PENERAPAN METODE DUNDUNBERABE DALAM MEMBERIKAN KRITIK TERHADAP INFORMASI MEDIA CETAK.

(1)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ……….i

UCAPAN TERIMA KASIH ………..ii

DAFTAR ISI ………..iv

DAFTAR TABEL ……….vii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Masalah ………..……….. 4

1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian ………... 4

1.2.2 Batasan Masalah ……….. 5

1.2.3 Rumusan Masalah Penelitian ……….. 5

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 6

1.4 Manfaat Penelitian ……….... 6

1.5 Anggapan Dasar ……….... 7

1.6 Hipotesis ………... 8

1.7 Definisi Operasional ……….……….8

BAB 2 PENERAPAN METODE DUNDONGBERABE DALAM MEMBERIKAN KRITIK TERHADAP INFORMASI MEDIA CETAK ………...…. 9


(2)

v

2.1.1 Pengertian Keterampilan Berbicara ……….………..9

2.1.2 Tujuan Berbicara ………. 10

2.1.3 Prinsip atau Ciri Berbicara……… 11

2.1.4 Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara …….………. 11

2.1.5 Penilaian Keterampilan Berbicara ………...13

2.2 Metode Pembelajaran ……….……… 14

2.2.1 Metode Dundongberabe ………... 14

2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode ………..………. 20

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN ………...…..………….... 24

3.1 Metode Penelitian ……….………... 24

3.1.1 Desain Penelitian ………...……… 25

3.2 Teknik Penelitian ……..………... 26

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ……… 26

3.2.2 Teknik Pengolahan Data ……… 27

3.3 Sumber Data ……….…….. 31

3.3.1 Populasi …………... 31

3.3.2 Sampel ………... 32

3.4 Pengumpulan Data ………..………..………... 33

3.4.1 Penentuan Instrumen ……….…… 33

3.4.2 Angket ……..…….……….…………... 39

3.4.3 Persiapan Pembelajaran……….……. 40

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……….…….... 47

4.1 Deskripsi Data ………... 47


(3)

vi

4.1.2 Data Nilai Prates ………..……….… 59

4.1.3 Data Nilai Pascates ………...…… 64

4.2 Pengolahan Data ……….…………... 68

4.2.1 Uji Normalitas Data Nilai Prates ……….…….……… 68

4.2.2 Uji Normalitas Data Pascates ……….. 72

4.2.3 Uji Hipotesis …..……….. 77

4.3 Analisis Data Hasil Angket ……….… 80

4.4 Pembahasan ………...………. 83

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………..……… 85

5.2 Saran ………..……….. 85

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(4)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ………..……... 26

Tabel 3.2 Format ANAVA ………...……… 29

Tabel 3.3 Tabel Guilford ………..….………... 30

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara ….……….. 35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket ……….… 39

Tabel 4.1 Skor Prates Keterampilan Berbicara ……….……… 51

Tabel 4.2 Skor Pascates Keterampilan Berbicara ……….………… 53

Tabel 4.3 Nilai Prates Keterampilan Berbicara ………….……… 56

Tabel 4.4 Nilai Pascates Keterampilan Berbicara ……….……… 57

Tabel 4.5 Data Uji Antarpenimbang Hasil Nilai Prates ………...…….…… 59

Tabel 4.6 Format ANAVA Prates ………. 62

Tabel 4.7 Data Uji Antarpenimbang Hasil Nilai Pascates ………... 64

Tabel 4.8 Format ANAVA Pascates ……….... 67

Tabel 4.9 Daftar Distribusi Mean Data Prates …….……..……… 69

Tabel 4.10 Data Frekuensi dan Ekspetasi Nilai Prates ………...………... 70

Tabel 4.11 Normalitas Hasil Prates ………...………...………. 72

Tabel 4.12 Daftar Distribusi Mean Pascates ………...………... 73

Tabel 4.13 Daftar Frekuensi dan Ekspetasi Nilai Pascates ……...……….… 75

Tabel 4.14 Normalitas Hasil Pascates ………... 77


(5)

viii


(6)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan pada saat ini memerlukan adanya reformasi berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan di masa depan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus sejalan dengan perubahan dan tantangan yang dihadapi dari waktu ke waktu dan tetap berpijak pada dasar pendidikan nasional. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penyegaran wawasan bagi para perencana, pelaksana dan pengelola pendidikan. Selain itu, penggunaan dan pemanfaatan media atau teknik pembelajaran yang variatif dan inovatif sangat dibutuhkan guna meningkatkan keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan.

Hernowo dalam (Slim dan Bill, 2004:48) menjelaskan bahwa “pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan menyenangkan serta penuh dengan kebermaknaan pada pembelajaran apapun termasuk bahasa Indonesia sangat diperlukan”. Ketika melaksanakan program PLP di SMAN 22 Bandung, penulis mencoba mencari tahu masalah apa yang membuat pelajaran bahasa Indonesia menjadi pelajaran yang dianggap susah dan terkesan disepelekan. Menurut sebagian besar siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat disepelekan


(7)

karena dianggap mudah dan biasanya mata pelajaran tersebut selalu berhubungan dengan kegiatan sehari-hari dan dalam proses pembelajarannya kurang memanfaatkan media atau metode yang menarik oleh guru bersangkutan. Hal tersebut tentunya sangat bertentangan sekali dengan apa yang diutarakan oleh Hernowo di atas. Apabila paradigma ini terus menempel dibenak para siswa ditakutkan keterampilan-keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa indonesia akan mengalami stagnasi atau tidak ada peningkatan.

Salah satu keterampilan berbahasa yang dikhawatirkan itu adalah berbicara. Karena berbicara adalah salah satu faktor penting dalam menyampaikan gagasan, ide, pikiran, atau berkomunikasi dengan sesama.

Kekhawatiran itu dapat dilihat dari kecenderungan siswa yang masih saja mengalami kesulitan untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan lain sebagainya dalam situasi formal atau nonformal dengan baik dan benar. Berangkat dari data yang diperoleh di SMA Negeri 22 Bandung, kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti pelajaran meliputi:

a. menjawab pertanyaan guru,

b. menceritakan kembali isi suatu bacaan,

c. menyampaikan pendapat atau gagasan,

d. berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan, dan


(8)

3

Menggunakan alasan itulah, guru sebagai pengajar di sekolah harus mempunyai metode, teknik, media atau model pembelajaran yang tepat untuk menarik, memotivasi, serta mengarahkan minat dan kemampuan siswa dalam proses belajar khususnya untuk keterampilan berbicara. Salah satu model pengajaran yang akan coba penulis ajukan adalah menggunakan metode “DUNDONGBERABE” demi meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Metode ini merupakan strategi belajar yang digunakan dalam quantum learning yang diadaptasi dari teori Dr. Ed Ellis, dengan nama aslinya adalah SLANT—Sit up in their chair, Lean forward, Ask questions, Nod their heads, dan Talk to their teacher (Ellis dalam DePorter, Reardon, dan Sarah, 2000).

“DUNDONGBERABE” merupakan singkatan dari Duduk tegak di kursi, coNDONG ke depan, BERtanya, Anggukan kepala, dan BErbicara dengan rekan. Sesuai dengan pembelajaran yang berorientasi pada siswa ini maka, unsur berbicara dengan guru diubah menjadi berbicara dengan rekan. Dalam metode ini juga digunakan strategi peta pikiran yang digunakan untuk membantu siswa yang bertugas menjadi pembicara dalam mengatur gagasan-gagasannya.

Metode “DUNDONGBERABE” dalam kegiatan pembelajaran berbicara diharapkan menjadi alternatif metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa lebih baik lagi. Melalui metode ini proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan jauh dari membosankan mengapa demikian? karena, lewat metode ini para siswa akan diberikan kebebasan dalam mengekspresikan gagasan/pendapatnya serta memberikan kritik terhadap suatu informasi melalui bahan bacaan yang telah dipersiapkan penulis maupun dari siswa itu sendiri.


(9)

Bahan bacaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa informasi yang disunting dari berbagai media cetak yaitu majalah dan koran yang disesuaikan dengan minat siswa dan tentunya menarik.

Berangkat dari penjelasan tersebut, penulis akan mencoba menggunakan metode “DUNDONGBERABE” yang disesuaikan dengan kurikulum untuk SMA Kelas X Semester 2 yaitu memberikan kritik atau gagasan terhadap informasi dari media cetak atau elektronik sebagai salah satu metode yang mendukung proses pembelajaran berbicara.

Pada skripsi atau penelitian ini penulis memberikan judul sebagai berikut “Penerapan Metode Dundongberabe dalam Memberikan Kritik Terhadap Informasi Media Cetak (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 22 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010)”.

1.2 Masalah

Dalam bagian ini akan dijelaskan identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah.

1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan identifikasi masalah penelitian sebagai berikut.

a. Pentingnya keterampilan berbicara bagi siswa. b. Kurangnya keterampilan siswa dalam berbicara.


(10)

5

1.2.2 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut.

a. Kompetensi yang menjadi pusat perhatian adalah kemampuan siswa dalam

berbicara.

b. Metode yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah metode

“DUNDONGBERABE”.

c. Siswa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA 22 Bandung

1.2.3 Rumusan Masalah Penelitian

Masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22

Bandung sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”?

b. Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22

Bandung setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”?

c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22 Bandung sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”?


(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22 Bandung sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”?

b. Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22 Bandung setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”?

c. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara keterampilan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22 Bandung sebelum dan setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

“DUNDONGBERABE” ?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan suatu upaya peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara. Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi peningkatan kualitas pembelajaran berbicara, sangat bermanfaat sebagai salah satu acuan para praktisi pengajar bahasa dan sastra Indonesia dalam mengembangkan metode pembelajaran berbicara.


(12)

7

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan penggunaan metode pembelajaran yang inovatif. Guru sebagai pendidik dapat memberikan materi berbicara dalam satu kesatuan yang menarik dan lengkap. Memberikan variasi pembelajaran yang bisa memperkaya pengetahuan dan kemampuan pengajar bahasa Indonesia pada khususnya. Dengan variasi pembelajaran berbicara yang diberikan, diharapkan memotivasi siswa sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan berbicara siswa.

1.5 Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang diirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan memperbanyak latihan

praktik.

b. Keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat.

c. Metode “DUNDONGBERABE” dapat digunakan untuk meningkatkan


(13)

1.6 Hipotesis

Menurut Arikunto (2006: 71), hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang besifat sementara terhadap permasalahan, penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu: “terdapat perbedaan signifikan pada keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 22 Bandung sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran mengenai istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, penulis perlu menjelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut.

a. Metode “DUNDONGBERABE” merupakan strategi belajar yang

digunakan dalam quantum learning yang diadaptasi dari teori Dr. Ed Ellis, dengan nama aslinya adalah SLANT—Sit up in their chair, Lean forward, Ask questions, Nod their heads, dan Talk to their teacher (Ellis dalam DePorter, Reardon, dan Sarah, 2000). DuNdongBerABe merupakan singkatan dari Duduk tegak di kursi, coNDONG ke depan (pandangan condong kedepan, lurus, dan selaras dengan posisi pembicara di depan) BERtanya, Anggukan kepala, dan BErbicara dengan rekan.

b. Keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,


(14)

22 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara kerja yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Sugiyono (2007:6) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu, tanpa adanya kelas kontrol. Penelitian metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu menguji penggunaan metode Dundongberabe dalam pembelajaran berbicara di satu kelas atau dengan kata lain untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Sugiyono (2007:108) menggunakan istilah pre-experimental designs (nondesigns) untuk penelitian yang dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding.

Metode ini mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan satu hipotesis atau lebih yang menyatakan sifat dari


(15)

sifat prediktif.

Penelitian eksperimen yang sederhana mengandung tiga ciri pokok, yaitu :

a. adanya variabel bebas yang dimanipulasikan;

b. adanya pengendalian/pengontrolan semua variabel kecuali variabel bebas; c. adanya pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek

variabel bebas. (Sudjana,2001 : 19-20)

Dalam penelitian eksperimen ini menggunakan suatu randomized design yang sederhana dengan satu kelas perlakuan. Artinya dalam penelitian ini kelompok/kelas yang dipilih tersebut dipilih secara acak. Kelompok/kelas yang dipilih tersebut yaitu kelompok eksperimen. Kelompok/kelas ini akan diberi perlakuan sebelum dan setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.

Selain itu, metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimen. Hasil penelitian yang diperoleh dengan metode eksperimen ini berupa angka-angka dan grafik sehingga hasil penelitian bersifat lebih objektif. (Subana, 2001 : 95)

Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang disusun, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode “DUNDONGBERABE” terhadap kemampuan mengemukakan pendapat


(16)

24

siswadalam hal ini memberikan kritik. Hal ini mengacu kepada pendapat Syamsuddin dan Vismaia (2006 : 150) yang menjelaskan bahwa :

Penelitian eksperimen merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: “jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?”. Dalam hal ini peneliti memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi.

3.1.1 Desain Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah pretes-posttest one group design. Rancangan ini terdiri atas satu kelompok yang telah ditentukan. Di dalam rancangan ini observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut prates dan observasi sesudah eksperimen (Ο2) disebut pascates.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1 : uji awal sebelum diberi perlakuan (prates)

O2 : uji akhir setelah diberi perlakuan (pascates)


(17)

menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.

3.2 Teknik Penelitian

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan-permasalahan atau hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut.

a. Tes

Tes merupakan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dilakukan dua kali, yaitu tes awal (prates) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memberikan kritik terhadap informasi sebelum menggunakan metode “DUNDONGBERABE” dan tes akhir (pascates) untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam memberikan kritik terhadap informasi setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.

b. Teknik perekaman

Teknik perekaman ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan berbicara siswa. Data yang telah diperoleh melalui teknik perekaman ini kemudian dialih bahasakan ke dalam bahasa tulis.


(18)

26

c. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket yang digunakan peneliti berupa pendapat, tanggapan, sikap, dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dipersentasikan sehingga diperoleh informasi yang mendukung terhadap penelitian.

3.2.2 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan analisis statistik antara lain:

1) mengurutkan nilai pretes dan postes dengan rumus:

=

total skor

siswa skor

Nilai X skor ideal

2) menghitung rata-rata dan simpangan;

3) menguji normalitas dari distribusi data;

4) menguji hipotesis.

b. Mentranskip bahasa lisan yang sebelumnya telah direkam ke dalam bahasa


(19)

yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif.

d. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang. Uji reliabilitas antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antara penguji yang satu dan penguji lainnya bagi setiap testi. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Adapun format ANAVA sebagai berikut.

Tabel 3.2

Format ANAVA

Sumber Variasi SS dk Varians

Siswa/Testi SSt∑dt² N-1

1 -N

dt² SSt∑

Penguji SSp∑d²p K-1 -

Kekeliruan SSkk∑d²kk (N-1) (K-1)

1) -(K 1) -(N

d²kk SSkk∑

Setelah itu, dilakukan penghitungan reliabilitasnya dengan rumus:

Vt Vkk Vt


(20)

28

Keterangan :

r11 : reliabilitas yang dicari

Vt : Variansi dari testi

Vkk : Variansi dari kekeliruan

Selanjutnya nilai tersebut dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.3

Tabel Guilford

Nilai Tingkat Korelasi

< dari 0,20

0,20 - 0,40

0,40 – 0,60

0,60 – 0,80

0,80 – 0,99

1,00

Tak ada korelasi

Korelasi rendah

Korelasi sedang

Korelasi tinggi

Korelasi tinggi sekali


(21)

pretes dan postes dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat. Langkah-langkah pengujian normalitas adalah sebagai berikut.

Ei Ei Oi hitung

x

∑ − ∑

=

)

2

2

(

χ2

= Chi kuadrat

ƒo = frekuensi observasi

ƒh = frekuensi harapan

b. Menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut.

1) mencari deviasi

Md = N d

2) menghitung jumlah kuadrat deviasi

∑X2d = ∑d2 - N

d)2 (∑

3) mencari derajat kebebasan

db = N - 1

4) t =

) 1 ( 2 − ∑ N N d x Md


(22)

30

Keterangan :

Md = mean dari deviasi (d) antara prates dan pascates

Xd = perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N = banyaknya subjek

df = atau db adalah N-1

c. Mengolah data pelengkap berupa angket dengan rumus:

P = X

N fo

100%

Ket:

P = persentase

Fo = frekuensi responden yang menjawab pilihan dalam setiap

pertanyaan

N = jumlah responden

3.3 Sumber Data

3.3.1 Populasi

Pelaksanaan penelitian ini tidak akan terlepas dari obyek yang akan diteliti, melalui obyek penelitian tersebut akan diperoleh data-data yang berguna untuk penelitian dan membantu mengidentifikasi permasalahan kesulitan mengemukakan pendapat selama penelitian berlangsung. Sugiyono (2007:72),


(23)

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan, menurut Arikunto (2006:108) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi bukan hanya berarti orang ataupun benda lainnya tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh suatu obyek.

Populasi adalah totalitas semua nilai baik hasil maupun mengukur atau bersifat kuantitatif dari karakter tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Sudjana, 2001:157). Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah kelas X SMAN 22 Bandung.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:73). Fathoni (2005: 101) menyatakan bahwa sampel artinya contoh, tetapi yang dimaksud contoh di sini bukan sekedar contoh dalam arti teladan, melainkan contoh terpilih untuk dihadapi sebagai objek sasaran penelitian, yang hasil atau kesimpulannya dapat mewakili seluruh populasi sasaran representatif.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian subjek yang dianggap mewakili populasi dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis menjadikan siswa kelas X.1 SMA Negeri 22 Bandung tahun ajaran 2009-2010 sebagai kelas eksperimen dalam sampel penelitian.


(24)

32

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Penentuan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. tes

Tes adalah serentetan pertanyaan/latihan/alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan, keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 2001:33)

Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan.

1) Prates (tes awal)

Pratest atau tes awal dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan satu metode pembelajaran pada satu kelompok/kelas eksperimen.

2) Pascates (tes akhir)

Pascates atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan satu metode pembelajaran pada satu kelas yaitu metode DuNdongBerABe untuk kelas eksperimen.


(25)

Adapun faktor-faktor yang dinilai dalam penelitian kemampuan berbicara siswa yaitu :

a. Bahasa dan lisan yang digunakan

1) struktur bahasa, 2) pilihan kata. b. Isi pembicaraan

1) hubungan isi dengan topik, 2) kualitas isi.

c. Penampilan

1) volume suara, 2) kelancaran.

Tabel 3.4

KRITERIA PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA

Aspek yang dinilai Skala Nilai Bobot Skor

5 4 3 2 1

1. bahasa dan lisan yang digunakan

a. struktur bahasa b. pilihan kata

4 4


(26)

34

2. Isi pembicaran

a. hubungan isi dengan topik

b. kualitas isi

3

4

3. Penampilan a. volume suara b. kelancaran

2 3

Jumlah 20

Skor ideal : 100

Petunjuk penilaian :

a. Pemberian skor untuk masing-masing komponen yang dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada skala nilai yang dianggap cocok.

b. Arti skala secara umum

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = cukup

4 = baik


(27)

dilakukan. Bobot dimaksudkan untuk membedakan tingkat masing-masing komponen penilaian keterampilan berbicara.

d. Standar nilai akhir adalah 100 hal tersebut berdasarkan standar mutlak dengan rumus :

Skor_ x2 = nilai bobot

e. Untuk lebih memahami arti skala dapat dilihat dalam deskripsi penilaian komponen keterampilan berbicara dibawah ini :

1) Pilihan Kata dan Diksi :

5 = kata yang digunakan dipilih secara tepat dan bervariasi sesuai dengan situasi, kondisi, dan status pendengar sehingga tidak ada yang janggal.

4 = kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat dan bervariasi, hanya sekali-kali ada kata-kata yang kurang cocok.

3 = kata-katanya sudah cukup baik hanya kurang bervariasi. 2 = ada banyak kata-kata yang kurang tepat.

1 = kata-kata yang digunakan banyak sekali yang tidak tepat dan tidak sesuai.

2) Struktur Bahasa ;

5 = sangat cermat, tidak ada penyimpangan dari kaidah bahasa yang berlaku.


(28)

36

4 = pada umumnya sudah cermat, tidak ditemui penyimpangan yang dapat merusak bahasa yang baik dan benar.

3 = ada beberapa kesalahan atau penyimpangan, tetapi tidak merusak bahasa.

2 = terdapat cukup banyak penyimpangan.

1 = banyak sekali penyimpangan striktur bahasanya.

3) Hubungan Isi dengan Topik

5 = terdapat banyak hubungan yang sesuai dengan percakapan 4 = ada sedikit hal yang tidak sesuai.

3 = terdapat banyak hal yang kurang serasi. 2 = lebih banyak ditemui hal yang tidak sesuai.

1 = benar-benar hampir tidak ada hal yang tidak sesuai dengan topik

4) Kualitas Isi :

5 = isi pembicaraan sangat bermakna, bermutu, dan semua hal yang sangat penting telah diungkapkan.

4 = isi pembicaraan sudah bagus, bermakna, tetapi belum sampai pada tingkat istimewa.

3 = kualitas isi pembicaraan sudah memadai, tidak bagus tetapi tidak pula jelek.

2 = dilihat dari kualitas dirasakan cukup banyak kekurangan.

1 = isi pembicaraan sangat jauh dari memadai, tidak sesuai dan tidak ada.


(29)

5 = suaranya sangat jelas dan pengaturan volumenya sangat cocok dengan kondisi dan isi pembicaraan.

4 = pengaturan volume suara sudah bagus hanya dijumpai sekali-kali ketidakcocokkan.

3 = volume suara cukup, walaupun masih banyak penyesuaian suara. 2 = pengaturan volume suara kurang bagus.

1 = suara terlalu lemah atau kurang jelas.

6) Kelancaran

5 = pembicaraannya sangat lancar/fasih, baik dari segi penugasan isi maupun bahasa.

4 = pembicaraannya lancar/fasih, hanya ada beberapa gangguan yang tidak berarti.

3 = pembicaraannya agak lancar, agak sering berhenti 2 = pembicaraannya kurang lancar.

1 = pembicaraan sangat tidak lancar, banyak diam dan gugup.

Sumber :

a. Sri Hargianti (2008) b. Christa Rosita (2005)


(30)

38

3.4.2 Angket

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket

Jawab pertanyaan berikut dengan jujur sesuai dengan pengalaman dan perasaan anda!

1. Apakah anda menyukai pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia?

A. Ya B. Tidak

2. Apakah anda menyukai pembelajaran berbicara memberikan kritik

terhadap informasi dari media cetak?

A. Ya B. Tidak

3. Apakah anda tahu tentang memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak?

A. Ya B. Tidak

4. Apakah anda tahu tentang metode dundongberabe dalam pembelajaran

sebelumnya

5. Pernahkah anda melakukan pembelajaran berbicara dalam memberikan

kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?

A. Ya B. Tidak

Jawab pertanyaan berikut dengan jujur sesuai dengan pengalaman dan perasaan anda!

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia?

A. Ya B. Tidak C. Kurang menyukai

2. Apakah kamu menyukai pembelajaran berbicara memberikan kritik

terhadap informasi dari media cetak?

A. Ya B. Tidak C. Kurang menyukai

3. Apakah kamu tahu tentang memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak?

A. Ya B. Tidak C. Kurang tahu

4. Apakah kamu tahu tentang metode dundongberabe dalam pembelajaran

sebelumnya?

A. Ya B. Tidak C. Kurang tahu

5. Pernahkah kamu melakukan pembelajaran berbicara dalam memberikan

kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?

A. Ya B. Tidak C. Ragu-ragu

6. Apakah kamu menyukai pembelajaran berbicara dalam memberikan

kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?

A. Ya B. Tidak C. Kurang Menyukai

7. Pernahkah kamu melakukan pembelajaran berbicara dalam memberikan

kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?

B. Ya B. Tidak C. Ragu-ragu

8. Apakah kamu menyukai pembelajaran berbicara dalam memberikan

kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?

B. Ya B. Tidak C. Kurang Menyukai

9. Apakah dengan menggunakan metode dundongberabe dapat membantu

kamu dalam memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak?

A. Ya B. Tidak C. Kurang membantu

10.Apakah dengan menggunakan metode dundongberabe dapat membantu

kamu untuk memberikan kritik, gagasan atau pemikiran?

A. Ya B. Tidak C. Kurang membantu

11.Apakah metode dundongberabe sesuai dengan pembelajaran berbicara

dalam memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak?

A. Ya B. Tidak C. Kurang sesuai

12.Apakah kamu setuju jika materi lain diajarkan dengan menggunakan media dundongberabe ?


(31)

a. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Penyusunan silabus rencana ini telah disesuaikan dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Adapun silabus rencana pembelajarannya adalah sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Sekolah : SMA Negeri 22 Bandung

Kelas/Semester : X-1 (Sepuluh /2 (Genap)

Alokasi Waktu : 6 x45 Menit (3 pertemuan)

A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber

B. Kompetensi Dasar

Memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik

C. Indikator

1. Mendata informasi-informasi dari sebuah artikel dengan mencantumkan sumbernya


(32)

40

2. Merumuskan pokok persoalan yang menjadi bahan perdebatan umum di masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.)

3. Memberikan kritik dengan disertai alasan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendata informasi informasi dari sebuah artikel dengan mencantumkan sumbernya

2. Siswa mampu merumuskan pokok persoalan yang menjadi bahan

perdebatan umum di masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.)

3. Siswa mampu memberikan kritik dengan disertai alasan

E. Materi Pembelajaran

1. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan 1990:15). Berbicara merupakan keterampilan berbahasa selain keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan 1990:1).

2. Kritik

Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau


(33)

Yunani κριτικός, kritikós - "yang membedakan".

3. Informasi

Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, Pengetahuan, komunikasi, kebenaran, dan rangsangan mental. Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi

4. Media cetak

Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pedan visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media cetak merupakan dokumen atas segala dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar , foto, dan sebagainya.

F. METODE PEMBELAJARAN

- Tanya Jawab


(34)

42

- Penugasan

G. Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

No Kegiatan Alokasi

waktu Teknik 1. 2. 3 Kegiatan Awal

a) Guru melakukan apersepsi.

b)Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.

Kegiatan Inti

a) Guru memberikan tes awal berbicara dengan

memberikan komentar atau kritik terhadap

artikel tanpa menggunakan metode

“DUNDONGBERABE”.

b) Guru membahas tes awal berbicara siswa. Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa melakukan refleksi.

b) Memberikan kesempatan bertanya.

c) Menginformasikan materi ajar selanjutnya.

d) Menutup pertemuan.

10’ 70’ 10’ Tanya jawab Ceramah Penugasan /tes Tanya jawab Pertemuan Ke-2

No Kegiatan Alokasi

Waktu

Teknik/metode

1. Kegiatan Awal

a) Guru melakukan apersepsi.


(35)

2.

3.

dasar yang akan dicapai. Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang

metode “DUNDONGBERABE”

b)Siswa menyimak materi dari guru

mengenai memberikan kritik

terhadap informasi media cetak dan keterampilan berbicara.

c) Guru menerangkan

langkah-langkah berbicara memberikan komentar atau kritik dengan metode dundongberabe.

d) Siswa menuangkan pemikiran mereka secara lisan.

Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa melakukan

refleksi.

b) Memberikan kesempatan

bertanya.

c) Menginformasikan materi ajar

selanjutnya.

d) Menutup pertemuan.

70’

15’

“DUNDONGBERABE ”


(36)

44

Pertemuan Ke-3

No Kegiatan Aloka

si wakt u Teknik 1. 2. 3. Kegiatan Awal

a) Guru melakukan apersepsi

b)Guru menyampaikan kompetensi dasar yang

akan dicapai. Kegiatan Inti

a) Guru memberikan tes akhir berbicara

memberikan kritik terhadap artikel media cetak yang telah disiapkan dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.

Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa melakukan refleksi. b)Menginformasikan materi ajar selanjutnya.

c) Menutup pertemuan.

15‘ 65’ 10’ Tanya jawab Penugasan/ Tes Tanya jawab

H. Sarana dan Sumber Belajar

1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kelas X

2. Buku Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa oleh Tarigan


(37)

1. Jenis tes Tes lisan 2. Bentuk tes

Memberikan kritik dan dukungan pendapat atau gagasan yang terdapat dalam wacana.


(38)

81 BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengemukakan beberapa simpulan, sebagai berikut.

a. Terdapat kenaikan yang signifikan untuk jumlah nilai rata-rata siswa, yaitu dari 60,2 menjadi 76,6. Dengan demikian, diperoleh perbedaan (gain) antara nilai rata-rata prates dan pascates sebesar 16,4. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa ada peningkatan kemampuan berbicara siswa sebelum dan setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.

b. Dari hasil thitung (11,71) > ttabel (1,76) menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dalam kemampuan berbicara siswa. Artinya, hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa sebelum dan setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE” dapat diterima.

5.2 Saran

Dari simpulan yang penulis uraikan sebelumnya, penulis mengemukakan saran sebagai berikut.

a. Penelitian ini membuktikan bahwa metode “DUNDONGBERABE” dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar metode ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran berbicara.


(39)

b. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penulis berharap ada penelitian serupa namun di jenjang pendidikan yang berbeda, pada pembelajaran atau keterampilan yang lainnya seperti menulis, menyimak, atau membaca dan dengan jumlah pemberian perlakuan yang lebih banyak serta menggunakan metode penelitian yang lain.


(40)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad dan Mukti. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan. (2005). KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.

De Porter, Bobby dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Ellis, De Porter, Reardon, Bobby dan Sarah. 2000. Quantum Learning:

Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Hargianti, Sri. 2008. Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran

Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu). Bandung: UPI (tidak diterbitkan).

Hernowo. 2004. Bu Slim & Pak Bil. Bandung: Penerbit MLC.

Ochs, Donovan J, dan Winkler dalam Tarigan HG. 1983. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Rosita, Christa. 2005. Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu). Bandung: UPI (tidak diterbitkan).

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Subana. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.. Bandung: Pustaka Media.

Syafi’ie, Imam. 1993. Terampil berbahasa Indonesia 1. Petunjuk Guru Bahasa Indonesia SMU Kelas 1. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Syamsuddin dan Vismaia. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(41)

Tarigan, HG. 1990. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Cet. Ke-10. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. 1981. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Pageyasa, Wayan. 2004. Peningkatan Kemampuan Berbicara. Jakarta: Balai Pustaka.


(1)

44

Pertemuan Ke-3

No Kegiatan Aloka

si wakt u Teknik 1. 2. 3. Kegiatan Awal

a) Guru melakukan apersepsi

b)Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai.

Kegiatan Inti

a) Guru memberikan tes akhir berbicara memberikan kritik terhadap artikel media cetak yang telah disiapkan dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.

Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa melakukan refleksi. b)Menginformasikan materi ajar selanjutnya. c) Menutup pertemuan.

15‘ 65’ 10’ Tanya jawab Penugasan/ Tes Tanya jawab

H. Sarana dan Sumber Belajar

1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kelas X

2. Buku Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa oleh Tarigan 3. Wacana (sebuah artikel), “Kontroversi UAN”


(2)

45

I. Evaluasi/Penilaian 1. Jenis tes

Tes lisan 2. Bentuk tes

Memberikan kritik dan dukungan pendapat atau gagasan yang terdapat dalam wacana.


(3)

81 BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengemukakan beberapa simpulan, sebagai berikut.

a. Terdapat kenaikan yang signifikan untuk jumlah nilai rata-rata siswa, yaitu dari 60,2 menjadi 76,6. Dengan demikian, diperoleh perbedaan (gain) antara nilai rata-rata prates dan pascates sebesar 16,4. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa ada peningkatan kemampuan berbicara siswa sebelum dan setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.

b. Dari hasil thitung (11,71) > ttabel (1,76) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan berbicara siswa. Artinya, hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa sebelum dan setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE” dapat diterima.

5.2 Saran

Dari simpulan yang penulis uraikan sebelumnya, penulis mengemukakan saran sebagai berikut.

a. Penelitian ini membuktikan bahwa metode “DUNDONGBERABE” dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar metode ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran berbicara.


(4)

82

b. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penulis berharap ada penelitian serupa namun di jenjang pendidikan yang berbeda, pada pembelajaran atau keterampilan yang lainnya seperti menulis, menyimak, atau membaca dan dengan jumlah pemberian perlakuan yang lebih banyak serta menggunakan metode penelitian yang lain.


(5)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad dan Mukti. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan. (2005). KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.

De Porter, Bobby dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Ellis, De Porter, Reardon, Bobby dan Sarah. 2000. Quantum Learning:

Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Hargianti, Sri. 2008. Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran

Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu). Bandung: UPI (tidak diterbitkan).

Hernowo. 2004. Bu Slim & Pak Bil. Bandung: Penerbit MLC.

Ochs, Donovan J, dan Winkler dalam Tarigan HG. 1983. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Rosita, Christa. 2005. Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu). Bandung: UPI (tidak diterbitkan).

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Subana. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.. Bandung: Pustaka Media.

Syafi’ie, Imam. 1993. Terampil berbahasa Indonesia 1. Petunjuk Guru Bahasa Indonesia SMU Kelas 1. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Syamsuddin dan Vismaia. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Tarigan, HG. 1990. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Cet. Ke-10. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. 1981. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Pageyasa, Wayan. 2004. Peningkatan Kemampuan Berbicara. Jakarta: Balai Pustaka.