KOMUNIKASI KYAI-SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA MANONJAYA TASIKMALAYA DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN : Suatu Upaya Pengembangan Pola Komunikasi Guru-Murid Dalam Pendidikan Umum.

KOMUNIKASI KYAI-SANTRI DI PONDOK PESANTREN
MIFTAHUL HUDA MANONJAYA TASIKMALAYA
DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN

(Suatu Upaya Pengembangan Pola Komunikasi Guru-Murid
Dalam Pendidikan Umum)

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tens
Program Pascasarjana IK3P Bandung
Untuk Memenuhi Syarat Penyelesaian
Studi pada Program S2 Pendidikan Umum

Oleh

SYAHIDIN
9132389/XXHI-15

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM PASCASARJANA IKIP BANDUNG

1994

Disetujui untuk ujian tahap II
Oleh

:

KrofT^R^_H^wFT^^awad_Dahlan
Pembimbing I

DR. H. M* £sa_Sul aeman
Pembimbing II

Disetujui dan Disahkan
Oleh

:

L_DRL_H^_M^_Djawad_Dahlan
Direktur Pascasarjana


IKIP Bandung

DR.

H.

M*

I sa Sul aeman

Ketua Program Pendidikan Umum
Pascasarjana IKIP Bandung

DAFTAR PENGUJI

1.

PROF.


DR.

H.

2.

PROF.

DR.

ROCHMAN

3.

PROF.

DR.

H.


4.

PROF.

DR.

NURSID SUAATMADJA

5.

DR.

MOH.

ISA

MOH.

DJAWAD DAHLAN


NATAATMADJA

DJAMARI

SOELAIMAN

DAFTAR ISI

MUQODIMAH

,..,,.,,,,,...

i

UCAPAN TERIMAKASIH

iv

DAFTAR ISI


X

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

BAB

II

xiii

PENDAHULUAN

....."

1

A.


Latar Belakang Masalah

1

B.

Fokus dan Pertanyaan Penelitian

8

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

9

D.

Definisi Oprasional


11

E.

Lokasi

13

KONSEP

Penelitian

PENDIDIKAN UMUM

DAN KONSEP

PENDIDIKAN PONDOK PESNTREN

A.


B.

16

Konsep Pendidikan Umum

16

1.

Pengertian Pendidikan Umum

16

2.

Tujuan Pendidikan Umum

22


3.

Situasi Pendidikan

4.

Komunikasi

dalam

dalam Pendidikan

Pendidikan

Umum

28

Umum


31

Konsep Pendidikan Pondok Pesantren

1. Latar Belakang Sejarah Lahirnya Pesantren

38

....

38

2.

Pengertian Pondok Pesantren

43

3.

Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren

46

4.

Tipologi Pondok Pesantren

49

x

BAB III

BAB IV

METODE PENELITIAN

54

A.

Metode Kualitatif

54

B.

Sumber Data dan Lokasi

C.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian

59

81

D. Langkah-langkah pengumpulan data

64

E.

Instrumen Penelitian

67

F.

Pelaksanaan

68

Penelitian

DATA HASIL PENELITIAN

71

A. Pembinaan Kepribadian di Pesantren Miftahul Huda....71
1.

Letak Geografis Pesantren Miftahul Huda

2.

Riwayat Singkat Pendiri dan Berdirinya
Pesantren

B.

Miftahul

Huda

71

74

3.

Tujuan Pendidikan Pesantren Miftahul Huda

79

4.

Sistem Pendidikan

84

5.

Suasana di

Pesantren

Pesantren

Miftahul

Miftahul

Huda

Huda

95

Komunikasi Kyai-Santri di Miftahul Huda

100

1. Komunikasi Kyai dengan Santri

100

2. Komunikasi Kyai de'ngan Anggota Dewan Kyai

BAB V

dan Keluarga

110

3.

Komunikasi Kyai dengan Alumni

117

4.

Komunikasi Kyai dengan Orang Tua Santri

120

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1.

Penataan

Situasi Pendidikan

Miftahul

Huda

122

di

Pesantren

122

1. 1 Penataan lingkungan Fisik

125

1.2 Penataan

130

lingkungan non Fisik

1.3 Ketauladanan Kyai

133

XI

2.

Komunikasi

Miftahul

Pesantren

Huda

2. 1 Momen

BAB VI

Pendidikan di

135

Fisik

139

2.2 Momen Psikologis

141

2 .3 Momen Sosio Budaya

142

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

144

A.

144

Kesimpulan
1.

Pendidikan

2.

Pembinaan Kepribadian di Pondok Pesantren
Miftahul

Umum di

Pondok

Pesantren

Huda

149

2.1 Pola Pembinaan Kepribadian

149

2.2 Pola Peng ajar an

153

2.3 Pola Pengkaderan Calon Kyai
3.

B.

144

, . . . . 154

Komunikasi Kyai- Santri di Minfahul Huda

...

3.1 Prinsip Komunikasi Kyai-Santri

156

3.2 Pola Komunikasi Kyai-Santri

161

Rekomendasi

1.

16 o

Rekomendasi Bagi Pengembangan Pendidikan
Umum

2.

Rekomendasi Bagi Pengembangan

165

Pondok

Pesantren

3.

156

Rekomendasi Bagi Penelitian Selanjutnya

Dafiar Pustaka
Lampiran-Lampiran

170

....

178

180

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

No

1

Peta lokasi desa Kalimanggis

LAMPIRAN

No

2

Peta Lokasi Pesantren

LAMPIRAN

No

3

SK Pembimbing dan idzin Penelitian

LAMPIRAN

No 4

Foto-foto situasi,

Miftahul

kondisi,

dan

Huda

aktivitas

di Pesantren Miftahul Huda Manonjaya

xm

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam

penyusunan

kebijakan-kebijakan

dengan masalah pendidikan di Indonesia,
diartikan

sebagai

usaha

yang

yang

berkenaan

pendidikan

disadari

cenderung

untuk

membantu

perkembangan peserta didik ke arah kedewasaan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diberikan
sengaj a oleh pendidik kepada peserta didik,

secara

seperti dinyatakan

dalam Undang-Undang Sistern Pendidikan Nasional pasal 1 sebagai
berikut

:

"Pendidikan

diartikan

sebagai

usaha

sadar

untuk

menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan,
pengajaran,
dan/atau
latihan
agar
mereka
mampu
berperan

Rumusan
pendidikan

pada jamannya.

di

atas

senantiasa

perubahan yang
keterampilan,

mengandung
mengarahkan

pengertian
tujuannya

bahwa

usaha

kepada

suatu

terjadi pada peserta didik berupa pengetahuan,
kebiasaan, dan sikap, agar peserta

didik

mampu

hidup mandiri.

Upaya

mencapai

tujuan

tersebut

dilakukan

melalui

pembinaan dan pengembangan makna-makna esensial•yang dimiliki

oleh setiap manusia, dengan cara mendidikkan

dan

mengajarkan

nilai-nilai tertentu yang berlandaskan keimanan dan

ketaqwaan

Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karena

kepada

pendidikan

manusia,

itu

maka

dilakukan

penjelasan

pembimbingan} cara membimbing,

dan peserta didik;

dan

ditujukan

hakekat

materi

pembimbingan, apa tujuannya, dan

oleh

yang

bagaimana

perbuatan

disaj ikan

hakekat

dalam

pendidik

itu semua mengacu pada pandangan dasar para

perancang pendidikan tentang manusia.

Para

perancang.

pendidikan

di

manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
untuk berkembang

berperan

secara

sebagai

optimal.

upaya

untuk

Indonesia

yang

Maka

menempatkan

memiliki

pendidikan

mengarahkan

dan

potensi
di

sini

membimbing

potensi manusia tersebut ke arah terbinanya kepribadian secara
utuh agar mencapai predikat manusia seutuhnya.

Sekaitan dengan definisi,
dalam

mencapai

predikat

tujuan, dan

manusia

upaya

seutuhnya,

pendidikan

M.I.Soelaiman

(1988:5) mengatakan:

Salah
satu
upaya untuk mencapai
manusia
seutuhnya
adalah melalui pendidikan yang tidak hanya menyangkut
salah
satu
aspek
kepribadiannya,
melainkan
yang
menyentuh keseluruhannya secara merata dan
umum
Suatu Pendidikan

Umum.

Pernyataan di atas mengandung pengertian

Pendidikan Umum

merupakan

umunya, programnya

bagian

diarahkan

pada

daripada
pembinaan

bahwa

program

pendidikan
seluruh

pada
aspek

kepribadian

peserta

didik

pendidikan yang membina

secara

salah

merata,

satu

bukan

aspek

program

kepribadian

yang

mengarah kepada kemampuan spesialisasi.
Oleh

karena

itu

garapan

persoalan-persoalan mendasar

untuk

membina

sikap,

yang

peserta

perubahan-perubahan

Pendidikan
bersifat

didik

dalam

umum,

ada1ah
bertujuan

ke

arah

terjadinya

mereka

berupa

pengertian,

dimiliki

oleh

diri

perilaku yang semestinya

Umum

setiap

warga

negara Indonesia.

Melalui

program

Pendidikan

Umum

inilah

seluruh aspek kepribadian peserta didik dapat
optimal sehingga

beriman dan

mereka

bertaqwa,

memiliki pengetahuan,

tampil

mampu

sabagai

hidup

keterampilan

terbina

pribadi

mandiri,
dan

diharapkan
secara

utuh

karena

kualitas

yang

mereka

sikap

yang

positif.

Upaya untuk mencapai tujuan

Pendidikan

Umum

diselenggarakan dalam situasi pendidikan tertentu,
komunikasi

guru

konsisten,

karena

tindakan

murid

komunikasi

berlangsung

pendidikan
yang

pada

secara

dasarnya

dimaksudkan

di

atas,

di '

mana

intensif

dan

adalah

untuk

suatu

mempengaruhi

perkembangan pribadi peserta didik secara optimal.

Komunikasi yang intensif dan konsisten akan menghasilkan
sikap mandiri dan disiplin,

seperti dikatakan oleh

G-risanti,

bahwa tidak ada pendisiplinan yang

efektif

et al.

(1990:86),

tanpa komunikasi yang efektif pula,

dan cara

Mary

Lee

disiplin

yang baik merupakan hasil komunikasi pendidikan yang jelas dan
konsisten.

Oleh

karena

itu

esensi

pendidikan terletak pada

seberapa

dengan peserta didik dapat
konsisten dalam suasana
tanggung jawab,

dari

keberhasilan

jauh

berlangsung

yang

harmonis,

tindakan

komunikasi

secara

pendidik

intensif

dinamis,

dan

sehingga pesan-pesan pendidikan dapat

dan
penuh

dicerna

oleh peserta didik dengan penuh kesadaran dan keinsyafan.
Dalam pembinaan pribadi anak,
sehat dapat berfungsi sebagai suatu

keluarga

yang

lembaga pendidikan,

lingkungan keluarga mempunyai peran yang cukup
mempengaruhi
pertama dan

pribadi.
utama

Keluarga

dalam

merupakan

membina

baik

sebab

dominan

dalam

lembaga

kepribadian

dan

paling

anak

sebelum

yang

membina

lembaga pendidikan formal ataupun non formal.
Selain keluarga banyak lembaga pendidikan

dan

mengembangkan

kepribadian

anak

secara

optimal,

di

antaranya adalah lembaga pendidikan Pondok Pesantren.
Lembaga pendidikan

sekarang ini,
Indonesia

pondok

merupakan salah satu

yang

lahir

jauh

pesantren

yang

kita

kenal

lembaga pendidikan Islam di

sebelum

sistern

persekolahan

bereksistensi di Bumi Nusantara (Djamari,1985:85) . Lembaga ini
telah lama mengembangkan suatu tindakan komunikasi guru murid

yang intensif,
utuh.

Program

konsisten dalam suatu situasi
pendidikannya

diarahkan

pada

pendidikan
pembinaan

yang
dan

pengembangan seluruh aspek kepribaian santri

(peserta

didik)

berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.
Pada

umumnya

pendidikan

Pondok

Pesantren

tidak

mencantumkan

rumusan tujuannya secara terlulis, hal ini dapat

kita

karena

fahami

pesantren

sebagai

lembaga

tradisional memang tidak memerlukan legalitas

pendidikan

secara

formal.

Oleh karena itu berdirinya pesantren pada mulanya tidak pernah

dihubungkan dengan tujuan-tujuan tertentu dalam suatu lapangan
kerja

atau

untuk

meraih

tingkat

jabatan

tertentu

dalam

pesantren

secara

hirarhis sosial atau birokrasi kepegawaian.

Untuk

pasti,

mengetahui

tujuan

pendidikan

salah satu jalan yang dapat ditempuh ada1ah dengan cara

bagaimana memahami fungsi-fungsi yang diperankan dan aktivitas

yang dilakukan kyai dalam membina pesantren.
fungsi yang diperankan kyai di

menyebutkan,

bahwa

adalah terbinanya

tujuan

pesantren,

ideal

kepribadian

dari

santri

muslim yang utuh berlandaskan keimanan

Allah Swt.

Kafrawi

(1984:43 )

pendidikan

pesantren

agar
dan

menjadi
ketaqwaan

Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk

insan-insan yang Tafaquh Fiddin.
muslim

Sehubungan dengan

yang

memiliki

yaitu suatu

pengetahuan

agama

memiliki semangat pengabdian yang tinggi

sebagai

kepada

menyiapkan

kelompok
yang

pribadi

luas

pemuda
serta

pencerminan

pribadi yang utuh pendukung utama ajaran Islam.

Sementara itu Abdurahman Shaleh dkk,
dari aktivitas yang dilakukan kyai

dalam

(1982:35)
membina

menyimak
pesantren,

menunjukkan bahwa tujuan pendidikan

untuk membina kepribadian

santri

pondok

secara

pesantren

utuh

adalah

agar

seorang muslim yang mengamalkan ajaran Islam serta

menjadi

menanamkan

rasa keagamaan dalam setiap aspek kehidupannya.

Untuk mencapai tujuan di atas,
pesantren

dilakukan

dalam

suatu

dilakukan,

karena sistem asrama

maka

program

sistem

asrama.

memberikan

besar untuk membina komunikasi

yang

intensif

Dalam sistem asrama

mereka

situasi

di

suatu

Hal

ini

kesempatan

antara guru dengan murid.

hidup

pendidikan

tertentu,

dan

konsisten

selama

di

lebih

24

mana

jam

proses

pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan secara terus menerus
dan terpadu.

Keterpaduan antara
sangat penting

peserta didik,

artinya

proses
dalam

pendidikan
upaya

dan

pengajaran,

mewujudkan

kepribadian

seperti dikatakan Presiden

RI

Bapak

Soeharto

dalam sambutannya pada acara pembukaan Musyawarah Nasional
IV Ikatan Pondok Pesantren NU
bahwa

di

Jakarta

31

Januari

ke

1994,

:

Pondok

pesantren

merupakan

lembaga

pendidikan

yang

sangat
ideal.
Di
sini
peserta
didik
tidak
hanya
mengikuti
kegiatan
pengajaran
pada
jam-jam
be 1ajar

saja, tapi juga mengalami
proses
pendidikan
di
luar
jam-jam
belajar.
Bahkan
dalam
pondok
pesantren,
pendidikan
sekolah
dan
luar
sekolah
benar
benar
menyatu.
Keterpaduan
proses
mengajar
dan
mendidik
sangat
penting
untuk
membina
generasi
bangsa
yang
berilmu
sekaligus
berakhlak.
(Republika
1
Februari
1994).

Keterpaduan

dalam

proses

pendidikan

dan * pengajar an

seperti dikatakan Presiden Soeharto,
sistem

pendidikan

dilakukan

dalam

pesantren,

suatu

di

situsi

merupakan ciri khas
mana

proses

yang

utuh,

pula,

karena pendidikan di pesantren

pendidikan

di

berlangsung komunikasi antara kyai dengan santri

dalamnya

secara

merupakan

dari

proses

utuh
hidup

itu sendiri bagi para santri.

Situasi semacam itu memungkinkan proses komunikasi
murid dapat berjalan secara
dapat

mempercepat

intensif

penghayatan

dan

dan

efektif,

pengamalan

guru

sehingga

nilai-nilai

pendidikan yang ditanamkan oleh kyai kepada santri.
Upaya pendidikan yang terjadi
guru hanya dirasakan hadir

dalam

saat

ini,

kontek

kehidupan

apabila fisiknya hadir (present in present),

lebih parah lagi di

mana

hadir oleh muridnya

dalam

guru

belajar

umumnya
muridnya

bahkan ada

yang

dirasakan

tidak

seolah-olah

proses

pada

mengajar

padaha1

fisiknya hadir.

Sementara
khususnya

di

itu

dalam

pondok

pesantren

Manonjaya Tasikmalaya,

kehidupan santrinya,

kontek

kehidupan

dunia

Salafiyah

pengaruh

kyai

di mana kyai

santri

pendidikan

sekalipun

Miftahul

Huda

dominan

dalam

hadir

dalam

sangat

mampu

selalu

fisiknya

pesantren,

tidak

hadir

(present in absent).
Melihat fenomena di atas,

maka timbul suatu permasalahan

Apa yang terjadi di pondok pesantren Miftahul Huda Manonjaya

dalam membina kepribadian santri sehingga Kyai mampu selalu
hadir

dalam

semua kontek kehidupan santrinya ? ".

Berdasarkan permasalahan
komunikasi

Kyai-Santri

di

di

pesantren

membina kepribadian merupakan
dalam

rangka

Pendidikan

B.

atas

mengembangkan

suatu

maka
Miftahul

hal

komunikasi

yang
guru

tentang

Huda

dalam

perlu

dikaji

murid

dalam

Umum.

Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Untuk mempertegas

masalah

penelitian

suatu fokus kajian yang lebih terarah dan

yang

studi

jelas,

sehingga

diharapkan

ini,

diperlukan

pembatasan

penelitian

menghasilkan suatu kajian yang mendalam, bukan

masalah

ini
hanya

dapat
melihat

fenomena yang tampak saja namun ingin melihat lebih jauh

dari

itu. Untuk itu penelitian ini difokuskan pada upava-npavR vang
dilakukan kyai dalam

membina

kepribadian

santri

di

pondok

pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalava.

Oleh

karena

kepribadian

dibatasi

itu

pada

pembahasan

masih

aspek

sangat

Komunikasi

masalah

luas,

upaya

maka

kvai-santri

pembinaan

penelitian

daiam.

ini

rangka

membina kepribadian.

Sebagai bahan acuan

pembatasan masalah dipandu
penelitian berikut

ini

;

dalam

oleh

penelitian

ini,

fokus

pertanyaan-pertanyaan

dan

pokok

1. Situasi pendidikan yang bagaimana yang diciptakan kyai

di

pesantren Miftahul Huda ?,

2. Komunikasi

kyai-santri

yang

bagaimana

yang

terjadi

di

pesantren Miftahul Huda dalam membina kepribadian santri ?

3. Bagaimana keterkaitan konsep Pendidikan Umum dengan

konsep

Pendidikan Pesantren dalam upaya pembinaan kepribadian ?.
Pertanyaan-pertanyaan

pokok

penelitian

di

dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini
a. Bagaimana cara kyai menata situasi pendidikan di

atas

:
pesantren

Miftahul Huda dalam membina kepribadian santri ?,
b.

Komunikasi

kyai-santri

yang

bagaimana

yang

terj adi

di

pesantren Miftahul Huda dalam membina kepribadian ?,

c. Di mana

keterkaitan

konsep

pendidikan

pesantren

dengan

konsep Pendidikan Umum ?,

d.

Bagaimana kaitan komunikasi kyai-santri di pesantren dengan
komunikasi guru murid dalam rangka Pendidikan Umum ?.

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan

diuraikan di atas,

latar belakang dan fokus masalah yang

bahwa

tujuan

utama

dari

penelitian

telah

ini

diharapkan:

1. Mendapatkan informasi yang jelas tentang

Salafiyah Miftahul Huda Manonjaya,

Pondok

Pesantren

10

2. Mendapatkan gambaran

yang

jelas

tentang

pola

pembinaan

kepribadian di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya,
3. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang

penataan

situasi

pendidikan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya,
4.

Menemukan prinsip-prinsip dasar

komunikasi

pendidikan

di

Pondok Pesantren,

5. Menemukan karakteristik komunikasi guru-murid dalam membina
kepribadian,

6. Menemukan

gagasan-gagasan

baru

tentang

pola

komunikasi

pendidikan dalam membina kepribadian,

Untuk mencapai tujuan

utama

penelitian

ini,

peneliti

Pesantren

Miftahul

berusaha mengungkap:
a.

sejarah pendiri dan berdirinya

Pondok

Huda Manonj aya,

b. tujuan pendidikan Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya,
c.

letak geografis,

penataan

lingkungan fisik dan non fisik di

Pesantren Miftahul Huda,
d.

suasana kegiatan rutin di pesantren Miftahul

e.

landasan pemikiran kyai dalam menata situasi pendidikan,

f.

pola

komunikasi

kyai

dengan

santri

Huda,

dalam

membina

kepribadian.

Dari hasil penelitian ini

manfaat bagi

pengembangan,

diharapkan

pengayaan

dan

dapat

perluasan

Pendidikan Umum di Indonesia, berkenaan dengan:
a. pola kepemimpinan dalam Pendidikan Umum,

memberikan

konsep

11

b. kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaan Pendidikan Umum,
c. pengembangan kurikulum Pendidikan

Umum,

d. pengayaan metodologi dalam Pendidikan Umum, dan
e. pola komunikasi edukatif dalam Pendidikan Umum.

Di samping itu, manfaat lain yang

penelitian ini adalah perluasan konsep
yang

digali

dari

budaya

bangsa

nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan

akan

diperoleh

pembinaan

Indondesia

kepada

dari

kepribadian
berlandaskan

Allah

SWT,

serta

akan terjalin hubungan harmonis antara kaum santri dengan kaum

akademisi sehingga terjadi interaksi

positif

pendidikan formal dengan lembaga pendidikan

antara
yang

lembaga

tumbuh

dan

berkembang di tengah-tengah masyarakat pedesaan.

D.

Def i ni s i

Oper as i onal

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti dalam thesis
ini, ada beberapa istilah
beberapa pengertian,

yang

dapat

ditafsirkan

sehingga dikhawatirkan

akan

ke

dalam

menimbulkan

penafsiran yang salah.

Untuk menghindari kesalah fahaman dalam menginterpretasi
istilah-istilah yang

digunakan,

dan

untuk

penelitian ini, istilah-istilah tersebut

menata

perlu

konstruk

didefinisikan
r

secara operasional,

yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi Pendidikan Umum, adalah

balik antara

guru

dengan

murid

suatu

dalam

hubungan

bentuk

timbal

perilaku.

12

pembicaraan atau nasehat-nasehat guru kepada muridnya dalam
upaya

membina

seluruh

aspek

kepribadian,

dengan

cara

mendidikkan nilai-nilai esensial yang sangat mendasar
ada pada diri manusia agar

nilai

tersebut

yang

menyatu

dalam

2. Komunikasi Kyai-Santri, adalah suatu hubungan timbal

balik

semua kontek kehidupan peserta didik.

antara kyai

dengan

pembicaraan,

atau

santri

baik

dalam

nasehat-nasehat

sebagai upaya dalam

menyampaikan

bentuk

kyai

perilaku,

kepada

pesan-pesan

santri

pendidikan.

Upaya tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan
tingkah

laku

santri

ke

arah

terbinanya

kepribadian.

Upaya-upaya yang dilakukan Kyai tersebut bisa dalam

penataan situasi pendidikan,

Kyai

terhadap

kebijakan-kebijakan

lingkungan

segenap

fisik,

perilaku

sivitas

yang dibuatnya, dan

pesantren,

bisa

bentuk kata-kata yang dilontarkannya baik

bentuk

pula

secara

dalam

langsung

maupun tidak langsung.

3. Pendidikan

umum,

adalah

mengarahkan

tujuannya

kepribadian

siswa

:1988:5), bukan

suatu

kepada

secara

program

program
pembinaan

merata

pendidikan

dan

pendidikan

yang

seluruh

aspek

umum

diarahkan

pada

kemampuan spesialisasi. Pembinaannya dilakukan dengan

cara

mengembangkan makna-makna

diri

esensial

yang

(MI.Soeliman

yang

ada

pada

manusia, seperti dikatakan oleh Philip H. Phenix,

(1984:5)

"General Education is the process of'engendering

essential

13

meanings".

Menurut

Phenix,

ada

enam

bentuk

makna

esensial pada diri manusia yaitu makna symbolics,

esthetics.,

4.

Pola

synnoetics,

Komunikasi,

ethics,

adalah

yang

empirics.

dan synoptics.

suatu

kerangka

langkah-langkah dalam berkomunikasi untuk

yang

memuat

mencapai

tujuan

komunikasi,

5.

Pondok Pesantren Miftahul Huda

Manonjaya,

adalah

Lembaga

Pendidikan Islam yang berpola pada pemikiran-pemikiran para

ulama salaf,

karena itu pesantren ini disebut

pesantren salafiyah.

pula

pondok

Salah satu kekhususan yang dimilikinya

adalah mempertahankan

nilai-nilai

lama

yang

baik,

dan

mengambil nilai-nilai yang baru yang lebih baik.

Sedangkan

Miftahul Huda adalah sebagai

dan

Manonj aya

di

Kabupaten

merupakan

nama

kecamatan

nama
yang

lembaga
terletak

Tasikmalaya Jawa Barat.

E.

Lokasi

Penelitian

Di antara sekian banyak pondok pesantren

di

seluruh

peloksok

tanah

air

Indonesia,

yang

tersebar

Miftahul

Huda

Manonjaya merupakan salah satu pondok pesantren Salafiyah yang
dikatagorikan sebagai pesantren salafiyah terbesar saat ini di

Jawa Barat. Lembaga ini berdiri pada tanggal 7

Agustus

1967,

didirikan oleh seorang Kyai bernama

K.H.Khoer

Affandi,

sehari harinya dipanggil Ua ajengan.

Ua adalah panggilan Akrab

yang

14

bahasa

sunda

sebagai

panggilan terhadap

kakak

orang

bapak,

yang

tentang ajaran agama Islam.

dan

Aj engan

dipandang

banyak

sebagai

mengetahui

Lembaga ini secara yuridis

di bawah sebuah Yayasan bernama

Yayasan

Miftahul

berada

Huda

yang

berbadan hukum NO.34/PN/67/AN dengan Notaris Ryono Ruslan.
Berdasarkan hasil kaj ian dari penelitian

hasil pengamatan peneliti terhadap fenomena
dunia pendidikan pondok

pesantren

pengamatan

pondok-pondok

langsung

ke

sebagai observasi awal,

dewasa

terdahulu

yang
ini,

pondok pesantren Miftahul Huda
pertimbangan sebagai berikut

terjadi
serta

pesantren

maka lokasi penelitian
Manonjaya

dan

di

hasil

tradisional

ditentukan

Tasikmalaya

di

dengan

:

a. Miftahul Huda merupakan Pondok Pesantren Salafiyah terbesar
saat ini di Jawa Barat.

muda,

Dalam usianya

yang

relatif

masih

telah mampu bekembang pesat sehingga jumlah santrinya

mencapai 3000 orang,

terdiri atas santri pria

Para lulusannya sudah banyak yang mampu

dan

wan ita.

mendirikan

pondok

pesantren.

b.

Belum

pernah

ada

yang

kyai-santri di Pondok

meneliti

Pesantren

tentang

Miftahul

komunikasi

Huda

Manonjaya

dalam membina kepribadian santrinya.

c.

Pondok

Pesantren

Miftahul

Huda

memiliki

komunikasi edukatif kyai-santri dalam membina

suatu

pola

kepribadian.

Salah satu langkah dari pola komunikasi kyai-santri,

mereka

memanggil kepada Kyai

bahasa

Sepuh

Ua

(panggilan

akrab

15

sunda).

Akan tetapi di balik keakraban itu,

tetap terjaga,

apapun yang

dikatakan

Ua

kewibawaan kyai
ajengan

seperti

tidak ada pilihan lain kecuali mentaatinya.

d.

Pondok

Pesantren

pembinaan dan

Miftahul

penyebaran

Huda

memiliki

kader-kadernya

suatu

sehingga

pola

sampai

saat ini telah memiliki tidak kurang dari 600 buah cabang
yang dikelola oleh para alumninya dan tersebar
tanah air Indonesia,

pelosok

terutama di wilayah Jawa Barat.

e. Di tengah-tengah derasnya perkembangan
dan kemajuan IPTEK,

di

pondok pesantren

tetap bertahan dengan pola kuno,

budaya
Miftahul

masyarakat,
Huda

masih

dan diminati masyarakat.

BAB III

METODE



Metode

PENELITIAN

Kualitatif

Keberhasilan suatu

penelitian

metodologi yang digunakannya.

banyak

ditentukan

oleh

Karena itu metodologi penelitian

perlu ditetapkan berdasarkan sifat masalah,

kegunaan dan hasil

yang hendak dicapai.

Berdasarkan

permasalahan

yang

akan

diteliti,

maka

penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
naturalistik.

Ada beberapa ungkapan yang

penelitian

kualitatif,

dihubungkan

seperti

dikatakan

dengan

oleh

istilah

Bogdan

dan

Bilken (1982:3) sebagai berikut:

Other phrases are associated with qualitative
research.
They include symbol ic int&rac tionist , inner perspective,
the

"Chicago

interpret ive,

School"t

phenomenological,

ethnomethodological ,

st-uciy,

case

ecological f

and.

descriptive.

Pernyataan di

atas

ada

yang

menyimak

penelitian kualitatif memiliki beberapa jenis
simbul,

perspektif

fenomenologi,

studi

ke

kasus,

dalam,

"the

maknanya
yaitu

Chicago

interpretatif,

bahwa

interaksi
School",

etnometodologi,

ecologi dan metode deskriptif analisis.
Namun demikian penelitian kualitatif

memberikan

istilah

sebagai

Grounded

ini ada juga yang

Research

oleh karena

56

Dalam

disebut

dunia

inkuiri

Pendidikan,

naturalistik,

penelitian

karena

kualitatif

peneliti

sering

mengamati,

mencatat, mewawancarai secara bebas di tempat kejadian di

peneliti tertarik

pada

suatu

kejadian

secara alami (wajar). Yang disebut data

atau

objek

penelitian
terhadap

yang terjadi saat itu, 2) hasil

dengan

yang dimintai keterangannya dalam suasana
wajar, dan 3) dokumen-dokumen tertulis
peneliti. Pengumpulan

(wajar)

seperti

data

dalam

tersebut

percakapan

dan

yang

1)

peristiwa
orang-orang

kebiasaan

yang

dikumpulkan

oleh

dilakukan

sehari-hari,

makan-makan, dan melihat serta mengamati

tertentu

adalah

hasil pengamatan langsung peneliti sendiri
wawancara

mana

secara

alami

mengunjungi,

perilaku

yang

wajar

tidak dibuat-buat dari objektif yang diteliti.

Secara lebih rinci S.

Nasution

(1988:9,11)

menjabarkan

ciri-ciri pendekatan penelitian naturalistik sebagai berikut:
(1) Sumber data ialah situasi yang wajar atau

"natural

setting",(2) Peneliti sebagai instrumen penelitian, (3)
Sangat deskriptif, (4) Mementingkan proses
maupun
produk, artinya memperhatikan bagaimana perkembangan
terjadinya sesuatu, (5) Mencari
makna di belakang
kelakuan atau perbuatan,
sehingga
dapat
memahami
masalah atau situasi, (6) Mengutamakan data langsung
atau "first hand",

(7) Triangulasi:

data atau informasi

dari satu pihak harus diteliti kebenarannya dengan cara
memperoleh data itu dari sumber lain,
(8) Menonjolkan
rincian konstexstual,
(9)
Subyek
yang
diteliti

dipandang berkedudukan sama dengan peneliti,
(10)
Mengutamakan perspektif emic, artinya
mementingkan
pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan
menafsirkan dunia
dari
segi
pendiriannya,
(11)
Verifikasi, antara lain melalui kasus yang bertentangan
atau negatif,
(12) Sampling yang purposif,
artinya

57

sampelnya cukup sedikit dan dipilih menurut tujuan
penelitian, (13) Mengutamakan "audit trail" (mengikuti
jejak atau melacak) untuk mengetahui apakah laporan
penelitian sesuai dengan yang
dikumpulkan,
(14)
Partisipasi tanpa mengganggu, untuk memperoleh situasi
yang "natural" atau
sejak

awal

wajar,

(15)

Mengadakan

analisis

penelitian.

Berdasarkan

permasalahan

merujuk pada pandangan

Bogdan,

yang

akan

Bilken,

diteliti,

Egom

serta

Guba,

dan

S.

Nasution, tentang penelitian kualitatif dan ciri-cirinya, maka
penelitian ini menggunakan suatu
pendekatan

inkuiri

strategi

naturalistik,

kualitatif

pendekatan

pemahaman yang lebih mendalam terhadap subyek
tidak

sekedar

"bagaimana",

mencari

tetapi

jawaban

juga

atas

mencari

"mengapa". Studi kasus adalah metoda yang

untuk menggali secara
kehidupan

saat

pertanyaan "apa",

Oleh

lebih

sekarang

mendalam

di

suatu

ini

menuntut

yang

diteliti,

pertanyaan

jawaban

"apa"

atas

lebih

tentang
objek

dengan

dan

pertanyaan
berorientasi

gejala-gejala

tertentu

melalui

"bagaimana" dan "mengapa".

karena

itu

penelitian

ini

mendeskripsikan data, akan tetapi peneliti
makna-makna dan prinsip-prinsip

mendasar

tidak

mencoba
yang

hanya

mengangkat

terdapat

pada

data-data penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, analisis

dan

peneliti sudah dilakukan sejak mengumpulkan data

interpretasi
di

yang ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penegasan pada fokus dan tujuan penelitian,

lapangan

58

2.

Mengamati dan

mencatat

peristiwa-peristiwa

dengan data-data yang diperlukan

proses ijab qobul

orang

tua

seperti

santri

yang

dalam

dengan

terkait
peristiwa

Ua

Ajengan,

proses belajar mengajar di kelas dan sebagainya.
3.

Mengumpulkan dokumen-dokumen tertulis seperti akte

kurikulum
tertulis,

pengajaran,

peraturan-peraturan

yayasan,

pesantren

dan pemotoan terhadap peristiwa atau

yang

lokasi-lokasi

yang dianggap menunjang,

4.

Memasukkan

data-data

yang

telah

diperoleh

ke

dalam

bagian-bagian tertentu sesuai dengan sub permasalahan,

5.

Mengembangkan

pertanyaan

penelitian

untuk

mempertajam

analisis dan penafsiran data,
6.

Membuat penafsiran secara umum terhadap data yang

diperolah

sesuai dengan gagasannya,
7.

Hasil

analisis

dan

penafsiran,

kemudian

kesimpulan sebagai temuan dari penelitian
Fokus

masalah

dalam

penelitian

komunikasi antara Kyai dengan

kepribadian di pesantren
Sesuai dengan

Salafiyah

fokus penelitian

yang telah dideskripsikan

Santri

itu

ini,

adalah

dalam

rangka

Miftahul

dari

masalah
pembinaan

Huda

Manonjaya.

data-data

selanjutnya

cara mengangkat makna-makna esensial

suatu

ini.

ini

maka

dibuat

objektif

dianalisis

dengan

gejala-gejala

yang

bersifat alami (wajar).
Dengan cara di atas berarti pengolahan

berhenti sampai pedeskripsian data saja,
penelusuran

makna

terhadap

fenomena

data

itu

tidak

akan tetapi dilakukan
yang

nampak

secara

59

wajar untuk diangkat maknanya dengan mempertimbangkan

berbagai

aspek yang melatar-belakangi munculnya data tersebut.

Untuk mengetahui falsafah hidup

diambil hanya dari satu sudut

seseorang

penampilannya

dari penampilan fisik dalam satu situasi

tidak

dapat

saja,

umpamanya

tertentu,

melainkan

harus diambil dari aspek-aspek lain dalam perilaku yang

wajar

dari berbagai ruang dan waktu.

Sebagai ilustrasi,

dengan pakaian

yang

penampilan fisik yang lugu dan

sederhana

dalam ruang dan waktu ter.tentu,

ditafsirkan secara sepintas-kilas

ditampilkan

oleh

tidak

disimpulkan

bisa

bahwa

dia

bodoh, miskin atau tidak sopan,

akan tetapi

dari berbagai sudut, umpamanya

sudut

ekonomi,

harus

dan

orang

ditelusuri

budaya,

sosial

dan nilai-nilai yang diyakininya.

nilai-nilai

esensial,

peneliti

ini,

melakukan

dalam

mempertimbangkan
nilai yang

mengambil

penelusuran makna-

makna yang terkandung pada gejala-gejala alami

Sumber

seseorang

sebagai

sosial

Demikian halnya dengan penelitian

B.

polos

(wajar)

dengan

aspek ^udaya, historis, geografis, dan nilai-

berlaku

serta

Data dan Lokasi

diyakini

oleh objek penelitian.

Penelitian

1. Sumber data penelitian

Sumber data penelian ini terdiri dari dua bagian yaitu :
1.1 Sumber data primer (utama) adalah

sebagai

berikut

:

60

(1)

situasi

alami

(wajar)

yang

terjadi

di

lingkungan

pesantren itu sendiri baik situasi fisik maupun non

(2)

KH.

Choer

Affandi

sebagai

pendiri,

sebagai nara sumber di pesantren Miftahul

fisik,

pimpinan,

Huda,

(3)

dan

para

anggota dewan kyai, para santri atau alumni Miftahul

huda.

Data-data

hasil

yang

diperoleh

dari

mereka

berupa

pengamatan peneliti terhadap peristiwa-peristiwa pendidikan

yang terjadi saat

itu,

hasil

wawancara

dengan

berbagai

pihak dalam berbagai situasi dan kondisi.

1.2 Sumber data sekunder (penunjang), yaitu segala sesuatu yang
dianggap menunjang data-data primer di

atas,

antara

lain

(1) dokumen-dokumen resmi secara tertulis tentang pesantren

Miftahul Huda seperti Akte Notaris Yayasan, AD ART Yayasan,

Kebijakan-kebijakan
dokumen-dokumen tidak

pesantren
resmi,

secara
seperti

tertulis,

(2)

peraturan-peraturan

pesantren yang tertulis dan dipampangkan untuk

dibaca

dan

diketahui oleh semua santri, maupun yang tidak dipampangkan
namun para santri harus mengetahuinya, (3) wawancara dengan

masyarakat setempat yang

tidak

secara

langsung

terlibat

dalam pesantrenT dan (4) sosio budaya masyarakat setempat.
2.

Lokasi Peneliti an

Sebagai hasil observasi

awal

ke

pondok pesantren Miftahul Huda Manonjaya

beberapa

pesantren,

Tasikmalaya

dipilih

sebagai lokasi penelitian ini dengan pertimbangan-pertimbang

an

61

sebagai berikut:

2.1

Pesantren

Miftahul

Huda

merupakan

salafiyah terbesar saat ini di Jawa

Pondok

Barat

Pesantren

yang

memiliki

kekhususan dalam pola pembinaan dan penyebaran kadernya,

2.2

Pesantren

Miftahul

Huda

merupakan

pesantren Salafiyah terbesar

di

salah

Jawa

satu

Barat

pondok

yang

masih

mempertahankan sistem salafiyah yang relatif masih asli,
2.3 Pesantren Miftahul Huda belum lama
banyak

menghasilkan

para

alumni

berdiri
yang

tetapi

mampu

sebagai indikasinya.secara tercatat

Miftahul

memiliki 600 cabang pondok peantren

yang

telah

mandiri,
Huda

didirikan

sudah

oleh

para alumninya,

2.4 Belum ada peneliti yang melakukan penelitian di
Miftahul

Huda

berkenaan

dengan

masalah

Pesantren
komunikasi

Kayai-Santri dalam rangka membina kepribadian,

2.5 Adanya

kesediaan

dari

pihak

pimpinan

pesantren

untuk

dijadikan lokasi penelitian,
2.6 Adanya surat idzin dari pihak Lembaga

PPS

IKIP

Bandung,

dan dari fihak Sospol propinsi Jawa Barat.

2.7 Lokasi penelitian ini mudah dijangkau sekalipun jauh

dari

tempat tinggal peneliti.

C*

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian

62

ini adalah sebagai berikut
1.

Pengamatan

Langsung,

:
yang

dimaksud

pengamatan

adalah peneliti memperhatikan secara seksama

langsung

atau

merekam

secara langsung peristiwa-peristiwa yang terjadi pada

itu ditempat tertentu,
itu

secara

adalah

utuh.

kemudian peneliti mencatat peristiwa

Peristiwa-peristiwa

peristiwa

saat

yang

berkaitan

yang

dengan

dicatat

data-data

diperlukan dalam penelitian ini seperti megamati

itu
yang

peristiwa

penyerahan santri dari orang tua santri kepada kyai (proses
Ijab

Qobul),

proses

belajar

mengajar

di

kelas,

dan

sebagainya.

2.

Wawancara

Mendalam,

perorangan.

Ciri khas

wawancara
wawancara

ini
ini

ditujukan

adalah

pada hubungan perorangan yang kuat antara

yang diwawancarai,

sehingga hal-hal yang

wawancara

obyektif dan

diusahakan

menghindarkan

diri

sifatnya

mengungkapkan
dari

penekanannya

pewawancara

sekalipun dapat terungkap (Winarno Surakhmad.
Dalam

pada

bias.

dan

pribadi

1976:63).
data

yang

sebagaimana

dianjurkan oleh J.Allen William Jr. dalam Ikhsan Bunyamin
1983:79),

:

bahwa :

"Sumber bias
ini
dapat
dikurangi
bila
pewawancara
tidak
membiarkan
responden
merasakan
seperti
ia
melihat pendapatnya sendiri ke arah materi pokok.
Hal
ini tidak mencegah responden
untuk
menduga
pendapat
pewawancara,

tetapi

setidak-tidaknya

ia

tidak

akan

terpengaruh oleh
kemampuan
pewawancara
untuk
tidak
memberikan isyarat
atau
tanda-tanda
pada
responden
disebut objektif. Dengan menampilkan dua ciri tampiIan
peran
ini
secara
bersama-sama,
proposisi
umumnya
adalah bahwa seorang pewawancara yang baik harus mampu

63

untuk

menciptakan

rapport

yang

baik

dan

juga

mempertahankan objektivitas".

Dalam

penelitian

ini

pimpinan

pesantren,

santri

keluarga kyai,

3.

Observasi

yang

diwawancarai

dan

para

meliputi;

alumni

pesantren,

para dewan kyai, dan orang tua santri.

partisipasi,

kegiatan-kegiatan tertentu

artinya
yang

peneliti

dianggap

mengikuti

menunjang

pada

data yang ingin diungkap, seperti pada acara pengaj ian umum
atau pengaj ian di kelas tertentu, atau pada situasi di

pengajian,

untuk

melihat

langsung

bagaimana

luar

perilaku

komunikasi Kyai dengan para santri.
4* Studi literatur dan dokumentasi,

studi ini dilakukan

untuk

memperoleh data teoritis sekaligus memperoleh data kongkrit
berupa

dokumen-dokumen

tertulis,

photo-photo

dan

hasil

rekaman.

Adapun perlengkapan yang

dibutuhkan

dalam

pengumpulan

data ini di antaranya adalah (1) pedoman wawancara untuk semua

responden,
alumni,

meliputi

pimpinan

keluarga kyai dan lain

atau lembar pengamatan, Lembar

pesantren,

para

lain.

pedoman

(2)

pengamatan

yang

santri

dan

observasi

diberi

nama

catatan untuk data kasar, dan catatan lapangan untuk data yang
sudah disusun,

gunanya untuk menuliskan

situasi

lingkungan yang terjadi pada saat peristiwa
kodak,

dan

kondisi

berlangsung.

(3)

dan (4) tape corder.

Untuk objektivitas data

yang

dikumpulkan,

di

samping

64

mewawancarai

beberapa

responden

peneliti harus mengikuti

beberapa

pilihan

(informant)

kegiatan

juga

tertentu

langsung seperti mengikuti pengajian di kelas,

secara

gunanya

untuk

mengetahui bagaimana komunikasi kyai dengan santri berlangsung

dalam

suasana

perilaku

formal

Kyai

dan

atau

sehari-hari

mengamati

dalam

secara

langsung

berkomunikasi

dengan

santrinya.

D.

Langkah-langkah Pengumpulan data

Secara garis besarnya
dalam

penelitian

kualitatif

tahapan-tahapan berikut

1.

langkah-langkah
akan

dapat

pengumpulan
diperoleh

data

melalui

ini:

Tahap, Qrientasi

Tergolong

dalam

tahap

kegiatan-kegiatan berikut ini

orientasi

membaca

caranya membaca literatur

rekomendasi

mengamati suasana
orang

pengasuh

dari

hasil

pesantren,
pondok

adalah

yang

sifatnya

:

1.1 Mencari informasi tentang pondok pesantren
masih umum,

ini

tentang

penelitian

dan

pesantren

pesantren,
terdahulu,

mewawancarai
dengan

beberapa

maksud

untuk

memperoleh fokus penelitian.

1.2 Mengadakan pra

survey

ke

beberapa

pesantren

untuk menentukan masalah dan lokasi penelitian.

salafiyah

65

2.

Tahap

Tahap

eksplorasi

adalah

tahap

penggalian

penelitian dari lapangan. Kegiatan yang dilakukan

data-data

dalam

tahap

eksplorasi adalah:

2.1 Mencari data yang sesuai dengan fokus penelitian,
2.2 Memilih sumber data yang terandalkan,

2.3 Menyusun pedoman umum (tentatif) cara memperoleh data,
2.4 Memperoleh data sesuai dengan fokus,

2. 5 Mendokumentasikan data yang

diperoleh

dalam

bentuk

:

2.5.1 Catatan, yaitu catatan yang dibuat secara singkat dan
padat waktu berada di

lapangan.

Catatan

ini

membantu ingatan peneliti pada waktu menulis

lapangan.

Disamping

menggunakan alat

buku

bantu

catatan,

seperti

tape

untuk

laporan

peneliti

recorder

dan

Kodak.

2.5.2 Catatan Lapangan. yaitu suatu tulisan lengkap sebagai
hasil wawancara,

Laporan

ini

observasi,

dibuat

segera

dan

studi

setelah

lapangan, dan data inilah yang dijadikan

dokumentasi.

pulang

dari

data

pokok

penelitian.

3.

Mengadakan Trianguiasi

Tahap ini merupakan

yang telah diperoleh dengan

tahap

pemeriksaan

memanfaatkan

keabsahan

sesuatu

yang

data

lain

66

untuk keperluan pengecekan
data itu (Lexy Moleong,
Trianguiasi

atau

sebagi

pembanding

terhadap

1988:195).

yang

dilakukan

dalam

studi

ini

melalui

teknik sebagi berikut:

3.1

Membandingkan

hasil

wawancara

dengan

hasil

obsevasi/pengamatan dan dokumentasi yang terkait.
3.2

Membandingkan

hasil

tatkala dengan orang

wawancara

lain

pada

dengan

waktu

hasil

diwawancara

wawancara

pada

waktu sendirian (pembicaraan empat mata).
3.3 Membandingkan keabsahan data yang diperoleh dari hasil
wawancaa pengamatan langsung dengan pendapat dan pandangan
orang-orang lain di luar pesantren seperti pendapat
masyarakat,

dan pemerintah daerah.

3.4 Membandingkan data-data yang diperoleh
sama dan pendekatan yang sama
cukup

4.

tokoh

dalam

dari
rentang

sumber

yang

waktu

yang

lama.

Tahap Audit Trail

Tahap

ini

sengaja

dipersiapkan

kebenaran data yang disajikan dalam

Setiap data yang ditampilkan
dilakukan

untuk

memudahkan

tersebut. Untuk menjaga etika

untuk

laporan

disertakan

penelitian

sumbernya,

penelusuran

penelitian

membuktikan

hal

kebenaran

dan

untuk

ini.

ini
data

menjaga

hal-hal yang dapat merugikan lembaga ataupun individu tertentu

maka data-data

yang

sifatnya

penunjang

dan

pihak

lembaga

67

keberatan untuk mengungkapkannya, maka peneliti tidak mengejar
data tersebut,

E*

seperti masalah keuangan.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif

instrumen

penelitian

utama adalah peneliti itu sendiri (Nasution 1988:34),

artinya

peranan dan keterlibatan langsung peneliti di lapangan
menentukan

kualitatif

hasil

penelitian,

data-data

yang

karena

sifatnya

dalam

primer

yang

sangat

penelitian

harus

langsung

didapatkan oleh peneliti sendiri tidak boleh diwakilkan kepada
orang lain. Hal ini sangat

yang barkenaan dengan

penting

pengamatan

artinya,

situasi

karena

dan

hal-hal

suasana

yang

terjadi dilapangan akan sulit untuk dianalisis secara mendalam

oleh peneliti bila

data-data

pokok

dari tangan ke dua atau ke tiga,

diperlukan penghayatan

langsung

penelitiannya

karena

dari

dalam

pihak

diperoleh

analisis

data

peneliti.

Akan

tetapi bila penelitian berlangsung selama waktu tertentu,

telah diperoleh fokus yang lebih jelas, pengumpulan
yang sifatnya penunjang

yang

dijaring

mencari dokumen-dokumen tertulis,

terstuktur,

untuk

mempercepat

dan

dan

data-data

melalui

angket

atau

wawancara

yang

lebih

bisa

saja

perolehan

data

peneliti meminta bantuan pada pihak lain.

Dalam menjaring data,

peneliti

harus

berpedoman

pada

68

prinsip-prinsip dasar sebagi berikut:

1. Peneliti berusaha menyesuaikan diri terhadap semua situasi;
2. Peneliti memperhatikan
respons

yang

setiap

sepontan

situasi

dari

secara

objek

totalitas,

peneliti

dapat

mempertinggi tingkat kredibilitas penelitian;

3. Peneliti harus peka

dan

dapat

bereaksi

terhadap

segala

stimulus dari lingkungan;

4. Peneliti berusaha memahami dan menyelami objek penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, analisis
peneliti sudah dilakukan

sejak

dan

pengumpulan

interpretasi

data

awal

dari

lapangan.

Tahap akhir dari

pemeriksaan

keabsahan

analisis

data.

data

Setelah

ini

ialah

selesai

mengadakan

tahap

ini,

mulailah tahap penafsiran data, hasil sementara menjadi

teori

substantif dengan menggunakan metode tertentu.

F.

Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besarnya penelitian ini dilaksanakan
tiga tahap sebagai berikut

1. Tahap

dalam

:

orientasi meliputi;

1.1 Orientasi pendahuluan,

yakni

sebelum

disusun, peneliti mengupulkan informasi
melalui studi literatur,

disain
tetang

penelitian
pesantren

69

1.2 Penjajagan ke beberapa pesantren salafiyah

untuk

beIanja

masalah,

1.3

Menyelesaikan

persyaratan

administratif

meliputi

penyelesaian surat idzin kepada pihak-pihak yang terkait.

2.

Mengumpulkan data di lapangan,

Setelah peridzinan keluar,

secara

bulan peneliti berada di lapangan.
tinggal

di

dalam

komplek

maraton

pesantren

bersama-sama
kehidupan

Miftahul Huda,

tiga

delapan,

peneliti

tinggal

minggu
di

ke
luar

di

pesantren

sampai

komplek

santri.

minggu

pesantren

jaraknya sangat berdekatan dengan komplek pesantren.
dilakukan dengan alasan untuk menghindari bias dan

dalam

menyusun

kembali

dua

Dua minggu pertama peneliti

Setelah peneliti mengenal dari dekat
maka pada

selama

data-data

yang

telah

Hal

ke
yang
ini

ketenangan

dikumpulkan,

karena bila peneliti terus berada di dalam komplek dan bergaul
dengan para

santri

dihawatirkan

peneliti

situasi dan kondisi lingkungan pesantren

telah' terkumpul

hilang

atau

dan

tercecer.

peneliti berada di lapangan, data-data yang
penelitian

ini berhasil di kumpulkan.

terpengaruh

oleh

data-data

yang

Selama

dua

dibutuhkan

bulan

dalam

70

3.

Pengolahan

Pengolahan
berikut

data penelitian

data

penelitian

meliputi

langkah-langkah

ini:

3.1 Display data

3.2 Mendeskripsikan data
3.3 Menganalisis data
3.4 Menafsirkan data

3.5 Menarik kesimpulan

3.6 Memberikan rekomendasi penelitian

3.7 Penyusu*s(nan laporan akhir penelitian.
Sistimatika penyusunan hasil penelitian

data tersebut disesuaikan

dengan

dan

pengolahan

langkah-langkah

penyusunan

laporan dalam penelitian kualitatif.

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini,

peneliti

mencoba

menafsirkan

erapirik hasil observasi lapangan, dengan

merujuk

penelaahan dari berbagai literatur sebagai

data-data
pada

landasan

hasil

teoritis

dalam pembahasan hasil penelitian ini.

Penelaahan tentang komunikasi Kyai-Santri
Miftahul Huda Manonjaya tidak bisa

terlepas

tentang

nila-nilai

situasi

pendidikan

dan

di

dari

pesantren
pembahasan

religi

yang

melandasi tujuan dan konten, serta budaya masyarakat

setempat

yang dijadikan bahan pertimbangan

tindakan

pendidikan khususnya dalam

dalam

perilaku

menentukan

komunikasi

antara

Kyai

dengan Santri.

1*

Penataan Situasi

Pendidikan di

Pesantren Miftahul

Huda

Pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren Miftahul Huda

Manonjaya,

berangkat dari suatu kerangka landasan ideal

iman dan taqwa,

bertujuan

menjadi pribadi muslim yang
Ulamaul

'Amilin, sehingga

dunia dan di

membina

kepribadian

muttaqin,
mereka

akhirat.

122

Imamal

memperoleh

yaitu

santri

Muttaqin,
kebahagiaan

agar

dan
di

123

Dalam mencapai

tujuan

finalnya,

pendidikan

pesantren

memiliki tujuan antara yaitu membina santri agar mampu mandiri
dalam menjalani kehidupanya.

Untuk

mencapai

kemandirian,

berbagai kemampuan, pengetahuan,
tertentu

sebagai

modal

santri

keterampilan, dan

dasar

kepribadiannya secara optimal.

dibekali

dalam

dengan

pengalaman

mengembangkan

Semua aspek kepribadian

santri

dibina secara merata dan konsisten dalam situasi tertentu yang

mendorong tumbuh dan berkembangnya kepribadian santri.

Jika kita ingin memahami lebih

kepribadian di suatu

lembaga,

jauh

maka

tentang

hendaknya

seluruh konteks situasi pendidikan itu

dengan

pembinaan

kita

melihat

seluruh

latar

belakang pengalaman pendidik dan peserta didiknya*01eh
itu untuk memahami

komunikasi

pendidikan

di

karena

suatu

lembaga

tidak cukup hanya melihat perilaku pendidik dan peserta
yang nampak saja seperti disebutkan di atas,
memahami apa yang mereka alami,
t indakan

melainkan

ia

dengan

melakukan

suatu

tertentu.

Jadi
belakangi

sehingga

didik

keseluruhan
tindakan

pengamalan

yang

tingkah laku seseorang,

seseorang

dilakukannya.

Kita

akan

melatar

akan

memahami

manakala kita memahami pula

dialaminya dengan latar belakang seluruh

apa

pengalaman

yang

saat

ia

melakukan perbuatan.

Demikian halnya

bila

kita

ingin

melihat

dari

penataan situasi pendidikan di pondok Pesantren Miftahul

dekat

Huda

124

Manonjaya,

Affandi

tidak

yang

cukup

hanya

tampak,

melihat

melainkan

perilaku

Kyai

Choer

melihat

pula

latar

harus

belakang pengalaman hidup Kyai Choer Affandi sebagai
pimpinan, dan sebagai guru. Oleh karena itu
pendidikan yang dilakukan di pondok

pendiri,

penataan

pesantren

situasi

Miftahul

Huda

tidak terlepas dari pengaruh pendidikan dan pengalam hidup KH.
Choer

Affandi.

Sebagai

pemerintahan

mantan

darurat

penataan manajemen,

Pola

Bupati

DI,

tampak

Ciamis

selatan

dominan

dalam

dalam

mewarnai

organisasi dan administrasi pesantren.

kepemimpinan

disentralisir dalam

usianya yang sudah

di

yang

suatu

senja,

diterapkan

komando

KH.

terlibat langsung di lapangan,

di

tunggal,

Choer

Miftahul
di

Affandi

terutama

mana

dalam

masih

dalam

banyak

hal-hal

sifatnya kaderisasi dan pembinaan terhadap para santri
para anggota Dewan

Kyai.

Sebagai

penataan

fisik

pesantren,

berperan

bangunan

contoh
KH.

langsung sebagai pimpinan proyek,

arsitek dan mandor, dibantu oleh KH.

dalam

Huda

yang
maupun

pelaksanaan

Choer

terkadang

sekaligus

sebagai

Enjang Suhanda yang dalam

struktur kepengurusan pesantren diangkat sebagai kepala Bagian
Pembangunan.

bagaimana

Hal

cara

ini

menata

dimaksudkan

lingkungan

untuk

memberikan

pesantren.

hal-hal yang sifatnya kerjasama dengan lembaga
lembaga

pemerintah,

banyak

didelegasikan

pembantunya, mulai dari Dewan Kyai

sampai

para

contoh

Namun

lain

dalam

termasuk

kepada

santri

para

yang

125

dianggap layak untuk mewakili

pesantren.

Hal

ini

dilakukan

dalam rangka memberikan kepercayaan.

Sebagai mantan koraandan

perang

dalam

gerakan

DI.TII,

beliau cenderung menerapkan pola kepemimpinan militer terutama
dalam

masalah

disiplin.

Bagi

para

disiplin dan peraturan pesantren, KH.

memberi

sangsi

yang

tegas

dan

santri

yang

Choer tidak

keras

tanpa

melanggar
segan-segan

pandang

bulu

sekalipun terhadap putra-putri dan cucu beliau.
Demikian pula latar belakang

pernah mondok
mendapatkan

di

pesantren

materi

khusus

pendidikannya,

Sukamanah

selama

tentang

pendidikan dari gurunya yaitu KH.
telah mewarnai terhadap penataan

6

Didi.

sistem

dan

kurikulum

Pengalaman

pendidikan

metode

penjenjangan pendidikan di Mifatahul Huda

Choer

tahun

penyusunan

RD.

dalam penyusunan program pendidikan,

KH.

ini

terutama

pengajaran,

yang

pada

dan

umumnya

tidak dilakukan dalam pesantren salafiyah lainnya.

Secara garis besarnya, penataan
Miftahul

Huda,

penataan
pendidikan,

diupayakan

lingkungan
dan

melalui

fisik

situasi
tiga

pesantren,

ketauladanan

pendidik

pendidikan

di

pendekatan,

yaitu

penataan

sistem

serta

kependidikannya. Ketiga pendekatan ini dilakukan

secara

tenaga

utuh

dalam suatu sistem pendidikan pesantren.

1.1 Penataan Lingkungan Fisik

Lingkungan pendidikan yang

paling

pertama

dan

paling

126

wajar adalah lingkungan
dibesarkan,

dan

keluarga.

dibina

dibina di lingkungan

dalam

lain,

Seorang

anak

lingkungan

karena

itu

dilahirkan,

keluarga

sebelum

lingkungan

keluarga

sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kepribadian
Nabi Muhammad SAW, bersabda, yang artinya "
lahirkan,

Setiap

anak.

yang

dia

ia lahir dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya

yang akan mencemari kesucian itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau
Majusy

".

Hadits

di

atas

mengandung

pengertian

bahwa

lingkungan keluarga merupakan situasi tertentu, di mana

kedua

orang

anak,

tua

sedangkan

sangat

dominan

kematangan

dalam

pribadi

pembinaan

pribadi

dapat

dipengaruhi

anak

oleh

situasi di mana anak dididik itu dibesarkan.

Berkenaan

den