PENGGUNAAN ALAT PERAGA KOIN BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

(1)

No : 001/S/PGSD/8/JAN/2013

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KOIN BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PENJUMLAHAN

DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Sukalaksana 2 Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Ina Suandani

0811364

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KOIN BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PENJUMLAHAN

DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT INA SUANDANI

0811364 ABSTRAK

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar mempunyai posisi yang sangat penting, sebab dapat memberi bekal kemampuan bernalar. Namun masih banyak kendala yang dihadapi dalam upaya merealisasikan tujuan pembelajaran di atas, khususnya di SDN Sukalaksana 2. Salah satu yang menjadi kendala adalah cara pembelajaran matematika masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru tanpa melibatkan siswa, sehingga tidak menarik minat siswa untuk belajar yang akhimya menyebabkan siswa merasa jenuh. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa sehingga banyak siswa yang nilainya kurang dari nilai KKM 65. Beranjak dari permasalahan tersebut, peneliti membidik salah satu materi dalam pelajaran matematika yang sulit dipahami siswa yaitu dalam memahami konsep bilangan bulat, pada kesempatan ini peneliti mencobakan koin bermuatan dalam memudahkan pemahaman konsep bilangan bulat yang dituangkan ke dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan mengangkat judul skripsi: “Penggunaan Alat Peraga Koin Bermuatan untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Mengenai Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan proses pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan koin bermuatan di kelas IV SDN Sukalaksana 2. (2) Mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Sukalaksana 2. (3) Mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Sukalaksana 2. Adapun hasil dari penelitian dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai yang diperoleh tiap siklus. Siswa senang dan tertarik dengan alat peraga yang digunakan. Walaupun alat peraga yang digunakan terbilang baru bagi para siswa, mereka mau mencoba dan berusaha untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada awalnya, penggunaan koin bermuatan mengalami kendala, namun setelah dilakukan siklus berulang, siswa mulai terbiasa dan merasa senang bahkan tertarik mengerjakan soal karena alat peraga yang digunakan memiliki warna yang menarik, yaitu biru dan merah. Penulis menyimpulkan bahwa penggunaan koin bermuatan sangat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep pada pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Sukalaksana 2.


(3)

USE OF TOOLS FIGURE COIN CHARGED TO IMPROVE UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF OPERATIONS ADDITIVE

AND REDUCTION NUMBERS ROUND INA SUANDANI

0811364 ABSTRACT

Mathematics as one of the subjects taught in elementary school has a very important position, because it can give the gift of reason stock. But there are still many obstacles encountered in the effort to realize the purpose of learning, particularly in SDN Sukalaksana 2. One of the obstacles is a way of learning mathematics are still using conventional learning methods. Learning is centered on teachers without involving students, so it does not attract students to study that eventually led to students feeling bored. This will certainly affect the academic achievement of students who achieved so many students who score less than the value of KKM 65. Moving on from these problems, the researchers targeted one of the subjects in math is difficult to understand the students in understanding the concept of integers, on this occasion the researchers tried out coins loaded in facilitating understanding of the concept of integers that is poured into the TOD (Classroom Action Research) to lift the title thesis: "Using Coins Aids Charged to Improve Student Understanding of Concepts Regarding Operation Integer Addition and Reduction. This study aims to: (1) Describe the process of learning the operations of addition and subtraction of integers using coins loaded in the fourth grade SDN Sukalaksana 2. (2) Describe the improved understanding of the concept of addition and subtraction of integers in class IV SDN Sukalaksana 2. (3) Describe an improved understanding of the concept of addition and subtraction of integers in class IV SDN Sukalaksana 2. The results of the research from the first cycle to cycle III to increase student learning outcomes are seen from the values obtained each cycle. Students are excited and interested in the props used. Although props used is relatively new for the students, they want to try and attempt to follow the lessons well. At first, the use of coin-charged encounter obstacles, but after repeated cycles, students begin to get used to and get excited about because even interested in working on the props used have attractive colors, namely blue and red. The authors conclude that the use of coin-charged very helpful in enhancing students understanding of the concepts on the subject of the operations of addition and subtraction of integers in class IV SDN Sukalaksana 2.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul “Penggunaan Alat Peraga Koin Bermuatan Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Penulisan skripsi ini kami susun untuk Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan. Pembuatan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Dede Somarya, M.Pd selaku ketua Prodi PGSD UPI

2. Bapak Drs. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed selau pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan Skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ernawulan Syaodih, M. Pd sebagai pembimbing II yang telah membimbing dengan sabar dalam menyusun skripsi ini.


(5)

4. Staf pengajar PGSD FIP UPI Bandung yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Staf Administrasi Program PGSD FIP UPI Bandung yang telah memberi dukungan dan membantu kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan.

6. Ibu Iyet Hayati, S.Pd selaku kepala SDN Sukalaksana 2 yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini.

7. Ibu Cucu Sulastri, S.Pd. SD selaku observer yang selalu memberi masukan serta semangat untuk menyusun skripsi ini.

8. Staf pengajar SDN Sukalaksana 2, yang selalu memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Suami serta anakku tersayang yang slalu memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini.

10. Keluarga serta kerabat yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan moril maupun materil.

Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak dalam mengembangkan wawasan dan pengetahuannya.


(6)

Penulis DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis Tindakan ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5


(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Alat Peraga ... 8

B. Pemahaman Konsep ... 11

C. Definisi Bilangan Bulat ... 13

D. Pengertian dan Fungsi Matematika di Sekolah Dasar ... 22

E. Strategi Expository Learning ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 28

B. Model Penelitian ... 28

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Prosedur Penelitian ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70


(8)

5.1 Simpulan ... 75 5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80 DAFTAR LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus I ... 53

Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Evaluasi Siswa Siklus I Operasi Penjumlahan, Pengurangan Dan Hitung Campuran Bilangan Bulat ... 54

Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ... 55

Tabel 4.4 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus II ... 60

Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata Evaluasi Siswa Siklus II Operasi Penjumlahan, Pengurangan Dan Hitung Campuran Bilangan Bulat ... 61

Tabel 4.6 Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ... 62

Tabel 4.7 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus III ... 67

Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Evaluasi Siswa Siklus III Operasi Penjumlahan, Pengurangan Dan Hitung Campuran Bilangan Bulat ... 68

Tabel 4.9 Nilai Evaluasi Siswa Siklus III ... 69

Tabel 4.10 Nilai Hasil Kerja Kelompok Siklus I, II, dan III ... 72


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Garis Bilangan Bulat ... 13 Gambar 2.2 : Garis Bilangan ... 14 Gambar 3.1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc.Taggart,

1982 dalam Kasihani Kasbollah, 1997/1998) ... 31 Gambar 3.2 : Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 33


(11)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 : Nilai Rata-Rata Evaluasi Siswa Siklus I Operasi

Penjumlahan, Pengurangan Dan Hitung Campuran

Bilangan Bulat ... 55 Grafik 4.2 : Nilai Rata-Rata Evaluasi Siswa Siklus II Operasi

Penjumlahan, Pengurangan Dan Hitung Campuran

Bilangan Bulat ... 62 Grafik 4.3 : Nilai Rata-Rata Evaluasi Siswa Siklus III Operasi

Penjumlahan, Pengurangan Dan Hitung Campuran

Bilangan Bulat ... 68 Grafik 4.4 : Nilai Rata-Rata Hasil Kerja Kelompok Siswa Siklus I, II

Dan Siklus III ... 72 Grafik 4.5 : Nilai Evaluasi Seluruh Siswa Siklus I, II Dan Siklus III ... 74


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : SIKLUS I 1. RPP 2. Kisi-kisi

3. Lembar Evaluasi 4. Lembar Kerja Siswa

5. Analisis Hasil Evaluasi Kelas V 6. Analisis Hasil Evaluasi Kelas IV 7. Tabulasi

8. Validasi Tes 9. Anates

10. Lembar Observasi Kegiatan Guru 11. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lampiran B : SIKLUS II

1. RPP 2. Kisi-kisi


(13)

3. Lembar Evaluasi 4. Lembar Kerja Siswa

5. Analisis Hasil Evaluasi Kelas IV 6. Tabulasi

7. Validasi Tes 8. Anates

9. Lembar Observasi Kegiatan Guru 10. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lampiran C : SIKLUS III

1. RPP 2. Kisi-kisi

3. Lembar Evaluasi 4. Lembar Kerja Siswa

5. Analisis Hasil Evaluasi Kelas IV 6. Tabulasi

7. Validasi Tes

8. Lembar Observasi Kegiatan Guru 9. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Lampiran D : Hasil Siswa

1. Lembar Evaluasi Siklus I, II dan III 2. Lembar Kerja Siswa Siklus I, II dan III Lampiran D : Foto Kegiatan


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar mempunyai posisi yang sangat penting, sebab dapat memberi bekal kemampuan bernalar. Pada pendidikan dasar, matematika tergolong mata pelajaran yang dirasakan sulit bagi siswa, karena ditinjau dari segi objeknya, matematika bukanlah objek konkret, tetapi merupakan objek abstrak.

Dengan memperhatikan objek matematika di atas tidak mustahil jika siswa dalam mempelajari matematika mengalami kesulitan, terlebih dengan sistem pembelajaran konvensional yang statis dan rutin yang sering digunakan oleh guru-guru, seperti tugas mengerjakan latihan soal dengan contoh-contoh yang ada dalam buku pegangan siswa. Dengan pola seperti ini jelas akan membawa siswa pada kebosanan dan berdampak pada kesulitan siswa pada pelajaran matematika.

Selain itu juga masih ada guru yang melaksanakan pembelajaran secara tidak utuh sehingga terkesan terkotak-kotak antara materi pelajaran yang satu dengan yang lainnya, yang menyebabkan kurang mengembangkan siswa untuk berfikir menyeluruh dan membuat kesulitan bagi siswa dalam mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata sehari-hari yang mengakibatkan siswa tidak mengerti manfaat dari materi yang dipelajarinya dalam kehidupan nyata. Begitu juga dengan rencana pengembangan pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan rencana pengembangan pembelajaran yang terpisah-pisah tiap mata


(15)

2

pelajaran. Dengan proses pembelajaran dan rencana pengembangan pembelajaran yang terpecah-pecah terjadi penyampaian konsep yang berulang-ulang dan terpecah sehingga proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan yang dimiliki guru dalam menerapkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Guru menjadi pusat informasi dan menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa yang menjadi penerima informasi. John Dewey

(dalam Suderadjat, 2005) mengemukakan bahwa “materi pengetahuan merupakan

muatan mati”.

Kecakapan mengkomunikasikan dalam kehidupan yang sesungguhnya harus dimiliki siswa sebagai prasyarat agar siswa dapat menguasai konsep-konsep matematika. Selain dari faktor siswa dapat juga dari faktor guru yang kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran bahkan bisa saja karena guru kurang menguasai metode pembelajaran dan dalam proses pembelajarannya kurang melibatkan siswa.

Namun masih banyak kendala yang dihadapi dalam upaya merealisasikan tujuan pembelajaran di atas, khususnya di SDN Sukalaksana 2. Salah satu yang menjadi kendala adalah cara pembelajaran matematika masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru tanpa melibatkan siswa, sehingga tidak menarik minat siswa untuk belajar yang akhimya menyebabkan siswa merasa jenuh. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa sehingga banyak siswa yang nilainya kurang dari nilai KKM 65. Selain pembelajaran yang masih sering disampaikan secara konvensional, masih banyak juga guru matematika yang menyusun


(16)

3

program pembelajaran tidak berorientasi pada kenyataan dan masalah yang sering dihadapi siswa dalam kehidupannya. Sejumlah besar materi pelajaran matematika belum begitu baik tertanam dalam pemahaman siswa. Banyak siswa tidak dapat merasakan hubungan emosional dengan materi pelajaran sehingga siswa tidak dapat merasakan bahwa materi pelajaran matematika yang dipelajari penting bagi kehidupannya.

Dengan pembelajaran alat peraga koin bermuatan diharapkan siswa dapat memahami konsep matematika yang disajikan, serta mengembangkan gagasan atau ide mengenai permasalahan maternatika melalui latihan mencari pemecahan masalah dengan menggunakan kebebasan berpikir, serta memberi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai dengan kehendak mereka. Beranjak dari permasalahan di atas Peneliti membidik salah satu materi dalam pelajaran matematika yang sulit dipahami siswa yaitu dalam memahami konsep bilangan bulat, pada kesempatan ini peneliti mencobakan koin bermuatan dalam memudahkan pemahaman konsep bilangan bulat yang dituangkan ke dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan mengangkat judul: “Penggunaan Alat Peraga Koin Bermuatan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.


(17)

4

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih terarah maka permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan koin bermuatan selama pembelajaran berlangsung di kelas IV SDN Sukalaksana 2?

2. Bagaimana proses pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan koin bermuatan selama pembelajaran berlangsung di kelas IV SDN Sukalaksana 2?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan alat peraga koin bermuatan di kelas IV SDN Sukalaksana 2?

C. Hipotesis Tindakan

Penggunaan alat peraga koin bermuatan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat”.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan koin bermuatan di kelas IV SDN Sukalaksana 2.


(18)

5

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan koin bermuatan di kelas IV SDN Sukalaksana 2.

3. Mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Sukalaksana 2.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait, adapun manfaat yang diharapkan adalah:

1. Bagi siswa

Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, menguji kemampuan intelektual dan membiasakan teknik belajar siswa secara mandiri ataupun kelompok. Serta memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif. 2. Bagi guru

Sebagai motivasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sehingga memantapkan keprofesionalan guru di Sekolah Dasar yang dapat dijadikan bahan atau alat untuk perubahan metoda pengajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dan dapat dipertanggung jawabkan untuk selanjutnya 3. Bagi sekolah

Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru-guru Sekolah Dasar dalam mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama pembelajaran


(19)

6

4. Bagi peneliti

Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman baru mengenai pengkajian berbagai masalah yang dihadapi siswa dalam rangka pencapaian keberhasilan belajarnya melalui penelitian secara langsung.

F. Penjelas Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka beberapa istilah terlebih dahulu perlu didefinisikan secara operasional, yaitu sebagai berikut:

1. Alat peraga adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Dapat ditarik kesimpulan bahwa media pengajaran/alat peraga adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut menurut Briggs (dalam Niamw’s Blog, 2010)

2. Koin bermuatan adalah alat peraga koin yang memiliki 2 sisi yang berbeda warna, warna merah untuk mempresentasikan bilangan bulat negatif, sedangkan koin yang berwarna biru mempresentasikan bilangan bulat positif (Sufyani, 2009 : 35)

3. Pemahaman konsep menurut Rosser (dalam Somantri, 2010) adalah suatu konsep abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Jadi pemahaman konsep dapat diartikan tingkat kemampuan untuk menangkap


(20)

7

dan menguasai lebih dalam lagi sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu.

4. Pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan suatu strategi pembelajaran untuk membantu dalam memahami konsep pembelajaran. Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan operasi hitung yang menggunakan tanda tambah (+) dan kurang (-) pada bilangan bulat, Darhim (dalam Tjeptjep, 2010 : 7).

5. Bilangan Bulat adalah gabugan himpunan bilangan cacah dan himpunan semua bilangan bulat negatif Karim dkk, (1987 : 83)


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dipilih dengan alasan peneliti akan memaparkan data yang diperoleh secara alami mulai dari data sebelum tindakan, selama tindakan dan sesudah tindakan. Tindakan dilakukan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Ada beberapa ciri dari penelitian tindakan kelas, yaitu :

1. Penelitian ini lebih mengutamakan pemahaman makna tindakan manusia, dalam tindakannya dengan sesama anggota masyarakat.

2. Penelitian ini tidak banyak memerlukan statistika.

3. Data hasil penelitian diperoleh secara langsung, sehingga dapat disimpulkan sebagaimana adanya.

4. Kesimpulan penelitian terbatas oleh konteks ruang dan waktu tertentu. (Sudjana & Ibrahim, 1995).

B. Model Penelitian

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan prosedur tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)menawarkan cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.(Mohamad Asrori,2009:4). Dengan melakukan penelitian


(22)

29

tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi efektif. Disamping itu guru juga dapat belajar secara lebih sistematis dari pengalamannya sendiri.

Dalam perencanaan model PTK mengacu pada model Kemmis Dan Mc Taggart yang di kenal dengan menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan : rencana,tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk satu ancang-ancang pemecahan permasalahan.(Ruswandi, Dkk , 2007:136)

Agar peneliti memperoleh kejelasan yang lebih baik tentang penilaian tindakan kelas, perlu kiranya dipahami apabila akan melakukan penelitian tindakan kelas. Hopiks (dalam Aqih, 2007), mengemukakan ada enam prinsipyang harus diperhatikan dalam PTK :

1. Metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar.

2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan karena dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran.

3. Metodologi yang digunakan harus realible.

4. Masalah program yang diusahakan adalah masalah yang merisaukan.

5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten dan memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan.

6. PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan dengan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.


(23)

30

PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982) : 1. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam ptk;

2. Tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam ptk;

3. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah;

4. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK.

PTK Anda juga memiliki kelemahan yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis, 2. Rendahnya efisiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti

untuk terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugas rutin.

3. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian.

Adapun model penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peniliti adalah model penelitian tindakan (action research) model Kemmis Mc

Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus,dimana tiap siklus

terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan,pengamatan/ observasi dan refleksi.


(24)

31

Desain tersebut dapat dalam gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc. Taggart, 1982 dalam Kasihani Kasbollah, 1997/1998)

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Sukalaksana 2 Kec. Kiaracondong, Kota Bandung. Penelitian tindakan ini dilaksanakan untuk memudahkan koordinasi dengan peneliti, guru dan kepala sekolah karena peneliti merupakan salah satu staf pengajar di sekolah tersebut. Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa-siswi kelas IV yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

Pelaksanaan Tindakan observasi

Refleksi III

Penyusunan Rencana Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan Seterusnya observasi observasi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Refleksi II Refleksi I SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III


(25)

32

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa langkah-langkah pokok yang umumnya ditempuh, sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan orientasi awal terlebih dahulu dengan mencari semua informasi yang dibutuhkan hingga dirasakan adanya masalah, lalu dilakukan identifikasi masalah, analisis masalah, hingga perumusan masalah. Selanjutnya peneliti membuat semua perencanaan tindakan perbaikan, di antaranya adalah: (1) membuat rencana pembelajaran yang berisikan, langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran di samping bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, (2) mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan, dan (3) mempersiapkan instrumen penelitian. Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada siklus pertama, maka diperlukan langkah lanjutan pada siklus kedua dan siklus ketiga.


(26)

33

Berikut ini adalah gambar alur penelitian tindakan kelas yang akan digunakan oleh peneliti:

Gambar 3.2 : Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas Observasi

Temuan Data Analisis

Siklus 1

Monitoring Implementasi dan

Efeknya

Monitoring Implementasi dan

Efeknya

Perencanaan Tindakan Siklus 1, yaitu meningkatkan minat dan pemahaman siswa pada pokok bahasan Operasi Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai minat dan pemahaman siswa pada pokok bahasan Operasi Penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat

Siklus 2 dan 3

Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai minat dan pemahaman siswa pada pokok bahasan Operasi Penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat Refleksi dan Penjelasan

Kegagalan Pelaksanaan Revisi Perencanaan Tindakan


(27)

34

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tahap inti dalam penelitian setelah melalui proses persiapan. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus penelitian tindakan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan realistik. Secara rinci, pelaksanaan tindakan pembelajaran matematika ini diuraikan sebagai berikut:

a. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedurnya 1) Siklus I

a) Perencanaan

Peneliti melakukan telaah terhadap program pengajaran berdasarkan KTSP 2006 untuk menyusun skenario pembelajaran matematika kelas IV adalah pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Kompetensi dasar yang dibahas adalah menggambarkan dan menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat, dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Peneliti memperkenalkan koin bermuatan. Koin yang berwarna biru bernilai positif ( + ) sedangkan koin yang berwarna merah bernilai negative ( - ) yang nantinya akan di pergunakan dalam proses pembelajaran. Diharapkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Serta dengan penggunaan alat peraga koin bermuatan ini siswa menjadi termotivasi untuk mempelajari operasi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat.


(28)

35

b) Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada hari jumat tanggal 02 November 2012. Siswa yang hadir sebanyak 22 orang. Yang menjadi observer adalah Cucu Sulastri, S.Pd. SD. Adapun uraian pelaksanaan pembelajarannya yaitu :

(1) Apersepsi mengenai materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, yaitu menjelaskan anggota bilangan bulat terdiri atas {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}.

(2) Guru membentuk kelompok dengan anggota yang heterogen. (3) Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat

positif.

(4) Guru menggunakan alat peraga yang berupa koin yang digunakan berwarna biru dan merah. Perbedaan warna keduanya adalah untuk membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Biru menunjukkan bilangan bulat positif dan merah menunjukkan bilangan bulat negatif.

(5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya (6) Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan memberi

kesempatan pada siswa untuk menggunakan alat peraga koin. (7) Siswa dibimbing guru dalam berdiskusi.

(8) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi kelompok.


(29)

36

(9) Beberapa kelompok melaporkan basil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.

(10)Siswa mengerjakan soal latihan.

(11)Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil latihan. (12)Siswa di bimbing guru menyimpulkan materi.

c) Pengamatan/Observasi

Dari hasil pengamatan obsever yaitu Cucu Sulastri Spd.SD dapat disimpulkan peneliti masih kurang jelas menerangkan serta pemahaman siswa relatif lemah pada operasi penjumlahan bilangan bulat karena masih banyak siswa yang kebingungan dalam mengerjakan soal, sebagian siswa banyak yang ngobrol dan kurang komunikatif dengan teman sekelompoknya.

d) Refleksi

Berdasarkan temuan yang telah diuraikan di atas, ternyata operasi penjumlahan bulat menggunakan koin bermuatan masih banyak yang perlu diperbaiki terutama dalam memperjelas cara penggunaan koin bermuatan, oleh karena itu peneliti menganggap perlu memperbaiki kegiatan ini pada kegiatan selanjutnya.

2) Siklus II

a) Perencanaan

Peneliti melakukan telaah terhadap program pengajaran berdasarkan KTSP 2006 untuk menyusun skenario pembelajaran matematika kelas IV adalah pokok bahasan operasi penjumlahan


(30)

37

dan pengurangan bilangan bulat. Kompetensi dasar yang dibahas adalah menggambarkan dan menentukan hasil pengurangan bilangan bulat. Peneliti mengulang kembali pembahasan dari materi sebelumnya yaitu penjumlahan bilangan bulat. Peneliti juga menyampaikan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar yang dibahas yaitu menggambarkan dan menentukan hasil pengurangan bilangan bulat. Kemudian siswa mempersiapkan koin berwarna biru dan merah.

b) Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 05 November 2012. Siswa yang hadir sebanyak 22 orang. Yang menjadi observer adalah Cucu Sulastri, S.Pd. SD. Pembelajaran di mulai dengan mengulang materi sebelumnya selanjutnya peneliti menjelaskan tentang operasi pengurangan bilangan bulat yaitu lawan daripenjumlahan dengan kata lain pengurangan bilanga bulat adalah penjumlahan dengan lawan bilangannya. Adapun skenario pembelajarannya yaitu :

(1) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti KBM. (2) Apersepsi mengenai materi operasi pengurangan bilangan

bulat, yaitu : siapa yang bisa jawab 5 – 2 = berapa?

(3) Guru meminta siswa duduk dengan kelompoknya yang sudah dibentuk.


(31)

38

(4) Guru menjelaskan materi tentang pengurangan bilangan bulat positif.

(5) Guru menggunakan alat peraga yang berupa koin yang digunakan berwarna biru dan merah. Perbedaan warna keduanya adalah untuk membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Biru menunjukkan bilangan bulat positif dan merah menunjukkan bilangan bulat negatif.

(6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya (7) Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan

memberi kesempatan pada siswa untuk menggunakan alat peraga koin.

(8) Siswa dibimbing guru dalam berdiskusi.

(9) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi kelompok.

(10) Beberapa kelompok melaporkan basil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.

(11) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

(12) Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil evaluasi. (13) Siswa di bimbing guru menyimpulkan materi.

c) Pengamatan/Observasi

Dari perolehan data, pemahaman siswa pada materi operasi pengurangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, operasi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif,


(32)

39

dan operasi pengurangan dua bilangan bulat negatif telah ada perbaikan dibandingkan pada siklus I, walaupun masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Aktivitas siswa sudah mulai terlihat kompak serta aktif. Siswa antusisa mengikuti pelajaran. d) Refleksi

Berdasarkan temuan yang telah diuraikan di atas, ternyata operasi pengurangan bulat menggunakan koin bermuatan masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam memperjelas cara penggunaan koin bermuatan dalam operasi pengurangan supaya hasil belajar siswa bisa lebih baik lagi. Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II masih ada kekurangan, oleh karena itu peneliti menganggap perlu memperbaiki kegiatan ini pada kegiatan selanjutnya.

3) Siklus III

Pada siklus pembelajaran III, kompetensi dasar yang dibahas adalah menggambarkan dan menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

a) Perencanaan

Peneliti melakukan telaah terhadap program pengajaran berdasarkan KTSP 2006 untuk menyusun skenario pembelajaran matematika kelas IV adalah pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Kompetensi dasar yang dibahas adalah menggambarkan dan menentukan hasil operasi hitung


(33)

40

campuran bilangan bulat. Mengingatkan siswa untuk membawa alat peraga koin bermuatan.

b) Pelaksanaan

Siklus III dilaksanakan pada hari jumat tanggal 09 November 2012. Siswa yang hadir sebanyak 22 orang. Yang menjadi observer adalah Cucu Sulastri, S.Pd. SD. Pembelajaran berlangsung selama sesuai skenario pembelajaran yang dibuat, dadapun skenario pembelajarannya yaitu :

(1) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti KBM. (2) Apersepsi mengenai materi operasi pengurangan bilangan

bulat, yaitu : siapa yang bisa jawab 5 + 2 - 4 = berapa?

(3) Guru meminta siswa duduk dengan kelompoknya yang sudah dibentuk.

(4) Guru menjelaskan materi tentang operasi hitung campuran . (5) Guru menggunakan alat peraga yang berupa koin yang

digunakan berwarna biru dan merah. Perbedaan warna keduanya adalah untuk membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Biru menunjukkan bilangan bulat positif dan merah menunjukkan bilangan bulat negatif.

(6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya (7) Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan

memberi kesempatan pada siswa untuk menggunakan alat peraga koin.


(34)

41

(8) Siswa dibimbing guru dalam berdiskusi.

(9) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi kelompok.

(10) Beberapa kelompok melaporkan basil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.

(11) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

(12) Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil evaluasi. (13) Siswa di bimbing guru menyimpulkan materi.

c) Pengamatan/Observasi

Dari perolehan data, bisa dikatakan siswa memahami operasi hitung campuran dengan perolehan nilai rata-rata yang di atas KKM. Hal ini menunjukkan penggunaan alat peraga koin bermuatan mulai dapat diterima dan dapat digunakan siswa untuk mengerjakan soal pokok bahasan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Aktivitas siswa terlihat aktif, siswa mulai berani bertanya dan membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas tanpa malu-malu lagi.

d) Refleksi

Setelah melakukan refleksi bersama antara peneliti dan observer pada siklus I sampai siklus III mencapai nilai yang terus mengalami kenaikan, maka peneliti dan observer sepakat dan sependapat bahwa penelitian yang selama ini dilaksanakan dengan


(35)

42

menggunakan koin bermuatan pada setiap tindakan bisa dikatakan berhasil dan cukup memuaskan.

b. Observasi

Secara umum, observasi merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan pada setiap siklus baik terhadap siswa maupun pengamatan selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Untuk kegiatan ini, observasi dilakukan oleh rekan guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

c. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa hal tersebut terjadi demikian, dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Lewat refleksi kita berusaha (1) memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik, dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelejaran kelas, dan (2) memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajan dilaksanakan.


(36)

43

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian, maka diperlukan teknik penelitian dengan menggunakan instrumen-instrumen penelitian, diantaranya : Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan non tes yaitu serta ada yang menggunakan perhitungan anates dengan bobot nilai 20.

1. Instrumen tes

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dujawab, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus di pilih/ditanggapi,atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek perilaku atau memperoleh informasi tentang trai rt atau atribut pendidikan dari orang yang di tes. Dalam setiap pertanyaan, atau tugas yang diberikan tersebut terdapat jawaban atau ketentuan yang di anggap benar. Dengan demikian maka setiap tes akan menuntut respon atau jawaban dari orang yang di tes (subjek/testee)yang dapat di simpulkan sebagai trait dari subjek yang sedang dicari informasinya. Dari uraian ini tersirat bahwa tes berfungsi sebagai alat (instrument) ataupun sebagai cara pengungkap informasi atau pengumpulan data tentang sesuatu.(Uyu Wahyudin,2006:106).

Tes adalah instrument yang penting untuk memperoleh informasi tentang apa yang dapat dilakukan dan diketahui siswa. Bentuk tes yang di pakai dalam penelitian ini adalah tes siklus, yaitu tes akhir pada setiap


(37)

44

siklus dan dikerjakan secara individu, tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui skor. Alat evaluasi yang baik dapat ditinjau berdasarkan indeks kesukaran item tes.

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut taraf kesukaran. Uji taraf kesukaran ini menggunakan rumus (Uyu Wahyudin, 2006: 93).

TK

=

∑�

Keterangan : TK = Tingkat kesukaran

∑ B = Jumlah siswa yang menjawab benar

N = Jumlah siswa yang memberikan jawaban pada soal yang bersangkutan

Kriteria taraf Kesukarannya adalah sebagai berikut :

IK = 0,00 soal terlalu sukar

0,00 < IK < 0,30 soal sukar 0,30 < IK < 0,70 soal sedang 0,70 < IK < 1,00 soal mudah

IK = 1,00 soal terlalu mudah

Untuk mengetahui tahaf Kesukaran dan Daya pembeda tiap soal yang peneliti analisis,peneliti menggunakan anates versi 4 ( Karto To, 2003) 2. Non tes

Bentuk non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian hasil observasi dan wawancara terhadap pembelajaran yang


(38)

45

dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga koin bermuatan.

a. Lembar observasi

Observasi atau pengamatan dalam konteks penelitian ilmiah adalah studi yang sengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana dan teraah pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan sehari-hari dan memperhatikan syarat-syarat penelitian ilmiah. Dengan demikian hasil pengamatannya dapat dipertanggung jawabakan kebenarannya, Prof. Heru (2006)

b. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap siswa setelah satu siklus dilaksanakan dengan tujuan memperoleh data mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika. Wawancara dilakukan secara informal di luar jam pelajaran. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang belum terungkap atau belum jelas dari instrumen angket, seperti hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah serta hal-hal yang mempengaruhi proses diskusi dan presentasi.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Prosedur analisis dari tiap data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :


(39)

46

1. Analisis Data Observasi

Data hasil observasi ini dirangkum dan diinterpretasikan untuk menentukan kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran yang seharusnya terjadi.

2. Analisis Data

Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan kemudian di olah dan dianalisis. Jenis data yang dapat dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatuf.

a. Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar matematika siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut :

1) Sebelum tes diberikan kepada siswa, dipersiapkan aturan penskoran hasil tes siswa untuk setiap itemnya. Aturan tersebut adalah sebagai berikut :

Skor :

0 : Siswa tidak merespon sama sekali

5 : Siswa menulis cara penyelesaianya salah, jawaban salah 10 : Siswa menulis cara penyelesaianya salah,jawaban benar 15 : Siswa menulis cara penyelesaianya benar, jawaban salah 20 : Siswa menulis cara penyelesaianya benar,jawaban benar 2) Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus


(40)

47

=

∑ = Total nilai yang di peroleh siswa = Jumlah siswa

= Nilai rata-rata kelas

3) Menghitung persentase ketuntasan belajar dengan rumus :

� � � ℎ � = ∑ ∑�� (� � ℎ �� 100%

b. Kualitatif

Data kualitatif di peroleh melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa . Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan guru saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan lembar observasi siswa di gunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran.


(41)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Merujuk kepada rumusan masalah dan juga berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada tahap perencanaan ini dirancang setelah melakukan observasi di SDN Sukalaksana 2 yang terletak di jalan Sukakarya, kecamatan Kiaracondong kotamadya Bandung. SDN Sukalaksana 2 kepala sekolahnya yaitu ibu Iyet Hayati, S.Pd, selaku observernya yaitu ibu Cucu Sulastri, S.Pd. SD. Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa-siswi kelas IV yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Dari hasil observasi, pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah kami masih dilakukan secara tradisional. Selain itu guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa merasa jenuh dalam belajar dan hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan kurangnya alat peraga yang disediakan oleh pihak sekolah serta kurangnya kreatifitas guru untuk membuat alat peraga sendiri secara sederhana untuk pembelajaran di kelas. Masalah kesiswaan yang sering muncul di SDN Sukalaksana 2 adalah rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah itu peneliti membuat rancana pembelajaran untuk mengatasi kurangnya hasil belajar siswa.


(42)

76

Berdasarkan lampiran RPP yang sebelumnya telah disusun dan dipersiapkan. Perencanaan Siklus I, disusun berdasarkan observasi, perencanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus I, sedangkan perencanaan siklus III berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus II. Setelah dipelajari maka dipilih materi yang akan diberikan kepada siswa kelas IV adalah pokok bahasan melakukan penjumlahan, pengurangan dan operasi hitung campuran. Selain itu juga menyusun alat peraga, Lembar kerja siswa, Lembar evaluasi siswa, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, hal itu dilakukan setiap siklus. 2. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelasini dilaksanakan dengan 3 siklus, setiap siklus dilakukan tahapan-tahapan antara lain dilakukan demonstrasi penggunaan koin bermuatan untuk menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siklus I membahas operasi penjumlahan bilangan bulat, namun dalam proses pembelajaran masih banyak yang perlu diperbaiki terutama dalam memperjelas cara penggunaan koin bermuatan. sehingga hasil belajar siswa bisa lebih baik lagi. Masih banyak siswa yang kebingungan sehingga tidak bisa menjawab soal latihan, siswa bermain-main ketika guru memperagakan koin bermuatan, kurang fokus. Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu peneliti menganggap perlu memperbaiki kegiatan ini pada kegiatan selanjutnya.


(43)

77

Siklus II membahas operasi pengurangan bilangan bulat, mulai ada perubahan dari sikap serta respon siswa yang mulai tertarik mengikuti pelajaran dengan menggunakan alat peraga koin bermuatan. Namun masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam memperjelas cara penggunaan koin bermuatan karena masih ada siswa yang masih keliru antara koin merah dan biru. Terlihat suasana di kelas mulai terlihat siswa yang antusi walau masih ada sebagian yang ngobrol. Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II masih ada kekurangan, oleh karena itu peneliti menganggap perlu memperbaiki kegiatan ini pada kegiatan selanjutnya.

Sedangkan siklus III membahas operasi hitung campuran. Pembelajaran dilakukan sesuai sekenario pembelajaran yang telah dibuat. Walaupun alat peraga yang digunakan terbilang baru bagi para siswa, mereka mau mencoba dan berusaha untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada awalnya, penggunaan koin bermuatan mengalami kendala, namun setelah dilakukan siklus berulang, siswa mulai terbiasa dan merasa senang bahkan tertarik mengerjakan soal karena alat peraga yang digunakan memiliki warna yang menarik, yaitu biru dan merah, serta secara keseluruhan pembelajaran berjalan dengan baik dan tertib.

3. Dari hasil penelitian dengan penggunaan alat peraga koin bermuatan pemahaman siswa mengalami peningkatan cukup signifikan dalam setiap siklusnya. Hal ini terlihat baik dari hasil kerja kelompok


(44)

78

maupun dari hasil evaluasi. Nilai rata-rata kerja kelompok siklus I mencapai 70, siklus II mencapai 85 dan siklus III mencapai nilai 95. Adapun nilai rata-rata evaluasi siswa siklus I mencapai 71, siklus II mencapai 80 dan siklus III mencapai nilai 88. Hal ini menunjukan bahwa pemehaman siswa mengalami peningkatan dan cukup merata dengan tingkat pencapaian yang tergolong cukup berhasil.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru

Guru hendaknya selalu mempersiapkan diri dengan membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP dengan menggunakan koin bermuatan sebagai alat peraga dalam pelajaran matematika. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan menyampaikan pesan secara tepat kepada semua peserta didik.

Guru senantiasa membekali diri dengan cara mempelajari dan mendalami berbagai metode dan media pembelajaran supaya dapat menemukan cara yang tepat dalam mengahadapi situasi proses pembelajaran di dalam kelas yang mungkin tidak akan selalu sama, atau dengan kata lain agar dapat mengantisipasi setiap situasi dan kondisi proses pembelajaran.


(45)

79

Setiap guru hendaknya senantiasa berkomunikasi dengan rekan sejawat untuk membahas atau sharing terhadap suatu permasalahan yang muncul dalam setiap rombongan belajar agar menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2. Sekolah

Sekolah memberikan dukungan terhadap upaya yang bersifat inovatif seperti meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan penggunaan alat peraga. Dukungan seyogyanya dalam bentuk penyedian fasilitas dan penghargaan terhadap kreatifitas guru dalam meningkatkan kemampuan kinerja profesionalnya.

3. Bagi pihak-pihak pemegang kebijakan/Dinas Pendidikan

Melakukan penyuluhan atau bimbingan kepada para guru agar bisa menambah pengetahuan serta pengalaman mereka dalam menggunakan alat peraga serta model pembelajaran.


(46)

80

DAFTAR PUSTAKA

Asep, Badru dan Cepi (2007). Media pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS.

Asrori.(2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV.Wahana Prima

Briggs, (2010).

www//hilmannuha.blogspot.com/2011/10/apa-itu-media-pembelajaran.html

Ella Yulaelawati. (2007), Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan

Aplikasi.Jakarta : Pakar Raya.

Hamalik, (1986).

www.efitaningsih.wordpress.com/2010/10/12/fungsi-media-pembelajaran

Hamidjo, (2010).

www.efitaningsih.wordpress.com/2010/10/12/fungsi-media-pembelajaran

Hopiks,

(2007).www//hendrathjmr.blogspot.com/2009/12/bab-i-pendahululuan-1.html.

Kamus Bahasa

Indonesia.www//ahli-definisi.blogspot.com/2011/03/definisi-pemahaman-konsep.html

Karim, Dkk, http : //ian43.wordpress.com/2010/12/27/Pengertian-Bilangan-bulat/ Karto, (2003). Anates Versi 4. Bandung : UPI

Riskofdawn.blogspot.com/2011/12/pengertian-observasi-dan-tujuan.htm

Rosser,(sumantri,2010).

www//id.shvoong.com/sociasciences/education/2264151-definisi-pemahaman-konsep-dalam pembelajaran.

Rudi dan cepi, (2009). Media Pembelajan.Bandung:CV.Wahana Prima Rumahinspirasi.com/WP-konteast/upload/2009/08/matematika-PDF

Ruswandi,Mujono dan Ayi, (2007).Metode Penelitian pendidikan sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS.

Shumsky, (1982).


(47)

81

Sudjana, N. dan Ibrahim (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sufyani (2009). Bilangan. Bandung: Penerbitan dan Percetakan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tita (2010). Penggunaan Koin Bermuatan Untuk Meningkatkatkan Minat Belajar

Siswa Mengenai Operasi Bilangan Bulat. Skripsi FIP UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Tjetjep, (2010). Upaya Peningkatan Pemahaman Penjumlahan Dan Pengurangan

Bilangan Bulat Melalui Pengurangan Pendekatan Realistik. Skripsi FIP

UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Uyu dan Ade (2008). Evaluasi pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS.

Www.scribd.com/doc/4359/KTSPSD.

Zulaiha,(2006). www//ahli-definisi.blogspot.com/2011/03/


(1)

Berdasarkan lampiran RPP yang sebelumnya telah disusun dan dipersiapkan. Perencanaan Siklus I, disusun berdasarkan observasi, perencanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus I, sedangkan perencanaan siklus III berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus II. Setelah dipelajari maka dipilih materi yang akan diberikan kepada siswa kelas IV adalah pokok bahasan melakukan penjumlahan, pengurangan dan operasi hitung campuran. Selain itu juga menyusun alat peraga, Lembar kerja siswa, Lembar evaluasi siswa, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, hal itu dilakukan setiap siklus. 2. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelasini dilaksanakan dengan 3 siklus, setiap siklus dilakukan tahapan-tahapan antara lain dilakukan demonstrasi penggunaan koin bermuatan untuk menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siklus I membahas operasi penjumlahan bilangan bulat, namun dalam proses pembelajaran masih banyak yang perlu diperbaiki terutama dalam memperjelas cara penggunaan koin bermuatan. sehingga hasil belajar siswa bisa lebih baik lagi. Masih banyak siswa yang kebingungan sehingga tidak bisa menjawab soal latihan, siswa bermain-main ketika guru memperagakan koin bermuatan, kurang fokus. Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu peneliti menganggap perlu memperbaiki kegiatan ini pada kegiatan selanjutnya.


(2)

Siklus II membahas operasi pengurangan bilangan bulat, mulai ada perubahan dari sikap serta respon siswa yang mulai tertarik mengikuti pelajaran dengan menggunakan alat peraga koin bermuatan. Namun masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam memperjelas cara penggunaan koin bermuatan karena masih ada siswa yang masih keliru antara koin merah dan biru. Terlihat suasana di kelas mulai terlihat siswa yang antusi walau masih ada sebagian yang ngobrol. Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II masih ada kekurangan, oleh karena itu peneliti menganggap perlu memperbaiki kegiatan ini pada kegiatan selanjutnya.

Sedangkan siklus III membahas operasi hitung campuran. Pembelajaran dilakukan sesuai sekenario pembelajaran yang telah dibuat. Walaupun alat peraga yang digunakan terbilang baru bagi para siswa, mereka mau mencoba dan berusaha untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada awalnya, penggunaan koin bermuatan mengalami kendala, namun setelah dilakukan siklus berulang, siswa mulai terbiasa dan merasa senang bahkan tertarik mengerjakan soal karena alat peraga yang digunakan memiliki warna yang menarik, yaitu biru dan merah, serta secara keseluruhan pembelajaran berjalan dengan baik dan tertib.

3. Dari hasil penelitian dengan penggunaan alat peraga koin bermuatan pemahaman siswa mengalami peningkatan cukup signifikan dalam setiap siklusnya. Hal ini terlihat baik dari hasil kerja kelompok


(3)

maupun dari hasil evaluasi. Nilai rata-rata kerja kelompok siklus I mencapai 70, siklus II mencapai 85 dan siklus III mencapai nilai 95. Adapun nilai rata-rata evaluasi siswa siklus I mencapai 71, siklus II mencapai 80 dan siklus III mencapai nilai 88. Hal ini menunjukan bahwa pemehaman siswa mengalami peningkatan dan cukup merata dengan tingkat pencapaian yang tergolong cukup berhasil.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru

Guru hendaknya selalu mempersiapkan diri dengan membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP dengan menggunakan koin bermuatan sebagai alat peraga dalam pelajaran matematika. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan menyampaikan pesan secara tepat kepada semua peserta didik.

Guru senantiasa membekali diri dengan cara mempelajari dan mendalami berbagai metode dan media pembelajaran supaya dapat menemukan cara yang tepat dalam mengahadapi situasi proses pembelajaran di dalam kelas yang mungkin tidak akan selalu sama, atau dengan kata lain agar dapat mengantisipasi setiap situasi dan kondisi proses pembelajaran.


(4)

Setiap guru hendaknya senantiasa berkomunikasi dengan rekan sejawat untuk membahas atau sharing terhadap suatu permasalahan yang muncul dalam setiap rombongan belajar agar menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2. Sekolah

Sekolah memberikan dukungan terhadap upaya yang bersifat inovatif seperti meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan penggunaan alat peraga. Dukungan seyogyanya dalam bentuk penyedian fasilitas dan penghargaan terhadap kreatifitas guru dalam meningkatkan kemampuan kinerja profesionalnya.

3. Bagi pihak-pihak pemegang kebijakan/Dinas Pendidikan

Melakukan penyuluhan atau bimbingan kepada para guru agar bisa menambah pengetahuan serta pengalaman mereka dalam menggunakan alat peraga serta model pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Asep, Badru dan Cepi (2007). Media pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS.

Asrori.(2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV.Wahana Prima

Briggs, (2010).

www//hilmannuha.blogspot.com/2011/10/apa-itu-media-pembelajaran.html

Ella Yulaelawati. (2007), Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan

Aplikasi.Jakarta : Pakar Raya.

Hamalik, (1986).

www.efitaningsih.wordpress.com/2010/10/12/fungsi-media-pembelajaran

Hamidjo, (2010).

www.efitaningsih.wordpress.com/2010/10/12/fungsi-media-pembelajaran

Hopiks,

(2007).www//hendrathjmr.blogspot.com/2009/12/bab-i-pendahululuan-1.html.

Kamus Bahasa

Indonesia.www//ahli-definisi.blogspot.com/2011/03/definisi-pemahaman-konsep.html

Karim, Dkk, http : //ian43.wordpress.com/2010/12/27/Pengertian-Bilangan-bulat/ Karto, (2003). Anates Versi 4. Bandung : UPI

Riskofdawn.blogspot.com/2011/12/pengertian-observasi-dan-tujuan.htm

Rosser,(sumantri,2010).

www//id.shvoong.com/sociasciences/education/2264151-definisi-pemahaman-konsep-dalam pembelajaran.

Rudi dan cepi, (2009). Media Pembelajan.Bandung:CV.Wahana Prima Rumahinspirasi.com/WP-konteast/upload/2009/08/matematika-PDF

Ruswandi,Mujono dan Ayi, (2007).Metode Penelitian pendidikan sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS.

Shumsky, (1982).


(6)

Sudjana, N. dan Ibrahim (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sufyani (2009). Bilangan. Bandung: Penerbitan dan Percetakan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tita (2010). Penggunaan Koin Bermuatan Untuk Meningkatkatkan Minat Belajar

Siswa Mengenai Operasi Bilangan Bulat. Skripsi FIP UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Tjetjep, (2010). Upaya Peningkatan Pemahaman Penjumlahan Dan Pengurangan

Bilangan Bulat Melalui Pengurangan Pendekatan Realistik. Skripsi FIP

UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Uyu dan Ade (2008). Evaluasi pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS. Www.scribd.com/doc/4359/KTSPSD.

Zulaiha,(2006). www//ahli-definisi.blogspot.com/2011/03/


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, DAN HASIL BELAJAR TENTANG OPERASI BILANGAN BULAT Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas I

0 1 14

PENGGUNAAN MEDIA BLACKBOARD BERPETAK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN BIASA.

0 4 34

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MOBIL-MOBILAN PADA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 2 32

PENGGUNAAN MEDIA KANCING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 7 35

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 41

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 0 31

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KELERENG.

0 0 14

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

0 17 11

Penerapan Alat Peraga Keping Berwarna untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

0 0 7