PROFIL PERTUMBUHAN DAN ANALISIS KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LIPID MIKROALGA HIJAU-BIRU PADA MEDIUM AF-6 DENGAN PENAMBAHAN SUBSTRAT LIMBAH AMPAS SAGU.

(1)

PROFIL PERTUMBUHAN DAN ANALISIS KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LIPID MIKROALGA HIJAU-BIRU PADA MEDIUM AF-6

DENGAN PENAMBAHAN SUBSTRAT LIMBAH AMPAS SAGU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi

Disusun oleh SARI LESTARI

0800661

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PROFIL PERTUMBUHAN DAN ANALISIS KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LIPID MIKROALGA HIJAU-BIRU PADA MEDIUM AF-6 DENGAN

PENAMBAHAN SUBSTRAT LIMBAH AMPAS Oleh

Sari Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Sari Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROFIL PERTUMBUHAN DAN ANALISIS KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LIPID MIKROALGA HIJAU-BIRU PADA MEDIUM AF-6 DENGAN

PENAMBAHAN SUBSTRAT LIMBAH AMPAS SAGU

Oleh: SARI LESTARI

0800661

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I Pembimbing II

Kusnadi, M. Si Dr. Topik Hidayat

NIP. 196805091994031001 NIP. 197004101997021001

Pembimbing III

Dr. Dwi Susilaningsih NIP. 196307131993032002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, M. Si NIP. 196305011988031002


(4)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Profil Pertumbuhan dan Analisis Kandungan Karbohidrat, Protein dan Lipid Mikroalga Hijau-biru pada

Medium AF-6 dengan Penambahan Substrat Limbah Ampas Sagu” beserta seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakkan dan pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang diberikan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran etika pada karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, 15 Februari 2013


(5)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamu’alaikum, Wr, Wb

Segala puji hanya milik Allah SWT, yang menggenggam ke-Agungan dan kesempurnaan di jagat raya, yang senantiasa memberikan kita berbagai kenikmatan tiada tara dan mempermudah segala urusan setiap insan di muka bumi ini, begitu juga dengan penyusun yang telah diberikan kesempatan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada khudwah kita Habibana wanabiana Rasulallah Muhammad SAW, juga kepada keluarga, para sahabatnya, para tabi’in dan sampai kepada kita selaku umatnya di akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini, penyususn banyak mendapatkan bantuan dan sumbangan pemikiran, moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Riandi, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Biologi

2. Dr. Widi Purwianingsih, selaku ketua Program Studi Biologi dan Penguji pada sidang kelulusan atas saran yang telah diberikan

3. Dra. Kusdianti M, Si., selaku pembimbing akademik Biologi C angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan kepada penyusun dalam menyelesaikan skripsi

4. Kusnadi M, Si., selaku pembimbing pertama atas segala saran, dukungan dan perhatian yang diberikan selama penyusunan skripsi

5. Dr. Topik Hidayat, selaku pembimbing kedua atas segala bimbingan, masukan, bantuan, dan perhatian yang diberikan selama penyusunan skripsi 6. Dr. Dwi Susilaningsih, selaku pembimbing ketiga atas segala izin, bimbingan,


(6)

iv

7. Wahyu Surakusumah, S.Si, M.T. dan Dr. Any Fitriani, M. Si selaku penguji pada sidang kelulusan atas saran yang telah diberikan

8. Seluruh dosen, jajaran staf di jurusan Pendidikan Biologi dan laboran di lingkungan Jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI yang telah memberikan ilmu dan bantuan selama ini

9. Mba hani, selaku mentor di laboratorium Bioenergi dan Bioproses Puslit Bioteknologi atas segala sumbangan ide, saran, bimbingan, doa dan kritikan yang sangat membangun selama proses penelitian hingga penulisan skripsi 10.Kak Adel, Pak Anam, Mas Swastika, Mba Dian, Mba Hilda, Zae, Heidy,

Indri, Mba Alfi, Mas Rifana dan Mba Puspita atas segala bantuan, dukungan, saran, dan doanya selama masa penelitian dan penyusunan skripsi

11.Ayah, ibu, kakak, adik dan keluarga untuk semua nasehat, dukungan baik materil dan moril, dan kesabaran dalam penantian

12.Ratna, Nurul, Dhora, untuk kesedian dalam menjadi pendengar yang baik, dukungan, doa dan curhatannya selama ini

13.Teman-teman Biologi C 2008 atas kebersamaan dan dukungan selama ini 14.Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang membacanya.


(7)

ABSTRAK

Mikroalga merupakan salah satu mikroorganisme yang berpotensi dalam menghasilkan beberapa senyawa berguna seperti karbohidrat, protein, dan lipid. Mikroalga juga dapat berperan sebagai agen bioremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan kandungan nutrisi mikroalga berupa karbohidrat, protein dan lipid dari isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 yang ditambahkan limbah ampas sagu ke dalam media AF-6 sebagai substrat tambahan. Tahap pertama yang dilakukan adalah kultivasi mikroalga secara bertingkat hingga siap kultivasi pada volume 5 Liter dengan penambahan substrat ampas sagu. Pengamatan pertumbuhan dilakukan berdasarkan Optical Density (λ 680 nm) dan berat biomassa. Uji kandungan senyawa yang dihasilkan menggunakan beberapa metode. Kandungan karbohidrat diukur berdasarkan prosedur Phenol-Sulphuric acid

method, kandungan protein diukur berdasarkan prosedur Bradford method, dan

kandungan lipid diukur berdasarkan prosedur Bligh and Dyer method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah ampas sagu sebagai substrat dapat meningkatkan kandungan nutrisi mikroalga LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8. Ketiga jenis isolat mikroalga mampu tumbuh hingga penambahan 5000 ppm limbah. Kandungan nutrisi karbohidrat, protein dan lipid dari isolat LIPI-11A1 yang ditambahkan 500 ppm limbah berturut-turut yaitu 75,342 ppm, 6,646 ppm dan 8,23%. LIPI-11A2 dengan penambahan 5000 ppm limbah memiliki kandungan karbohidrat, protein dan lipid berturut-turut sebesar 261,09 ppm, 5,12 ppm dan 3,61%. Kandunga nutrisi isolat LIPI-11A8 dengan penambahan 5000 ppm yaitu 436,81 ppm karbohidrat, 5,52 ppm protein dan 7,34% lipid.

Kata kunci : Mikroalga, limbah ampas sagu, karbohidrat, protein, lipid


(8)

ABSTRACT

Microalgae is one of the microorganisms that have the potential to produce some useful compounds such as carbohydrates, proteins, and lipids. Microalgae can also serve as a bioremediation agent. This study aims to analyze the growth and nutritional microalgae form of carbohydrates, proteins and lipids from isolates LIPI-11A1, and LIPI LIPI-11a2-11A8 sago pulp waste were added to the media AF-6 as an additional substrate. The first stage is carried out in stages until the cultivation of microalgae cultivation on a volume prepared by the addition of substrate 5 Liter sago waste. Observations of growth is based on Optical Density (λ 680 nm) and a weight of biomass. Test Compounds produced using several methods. Carbohydrate content was measured by the procedure Phenol-sulfuric acid method, the protein content was measured by Bradford method procedure, and the lipid content measured according to Bligh and Dyer method. The results showed that sago waste as a substrate were able to increase the nutrient content of microalgae LIPI-11A1, and LIPI LIPI-11A2 and LIPI-11A8. The three types of microalgae isolates were able to grow to the addition of 5000 ppm of waste. Nutrient content of carbohydrates, proteins and lipids from LIPI-11A1 isolates were added 500 ppm respectively waste is 75.342 ppm, 6.646 ppm and 8.23%. LIPI-11a2 with the addition of 5000 ppm waste contains carbohydrate, protein and lipid respectively at 261.09 ppm, 5.12 ppm and 3.61%. Kandunga nutrition isolates LIPI-11A8 with the addition of 5000 ppm 436.81 ppm carbohydrates, protein 5.52 ppm and 7.34% lipid.


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pertanyaan Penelitian ... 3

D. Batasan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

G. Asumsi ... 4

H. Hipotesis ... 4

BAB II PERTUMBUHAN DAN NUTRISI MIKROALGA... 5

A. Mikroalga ... 5

B. Blue-green algae (Cyanobacteria) ... 8

C. Dinamika Pertumbuhan Mikroalga ... 9


(10)

vi

E. Beberapa Aplikasi Pemanfaatan Mikroalga ... 12

F. Pemanfaatan Limbah Sagu ... 13

G. Pertumbuhan Mixotrofik ... 14

BAB III METODE PENELITIAN... 16

A. Jenis Penelitian ... 16

B. Waktu dan Tempat penelitian ... 16

C. Alat dan Bahan ... 16

D. Populasi dan Sampel ... 18

E. Pengambilan Sampel ... 19

F. Prosedur Penelitian ... 19

1. Sterilisasi alat dan bahan ... 19

2. Pembuatan media kultur ... 19

3. Pembuatan stok kultur... 20

4. Kultivasi mikroalga ... 21

5. Pengamatan pertumbuhan mikroalga ... 21

6. Pemanenan kultur mikroalga ... 22

7. Pengukuran parameter lingkungan ... 23

8. Pengukuran kandungan karbohidrat (phenol Sulphuric acid method) ... 23

9. Pengukuran kandungan protein (Metode Bradford) ... 24

10. Pengukuran kandungan lipid... 25

G. Alur Penelitian ... 27


(11)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Morfologi Sel Mikroalga yang Digunakan ... 29

B. Pertumbuhan Mikroalga Isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 pada Kondisi Pertumbuhan Mixotrofik ... 33

C. Kandungan Nutrisi Mikroalga Isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 pada Kondisi Pertumbuhan Mixotrofik ... 42

D. Profil Pertumbuhan dan Nutrisi Mikroalga ... 54

BAB V KESIMPUALAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi mikroalga. ... 11

2.2 Perbandingan (rerata) beberapa sumber biodiesel ... 12

3.1 Daftar alat yang digunakan. ... 16

3.2 Daftar bahan yang digunakan ... 18

3.3 Komposisi media AF-6 dalam 1 liter ... 20


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bentuk alga secara umum ... 6

2.2 Karakteristik warna dari kelompok alga yang berbeda.. 7

2.3 Lima fase pertumbuhan dari kultur mikroalga ... 9

2.4 Metabolisme pada pertumbuhan mixotrofik ... 15

3.1 Stok kultur pada volume 5 mL ... 20

3.2 Pemanenan mikroalga LIPI-11A1 menggunakan saringan ... 22

3.3 Pemanenan mikroalga LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 menggunakan metode flokulasi FeCl3. ... 23

3.4 Diagram alir penelitian. ... 27

4.1 Morfologi isolat LIPI-11A1... 30

4.2 Morfologi isolat LIPI-11A2... 31

4.3 Morfologi isolat LIPI-11A8... 32

4.4 Perubahan warna saat masa kultivasi ... 34

4.5 Kurva pertumbuhan berdasarkan OD ... 36

4.6 Rerata konsentrasi karbohidrat dari kultur LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 ... 41

4.7 Rerata konsentrasi protein (ppm) dari kultur isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 ... 45


(14)

x

4.8 Rerata konsentrasi lipid (%) dari kultur isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 ... 49

4.9 Profil pertumbuhan dan nutrisi mikroalga isolat LIPI-11A1 ... 53

4.10 Profil pertumbuhan dan nutrisi mikroalga isolat LIPI-11A2 ... 55

4.11 Profil pertumbuhan dan nutrisi mikroalga isolat LIPI-11A8 ... 57


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kurva pertumbuhan berdasarkan biomassa kering ... 69

2. Tabel kandungan nutrisi ... 70

3. Kurva standar ... 73

4. Tabel hasil uji statistik ... 74

5. Tabel hasil uji statistik ... 75

6. Tabel hasil uji statistik ... 76

7. Tabel hasil uji statistik ... 77

8. Tabel hasil uji statistik ... 78

9. Tabel hasil uji statistik ... 88

10.Tabel hasil uji statistik ... 89

11.Tabel hasil uji statistik ... 90

12.Tabel hasil uji statistik ... 100

13.Tabel hasil uji statistik ... 101


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroalga merupakan pabrik biologis yang menghasilkan banyak bioaktif atau senyawa yang berguna termasuk sumber energi. Menurut Kong et al. (2011) mikroalga merupakan sumber yang potensial untuk menghasilkan biodiesel dan bahan-bahan berguna lainnya (seperti pigmen, protein dan asam lemak). Mikrolaga seperti Spirullina platensis memiliki kandungan protein tinggi dan g-linolenic acid (GLA), sedangkan Chlorella vulgaris merupakan sumber asam lemak (Tokusoglu dan Unal, 2003). Mikroalga juga dapat berperan sebagai agen bioremediasi yaitu memiliki kemampuan untuk mengkonsumsi nitrogen dan posfat dari limbah perairan temasuk limbah pertanian (Narasimhan, 2010). Menurut Robert (2009) Chlorella dan Spirullina berguna sebagai diet makanan sehat, Dunaliella kaya akan β-karoten dan Haematococcus yang kaya akan astaxin dan bebarapa jenis mikroalga lain yang dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Sebagai negara maritim yang beriklim tropis, keragaman mikroalga di Indonesia sangat tinggi. Mikroalga di Indonesia sudah dimanfaatkan sebagai bioaktif kosmetik, suplemen makanan dan kesehatan, pakan akuakultur dan bioenergi. Salah satu permasalahan dalam pemanfaatan baik berupa biomassa maupun metabolit yang barasal dari mikroalga adalah media kultivasi yang cukup mahal sehingga dibutuhkan inovasi sumber media pertumbuhan baru yang murah, mudah diperoleh dan tersedia cukup melimpah. Limbah organik merupakan salah satu media potensial bagi pertumbuhan mikroalga.

Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi perkebunan besar memiliki permasalahan berupa limbah organik yang belum bisa terselesaikan secara optimal. Salah satunya adalah limbah ampas sagu yang tersedia melimpah karena Indonesia merupakan negara utama penghasil sagu di dunia. Beberapa daerah penghasil sagu, di antaranya Irian Jaya terdapat sekitar 6 juta dan daerah Pidie di


(17)

2

produksi 527 ton sagu (McClatchey et al., 2006). Saat ini, pemanfaatan sagu hanya terfokus pada pati yang terkandung di dalamnya, dan ampas sagu merupakan produk sampingan dari pengolahan batang tanaman sagu (Metroxylon

sago) menjadi pati atau tepung sagu. Menurut Aziz et al. (2009) ampas sagu dapat

menimbulkan permasalahan lingkungan karena dapat mencemari sungai.

Industri ekstraksi pati sagu menghasilkan tiga jenis limbah, yaitu ampas, kulit batang sagu dan air buangan. Jumlah kulit batang sagu dan ampas sagu adalah sekitar 26% dan 14% dari total bobot balak sagu (Singhal et al., 2008). Rasio kandungan C : N pada ampas sagu yaitu 35 : 1 (Aziz et al., 2009). Kandungan ampas sagu yang sebagian besar terdiri atas lignin dan selulosa dapat dimanfaatkan untuk substrat mikroalga karena mengandung molekul-molekul gula yang dapat dijadikan sebagai sumber karbon untuk meningkatkan kandungan nutrisi berupa karbohidrat, protein dan lipid pada mikroalga Selama ini pemanfaatan ampas sagu hanya sebatas untuk pakan ternak dan pupuk kompos untuk mushroom (Aziz et al., 2009).

Pemanfaatan limbah sagu masih belum banyak dilakukan untuk tujuan penelitian terutama yang menggunakan mikroalga sebagai agen biologisnya. Bagian dari limbah sagu yang sudah bayak dimanfaatkan biasanya adalah limbah cairan dari proses ekstraksi pati. Aziz et al. (2009) limbah cair ekstraksi pati yang difermentasi menggunakan bakteri anaerobik memiliki rasio C : N : P sebesar 24 : 0,14 : 1 dipakai untuk menumbuhkan Spirullina platensis. Kandungan protein, karbohidrat, dan lipid dari penelitian tersebut adalah 68 ppm, 23 ppm dan 11%.

Pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai substrat mikroalga yang dilakukan pada penelitian ini merupakan hal baru di Indonesia. Sedangkan di Malaysia penggunaan limbah ampas sagu sebagai substrat untuk pertumbuhan mikroalga pernah dilakukan. Malaysia juga merupakan salah satu Negara penghasil sagu di wilayah Asia Tenggara. Sehingga Malaysia juga memiliki potensi limbah ampas sagu yang besar. Menurut Aziz et al. (2009) tanaman sagu tumbuh secara komersial di beberapa Negara Asia seperti Malaysia, Indonesia, Filipina dan Papua New Guinea. Oleh karena itu penelitian mengenai pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai media pertumbuhan mikroalga merupakan solusi terintegrasi


(18)

3

antara upaya mengurangi dampak pencemaran lingkungan oleh limbah agro-industri sekaligus budidaya/ kultivasi mikroalga dengan biaya produksi yang lebih rendah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimana profil pertumbuhan dan kandungan karbohidrat, protein dan lipid mikroalga hijau-biru pada medium AF-6 dengan penambahan substrat limbah ampas sagu ?

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk lebih memfokuskan masalah, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Isolat manakah yang menghasilkan kandungan karbohidrat, protein dan lipid tertinggi ?

2. Bagaimanakah pola pertumbuhan isolat mikroalga yang digunakan ?

3. Berapa kandungan karbohidrat, protein, dan lipid mikroalga isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 ?

4. Berapa konsentrasi optimum ampas sagu yang efektif meningkatkan pertumbuhan dan kandungan nutrisi berupa karbohidrat, protein dan lipid ?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dari peneltian ini adalaha:

1. Isolat yang digunakan berasal dari biakan isolat murni di Laboratorium Bioenergi dan Bioproses, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

2. Isolat yang digunakan yaitu LIPI-11 A1, LIPI-11 A2, dan LIPI-11 A8

3. Konsentrasi limbah ampas sagu yang digunakan adalah 50 ppm, 500 ppm dan 5000 ppm.


(19)

4

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kandungan senyawa karbohidrat, protein dan lipid dari ketiga isolat mikroalga pada konsentrasi limbah yang berbeda

2. Mencari konsentrasi limbah terbaik yang diberikan pada ketiga isolat mikroalga dalam menghasilkan karbohidrat, protein dan lipid.

3. Mendapatkan informasi mengenai isolat potensial yang dapat menghasilkan kandungan karbohidrat, protein dan lipid terbaik dengan penambahan limbah ampas sagu.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai data bahwa mikroalga lokal memiliki kemampuan dalam memanfaatkan nutrisi limbah ampas sagu dalam jalur metabolismenya 2. Dapat dijadikan informasi bahwa mikroalga lokal memiliki kemampuan

untuk dijadikan agen bioremediasi limbah organik seperti limbah sagu

3. Memberikan informasi bahwa mikroalga isolat LIPI-11 memiliki kandungan nutrisi yang bernilai ekonomis.

G. Asumsi

Komposisi biokimia mikroalga pada kondisi mixotrofik tidak hanya dapat meningkatkan produksi biomassa tetapi juga penimbunan kandungan lipid, yang sangat penting untuk produksi biodiesel dari mikroalga (Xu et al., 2004)

H. Hipotesis

Ada pengaruh dari penambahan limbah sagu yang diberikan terhadap profil pertumbuhan dan kandungan karbohidrat, protein dan lipid dari mikroalga isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 2003). Rancangan penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioenergi dan Bioproses, Bidang Bioproses, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Jalan Raya Bogor KM 46, Cibinong 16911, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai Oktober 2012.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabel 3.1 Daftar alat yang digunakan

Alat Spesifikasi Jumlah

Tabung reaksi Pyrex IWAKI 40

Erlenmeyer Pyrex IWAKI 5

Mikroplate 3

Beaker glass Pyrex IWAKI 2

Gelas ukur 1 L dan 25 mL Pyrex IWAKI 2

Sonikator 1

Vortex Fisher Scientific

060119004

1

Sentrifuge HITACHI himac CT

GEL

1

Coolroom 1

Luxmeter 1

Mikrotube (Ependorf) 4

Gunting 1

Pipet Pasteur 20

Spatula 3


(21)

17

Botol berukuran 1 L 10

Alat Spesifikasi Jumlah

Botol beruuran 500 mL 10

Autoclave TOMY ES-315 1

Ice maker Scotsman AFE424A-6A 1 Spektrofotometer SHIMADZU UV- 1700 1

Kuvet 3 mL dan 1 mL

Masing-masing 1 pasang

Laminar ESCO 1

Waterbath

Timbangan analitis Sartorius TE 15025 1 Hot plate dan magnetik

stirrer

IKA RH basic 2 1 Objek glass dan cover

glass

20

Mikroskop 1

Labu ukur Pyrex IWAKI 1

pH meter 1

pH indikator Secukupnya

Kamera digital Sony DSC-W370 1

Plastik anti panas Secukupnya

Selang plastik Secukupnya

Parafilm PM-992 Secukupnya

Wrap Secukupnya

Tissue Secukupnya

Aluminium foil Secukupnya

Karet gelang Secukupnya

Kapas Secukupnya

Batu aerasi Secukupnya

Saringan 1

Corong plastik 1

Corong kaca 1


(22)

18

2. Bahan

Tabel 3.2 Daftar bahan yang digunakan

Bahan Kegunaan Jumlah

Ampas sagu Substrat kultivasi 83,25 gram Media tumbuh AF-6,

IMK, MBM, dan Zarouk

Media kultur 100x pemekatan dalam 1 L aquades 3 isolat mikroalga Bibit 0,5 mL dalam 5 mL

aquades Metanol Analisis lipid dan

omega-3

1300 mL

Kloroform Analisis lipid 2138 mL

Aceton 80% Analisis lipid 600 mL

Etanol Mencuci syringe

GC dan analisis protein

30 mL

Bahan Kegunaan Jumlah

H2SO4 pekat Analisis gula total 300 mL Phenol 5 % Analisis gula total 50 mL

Glukosa Membuat larutan

standar gula

0,01 gram

BSA Membuat larutan

standar protein

0,25 gram Coomasie Briliant Blue Membuat larutan

Bradford

0,05 gram Asam fosfat Membuat larutan

Bradford

50 mL Aquades steril dan tidak

steril

Pembuatan media dan pelarut saat reaksi

20 L

Alcohol 70% Sterilisasi 3 L

Buffer fosfat pH 7 Larutan penyangga 1 L

FeCl3 Flokulasi saat

pemanenan

10 gram

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi yang digunakan adalah seluruh mikroalga isolat LIPI-11 di Laboratorium Bioenergi, Pusat Penelitian Bioteknologi, Bogor.

2. Sampel yang digunakan adalah mikroalga isolat LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8.


(23)

19

E. Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari biakan murni mikroalga Cyanobacteria di Laboratorium Bioenergi dan Bioproses, Bidang Bioproses, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Jumlah isolat yang digunakan berjumlah 3 isolat yaitu LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya sebagai berikut : 1. Sterilisasi alat dan bahan

Aquades dan Media kultur disterilisasi menggunakan autoclave. Media pertumbuhan dibuat menggunakan aquades sebagai pelarut. Autoclave dijalankan pada suhu 121oC selama 15 menit.

Sterilisasi alat berbahan gelas, plastik maupun karet juga menggunakan autoclave suhu 121oC selama 15 menit. Peralatan tersebut sebelumnya dicuci hingga bersih dan ditiriskan. Setelah kering peralatan yang terbuat dari bahan gelas ditutup dengan alumunium foil agar uap air tidak bisa masuk selama proses sterilisasi. Beberapa alat berbahan gelas dibungkus dengan aluminium foil kemudian dimasukkan ke dalam plastik tahan panas. Sedangkan peralatan plastik dan karet langsung dibungkus menggunakan plastik tahan panas.

2. Pembuatan media kultur

Aquades yang digunakan dalam pembuatan media kultur disterilisasi bersamaan dengan bahan-bahan komposisi media kultur yang digunakan. Penggunaan dalam jumlah yang besar maka media kultur dibuat menjadi pemekatan tertentu sesuai kebutuhan. Untuk kepentingan pengenceran juga digunakan aquades steril. Mikrolaga dikultur pada galon berukuran 6 L. Volume total pengkulturan sebanyak 5 L yang terdiri dari air laut, media dan bibit. Media pertumbuhan yang digunakan adalah AF-6. Komposisi media AF-6 dapat dilihat pada Tabel 3.3.


(24)

20

Tabel 3.3 Komposisi media AF-6 dalam 1 liter

Komponen Jumlah (gram)

NaNO3 0,14

NH4NO3 0,022

MgSO4. 7H2O 0,03

KH2PO4 0,01

K2HPO4 0,005

CaCl2.2H2O 0,01

CaCO3 0,01

Fe citrate 0,002

Citric acid 0,002

Vitamin (mL)

Biotin 0,02 mL

Thiamin HCl 0,005 mL

Vitamin B6 0,01 mL

Vitamin B12 0,01 mL

PIV metals solution 5 mL

3. Pembuatan stok kultur

Stok mikroalga LIPI-11A1, LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 yang diperoleh dari Laboratorium Bioproses, Puslit Biotekonologi Indonesia LIPI Cibinong Bogor dilakukan perbanyakan dengan cara bertingkat. Isolat mikrolaga dikultur pada volume 5 mL.


(25)

21

Kemudian dikultivasi di ruang kultur hingga sekitar 2 minggu (14 hari). Setelah tumbuh kemudian dikultur kembali di volume lebih besar yaitu 50 mL hingga 2 minggu (14 hari). Bila telah tumbuh dilakukan lagi pengkulturan pada volume 500 mL. Begitu seterusnya hingga bibit siap dikultur menjadi volume 5 L. Pemberian aerasi dilakukan pada tahap kultur volume 500 mL hingga 5 L.

4. Kultivasi mikroalga

Proses kultivasi mikroalga dalam penelitian ini dilakukan selama 30 hari. Tempat yang digunakan adalah galon berukuran 6 L, namun volume kultur total hanya 5 L. Bibit yang digunakan sebesar 5% dari volume kultur total. Media dibuat dalam stok pemekatan 100x maka hanya diperlukan 50 mL media, 4450 mL aquades steril, dan 500 mL bibit siap inokulasi.

Alga yang telah dikultivasi diamati pertumbuhannya berupa kepadatan selnya dengan cara diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 680 nm setiap hari di waktu yang sama. Pengambilan sampel untuk uji kandungan nutrisi di lakukan setiap 5 hari sekali meliputi uji kandungan karbohidrat (gula total), protein, dan lipid. Uji kandungan karbohidrat (gula total), berat kering, protein dan lipid diperlukan sampel masing-masing 10 mL.

5. Pengamatan pertumbuhan mikroalga

Pertumbuhan mikroalga diamati setiap hari sampai hari ke-30 menggunakan spektrofotometer pada absorbansi 680 nm. Sampling dilakukan setiap pagi hari pukul 08.00 WIB. Volume sampling sebanyak 3,5 mL untuk tiga kali pengulangan.

Metode lain yang juga dipakai untuk pengamatan pertumbuhan pada penelitian ini yaitu pengukuran berat biomassa kering. Waktu sampling juga dilakukan di pagi hari pukul 08.00 WIB dengan volume 10 mL. Sampel kemudian disaring dengan kertas saring GF/C yang telah diketahui beratnya. Kertas saring dan hasil panen kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari kemudian ditimbang sampai konstan. Berat kering mikroalga didapat dari mengurangi berat kering kertas saring ditambah mikroalga dengan berat kertas saring.


(26)

22

6. Pemanenan kultur mikroalga

Pemanenan kultur mikrolaga yang telah selesai dikultivasi dilakukan dengan dua cara, yaitu penyaringan dan flokulasi. Penyaringan dilakukan dengan menyaring biomassa secara langsung tanpa ditambahkan zat apapun. Mikrolaga dalam media langsung dituang ke dalam saringan. Biomassa akan tersaring disaringan, sedangkan media akan lolos dari saringan. Biomassa yang didapat dikumpulkan dalam wadah untuk dikeringkan.

Mikroalga yang bisa dipanen menggunakan cara ini biasanya yang bentuk selnya panjang (filamen) dan di dalam media berkoloni membentuk serabut-serabut. Pada penelitian ini hanya mikroalga LIPI-11A1 yang bisa dipanen dengan cara ini.

Gambar 3.2 Pemanenan mikroalga LIPI-11A1 menggunakan saringan

Metode flokulasi menggunakan ferric chloride (FeCl3). Proses flokulasi menginduksi meningkatnya nilai pH medium yang dapat menambah efisiensi panen hingga 90% (Zhang et al., 2012). Bahan kimia yang digunakan untuk koagulasi mikroalga tidak mempengaruhi komposisi dan tidak menghasilkan efek toksik (Danquah, 2009).

Kultur yang telah selesai diflokulasi kemudian disaring menggunakan kertas saring. Biomassa yang tersaring dipindah ke tempat lain untuk dikumpulkan. Biomassa yang didapat dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari


(27)

23

Gambar 3.3 Pemanenan mikroalga LIPI-11A2 dan LIPI-11A8 menggunakan metode flokulasi FeCl3

7. Pengukuran parameter lingkungan

Dalam penelitian ini dilakukan juga pengukuran parameter lingkungan. Faktor lingkungan berupa faktor abiotik juga ikut berperan dalam menentukan pertumbuhan mikroalga. Faktor lingkungan yang diukur yaitu temperature air, pH air dan intensitas cahaya pada pagi, siang dan sore hari. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter Portable HORIBA. Sensor yang ada pada alat dicelupkan ke dalam air media kemudian akan terlihat nilai pH di dalam layar. Pengukuran pH dan temperatur dilakukan sekali dalam sehari. Sedangkan untuk mengukur intensitas cahaya menggunakan luxmeter dilakukan pada pagi, siang dan sore hari.

8. Pengukuran kandungan karbohidrat (Phenol-Sulphuric acid method)

a. Pembuatan kurva baku standar glukosa

Membuat larutan standar konsentrasi 100 ppm dengan cara menimbang glukosa sebanyak 0,01 gram/100 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan dengan aquades sampai 100 mL. Dihomogenkan dengan cara dikocok perlahan. Mencampur larutan standar dengan aquades hingga masing-masing konsentrasi yang diinginkan. Sebanyak 5% fenol dimasukkan ke dalam larutan yang telah dibuat dan ditambahkan 2,5 mL H2SO4 pekat ke dalam masing-masing tabung dengan konsentrasi larutan berbeda. Divortex kemudian didiamkan Selama sepuluh menit pada suhu kamar. Diinkubasi pada suhu 40oC selama 20


(28)

24

menit menggunakan waterbath. Langkah terakhir adalah diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm. Kemudian dicari nilai regresinya. Nilai gula total didapat dari persamaan :

Y = ax + b

Keterangan : Y = nilai absorbansi

a dan b = nilai pada persamaan regresi larutan standar x = kadar gula yang dicari (ppm)

b. Pengukuran kandungan karbohidrat sampel

Pengukuran kadar karbohidrat menggunakan metode Phenol-Sulphuric acid dilakukan setiap lima hari sekali selama 30 hari masa kultivasi. Metode yang digunakan adalah metode phenol asam sulfat. Sebanyak 10 mL sampel diambil kemudian disentrifugasi 6000 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang dan ditambahkan 10 mL buffer fosfat pH 7. Disonikasi selama 4 x 1 menit. Kemudian sampel diambil sebanyak 0,5 mL ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,5 mL phenol dan 2,5 mL asam sulfat. Divortex agar homogen kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu ruang. Tabung reaksi di simpan di waterbath suhu 40oC selama 20 menit.

Blangko menggunakan 0,5 mL aquades ditambah phenol dan asam sulfat dengan jumlah yang sama pada sampel. Kandungan gula total sampel diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm.

9. Pengukuran kandungan protein (Metode Bradford)

a. Pembuatan kurva baku standar protein

Membuat larutan standar konsentrasi 100 ppm dengan cara menimbang BSA sebanyak 0,25 gram/250 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan dengan aquades sampai 100 mL. Dihomogenkan dengan cara dikocok perlahan. Mencampur larutan standar dengan aquades hingga masing-masing konsentrasi yang diinginkan. Ditambahkan 1 mL larutan Bradford. Divortex untuk meghomogenkan. Didiamkan selama 15 menit dan diukur di


(29)

25

Kemudian dicari nilai regresinya. Nilai protein didapat dari persamaan : Y = ax + b

Keterangan : Y = nilai absorbansi

a dan b = nilai pada persamaan regresi larutan standar x = kadar protein yang dicari (ppm)

b. Pengukuran kandungan protein sampel

Metode Bradford digunakan untukmenganalisis kadar protein yang dilakukan setiap lima hari sekali selama 30 hari masa kultivasi. Sampel sebanyak 10 mL disentrifugasi 6000 rpm 15 menit untuk diambil peletnya. Kemudian dicuci dengan buffer fosfat pH 7 sebanyak 10 mL dikocok dan disentrifugasi kembali. Supernatan dibuang, ditambahkan aceton 80% sebanyak 10 mL. sampel disonikasi (4 x 1 menit). Kemudian disentrifugasi 6000 rpm selama 10 menit. Ambil 0,1 mL supernatan. Ditambahkan 1 mL larutan Bradford. Divortex untuk meghomogenkan sampel dan larutan. Didiamkan selama 15 menit dan diukur di spektrofotometer pada 595 nm.

10. Pengukuran kandungan lipid (Metode Bligh and Dyer)

Pengukuran kadar lipid total pada penelitian ini menggunkan metode Bligh and Dyer, (1959) yang telah dimodifikasi. sampel sebanyak 10 mL disentrifugasi 6000 rpm selama 15 menit. Untuk ekstraksi minyak ditambahkan metanol sebanyak 3 mL. Disonikasi 4 x 1 menit. Ditambahkan 6 mL kloroform. Shaker selama 1 jam. Kemudian ditambahkan aquades sebanyak 10 mL dan shaker kembali selama 15 menit. Hasil shaker tersebut didiamkan sebentar agar terpisah fase air dan minyaknya. Minyak berada di bagian bawah campuran air dan kloroform. Perbandingan antara metanol, kloroform dan aquades adalah 1 : 1 : 1.

Minyak mikroalga yang masih bercampur dengan kloroform diambil menggunakan pipet pasteur ke dalam tabung reaksi yang telah ditimbang beratnya. Tabung reaksi tersebut disimpan di tempat terbuka agar kloroform


(30)

26

menguap dan hanya minyak yang tertinggal. Perhitungan % berat total lipid menggunakan rumus berikut :

% lipid = (A x B) C

Keterangan : A = berat minyak (gram) B = kadar larutan (ml) C = berat biomassa (gram)


(31)

27

G. Alur Penelitian

Gambar 3.4 Diagram alir penelitian Seminar proposal

Persiapan penelitian : 1. Sterilisasi alat dan bahan 2. Pembuatan stok media

3. Pembuatan stok kultur mikroalga (bibit)

Penyusunan proposal

Perlakuan penelitian : 1. Kultivasi mikroalga dengan

penambahan limbah sagu selama 30 hari.

2. Pengambilan sampel untuk beberapa pengujian kandungan mikroalga

Pengukuran parameter lingkungan :

-Temperatur air -pH air

-intensitas cahaya

Pertumbuhan : -Optical density

680 nm

-Berat biomassa kering

Pengujian kandungan nutrisi :

-Gula total -Protein -Lipid

Pengumpulan data

Analisis data


(32)

28

H. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. data dianalisis menggunakan ANAVA. Untuk mengetahui beda nyata di antara perlakuan menggunakan uji Duncans Multiple Range Test (DMRT) pada taraf uji 5%. Anava yang digunakan merupakan two-way ANOVA karena penelitian ini terdiri dari beberapa variabel bebas.

Data pertumbuhan ketiga isolat yang ditumbuhkan dengan beberapa konsentrasi ampas sagu (kontrol, 50 ppm, 500 ppm dan 5000 ppm) pada medium pertumbuhan dilakukan pengukuran dengan dua kali pengulangan sehingga terdapat sebanyak 56 unit data penelitian. Sedangkan kandungan nutrisi (karbohidrat, protein dan lipid) pada masing-masing isolat terdiri dari 168 unit data penelitian dengan pengulangan sebanyak dua kali.


(33)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Konsentrasi limbah terbaik yang dapat dimanfaatkan oleh isolat mikroalga dalam pertumbuhan dan menghasilkan nutrisi (karbohidrat, protein dan lipid) berbeda.

2. Ampas sagu pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan pertumbuhan ketiga isolat

3. Penambahan ampas sagu dapat menambah jumlah dan biomassa sel

4. Kandungan karbohidrat, protein, dan lipid pada isolat LIPI-11A1+500 ppm limbah berturut-turut yaitu 75,342 ppm, 6,646 ppm dan 8,23%

5. Kandungan karbohidrat, protein, dan lipid pada isolat LIPI-11A2+5000 ppm limbah berturut-turut yaitu 261,09 ppm, 5,12 ppm, dan 3,61%

6. Kandungan karbohidrat, protein, dan lipid pada isolat LIPI-11A8+5000 ppm limbah berturut-turut yaitu 436,81 ppm, 5,52 ppm, dan 7,34%.

7. Isolat yang memiliki kandungan karbohidrat tertinggi yaitu isolat LIPI-11A8, protein tertinggi yaitu isolat LIPI-11A1 dan lipid tertinggi pada isolat LIPI-11A2.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, terdapat saran untuk lebih mengembangkan pengetahuan dan menambah informasi yang lebih banyak mengenai penelitian yang terkait, yaitu:

1. Ampas limbah sagu yang siap digunakan (sudah dipretreatmen) sebaiknya dalam keadaan yang benar-benar hancur


(34)

2

3. Perlu dilakukan penelitian dengan tujuan skrining mikroalga yang berpotensi sebagai penghasil biomassa, karbohidrat, protein dan lipid yang tinggi 4. Perlu dilakukan penelitian proses rekayasa untuk produksi biomassa,

karbohidrat, protein dan lipid yang lebih tinggi.

5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kandungan zat toksik pada ketiga isolat bila pemanfaatan utamanya adalah untuk pakan atau suplemen makanan tinggi protein.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Akmar, P.F dan Kennedy, J.F. 2001. The potential of oil and sago palm trunk wastes as carbohydrate resource. Wood Sci and Technol. 35: 467-473.

Aziz, S.A. Adeni, D.S.A. Bujang, K. Hassan, M.A. 2009. Bioconversion of sago residue into value added products. African Journal of Biotechnology vol. 9 (14), pp. 2016-2021

Barsanti, L. and Gualtieri, P. (2006). Algae: Anatomy, Biochemistry, and

Biotechnology. USA: CRC Press

Bashan, Y. Luz, E. Escalante, F.M.E. Garcia, O.P. 2010. Heterotrophic culture of microalgae: Metabolism and potential products. Review. Water Research 45 (2011) 11-36

Bellinger, E. G. and Sigee, D. C. (2010). Freshwater Algae. UK: Wiley-Blackwell

Bligh, E.G. Dyer, W.J. 1959. A rapid method for total lipid extraction and purification. Journal Biochemical of Physiology. 37 : 911-917

Brennan, L. Owende, P. 2010. Biofuels from Microalgae – A Review of Technologies for Production, Processing, and Extractions of Biofuels and Co-products. In: Renewable and Sustainable Energy Reviews 14/2 (2010), pp. 557–577

Bumbak, F. Cook, S. Zachleder, V. Hauser, S. Kovar, K. 2011. Best practices in heterotrophic high-cell-density microalgal processes: achievements, potential and possible limitations. Applied of Microbiology and

Biotechnol (2011) 91:31–46

Chen, F. Wen, Z.Y. 2003. Heterotrophic production of eicosapentaenoic acid by microalgae. Biotechnology Advances. 21 : 273–294


(36)

65

Chisti, Y. 2007. Biodiesel From Microalgae. Biotechnology Advances (25). 294-306

Danquah, M.K. Harun, R. Singh, M. Forde, G.M., 2009. Bioprocess engineering of microalgae to produce a variety of consumer products. Renewable and

Sustainable Energy Reviews 14 (2010) 1037–1047

Das, P. (2010). Development of Microalgal Biomass for Biodiesel Production. Tesis Master pada National University of Singapore

Endrawati, H. Widianingsih. Manullang, C. 2012. Densitas dan Kandungan Total Lipid Mikroalga Spirulina platensis yang Dikultur pada Tingkatan Perbedaan Fotoperiod. Journal of Marine Research. 1 : 24-28

Food and Agriculture Organization of the United Nation. (1996). Manual On

Production and Use of live food for aquaculture. Rome: FAO

Frac, M. Tys, S.J. Tys, J. 2010. Microalgae for biofuels production and environmental applications: A review. African Journal of Biotechnology . 9, (54), 9227-9236

Garcia, G. Camacho F.G. Miron, A.S. Sevilla, J.M.F. Chisti, Y. Grima, E.M. 2005. Mixotrophic Production of Marine Microalga Phaeodactylum tricornutum. Journal Of Microbiology and Biotechnology. 16 (5) 689-694

Hallenbeck, P.C. (2012). Hydrogen Production By Cyanobacteria. Département de microbiologie et immunologie , Université de Montréal, CP 6128, Succursale Centre-ville , Montréal , Québec H3C 3J7 : Canada

Hermiati, E. Mangunwidjaja, D. Sunati, C.T. Suparno, O. Prasetya, B. 2010. Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu untuk Produksi Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian, 29(4), 2010

Ip, Pf. Chen, F. 2005. Production of astaxanthin by the green microalgae Chlorella zofingiensis in the dark. Process Biochemistry 40: 733-738


(37)

66

Kawaroe, M. Prartono, T. Wulan, D. Augustine, D. 2010. Fatty Acid Content of Indonesian Aquatic Microalgae. HAYATI Journal of Biosciences. Vol. 17 196-200

Kennedy, J.F, Akmar, P.F. 2001. The Potential of Oil and Sago Trunk Wastes as Carbohydrate Resources. Wood Science and Technology 35 (2001) 467-473

Kiat LJ. 2006. Preparation and characterization of carboxymethyl sago waste and its hydrogel [tesis]. Malaysia: Universiti Putra Malaysia

Kong, W. Xia, C. Song, H. Cao, Y. Yang, H.Hua, S. 2011. The characteristics of

biomass production, lipid accumulation and chlorophyll biosynthesis of

Chlorella vulgaris under mixotrophic cultivation. African Journal of Biotechnology. 10(55), 11620-11630

Kumoro, A.C. Ngoh, G.C. Hasan, M. Ong, C.H. Teoh, E.C. 2008. Conversion of Fibrous Sago (Metroxylon Sagu) Waste into Fermentable Sugar via Acid and Enzymatic Hydrolysis. Asian Journal Scientific Res. 1: 412-420

Larsdotter, K. 2006. Wastewater Treatment With Microalgae – A Literature review. 62: 31-38

Lee, Y.K. (2004) Algal nutrition: heterotrophic carbon nutrition. In: Richmond A (ed) Handbook of microalgal culture: Biotechnology and Applied

Phycology. Blackwell, Oxford, pp 116–124

Liang, y. Sarkany, N. Cui, Y. 2009. Biomass and lipid productivities of Chlorella

vulgaris under autotrophic, heterotrophic, and mixotrophic growth

condition. Biotechnology Lett (31). 1043-1049

Mata, T.M. Martins, A.A. Caetano, N.S. 2009. Microalgae for biodiesel

production and other applications: A review. Renewable and Sustainable

Energy Reviews 14 (2010), 217–232

Narasimhan, A.M. 2010. Microalgal Bioremediation Of Nutrients In Wastewater

And Carbon Dioxide In Flue Gas. Thesis master pada Missouri University


(38)

67

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Patil, V. Kallqvist, T. Olsen, E. Vogt, G. Gislerod, H.R. 2007. Fatty acid composition of 12 microalgae for possible use in aquaculture feed. Aquaculture. 15: 1-9

Prasanna, R. Ngangkham, M. Ratha, K.S. Saxena, A.K. Dhar, D.W. Sarika, C. Prasad, R.B.N. 2012. Biochemical modulation of growth, lipid quality andproductivity in mixotrophic cultures of Chlorella sorokiniana.

SpringerPlus (2012), 1: 3

Roberts, M. 2009. Screening and selection of a cyanobacteria for production of

poly-β-hydroxybutyrate in a closed photobioreactor. Thesis master pada

university of Adelaide

Rocha, J.M.S. Garcia, J.E.C. Henriques, M.H.F. 2003. Growth aspects of the marine microalga Nannochloropsis gaditana. Biomolecular Engineering 20, 237-242

Rocha. M.J.F. Chojnacka, K. 2004. Kinetic and Stoichiometric Relationship of the Energy and carbon Metabolism in the Culture of Microalgae.

Biotechnology 3: 21-34

Shimizu, K. Hua, Q. Yang, C. 2000. Energetics and carbon metabolism during growth of mikroalgal cell under photoautotrophic, mixotrophic and cylic light-autotrophic/dark-heterotrophic condition. Biochemical Engineering

journal 6 : 87-102

Singh, M. Bhatnagar, A. Chinnasamy, S. Das, K.C. 2010. Renewable biomass production by mixotrophic algae in the presence of various carbon sources and wastewater. Applied Energy (2011), 1016-1016

Singhal RS, Kennedy JF, Gopalakrishnan SM, Kaczmarek Agnieszka, Knill CJ, dan Akmar PF. 2008. Industrial production, processing, and utilization of sago palm-derived products. Carbohydr Polym 72: 1-20.


(39)

68

content, and expression levels of three pathway genes in Chlorella sorokiniana. Applied Microbiology and Biotechnology 91:835–84

Wang, Y.H. Ye, J.Y. Mi, H.L. Li, Y.G. Zhang, C.L. 2000. Relationship between the growth of Synechococcus sp. PCC6803 on medium with glucose and the photosynthetic energy transformation. Acta Bot Sinica 42:1122–1125

Widianingsih. Retno, H. Endrawati, H. Yudiati, E. Iriani, V.R. 2011. Pengaruh Pengurangan Konsentrasi nutrient Fosfat dan Nitrat Terhadap Kandungan Lipid Total Nannochloropsis oculata. Ilmu Kelautan. 16: 24-29

Widjaja, A. Chien, C.C. Ju, H.Y. 2009. Study of increasing lipid production from fresh water microalgae Chlorella vulgaris. Journal of the Taiwan Institute

of Chemical Engineers. 40: 13-20

Xu, F. Cong, W. Cai, Z.L. Ouyang, F. 2004. Effects of organic carbon sources on cell growth and eicosapentaenoic acid content of Nannochloropsis sp.

Journal of Applied Phycology. 16:499–50

Zhang, C. Zhang, Y. Wu, Z. Zhu, Y. Huang, W. Li, T. Li, A. 2012. Evaluation of flocculation induced by pH increase for harvesting microalgae and reuse of flocculated medium. Bioresource Technology. 110: 496-502


(1)

2

3. Perlu dilakukan penelitian dengan tujuan skrining mikroalga yang berpotensi sebagai penghasil biomassa, karbohidrat, protein dan lipid yang tinggi 4. Perlu dilakukan penelitian proses rekayasa untuk produksi biomassa,

karbohidrat, protein dan lipid yang lebih tinggi.

5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kandungan zat toksik pada ketiga isolat bila pemanfaatan utamanya adalah untuk pakan atau suplemen makanan tinggi protein.


(2)

64

Akmar, P.F dan Kennedy, J.F. 2001. The potential of oil and sago palm trunk wastes as carbohydrate resource. Wood Sci and Technol. 35: 467-473.

Aziz, S.A. Adeni, D.S.A. Bujang, K. Hassan, M.A. 2009. Bioconversion of sago residue into value added products. African Journal of Biotechnology vol. 9 (14), pp. 2016-2021

Barsanti, L. and Gualtieri, P. (2006). Algae: Anatomy, Biochemistry, and Biotechnology. USA: CRC Press

Bashan, Y. Luz, E. Escalante, F.M.E. Garcia, O.P. 2010. Heterotrophic culture of microalgae: Metabolism and potential products. Review. Water Research 45 (2011) 11-36

Bellinger, E. G. and Sigee, D. C. (2010). Freshwater Algae. UK: Wiley-Blackwell

Bligh, E.G. Dyer, W.J. 1959. A rapid method for total lipid extraction and purification. Journal Biochemical of Physiology. 37 : 911-917

Brennan, L. Owende, P. 2010. Biofuels from Microalgae – A Review of Technologies for Production, Processing, and Extractions of Biofuels and Co-products. In: Renewable and Sustainable Energy Reviews 14/2 (2010), pp. 557–577

Bumbak, F. Cook, S. Zachleder, V. Hauser, S. Kovar, K. 2011. Best practices in heterotrophic high-cell-density microalgal processes: achievements, potential and possible limitations. Applied of Microbiology and

Biotechnol (2011) 91:31–46

Chen, F. Wen, Z.Y. 2003. Heterotrophic production of eicosapentaenoic acid by microalgae. Biotechnology Advances. 21 : 273–294


(3)

65

Chisti, Y. 2007. Biodiesel From Microalgae. Biotechnology Advances (25). 294-306

Danquah, M.K. Harun, R. Singh, M. Forde, G.M., 2009. Bioprocess engineering of microalgae to produce a variety of consumer products. Renewable and Sustainable Energy Reviews 14 (2010) 1037–1047

Das, P. (2010). Development of Microalgal Biomass for Biodiesel Production. Tesis Master pada National University of Singapore

Endrawati, H. Widianingsih. Manullang, C. 2012. Densitas dan Kandungan Total Lipid Mikroalga Spirulina platensis yang Dikultur pada Tingkatan Perbedaan Fotoperiod. Journal of Marine Research. 1 : 24-28

Food and Agriculture Organization of the United Nation. (1996). Manual On Production and Use of live food for aquaculture. Rome: FAO

Frac, M. Tys, S.J. Tys, J. 2010. Microalgae for biofuels production and environmental applications: A review. African Journal of Biotechnology . 9, (54), 9227-9236

Garcia, G. Camacho F.G. Miron, A.S. Sevilla, J.M.F. Chisti, Y. Grima, E.M. 2005. Mixotrophic Production of Marine Microalga Phaeodactylum tricornutum. Journal Of Microbiology and Biotechnology. 16 (5) 689-694

Hallenbeck, P.C. (2012). Hydrogen Production By Cyanobacteria. Département de microbiologie et immunologie , Université de Montréal, CP 6128, Succursale Centre-ville , Montréal , Québec H3C 3J7 : Canada

Hermiati, E. Mangunwidjaja, D. Sunati, C.T. Suparno, O. Prasetya, B. 2010. Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu untuk Produksi

Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian, 29(4), 2010

Ip, Pf. Chen, F. 2005. Production of astaxanthin by the green microalgae Chlorella zofingiensis in the dark. Process Biochemistry 40: 733-738

Jagannathan, N. Amutha, K. Anan, N. 2010. Production of Omega-3 Fatty Acids


(4)

Kawaroe, M. Prartono, T. Wulan, D. Augustine, D. 2010. Fatty Acid Content of Indonesian Aquatic Microalgae. HAYATI Journal of Biosciences. Vol. 17 196-200

Kennedy, J.F, Akmar, P.F. 2001. The Potential of Oil and Sago Trunk Wastes as Carbohydrate Resources. Wood Science and Technology 35 (2001) 467-473

Kiat LJ. 2006. Preparation and characterization of carboxymethyl sago waste and its hydrogel [tesis]. Malaysia: Universiti Putra Malaysia

Kong, W. Xia, C. Song, H. Cao, Y. Yang, H.Hua, S. 2011. The characteristics of

biomass production, lipid accumulation and chlorophyll biosynthesis of Chlorella vulgaris under mixotrophic cultivation. African Journal of Biotechnology. 10(55), 11620-11630

Kumoro, A.C. Ngoh, G.C. Hasan, M. Ong, C.H. Teoh, E.C. 2008. Conversion of Fibrous Sago (Metroxylon Sagu) Waste into Fermentable Sugar via Acid and Enzymatic Hydrolysis. Asian Journal Scientific Res. 1: 412-420

Larsdotter, K. 2006. Wastewater Treatment With Microalgae – A Literature review. 62: 31-38

Lee, Y.K. (2004) Algal nutrition: heterotrophic carbon nutrition. In: Richmond A (ed) Handbook of microalgal culture: Biotechnology and Applied

Phycology. Blackwell, Oxford, pp 116–124

Liang, y. Sarkany, N. Cui, Y. 2009. Biomass and lipid productivities of Chlorella vulgaris under autotrophic, heterotrophic, and mixotrophic growth condition. Biotechnology Lett (31). 1043-1049

Mata, T.M. Martins, A.A. Caetano, N.S. 2009. Microalgae for biodiesel

production and other applications: A review. Renewable and Sustainable Energy Reviews 14 (2010), 217–232

Narasimhan, A.M. 2010. Microalgal Bioremediation Of Nutrients In Wastewater And Carbon Dioxide In Flue Gas. Thesis master pada Missouri University of Science and Technology


(5)

67

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Patil, V. Kallqvist, T. Olsen, E. Vogt, G. Gislerod, H.R. 2007. Fatty acid composition of 12 microalgae for possible use in aquaculture feed.

Aquaculture. 15: 1-9

Prasanna, R. Ngangkham, M. Ratha, K.S. Saxena, A.K. Dhar, D.W. Sarika, C. Prasad, R.B.N. 2012. Biochemical modulation of growth, lipid quality andproductivity in mixotrophic cultures of Chlorella sorokiniana. SpringerPlus (2012), 1: 3

Roberts, M. 2009. Screening and selection of a cyanobacteria for production of poly-β-hydroxybutyrate in a closed photobioreactor. Thesis master pada university of Adelaide

Rocha, J.M.S. Garcia, J.E.C. Henriques, M.H.F. 2003. Growth aspects of the marine microalga Nannochloropsis gaditana. Biomolecular Engineering 20, 237-242

Rocha. M.J.F. Chojnacka, K. 2004. Kinetic and Stoichiometric Relationship of the Energy and carbon Metabolism in the Culture of Microalgae. Biotechnology 3: 21-34

Shimizu, K. Hua, Q. Yang, C. 2000. Energetics and carbon metabolism during growth of mikroalgal cell under photoautotrophic, mixotrophic and cylic light-autotrophic/dark-heterotrophic condition. Biochemical Engineering journal 6 : 87-102

Singh, M. Bhatnagar, A. Chinnasamy, S. Das, K.C. 2010. Renewable biomass production by mixotrophic algae in the presence of various carbon sources and wastewater. Applied Energy (2011), 1016-1016

Singhal RS, Kennedy JF, Gopalakrishnan SM, Kaczmarek Agnieszka, Knill CJ, dan Akmar PF. 2008. Industrial production, processing, and utilization of sago palm-derived products. Carbohydr Polym 72: 1-20.

Wan, M. Liu, P. Xia, J. Rosenberg, J.N. Oyler, G.A. Betenbaugh, M.J. Nie, Z. Qiu, G. 2011. The effect of mixotrophy on microalgal growth, lipid


(6)

content, and expression levels of three pathway genes in Chlorella

sorokiniana. Applied Microbiology and Biotechnology 91:835–84

Wang, Y.H. Ye, J.Y. Mi, H.L. Li, Y.G. Zhang, C.L. 2000. Relationship between the growth of Synechococcus sp. PCC6803 on medium with glucose and the photosynthetic energy transformation. Acta Bot Sinica 42:1122–1125

Widianingsih. Retno, H. Endrawati, H. Yudiati, E. Iriani, V.R. 2011. Pengaruh Pengurangan Konsentrasi nutrient Fosfat dan Nitrat Terhadap Kandungan Lipid Total Nannochloropsis oculata. Ilmu Kelautan. 16: 24-29

Widjaja, A. Chien, C.C. Ju, H.Y. 2009. Study of increasing lipid production from fresh water microalgae Chlorella vulgaris. Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers. 40: 13-20

Xu, F. Cong, W. Cai, Z.L. Ouyang, F. 2004. Effects of organic carbon sources on cell growth and eicosapentaenoic acid content of Nannochloropsis sp. Journal of Applied Phycology. 16:499–50

Zhang, C. Zhang, Y. Wu, Z. Zhu, Y. Huang, W. Li, T. Li, A. 2012. Evaluation of flocculation induced by pH increase for harvesting microalgae and reuse of flocculated medium. Bioresource Technology. 110: 496-502