dibawah ini terdapat beberapa pengertian persepsi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu :

1. Soemanto menyatakan bahwa persepsi merupakan bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Defenisi ini menekankan bahwa persepsi merupakan hasil yang ditangkap dari mengamati suatu objek apa yang dituju. 2. Sondang P Siagian menyatakan persepsi adalah apa yang ingin dilihat oleh


(17)

3. William James menyatakan persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh panca indera serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan dan diolah kembali berdasarkan pengalaman yang dimiliki.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :

1. Diri orang yang bersangkutan. Apabila seseorang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya, ia dipengaruhi oleh karakteristik yang berpengaruh pada sikap, motif, kepentingan, minat dan pengalaman.

2. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa sifat-sifat itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya.

3. Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan persepsi seseorang.

Selain itu terdapat juga macam bentuk-bentuk persepsi yaitu :

Persepsi masa lampau yang disebut sebagai persepsi (tanggapan) ingatan.

Persepsi masa sekarang disebut juga sebagai persepsi (tanggapan) imaginatif.

Persepsi masa mendatang disebut juga sebagai persepsi (tanggapan) antisipatif. Sehingga ditarik kesimpulan defenisi persepsi (Tanggapan) merupakan hasil hubungan antar manusia dengan lingkungan dan kemudian di proses dalam alam kesadaran (kognisi) yang dipengaruhi memori tentang pengalaman masa lampau,


(18)

minat, sikap, intelegasi. Dimana, hasil penilaian terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi tingkah laku.

Menurut Thoha (1994:138), Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan dan budayanya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan. Mahmud (1990:41) mengatakan bahwa persepsi merupakan menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Rakhmat (1991:51) mendefenisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan sehingga persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).

Masyarakat adalah kumpulan dari individu yang hidup dan tinggal bersama dalam suatu wilayah tertentu dimana setiap individu menyadari bahwa mereka adalah suatu kesatuan dan memeliki norma-norma, aturan tertentu yang telah disepakati bersama dan kebudayannya tersendiri. Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka, penulis memberikan defenisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana kelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu memberikan tanggapan terhadap hal-hal objek tertentu yang dianggap menarik dari lingkungan tempat tinggal.

Menurut Effendi, ada sebuah teori tentang persepsi yang sering disebut teori ”S-O-R”. Teori ini adalah singkatan dari stimulus-organism-response dan bila disesuaikan antara teori ini dengan penelitian yang penulis lakukan maka, ada tiga elemen penting dalam penelitian yakni :


(19)

1. Stimulus : yaitu bagaimana persepsi/tanggapan masyarakat terhadap Organisasi Kepemudaan (OKP) khususnya Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun.

2. Organism : yaitu masyarakat yang berada di Kabupaten Simalungun.

3. Response : bagaimana persepsi (tanggapan) masyarakat terhadap kinerja Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun.

Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”Organon” yang berarti ”alat” (Supardi dan Anwar, 2002). Dalam mendefenisikan organisasi terdapat bermacam pendapat para ahli-ahli yang satu sama lain berbeda pendapat dari sudut pandang yaitu :

1. Organisasi berasal dari perkataan ”Organsime” yang artinya suatu struktur dengan bagian yang demikian di integrasikan hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan. Jadi, organisasi terdiri dari dua bagian yang paling pokok yakni bagian-bagian dan hubungan-hubungan (G.R Terrys, 2004).

2. Organisasi merupakan suatu sistem kegiatan kerja sama dari dua orang atau lebih atau sesuatu yang tidak terwujud dan tidak bersifat perorangan sebagian besar mengenai hal hubungan sosial (Chesster Bernard, 2004).

3. Organisasi sosial merupakan sebuah proses penggabungan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang atau kelompok dengan kekuasaan yang diperlukan untuk sebuah pelaksanaan sehingga kewajiban yang dilaksanakan dapat memberikan saluran atau masukan-masukan yang terbaik bagi penyelenggaraan


(20)

usaha yang efisien, teratur, positif dan terkoordinir (John Priffinerr dan Owen Lane, 2004).

Untuk mendapatkan pengertian yang jelas tentang persepsi masyarakat, kita dapat berpodaman kepada batasan-batasan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu: C.S.T. Kansil (1986:30) memberikan defenisi: ”Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama itu disebut masyarakat”. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Ali (1989:244) yang mengemukakan :”Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu”. Jadi dengan demikian, masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih yang hidup bersama dan yang saling mempengaruhi akibat dari timbulnya berbagai hubungan atau pertalian dalam hidupnya.

Masyarakat dapat dilihat sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi dan saling menyatu karena ikatan tertentu. Ikatan ini merupakan pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Pola itu bersifat mantap dan secara terus-menerus, sehingga dilihat sebagai adat istiadat diri mereka sebagai kesatuan. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli D. A. Wila hury (1986:42) yang mengatakan: ”Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan berinteraksi dalam waktu yang lama berdasarkan pola yang khas yang dipandang sebagai adat istiadat yang bersifat kontiniu”. Hal ini juga didukung oleh pendapat Koentjaraningrat Ahli Antropologi (1996:122) yang menyatakan bahwa ”Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas


(21)

Dari defenisi tersebut diketahui bahwa dalam hidup bermasyarakat terdapat hubungan yang saling mempengaruhi dan langsung secara terus-menerus dalam pergaulan hidupnya dimana anggotanya terasa terikat oleh suatu rasa kebersamaan diantara anggota masyarakat disebabkan adanya hasrat-hasrat yang mereka miliki. Hasrat-hasrat kemasyarakatan tersebut antara lain adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan untuk membela diri, keinginan untuk mengadakan keturunan, keinginan untuk bergaul, keinginan untuk berjuang dan sebagainya.

Adapun keinginan masyarakat untuk bergaul itu adalah merupakan hasrat masyarakat untuk bergabung dengan orang-orang tertentu. Dari berbagai pendapat yang sudah diuraikan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa defenisi dari masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi dan terikat oleh adat istiadat bersama.

a. Pengertian Organisasi.

Pada dasarnya atau sesuai dengan kodratnya, manusia adalah makhluk sosial bermasyarakat, sehingga pada dasarnya pula manusia itu tidak bisa hidup wajar dengan menyendiri. Hampir sebagian besar tujuan manusia akan terpenuhi apabila manusia itu berhubungan dengan manusia atau orang lain. Hal ini terutama kali disebabkan karena adanya kerterbatasan sifat kodrati manusia itu sendiri serta adanya pembatasan yang dihadapi manusia didunia ini dalam mencapai tujuannya.

Dalam usahanya untuk bermasyarakat itu, maka orang pergi berkelompok atau memasuki organisasi juga demi mencapai kepuasan lahir/batin serta meningkatkan diri. Kelompok atau organisasi itu menjadi himpunan manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehinga ada yang sangat menonjol dan


(22)

diakui kelebihannya oleh anggota-anggota atau sebagian besar angota-anggotanya terutama dalam mempengaruhi dan menggerakkan usaha bersama untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan.

Secara umum, organisasi adalah kelompok manusia yang berkumpul dalam suatu wadah yang mempunyai tujuan yang sama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan itu. Menurut pendapat Muhammad Ali (1991:278) mengatakan: ”Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian organ dan sebagainya. Sehingga merupakan kesatuan yang teratur”. Selanjutnya M. Taylor dan H.Mears (1990:88) mengatakan Organisasi adalah wadah sekumpulan orang yang menggabungkan diri denga tujuan tertentu, perhimpunan terdiri atas beberapa anggota atau ribuan anggota yang bersifat internasional atau lokal, akan tetapi semua anggotanya menggabungkan diri dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari kedua pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Organisasi adalah perhimpunan orang-orang yang merupakan kesatuan yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan cita-cita sesuai anggotanya dimana tujuan tersebut dicantumkan didalam anggaran dasar organisasi tersebut. Seseorang memasuki kelompok atau organisasi adalah karena mengharapkan tercapainya suatu kepuasan baik kepuasan fisik (seperti mendapat imbalan uang, barang, makan, dan sebagainya), maupun kepuasan non fisik/batin (seperti pujian, kelegaan, penghargaan, dan sebagainya). Pentingnya peranan organisasi masyarakat dalam mensukseskan pembangunan nasional maka pengorganisasian pembinaannya termasuk pemilihan personal-personal pengurusnya sangatlah perlu.


(23)

b. Pengertian pemuda/generasi muda

Kita sering menggunakan istilah pemuda atau generasi muda dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk mengetahui pengertian dari istilah pemuda/generasi muda ini penulis berpedoman pada pendapat para ahli. Menurut Muhammad Ali (1989:258): ”Muda diartikan belum sampai setengah umur, belum cukup umur”. Maka dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa pengertian muda itu difokuskan pada usia dengan batas tertentu penggolongannya seperti pada anak-anak dan remaja.

Sedangkan menurut N. Daldjoni (1974:35) Generasi adalah: ”Keseluruhan individu dalam bermasyarakat yang sebenarnya sebagai akibat pengalaman yang mirip dan keterikatan yang sama, bersikap kritis terhadap generasi atasnya”. Dari pengertian ini dapat di simpulkan bahwa generasi menunjukkan tempat atau kedudukan mereka bersama sebagai kelompok usia. Generasi muda adalah keseluruhan orang yang mempunyai usia belum setengah umur dan mempunyai kesamaan dalam masa hidupnya akibat pengalaman yang mirip dan keterikatan yang sama bersikap kritis terhadap generasi.

Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga seperti ruang lingkup tempat pemuda berada diperoleh 3 kategori yaitu :

1. Siswa usia 6-18 tahun, masih ada dibangku sekolah.

2. Mahasiswa di Universitas perguruan tinggi usia antara 18-25 tahun.

3. Pemuda diluar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi usia antara 15-30 tahun.

Dengan melihat batasan-batasan unsur generasi muda yang diuraikan diatas, maka untuk mempermudah pengertian dalam uraian-uraian selanjutnya mengenai


(24)

umur generasi muda pada umumnya, khususnya dalam tulisan ini diambil kesimpulan bahwa batas usia pemuda itu adalah antara 15-30 tahun.

c. Pengertian Organisasi Pemuda

Dari pengertian organisasi dan pengertian pemuda yang telah diuraikan di atas maka penulis menyimpulkan pengertian dari Organisasi Pemuda adalah perkumpulan atau perhimpunan para generasi muda yang merupakan kesatuan yang teratur unutuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan cita-cita dari anggotanya diman tujuan tersebut dicantumkan didalam anggaran dasar dari organisasi tersebut.

Banyak organisasi pemuda yang di Kabupaten Simalungun seperti Organisasi Pemuda Ikatan Pemuda Karya, organisasi Pemuda Pancasila, Remaja Mesjid, Organisasi Pemuda Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi para generasi muda memasuki Organisasi Pemuda diantaranya :

Faktor Internal

Adalah faktor yang berasal dari dalam diri generasi muda, yaitu faktor individu. Faktor individu yang ada pada diri si anak yaitu bakat akan berkembang positif maupun berkembang negatif adalah tergantung pada bimbingan yang diperoleh individu atau generasi muda. Bakat yang membawa si anak dapat dikatakan baik jika anak itu benar-benar dibimbing dan diawasi. Dengan demikian juga sebaliknya jika seorang anak berbakat dan berorganisasi, ia dapat menyalurkan bakatnya melalui organisasi yang ada ditempat tinggalnya.


(25)

Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah merupakan faktor yang datangnya dari luar diri generasi muda yaitu lingkungan dan lingkungan masyarakat yang turut memberi pengaruh terhadap perkembangan pembawaan dari kehidupannya. Pada dasarnya organisasi-organisasi pemuda itu didirikan atau dibentuk adalah sebagai wadah penempaan diri para kawula muda dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya dimasyarakat, sehingga nantinya para kaula muda mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat.

Melalui berbagai aktifitas di harapkan organisasi-organisasi pemuda itu dapat membuka cakrawala, pandangan dan wawasan pemikiran generasi muda sebagai bekal hidup mereka kemudian hari. Selain itu organisasi pemuda ini di maksudkan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia dengan tujuan untuk menumbuhkan atau mengembangkan dan menyalurkan potensi-potensi yang ada pada generasi muda demi terciptanya cita-cita nasional. Selain sebagai wadah penempaan diri, organisasi pemuda juga merupakan wadah pembinaan dan pengembangan.

d. Persepsi masyarakat Terhadap Organisasi Pemuda di Kabupaten Simalungun. Dalam perkembangan setiap individu generasi muda akan selalu berhadapan dengan tantangan-tantangan yang muncul dari lingkungannya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi proses pendewasaannya berpangkal tolak dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Proses pendewasaan anak yang pertama bertitik tolak dari lingkungan keluarga. Sejak lahirnya manusia hidup dengan orang lain khususnya dengan ibunya. Ketergantungan yang lama ini menyebabkan anak sampai


(26)

dewasa memperoleh kesempatan yang cukup dalam mempersiapkan diri dan untuk mematangkan mental, sehingga sampai pada taraf yang tertinggi sesuai dengan kemampuan dan hahekat sebagai manusia.

Dalam pematangan mental anak atau generasi muda sangat dibutuhkan peranan dari keluarga khususnya dari orang tua karena orang tua dianggap sebagai kelompok prima yaitu yang utama dan pertama bagi para pemuda untuk mengembangkan diri sendiri untuk sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu. Karena itu keluarga khususnya orang tua harus memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya yang masih dalam tahap perkembangan baik itu perkembangan jasmani maupun rohaninya.

Sebagaimana dikatakan Soekunto (1990:494) ”Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudara-saudaranya yang lebih tua serta mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serumah”. Karena itu ibu sebagai ibu rumah tangga yang paling dekat dengan anak-anaknya harus siap mengatur dan mendidik, karena didikan ibu dimasa kecil akan menjadi dasar dan pedoman yang kuat pada diri anak-anaknya dalam memasuki hari depan yang akan dijalaninya.

Karena itu, sebelum anak atau pemuda mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari masyarakat umum, pertama kali ia menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarganya untuk dijadikan sebagai bagian dari kepribadiannya. Demikian pula agama dan pendidikan bisa mempengaruhi kelakuan seseorang pada hahekatnya ditimbulkan oleh norma yang berlaku dalam keluarga yang diturunkan melalui pendidikan dan pengasuhan orang tua terhadap anak-anaknya.


(27)

Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempengaruhi proses pendewasaan anak khususnya bagi para pemuda/generasi muda. Para pemuda dapat bergaul dengan sesamanya yang majemuk baik itu dalam agama, suku, pendidikan, ekonomi dan kemajemukan.

Lingkungan masyarakat dapat dengan cepat mempengaruhi proses pendewasaan diri para pemuda karena banyak hal yang dilihat dan yang dirasakan individu yang dijadikan sebagai pemahaman dan pengalamannya yang dapat dijadikan sebagai guru dalam kehidupannya. Di dalam masyarakat para pemuda akan melihat hal-hal yang dapat mendewasakan sifat dari pemuda seperti tata cara bergaul, penggunaan dialog bahasa, cara berpikir maupun tingkah laku masyarakat, tata cara dalam pelaksanaan hubungan dengan orang lain masih banyak hal-hal lain yang dapat mempengaruhi proses pendewasaan anak dan generasi muda.

Suatu persepsi itu selalu berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang sehingga menimbulkan tanggapan, penilaian atau penerimaan seorang terhadap suatu objek atau gejala. Karena itu persepsi antara individu lain di dalam hidup bermasyarakat adalah berbeda-beda terhadap suatu objek atau gejala.

Dalam hidup bermasyarakat setiap anggota masyarakat harus berinteraksi dengan anggota masyarakat karena hidup bermasyarakat sudah menjadi sifat manusia sebagai makhluk sosial. Hal ini sesuai denga pendapat C. S. T. Kansil (1986:30) yang mengatakan bahwa ”Hasrat untuk hidup bersama memang telah menjadi pembawaan manusia merupakan suatu keharusan badaniah untuk melangsungkan hidupnya”. Jadi manusia itu tidak dapat hidup sendiri, tetapi harus melalui hubungan sosial dengan orang lain.


(28)

Golongan sosial ini di gambarkan oleh pihak luar sebagai orang-orang yang memiliki satu ciri, yaitu manusia mereka yang muda. Selain itu, Koentjaraningrat (1996:125) mengatakan bahwa Golongan sosial ini di gambarkan oleh umum sebagai orang-orang yang idealisme. Belum terikat oleh kewajiban-kewajiban hidup yang membebani mereka sehingga mereka masih sanggup mengabdi dan berkorban bagi masyarakat. Penuh semangat dan fitalitas, memilki kekuatan dan kreatifitas untuk melakukan pembaharuan.

Gambaran umum tentang golongan pemuda dalam masyarakat terjadi karena ada peristiwa-peristiwa yang sangat menentukan dalam sejarah seperti kongres pemuda yang terjadi walaupun belum semua orang yang memenuhi syarat untuk disebut pemuda yang ideal. Bila dilihat dalam kehidupan sehari-hari organisasi pemuda tidak dimanfaatkan oleh pemuda sebagai wadah pembinaan dan pengembangan bagi para kaula muda. Tetapi digunakan sebagai wadah untuk melakukan hal-hal yang negatif yang dapat meresahkan masyarakat misalnya terjadi perkelahian antara organisasi pemuda yang satu dengan organisasi lainnya yang mengambil korban jiwa. Karena itu, sebagian masyarakat itu menganggap bahwa organisasi pemuda itu sebagai wadah atau tempat kumpulan orang-orang yang brutal yang membuat keresahan masyarakat dan merusak generasi muda.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu analisis untuk menjawab suatu pertanyaan hubungan antara beberapa variabel. Variabel yang dikaji dibedakan atas dua hal yaitu variabel bebas dan variabel terikat.


(29)

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi masyarakat, sedangkan variabel terikat adalah Organisasi Pemuda. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Dalam penelitian ini data serta keterangan-keterangan yang nantinya diperoleh dari :

1. Penelitian pustaka (Library Research) yaitu mencari data-data atau bukti-bukti atau keterangan yang dikumpulkan dari bahan-bahan tulisan seperti buku-buku bacaan yang ada hubungannya dengan pembahasan yang dilakukan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu melakukan penelitian dimana peneliti terjun langsung kepada objek yang telah ada dilapangan.

Untuk memperoleh data-data Teknik penelitian yang digunakan sebagai berikut: 1. Observasi Partisipasi

Pengamatan langsung yang dilakukan untuk mengamati situasi atau peristiwa. Hal ini meliputi berbagai hal seperti kegiatan, peristiwa dan perilaku yang berkaitan dengan permasalahan yang sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Untuk melakukan pengamatan langsung ini nantinya penulis akan terjun kelapangan lingkungan Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu tekhnik pengumpulan data dengan cara lisan. Wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara mendalam (dep Interview)


(30)

dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara (Interview Guide) yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencari dokumentasi data yang diinginkan dan berkenaan dengan objek penelitian yang berkaitan dengan masalah organisasi kepemudaan dan budaya organisasi sosial yang nantinya akan digunakan sebagai penegas argumen dan asumsi-asumsi objektif yang ditemukan dilapangan.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar. Sehingga, dapat ditemukan tema, dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2005;280). Setelah data terkumpul, baik dari wawancara dan hasil observasi kemudian di organisasikan secara kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian.

Dalam menganalisa data akan digunakan analisis struktural fungsional untuk menelaah bentuk internal organisasi Pemuda Pancasila sebagai unit kesatuan yang berstruktur ke dalam masyarakat di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun. Bentuk hubungan fungsionalis yang tercipta antara keduanya sebagai satu kesatuan (a whole stucture). Selain analisis struktural fungsional, analisa data juga dilakukan dengan metode analisis situasional yang di definisikan Van Velzen (1967;106) sebagai suatu bentuk kegiatan meneliti sejumlah peristiwa yang saling berhubungan.


(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN DAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MPC PEMUDA PANCASILA

II.1. Sejarah Asal Usul Kabupaten Simalungun

Suku Simalungun adalah salah satu suku asli dari dalam bahasa Simalungun memiliki kata dasar "lungun" yang memiliki makna "sunyi". Nama itu diberikan oleh orang luar karena penduduknya sangat jarang dan tempatnya sangat berjauhan antara yang satu dengan yang lain. Orang menyebutnya "Si Balungu" dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan di sebelah

Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul Suku Simalungun, tetapi sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang Suku Simalungun berasal dari luar

1. Gelombang pertama (Proto Simalungun), diperkirakan datang dari Nagor Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari

2. Gelombang kedua (Deutero Simalungun), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan Suku asli Simalungun.

Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 Raja-raja besar


(32)

dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara. Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran

Terbentuknya Simalungun

Pada kerajaan Nagur di atas, terdapat beberapa panglima (Raja Goraha) yaitu masing-masing bermarga yakni :

• Saragih

• Sinaga

• Purba

Kemudian mereka dijadikan menantu oleh Raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan-kerajaan:

• Silou (Purba Tambak)

• Tanoh Djawa (Sinaga)

• Raya (Saragih)

Selama serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti (India) dan dari ini, tersebutlah cerita "Hattu ni Sapar" yang melukiskan kengerian keadaan saat itu di mana kekacauan diikuti oleh merajalelanya penyakit kolera hingga mereka menyeberangi "Laut Tawar" (sebutan untuk Danau Toba) untuk mengungsi ke pulau yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari Sahali Misir (bahasa


(33)

Saat pengungsi ini kembali ke tanah asalnya (huta hasusuran), mereka menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan kerajaan Nagur itu sebagai Sima-sima ni Lungun, bahasa Simalungun untuk daerah yang sepi, dan lama kelamaan menjadi Simalungun.(M.D.Purba, 1997).

Kehidupan masyarakat Simalungun

Sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek. yang lainnya sudah jauh berbeda. Di Tapanuli sudah berdiri sekolah-sekolah, rumah sakit, dan sekolah-sekolah keterampilan lainnya sehingga sistem kehidupan Tapanuli lebih maju.

Kepercayaan Suku Simalungun

Sebelum masuknya Misionaris Agama penduduk Simalungun bagian timur pada umumnya sudah banyak menganut agama juga pernah mempengaruhi kehidupan di Simalungun, hal ini terbukti dengan peninggalan berbagai Simalungun yang menggambarkan makna menunggangi

Bila diselidiki lebih dalam suku Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantera-mantera dari "Datu"


(34)

persembahan kepada roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada Tiga (dilambangkan dengan warna Merah), dan Dewa di bawah (dilambangkan dengan warna Hitam). Tiga warna yang mewakili Dewa-Dewa tersebut (Putih, Merah dan Hitam) mendominasi berbagai ornamen suku Simalungun dari pakaian sampai hiasan rumahnya. Sistem pemerintahan di Simalungun dipimpin oleh seorang Raja, sebelum pemberitaan Injil masuk Tuan Rajalah yang sangat berpengaruh. Orang Simalungun menganggap bahwa anak Raja itulah Tuhan dan Raja itu sendiri adalah Allah yang kelihatan.

Marga-Marga

Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan akronim SISADAPUR, yaitu:

Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara empat raja besar untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh).

1. Raja Nagur bermarga Damanik yang artinya Simada Manik (pemilik manik), dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung,


(35)

berasal dari kaum bangsawan India Selatan dari Kerajaan Nagore. Pada abad ke-12, keturunan raja Nagur ini mendapat serangan dari Raja Rajendra Chola dari Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah putranya:

• Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)

• Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)

• Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok). Selain itu, datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.

2. Raja Banua Sobou bermarg

Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau pemegang undang-undang. Keturunannya adalah:

 Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke

 Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang. Saragih Garingging kemudian pecah menjadi dua, yaitu: Dasalak, menjadi raja di Padang Badagei. Dajawak, merantau ke Rakut besi dan Tanah Karo dan menjadi marga Ginting Jawak.


(36)

Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada 2 keturunan Raja Banua Sobou, pada zaman Tuan Rondahaim terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Saragih (berafiliasi), yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata, Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok, Sidabukke, Simanihuruk. Ada satu lagi marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini berasal dari daerah Samosir.

3. Raja Banua Purba bermarga Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Purwa yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang Undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana. Keturunannya adalah: Tambak, Sigumonrong, Tua, Sidasuha (Sidadolog, Sidagambir). Kemudian ada lagi Purba Siborom Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya. Pad kemudian menetap di Simamora ini kemudian menjadi Purba Manorsa dan tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu.

4. Raja Saniang Naga bermarga Sinaga atau Tanduk Banua (terletak di perbatasan Simalungun dengan tanah Karo). Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam mitologi dewa dikenal sebagai penebab Gempa dan Tanah Longsor. Keturunannya adalah marga Sinaga di Kerajaan Tanah Jawa, Batangiou di Asahan.

Saat kerajaan Majapahit melakukan ekspansi di Sumatera pad pasukan dari


(37)

nenek moyang mereka ini kemudian menjadi raja Tanoh Djawa dengan marga Sinaga Dadihoyong setelah ia mengalahkan Tuan Raya Si Tonggang marga Sinaga dari kerajaan Batangiou dalam suatu ritual adu sumpah.(Tideman, 1922).

Beberapa Sumber mengatakan bahwa Sinaga keturunan raja Tanoh Djawa berasal dari Tuan Djorlang Hatara.Beberapa keluarga besar Partongah Raja Tanoh Djawa menghubungkannya dengan daera berbatasan dengan Myanmar yang memang memiliki banyak persamaan dengan adat kebiasaan, postur wajah dan anatomi tubuh serta bahasa dengan suku Simalungun dan Batak lainnya.

Marga-marga perbauran

Perbauran suku asli Simalungun dengan suku-suku di sekitarnya di Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan tersebut yaitu:

Saragih: Sidauruk, Sidabalok, Siadari, Simarmata, Simanihuruk, Sidabutar, Munthe dan Sijabat

Purba: Manorsa, Simamora, Sigulang Batu, Parhorbo, Sitorus dan Pantomhobon

Damanik: Malau, Limbong, Sagala, Gurning dan Manikraja

Sinaga: Sipayung, Sihaloho, Sinurat dan Sitopu

Selain itu ada juga marga-marga lain yang bukan marga Asli Simalungun tetapi kadang merasakan dirinya sebagai bagian dari suku Simalungun, seperti Lingga, Manurung, Butar-butar dan Sirait. Jaman raja-raja Simalungun, orang yang tidak jelas


(38)

garis keturunannya dari raja-raja disebut “jolma tuhe-tuhe” atau “silawar” (pendatang). Fenomena sosial ini diakibatkan adanya hukum marga yang keras di Simalungun menyatukan dirinya dengan marga raja-raja agar mendapat hak hidup di Simalungun. Demikian, sehingga makin bertambah banyak marga di Simalungun. Tetapi meski demikian sejak dahulu hanya ada empat marga pokok di Simalungun yakni Sisadapur : Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba.

Setelah raja-raja dikuasai (Perjanjian Pendek) tahu hapus di Simalungun. Masing-masing marga kembali lagi ke marga aslinya dan ke sukunya semula.

Penambahan Marga Simalungun

Pada tahun pada kumpulan Raja-Raja Simalungun yang berkumpul di meminta agar Raja-Raja tersebut menetapkan marga-marga baru sebagai tambahan kepada marga resmi Simalungun dengan maksud agar semakin banyak marga Simalungun seperti pada suku lain. Walaupun ide tersebut diterima oleh Raja-Raja tersebut namun permohonan J. Wismar Saragih belum disetujui karena belum tepat waktunya.

Karena alasan tersebut di atas, sebagian orang berpandangan bahwa masih ada kemungkinan bertambahnya Marga-marga di Simalungun. Hal ini senada dengan apa yang pernah dituliskan mengenai asal-usul beberapa Marga. Semisal Marga Saragih


(39)

Ajinembah (sebuah daerah di Kabupaten Karo) dan bermigrasi ke Raya sehingga bertemu dengan Raja Nagur dan dijadikan marga Saragih Garingging. Begitupun marga Purba Tambak, disebutkan berasal dari penduduk daerah bermigrasi ke daerah Natal, kemudian ke Singkel, hingga tiba di daerah Tambak, Simalungun. Keturunannya kemudian menikah dengan keturunan Raja Nagur dan mereka dijadikan sebagai bagian dari Purba, yaitu Purba Tambak. Marga Damanik juga disebut sebagai pendatang yang menikah dengan keturunan Tuan Silampuyang yang bermarga Saragih dan kemudian diberi marga.

Kekerabatan Simalungun

Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal partuturan (perkerabatan) di Simalungun adalah hasusuran (tempat asal nenek moyang) dan tibalni parhundul (kedudukan/peran) dalam horja-horja adat (acara-acara adat). Hal ini bisa dilihat saat orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” (apa marga anda) tetapi “hunja do hasusuran ni ham (dari mana asal-usul anda)?"

Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih). Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, Raja Panei dari Putri Raja


(40)

Siantar, Raja Silau dari Putri Raja Raya, Raja Purba dari Putri Raja Siantar dan Silimakuta dari Putri Raja Raya atau Tongging.

Adapun kekerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai Partuturan ini menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan (pardihadihaon), dan dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut:

1. Tutur Manorus / Langsung yaitu Kekerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri.

2. Tutur Holmouan / Kelompok yaitu Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun

3. Tutur Natipak / Kehormatan yaitu Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.

Pakaian Adat

Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya, pakaian adat suku Simalungun tidak terlepas dari penggunaan kai Simalungun adalah pada kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan berbagai ornamennya. Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan ulosnya.


(41)

yang paling nyaman karena bisa digunakan kapan saja (tidak seperti matahari, dan tidak dapat membakar (seperti api). Seperti suku lain di rumpun Batak, Simalungun memiliki kebiasaan "mambere hiou" (memberikan ulos) yang salah satunya melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima ulos.

Ulos dapat dikenakan dalam berbagai bentuk, sebagai kain penutup kepala, penutup badan bagian bawah, penutup badan bagian atas, penutup punggung dan lain-lain. Ulos dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda, misalnya ulos penutup kepala wanita disebut suri-suri, ulos penutup badan bagian bawah bagi wanita disebut ragipane, atau yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari yang disebut jabit. Ulos dalam pakaian penganti Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang disebut tolu sahundulan, yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (abit).

Menurut Muhar Omtatok, Budayawan Simalungun, awalnya Gotong (Penutup Kepala Pria Simalungun) berbentuk destar dari bahan kain gelap ( Berwarna putih untuk upacara kemalangan, disebut Gotong Porsa), namun kemudian Tuan Bandaralam Purba Tambak dari Dolog Silou juga menggemari trend penutup kepala ala melayu berbentuk tengkuluk dari bahan batik, dari kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah, kemudian Orang Simalungun dewasa ini suka memakai Gotong berbentuk Tengkuluk Batik.

II.2. Letak Geografis Kabupaten Simalungun.

Kabupaten Simalungun adalah sebua saat ini adalah Drs. T. Zulkarnaen Damanik MM yang sedang bertugas untuk masa


(42)

bakti Simalungun. berstatu direncanakan untuk dipindahkan ke Sondi Raya pada tahun

Geografi

Kabupaten Simalungun terletak pada 98092’BT 990- 34’BT dan 20 36’LU-3018’ LU. Kabupaten ini memiliki 30 luas wilayah Provinsi Sumatra Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Kecamatan dari yaitu

Batas-Batas wilayah

• Sebelah utara berbatasan denga

• Sebelah timur berbatasan denga

• Sebelah selatan berbatasan denga

• Sebelah utara berbatasan denga

Potensi ekonomi kabupaten Simalungun sebagian besar terletak pada produksi pertaniannya. Produksi lainnya termasuk tanaman pangan, perkebunan, pertanian lainnya, industri pengolahan, serta jasa.

Produksi Padi di Kabupaten Simalungun merupakan produksi terbesar kedua di Sumatera Utara pada tahun


(43)

sawit dari perkebunan yang ada di kabupaten ini menjadi komoditas utama, kedua terbesar di Sumatera Utara setelah

Selain memproduksi Kelapa Sawit, perkebunan rakyat di Simalungun juga menghasilka jumlah produksinya semakin menurun. Penjualan hasil tani Karet dibantu oleh kehadiran PT perkebunan sendiri tetapi tetap menampung hasil perkebunan rakyat dan mengolahnya menjadi bahan setengah jadi sebelum menjualnya ke luar daerah.

Luas

Luas Kabupaten Simalungun yaitu 438.660 HA (4.386,60 K2) yang terdiri dari empat wilayah pembantu Bupati dengan 30 Kecamatan. Dan Jumlah Penduduk Kabupaten Simalungun pada tahun 2007 adalah 823.109 Jiwa dengan kepadatan Rata-Rata 480 jiwa/Km2.

Pemerintahan

Dasar hukum pembentukan Kabupaten Simalungun adalah UU Drt No.7 tahun 1956. Pembagian wilayah Kabupaten Simalungun yaitu:

 Jumlah kecamatan : 30 Kecamatan

 Jumlah Desa/Kelurahan : 323 Desa/Kelurahan.

II.3. Sejarah singkat Berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila.

Organisasi Pemuda Pancasila berdiri pada tanggal 28 Oktober 0959 yang berkedudukan dalam Wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Organisasi Pemuda Pancasila berazaskan Pancasila dan bertujuan untuk melestarikan NKRI dan


(44)

mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan sprituil yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sehingga mewujudkan ide dasar perjuangan wujud manifestasi peran serta Organisasi Pemuda Pancasila dalam pembangunan bangsa dan menetapkan arah/target kebijakan umum program, sasaran dan pola implementasi dalam mewujudkan pengabdian lima tahun (2003-2008) ke depan.

Organisasi Pemuda Pancasila bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan dan latar belakang sosial politik serta berbasis sosial kemasyarakatan. Organisasi Pemuda Pancasila memiliki sifat mandiri, pergerakan yang militan, persaudaraan, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen.

II.4. Wewenang, tugas dan struktur Organisasi Kepemudaan Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila.

Lembaga/Badan Organisasi MPC Pemuda Pancasila memiliki Wewenang yaitu: A. Bersifat kolektif dalam menentukan dan mengawasi kebijakan organisasi untuk

pencapaian tujuan organisasi di tingkat cabang.

B. Menetapkan pedoman-pedoman organisasi di tingkat cabang sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.

C. Memimpin dan mengendalikan jajaran Organisasi Pemuda Pancasila di tingkat cabang dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan serta tindakan yang dipandang perlu untuk pencapaian tujuan pengembangan Organisasi Pemuda Pancasila.


(45)

D. Mengkoodinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat cabang. Khususnya dalam hal memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, Organisasi Kemasyarakatan dan badan-badan pihak eksternal Organisasi lainnya.

Lembaga/Badan Organisasi MPC Pemuda Pancasila memiliki tugas pokok yaitu:

A. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Musyawarah Besar, Rapimpur, Rakernas, Keputusan Majelis Pimpinan Pusat, Musyawarah Wilayah, Musyawarah Cabang, Rapat Pleno MPC dan peraturan-peraturan organisasi.

B. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi di tingkat cabang.

C. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan ranting maupun lembaga di tingkat cabang. D. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga Tinggi Negara, Polri

maupun pihak eksternal organisasi lainnya di tingkat cabang yang saling mendukung dan bermanfaat.

E. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan, keberadaan organisasi dalam upaya mewujudkan cita-cita Organisasi Pemuda Pancasila.

F. Memberikan pertanggung jawaban dalam Musyawarah Cabang dan melantik Pimpinan kolektif Anak Cabang.

G. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat cabang.


(46)

H. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat cabang. Struktur Organisasi Pemuda Pancasila berdasarkan surat intruksi Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Sumatera Utara No. E1/MPW-PP/SMU/III/2006 tentang komposisi dan personalia pengurus Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun TA 2007/2008 sebagai berikut:


(47)

Kedudukan Organisasi Pemuda Pancasila disetiap jenjang dan tingkatan yakni : 1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia di pimpin oleh

Majelis Pimpinan Nasional (MPN).

2. Tingkat propinsi berkedudukan di Ibukota propinsi di pimpin oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

3. tingkat Kabupaten berkedudukan di Kabupaten di pimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang (MPC).

4. Tingkat kecamatan berkedudukan di daerah kecamatan di pimpin oleh Pimpinan Anak Cabang.

5. Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa di pimpin oleh Pimpinan Ranting.

Susunan dan komposisi kepemimpinan, wewenang dan tugas pokok Majelis Pimpinan Nasional, Majelis Pimpinan Wilayah, Majelis Pimpinan Cabang, Pimpinan Ranting dan penasehat diatur dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga. Organisasi Pemuda Pancasila dapat membentuk lembaga sesuai kebutuhan organisasi, seperti : LPPH, Buruh, Tani, Nelayan, Pekerja dan mahasiswa serta badan-badan sesuai kebutuhan, seperti: Pendidikan, Sosial keagamaan, seni dan budaya sesuai peran sektoral di cabang Kabupaten Simalungun.

Majelis Pimpinan Cabang satu orang ketua, dua orang wakil ketua, sembilan orang ketua bidang, satu orang sekretaris, satu orang berdahara, dua orang wakil bendahara dan empat orang anggota masing-masing bidang. Musyawarah cabang Pemuda Pancasila (PP) adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat cabang yang diadakan sekali dalam waktu 4 (empat) tahun dan berwenang :


(48)

1. Menetapkan program cabang dalam rangka pelaksanaan program umum Organisasi Pemuda Pancasila (PP).

2. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Cabang (MPC).

3. Memilih ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) dan komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti empat tahun.

4. Menentukan sikap pendirian organisasi di tingkat cabang dalam menghadapi persoalan yang dihadiri oleh MPW, MPC, Pimpinan Anak Cabang dan undangan-undangan lainnya.

Peran dan tanggung jawab Organisasi Pemuda Pancasila (PP) sebagai kekuatan sosial kemasyarakatan dalam rangka mewujudkan demokrasi Pancasila dan pengabdian bangsa. Wujud manifestasi peran serta Organisasi Pemuda Pancasila (PP) dalam pembangunan nasional, menetapkan arah/target kebijakan, sasaran dan pola implementasi program kedepan.

II.5. Sumber Keuangan dan Kelengkapan Organisasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun.

Keuangan Badan Organisasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun diperoleh dari :

1. Iuran wajib anggota diatur yang dalam peraturan Organisasi.

2. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat yang berasal dari sumbangan senioritas anggota Pemuda Pancasila dan alumni-alumni.


(49)

3. Usaha-usaha yang sah berasal dari melalui proposal dan bersifat eksternal dan mendapatkan persetujuan dari Organisasi Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai dengan tingkatannya.

4. Iuran sukarela pengurus.

Perolehan keuangan badan Organisasi Pemuda Pancasila dari usaha-usaha yang sah ataupun dari sumbangan yang tidak mengikat melalui proposal dan bersifat eksternal. Mendapatkan persetujuan dari Organisasi Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai dengan tingkatannya. Setiap pemasukan dan pengeluaran keuangan Organisasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun dicatat dalam sistem pembukuan organisai dan diketahui oleh ketua dan bendahara sehingga dapat dipertanggung jawabkan baik dalam pengertian material maupun moril.

Setiap Organisasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun mempunyai kelengkapan terdiri dari

 Kop Surat

 Stempel

 Kantor sekretariat

 Plank/Papan nama.

 Atribut/Seragam

 Kartu Tanda Anggota (KTA)

Pada dasarnya penggunaan kelengkapan untuk keperluan yang berlaku dalam lingkup keorganisasian PP dan dapat dipergunakan dalam ruang lingkup eksternal keorganisasian PP dengan terlebih dahulu berkoodinasi untuk mendapatkan


(50)

persetujuan Organisasi Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai dengan tingkatannya.

II.6. Lambang dan Atribut Organisasi Pemuda Pancasila.

Lambang Organisasi Pemuda Pancasila adalah lambang Pancasila di dalam perisai dan dibagian atas bertuliskan Pemuda Pancasila. Warna dasar lambang adalah merah darah yang mengadung arti gagah perkasa dan kesatria dan Perisai Pancasila sesuai dengan perisai yang tertulis dalam Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika.

 Bintang berwarna kuning dengan dasar warna hitam melambangkan ketuhanan Yang Maha Esa.

 Rantai berwarna kuning dengan dasar warna merah, melambangkan kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Pohon beringin berwarna hijau dengan dasar warna putih, melambangkan Persatuan Indonesia.

 Kepala Benteng berwarna hitam dengan dasar warna merah, melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

 Padi berwarna kuning, kapas berwarna hijau/putih dengan dasar warna putih melambangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Stempel berbentuk bulat yang didalamnya terdapat lambang Pemuda Pancasila dengan diameter 4,5 cm dan tinta stempel berwarna merah. Kartu Tanda Anggota Dan Kartu Tanda Pengurus dengan menyertaka warna merah putih serta dicantumkan lambang Pemuda Pancasila, panji-panji kebesaran dan Pataka. Dengan ukuran


(51)

perbandingan panjang dan lebar tiga banding dua dengan warna dasar merah ditengah-tengah perisai Pancasila dan disamping kanan kiri bertuliskan Pemuda Pancasila. Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar tiga banding dua dengan warna dasar merah ditengah tengah perisai Pancasila serta tulisan putih.

Atribut seragam Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari :

1. Safari warna biru gelap dan loreng berwarna dasar orange dengan kombinasi warna hitam coklat.

2. Baju lengan pendek dan lengan panjang loreng berwarna dasar orange dengan kombinasi warna hitam-coklat.

3. baju lengan panjang hitam.

4. celana biru gelap, hitam, jeans hitam dan loreng berwarna dasar orange dengan kombinasi warna hitam-coklat.

5. baret berwarna merah darah les putih, topi pet loreng berwarna dasar orange dengan kombinasi warna hitam-coklat dan lencana disesuikan dengan ukuran perbandingan tiga banding dua.


(52)

BAB III

KEBERADAAN DAN AKTIFITAS ORGANISASI KEPEMUDAAN (OKP) PEMUDA PANCASILA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

III.1 Keanggotaan organisasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun

Anggota Organisasi MPC Pemuda Pancasila adalah Warga Negara Indonesia yang setia membela Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Keanggotaan Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari :

1. Anggota biasa yakni pemuda, mahasiswa, pelajar dan perempuan warga negara republik indonesia yang rela dari hati nurani mengajukan menjadi anggota.

2. Anggota luar biasa yakni anggota yang telah memperlihatkan atau membuktikan kesetiaannya terhadap organisasi minimal dalam waktu 10 tahun dan di anggap berjasa menaruh perhatian dalam pemgembangan organisasi.

3. Anggota kehormatan yakni bukan anggota biasa yang terdiri dari pejabat dari tokoh masyarakat yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan pancasila bersikap dan bertindak menguntungkan organisasi.

4. Anggota organisasi dapat dipecat atau diberhentikan karena melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga peraturan-peraturan organisasi dan tindakan yang bertentangan dengan hukum.

Setiap warga negara indonesia dapat diterima menjadi anggota biasa MPC Pemuda Pancasila apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


(53)

2. Menyatakan persetujuan dan menerima Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan organisasi Pemuda Pancasila.

3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa. 4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota PP diatur dalam peraturan

organisasi.

Setiap Anggota Organisasi Kepemudaan PP mempunyai hak dan kewajiban yaitu :

A. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi misalnya perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader bimbingan atau pembinaan dari organisasi PP.

B. Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan positif baik secara lisan maupun tertulis.

C. Dipilih dan membela diri terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus harus mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.

D. Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan peraturan organisasi.

E. Mematuhi dan melaksanakan ketetapan musyawarah besar serta berdedikasi loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.

F. Memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi serta menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

G. Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi serta membayar iuran wajib anggota.


(54)

H. Menjalankan tugas-tugas organisasi misalnya, menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi khususnya bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.

Ketentuan sanksi dan pemberhentian Anggota sanksi terhadap Anggota Fungsionaris terdiri dari Teguran lisan, Teguran tertulis, Pemberhentian sementara, dan Pemecatan. Sanksi yang berupa teguran lisan dan teguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi. Pemberhentian anggota jika diketahui bersangkutan telah meninggal dunia disertai bukti-bukti yang autentik.

III.2 Tugas dan Fungsi Organisasi Kepemudaan MPC PP di Kabupaten Simalungun.

Organisasi Pemuda Pancasila (PP) adalah suatu himpunan pemuda, mahasiswa, pelajar dan perempuan Indonesia sebagai kekuatan sosial di tengah-tengah masyarakat sebagai Organisasi Kepemudaan yang independent. Mampu melahirkan/menciptakan kader-kader pemuda potensial harapan bangsa kedepan dan mengadaptasikan diri sesuai dengan perkembangan situasi politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan.

Pemuda Pancasila yang lahir pada tanggal 28 oktober 1959 atas kesadaran dan tanggung jawabnya terpanggil berperan aktif dalam setiap derap perjuangan dalam mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila secara murni dan konsekuen. Tujuan dan pokok-pokok pikiran yang termuat dalam Anggaran


(55)

keikutsertaan Pemuda Pancasila dalam perjuangan nasional sebagai organisasi dan kekuatan sosial politik masyarakat untuk mewujudkan demokrasi Pancasila serta pengabdian kepada Masyarakat dan Negara.

Untuk mencapai tujuan pokok-pokok perjuangan organisasi sosial kemasyarakatan sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini, tugas pokok bidang organisasi Kepemudaan MPC PP Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut :

A. Bidang organisasi mempunyai tugas yaitu: merumuskan peraturan organisasi, mengadakan perencanaan konsep program bersama-sama dengan bidang lainnya, membuat peraturan organisasi tentang program kerja, menjalankan konsolidasi organisasi serta melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada ketua, wakil ketua untuk tingkat cabang.

B. Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional mempunyai tugas yaitu: membuat perencanaan konsep program kerja bersama dengan bidang lainnya, memprakarsai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konteks Hankamnas melalui seminar sarasehan dan diskusi. Serta menjalin hubungan kerjasama dengan Polri instansi pemerintah untuk mewujudkan ketertiban dan keamanan nasional.

C. Bidang Litbang dan Kaderisasi mempunyai tugas yaitu: merumuskan/menyusun sistem garis-garis besar kurikulum pendidikan pelatihan kaderisasi organisasi, melakukan analisa kajian pendataan anggota pengembangan organisasi dan menjalin hubungan kerjasama dengan pihak-pihak eksternal yang terkait dengan bidangnya untuk peningkatan pengembangan organisasi.


(56)

D. Bidang ideologi dan politik mempunyai tugas yaitu: menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga Tinggi Negara, instansi pemerintah yang berkaitan dengan pembinaan ideologi dan politik. Instansi politikformal yang ada dalam kehidupan masyarakat dan negara dengan bersama-sama bidang lainnya memprakarsai kegiatan seminar sarasehan, pelatihan mengenai hal yang berhubungan dengan konteks kehidupan kebangsaan, memberikan pembinaan, bimbingan, pemahaman, dan pendidikan terhadap jajaran organisasi Pemuda Pancasila tentang hal-hal yang menyangkut ideologi dan politik.

E. Bidang Hukum dan HAM mempunyai tugas yaitu: memberikan penyuluhan bantuan hukum terhadap anggota Pemuda Pancasila serta kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa mengesampingkan aspek profesionalisme, mengimplementasikan kebijakan organisasi Pemuda Pancasila di bidang hukum dan HAM dan menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga-lembaga yudikatif dalam upaya penegakan supremasi Hukum dan HAM.

F. Bidang Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas yaitu: membuat perencanaan konsep program bidang Alam dan Lingkungan Hidup bersama bidang-bidang lainnya, badan usaha Pemuda Pancasila melakukan penelitian tentang Analisis dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), konservasi alam, seminar tentang tema-tema alam dan lingkungan hidup serta mendorong menanamkan kesadaran jajaran organisasi Pemuda Pancasila untuk selalu peka terhadap kelestarian ekosistem dan melaporkan tugasnya secara berkala kepada ketua dan wakil ketua di tingkat cabang.


(57)

G. Bidang Ekonomi mempunyai tugas yaitu: membuat perencanaan konsep program bidang ekonomi bersama bidang Litbang dan kaderisasi, melakukan penelitian perumusan kajian tentang masalah-masalah perekonomian nasional sebagai kontribusi pikiran organisasi kepihak eksternal terkait, menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga/badan ekonomi organisasi Pemuda Pancasila dan melaporkannya secara berkala kepada ketua dan wakil ketua di tingkat cabang. H. Bidang Agama, Sosial dan Budaya mempunyai tugas yaitu: menggalakkan

melestarikan kebudayaan daerah, membina kerukunan antar umat beragama, memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat, mengimplementasikan kebijakan-kebijakan organisasi Pemuda Pancasila di bidang Agama, Sosial dan Budaya, menjalin hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah, lembaga adat, kebudayaan sosial serta lembaga keagamaan didalam masyarakat bersama dengan Pemuda Pancasila lainnya, melaksanakan program dalam ruang lingkup keagamaan, sosial dan budaya sampai melaporkannya secara berkala kepada ketua dan wakil ketua untuk tingkat cabang.

I. Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas yaitu: membuat perencanaan konsep program bidang pengembangan usaha, mendorong/memotivasi jajaran organisasi untuk berwira usaha, berwiraswasta bersama dengan bidang terkait lainnya. Badan-badan usaha Pemuda Pancasila mensosialisasikan program bidang pengembangan usaha, menjalin hubungan dengan pihak eksternal terkait untuk melakukan kerjasama dengan badan usaha Pemuda Pancasila serta melaporkan tugasnya secara berkala kepada ketua dan wakil ketua untuk tingkat cabang.


(58)

III.3 Sasaran yang hendak dicapai kedepan bidang-bidang Organisasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun.

Sasaran yang hendak dicapai kedepan bidang Organisasi yaitu :

A. Meningkatkan kualitas personalia kepengurusan untuk mencapai mekanisme kerja yang profesional disetiap jenjang organisasi.

B. Menyelenggarakan tertib dan disiplin organisasi sebagai wujud dan tanggung jawab moral pelaksanaan tugas dan program.

C. Mengupayakan pendirian sekretariat organisasi Pemuda Pancasila di tingkat Cabang, Anak Ranting sampai Ranting agar ditinjau kembali sebagai inventaris organisasi.

D. Menyelenggarakan komunikasi timbal balik yang efektif dan harmonis diantara jenjang kepemimpinan serta kader dan anggota organisasi.

Sasaran yang hendak dicapai kedepan bidang Hankamnas yaitu:

A. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya pembinaan dan pemantapan kesadaran Bela Negara dan ikut serta menumbuhkan ketahanan pembangunan nasional.

B. Meningkatkan tanggung jawab Pemuda Pancasila dalam rangka menggalang wacana dan aksi kerja sama untuk menyelesaikan konflik pertikaian yang terjadi ditanah air secara damai.

C. Menumbuh kembangkan kesadaran perlunya persatuan dan kesatuan dalam memperkokoh stabilitas nasional sehingga tidak terjadi Desintegrasi.


(59)

A. Merumuskan sistem kaderisasi yang meliputi pola rekrutmen kader, kurikulum dan manajemen kaderisasi.

B. Menyelenggarakan pembinaan pasca pendidikan kaderisasi yang di orientasikan pada peningkatan apresiasi kepemimpinan dan organisasi serta peningkatan keterampilan kerja dan manajemen wirausaha.

C. Mengupayakan berdirinya Pusdiklat Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun.

D. Mengadakan pengorganisasian kaderisasi secara bertingkat dan periodik yang meliputi, tingkat khusus cabang yang diselenggarakan di tingkat wilayah. Disesuaikan jenis tingkat dari ruang lingkupnya dengan cara mengadakan pembinaan terus menerus bagi kader yang telah ditatar melalui jaringan komunikasi yang efektif.

Sasaran yang hendak dicapai kedepan bidang Ideologi dan Politik yaitu:

A. Meningkatkan kesadaran politik Pemuda Pancasila sebagai generasi penerus dan bertanggung jawab dalam pembangunan.

B. Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap masalah Politik bagi terbinanya demokrasi yang dinamis, meningkatkan kesadaran/penghayatan akan arti hakekat Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan Politik, satu kesatuan Ekonomi, sosial budaya dan Pertahanan dan Keamanan.

C. Meningkatkan peran serta Pemuda Pancasila dalam setiap masalah Politik yang dihadapi oleh Bangsa dan Negara agar terbinanya stabilitas Nasional.


(60)

A. Memupuk dan membina unsur-unsur kebudayaan daerah yang kaya dengan corak dan ragamnya menuju sistem Kebudayaan Nasional.

B. Mengembangkan kebudayaan daerah yang mendukung dan menunjang Kebudayaan Nasional dengan mengadakan Bulan Budaya Indonesia yang menyentuh segenap lapisan masyarakat.

C. Meningkatkan kesadaran dan peran serta Pemuda Pancasila dalam pelestarian nilai-nilai luhur cita-cita perjuangan bangsa dan pelestarian kekayaan alam/lingkungan hidup yang sangt berguna bagi generasi muda di masa mendatang.

D. Berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam, musibah dan situasi darurat lainnya seperti kerusuhan sosial.

E. Memprakarsai terbentuknya lembaga-lembaga kerohanian sehingga dapat berpartisipasi aktif secara optimal dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat.

Sasaran yang hendak dicapai kedepan Bidang Ekonomi yaitu:

A. Meningkatkan peran Pemuda Pancasila secara proaktif dalam mengembangkan dalam mencari solusi terhadap masalah perekonomian melalui seminar, dialog yang melibatkan para pakar ekonomi universitas dan lembaga-lembaga pemerhati di bidang ekonomi.

B. Memperluas kesempatan kerja serta penyediaan tenaga kerja yang produktif melalui pendidikan kewirausahaan, keterampilan dan koperasi.


(61)

serta kesejahteraan masyarakat terutama di pedesaan dalam rangka mengentaskan kemiskinan.

Sasaran yang hendak dicapai kedepan bidang Hukum dan HAM yaitu:

A. Meningkatkan kesadaran hukum dikalangan masyarakat melalui pendidikan dan penyuluhan hukum sehingga mewujudkan tatanan masyarakat yang sadar akan hak dan kewajiban Warga Indonesia.

B. Pemberian pelayanan hukum kepada masyarakat terutama bagi masyarakat yang kurang mampu, proaktif memberikan penyuluhan dan pembelaan hukum kepada masyarakat terutama Buruh Tani, Nelayan dan Pedagang kecil yang masih awam terhadap hukum.

Sasaran yang hendak dicapai kedepan Bidang Alam dan Lingkungan Hidup yaitu:

A. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keseimbangan Alam dan Lingkungan Hidup serta meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak yang peduli terhadap kelestarian Alam dan Lingkungan Hidup.

B. Meningkatkan partisipasi organisasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang berwawasan Alam dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan, serta bersama-sama menjaga kelestarian Alam dan ekosistem lingkungan hidup.

Sasaran yang hendah dicapai kedepan Bidang Pengembangan Usaha yaitu: A. Menjalin hubungan dengan pihak eksternal terkait untuk melakukan kerja sama

dengan badan-badan usaha Organisasi Pemuda Pancasila.

B. Memotivasi dan mendorong jajaran organisasi untuk berwirausaha, berwiraswasta serta bersama-sama dengan bidang organisasi lainnya.


(62)

BAB IV

KASUS-KASUS ORGANISASI KEPEMUDAAN (OKP) PEMUDA PANCASILA DI KABUPATEN SIMALUNGUN TERHADAP INTERNAL

DAN EKSTERNAL ORGANISASI

IV.1. Eksternal Organisasi

Kondisi dan kecenderungan yang mewarnai perjalanan organisasi pemuda di awal abad ke-21 ditandai oleh isu-isu besar demokrasi politik, globalisasi, trasparansi, liberalisasi perdagangan, tingginya penghargaan akan nilai-nilai HAM, kebangkitan nilai-nilai tradisional, religius dan gender. Isu-isu tersebut perlu pemuda memberikan apresiasi secara objektif dalam rangka memahami perubahan tanda-tanda jaman yang sedang berlangsung.

Globalisasi di bidang politik cenderung memilih sistem demokrasi dari pada sistem komunis. Di bidang ekonomi cenderung memilih sistem ekonomi liberal, di bidang sosial budaya melalui arus modernisasi dan menguatnya dorongan menuju pembentukan masyarakat beradab dan di bidang teknologi dengan adanya prestasi pemuda di bidang politik dan IPTEK.

Dalam memasuki era milenium baru, organisasi pemuda disadarkan oleh rangkaian pengalaman buruk sejarah dalam abad terakhir telah terjebaki dalam situasi/kondisi yang tidak menegakkan nilai-nilai HAM dan mengabaikan kelestarian lingkungan hidup. Kemudian, muncul semangat pemikiran proses upaya-upaya di berbagai bidang kehidupan. Isu tentang penegakan nilai-nilai HAM, pelestarian


(63)

peranan perempuan yang semakin hari selalu dibicarakan dan dikritisi. Sehingga perlu Organisasi Pemuda memberikan ruang yang maksimal untuk terjadinya kesejajaran antara laki-laki dan perempuan.

Berbagai konflik yang terjadi dengan mengeksploitasi potensi Suku, Agama dan Ras sebagai fenomena yang sangat aktual. Sehingga perlu diberikan apresiasi secara serius jika pemuda sebagau penerus bangsa tidak ingin sendi-sendi kehidupan dan peradaban budaya hancur. Selanjutnya, berbagai kecenderungan terdapat sebuah sinergis yang memberi pemahaman baru terhadap berlangsungnya proses perubahan dimasa mendatang.

Globalisasi juga memungkinkan setiap organisasi pemuda dari berbagai latar belakang sosial budaya, ekonomi, geografis untuk berinteraksi dan bekerja sama apabila di iringi dengan semangat dan upaya untuk saling menghormati, berdamai/terbuka satu sama lain. Ini berarti, dalam era globalisasi para pemuda dan lainnya harus segera mengakhiri praktik-praktik pertikaian, penindasan, kekerasan dan eksploitasi.

Dengan demikian, globalisasi menjadi faktor pendorong yang determinan terhadap peningkatan kualitas kehidupan dan penegakan nilai-nilai HAM serta upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam konteks era reformasi saat ini sebagai realitas baru yang berisikan agenda baru, konflik baru dan perubahan pesat memerlukan antisipasi yang fleksibel dengan kemampuan berjalan seiring ketidakpastian situasi.

Suatu organisasi merupakan persimpangan arah kemajuan atau kemunduran yang lambat laun organisasi sosial dihadapkan pada titik balik sejarah sebagai bagian dari sejarah lingkungan masyarakat. Kecenderungan yang terjadi dalam situasi


(64)

konflik kepentingan dan tidak beraturan. Kecenderungan masyarakat yang tidak mau memahami solidaritas dan tekad organisasi. Era demoratisasi, kesamaan kesempatan apresiasi, kreatifitas dalam kehidupan masyarakat dan ciri khas organisasi bagi kesuksesan visi, misi dan program organisasi.

Namun, hal terpenting ditujukan kepada pemuda dan seluruh organisasi kemasyarakatan terutama Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun adalah perluasaan atau kemundururan kehidupan masyarakat. Karena telah memberikan implikasi terhadap nilai sosial seperti pertumbuhan ekonomi, persamaan hak, keadilan sosial dan kebebasan mengartikulasikan aspirasi politik rakyat yang dijadikan suatu gerakan pemikiran nasional dalam program organisasi.

Dalam rangka upaya pencarian format yang baik pemuda kedepan harus mampu merumuskan sistem nasional yang dapat mengubah budaya politik yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa yakni budaya monolitik, nepotistik dan primordialistik. Ketika sentimen antar masyarakat dan antar sesama organisasi kepemudaan di Kabupaten Simalungun terjadi maka, tidak dipungkiri lagi sering terjadi pertikaian antar Organisasi Kepemudaan (OKP) di Kabupaten Simalungun. Hal ini, merupakan suatu fenomena sosial yang harus di hilangkan karena sangat meresahkan masyarakat.

Salah satu contoh kasus pertikaian antar Organisasi Kepemudaan yang banyak memakan korban jiwa adalah di daerah Belawan (27 Juli 2004). Melibatkan dua kelompok yaitu Organisasi Sosial Pemuda Pancasila dengan Organisasi Ikatan Pemuda Karya. Sampai hari selasa malam, bentrokan antar warga di Belawan yang


(1)

5. Menurut pendapat Bapak/Ibu/Sdr(i), bagaimana pengaruh berbagai macam kegiatan sehari-hari yang dilakukan Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun terhadap masyarakat yang bertempat tinggal disekitar sekretariat Pemuda Pancasila?

6. Menurut pendapat Bapak/Ibu/Sdr(i), apa yang menjadi pokok permasalahan yang mendasar sehingga peran Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun semakin menurun?


(2)

LAMPIRAN

Gambar 1. Daftar nama-nama Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila se Kabupaten Simalungun tahun ajaran 2006-2010

Gambar 2. Ruangan meja sekretaris Saldin Sinaga, SE Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun.


(3)

Gambar 3. Gedung tempat pengurus Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila dan anggotanya mengadakan persiapan seminar kaderisasi

se Kabupaten Simalungun.

Gambar 4. Plankat kantor sekretariat Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun jl. Rangkuti Sembiring No. 7 tempat mengadakan penelitian dan wawancara dengan pengurus Pemuda Pancasila.


(4)

Gambar 5. Peneliti mengadakan wawancara dengan wakil ketua Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila Zulfahry Ray di sekretariat

jl. Rangkuti Sembiring No. 7 Kabupaten Simalungun.

Gambar 6. Peneliti mengadakan wawancara dengan wakil ketua dan sekretaris di kantor Sekretariat tentang keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila dan


(5)

Gambar 7. Kondisi ruangan meja Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila DR (HC) Boyke Sinaga masa bakti 2006-2010.

Gambar 8. Ruangan meja sekretaris Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun Saldin Sinaga, SE.


(6)

Gambar 9. Kantor sekretariat Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun jl. Rangkuti Sembiring No. 7.


Dokumen yang terkait

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

4 96 149

Persepsi Masyarakat Terhadap Acara “Tukar Nasib“ (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Perumahan Bumi Asri Medan Terhadap Acara Reality Show “Tukar Nasib“ di SCTV).

2 52 132

Hubungan kredibilitas Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Jawa Barat Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila terhadap loyalitas dikalangan anggota Pemuda Pancasila Kota Bandung :(studi korelasi kredibilitas Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Jawa Barat Organisasi M

0 12 63

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA TERHADAP ORGANISASI PEMUDA PANCASILA DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI.

0 0 20

PERANAN KEPEMIMPINAN ORGANISASI KEPEMUDAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA : Studi Deskriptif pada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

0 13 27

PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA DALAM ORGANISASI PIMPINAN CABANG IPNU KABUPATEN SEMARANG -

0 3 61

B. Daftar Pertanyaan - Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

1 1 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Organisasi Kepemudaan - Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

1 1 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

1 1 9

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

0 1 10