A. Pedoman Wawancara untuk Organisasi Pemuda - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

LAMPIRAN

  1. Bagaimana posisi organisasi Saudara pada saat Pilkada Langsung tahun 2005 di Kota Medan? (menjadi pendukung awal atau pelengkap dalam skenario pilkada atau membebaskan para anggota atau kader yang ingin menjadi calon walikota atau yang mendukung kandidata walikota)

  2. Jika secara organisasi sebagai pendukung, siapa yang didukung? Mengapa mendukung calon tersebut? Jika tidak, alasan apa yang mendasari untuk tidak mendukung salah satu calon dalam pilkada?

  3. Apakah organisasi atau anggota organisasi Saudara masuk menjadi tim sukses calon walikota? Jika ya bagaimana posisinya?, apa kontribusinya? Bagaimana melaksanakan strategi? Jika tidak, mengapa? Alasan apa yang mendasari untuk tidak ikut dalam pilkada medan tahun 2005?

  4. Bagaimana organisasi atau anggota organisasi Saudara dalam melakukan sosialisasi atau lobi-lobi kepada pihak lain? Apakah itu berasal dari inisiatif organisasi Saudara atau bagian dari tim sukses partai atau calon walikota? Jika merupakan inisiatif siapa dan organisasi mana yang dilobi? Mengapa orang atau organisasi tersebut dipilih? Jika bukan inisiatif organisasi lantas dari siapa inisiatif tersebut? Mengapa Saudara mengerjakan rancangan yang dilakukan oleh orang lain?

  5. Dalam pilkada kota Medan tahun 2005, apakah organisasi Saudara memainkan politik uang, misalnya membagi-bagikan uang kepada pemilih atau kelompok lain yang akan dipaksa untuk ikut dalam pilkada tersebut? Jika tidak melakukan politik uang, mengapa?

  6. Bagaimana Saudara melakukan pengerahan massa untuk pilkada walikota Medan? Pada saat kapan dan Dimana? (Apakah setiap saat, pada saat dan apa hasilnya? Jika dengan kekerasan bagaimana caranya dan apa hasilnya?

  7. Apakah Saudara terlibat sebagai orang atau institusi yang juga melakukan kontrol terhadap para wartawan atau media massa? Jika ya, dalam hal apa kontrol itu dilakukan? Bagaiman acaranya? Jika tidak, cara apa yang digunakan untuk mengendalikan opini publik?

  8. Menurut Saudara, secara objektif, siapa (pimpinan dari organisasi pemuda) yang paling berperan dalam proses Pilkada tahun 2005 kemarin? Dan diantara organisasi pemuda/preman yang terlibat aktif dalam pilkada, organisasi mana yang memiliki pengaruh langsung terhadap calon walikota?

  1. Apakah anda melibatkan organisasi pemuda (PP, IPK, dan FKPPI) dalam Tim Sukses yang Saudara bentuk atau ikuti?

  2. Bagaimana bentuk keterlibatan mereka? Apa kontribusi mereka?

  3. Seberapa penting, menurut Saudara keterlibatan mereka dalam Tim Sukses?

  4. Bagaimana Saudara memberikan reward atau imbalan kepada mereka?

  5. Selama proses persiapan sampai pada tahap pemenangan, hal-hal apa yang menurut Saudara perlu atau tidak perlu dalam keterlibatan mereka?

  6. Sebagai pimpinan Tim Sukses dapatkah Saudara jelaskan mengapa organisasi pemuda ini masih berperan dalam situasi politik yang sudah berubah?

  

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Transkrip Wawancara dengan Pemuda Pancasila Nara Sumber : Drs. H. Darwin Nasution, SH Jabatan : Sekretaris MPW PP Sumatera Utara Ketua DPW Partai Patriot Pancasila Tanggal : 21 Oktober 2007

  T : Bagaimana posisi organisasi ini pada pilkada Kota Medan kemarin? J : Pasangan yang didukung oleh PP adalah pasangan Abdillah-Ramli.

  Meskipun demikian ada riak-riak kecil di bawah ada beberapa PAC (Pimpinan Anak Cabang) yang tidak mendukung pasangan Abdillah- Ramli tersebut. Artinya saya mau tegaskan bahwa secara organisasi PP itu mendukung Abdillah.

  T : Apa alasa dari PP hingga sampai pada satu keputusan mendukung pasangan Abdillah-Ramli? J : Kita mendukung dengan alasan, Pertama. Kepengurusan disana banyak dari partai yang mendukung Abdillah, contoh; kepengurusan di PP Medan ini banyak duduk di Partai Golkar. Nah, sebagai anggota DPRD dari Golkar. Karena Golkar juga mendukung Abdillah dan disana juga terdapat orang-orang yang duduk di Partai Patriot dan Patriot juga mendukung Abdillah, maka jelaslah suara PP kita arahkan ke Abdillah-Ramli. Itu aja dasarnya. T : Setelah mendukung peran-nyata dari PP untuk mensukseskan pasangan Abdillah itu berupa apa saja? J : Pertama, kita ikut dalam kegiatan kampanye-kampanyenya untuk memeriahkan. Kita masuk dalam Tim Sukses yang ikut dalam perencanaan, pengamanan dan lain-lain. Secara internal di dalam rapat-rapat kita tekankan juga bahwa kita mendukung Abdillah dan kita sampaikan kepada basis kita, kader kita bahwa kita mendukung pasangan ini begitu caranya. T : Dalam Tim Sukses kemarin Pemuda Pancasila berada pada level atau ring keberapa? J : Kalau tidak salah kita ada di level kedua. Dengan demikian kita tahu semua perkembangan yang ada. Pada saat itu kita memang cukup berperan di situ. T : Lebih detilnya lagi, bagaimana proses internal dari PP untuk mensosialisasikan kebijakan organisasi dalam hal mendukung

  Abdillah agar sampai pada basis massa atau anggota-anggota PP? J : Gampang, sangat gampang, kalian tahu bahwa OKP yang paling T : Jadi keputusan organisasi itu tidak dikeluarkan melalui surat? J : Tidak. T : Sebenarnya seberapa se-trategisnya PP ini untuk dilibatkan dalam setiap suksesi kepala daerah atau pun legislatif? J : Sangat strategis, sangat strategis, contoh; kalau kita melihat pada pilkada gubernur yang akan datang andaikan ada keputusan yang mengatakan bahwa 5% atau 3%, katakanlah seperti yang di NAD 3% dari penduduk Sumatera Utara boleh mencalonkan 1 orang, kita sudah pasti bisa mencalonkan. Karena jumlah PP di Sumatera Utara itu jumlahnya 420.000 orang, kalau 3% dari penduduk Sumatera Utara kita sudah pasti bisa mencalonkan. Kemudian silahkan bandingkan kami dengan OKP lain yang ada di Sumut ini. Bahwa kita adalah organisasi pemuda yang sangat eksis di setiap kegiatan. Artinya bahwa apa yang kita sebutkan dan pogramkan memang bisa kita laksanakan. Karena pertemuan kami dengan basis itu sangat sering terjadi. Ini sangat strategis dan ini sangat sulit dilakukan oleh organisasi-organisasi yang lain. Kecuali katakanlah organisasi ormas Islam atau pesantren, pendidikan yang tiap hari bertemu. Jadi kalau kami malah lebih kerap lagi dibandingkan dengan organisasi-organisasi yang lain. Hal inilah yang menjadikan kami cukup strategis dalam segala event yang mengharapkan suara. T : Bercermin dari dukungan PP sewaktu pilkada kemarin, apakah seluruh anggota dari PP itu dijamin telah memberikan suaranya pada Abdillah-Ramli sesuai dengan putusan organisasi?

  J : Kalau memilih kita tentu tidak bisa ukur tapi kalau mendukung kita mendukung. Meskipun ada 1 kecamatan yang mengambil keputusan sendiri untuk berpihak pada Maulana pada saat itu. Dan organisasi memberikan teguran keras kepada mereka.

  T : Lantas bagaiman kita bisa tahu bahwa semua anggota PP itu telah mendukung pilihan dari organisasi? J : Ya.. ini dia sulitnya. Kita hanya bisa ukur orang tersebut datang ke

  TPS tapi logika kemenangan Abdillah yang seperti itu kami yakin bahwa semua kader PP memilih mereka. Karena di daerah basis kita mayoritas suara itu masuk. Daerah yang basisnya longgar itu suara memang kalah tapi yang basis kita suara masuk. Melihat pada pengalama Partai Patriot Pancasila di daerah basis-basis PP dia pasti menang. Tapi di luar daerah basis kalah. Kami yakin bahwa anggota kami itu konsisten dalam menyampaikan suaranya. T : Dalam pemetaan Organisasi ini apakah Medan termasuk dalam kategori wilayah yang menjadi basis PP? J : Biasanya dia tidak merupakan bargain dan dari pengalaman politik saya, ini terletak pada feeling dan keakraban. Kalau kita mendukung seseorang karena kita punya feeling, kita yakin dia menang dan dia akan berikan sesuatu kepada kita. Berikan itu bukan uang tapi kesempatan kerja, ada beberapa proyek/pekerjaan yang ditenderkan kita bisa dapat prioritas di sana. Karena ada di beberapa bagian juga kita tidak menang. Tapi kemudahan itu memang terjadi dan itu memang berlangsung. Jadi kalau ada ”kemacetan” politik atau keamanan dalam satu wilayah kita tahu dan kita berkoordinasi pada Abdillah atau Ramli dan biasanya setelah itu maka selesai. T : Kenapa PP tidak mendukung pasangan Maulana-Sigit? J : Kami cuma berpikir kita mau berpihak pada yang menang dan kami cukup yakin bahwa pasangan Abdillah-Ramli yang akan menang.

  Jadi kami tidak mau dalam posisi yang kalah. T : Kenapa PP tidak percaya diri ketika tadi telah dikatakan bahwa

  Medan adalah basis kuat dari PP, PP mencoba memberi dukungan dan untuk memenangkan orang yang tidak populer? J : Angka kita tidak cukup signifikan untuk memenangkan Maulana, itu jawabannya. Karena jumlah kita di Medan hanya 40.000

  • – 60.000 saja.

  T : Pendekatan apa yang digunakan oleh PP untuk memobilisasi massa guna menghadiri kampanye Abdillah-Ramli? J : Jadi kalau ada kalian denger, PP itu dibayar dulu baru bergerak ini memang betul, tidak kita tutupi itu. Tapi kalau dengan demo yang harus dibayar sekian, baru bergerak itu beda dengan kita. Karena kami adalah semi milisi, jadi kalau ketuanya bilang hari ini kita harus berangkat, Medan datangkan 2000 orang, Siantar datang kan 500 orang, saya tidak ada urusan harus menjelaskan ini, itu. Saya tinggal lihat kemampuan mereka saja. Yang penting transportasi dan konsumsi kita sediakan. Jadi saya tidak akan menerangkan bahwa Abdillah adalah pilihan kita ini, itu dan sebagainya, itu bukan urusan kita, tidak kerjaan kita. Kita hanya cukup katakan bahwa Abdillah itu adalah pilihan kita. Makanya kalau kalian lihat PP ini kok tiap hari perang ya... karena kita tidak sulit. Kalau kita bilang mainkan-ya main. Jadi Kapolsek atau Kanit cukup telepon kita ada apa ini? Kita jelaskan...

  T : Artinya saya ingin katakan sistem instruksi/komando itulah yang berlaku disini? J : Persis, memang itulah dia. T : Jadi pendekatan untuk memobilisasi massa itu?

  T : Apakah dalam rangka memobilisasi massa PP juga dapat atau sering melakukan kekerasan? (untuk pertanyaan ini beliau tidak menjawab)

  T : Apakah PP juga melakukan money politik dalam rangkan mensukseskan pasangan Abdillah?

J : Tidak kita tidak pernah lakukan itu, dan jika pun kita lakukan mereka tidak akan bisa untuk ”membeli” kami. Dan kami juga pasti tidak

  mau, karena harapan kami bukan saat ini tapi nanti setelah dia terpilih maka kami mempunyai hubungan silaturahmi yang kuat, kami punya kader-kader yang PNS, jadi suatu saat bisa kami ajukan. Ini target kita kedepan.

  T : Ketika berada di dalam Tim Sukses apakah PP masuk dengan memiliki konsep untuk mendukung kemenangan atau hanya mengikuti aturan main yang akan di bentuk di dalam Tim Sukses?

  J : pilihan yang kedua, kita tidak ada konsep dan kita jarang mau untuk seperti itu. Kecuali kita memang diangkat sebagai ketua Tim Sukses itu beda lagi. T : Apakah PP juga melakukan loby-loby kepada organisasi lain untuk sama-sama mendukung calon walikota yang didukung oleh PP? J : PP tidak melakukan itu, yang dilakukan oleh PP lebih berorientasi ke dalam saja.

  T : Bagaiman sebenarnya kaitan Partai Patriot dengan Pemuda Pancasila?

  J : Partai Patriot adalah Partai yang dilahirkan oleh Pemuda Pancasila masalahnya pada pemilu kemarin PP masih independen, itu persoalannya yang menjadi repot. Tapi kenyataannya untuk Sumatera Utara PP itu ke Partai Patriot Suaranya. Kalau seandainya semua PP itu Partai Patriot jauh menjadi lebih besar lagi suaranya. Fakta dilapangan tidak begitu karena PP masih independen. Kenapa independen? Karena banyak anggota PP yang berkiprah di partai-partai lain. T : Mengapa PP memiliki gagasan untuk mendirikan sebuah partai?

  Apakah selama ini aspirasi dari PP tidak dapat diakomodir oleh pemerintah atau ada hal lain?

J : Iya itu d ia, lalu yang kedua kita hanya sebagai ”tukang cuci piring”

  saja. Pesta kelar kita hanya kebahagian untuk cuci piringnya saja. Yang menikmatinya orang lain. Kalau di partai patriot kan kita semua yang menentukan siapa-siapa yang menjadi calon legislatifnya.

  T : Apakah PP memiliki kontrol terhadap media? Baik media sebagai institusi atau pun personel wartawannya? kami. Kalau dikatakan kami ikut mengontrol dalam arti yang sebenarnya itu tidak kami lakukan. Tapi kalau kontrol dalam tanda kutip misalnya; satu kali tiba-tiba ada yang berpakaian PP ikut Maulana, kita akan telepon semua koran kami minta itu tidak diekspose. Andai pun ada yang terlepas (pemberitaan yang dimaksud) kami tidak akan bilang apa-apa. Kami cuma katakan dasar perkawanan tadi, misalnya Bang Taruna di Waspada bang itu tidak mengutungkan, itu indispliner. Kita sampaikan begitu pokok- pokok pikiran kita. Tapi kalo memang juga ada yang lepas, kita juga tidak bisa bilang apa-apa karena itu adalah hal di luar kita (maksudnya di luar PP) tetapi kalau mereka melakukan hal yang

  black campaign terhadap Abdillah kami tidak akan datang karena itu bukanlah urusan kami.

  T : Bagaiman kalau pemberitaan itu telah menyangkut internal PP? J : Hal itu yang kami paling benci. Terlebih lagi kalau itu tidak adil. T : Kontrol yang bagaimana ketika pemberitaan telah menyangkut internal PP. J : Pertama, kami telepon baik-baik. Lalu kemudian kalau kita telepon juga enggak, satu contoh kemarin kasus kepada Medan Pos, kita demo saja di depan pintu dengan menggunakan seragam lengkap, sampai pada tingkat itu dan tidak akan pernah kalian lihat PP berpakaian seragam melempari itu mungkin tidak akan terjadi. Kalau terjadi itu tidak akan pakaian PP dan siapapun tidak akan tahu. Kalau kami sudah marah yang betul-betul marah kami tidak akan lakukan itu. Kalau kami lakukan demo yang seperti itu, itu berarti kami masih sayang berarti kami masih mau melakukan ”kontrol” yang benar. Itulah cara yang resmi kami lakukan. Dan jangan harap PP melakukan persidangan itu tidak akan ada dari PP.

  (off the record, meskipun ini sifatnya off the record beliau juga tidak bersedia kalau ini dipublikasikan atau ditulis dalam penelitian ini. Ia mengatakan, kalau kami sudah pada tingkat kemarahan yang benar-benar marah kami memiliki “pengadilan sendiri” dan hanya kami lah yang tahu apa itu”)

  Transkrip Wawancara Ketua Umum FKPPI (Forum Komunikasi Putra/Putri Purnawirawan dan Putra/Putri ABRI) Kota Medan Nara Sumber : H. Martius Latuparisa Jabatan : Ketua Umum FKPPI Kota Medan Tanggal : 17 Oktober 2007

  J : Sebelum kau masuk kesitu terdapat 4 kategori organisasi kepemudaan besar di kota medan, bukan berarti mengecilkan yang lain apakah itu AMPI, IPK, PP, FKPPI, dan kawan2 yang lain. Pada saat Pilpres mungkin keseluruhannya ini bersatu dalam satu tujuan. Tapi dalam pilkada enggak. T ; Satu tujuan maksudnya? J ; Memenangkan satu orang, satu calon. Tapi untuk pilgubsu jelas tidak mungkin sejalan dan bukan tidak mungkin ada terjadinya perkelahian.

  Contoh ketua Golkar akan maju tentu seluruh sayap2 Golkar terutama pemudanya yaitu AMPI akan tanpa pertimbangan membela calon Golkar. Nah, FKPPI setelah pasca reformasi menyatakan diri sebagai independent tidak lagi berafiliasi kepada golongan karya. Apa faktor penyebabnya? karena dari mulai pasca reformasi sampai hari ini mayoritas kader FKPPI yang ada di DPD Golkar itu tidak pernah difungsikan sebagai layaknya pada saat tri karya masih diberlakukan. Masih jalur A, jalur B, berlaku di dalam Golkar. Porsi dan fungsi keluarga besar ABRI itu jelas, birokrat jelas. Tapi setelah habis reformasi semuanya jadi habis. Dan tidak jelas yang terutama tidak jelas FKPPI atau keluarga besar ABRI. Bahkan kalau boleh dibilang, kesan bahwa si Golkar tidak menghargai FKPPI kesannya lebih, gambarannya seperti yang sudah ada. Seperti itu tentunya FKPPI mengambil sikap. Apa sikap yang diambil FKPPI adalah menyampaikan pernyataan sikap netral tidak lagi berafiliasi kepada Golkar. Berkaitan dengan pilkada gubsu dan pilkada2 yang lain nantinya tentu akan terjadi perbedaan sangat mendasar antara pilpres yang lalu, pilkada yang lalu dengan pilkada yang akan datang. Yang akan datang ini maksudnya adalah tahun depan yang tidak lebih tidak kurang tinggal 4 bulan lgi. Nah kalau kita mau mengkaji tentang masa lalu pilkada Kota Medan. Pilkada Kota Medan pada saat itu. Tentang walikota medan. Walikota medan pada saat itu semua orang juga sudah pada tahu kalau ingin maju itu dengan menguasai seluruh apakah partai ataupun golongan. Faktor penyebabnya terserah tanggapan masing2, soal faktor penyebab dan alasan itu bisa diterima atau tidak, itu cerita nanti, tapi kita lihat kenyataannya. Nah, fungsi organisasi pemuda pada saat itu yang kebetulan hampir mayoritas walaupun ada yang ”mendua”, ”mendua” dengan tanda petik menyebelah kepada yang namanya Abdillah-Ramli.

  Tentu secara otomatis terjadi penyatuan sikap diantara semua pemuda. suara itu adalah partai politik. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian daripada pimpinan2 organisasi pemuda ini juga berada dalam partai politik. Nah kalau bicara FKPPI organisasi pemuda yang kadernya paling banyak berada dalam partai politik, sebagai contoh ketua Partai Keadilan Sejahtera itu adalah salah satu unsur pimpinan FKPPI, Ir. Gatot. Kemudian sekretaris Partai Bulan Bintang adalah salah satu unsur pengurus di FKPPI. Saudara Nazrudin ketua Partai Bintang Reformasi Sumut itu adalah ketua FKPPI cabang Labuhan Batu. Nah kalau bicara soal FKPPI itu berada di semua partai bukan berarti tidak ada yang di Golkar. Karena ketua pelaksana Golkar Langkat itu sekarang adalah saudara Eswin Sukarja. Tetapi minimnya kontribusi atau perhatian daripada Golongan Karya itu sendiri kepada FKPPI secara umum menciptakan sikap yang harus diambil FKPPI adalah netralitas sesuai dengan fungsi TNI/Polri. Nah, masalah kemana nanti FKPPI ini dan keluarga besar ? dan aspirasi politik terserah kepada TNI/Polri kalau TNI/Polri memberikan saran dan pendapat untuk kepada partai A itu tanpa bantahan kita harus ikut, diluar daripada mereka2 yang sudah ada partai2 yang lain. Netralitas FKPPI itu sendiri berbeda dengan netralitas yang lain. Netralitas FKPPI membenarkan dan mengizinkan seluruh kadernya untuk berada dimanapun terkecuali Partai Komunis Indonesia. Dia boleh masuk partai agama, dia boleh masuk partai nasionalis, dia boleh masuk demokrat, kecuali partai komunis. T : Secara organisatoris ada tidak pak berupa surat resmi atau himbauan resmi kepada pilkada kemarin untuk memilih calon diantara dua calon walikota kemarin pak?

  J : Selalu tidak ada dan tidak pernah ada. Tapi yang akan datang tetap dan harus ada! T : Artinya himbauan secara resmi itu tidak ada? J : Yang akan datang bersifat perintah bukan himbauan T : Yang akan datang instruksi, kalau yang lalu tidak ada? J : yang lalu lebih kepada kemampuan daripada sang calon untuk memberikan/menunjukkan kemampuannya. Tapi bukan berarti keseluruhannya itu merupakan keputusan organisasi, tidak. Tapi kalau yang akan datang pilgubsu khusus dan pilkada2 yang lain didaerah2 tingkat itu? apa maunya instruksi FKPPI tetap tanpa bantahan mendukung dan memilih sekaligus mengamankan warga FKPPI. Sebagai apapun sebagai wali kota, sebagai gubernur, sebagai bupati dan sifatnya instruksi. T : Kalau cerita dibalik pilkada yang lalu pak, kenapa tidak ada instruksi atau keterlibatan FKPPI untuk mendukunga salah satu calon tertentu, kenapa? dia membawa anggota. Seperti Sekjen FKPPI pada saat itu Yan Surya Dharma menyebelah kepada Maulana Pohan. Nah saya sendiri bersatu dengan beberapa kawan2 menyebelah kepada yang namanya Abdillah.

  Dibenarkan kah itu? Iya dibenarkan selama belum ada petunjuk formal dari FKPPI dan kami tidak pernah berseteru. Walaupun kami berbeda dukungan kami tidak pernah berseteru. T : Sepengetahuan abang dari keluarga besar FKPPI khususnya yang berada di Kota Medan pada pilkada kemarin itu lebih cenderung memilih calon wali kota yang mana? Dan kira-kira secara persentase berapa besar bang?

  J : fifty2 lah, lima puluh-lima puluh. Karena sifat nya tidak instruksi. T : Lantas keterlibatan FKPPI baik secara organisatoris, apa tidak ada diminta secara langsung oleh calon pilkada yang lalu untuk menjadi tim sukses. Atau bagian dari untuk memenangkan mereka?

  J : Pasti ada. Secara individu ada yang dipanggil tapi tidak pernah berani mengutarakan secara organisasi karena kami terpecah pada saat itu.

  Dan organisasi tidak bisa memberikan instruksi kepada kedua kubu yang berbeda. T : Abang sebagai unsur pimpinan pada saat itu, bagaimana menyikapi keadaan pada saat itu? J : Enggak ada. Bukan hal yang luar biasa itu. Karena dua2nya yang muncul karena Cuma dua itu adalah dua orang yang sangat memungkinkan dan dianggap terbaik pada saat itu. Bagian manapun yang menang bagi kami bukan masalah. T : Bagaimana kalau dari sikap keluarga besar FKPPI yang mendua pada saat seperti itu? J : Mendua bukan berarti kami tidak punya pendirian, jangan silap. Ini ada dua pilihan yang sama dengan masing2 kriteria yang sama menurut hemat kami, itu pantas untuk didukung. Kalau memang punya kekuatan yang sama dan pantas didukung mana mungkin kami menyebelah pada yang satu. Makanya yang mana mau sama dia ya silahkan. Yang mana mau sama sana silahkan. Karena dua2nya juga sangat dekat dengan FKPPI baik hubungan secara bermasyarakat maupun dalam sifat nya dalam pertemuan2. T : Lantas bang selain membiarkan anggota untuk memilih sesuai dengan yang mereka inginkan... J : Dalam pilkada yang lalu FKPPI menganut paham demokrasi murni.

  Memberikan kepercayaan kepada siapapun untuk memilih siapa yang dia mau. itulah dia khusus yang lalu. T : Artinya kontribusi nyata pemenangan diantara kedua kadidat itu apa

  T : Pengerahan massa ini bang dilakukan secara persuasif, pendekatan... J : Tidak secara langsung T : langsung yang seperti apa maksudnya...

  J : Seperti adanya kampanye di lapangan merdeka... T : langsung melakukan pengerahan massa untuk mendukung kampanye, lantas pengerahan massa memobilisasi massa untuk ke TPS itu dilakukan secara persuasif, pendekatan atau ada cara lain?

  J : Ya masing2 kedua kubu inikan ada pimpinannya. Ya pimpinannya lah yang bertanggung jawab. Silahkan aja dia bawak massanya. T : Dengan cara... J : Ya terserah mereka... T : Sejauh yang abang ketahui, pada peristiwa kemarin itu, pendekatan apa yg cenderung digunakan FKPPI atau kel besar untuk memobilisasi massa pemilih itu?

  J : Di FKPPI tidak ada bujukan, di FKPPI yang kami sampaikan adalah pertimbangan2. kenapa ini, kenapa itu, kenapa harus begini karena begini. Nah menurut kalian yang mana diantara penyebabnya ini yang menurut kalian pantas yang kalian pilih. Nah silahkan. Seperti itu yang kita sampaikan. T : Apakah Itu dilakukan dalam sebuah forum? Forum diskusi atau rapat resmi? J : Forum diskusi aja... Forum diskusi dalam kelompok2kecil karena dia tidak bersifat instruksi. Kalau ia bersifat instruksi pasti dia forum yang resmi. Tapi karena dia tidak bersifat instruksi maka dia harus sifatnya diskusi.

  T : Kegiatan diskusi seperti itu inisiatif dari siapa bang? J : Tadikan sudah saya jelaskan kita kemukakan 2 orang yang sedang bertarung. Masing2 punya kelebihan dan kekurangan kita kembangkan yang mana kalian pilih. Menurut saya si ini, silahkan. Kau ini silahkan.

  T : Dan itu tanpa ada unsur paksaan dari manapun, inisiatif sendiri? J : Siapa pula yang kami hadapi, kami enggak ada maksa orang. T : Dalam strategi kemenangan calon kemarin itu. Ada tidak bang unsur2 money politik itu dimainkan? J : Kita luruskan dulu persoalan money politik. untuk menjadi ketua wirid yasin pun kalau kau enggak punya uang enggak bisa, apalagi mau jadi calon walikota. Apa bisa kau dengan begini, saya begini, Tuhan begini, lantas jadi. Harus punya sesuatu yang namanya keduniaan. Minimal dipandang dari sudut sosial kau baik. Maka orang percaya sama kau

  politik saya enggak sependapat. Money politik justru ada dipartai2 politik, karena untuk mencalonkan dia harus bayar segini. Di dalam pengerahan massa saya enggak liat itu sebagai unsur money politik. Tentu masyarakat akan memilih untuk melihat, siapa2 yang menguntungkan walaupun hanya sesaat. Kenapa harus seperti itu, iya memang seperti itu........... T : Sedikit saya luruskan yang saya maksud dengan money politik dalam penelitian saya ini adalah partai ataupun organisasi melakukan deal dengan calon seperti ”menjual”, artinya massa kami akan kami berikan ke bapak dengan imbalan jabatan atau nominal tertentu...

  J : FKPPI khusus pilkada yang lalu tidak terlibat langsung secara organisasi. Macam mana menjelaskannya ada ending seperti itu. Kalau adapun mungkin deal2 tertentu yang dilakukan oleh orang2 perorang yang sedang masing2 memimpin tentu tidak deal organisasi deal individu warga FKPPI dengan orang yang dibantu. Secara organisasi eggak karna saya pimpinan dan saya tidak terlibat diantara keduanya. Saya hanya menyarankan selaku pimpinan silakan yang menurut kalian mana yang baik pintar2 kalian apa yang kalian dapat silakan. Maka saya sulit menyatakan dalam sisi organisasi deal apa yang dibuat karna saya nggak pernah buat deal, tapi kalo yang akan datang deal harus sebagian daripada sikap tidak perlu ada deal2 itu bedanya. Entahlah organisasi lain.

  T : Biasanya setahu abang, jika keluarga besar FKPPI terlibat dalam sebuah tim atau pemenangan calon tertentu, mereka biasanya berada pada level atau ring ke berapa dalam kemenangan kandidat2 itu?

  J : FKPPI tidak pernah berada diluar dari ring pertama. Selalu berada dalam ring satu. Masalahnya secara individu bagaimana itu masalah nanti.

  Tapi khusus untuk pilkada yang akan datang FKPPI berada dalam ring satu, jika ada yang lebih tinggi di atas ring satu maka dialah itu. Untuk pilkada yang akan datang FKPPI bersatu. Yang saya dengar ada individu2 yang langsung bertemu dengan masing2 kandidat. Tapi selaku pimpinan saya tidak terlibat diantara keduanya. T : Kemudian bang, jika kita bicara kemarin kaitannya dengan yang akan datang 2009 nanti, sebenarnya se-strategis apa sih FKPPI ini dapat memenangkan calon tertentu? Bagaimana hitung-hitungannya bang?

  J : Jadi FKPPI terdiri dari putra-putri purnawirawan TNI dan Polri termasuk putra putri aktif dan tidak aktif dari TNI/Polri. Putra-putri TNI yang aktif bergabung didalam FKPPI. Bisa anda bayangkan berapa banyak jumlah tentara yang sudah pensiun di SUMUT untuk di Medan, plus polisi yang pensiun belum lagi yang masih aktif dan seluruh saudara-sudaranya, berapa banyak itu. Kalau bisa 50% bersatu dalam satu barisan apapun dimenangkan dan siapapun. 50% aja bersatu dalam satu barisan. Sulit itu bisa dikalahkan orang lain. Diseluruh Sumatera Utara ini ada 49 keluarga2 yang lain. Kita bisa saja menguasai partai politik kalau bersatu dalam satu organisasi. tapi FKPPI setelah pasca reformasi diberikan instruksi untuk netralitas yang tanpa reserve pun, mereka nggak bisa diklaim oleh partai politik apapun. Jelas sekaligus nggak bisa mungkin partai politik apapun. Tapi kalo dilihat seluruh parpol yang ada di republik ini tidak satupun partai politik itu yang tidak melibatkan keluarga besar TNI/Polri itu jawabnya. Jadi kalo strategis yang ditanya secara persuasif aja antara kekeluargaan teman dan kerabat, apalagi kalo panglima mau memberikan sedikit arahan, saya fikir nggak sulit. Begitu juga Kapolda. Kalimatnya adalah paling sedikit Panglima dan Kapolda yang menyampaikan pilihan yang menurut kalian baik. Nah tentu kalimat itu adalah kalimat yang terbaik yang bisa dialamatkan kepada siapa yang sebenarnya yang kalian mau. Nah kita yang dari keluarga besar TNI/Polri tinggal menyampaikan kepada panglima dan kapolda. Berfikir kenapa sih ini, ya kalo sudah itu dilihat kalian dan menangkanlah paling tinggi. Nah kalo sudah satu gabungan panglima dan jendral kapolres menyampaikan seperti itu sama dengan berita. Jadi rugi besar para calon yang tidak melibatkan keluarga besar TNI/Polri. Maka beruntunglah siapa calon bisa membawa keluarga besar TNI/Polri ini dalam barisan.

  T : Karena memang sistem instruksi masih kuat... J : Di dalam batang tubuh FKPPI dan kelurga besar keluarga besar Polri instruksi itu diatas segala2nya kalo adapun persentase melenceng sangat kecil karena instruksi ditegakkan. Loyalitas dalam FKPPI kan berbeda dengan TNI/Polri. Kalo TNI/Polri A katanya kapolri A kata dibawah tapi kalo FKPPI A mungkin bisa jadi C

  T : Kembali ke-indenpendensi lembaga bang, tadi abang bilang lembaga ini pasca reformasi menjadi indenpenden... J : Iya, dalam berpolitik... T : Lantas yang saya tanyakan bagaimana kaitannya dengan lembaga

  TNI/Polri jika dinyatakan indenpenden tentu tidak memiliki kaitan dengan lembaga manapun. Lantas kenapa bisa? Bagaimana ini? J : Ada, ada perbedaan indenpenden yang saya maksud dengan yang anda maksud. Yang saya maksud indenpenden itu ialah adalah tidak berafiliasi kepada parpol manapun kalau pada masa sebelum reformasi FKPPI ini tanpa reserve merupakan bahagian tidak terpisahkan daripada Golkar. Walaupun sudah ada juga dari PDI-P dan PPP. Tapi setelah reformasi kondisi tingkat kedekatan atau komposisi kepengurusan Golkar yang tidak lagi di duduki oleh sebagai ujung tombak Golkar itu sendiri maka keputusan yang diambil FKPPI adalah menarik diri dari legalitas Golkar itu sendiri dan menyatakan indenpenden. Kita ada karena TNI/Polri ada, tanpa TNI POLRI FKPPI tidak ada. Maka enggak mungkin dong FKPPI indenpenden kepada TNI T : Tidak bisa diklaim oleh individu atau kelompok manapun? J : Tidak bisa, siapapun tidak bisa mengklaim FKPPI. FKPPI sendiri sudah punya sikap. Tapi kalau ada instruksi harus A ya A.

  T : Pada Pilkada Medan kemarin secara organisatoris FKPPI tidak ada menyatakan mendukung calon manapun. Dan pada Pilkada Sumutera Utara nanti FKPPI menyatakan menjadi pendukung salah satu calon yang akan maju, kenapa bisa ada perubahan sikap FKPPI seperti itu?

  J : Dari keputusan musyawarah nasional yang baru berlalu dan rapat2 pimpinan secara nasional yang sudah berlalu, baru kira2 seminggu yang lalu, ditegaskan bahwa FKPPI berkewajiban tanpa reserve mendukung dan memenangkan siapapun warga FKPPI yang tampil sebagai kepala daerah pada pilkada masing2. T : Karena kebetulan ada warga FKPPI yang akan maju menjadi calon

  Gubernur Sumatera Utara maka FKPPI harus mendukungnya? J : Bukan kebetulan-bukan kebetulan, memang sudah kita rancangkan T : Kalau boleh lebih jauh lagi saya coba tanyakan bang, apa bargainning

  FKPPI dengan calon itu meskipun dia adalah warga FKPPI sendiri? J : Ada perbedaan FKPPI ini pada saat mendukung warganya dengan

  FKPPI mendukung yang bukan warganya, yang bukan warganya wajib bicara budget. Tapi kalau sudah mendukung warganya itu bicara kewajiban. T : Loyalitas... J : Loyalitas dan mustahil sebagai warga yang didukung dia tidak punya perhatian itu mustahil. Segila apapun manusianya. Itu perbedaannya.

  Tapi kalau dia tidak warga FKPPI wajar aja kalau ada deal2 tertentu atau sharing kekuasaan dan sebagainya. T : Lantas bang secara strategi, apakah FKPPI cukup percaya diri dalam artian hanya mengerahkan keluarga besarnya saja untuk menjadi pendukung calon tertentu atau FKPPI memiliki kesadaran harus melakukan lobby dengan lembaga lain? Kalau memang harus ada melakukan lobby dengan lembaga lain, maka lembaga apa yang dipilih?

  J : Tidak ada satu kekuatan apapun yang mampu berdiri sendiri, tentu bersama dengan yang lainnya, nah bersama dengan yang lain ini, tentu lobby-lobby yang dilakukan berdasarkan kesamaan sisi pandang dan kebetulan kita telah berhubungan dengan berbagai kekuatan pemuda yang ada, ada kesatuan pendapat tentang pandangan pada satu arah, inilah yang kami bina terus-menerus. Dan kebetulan FKPPI ini berhimpun orang- orang dari ”sajadah” sampai ”haramjadah” dari yang paling baik sampai yang paling buruk. Di lingkungan perampok dan narkoba FKPPI yang paling banyak, dikalangan ustad juga tidak tanggung-tanggung, jadi sangat mudah untuk membangun hubungan. hal pemberitaan terkait dengan calon yang didukung oleh FKPPI atau tidak? J : Sampai hari ini kemampuan untuk memberi tekanan itu kita berpotensi besar, cuman belum ada sampai pada tahapan untuk memberikan kontrol seperti itu. Masih diberikan kebebasan kepada semuanya, terutama dalam hal ini adalah KPU, Panwaslu. Tapi apabila mereka kewalahan dan calon kami dianiaya tentu kami akan memberikam pressure.

  T : Terhadap media dan juga wartawannya, apakah ada strategi khusus yang sering dilakukan oleh FKPPI dalam rangka mengontrol dan mempengaruhi tulisan-tulisan mereka dalam rangka mengamankan calon FKPPI?

  J : Media itu sendiri pasca reformasi telah diberikan kebebasan. Tentu memberikan tekanan itu lebih persuasif dan itu akan kami lakukan kalau sampai pada saatnya nanti pihak Panwaslu dan KPU terkesan tidak mau tahu kita akan mengambil satu tindakan yang sifatnya persuasif. Karena apa? Media-media yang menulis ini jugakan punya kepentingan. Nah, kita berharap kepentingan mereka itu tidak merusak kepentingan kita. Siapapun kalau kepentingannya dirusak pasti akan marah tentu semua pasti punya cara untuk mengatasinya. Cuman kita akan coba secara persuasif.

  T : Tekanan persuasif, kalau saya boleh tahu lebih detil lagi, seperti apa tekanan ini?

J : Kalau bahasa kasarnya, ”Enggak bisa kau rubah itu”, ya seperti itu

  Apakah kita datang secara sendiri atau gelombang massa. Nah, kalau gelombang massa, tentu mereka yang dibantu oleh berita itu juga mengerahkan massa, nah, silahkan aparat terkait menyikapi ini bagaimana. Persuasif dalam organisasi kepemudaan inikan sama aja dengan ngancam. Semua pun tahu seperti itu, karena ada bahasa- bahasa, kalimat-kalimat yang tidak boleh dikeluarkan yang hanya boleh dikeluarkan pada tingkat pelaksanaan saja. Apalagi Medan kerajaan OKP, Sumatera Utara inikan kerajaan pemuda.

  Laporan Narasi Wawancara Ketua Umum FKPPI Kota Medan

  Secara organisatoris pada pemilihan umum Walikota Medan tahun 2005 yang lalu FKPPI sebagai salah satu OKP (Organisasi Kepemudaan) terbesar di Kota Medan tidak memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon walikota yang bertarung pada saat itu, yakni; pasangan Abdillah-Ramli dan Maulana-Sigit. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum FKPPI tiga periode berturut-turut H.

Martius Latuparisa, ”Selalu tidak ada dan tidak pernah ada...” meskipun demikian bukan berarti FKPPI tidak ikut berperan dalam perhelatan suksesi kepemimpinan

  orang nomor satu di Kota Medan tersebut. Hampir seluruh anggota/kader FKPPI secara terang-terangan menjadi pendukung kedua pasang calon walikota tersebut. Ini ditunjukkan dengan pengerahan massa pada pelaksanaan kampanye calon yang mereka (anggota) FKPPI dukung. Secara pribadi saudara Martius Latuparisa mendukung pasangan walikota Abdillah-Ramli. Organisasi ini memiliki jalur instruksi dengan TNI/Polri. Dikarenakan Organisasi ini memang sebagai wadah berkumpulnya anak-anak TNI/Polri baik yang masih aktif maupun yang telah purnawirawan. Dikatakan Latuparisa organisasi ini amat strategis guna mendukung calon-calon pemimpin daerah baik yang akan duduk di lembaga legislatif atau pun di lembagai eksekutif terlebih lagi dalam sistem pemilihan umum secara langsung seperti sekarang ini. Ikatan kekeluargaan FKPPI dikatakannya tidaklah sama dengan ikatan keluarga besar lainnya. Ikatan yang terdapat pada FKPPI bersifat instruksional/komando. Dan ikatan ini juga memiliki kader-kader/anggota yang memiliki loyalitas tinggi. Dengan demikian efek domino/berantai (dari anak-ke anak-ke anaknya lagi) diyakini sangat memberikan pengaruh perolehan suara yang cukup signifikan dalam memenangkan kandidat tertentu. Oleh karenanya beruntunglah calon yang didukung oleh FKPPI dan sebaliknya bagi calon yang tidak didukug oleh FKPPI. Ternyata unsur kekerasan yang menjadi identik dengan organisasi kepemudaan ini terlihat jelas ketika ditanyakan tentang bagaiman kontrol atau perlakuan mereka terhadap media. Secara gamblang dan tegas Martius mengatakan bahwa pendekatan yang dipakai secara persuasif oleh OKP adalah pendekatan dengan ancaman. Dengan bahasa yang lantang dan keras ia mengatakan, ”Tidak bisanya kau perbaiki lagi beritamu”.

  Laporan Narasi Wawancara Nama : Uli Tobing Jabatan : Ketua IPK Kota Medan (Uli Tobing): Tanggal : 18 Oktober 2007

  Untuk menjamin keberlangsungan ini, bukan hanya terlibat dalam urusan pemilihan walikota Medan, malah ketika terjadi pergantian Kapolri kepada Sutanto pun, IPK telah menyediakan dana yang cukup besar kepada anggota DPR agar tidak meloloskan Sutanto menjadi Kapolri.

  ”Dukungan politik kepada Abdillah waktu itu adalah, selain karena perintah ’bos besar’, beberapa kegiatan dan area operasional kita didukung oleh Abdillah. Tidak banyak hal yang dapat dimintakan oleh Abdillah, karena proyek-proyek rutin untuk anggota juga harus ada dari beliau (maksudnya Abdillah). Selain itu, secara organisasi IPK harus memiliki peran dalam memenangkan walikota ini, karena kita yakin Abdillah akan menang. Selain cukup dikenal karena telah menjadi walikota juga soal uang dia relatif tidak punya masalah. Dari dulu kita telah menjalin komunikasi dengan beliau meskipun itu hanya di tingkat elit organisasi saja ya. Kita juga nantinya meminta kepada beliau di mana ada lokasi- lokasi yang dipegang oleh anggota kita itu bisa kita pantau melalui dia jika satu saat ada masalah di lokasi itu.”

Beberapa pengurus PP dan IPK sudah sering ”keluar masuk” untuk berurusan dengan kepolisian dan kejaksaan di Kota Medan dalam kasus-kasus perkelahian

  dan perjudian. Untuk beberapa kasus ringan mereka tinggal telepon kapolsek atau kanit setempat untuk menjelaskannya. Bahwa penggunaan dana yang mereka terima ketika pilkada itu adalah untuk operasionalisasi anggota. Dana itu digunakan untuk tranportasi dan uang makan para anggotanya yang berpakaian seragam organisasi bercorak loreng, menandakan milisi sipil. Sebagian besar digunakan untuk pengerahan massa pada saat kampanye dan orang-orang yang berjaga-jaga di beberapa tempat pemungutan suara (TPS).

  Transkrip Wawancara Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan Nara Sumber : Ikrimah Hamidi Jabatan : Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan Tim Sukses Maulana

  • – Sigit

  Tanya : Apakah anda melibatkan organisasi pemuda (PP, IPK, dan FKPPI) dalam Tim Sukses yang Saudara bentuk atau ikuti? Jawab : Tidak Tanya : Bagaimana bentuk keterlibatan mereka? Apa kontribusi mereka? Jawab : Mereka terlibat secara pribadi sebab organisasi masing-masing memiliki kebijakan yang independent Tanya : Seberapa penting, menurut Saudara keterlibatan mereka dalam

  Tim Sukses? Jawab : Sangat penting, khususnya di seksi penggalangan Tanya : Bagaimana Saudara memberikan reward atau imbalan kepada mereka? Jawab : Penghargaan utama adalah menjadikan mereka partisipan tim sukses Tanya : Selama proses persiapan sampai pada tahap pemenangan, hal- hal apa yang menurut Saudara perlu atau tidak perlu dalam keterlibatan mereka?

  Jawab : Perlu sebagai tempat untuk curah pendapat dan mobilisasi massa Tanya : Sebagai pimpinan Tim Sukses dapatkah Saudara jelaskan mengapa organisasi pemuda ini masih berperan dalam situasi politik yang sudah berubah?

  Jawab : Sebab jumlah pemilih pemula masih sangat banyak, apalagi mereka memiliki anggota resmi yang signifikan

  Diskusi Lepas:

  Perlakuan kasar dengan menggunakan kekerasan terutama kepada orang-orang yang mendukung atau menjadi tim sukses Maulana

  • – Sigit sering terlihat di beberapa tempat ketika kedua pendukung lapis bawah ini bertemu. Tim sukses ini lebih mengandalkan pertemuan-pertemuan baik secara formal dan informal diantara tokoh masyarakat setingkat lingkungan seperti ustad dengan murid pengajian, pendeta dengan jemaatnya, tokoh adat lokal dan pertemuan lintas agama serta etnis.

  Laporan Narasi Wawancara Said Abdullah:

  Pandangan mengenai posisi organisasi pemuda di tim sukses: Posisi tersebut dianggap sebagai level kedua atau bagian pelaksana dari rangkaian skenario yang telah disusun oleh level satu tim sukses tersebut. Meskipun berada pada level kedua tidak jarang keputusan-keputusan penting misalnya soal dana yang dibutuhkan oleh organisasi

  • – sebagai dana operasional dalam mendukung keigatan Abdillah – kompensasi yang diberikan, dan lain sebagainya telah diselesaikan antara Abdillah dengan pimpinan kunci organisasi tersebut. Pandangan mengenai sumber dana dan alokasinya: Banyak alokasi dana tim sukses yang juga diperuntukkan bagi kebutuhan operasional organisasi pendukung termasuk untuk OKP seperti Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI. Terkadang kas atau loker uang kosong karena bisa saja kebutuhan yang telah diperkirakan ternyata tidak mencukupi. Mereka yang meminta dana, harus menyampaikan rincian kegiatannya. Ada juga dana yang telah diserahkan dan dikelola oleh parpol pendukung. Nah, untuk ini pihak keuangan juga tidak begitu bisa melakukan audit pemakaian keuangan. Sumber dana yang didapat di tim ini berasal dari pasangan calon kemudian para pengusaha yang bersimpati kepada kami. Sumbernya jelas telah kami laporkan ke KPU secara rutin dan juga telah diaudit berdasarkan ketentuan undang- undang. Karena itu juga, kita selalu meminta rincian bagi setiap organisasi yang memerlukan bantuan dana dari tim ini.

  Pandangan Akademisi Mengenai Pilkada tahun 2005 di Medan Taufan Damanik & Amir Purba

  Taufan Damanik: Pandangan Mengenai Keterlibatan Pemuda dalam Pilkada Medan: Hal ini kemudian memunculkan ide ’pemuda setempat’ yang siap disewa oleh siapapun dan tidak punya rasa keterikatan dengan organisasi manapun.

  Pilihannya untuk melibatkan organisasi pemuda dianggap sebagai bagian dari “simbolisasi politik”. Simbolisasi ini diartikan sebagai bagian dari sikap untuk memuaskan kelompok-kelompok politik di tingkat elit di Kota Medan.

  Amir Purba: Tentunya ini berpengaruh kepada publik untuk menentukan pilihannya kepada calon yang paling sering mereka dengar ketimbang alasan pilihan yang lebih rasional.

  Taufan Damanik:

  Hal ini kemudian memunculkan ide ’pemuda setempat’ yang siap disewa oleh siapapun

  1 dan tidak punya rasa keterikatan dengan organisasi manapun.

  Pilihannya untuk melibatkan organisasi pemuda dianggap sebagai bagian dari “simbolisasi politik”. Simobolisasi ini diartikan sebagai bagian dari sikap untuk

  2 memuaskan kelompok-kelompok politik di tingkat elit di Kota Medan.

  Amir Purba:

  Tentunya ini berpengaruh kepada publik untuk menentukan pilihannya kepada calon

  3 yang paling sering mereka dengar ketimbang alasan pilihan yang lebih rasional.

  Said Abdullah:

  Posisi tersebut dianggap sebagai level kedua atau bagian pelaksana dari rangkaian

  4 skenario yang telah disusun oleh level satu tim sukses tersebut.

  Meskipun berada pada level kedua tidak jarang keputusan-keputusan penting misalnya soal dana yang dibutuhkan oleh organisasi

  • – sebagai dana operasional dalam mendukung keigatan Abdillah – kompensasi yang diberikan, dan lain sebagainya telah

  5 diselesaikan antara Abdillah dengan pimpinan kunci organisasi tersebut.

  ”Banyak alokasi dana tim sukses yang juga diperuntukkan bagi kebutuhan operasional organisasi pendukung termasuk untuk OKP seperti Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI. Terkadang kas atau loker uang kosong karena bisa saja kebutuhan yang telah diperkirakan ternyata tidak mencukupi. Mereka yang meminta dana, harus menyampaikan rincian kegiatannya. Ada juga dana yang telah diserahkan dan dikelola oleh parpol pendukung. Nah, untuk ini pihak keuangan juga tidak begitu bisa melakukan

  6

  audit pemakaian keuangan.” ”sumber dana yang didapat di tim ini berasal dari pasangan calon kemudian para pengusaha yang bersimpati kepada kami. Sumbernya jelas telah kami laporkan ke KPU secara rutin dan juga telah diaudit berdasarkan ketentuan undang-undang. Karena itu juga, kita selalu meminta rincian bagi setiap organisasi yang memerlukan bantuan dana

  7

  dari tim ini”

  Uli Tobing:

  Untuk menjamin keberlangsungan ini, bukan hanya terlibat dalam urusan pemilihan 1 walikota Medan, malah ketika terjadi pergantian Kapolri kepada Sutanto pun, IPK telah

  Wawancara dengan Taufan Damanik di Medan, akademisi dan anggota Tim Sukses Medan Madani 2 Centre (MMC) yang dibentuk oleh Abdillah, 17 Oktober 2007.

Dokumen yang terkait

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

5 116 193

Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok)

4 96 149

Arus Komunikasi Vertikal Pada Organisasi Sapma Pemuda Pancasila USU (Studi Deskriptif Kualitatif Arus Komunikasi Vertikal Pada Organisasi Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Universitas Sumatera Utara)

3 83 111

Peranan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Organisasi (Studi Deskriptif tentang Peranan Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga)

5 86 137

Pedoman Tata Bangunan Di Jl. Pemuda Medan

3 50 364

Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (Studi Deskriptif pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun)

4 97 99

Dinamika Sosial Politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera Utara

4 104 162

Peran Organisasi Pemuda Pengajian Miftahul Jannah Dalam Menumbuhkan Sikap Keagamaan Remaja Di Kampung Jati Parung - Bogor

0 3 88

Hubungan kredibilitas Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Jawa Barat Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila terhadap loyalitas dikalangan anggota Pemuda Pancasila Kota Bandung :(studi korelasi kredibilitas Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Jawa Barat Organisasi M

0 12 63

View of Peran Organisasi Kepemudaan Dalam Meningkatkan Pemahaman Wawasan Nusantara Di Kalangan Pemuda Indonesia

0 0 9