PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI MTS AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

  

i

PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT

TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

DI MTS AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MUSLIKATUN

  

NIM: 11111204

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016 ii

iii

iv

v

vi

vii PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Suamiku, Muh Misbakhul Munir, buah hatiku yang masih dalam kandungan yang selalu menemaniku mulai dari awal pembuatan sampai selesainya skripsi ini kalian lah penyemangatku dan sumber inspirasiku.

  2. Bapak Kasmuri, ibu Sumiatun, adik-adik ku Eva dan Dika beserta keluarga besar yang telah memberikan segalanya baik moral maupun spiritual bagi kelancaran skripsiku.

  3. Bapak mertua k. jailani, ibu sukirah, serta keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan do’a nya untukku.

  4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M. Pd.i yang selalu sabar dan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan memberi masukan kepadaku sehingga selesai sudah skripsi ini.

  5. Kepala Sekolah MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak yang telah memberikan izin untuk tempat penelitian.

  6. Ustad, Ustadzah beserta keluarga besar pp. salafiyah pulutan yang telah memberikan motivasi serta do’a untuk ku.

  7. Teman-temanku PAI angkatan 2011, terima kasih atas semuanya dari awal sampai akhir.

8. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.

  viii

  4. Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I. yang telah membimbing dengan sabar dan ikhlas kepada penulis dalam membantu penulisan skripsi ini.

  5. Suami, serta buah hatiku yang masih dalam kandungan tercinta yang telah memberikan semangat kepada saya.

  6. Bapak dan Ibu serta adik-adikku yang telah memberikan dorongan serta semangat untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kepala sekolah MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak yang telah mengizinkan tempat untuk penelitian yang penulis lakukan.

  8. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan membantuku menyelesaikan skripsi ini.

  Hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan do’a, semoga amal yang diberikan memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

  Akhirnya dengan menyelesaikan skripsi ini yang sangat sederhana dan masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

  Wassalamualaikum Wr. Wb

  Salatiga, 02 Februari 2016 Penulis

  

ix

  

ABSTRAK

  Muslikatun. 2016. Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Shalat Terhadap Kecerdasan Emosional

  Siswa Di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak. Skripsi. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M. Pd.I.

  Kata kunci: Pengaruh intensitas Pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional

  Kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan untuk memotivasi diri, bertahan menghadapi frustasi, dapat mengendalikan dorongan hati, dapat mengatur suasana hati, dan dapat mengontrol emosi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan diatas salah satunya dengan melaksanakan shalat. Karena shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar dengan shalat kita akan merasa dekat dengan Allah jadi hati ini akan merasa aman dan terlindungi.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana intensitas pelaksanaan shalat siswa, tingkat kecerdasan emosional siswa, serta pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi GiriKusumo Mranggen Demak. Pernyataan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana intensitas pelaksanaan shalat siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?, (2) Sejauh mana tingkat kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?, dan (3) Apakah ada pengaruh positif antara intensitas pelaksanaan shalat dengan kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?.

  Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode angket, metode interview, metode observasi dan metode dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah siswa MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak yang berjumlah 40 siswa.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas pelaksanaaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa. Hal tersebut dibuktikan melalui analisis uji

  

hipotesis dan analisa lanjutan dengan menggunakan rumus Korelasi “Product Moment” .Adapun

  nilai r o = 0,431 sedang nilai r t 5% = 0,304 . Jadi “Hipotesis” yang penulis ajuka n, tentang adanya Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Shalat Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak diterima (signifikan).

  

x

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN BERLOGO ............................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv HALAMAN DEKLARASI.......................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii ABSTRAK................................................................................................... x DAFTAR ISI................................................................................................ xi DAFTAR TABEL........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................

  1 B. Rumusan Masalah..........................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  7 D. Hipotesis Penelitian .......................................................................

  7 E. Manfaat Penelitian .........................................................................

  8 F. Definisi Operasional........................................................................

  9 G. Metode Penelitian............................................................................

  10 H. Sistematika Penulisan......................................................................

  16

  xi

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Intensitas Pelaksanaan Shalat .......................................................

  18 1. Pengertian Intensitas Pelaksanaan Shalat................................

  18 2. Dasar Hukum yang Mewajibkan Shalat .................................

  19 3. Kedudukan Shalat ...................................................................

  20 4. Tujuan Shalat ..........................................................................

  23 5. Hikmah Shalat..........................................................................

  24 B. Kecerdasan Emosional..................................................................

  26 1. Pengertian Kecerdasan Emosional ..........................................

  27 2. Bentuk-bentuk Reaksi Kecerdasan Emosional .......................

  29 3. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional ..............................................

  31 4. Manfaat Kecerdasan Emosional .............................................

  35 C. Hubungan antara Intensitas Pelaksanaan Shalat terhadap Kecerdasan Emosional ................................................................

  38 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Al Hadi Girikusumo...............................

  41 1. Sejarah Berdirinya ...................................................................

  41 2. Visi dan Misi...........................................................................

  42 3. Letak Geografis.......................................................................

  43 4. Struktur Organisasi .................................................................

  44 5. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ...............................

  45 6. Keadaan Siswa ........................................................................

  50 7. Keadaan Sarana dan Prasarana ...............................................

  51

  xii

  xiii B.

  Penyajian Data Hasil Penelitian..................................................

  54 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ..................................................................

  61 B. Analisis Uji Hipotesis..................................................................

  74 C. Analisis Lanjut ............................................................................

  78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................

  80 B. Saran ............................................................................................

  81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Keadaan Guru dan Staf Kependidikan MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak... …………………………………………............. ............46

  Tabel 2 Keadaan Siswa MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen

Demak….………………………………………………………...

  50 Tabel 3 Daftar Ruangan MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen

  Demak…………………………………………………………...52

  Tabel 4 Jawaban Angket Intensitas Pelaksanaan

  Shalat…….………………………………………………………55

  Tabel 5 Jawaban Angket Kecerdasan

  Emosional…………………………..............................................58

  Tabel 6 Data Hasil Angket Intensitas Pelaksansanaan

  Shalat…………….………………………………………………62

  Tabel 7 Distribusi Frekuensi Prosentase Intensitas Pelaksanaan

  Shalat…........................................................................................66

  Tabel 8 Data Hasil Angket Kecerdasan

  Emosional……………………….………………………………68

  Tabel 9 Distribusi Frekuensi Prosentase Kecerdasan

  Emosional………….....................................................................73

  Tabel 10 Koefiensi Korelasi Product Moment Antara Intensitas Pelaksanaan

  xiv

  Shalat terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak

  …………………………………………………............................75 xv

DAFTAR LAMPIRAN

  xvi

  Lampiran 1 Daftar Pustaka Lampiran 2 Deskripsi Interview dengan kepala sekolah Lampiran 3 Deskripsi Observasi di sekolah

  Lampiran 4 Angket Intensitas Pelaksanaan Shalat Lampiran 5 Angket Kecerdasan Emosional Lampiran 6 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 7 Lembar Konsultasi Skripsi

  Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 10 Daftar Nilai SKK Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 12 Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini banyak masyarakat yang menganggap jika seseorang

  memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dibanding dengan orang yang memiliki IQ rendah. Pada kenyataannya, di desa tempat saya tinggal ada banyak kasus dimana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat intelektualnya lebih rendah. Hal ini berarti kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi tidak menjamin seseorang mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

  Hasil-hasil penelitian kontemporer menunjukkan bahwa di samping adanya faktor yang berasal dari IQ, ternyata belajar dan prestasi seseorang itu sangat ditentukan oleh Emotional Intelligence atau kecerdasan emosi. Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya mempunyai peran sekitar 20% dalam menentukan hidup, sedangkan 80% sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain. Di antara yang terpenting adalah kecerdasan emosi (Emotional Quotient). Dengan kata lain, kecerdasan emosi mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan hidup seseorang (Mustaqim, 2008 : 152-153).

  Kecerdasan emosional (emotional intelligence) merujuk kepada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, dapat mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan dapat menjaga agar beban stress tidak

  

melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati serta berdo’a (Goleman,

1996 : 43).

  khusus yang dibuka atau dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri atau ditutup dengan salam (djaelani, 2003:14).

  Menurut Ginanjar Agustian (2001:197) bahwa shalat dapat di jadikan sebagai relaksasi yang sangat di butuhkan dan sangat penting untuk menjaga kondisi emosi dan pikiran seseorang dari tekanan luar yang berkepanjangan, yang mengakibatkan pikiran menjadi tenggelam kedalam arus deras persoalan kehidupan yang datang silih berganti serta dapat mengakibatkan kebodohan emosi dan kebodohan intelektual dan bahkan bisa mempengaruhi kondisi kesehatan jasmani. Relaksasi shalat akan memberikan ruang berpikir bagi perasaan intuitif untuk menjaga dan menstabilkan kecerdasan emosi serta spiritual seseorang, sekaligus menjaga keutuhan fitrah yang telah di milikinya.

  Melalui shalat kesadaran diri tentang kawasan batin akan bisa di bangkitkan kembali, sehingga ia mampu mengenal kembali siapa dirinya dan bagaimana suara hatinya. Radar batinnya akan di hidupkan kembali, dan ia akan kembali peka, hatinya kembali terbuka, dan yang terpenting ia akan memiliki kembali suatu pegangan hidup, yang akan menimbulkan rasa tentram di hatinya, sehingga ia terlindung dari pengaruh lingkungan luar.

  Inilah suatu pemahaman dan kesadaran diri tentang shalat yang sesuai dengan tuntutan suara hati, bahwa shalat itu bukanlah untuk Tuhan tetapi justru untuk kepentingan manusia itu sendiri. Inilah tanda kasih sayang Allah SWT yang mengkaruniakan sholat sebagai metode untuk ketentraman, kebahagiaan, pemeliharaan serta keberhasilan diri.

  Allah SWT berfirman dalam surat Al Ma’aarij ayat 19 -23, yang

  berbunyi :

  (Makalah dan skripsi. Blogspot. Co. id. 2010/12. Sholat dan kesehatan fisik, mental. html).

  MTs. Al Hadi merupakan nama sebuah lembaga pendidikan islam setingkat dengan sekolah menengah pertama yang terletak di desa

  • – Girikusumo kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, tempat para siswa

  siswi menimba ilmu baik ilmu umum maupun agama islam. Sebagai lembaga pendidikan swasta islam, lembaga ini mempunyai kurikulum

  khusus seperti pelaksanaan shalat dhuha dan dzuhur berjama’ah .

  • – istilah di atas, maka Dari berbagai pembahasan istilah pembahasan skripsi ini dibatasi kepada penyelidikan intensitas pelaksanaan shalat dengan kecerdasan emosional siswa melalui kegiatan belajar mengajar, sehingga terbentuk siswa yang memiliki kepribadian yang sempurna, intelektual dan emosional serta membentuk kedewasaan peserta didik menjadi manusia muttaqin yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain di MTs. Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak Dalam penelitian penulis tertarik menghubungkan intensitas pelaksanaan ibadah sholat yang telah di uraikan diatas terhadap kecerdasan emosional siswa, karena sebagaimana diketahui bahwa shalat merupakan tiang agama yang dianggap sebagai dasar pokok bagi seorang muslim dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim dengan manfaatnya yang luar biasa.

  Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat judul

  “Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Shalat Terhadap

  skripsi:

  kecerdasan Emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak ”.

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana intensitas pelaksanaan shalat siswa di MTs Al Hadi Giri kusumo Mranggen Demak?

  2. Bagaimana kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?

  3. Apakah ada pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?

  C. Tujuan

  1. Untuk mengetahui intensitas pelaksanaan shalat siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak.

  2. Untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Giri kusumo Mranggen Demak.

  3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak.

  D. Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 1991: 75). Atau jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).

  Dari kedua pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban yang bersifat sementara dari sebuah penelitian yang mungkin benar dan mungkin juga salah.

  Selanjutnya berangkat dari permasalahan tersebut, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut “ada pengaruh yang signifikan antara intensitas pelaksanaan ibadah shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girik usumo Mranggen Demak”.

  Dengan kata lain semakin baik intensitas pelaksanaan shalat siswa maka kecerdasan emosional siswa juga akan semakin baik. Sebaliknya, jika semakin buruk atau rendah intensitas pelaksanaan sholat siswa, maka semakin rendah pula kecerdasan emosional siswa di MTS Al Hadi Giri kusumo Mranggen Demak.

E. Manfaat

  1. Manfaat Praktis

  a. Bagi peneliti, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan ibadah shalat siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak. b. Bagi siswa, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk senantiasa

  melaksanakan ş halat dengan tepat waktu sehingga diharapkan

  mampu memperbaiki kehidupan mereka baik secara horisontal ataupun vertikal.

  c. Bagi guru, supaya siswa-siswanya dapat memahami dan mengerti bagaimana kecerdasan emosional siswa.

  2. Manfaat Teoritis Di harapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang tarbiyah khususnya pendidikan agama islam, serta dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti atau mengembangkan permasalahan intensitas pelaksanaan shalat dan kecerdasan emosional siswa.

F. Definisi Operasional

  Untuk memberikan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang judul skripsi ini maka diperlukan penegasan istilah. Adapun istilah yang dimaksud antara lain:

  1. Pengaruh

  Pengaruh berarti “Daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda)

  yang ikut membentuk w atak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang” (KBBI, 2002: 595). Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah daya yang ada atau yang timbul dari pelaksanaan ibadah shalat terhadap kecerdasan emosional.

  2. Intensitas Pelaksanaan Shalat Intensitas dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah tingkatan atau ukuran (KBBI, 2002: 438).

  Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti perbuatan. (Poerwadarminto, 2006: 650).

  Shalat dalam pengertian bahasa arab (Etimologi) , ialah do’a.

  Secara syariah (Terminologi) adalah “Berharap hati (jiwa) kepada

  Allah SWT yang mendatangkan takut, menumbuhkan rasa kebesaran-

  Nya dengan sepenuh hati, khusyu’, dan ikhlas di dalam beberapa

  perkataan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam (as shiddiqiey, 1951 : 64). Shalat dalam konteks penelitian ini adalah sholat secara umum, baik itu sholat wajib ataupun sunnah yang biasa dilakukan di masjid, mushola, rumah ataupun di sekolah.

  3. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional (emotional intelligence) merujuk kepada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, dapat mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan dapat menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan be rpikir, berempati serta berdo’a (Goleman, 1996 : 43).

  4. Siswa

  Siswa dalam hal ini adalah anak didik yang menimba ilmu di MTs Al Hadi Girikusumo yaitu tiap orang atau sekelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

G. Metode Penelitian

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  a. Pendekatan penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

  b. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.

  Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menggali fenomena (kasus) dari suatu masa tertentu dan aktivitas, serta mengumpulkan detail informasi dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama kasus itu terjadi (Afifudin dan Saebani, 2009 : 87).

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Lokasi penelitian ini adalah di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak dan penelitian ini dilaksanakan Desember 2015.

  3. Populasi dan Sampel

  Menurut Sugiyono (1997:57), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti.

  Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2010:174). Sebagai sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan batasan-batasan sesuai yang di berikan Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subyek kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua, jika subyeknya lebih besar maka dapat di ambil antara 10% - 15% dan 20%-25% atau lebih. (Arikunto, 2006: 20).

  Dalam penelitian ini ditetapkan bahwa populasinya adalah semua siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak yang berjumlah 40 siswa dari kelas VII, VIII dan IX. Untuk selanjutnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 40 siswa.

4. Variabel Penelitian

  Variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi. Memahami variabel dan kemampuan menganalisa setiap variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap penelitian (Arikunto, 1991 : 89). Dalam penelitian ini diajukan variabel-variabel sebagai berikut:

  a. Variabel bebas (pengaruh) yaitu intensitas pelaksanaan shalat di MTs Al Hadi yang indikatornya sebagai berikut: 1). Tepat waktu dalam melaksanakan shalat 2). Kesadaran dalam melaksanakan shalat.

  3). Membiasakan shalat sunnah.

  4). Melaksanakan sholat berjama’ah dirumah, masjid, sekolah, ataupun mushola.

  5). Tidak pernah meninggalkan shalat wajib.

  b. Variabel terikat (terpengaruh) yaitu kecerdasan emosional siswa di sekolah yang indikatornya sebagai berikut: 1). Kemampuan untuk memahami perasaannya sendiri. 2). Kemampuan untuk menghibur diri sendiri atau tidak mudah putus asa karena suatu kegagalan.

  3). Kemampuan menata emosi untuk mencapai tujuan, memotivasi diri sendiri agar lebih produktif dan efektif.

  4). Kemampuan bergaul akan menciptakan empati, menumbuhkan jiwa sosial dan rasa peduli.

  5). Keterampilan sosial (Membina hubungan dengan orang lain).

5. Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknis yang lazim dipakai dalam berbagai penelitian ilmiah yaitu penelitian lapangan. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Observasi

  Metode ini di artikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (sutrisno hadi, 1987: 70).Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data seperti : situasi umum MTs Al Hadi b. Metode Interview

  Interview adalah sebuah Girikusumo Mranggen Demak.dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1992: 188).

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan umum MTs. Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak mulai dari kepala sekolah, waka kurikulum, Bk, tata usaha, keadaan guru, karyawan, siswa, dan lain – lain.

  c. Metode Angket Angket adalah suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden (Arikunto,

  1992: 188). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disusun dengan menyediakan alternatif jawaban sehingga memudahkan responden dalam memberi jawaban dan memudahkan peneliti dalam menganalisa.

  Adapun yang menjadi responden adalah siswa yang menjadi sampel.

  Angket ini digunakan untuk mencari data tentang intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak.

  d. Metode Dokumentasi

  Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data verbal melalui tulisan, monumen, artifact, foto, tape dan sebagainya (koentjaraningrat, 1990 : 46).

  Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang struktur organisasi dan sebagian umum data-data sekolah.

6. Metode Analisis Data

  a. Analisis Data Pendahuluan Dalam analisis ini, penulis mengumpulkan data, penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

  • Untuk jawaban a mendapat nilai 4;
  • Untuk jawaban b mendapat nilai 3;
  • Untuk jawaban c mendapat nilai 2; - Dan untuk jawaban d mendapat nilai 1.

  b. Analisis Uji Hipotesis Dalam tahapan ini penulis menggunakan perhitungan antara variabel X dan variabel Y , dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

  ] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N

  X X N

Y

  X XY N r xy

           

   Rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = nilai variabel X (pengaruh intensitas pelaksanaan shalat) Y = nilai variabel Y (kecerdasan emosional siswa)

  2 X = nilai variabel X yang dikuadratkan

  2 Y = nilai variabel Y yang dikuadratkan N = jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian.

  c. Analisis Lanjut Di dalam analisis ini penulis menginterpretasikan hasil

  yang diperolehnya yang selanjutnya akan dapat diketahui “sejauh

  mana pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional s iswa di sekolah .” Jika r lebih besar atau sama dengan r berarti signifikan,

  o t

  artinya rumusan hipotesis dalam penelitian dapat diterima. Jadi memang ada hubungan yang positif antara pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa. Dan jika r o lebih kecil dari r t berarti non signifikan, maksudnya hipotesis dalam penelitian ditolak atau tidak ada hubungan antara intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa.

H. Sistematika Penulisan

  Skripsi yang disusun ini, terdiri dari 3 bagian, yaitu:

  1. Bagian awal Pada bagian awal ini, memuat halaman sampul, lembar berlogo, Judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

  2. Bagian inti

  Bagian ini terdiri dari: Bab I: akan menjelaskan pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II: akan menjelaskan kajian pustaka, dalam bab ini diuraikan tentang intensitas pelaksanaan shalat dan kecerdasan emosional siswa yang meliputi: pengertian shalat, dasar hukum yang mewajibkan shalat, kedudukan shalat, tujuan shalat, hikmah shalat.

  Pengertian kecerdasan emosional, bentuk-bentuk reaksi kecerdasan emosional, ciri-ciri kecerdasan emosional, dan manfaat kecerdasan emosional serta hubungan intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional.

  Bab III: merupakan bagian dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi dan subyek penelitian berupa sejarah berdirinya MTs Al Hadi Giri, visi dan misi, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan tenaga kependidikan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana serta penyajian data hasil penelitian.

  Bab IV: merupakan analisis data yang meliputi analisis data pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.

  Bab V : merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

  3. Bagian Akhir Bagian akhir ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran- lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Intensitas Pelaksanaan Shalat

  1. Pengertian Intensitas dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah tingkatan atau ukuran (KBBI, 2002: 438). Sedangkan menurut Kamarulzaman dan

  Al Barry (2005: 290) intensitas berasal dari kata intensity yang berarti kesungguhan upaya atau usaha. Dengan demikian intensits merupakan tingkat frekuensi dalam melaksanakan suatu perbuatan.

  Dalam mengerjakan shalat seseorang harus melaksanakannya secara rutin, karena shalat merupakan sutu ibadah yang diwajibkan bagi seluruh umat muslim dan merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana di ungkapkan oleh Muhyiddin (2006: 17) bahwa shalat adalah peristiwa agung dimana seorang hamba tengah berkomunikasi langsung dengan Khaliqnya sehingga mata, pikiran dan

  hati harus khusyu’ tertambat pada Allah SWT. Sedangkan Musbikin (2007: 2-3), mendefinisikan shalat secara bahasa (Etimologi) adalah do’a.

  Sedangkan menurut syari’ah adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-

  perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam.

  fisiologis yang mempersiapkan individu untuk menyelesaikan hal yang bersifat darurat. Emosi merupakan akumulasi dari pengaruh perangsang.

  Emosi anak dapat bersifat destruktif atau bersifat konstruktif-positif. Gejala tersebut dapat disebabkan oleh keadaan jasmani atau karena keadaan lingkungan (Hamalik, 2000: 100)

  Kematangan emosi terjadi bila perkembangan tercapai pada usianya yang khas untuk tahap tertentu. Jadi, kematangan bersifat relatif dan tidak mutlak. Kriteria kematangan emosi mempunyai ciri antara lain mampu menahan emosi yang negatif atau dapat menyatakannya secara tak langsung, dan masih ada kriteria lainnya yang harus terpenuhi. Berikut akan dijelaskan beberapa hal mengenai kecerdasan emosional dan menyangkut beberapa aspek-aspeknya.

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

  Kecerdasan emosional (emosional intelligence) berasal dari kata

  emotion berarti emosi dan intelligence berarti kecerdasan. Emosi adalah

  setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap dan emosional berarti menyentuh perasaan, beremosi, penuh emosi (Goleman, 1996: 411). Emosi dirumuskan sebagai keadaan bergolak, gejolak atau guncangan di dalam organisme. Emosi dapat berupa kebencian dan teror yang berakhir pada perkelahian. Akan tetapi, emosi juga dapat berupa kasih sayang dan perhatian, cinta dan ambisi (Hamalik, 2010: 95).

  a. Kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan.

  b. Kemampuan mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan.

  c. Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (Azwar, 1996: 5).

  Jadi kecerdasan emosional sebagaimana dikemukakan Daniel Goleman adalah kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan

  berdo’a (Goleman, 1996: 43).

  Dengan demikian dapat disimpulkan kecerdasan emosional merupakan penyesuian yang cepat tepat terhadap setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap- luap, baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman-pengalaman baru dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap dipakai apabila dihadapkan pada fakta-fakta dan kondisi baru.

2. Bentuk-bentuk reaksi emosional

  Reaksi emosional, sama seperti reaksi kejiwaan yang kompleks dan mempunyai bentuk yang berlainan. Bentuk-bentuk reaksi emosional di antaranya adalah:

  a. Takut

  Takut merupakan perasaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari berhubungan dengan sesuatu itu.

  b. Khawatir Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai obyek yang jelas, atau tidak ada obyek sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, dan tidak aman.

  c. Marah Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai kepada tujuan. Saat ketegangan yang terjadi pada aktivitas tidak kunjung mereda, bahkan menjadi bertambah, maka untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu, individu yang bersangkutan menjadi marah.

  d. Terkejut Terkejut merupakan ekspresi dari suatu stimulus yang terjadi atau datang secara tiba-tiba karena adanya suatu hal yang tidak terduga sebelumnya.

  e. Gembira Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Dengan kata lain, gembira merupakan rasa positif terhadap situasi yang di hadapi individu. Lawannya adalah sedih dan susah, yakni perasaan negatif terhadap situasi yang di hadapi karena kekosongan atau kehilangan sesuatu yang dihargai.

  f. Cemburu Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya kepercayaan terhadap diri sendiridan ketakutan akan kehilangan cinta dan kasih sayang dari seseorang. Pada umumnya orang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannya ( Baharuddin, 2009: 139-142).

3. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

  Adapun ciri-ciri dari kecerdasan emosional dijelaskan memiliki lima unsur yaitu kesadaran diri (self awareness), pengaturan diri (self

  regulation ), motivasi (motivation), empati (empathy) dan ketrampilan sosial (social skill).

  a. Kesadaran diri yaitu mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Self awareness meliputi kemampuan (1) kesadaran emosi yaitu mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, (2) penilaian diri secara teliti yaitu mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, (3) percaya diri yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.

  b. Pengaturan diri yaitu menangani emosi kita sedemikian rupa, sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu segera pulih kembali dari tekanan emosi. Pengaturan diri meliputi kemampuan (1) mengendalikan diri yaitu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak, (2) sifat dapat dipercaya yaitu memelihara norma kejujuran dan integritas, (3) kehati-hatian yaitu bertanggung jawab atas kinerja pirbadi, (4) adaptabilitas merupakan keluwesan dalam menghadapi perubahan, (5) inovasi yaitu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi- informasi baru.

  c. Motivasi yaitu menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan pencapaian sasaran meliputi (1) dorongan prestasi yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan, (2) komitmen yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga, (3) inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, (4) optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.

  d. Empati yaitu merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan orang lain. Empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain. Kemampuan ini meliputi (1) memahami orang lain yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka, (2) mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkkan kemampuan mereka, (3) orientasi pelayanan yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali dan berusaha menumbuhkan kemampuan mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, (4) memanfaatkan keragamaan yaitu kemampuan menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan orang lain, (5) kesadaran politis yaitu mampu membaca arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

  e. Ketrampilan sosial yaitu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial. Dalam berinteraksi dengan orang lain ketrampilan ini dapat digunakan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim. Kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain meliputi (1) pengaruh yaitu melakukan taktik untuk melakukan persuasi (2) komunikasi yaitu mengirim pesan yang jelas dan menyakinkan (3) manajemen konflik meliputi kemampuan melakukan negosiasi dan pemecahan silang pendapat (4) kepemimpinan yaitu membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain (5) katalisator perubahan yaitu kemampuan memulai dan mengelola perubahan (6) membangun hubungan yaitu kemampuan menumbuhkan hubungan yang bermanfaat (7) kolaborasi dan kooperasi yaitu kemampuan bekerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama (8) kemampuan tim yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama (Mustaqim, 2008: 154-157).

  Selain itu terdapat banyak bentuk tingkah laku yang dapat dianggap sebagai gejala-gejala terjadinya masalah emosional yang serius, sebagai berikut : a. Kemunduran kualitas kerja siswa secara tiba-tiba.

  b. Sensivitas terhadap kritik.

  c. Perasaan tidak suka, iri hati akan keberhasilan siswa-siswa lain.

  d. Variasi perasaan yang ekstrim dari hari ke hari, atau dari waktu ke waktu.

  e. Derajat toleransi terhadap frustasi yang rendah, mengharapkan pemuasan dorongan-dorongan diri dengan segera.

  f. Membuka rahasia atau berbohong, agar siswa lain mengalami kesulitan atau untuk memperlihatkan bahwa dirinya lebih baik dari siswa-siswa lain.

  g. Mengeluh sakit ketika hasil pemeriksaan kesehatan menyatakan dirinya tidak menderita sakit.

  h. Menunjukkan hubungan sosial yang buruk dengan kelompoknya.

  J. Tidak ada usaha untuk melakukan atau mencoba sesuatu yang baru dan berbeda (Slameto, 1995: 134).

4. Manfaat Kecerdasan Emosional

  Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya mempunyai peran sekitar 20% dalam menentukan keberhasilan hidup, sedangkan 80% sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain. Diantara yang terpenting adalah kecerdasan emosi (emotional quotion). Dalam kehidupan banyak sekali masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan semata dengan menggunakan kemampuan intelektual seseorang. Kematangan emosi ternyata sangat menentukan keberhasilannya. Dengan kata lain, kecerdasan emosi mempunyai kontribusi yang besar dalam mencapai keberhasilan hidup.

  Penelitian yang dilakukan Goleman tentang kompetensi- kompetensi aktual yang mengantarkan kepada kesuksesan dalam pekerjaan apapun, membuktikan bahwa dalam menentukan pencapaian prestasi puncak dalam pekerjaan, peran IQ memang hanya menempati kedua sesudah kecerdasan emosi (mustaqim, 2008: 151-152).

  Bahwa emosi marah yang dimiliki manusia dapat menguasai tindakan atau mengucapkan perkataan yang tidak seharusnya terjadi yang akan disesali setelah kemarahannya berhenti. Dalam hal ini Islam memberikan jalan keluar dalam mengatasi kemarahan tersebut.

  Sebagaimana dalam QS. Ali-Imran ayat 134 yang berbunyi :

  mengikutinya, karena terlalu rendah kemampuan dan pengertian. Sebaliknya sekalipun orang cukup cerdas dan mampu mengambil intisari dari segala rupa ajaran, ia belum tentu memiliki hati nurani yang dapat berfungsi sebagai pengaruh bagi perbuatan-perbuatan apabila dalam lingkungan hidupnya tidak terdapat contoh atau tokoh yang dijadikan teladan olehnya (D Gunarsa, 1981: 15).

  Dari uraian di atas menegaskan bahwa emosi itu sendiri mempunyai manfaat yang besar dalam melakukan proses kehidupan, karena dengan kecerdasan emosi manusia dapat mengontrol tindakan yang dilakukan, menjaga diri, menjalin hubungan dengan orang lain, mempunyai keinginan untuk berkompetisi dan sebagainya.

  Apabila manusia menjalani kehidupan tanpa adanya emosi merupakan kehidupan tanpa kesan, karena suatu peristiwa tentu disertai emosi, maka peristiwa tersebut mempunyai kesan yang kuat dalam diri seseorang.

  Akan tetapi apabila ledakan emosi berlebihan, sehingga mengalahkan nalar yang rasional, maka kurang baik bagi kehidupan insan dan itulah yang perlu dilatih, dicerdaskan sebagaimana teori kecerdasan emosional yaitu terbentuknya kecerdasan spiritual dari keseimbangan antara kecerdasan emosional dan intelligensi.

  Goleman menyatakan apabila emosi terlampau ditekan, terciptalah kebebasan dan jarak apabila emosi tak dikendalikan, terlampau ekstrim dan terus menerus emosi menjadi sumber penyakit. Misalnya stress berlebihan, amarah yang berlebihan, manil (gangguan emosi yang berlebihan) (Goleman, 1996: 77).