Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung

(1)

AL-BASYARIAH DI CIGONDEWAH

KABUPATEN BANDUNG

(Studi Fenomenologi Tentang Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai Di Lingkungan Pondok Pesantren Al-basyariah Di Kabupaten Bandung)

Diajukan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Konsentrasi Ilmu Jurnalistik

Oleh:

ABDUL GHOFUR NIM: 41809731

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Abdul Ghofur

Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 25 Desember 1989 Janis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia


(5)

Alamat Rumah : Simpang. Babeko Kec Batin II Kab:Muara Bungo, Jambi

No Handphone : 082126194703

Hobi : Bermain alat musik (gitar dan drum),Futsal,

Email : Gofraybeeh@yahoo.co.id

Pendidikan formal :

No Tahun Uraian Keterangan

1 1994-2002 SDN 123 Babeko Muara Bungo Jambi Lulus/berijazah 2 2003-2008 SMP Swasta,Pesantren Gontor Tidak Lulus 3 2008 MAN 2 Negeri Cipadung,Cibiru Bandung Lulus/Berijazah 4 2009 Kuliah di Universitas Komputer Indonesia

Jurusan Ilmu Komunikasi

_

Pendidikan Non Formal :

No Tahun Uraian Keterangan


(6)

PENGALAMAN KERJA

No Tahun Uraian Keterangan

1 2009 Kerja di Lelang karet di Muara Bungo Jambi.

Pencatat harga Karet

2 2013 Kerja Praktek Lapangan Sebagai Penulis

Naskah Di Radio Barani.

PENGALAMAN ORGANISASI

No Tahun Uraian Keterangan

1 2007-2008 Koordinator Kepramukaan Gontor Jawa Timur

Koordinator

2 2008 Penggerak Bahasa Di Gonto Kediri Jawa Timur

Penggerak Bahasa

3 2009 Organisasi Futsal Man 2 Cipadung Di Bandung


(7)

PELATIHAN & SEMINAR

No Tahun Uraian Keterangan

1 2011-2012 Pelatihan Komunikasi Action Sertifikat 2 2010 Tabel Maneer Hotel Amarossa Bandung Sertifikat 3 28

Oktober-2010

Temu kenal mahasiswa baru fakultas Ilmu komunikasi unikom

Sertifikat

4 8-Maret-2011

Meraih ruang bisnis melalui internet Sertifikat

5 30-Maret-2010

Diskusi Internal Sastra Inggris,Dengan Tema Upaya meningkatkan motifasi

mahasiswa sastra inggris

Sertifikat

6 26-May-2010

Apresiason Fikom Sertifikat

7 18-Juni-2011

Nomber One Broad casting School Certificate of Comporetion

Sertifikat

8 12-Juni-2010

Attantdante English DevartementOf Indonesia University Of Computer


(8)

9 1 -Januari-2005

Potografi,D.Q Gontor 6 Magelang Jawa Tengah

Sertifikat

Bandung, Agustus 2014 Penulis

Abdul Ghofur NIM:41809731


(9)

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 13

1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 13

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 13

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 14

1.3.1 Maksud Penelitian ... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 14

1.4. Kegunaan Penelitian ... 15


(10)

1.4.2.3 Kegunaan Bagi Pesantren... 15

1.4.2.4 Kegunaan Bagi Masyarakat……… ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

2.1 Tinjauan Pustaka ... 17

2.1.1 Penelitian Terdahulu... 17

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 20

2.2.2 Definisi Komunikasi ... 20

2.1.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi ... 24

2.1.2.3 Sifat Komunikasi ... 24

2.1.2.4 Tujuan Ilmu Komunikasi ... 25

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi ... 27

2.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi ... 27

2.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi………. 27

2.3.3 Jenis Jenis Komunikasi Antar Pribadi………. 30


(11)

2.4.3 Fungsi Bahasa……….. 34

2.4.4 Keterbatasan Bahasa……… 36

2.5 Tinjauan Tentang Komunikasi Non Verbal……….. 37

2.5.1.Definisi Komunikasi Non Verbal……….. 37

2.5.2 Ciri Ciri Umum Komunikasi Non Verbal……….. 38

2.5.3 Klasifikasi Pesan Nonverbal ………... 39

2.5.3 Fungsi Pesan Nonverbal……….. 41

2.6 Tinjauan Tentang Efek komunikasi………..………….... 42

2.7 Tinjauan Tentang Santri………. 42

2.7.1 Santri Mukimin………..………... 42

2.7.2 Santri Kalong…………..……….. 43

2.7.2.1 Pesantren Dan Elemen Elemenya…..…….……… .. 43

2.7.2.2 Pola Umum Pendidikan Islam Pesantren ..………. 44

2.8 Tinjauan Tentang Kyai……… 46

2.8.1 Kyai di Mata Bangsa……….. 46

2.8.2 Kyai dan Ummat……….. 47


(12)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Objek Penelitian ... 54

3.1.1 Sekilas Tentang Pondok Pesantren Albasyariah ... 54

3.1.2 Sekilas Al Basyariyah lahir (Periode Buya Drs. K.H. Saeful Azhar)……… 58

3.2 Metode Penelitian ... 62

3.2.1 Desain Penelitian ... 62

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ……… 68

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 71

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 76

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 76


(13)

4.2.1 Penggunaan verbal Santri Terhadap kyai……….. 98

4.2.2 penggunaan Non Verbal Santri Terhadap Kyai………. 108

4.2.3 Efek Komunikasi Santri Albasyariah………. 115

4.2.4 Generilisasi Hasil Penelitian ……… 123

4.2.4.1 Generilisasi Hasil Penelitian Perilaku Komunikasi Verbal ……….. 123

4.2.4.2 Generilisasi Hasil Penelitian Perilaku Komunikasi Non Verbal………. 124

4.2.4.3 Generilisasi Hasil Penelitian Efek Perilaku Komunikasi Santri Albasyariah………. 125

4.3 Pembahasan Mengenai perilaku Santri Pondok Pesantren Albasyariah di cigondewah Kabupaten Bandung……….. 126

4.3.1 Penggunaan komunikasi verbal santri terhadap kyai di lingkungan pondok pesantren Albasyariah kabupaten Bandung………… 126

4.3.2 Penggunaan komunikasi Non verbal santri terhadap kyai di lingkungan pondok pesantren Albasyariah kabupaten Bandung. ………. 130


(14)

5.2 Saran………. 140 5.2.1 Saran Bagi Pondok Pesantren Albasyariyah……… 140 5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya……… 141

DAFTAR PUSTAKA ... 143

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 171


(15)

Gambar 3.1 ……….. 72

Gambar 4.1………... 82

Gambar 4.2 ……… 85

Gambar 4.3 ………... 87

Gambar 4.4 ………... 90

Gambar 4.5 ……….. 93


(16)

Table 3.2………. 71

Tabel 3.3 ……….... 77

Tabel 4.1 ………... 81

Tabel 4.2 ………... 100

Tabel 4.3 ………. 123

Tabel 4.4 ……… 124


(17)

Pengajuan Pendaftaran Sidang……… 146

Surat Rekomendasi Pembimbing……… 147

Berita Acara Bimbingan……… 148

Surat Permohonan Persetujuan Judul dan Pembimbing……… 149

Surat Izin Yang Ditujukan Kelembaga Pondok Pesantren Albasyariah……… 150

Lembar Revisian Skeripsi ………. 151

Pedoman Wawancara……… 152 Transkrip Wawancara ... 154


(18)

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku

Amin Syamsuddin Ali.2011.Sistem Sosial Budaya Indonesia.Bandung

Dhofier Zamakhsyari.2011. Tradisi Pesantren.(Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia). LP3ES,Anggota Ikapi.Jakarta Efendy,Uhjana Onong.2003. Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi.Bandung. Citra

Aditya Bakti

Kuswarno Engkus.2013. Metode Penelitian fenomenologi, Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung. Widya Padjajadjaran

Kerfas H.G.2012. Buku Cerdas EYD Bahasa Indonesia.ChivitaBooks. Yogyakarta Moleong J.Lexy.2007.Metode Penelitian Kualitatif.Rosdakarya. Bandung

Mulyana Deddy.2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Rosdakarya.Bandung Majelis Tabligh dan Dakwah khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah

Istimewa Yogyakarta.2010. Islam Agama Rabbani.Majlis Tabligh dan Dakwah PWM DIY.Yogyakarta

Ruben Brent D.& Stewart.2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Supratikya.Dr.A.1995. Komunikasi Antar Pribadi. Kanisius.Yogyakarta

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Alfabeta. Bandung

Sobur Alex.2013. Filsafat Komunikasi (Taradisi dan Metode Fenomenologi). Rosdakarya.Bandung

2. Sumber Lain:

Mutiara Dwi Ria.2013. Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata.Universitas Komputer Indonesia

Mutia Shera.2013. Perilaku Komunikasi Komunitas Penggemar Grup Musik. Universitas Padjadjaran.


(19)

3. Daftar Internet Searching:

http://pusinfoikapa.wordpress.com/2009/01/26/sekilas-al-basyariyah/ Tanggal:3/9/20014.jam 3:55

http://www.damandiri.or.id/file/mcniniksrirejekiuibab2.pdf Tanggal :11/3/2014 jam 13:45

http://rizkimasbox.blogspot.com/2012/11/syarat-informan-untuk-penelitia bahasa.html Tanggal 13/3/2014 jam:1:27

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FISIPS1HI/207612010/BAB%20III.pdf Tanggal 28 / 3/ 2014 Jam:12:40

http://telpon.info/pondok-pesantren/bandung/page-3.html Tanggal 16/4/2014 Jam:7:56

http://belajarpsikologi.com/metode-pengumpulan-data/ Tanggal 21/4/2014 Jam 12:12


(20)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur senantiasa kupanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan ridho-Nya, dan senantiasa memberi kekuatan, nikmat dan karunia yang tiada hentinya, tentunya selama penyusunan skripsi ini. Diucapkan pula terima kasih kepada kedua Orang tua ayahanda zamhar, dan ibunda zurhaida dan keluarga besar penulis. Atas segala doa, dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skeripsi ini. Jasanya yang tak terhingga tidak mungkin penulis dapat membalasnya, semoga keduanya menjadi hamba Allah yang teguh khusnul khotimah. Skripsi ini yang berjudul “Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai Di Lingkungan Pondok Pesantren Albasyariah Di Cigondewah Kabupaten Bandung.” Merupakan salah satu persembahan kepada keduanya. Atas semuanya, skripsi ini persyaratan kelulusan ujian sarjana yang telah dapat diselesaikan. Selesainya skrip ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan serta saran dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi penting dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, dengan penuh ketulusan, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan bantuan selama berjalannya penelitian ini.


(21)

Komunikasi Unikom juga sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

3. Melly Maulin P, S. Sos., M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom sekaligus sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

4. Inggar Prayoga, M.I.Kom sebagai dosen wali penulis yang telah banyak member motivasi dan dorongan selama berjalannya perkuliahan.

5. DR. Drs. H.M.Ali Syamsuddin S.Ag., M.Si sebagai dosen pembimbing dalam penelitian ini yang telah banyak memberi bimbingan dan motivasi dalam penyusunan Skripsi dan selama masa perkuliahan.

6. Asri Ikawati, A.Md. Kom sebagai sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu selama penelitian dan masa perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf di lingkungan Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations yang tidak dapat disebutkan satu


(22)

semangatnya.

Hanya ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas, yang dapat disampaikan. Untuk membalas jasa yang telah diberikan, Akhir kata, tiada gading yang tak retak, kekurangan dan kekhilafan adalah sifat dasar manusia dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari, tentunya penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Juli 2014 Penulis

Abdul Ghofur NIM.41809731


(23)

1.1 Latar Belakang Masalah

Santri asal mulanya adalah orang yang berbondong bondong dengan sengaja datang dan duduk di rumah kyai, kepada orang yang mengerti agama, didaalam proses waktu yang panjang, banayak sebagian santri tersebut membangun sebuah gubuk disekitar rumah kyai bertani sebagian mereka, menolong kyai mereka untuk memenuhi kebutuhan dilingkungan rumah kyai hingga akhirnya terbentuk pondok dan mereka santri belajar dengan kiyai. Dengan hal tersebut santri mendapat ajaran ajaran yang dibutuhkan dalam masyarakat mengenai tentang pelajaran-pelajaran agama. Apapun yang di anjurkan dan dilakukan kyai, mereka patuh dan menaatinya, disinilah terlihat perilaku perilaku santri hingga menjadi tradisi santri yang modern dan diakui oleh pemerintah dalam hal pendidikannya pada saat ini.

Kalau kita lihat bagaimana proses belajar dan mengajar santri pada saat ini, khususnya santri Albasyariah begitu jauh tingkat perubahannya dari santri zaman dahulu, ketika santri yang hanya tahu memakai sarung, atau yang dikenal salafiah, Kalau kita bandingkan dengan santri dizaman sekarang sudah modernisasi dalam prilaku dan disiplin mereka, bahkan mereka juga lebih jauh unggul dari mental yang mereka dapat selama mereka belajar dipondok pesantren, lihat saja mereka dididik ilmu agama, mereka digunakan dikalangan masyarakat, mereka tahu bagaimana mengatasi mengatasi permasalahan masyarakat, seperti contoh bagaimana mereka


(24)

melakuka publik speaking, hingga mereka khutbah jummat sekalipun, ini sudah jelas bahwa santri itu dibutuhkan dan disoroti oleh masyarakat, baik prilakunya maupun akhlaknya. Sebagai lembaga pesantren yang modernisasi, Albasyariah memiliki pelajaran mengenai pengetahuan umum, atau yang dikenal santri paham mengenai pengetahuan intelektual. Sudah menjadi tugas besar seorang kyai Albasyariah dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik dalam mendidik santri santrinya agar menjadi Generasi Khoirul Ummah, yaitu Kebaikan buat Ummat dan semesta Alam. Disinilah peneliti ingin sekali melihat bagaima perilaku komunikasi santri tersebut berkomunikasi dengan kiyainya yang terjadi di lingkungan pondok pesantren Albasyraih.

Santri Albasyariah adalah orang yang menimba ilmu agama yang berada disebuah lembaga pondok pesantren Albasyariah, mereka belajar bersama sama diantara mereka, mereka belajar mengkaji al-qur’an, belajar bahasa Arab, dan kitab kitab klasik lainnya. santri juga adalah orang yang dianjurkan oleh orang tua mereka agar mereka mau belajar dipondok pesantren Albasyariah, akan tetapi sebagian santri juga memiliki keinginan sendiri tampa harus dipaksa oleh orang tua mereka untuk menimba ilmu dipondok pesan Albasyariah.

Santri di pondok pesantren albasyariah ini, dibagi menjadi dua, ada santri mukimin, dan juga ada santri ahlul bait.Santri mukimin adalah santri yang berasal dari negri seberang, santri ini, orang yang menimba ilmu di pondok dengan kondisi kampung halamannya jauh, sehingga mereka wajib tinggal di pondok, dan mereka menempatka asrama. kehidupan seperti ini dinamakan Syaidul Makhad. sedangkan


(25)

santri ahlul bait adalah santri yang datang kepondok menimba ilmu dipondok kemudian mereka pulang, santri seperti ini, mereka yang keadaan geografis rumahnya tidak jauh dari pondok, santri yang seperti ini mereka tidak disamakan baik dalam kedisiplinan ataupun pembiayaan. disebabkan mereka santri ahlul bait hanya sedikit memakai fasilitas dan kapasitas pondok.

Kyai Albasyaraiah adalah sesosok orang yang merujuk kepada panutan, baik dari prilakunya, ataupun dari ucapannya. kyai pada saat sekarang ini mereka lebih banyak hidup di tempat tempat dimana ia mengembangkan dirinya melalui lembaga lembaga yang dinmakannya tempat perjuangan dalam membangun generasi muslim yang berakhlak mulia.

Kyai Albasyariah juga sebagai pemimpin pondok yang sangat memperhatikan santrinya, disini terlihat bahwa keseluruhan para kyai adalah generasi yang meneruskan intelektual dan spiritual mereka yang menyambung pesan dari ulama yang ditujukan untuk ummat, dengan demikian peranan kyai memainkan peranan yang menentukan dalam kemajuan pendidikan islam di Indonesia.

Alasan dipilih nya pondok pesantren albasyariah, karena pondok ini memiliki struktur yang terpimpin dari berbagai pengetahuan yang diajarkan, baik penegetahuan umum atau pengetahuan keagamaan. Penerapan pondok ini pun sudah terlihat dalam mendidik murid-muridnya dari penerapan bahasa baik bahasa arab maupun bahasa inggris, kedisiplinan mereka akan penerapan bahasa memiliki kewajiban yang harus dijalankan, bahkan mereka memiliki hukuman yang setimpal bagi murid muridnya yang melanggar kedisiplinan bahasa.


(26)

Begitu banyak pilihan pendidikan pesantren yang berada di kota bnadung atau di kabupaten bndung akan tetapi, Albasyariah memiliki ciri khas tersendiri dalam persaingannya dan dalam perkembangannya.

Adapun bentuk persaingan yang dilakukan oleh pondok pesantren Albasyariah, semua santri sama dalam berpenampilan, kyainya yang sederhana, terlihat dari kediamannya yang begitu sederhana, penampilannya yang tidak menonjol, disinilah terlihat ada nilai yang bisa diambil bahwa Albasyariah mencetak kader menuju khoirul ummah (sebaik baik ummat).

Pesantren merupakan pendidikan yang berlandaskan agama Islam, pesantren Albasyariah ini tempat dimana orang orang belajar pendidikan yang berbasis agama islam, tetapi pesantren pada era saat ini tidak berpatokan terhadap pendidikan pelajaran agama Akan tetapi pesantren sudah berbasis pendidikan yang berkaitan dengan pelajaran umum, sehingga pesantren dinamakan pendidikan modern, dengan motto ulama yang intlek bukan ulama yang tahu akan agama saja.

Adanya keterkaitan agama kita melihat bahwa awal permulaannya islam berada ditengah tengah kita saat ini, Islam di Indonesia merupakan peristiwa yang sangat penting dan menakjubkan dalam sejarah perluasan dunia islam (The extension of the Islamic world) . tetapi prosesnya belum dapat diungkap oleh sejarawan. proses perluasan islam ini sangat menakjubkan berlangsung pada abad ke 13 sampai dengan abad ke 16 saat kekuatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dipusat dunia islam di wilayah Timur Tengah sedang mengalami kemajuan. Menakjubkannya lagi ialah


(27)

perluasan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar terlihat pada jumlah yang memeluk agama berpenduduk muslimnya.

Pesantren pada dasarnya mempunyai target dan sudut pandang kedepan, dengan demikian pesantren memiliki angan angan, yaitu cita cita untuk generasi menjadi pemuda dan pemudi yang berakhlak mulia dengan apa yang mereka pelajari dan mereka terapkan selama di lembaga pondok pesantren. adapun elemen elemen pesantren yang terdapat dibenak kita semua yaitu pondok, masjid, santri.

Pondok Albasyariah lembaga perjuangan, ia adalah lembaga yang mengembangkan dengan sistem amanah, atau sebagian dari mereka ikhlas dalam mengajar hingga dengan niat lillahi Ta’ala dengan dalih untuk memperjuangkan nasib ummat, dengan hal demikian bahwa ummat harus diperjuangkan untuk memerangi kebodohan, yang dimaksud kebodohan adalah kebodohan akan ummat mengenai pengetahuan terhadap agama. Didalam lingkungan pondok, bermula dari bangun santri, hingga tidurnya santri sudah diperhatikan oleh pondok, bukan hanya itu kebutuhan kebutuhan lainnya juga sudah dipenuhi pondok pesantren Albasyariah untuk membangun semangat santri agar tetap betah belajar dilingkungan pondok pesantren Albasyariah, dengan demikian peniliti ingin melihat bagaimana proses komunikasi yang berlangsung, selama santri tersebut belajar di pondok pesantren Albasyariah.

Pondok pesantren Albasyariah juga memiliki ciri khas dalam proses belajar, yaitu hanya menyentuh dinding batas wilayah bangunan bangunan dalam lingkungan sekitar pondok, kesederhanaan cara mereka hidup, kepatuhan mereka


(28)

terhadap kyai, cara mereka belajar, mempelajari bahasa bahasa yang diterapkan oleh pondok pada ketetapannya, ini mutlak bahwa pondok Albasyariah secara langsung memiliki keterkaitan bagaimana islam mendidik generasi Ummatnya. Dilihat dari kehidupan santri yang tidur secara teratur, dengan kasur yang kecil, budaya antri, dan dengan tempat pakaian atau lemari yang sederhana tidak membuat santri dipondok ini lemah dalam belajar dipondok pesantren Albasyariah selama ini, bukan hanya demikian, santri Albasyariah tidak menurunkan niat mereka dalam kebersamaan dan saling menghargai diantara mereka. Menurut karya karya Profesor Johns mengatakan Bahwa istilah santri berasal dari bahasa tamil, yang berarti, Guru mengaji. (Zamakhsyari Dhofier,2011: 41).

Belajar syariah agama islam bagi ummat islam adalah perintah Tuhan, Tuhan menyuruh kita belajar akan agama, agama adalah pembawa perubahan dari akhlak yang kurang mulia menuju akhlak mulia, disinilah banyak para penda’i, kiyai, ulama, Para cendikiawan sekalipun mengambil instiatif agar mendirikan lembaga pesantren untuk memperjuangkan generasi ummat islam agar mengenal agama islam yang sudah dihidayahkan Allah, Bagaimana yang terdapat dalam kitab sucinya Al-qur’an.

”Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu alqur’an dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-kitab (Al-qur’an )itu, dan tidak pula mengetahui apakah iman itu,tetapi kami menjadikan Al-qur’an itu cahaya; yang kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki diantara hamba hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar benar membei petunjuk kepada jalan yang lurus. (yaitu) Jalan


(29)

Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada dilangit dan di Bumi. Ingatlah bahwa kepada Allah-lah Kembali semua urusan”. (Asy-Syura,42:52:-53).

Perilaku adalah bentuk karya manusia sebagai makhuk yang diberikan oleh Allah begitu banyak kelebihan, kelebihan yang diberikan seperti berkomunikasi, dengan bermacam macam bahasa yang dilakukan begitu banyak bahasa baik verbal ataupun nonverbal. Dan manusia juga itu disebut “hayawanun natiqun”dengan demikian manusia sudah sepantasnya dijuluki makhluk yang sempurna dalam penciptaannya.

Sejak manusia itu dilahirkan hingga dewasa dia diajari bagaimana mempertahankan hidup, dengan demikian ia harus biasa dan sanggup mempertahankan dirinya, sebelum ia dilahirkan ketika dalam kandungan sekalipun ia tahu bagaimana memberi pesan kepada ibunya kalau dia lapar, dari sanapun sudah terlihat manusia itu makhluk ketergantungan. Dari ketergantungan tersebut ia harus tahu pisau yang digunakan agar sanggup menempuh kehidupan didunia ini dalam mempertahankan hidup, dengan demikian komunikasi lah salah satu alat jawaban yang tepat membuat ia sanggup beradaptasi dengan lingkungannya.

Komunikasi adalah semua yang ada didalam Alam ini sudah termasuk komunikasai, komunikasi ibarat bernafas, kita semua melakukannya dan itu pun sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari hari,kita tidak akan pernah tahu, tentang hari ini dan hari kemarin kalu manusia itu tidak berkomuikasi dan bersosial. Komunikasi juga memberikan kemudahan orang lain dalam memahami kebutuhan kita dengan orang lain, kita semua tahu kita tidak mau tidak kita hidup saling


(30)

ketergantungan, dengan demikian kita dapat memahaminya melalui komunikasi sebagai alat untuk perhitungan dasar terhadap masalah kehidupan dengan manusia.

Setalah kita mmebahas tentang komunikasi, komunikasi itu mempunyai kesopanan kesopan tertentu, atau norma norma yang ditetapkan pada wilayah tertentu, inilah yang menunjukan bahwa kita makhluk yang diberikan banyak kelebihan. Menurut Almaraghi, manusia dilengkapi dilengkapi adanya lima hidayah yang diberikan oleh Allah SWT Kepada manusia: instink, indera, akal budi, agama dan taufiq. (Amin,2011: 2).

Bahasa juga mempunyai hubungan yang begitu jauh yang sesuatu tidak dapat terpisahkan lagi oleh kita sebagai makhluk yang bersosialisai, bahwa bahasa adalah kontek realitas yang mewakili kompleks.

Bahasa Meliputi dua konteks antara lain bahasa verbal dan non verbal. bahasa verbal menggunakan bahasa lisan yang tercatat sebagai salah satu refsentasi kemanusiaan yang paling mengesankan. begitu bahasa dan dialek berbeda yang digunakan saat ini,dan masing masing keadaanya unik dalam beberapa hal, Setiap bahasa memiliki pola yang dapat didefinisikan. misalnya orang akan memahami maksud dan tujuan yang dilakukan ketika pengucapan dalam pemaknaanya sama, akan lebih mudah bahasa itu dipahami apabila bahasa itu keluar dari orang yang berkebangsaan sama, atau keadaan suku sama, tetapi apabila sebaliknya, pengucapan dan pendengar akan terbata bata apabila bahasa yang digunakan masih dalam pemahaman atau masih dalam belajar akan bahasa tersebut.


(31)

Bahasa Nonverbal adalah bahasa perbuatan yang lebih banyak dari kata kata. Ekspresi wajah, jeda atau tenggang waktu dalam berbicara, gerakan tangan, jarak, kontak mata, Gesture tubuh, dan masih banyak bentuk komunikasi nonverbal lainnya, dari prihal uraian diatas terdapat semua bentuk gerakan dapat disimpulkan oleh orang lain dengan pemaknaan tersendiri yang terdapat didalam benak orang lain. Bahasa nonverbal kadang banyak digunakan oleh orang lain dalam melakukan aktivitas ketika sesorang melakukan tindakan yang ditujukan kepada seseorang, sehingga maksud dari yang ingin disampaikan dapat tersampaikan, walau proses seperti ini agak lama sampai pesan yang dikirimkan kepada khalayak luar dari dirinya.

Bahasa merupakan refsentasi mewakili kebutuhan keinginan kita dalam melakukan aktifitas yang memudahkan kita dalam hal memamahami, mengerti baik kemauan kita sendiri maupun kemauan orang lain ataupun orang disekitar kita.

Menurut hipotesis Sapir Whorf Bahasa adalah alat reproduksi untuk menyuarakan ide ide, melaikan juga pembentukan ide….kita membedah alam disepanjang garis yang ditetapkan oleh bahasa asli kita. (Ruben,&,Brent D, 2013:147).

Untuk penggunaan bahasa itu sendiri kita sering kali menempatkan sesuai dengan apa yang ada dalam benak kita, aspek dasar dan halus, dari kehidupan kita, umumnya kehidupan manusia yang representasi dan tiruan alaminya sering terabaikan. Selagi orang itu mempunyai dan pemaknaan yang sama dengan diri kita, boleh saja kita menyamakan kedalam benak merek dan menyetuijuinya. Antar


(32)

pernyataan dan kenyataan adalah sama. sayangnya banyak sekali pemaknaan itu mempersulitkan kita sehingga orang lain susah memahami apa yang kita maksud.

Untuk bahasa percakapan yang digunakan santri dalam menyampaikan komunikasi terhadap kyainya hanya sedikit bahasa yang dilakukan, bahasa verbal dilakukan oleh santri yang benar benar memiliki kepentingan, seperti kepentingan pulang kerumah bagi santri mukimin, izin keluar pondok, keluhan orang tua dengan disertai anaknya, sedangkan kepentingan yang lain hanya diwakili oleh orang kepercayaan yaitu orang orang kaki tangan kyai mereka ini kebanyakan dari guru gurunya yang sudah diberi kepercayaan terhadap kepentingan pondok.

Arus pesan yang disampaikan oleh santri dengan kyainya, dilakukan dengan pesan komunikasi dari atas kebawah, pesan ini mengalir dari bawahan ke atasan komunikasi yang seperti biasanya terbata-bata dikarenakan bawahan memiliki batasa batasan yang sangat terbatas, sehingga komunikasi yang disampaikan hanya sedikit yang dilakukan.

Santri dengan guru yang mengajar di pondok pesantren Albasyariah sama saja arus pesan komunikasi tehadap kyainya, hanya memiliki perbedaan yang sedikit dikarenakan guru kebanyakan terlibat langsung ke santri sedangkan kyai terlibat kepada santri disaat keadaan pondok sedang terguncang dengan permasalahan yang besar, seperti permasalahan pulang tampa izin, mengambil hak milik orang lain, dan kasus lainnya yang memang dianggap sudah keterlaluan, disinilah fungsi kyai dan melibatkan dirinya dalam menangani kasus kasus dan berhubungan langsung dengan santri dalam berkomunikasi.


(33)

Komunikasi yang dilakukan santri dengan santri menghasilkan komunikasi yang efektip, dikarenakan komunikasi ini memiliki kewenangan yang sama, informasi yang disampaikan pun hanya sedikit yang mendapat hambatan, hambatan pesan komunikasi hanya terdapat pada arus pesan komunikasi antara senior dengan junior, akan tetapi komunikasi seperti ini kemungkinan kecil terhambat disebabkan senior terlibat langsung dengan junior dalam kehidupan sehari hari dalam menjalankan disiplin pondok pesantren Albasyariah.

Dari uraian yang di atas mengenai Bahasa berarti disini penulis akan menyinggung mengeni bahasa didalam pesantren karena pesantren memiliki komunikasi yang diberlakukan oleh kesepakatan mereka dalam melakukan aktivitas aktivitas mereka, sehingga disini timbul perilaku perilaku itu sendiri timbul didalam lingkungan mereka. sehingga didalam sosial mereka timbul dengan kata yang pernah penulis dengar hidupnya bahasa, Hidupnya Alqur’an, Hidupnya Alqur’an Hidupnya Bahasa Syurga. Dengan kata lain kata kata yang pernah disampaikan oleh guru mereka bahasa adalah mahkota.

Komunikasi adalah sesuatu yang dilakukan oleh individu untuk bertahan dengan lingkungannya, komunikasi ini banyak dilakukan oleh orang dalam memahami pikiran orang lain, sehingga kelangsungan komunikasi yang disampaikan dapat tersalurkan dengan sempurna. komunikasi antar pribadi ini juga disumbangkan untuk menuju kebahagiaan bersama. menolong kita dalam mengembangkan wawasan intelektual. dari mulai kecil hingga dewasa kita sudah daiajari betapa butuhnya ketergantungan dan menghargai dengan orang lain, dengan


(34)

hal demikian bahwa mau tidak mau kita tetap melakukan komunikasi didalam kehidupan ini.

Dengan demikian dari uraian yang diatas, peneliti melihat gambaran diatas melalui pandang fenomenologi bagaiama yang disarankan oleh Daymond dan Holloway, perlunya mengamati bahasa yang digunakan partisipan, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh mereka sehingga bisa lebih baik lagi memahami penjelasan penjelasan mereka ketika saatnya bagi anda untuk melakukan analisis. (Sobur,2013:429).

Pada penelitian ini, peneliti membatasi perilaku komunikasi Santri dalam perilaku komunikasi santri dengan Kyai yang berada dilingkungan pondok pesantren Albasyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Perilaku komunikasi Santri dengan Kyai dilingkungan pondok pesantren Albasyariah di Cigondewah Kabupaten Bandung”.


(35)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah pada dua bentuk pertanyaan yaitu pertanyaan makro dan pertanyaan mikro. Pengertian dari pertanyaan makro adalah inti dari permasalahan yang peneliti ingin teliti lalu pertanyaan mikro merupakan pertanyaan permsalahan skripsi yang berdasarkan teori nantinya yang peneliti pakai sebagai landasan penelitian ini.

1.2.1 Pertanyaan Makro

Peneliti merumuskan pertanyaan makro yaitu: Bagaimana Perilaku Komunikasi Santri dengan Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah di kabupaten Bandung.?

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Mengacu kepada pertanyaan makro diatas maka peneliti merumuskan pertanyaan mikro sebagai berikut.

1. Bagaimana Komunikasi verbal yang digunakan Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana Komunikasi Non Verbal Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung?

3. Bagaimana Efek komunikasi santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung?


(36)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini, peneliti ingin tahu lebih jelas bagaimana prilaku komunikasi santri dengan Kyai dilingkungan pondok pesantren Al-Basyariah di kabupaten Bandung. dengan demikian Pesan apa saja yang dilakukan para santri selama hidup dilingkungan Pondok pesantren Albasyariah.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk Penelitian ini dengan tujuan:

1. Untuk Mengetahui Komunikasi verbal yang digunakan Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung.

2. Untuk Mengetahui Komunikasi Non Verbal Santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung.

3. Untuk mengetahui Efak Komunikasi santri terhadap Kyai di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung.


(37)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memebri masukan dalam pengembangan qudroh kajian kajian Ilmu Komunikasi, dengan demikian mampu memberi kontrubusi yang baik dalam pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya Komunikasi Antar Pribadi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan buat Peneliti

Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memberi wawasan, pengalaman, dan pengetahuan bagi peneliti, khususnya didalam kajian peneliti dalam bidang jurnalistik.

2. Kegunaan buat Universitas

Bagi Universitas, Penelitian ini diharapkan mampu menambah masukan dalam pengembangan keilmuan dewasa ini ilmu Komunikasi. Serta biasa menjadi sebagai literatur di jurusan Ilmu komunikasi khususnya jurnalistik.

3. Kegunaan Pesantren

Bagi pesantren, penelitian ini diharapkan biasa membantu bagi santri dalam mengembangkan ilmunya, dan diharapkan bisa menjadikan penelitian ini sebagai kajian dalam literatur pendidikan pesantren.


(38)

4. Kegunaan Masyarakat

Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada masyarakat, khusunya masyrakat yang menyekolahkan anak anaknya di pondok pesantren, diharapkan karya ilmiah ini mampu memberikan informasi yang baik kepada masyarakat, masyarakat yang sudah melek akan teknologi sehingga kebutuhannya bisa ia dapatkan melalui teknologi. Dan juga karya ini diharapkan mampu memberi wawasan dan penjelasan yang baik kepada masyarakat. dan juga bagi pelajar yang membutuhkan dan ingin mencari pelajaran yang berkaitan dengan perilaku komunikasi santri dengan Kyai didalam pondok Pesantren, dengan demikian bisa mempermudah mereka dalam mencari pengetahuan dan menyemangati mereka dalam mencari pendidikan.


(39)

BAB II

Tinjauan Tentang Pustaka 2.1 Tinjauan Tentang Peneliti Terdahulu

2.1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu

2.1.1.1 Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata

Penelitian ini dilakukan oleh Ria Dwi Mutiara dengan Nim 41809084 Universitas Komputer Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Sales Promotion Girl Provider XL Axiata ketika sedang memberikan pelayanan terhadap konsumen di Booth XL Axiata memang mempergunakan bahasa yang bersahabat sehingga adanya bahasa campuran yang dipergunakan yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda, karena dalam perbincangan mereka tidak berada dalam situasi yang sangat formal. Sehingga kenyamanan konsumen lah yang terbentuk dalam proses komunikasi ini.

Karena salah satu syarat untuk menjadi Sales Promotion Girl dapat berkomunikasi dengan baik karena memang modal utamanya adalah berinteraksi langsung dengan konsumen sehingga adanya penggunaan komunikasi verbal yang digunakan dalam perilaku komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata, namun dalam waktu-waktu tertentu peneliti menemukan bahwa, para Sales


(40)

Promotion Girl Provider XL Axiata juga menggunakan bahasa Sunda dalam proses komunikasinya.

Hal ini dikarenakan mereka berada di Kota Bandung yang memang kebanyakan menggunakan bahasa sunda dalam penggunaan sehari-harinya. Jika konsumen mengajak berbicara dalam bahasa sunda, otomatis Sales Promotion Girl Provider XL Axiata menggunakan bahasa Sunda juga. Sehinga selain penggunaan bahasa Indonesia yang dipergunakan selama memberikan pelayanan tetapi juga ada situasi yang memungkinkan mereka menggunakan bahasa lainnya yaitu bahasa sunda.Penggunaan bahasa yang bersahabat ini akan membuat konsumen merasa kerasan pada saat sedang diberikan pelayanan oleh para Sales Promotion Girl Provider XL Axiata dan dapat menyimak dengan baik apa yang dibicarakan oleh mereka mengenai keseluruhan informasi mengenai produk XL Axiata.

2.1.1.2Perilaku Komunikasi Komunitas Penggemar Grup Musik Shera Mutia, 210111100051, 2013. Pembimbing utama Dadang Sugiana,Drs., M.Si dan pembimbing pendamping Agus Setiaman, S.Sos.,M.I.Kom.,Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja simbol komunikasi yang digunakan oleh Komunitas Dorks, mengapa mereka menggunakan simbol-simbol komunikasi tersebut, serta bagaimana tindakan komunikasi yang


(41)

terjadi ketika Komunitas Dorks sedang bersama dan ketika bersama dengan Pee Wee Gaskins. Tindakan komunikasi tersebut dapat dilihat ketika mereka sedang mengadakan gathering bersama dan ketika Komunitas Dorks sedang menyaksikan aksi panggung Pee Wee Gaskins.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan alat rekam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa simbol komunikasi yang mereka gunakan menjadi ciri khas bagi mereka sendiri. Motif dari penggunaan tersebut diantaranya karena mereka memang menyukai, membutuhkan, serta digunakan untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, tindakan komunikasi pada Komunitas Dorks ini dapat terbagi menjadi dua, yakni Dorks lama dan Dorks baru. Perbedaan dalam gaya berpakaian, yang mana Dorks baru selalu beratribut lengkap, gaya sapaan dimana Dorks lama hanya memanggil dengan nama, dan gaya bicara Dorks baru yang gugup, terbata-bata, volume suara rendah, dan nada yang rendah.


(42)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.2.1 Definisi Komunikasi

Ilmu Komunikasi adalah salah satu kajian yang mengarah kepada kita tentang bagaimana besosial dan mensosialisasi diri kita dengan orang orang yang berada disekitar kita.Dari mulai kita bangun hingga kita tidur kita tetap membutuhkan yang namanya Komunikasi,kita tidak terlepas dari komunikasi.Komunikasi bagaikan alat yang begitu sangat penting dalam kehidupan apalagi manusia adalah makhluk yang ketergantungan satu sama lain.Sejak Kita lahir hingga dewasa kita membutuhkan komunikasi,dari kita kecil kita diajarkan bagaimana berkomunikasi agar kelak kita bisa bertahan hidup.Hingga waktu itu tiba saatnya,sesuai apa yang terdapat dalam teori komunikasi itu sendiri:

Dalam Mulyana dijelaskan, kata komunikasi atau communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama,communico,communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. (Mulyana, 2007:46)

Dari begitu banyak definisi Komunikasi,terlihat komunikasi adalah sebuah Pesan,baik pesan dari diri ataupun pesan dari orang lain.komunikasi seperti yang diungkapkan oleh ahli komunikasi diungkapkan oleh Carl. I.


(43)

Hovland yang dikutip oleh Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi teori dan Praktek , ilmu komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegasasas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2001: 10)

Kalau kita lihat dalam merubah prilaku seseorang memang sangat sulit,butuh waktu yang panjang dalam merubah itu semua,pesan yang disampaikan benar benar harus sampai dengan demikian terlihatlah bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang satu satunya alat untuk merubah seseorang yaitu Komunikasi. Seperti yang dikatakan Dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland yang dikutip dari Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the procces tomodify the behaviour of other individuals) Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal ini bisa terjadi apabila komunikasi yang disampaikan bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar dimengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif. (Effendy, 2001:10)


(44)

Untuk keseluruhan itu semua,komunikasi harus sesuai dengan pemakna’an yang sama,hal itu harus sesuai dengan tujuan harapan yang sama dengan diri kita, hingga pesan sampai kepada orang lain. Roger dalam Mulyana berpendapat bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Mulyana, 2007:69)

Harold Lasswell menjelaskan bahwa (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana? (Mulyana, 2007: 69)

Dari definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai Komunikasi,dengan demikian dapat diarahkan dan disimpulkan dengan apa yang bisa digambarkan yang demikian menjadi pendukung termasuk timbal balik yang di timbulkan seperti:

1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel)

4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)

Dengan demikian peneliti menguraikan bahwa komunikasi adalah pesan yang kemudian digodok oleh penerima menjadi timbal balik dapat


(45)

diterima oleh komunikan yang sebelumnya pesan tersebut disampaikan oleh komunikator. Deddy Mulyana, Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

1. Komunikasi verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistim kode verbal.

2. Komunikasi non verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan katakata Menurut Larry A. Samovar dan Richard E Porter komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2000: 237)


(46)

2.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Kalau kita melihat apa yang dikaji oleh begitu banyak teori tentang komunikasi,diantara begitu banyak pemaknaan tentang komunikasi,sudah tentunya ada bagian bagian yang berkaitan didalmnya,yaitu unsur unsur yang menjelaskan bahwa komunikasi itu memiliki acuan acuan dalam unsur unsurnya.Menurut Onong Uchana Effendy adalah sebagai berikut:

a) Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan. b) Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang. c) Komunikan : Orang yang menerima pesan.

d) Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bilakomunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

e) Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy: 2002, 6)

2.2.3 Sifat Komunikasi

Dari uraian unsur Komunikasi,disamping itu komunikasi memiliki sifat sesuai yang dikutipkan Onong Uchana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sifat-sifat. Adapun beberaapa sifat komunikasi tersebut yakni:

1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (mediated) 3. Verbal (verbal): a) Lisan


(47)

4. Non-verbal (non-verbal)

a) Gerakan/isyarat badaniah (gestural) b) Bergambar (picturial) (Effendy, 2002: 7)

Tatap Muka (Face to face ) menghasikan komunikasi yang efektif bila dibandingkan dengan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan jarak jauh,ataupun melalui media,akan tetapi sebagian komunikasi yang dilakukan dengan tatap muka tidak berjalan mulus seterusnya,disebabkan sedikit banyak ada faktor faktor yang mempengaruhinya.Sedangkan dalam berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa dilakukan melalui bahasa verbal ataupu nonverbal.Bahasa verbal dilakukan melalui bahasa lisan bahasa ini sedikit digunakanan dari pada bahasa nonverbal,sedangkan bahasa nonverbal lebih banyak dilakukan oleh seseorang dalam melakukan komunikasi,bahasa seperti ini dinamakan bahasa nonverbal.

2.2.4 Tujuan Komunikasi

Setiap orang ataupun kelompok orang,orang dalam organisasi sekalipun memiliki tujuan. begitu juga dengan komunikasi, bahwa komunikasi adalah lambaian yang memiliki harapan dan tujuan. Dengan demikian bentuk pesan yang dilakukan oleh komunikator dalam pesan dengan maksud tujuan dari pesan tersebut harus sampai kepada komunikan, dengan


(48)

demikian pesan tersebut dari komunikator sesuai dan sampai dalam pemaknaanya oleh komunikator kepada komunikan.

Menurut Onong Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengemukakan beberapa tujuan berkomunikasi, yaitu:

1. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksakan kehendak

2. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka inginkan arah kebarat tapi kita memberikan jakur ke timur.

3. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yangdimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus di ingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

4. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti. Sebagai pejabat atau komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.(Effendy.1993:18) Jadi secara padat dapat disampaikan tujuan tujuanya komunikasi itu adalah suatu pesan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Bahwa


(49)

tujuan yang sama adalah agar semua pesan yang kita pesankan dapat dimengerti dan diterima oleh orang yang disampaikan pesan tersebut.

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Antar Pribadi 2.3.1 Definisi Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi adalah suatu komunikasi yang melibatka dari diri kepada diri orang lain,dengan maksud Komunikasi antar pribadi tersebut memberi efek dan dampak yang bermanfaat buat diri kita dan orang yang terlibat dilingkungannya.

Menurut Joseph A. Devito Berdasarkan Buku Ilmu Komunikasi Teori & Praktik mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai berikut :“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”.

Berdasarkan maksud diatas sudah jelas seseorang yang berusaha mengrim pesan yang dengan maksud pemaknaanya,dengan demikian pesan yang dimaksud harus benar benar sampai kepada penerima,baik dari tujuannya,ataupun manfaat pesan yang dikirimkannya kepda orang lain,sudah barang pasti bahwa pesan mempunyai tujuan yang dimiliki yang kemudia disampaikan kepada orang lain.Maka sudah tepat komunikasi antarpribadi dilakukan oleh dua orang yang kemudia pesannya mendapat tanggapan yaitu feedback secara langsung.


(50)

2.3.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi memiliki tujuan erat dengan apa yang kita jalani dalam hidup ini, setiap komunikasi yang dibangun oleh seseorang kemudian komunikasi tersebut disampaikan kepada orang yang kedua pastilah memiliki makna dan harapan. dengan demikian jelas bahwa tujuan dari komunikasi antar pribadi memiliki makna dan tujuan yang tepat dan memiliki harapan keberlangsungan hidup yang saling ketergantungan sesama manusia.

Dengan demikian tampak bahwa,komunikasi antar pribadi memiliki unsur dan tujuan yang tepat antara lain:

1. Ungkapan diri sendiri dan orang lain

Diri sendiri, kita harus lebih dahulu mengenalnya,sebelum kita tahu mengenal diri orang lain,dengan demikian kita tahu bagaiman kelemahan kita dalam melakukan interaksi dengan orang lain.ungkapan yang seperti ini adalah keterlibatan kita dalam memahami orang lain.

2. Memahami Lingkungan

Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita dengan dunia diluar dari diri kita, mengubah gagasan dalam diri kita yang kita sampaikan ke orang dari diri kita, yang dimaksud orang orang yang terlibat dilingkungan tempat tinggal kita.

3. Menjadikan hubungan yang baik bila kita berkomunikasi dengan satu sama lain, pesan yang disampaikan tersalurkan dengan harapan


(51)

yang diharapkan dengan demikian terciptalah makna hubungan kekerabatan yang harmonis satu sama lain.

4. Mengubah Sikap Orang Lain

Tujuan dari komunikasi baik ajakan pesan yang disampaikan,atau pesan tersebut disampaikan melalui gerakan tampa melalui lisan,pesan yang disampaikan pasti memiliki tujuan dan harapan, harapan tersebut bisa sampai dengan pemaknaan yang sama dan memberi timbal balik yang jelas, dengan demikian komunikasilah alat yang jitu dalam memberi usaha agar seseorang tersebut bisa berubah dan menerima.

5. Membutuhkan Hiburan

Kita hidup di dunia ini,saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, termasuk hiburan,kalau kita lihat betapa butuhnya seseorang untuk suatu hiburan,disana terlihatlah bahwa manusia itu makhluk yang jenuh, komunikasilah adalah salah satu agar kita mendapatkan kesenagan melalui komunikasi dengan orang lain. 6. Menolong Orang Lain

Manusia makhluk yang ketergantungan,dengan demikian mereka dikasih akal,akalpun tidak sanggup dalam menyalurkan maksud yang ada didalam dirinya,oleh karena itu, komunikasilah yang dapat menolong mereka,baik itu berupa nasehat ataupun arahan arahan


(52)

yang dibutuhkan dalam menolong kehidupan satu dengan yang lainnya.

2.3.3 Jenis Jenis Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi Memiliki klasifikasi yang menjadikannya sebagai sifat sebgaiamana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa Secara teoritis komunikasi antar pribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya, yakni:

1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antar dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi yang menerima pesan. Oleh karena pelaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens, komunikator memusatkan perhatiannya hanya pada diri komunikan itu.

2. Komunikasi Triadik (Triadic Communication) adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, Karena komunikator memusatkan perhatiaanya hanya pada seorang komunikan, sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan, sepenuhnya juga umpan balik yang berlangsung,


(53)

merupakan kedua factor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi. (1993:62)

2.3.4 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi

Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antar pribadi ini oleh Joseph A Devito dilihat dari dua perspektif, yaitu :

1.3.4.1 Humanistis, meliputi sifat-sifat : 1. Keterbukaan

Aspek keterbukaan menunjuk paling tidak pada dua aspek tentang komunikasi antar pribadi. Pertama kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Kedua keterbukaaan untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur.

2. Perilaku Suportif

Jack R. Gibb menyebutkan tiga perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yakni:

a) Deskriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan suportif dibanding dengan suasana yang evaluatif.

b) Spontanitas, orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan terus terang tentang apa yang dipikirkan.


(54)

c) Provisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memiliki sifat berpikir terbuka. 3. Perilaku Positif: Komunikasi antar pribadi akan

berkembang bila ada pandangan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.

4. Empatis: Empati adalah kemauan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.

5. Kesamaan: Hal ini mencakup dua hal, pertama kesamaan bidang pengalaman diantara para pelaku komunikasi.

1.3.4.2 Pragmatis, meliputi sifat-sifat :

1. Bersikap yakin: Komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila seseorang mempunyai keyakinan diri.

2. Kebersamaan: Seseorang bisa meningkatkan efektivitas komunikasi antar pribadi dengan orang lain bila ia bisa membawa rasa kebersamaan.

3. Manajemen Interaksi: Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak.


(55)

4. Perilaku Ekspresif: Perilaku ekspresif memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain.

5. Orientasi Pada Orang Lain: Untuk mencapai efektivitas komunikasi, seseorang harus memiliki sifat yang berorientasi pada orang lain.

2.4 Tinjauan Tentang Komuniasi Verbal

2.4.1 Definisi Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).Jadi bahasa yang dikeluarkan dari mulut manusia memiliki makna yang disampaikan memberikan dinamakan bahasa secara verbal,sesuatu yang dikeluarkan dari mulut melalui lisan.

Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk


(56)

menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan (Devito, 2011:51).

2.4.2 Bahasa Verbal

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan sebagai aspek realitas individual kita.

Contoh bahasa verbal adalah: 1. Bahasa Indonesia

Bahasa yang digunakan sebagai pedoman bahasa Indonesia yang telah disempurnakan dan diberlakukan sebagai pengguna tata bahasa.(Buku cerdas EYD Bahasa Indonesia).


(57)

2.4.3 Fungsi Bahasa

Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana, 2005) bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.

1. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

2. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.

Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication: Principles, Contexts, and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:

1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yangmenarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.


(58)

2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di sekitar kita. 3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa

memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.

2.4.4 Keterbatasan Bahasa

Banyak orang tidak sadar,bahwa bahasa itu tebatas.keterbatasan bahasa dapat diuraikan seperti:

2.4.4.1 Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata Kata yang mempersentasikan persepsi dan interpretasi orang orang,yang menganut latar belakang social budaya yang berbeda beda.

2.4.4.2 Kata-kata mengandung bias budaya

Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun dimaknai secara sama. Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman ketiaka mereka menggunakan kata yang sama. Komunikasi sering dihubungkan


(59)

dengan kata Latin communis yang artinya sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna yang sama. Pada gilirannya, makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila komunikan-komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama; pendeknya mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada kenyataannya tidak ada isomorfisme total.

2.4.4.3 Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan penilaian. Dalam berbahasa kita sering mencampur adukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi. Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk lambang (verbal atau nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandian (encoding). Bahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik (lihat keterbatasan bahasa di atas), untuk itu diperlukan kecermatan dalam berbicara, bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan kesalah pahaman.


(60)

2.5 Tinjauan Tentang Komunikasi Non Verbal 2.5.1 Definisi Komunikasi Non Verbal

Istilah Nonverbal secara teoritis yaitu komunikasi yang dapat dipisahkan dari komunikasi verbal,dalam komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap muka sehari hari.

Menurut Mark.L.Knapp;

Istilah Nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol simbol verbal.dalam pengertian ini,peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh sungguh bersifat nonverbal.(Mulyana,2010,347)

Pada dasarnya komunikasi nonverbal dan verbal saling berkomunikasi dua ini,saling membenahi diantara dua komunikasi ini.Sebagaimana yang dijelaskan Arni Muhammad memberikan definisi komunikasi non verbal sebagai berikut : “Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan bahasa isyarat seperti gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan berupa kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, sentuhan, dan sebagainya”. (Suranto, 2010:146)

Menurut Edward T.Hall mengartikan komunikasi non verbal sebagai berikut : “Komunikasi non verbal adalah sebuah bahasa diam (silent


(61)

language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension) karena pesan non verbal yang tertanam dalam konteks komunikasi”. (Mulyana, 2010:344) 2.5.2 Ciri Ciri Umum Komunikasi Non Verbal

Komunikasi Nonverbal Devito (2011:54) mengemukakan bahwa pesan-pesan non-verbal mempunyai ciri-ciri umum, yaitu :

2.5.2.1 Perilaku komunikasi bersifat komunikatif, yaitu dalam situasi interaksi, perilaku demikian selalu mengkomunikasikan sesuatu.

2.5.2.2 Komunikasi non-verbal terjadi dalam suatu konteks yang membantu menentukan makna dari setiap perilaku non-verbal. 1. Pesan non-verbal biasanya berbentuk paket, pesan-pesan

non-verbal saling memperkuat, adakalanya pesan-pesan ini saling bertentangan.

2. Pesan non-verbal sangat di percaya, umumnya bila pesan verbal saling bertentangan, kita mempercayai pesan non-verbal.

3. Komunikasi non-verbal di kendalikan oleh aturan.

4. Komunikasi non-verbal seringkali bersifat metakomunikasi, pesan non-verbal seringkali berfungsi untuk mengkomentari pesan-pesan lain baik verbal maupun non-verbal


(62)

2.5.3 Klasifikasi Pesan Nonverbal

Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:

2.5.3.1Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

2.5.3.2Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:

a. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;

b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan.


(63)

c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.

2.5.4 Fungsi Pesan Nonverbal

Non Verbal Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:

2.5.4.1Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala

2.5.4.2Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.

2.5.4.3Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”


(64)

2.5.4.4Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. 2.5.4.5Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau

menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

2.6 Tinjauan Tentang Efek Komunikasi

Efektipitas komunikasi, menurut Johnson ada tiga cara yang harus dipenuhi dalam menyampaikan pesan yang efektipif Pertama, kita harus mengusahakan agar pesan pesan yang dikirim mudah dipahami. Kedua, sebagai pengirim kita harus memiliki kreadibilitas di mata penerima. Ketiga, harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima. Dengan kata lain, kita harus memiliki kreadibilitas dan trampil mengirimkan pesan.

2.7 Tinjauan Tentang Santri

Santri,Menurut istilah santri dalam buku Tradisi Pesantren, Santri merupakan pengertian yang dipakai dalam lingkungan orang orang pesantren,seorang alim hanya bisa disebut kyai bilamana memiliki pesantren dan santri yang tinggal didalamnya yang bertujuan untuk mempelajari kitab kitab islam klasik.oleh karena itu,Santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren.perlu diketahui santri meterdiri atas dua bagian:


(65)

2.7.1 Santri Mukimin

Santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren.santri mukim yang paling lama tinggal dipesantren biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memang bertanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren sehari hari;mereka juga memikul tanggung jawab mengajar santri santri muda tentang kitab kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pesantren yang besar dan masyhur terdapat putra putra kyai dari pesantren pesantren lain yang belajar disana;mereka ini biasanya akan menerima perhatian istimewa dari kyai.

2.7.2 Santri Kalong

Murid yang berasal dari desa desa disekitar pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti pelajarannya dipesantren,mereka bolak balik dalam (ngelaju) dari rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan antara pesantren besar dan pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin besar setiap pesantren, semakin besar jumlah santri mukimnya. Dengan kata lain, pesantren kecil memiliki lebih banyak sntri kalong daripada santri mukim.

2.7.2.1 Pesantren Dan Elemen Elemenya

Ada Tiga alasan utama mngapa pesantren menyediakan fasilitasnya bagi santri:

1. Kemasyhuran seorang kyai dan kedalaman pengetahuannya tentang islam menarik santri santri dari


(66)

tempat yang jauh untuk berdatangan. Untuk dapat menggali ilmu dari kyai tersebut secara teratur dan dalam waktu yang lama, para santri harus meninggalkan kampung halaman dan menetap didekat kediaman kyai dalam waktu yang lama.

2. Hampir semua pesantren berada didesa desa.didesa tidak ada model kosan, seperti di kota kota Indonesia pada umunya dan juga tidak tersedia perumahan (akomudasi) yang cukup untuk dapat menampung santri santi. Dengan demikian, perlu ada asrama khusus bagi para santri.

3. Ada sikap timbal balik antara kyai dengan santri, dimana para santri menganggap kyainya seolah olah sebagai bapak nya sendiri, sedangkan kyai menganggap para santri sebagai tititpan tuhan yang harus senantiasa dilindungi. Sikap timbal balik ini menimbulkan keakraban dan kebutuhan untuk saling berdekatan terus menerus. Sikap ini juga menimbulkan perasaan tanggung jawab di pihak kyai untuk dapat menyediakan tempat tinggal bagi para santri. Disamping itu, dari para santri sebagai sumber tenaga bagi kepentingan pesantren dan keluarga Kyai.


(67)

2.7.2.2 Pola Umum Pendidikan Islam Pesantren

Sebelum tahun 1960-an,pusat pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok. Istilah itu berasal dari pengertian asrama-asrama para santri atau bertempat tinggal yang terbuat dari bambu, atau barangkali berasal dari bahasa arab,funduqun,yang artinya hotel atau asrama.

C.C.Berg berpendapat bahwa istilah santri bersal dari shastri yang dalam bahasa india berarti orang orang yang tahu buku buku suci agama hindu,atau seorang sarjana ahli kitab suci Agama hindu. Kata shastri bersal dari shastra yang berarti buku buku pengetahuan. Dari asal usul kata santri pula banyak sarjna berpendapat bahwa lembaga pesanren pada asarnya adalah pendidikan keagamaan bangsa Indonesia pada masa menganut Hindu Budha yang bernama “mandala”yang di islamkan oleh para Kyai.

Menurut Dr.Soebardi dan Profesor Johns: Lembaga lembaga pesantren itulah yang menentukan watak keislaman kerajaan kerjaan islam, dan memegang peranan yang penting bagi penyebaran islam sampai kepelosok perdesaan. Dari lembaga lembaga pesantren itulah asal usul sejumlah manuskrip tentang pengajaran islam di Asia Tenggara, yang tersedia secara terbatas, yang dikumpulkan oleh pengembara pengembara pertama perusahaan perusahaan dagang belanda dan inggris sejal akhir abad ke 16. Untuk dapat betul betul


(68)

memahami sejarah islamisasi di wilayah ini, kita harus mulai mempelajari lembaga lembaga pesantren tersebut, Karena lembaga lembaga inilah yang menjadikan anak panah penyebaran islam diwilayah ini.

2.8 Tinjauan tentang Kyai

Kyai merupakan elemen paling esensial dari suatu pesantren. Ia seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata mata bergantung pada kemampuan pribadi Kyainya.

Menurut para asal uslnya, perkataan kyai dipakai untuk ketiga jenis gelar yang saling berbeda:

a) Sebagai gelar kehormatan bagi barang barang yang dianggap keramat, Umpamanya, Kyai Garuda Kencana, di Pakai untuk sebutan kereta Emas yang ada dikeraton Yogykarta.

b) Gelar Kehormatan untuk orang orang tua pada umumnya.

c) Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab kitab islam klasik kepada para santrinya.selain gelar Kyai, ia juga sering disebut seorang alim (Orang yang dalam pengetahuan Islamnya).

2.8.1 Kyai di Mata Bangsa

Menurut Rekayasa Snouck memperluas kesempatan kaum pribumi memperoleh pendidikan belanda justru menjadi “boomerang” bagi


(1)

Komunikasi verbal terhambat disebabkan kyai mengontruksikan terhadap mudir makhad (pondok), dari mudir pesan komunikasinya disampaikan kepada para asatidz pondok disini asatidznya adalah riayah atau (pengasuh santri), dari pengasuh santri pesan tersebut disampaikan kepada bagian munazzomah, hingga yang terakhir pesan tersebut sampai terhadap akdok (anggota) santri junior keseluruhannya. Inilah hal hal yang menghambat pesan komunikasi verbal santri tehadap kyainya.

Seperti yang dikatakan oleh irfan Muhammad fikri santri tidak bisa melakukan langsung dengan kyai, kyai ingin mendidik santrinya melalui organisasi yang sudah diterapkan oleh kyai bahwa komunikasi verbal yang dilakukan santri tehadap kyainya, amatlah sedikit dilakukan santri, santri diajarkan bagaimana ia mandiri dan memecahkan permasalahan didalam pondok, melalui beberapa tahap tersebut membentuk mental santri yang kuat dan siap dipimpin dan menjadi pemimpin. Dipimpin ketika menjadi akdok, memimpin ketika diangkat menjadi munazzomah.

2. Penggunaan komunikasi Non verbal santri terhadap buya, atau kyainya di lingkungan pondok pesantren Albasyariah kabupaten Bandung.

Penggunaan non verbal santri merupakan cerminan jati diri dari santri, non verbal pada kenyataannya merupakan segala bentuk gerakan yang ada pada diri dari seseorang tersebut, komunikasi ini dilakukan oleh seseorang tampa meluarkan kata kata, dengan segala bentuk komunikasi, non verbal lah salah satu komunikasi yang banyak digunakan, dan semua orang bisa menilai jati dari diri seseorang dari komunikasinya.

ecara teoritis istilah non verbal yaitu komunikasi yang dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam berkomunikasi jalin menjalin dalam komunikasi tatap muka sehari-hari. Menurut Edward T.Hall mengartikan komunikasi non verbal adalah sebuah bahasa diam (silent language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension ) karena pesan non verbal yang tertanam dalam konteks komunikasi”. (mulyana, 2010:344)

komunikasi non verbal yang dilakukan santri terhadap kyainya, santri akan melakukannya ketika santri ketemu langsung dengan kyainya, seperti santri akan mau izin, itukan mereka wajib berpenampilan sopan, berpakaian sopan dan sederhana, berkemeja, celana bahan bewarna hitam, sesuai dengan disiplin dari buya.


(2)

Adapun pesan komunikasi non verbal yang ditetatapkan kyai terhadap seluruh santrinya adalah segala ketaatan mereka menjalankan apa yang sudah ada didalam disiplin yang menjadikan moral santri yang dipandang positif dikalangan masyarakat. Dilihat dari berpakaian santri misalnya, sesuai apa yang dikatakan salah satu informan diatas bernama hendi kelas enam (TMI) mengenai non verbal santri adalah:

Komunikasi non verbal santri sesuai dengan pengaaman yang didapat oleh peneliti ketika wawancara yaitu, mengenai non verbal santri juga pada keutuhannya, bahwa komunikasi non verbal santri dilakukan santri secara spontan, ubudiyah yang ditanamkan buya melalui disiplin disiplin terhadap santri menjadikan pesan moral yang baik terhadap dari dalam diri santri pondok pesantren Albasyariah kbupaten Bandung.

komunikasi non verbal yang dibangun kyai terhadap santrinya mempunyai nilai nilai yang dianggap kyai nilai yang baik terhadap santri santrinya, agar nilai terseut mempunyai nilai tambah ketika santri terebut meninggalkan pondok.

3. Efek Komunikasi Terhadap Santri

Efek komunikasi santri pada lembaran ini, adalah dari hasil komunikasi verbal santri dan non verbal santri, dari dua komunikasi tersebut muncullah efek komunikasi terhadap dari diri santri, efek komunikasi adalah dari hasil yang sebelumnya dibangun

“komunikasi non verbal yang dilakukan santri terhadap kyainya, santri akan melakukannya ketika santri ketemu langsung dengan kyainya, seperti santri akan mau izin, itukan mereka wajib berpenampilan sopan,

berpakaian sopan dan sederhana, berkemeja, celana bahan bewarna hitam, sesuai dengan disiplin dari buya”.

jajang cahyadi mengatakan: ”pengalaman ana aja y ka, secara spontan, santri jami’an (semuanya) ngelakuin sama kamisli (seperti saya). Contoh ya ka, saya kalau ketemu buya dijalan pas waktu buya daur (keliling), pas mau

ke masjid untuk sholat berjamaah, saya senyum dan merunduk kepala sedikit ka, soalnyakan buya lagi daur (keliling pondok )ka”. “Untuk dakwah (himbauan) mengenai nizom (disiplin) makhad (pondok)

ka, berhubungan kan ana takmir ka (pengurus masjid) sayakan harus berpenampilan sopan ka”.


(3)

melalui komunikasi verbal dan non verbal santri yang menjadikan perilaku yang baik berimbas terhadap diri santri, baik berupa perilaku santri, ubudiyah santri, moral santri, dengan semuanya itu dibangun mulai dari tidur santri hingga bangun tidur santri yang dengan maksud menjadi hasil dari komunikasi yang baik, semuanya itu dibangun kyai terhadap santri pondok pesantren Albasyariah.

Ada beberapa hal yang peneliti sempat mendapat penjelasan dari key informan, yaitu ustadz willi yang beliau berasal dari Cirebon mengatakan seburuk buruk kelakuan yang dilakukan santri dipondok kelakuan buruk tersebut masih bisa diarahkan oleh para asatidz, kelakuannya pun tidak sampai melanggar syariah agama islam, paling mereka melakukan keluar pondok tanpa izin, mereka yang melanggar masih bisa diarahkan yang lebih baik lagi. Pondok adalah lembaga yang mencetak kader agar berahklak mulia, ini semua harapan kami para assatidz, kyai, mudir, dan orang tua santri, masyarakat umumnya.

Diatas menunujukkan cara pondok mendidik santri agar kesan yang didapat oleh santri membawa santri bisa menjadi yang lebih baik lagi apabila santri sudah dipulangkan kemasyarakatnya.

Efek pesan komunikasi verbal, non verbal santri yang diterapkan oleh kyai terhadap santri berdampak bagi mereka yang tulus menjaankan disiplin makhad (pondok), pendidikan terhadap santri akhir diharapkan mampu memberi dampak positif terhadap pengembangan pembinaan yang diterapkan oleh kyai, ustadz, kakak mudabir dahulunya, sebagaiman mana yang sudah dijalani olehnya santri akhir mulai dari bangunnya, kemudian tidurnya lagi, memberi pedidikan dan pengalaman padanya belajar dipondok itu adalah lahan perjuangan, kyai kepada seluruh santri pernah mengatakan dalam pemberian tausiyah (arahan), apapun yang dilihat dan didengar didalam sebuah lembaga pendidikan adalah pendidikan dan pengetahuan yang begitu besar nilainya. Inilah suatu yang mahal

Hendi Putra mengatakan: “santri dibentuk buya, agar santri dipulangkan ke masyarakatnya menjadi orang yang bermanfaat, dirindukan keberadaannya, setidaknya bisa menjadi contoh yang baik bagi keluarganya. Contoh ya ka, dahulu kan dirumah ana (saya) kadang-kadang jarang jamaah dimasjid, setelah saya melakukan sholat jamah dimasjid ayah ibu saya mengikut kebiasaan saya, kebiasaan yang seperti


(4)

harganya bagi santri, khusunya bagi santri akhir yang lebih banyak didik ekstra dengan maksud pendidikan melatih mental untuk terjun kemasyarakat nantinya.

5. KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Perilaku Komunikasi Santri Dengan Kyai Di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Basyariah Di Kabupaten Bandung, dapat disimpulkan bahwa santri pondok pesantren Albasyariah dalam berperilaku antara lain perilaku yang dilakukan santri terhadap kyainya adalah sesuatu yang dibentuk oleh kyainya melalui disiplin-disiplin pondok yang sudah ditetapkan, baik verbalnya ataupun non verbal santri, dari verbal dan non verbalnya menjadi efek komunikasi yang baik terhadap diri santri.

1) Adapun dari perilaku komunikasi verbal santri Albasyariah terhadap kyainya, adalah sesuatu yang begitu sangat jarang dilakukan santri junior, sedangkan komunikasi ini terkadang-kadang banyak dilakukan santri munazzomah (organisasi) atau santri yang telah diamanahkan oleh kyai terhadapnya mengenai disiplin pondok.

2) Untuk pesan komunikasi kyai terhadap seluruh santrinya, kyai menyampaikan melalui tausiah (pengarahan), baik mengenai pondok atau perilaku santri terhadap para assatidznya, munazzomah, mudabbirin, dan sesama teman, melalui tausiayahnya, diharapkan menjadi suatu pesan yang baik terhadap santri santrinya, sehingga keamanan dan ketentraman pondok selalu terjaga.

3) Komunikasi non verbal yang dilakukan santri sudah ditetapkan oleh disiplin pondok, dan arahan kyainya melalui berbagai pengarahan yang diberikan kyai, baik pengarahan itu melalui santri kelas enam, ataupun para guru yang semuanya sudah bertanggung jawab terhadap non verbal santri.

4) Efek komunikasi berupa perilaku komunikasi santri secara verbal dan non verbal santri sudah ditetapkan kyai melalui arahan-arahan yang diterapkan pondok melalui peraturan-peraturan disiplin terhadap santri, sedangkan non verbalnya diatur melalui satu gerakan, apabila ada yang menyimpang dari ketetapan kyai tersebut adalah sesuatu yang harus diarahkan kyai terhadap santrinya, dengan demikian dari didikan komunikasi verbal dan


(5)

non verbal santri tersebut muncullah efek komunikasi yang dianggap sesuatu yang bermoral dikalangan masyarakat.

6. DAFTAR PUSTAKA a) Buku

Amin Syamsuddin Ali. 2011. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung

Dhofier Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren.(Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia). LP3ES,Anggota Ikapi. Jakarta

Efendy, Uhjana Onong. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi.Bandung. Citra Aditya Bakti

Kuswarno Engkus. 2013. Metode Penelitian fenomenologi, Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian. Bandung. Widya Padjajadjaran

Kerfas H.G.2012. Buku Cerdas EYD Bahasa Indonesia.ChivitaBooks. Yogyakarta.

Moleong J.Lexy.2007.Metode Penelitian Kualitatif.Rosdakarya. Bandung

Mulyana Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Rosdakarya.Bandung

Majelis Tabligh dan Dakwah khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta.2010. Islam Agama Rabbani.Majlis Tabligh dan Dakwah PWM DIY.Yogyakarta

Ruben Brent D.& Stewart.2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Supratikya.Dr.A.1995. Komunikasi Antar Pribadi. Kanisius. Yogyakarta

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Alfabeta. Bandung


(6)

Sobur Alex.2013. Filsafat Komunikasi (Taradisi dan Metode Fenomenologi). Rosdakarya.Bandung

b) Sumber Lain:

Mutiara Dwi Ria. 2013. Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL

Axiata.Universitas Komputer Indonesia

Mutia Shera. 2013. Perilaku Komunikasi Komunitas Penggemar Grup Musik. Universitas Padjadjaran.

c) Daftar Internet Searching:

http://pusinfoikapa.wordpress.com/2009/01/26/sekilas-al-basyariyah/ Tanggal:3/9/20014.jam 3:55

http://www.damandiri.or.id/file/mcniniksrirejekiuibab2.pdf

Tanggal :11/3/2014 jam 13:45

http://rizkimasbox.blogspot.com/2012/11/syarat-informan-untuk-penelitia bahasa.html Tanggal 13/3/2014 jam:1:27

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FISIPS1HI/207612010/BAB%20III.pdf

Tanggal 28 / 3/ 2014 Jam:12:40

http://telpon.info/pondok-pesantren/bandung/page-3.html

Tanggal 16/4/2014 Jam:7:56

http://belajarpsikologi.com/metode-pengumpulan-data/