Bab III - DOCRPIJM e120d8dcf3 BAB IIIBAB 3 ARAH STRATEGIS NASIONAL RPI2 JM opt

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Bab III
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG
CIPTA KARYA KABUPATEN / KOTA
3.1 RENCANA

TATA

RUANG

WILAYAH

SEBAGAI

ARAHAN

SPASIAL

RPI2- JM

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional,
sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budidaya.

Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan
pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari
penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam
dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.

3.1.1 RTRW Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( RTRWN ) disusun melalui
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional ( RTRWN )
Dalam RTRWN, Pusat Kegiatan Wilayah ( PKW ) terdekat yang menjadi
pelayanan bagi Kabupaten Lampung Utara adalah Kota Kotabumi dengan
fungsi utama yaitu :

III. 1

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

a. Pusat Pemerintahan Kabupaten
b. Perdagangan dan jasa
c. Pusat Koleksi dan distribusi.
d. Kegiatan usaha dan produksi.

3.1.2 RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
Arahan pengembangan sistem kegiatan di Kabupaten Lampung Utara
dilakukan melalui pengembangan pusat - pusat permukiman dan kawasan
pengembangan sektor jasa yang mempunyai karakteristik sebagai
kawasan perkotaan maupun kawasan - kawasan yang secara fungsional

masih bersifat perdesaan.
Pengembangan pusat - pusat kegiatan dilakukan untuk memberikan
pelayanan terhadap kawasan sekitar untuk mampu dan berkembang serta
mengakomodir kebutuhan – kebutuhan pengembangan hingga 20 tahun
mendatang yang disesuaikan

dengan potensi perkembangan untuk

mengurangi kendala pengembangan yang ada. Dalam hal ini Kabupaten
Lampung Utara tidak terdapat dalam RTRW Kawasan Strategis Nasional.

3.1.3 RTRW PULAU
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan
operasionalisasi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Pada wilayah administrasi Kabupaten Lampung Utara tidak terdapat
wilayah kepulauan sehingga Kabupaten Lampung Utara tidak masuk pada
sebagai wilayah arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Pulau. Hal ini terlihat dari data topologi dan geografis Kabupaten Lampung
Utara dalam Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW


) Kabupaten

Lampung Utara maupun dalam Dokumen RPIJM Kabupaten Lampung
Utara 2014 – 2019.

III. 2

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

3.1.4 RTRW PROVINSI
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan
dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.
Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu Kabupaten Induk yang
telah mengalami pemekaran dua kali dan melahirkan beberapa Kabupaten
baru, antara lain Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Way Kanan,
Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten
Mesuji, Pesisir Barat. Adapun Ibukota dari Kabupaten Lampung Utara
adalah Kotabumi, di proyeksikan atau di promosikan dalam RTRW

Provinsi Lampung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)
dengan fungsi utama yaitu :
a. Pusat Pemerintahan Kabupaten
b. Perdagangan dan jasa

III. 3

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 4

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

3.1.5 RTRW KABUPATEN / KOTA
Untuk menunjang arahan pengembangan struktur ruang dalam
RTRWN

dan


RTRW

Provinsi

Lampung

serta

memperkuat

pengembangan sentra aktivitas ekonomi potensial, hirarkhi struktur
ruang di Kabupaten Lampung Utara untuk 20 tahun mendatang
diwujudkan dalam 4 hirarkhi pusat pelayanan yaitu;
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang
memiliki pelayanan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Pusat pelayanan ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih
tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah
sekitarnya. Berdasarkan PP. No 26 Tahun 2008, maka Pusat
Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan terletak di perkotaan

Kotabumi yang berfungsi sebagai pusat perekonomian wilayah di
Kabupaten Lampung Utara.
Fasilitas minimum yang tersedia di PKW adalah :
a. Perhubungan : Terminal tipe B.
b. Ekonomi : Pasar induk regional.
c. Kesehatan : Rumah sakit umum tipe B.
d. Pendidikan : Perguruan tinggi.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier
yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan.
Pusat

pelayanan

tersier

ini

terutama

dikembangkan


untuk

menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra
pelayanan kegiatan lokal (kawasan dan beberapa kecamatan). Pusat

III. 5

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan
ruang kawasan perkotaan di Provinsi Lampung, sehingga ditetapkan
di perkotaan Bukit Kemuning dengan fungsi sebagai :
a. Pusat pemerintahan kecamatan;
b. Pusat pendidikan;
c. Pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa
kecamatan;
d. Pusat pengolahan pertanian dan perkebunan;
e. Pusat kesehatan; dan

f. Pusat pelayanan pariwisata.
3. Pusat

Kegiatan

Lokal

promosi

(PKLp)

yang

dipacu

perkembangannya ditetapkan di perkotaan Sungkai Utara, Abung
Surakarta dan Abung Selatan, dengan fungsi sebagai berikut :
a. Perkotaan

Sungkai


Utara

yang

berfungsi

sebagai

pusat

pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala
kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan
perkebunan;
b. Perkotaan Abung Surakarta yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala
kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan dan
distribusi pertanian; dan
c. Perkotaan Abung Selatan yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala

kawasan dan beberapa kecamatan, pusat distribusi hasil
pertanian dan perkebunan, pusat pelayanan pendidikan dan
pusat pelayanan kesehatan.

III. 6

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu ibu kota kecamatan yang
melayani wilayah hinterlandnya. Kota sebagai Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) yaitu kota-kota kecamatan di luar kota PKW dan
PKL berfungsi minimal sebagai PPK, meliputi :
a. Perkotaan Blambangan Pagar yang berada di Kecamatan
Blambangan Pagar yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan
kecamatan, pusat perdagangan regional, pusat distribusi hasil
pertanian dan perkebunan, simpul transportasi regional, pusat
koleksi komoditas pertanian;
b. Perkotaan Negara Tulang Bawang yang berada di Kecamatan
Bunga Mayang yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan
kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan
pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan, pusat industri
dan distribusi pengolahan perkebunan;
c. Perkotaan Tanjung Raja yang berada di Kecamatan Tanjung
Raja yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, dan pusat
pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;
d. Perkotaan Ogan Lima yang berada di Kecamatan Abung Barat
yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat kesehatan
kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;
e. Perkotaan Madukoro yang berada di Kecamatan Kotabumi Utara
yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat distribusi, pusat
pelayanan pendidikan tinggi dan pusat pelayanan sosial ekonomi
skala kecamatan;

III. 7

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

f. Perkotaan Gunung Besar yang berada di Kecamatan Abung
Tengah yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
pusat distribusi dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
kecamatan;
g. Perkotaan Mulang Maya yang berada di Kecamatan Kotabumi
Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan pendidikan, pusat
pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
lingkungan;
h. Perkotaan Cempaka yang berada di Kecamatan Sungkai Jaya
berfungsi

sebagai

pusat

pemerintahan

kecamatan,

pusat

pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pusat pendidikan, pusat
distribusi perkebunan, perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan;
i.

Perkotaan Semuli Jaya yang berada di Kecamatan Abung
Semuli berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
kegiatan

industri

pertanian,

perdagangan

skala

lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
lingkungan; dan
j.

Perkotaan Ketapang yang berada di Kecamatan Sungkai Selatan
berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan
skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi
skala lingkungan.

III. 8

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) diemban oleh Desa/kelurahan,
meliputi :
a. Perdesaan Bumi Agung Marga yang berada di Kecamatan Abung
Timur berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri
pengolahan hasil perkebunan, sentra perdagangan perternakan;
b. Perdesaan Sinar Harapan yang berada di Kecamatan Sungai
Barat berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. pengolah
hortikultura dan perkebunan, pariwisata , pusat penyediaan
energi;
c. Perdesaan Pekurun yang berada di Kecamatan Abung Pekurun
berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan
pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, pariwisata;
d. Pedesaan Karangsari yang berada di Kecamatan Muara Sungkai
berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan
pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan;
e. Perdesaan Gedung Makripat yang berada di Kecamatan Hulu
Sungkai

berfungsi

sebagai

perdagangan

skala

lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala
lingkungan, pengolah perkebunan dan hortikultura;
f. Perdesaan Batu Nangkop yang berada di Kecamatan Sungkai
Tengah

berfungsi

sebagai

perdagangan

dan

jasa

skala

lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan
sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan sawit dan
karet;

III. 9

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

g. Perdesaan Ulak Rangkas yang berada di Kecamatan Abung
Tinggi berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri
pengolahan perkebunan, pengolahan pertambangan mineral nonlogam batuan, pariwisata; dan
h. Perdesaan Aji Kagungan yang berada di Kecamatan Abung
Kunang

berfungsi

sebagai

perdagangan

skala

lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan
sosial ekonomi skala lingkungan.
Penetapan fungsi pada masing-masing pusat kegiatan didasarkan
pada pertimbangan sebagai berikut :


Hiraki kota/kawasan perkotaan;



Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah
belakangnya;



Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih
luas;



Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional;

Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi pada setiap pusat kegiatan di
Kabupaten Lampung Utara dapat dilihat pada Tabel 3.1.

III. 10

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Tabel 3.1
Rencana Sistem Pusat Kegiatan Kabupaten Lampung Utara
Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
PKW

Kotabumi

Kotabumi

dan

 Pusat pemerintahan
kabupaten;
 Pusat perdagangan dan

sekitarnya

jasa regional;
 Pusat pendidikan islam;
 Pusat pendidikan tinggi;

 Industri
 Permukiman
Perkotaan
 Pariwisata (Wisata
Budaya)
 RTH Perkotaan

 Pusat industri dan jasa
pariwisata; dan
 Pusat agroindustri.
PKL

Bukit

Bukit

Kemuning

Kemuning

 Pusat pemerintahan
kecamatan;
 Pusat pendidikan;

 Pertanian
 Perkebunan
 Industi Pengolahan

 Pusat perdagangan dan

Perkebunan

jasa skala kawasan dan

 Perternakan

beberapa kecamatan;

 Permukiman

 Pusat pengolahan
pertanian dan
perkebunan;
 Pusat kesehatan; dan
 Pusat pelayanan
pariwisata

Perkotaan
 Pelestarian
Kawasan Hutan
 Pariwisata (Wisata
Alam Air Terjun)
 Pertambangan nonmineral logam pasir

III. 11

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
 RTH Perkotaan

PKLp

Sungkai

Sungkai

Utara

Utara

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Perdagangan dan
jasa skala kawasan dan
beberapa Kecamatan
 Pusat Pengolahan
Perkebunan

 Industri Pengolahan
Perkebunan
 Hutan Produksi
 Pertambangan NonMineral Logam
(Pasir, Batu, dan
Tanah Liat)
 Permukiman
Perkotaan
 RTH Perkotaan

Abung

Abung

Surakarta

Surakarta

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Perdagangan dan

 Pengembangan
LP2B
 Industri Pengolahan

jasa skala kawasan dan

Pertanian dan

beberapa Kecamatan

Perkebunan

 Pusat Pengolahan dan
Distribusi Pertanian

 Perikanan
 Perternakan
 Permukiman
Perkotaan
 RTH Perkotaan

III. 12

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
Abung

Abung

Selatan

Selatan

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Perdagangan dan
jasa skala kawasan dan
beberapa Kecamatan
 Pusat Distribusi Hasil

 Pengembangan
LP2B
 Kawasan
Agropolitan
 Kawasan
Perkebunan dan

Pertanian dan

Industri Pengolahan

Perkebunan

Perkebunan Karet

 Pusat Pelayanan
pendidikan dan
kesehatan

 Perikanan
 Pariwisata Buatan
(Way Tebabeng)
 Pertambangan NonMineral Logam
(Pasir)
 Permukiman
Perkotaan
 RTH Perkotaan

PPK

Blambangan Blambangan  Pusat Pemerintahan
Pagar

Kecamatan
 Pusat Perdagangan
Regional
 Simpul Transportasi
Regional
 Pusat koleksi komoditas

 Pengembangan
LP2B
 Pengembangan
Perkebunan dan
Industri Pengolahan
Kelapa Sawit
 Sentra Perternakan

III. 13

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
pertanian

 Permukiman
Perkotaan
 RTH Perkotaan

Negara

Bunga

Tulang

Mayang

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Perdagangan dan

Bawang

Jasa skala Kecamatan
 Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala
kecamatan
 Pusat Industri dan
distribusi pengolahan
perkebunan

 Perkebunan Tebu
 Kawasan Industri
Pengolahan
Perkebunan Tebu
 Kawasan Hutan
Produksi
 Pertambangan NonMineral Logam
(Pasir)
 Semtra Perternakan
 Permukiman
Perkotaan
 RTH Perkotaan

Tanjung

Tanjung

Raja

Raja

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan

 Pengembangan
LP2B

 Pusat Perdagangan dan

 Permukiman

Jasa skala Kecamatan

Perkotaan

 Pusat pelayanan sosial

 Perikanan

ekonomi skala

 Sentra Perternakan

kecamatan

 Pelestarian
Kawasan Hutan

III. 14

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
Lindung
 RTH Perkotaan
Ogan Lima

Abung Barat  Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Perdagangan dan
Jasa skala Kecamatan.
 Pusat Kesehatan
Kawasan (puskesmas
Tipe A).
 Pusat pelayanan sosial

 Perkebunan Karet,
Lada, Kopi, Kakao,
Kayu Mahoni
Albasia
 Pertanian Tanaman
Pangan
 Home Industri
 Pertambangan Non-

ekonomi skala

Mineral Logam

kecamatan

(Batuan)
 Pariwisata
 Industri Karet
 Penampungan gas
 RTH Perkotaan

Madukoro

Kotabumi
Utara

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Perdagangan dan
Jasa skala Kecamatan

 Pertanian Tanaman
Pangan
 Kawasan Industri
 Perikanan

 Pusat Distribusi

 Perternakan

 Pusat Pelayanan

 Permukiman

Pendidikan Tinggi
 Pusat pelayanan sosial

Perkotaan
 RTH Perkotaan

III. 15

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
ekonomi skala
kecamatan
Gunung

Abung

Besar

Tengah

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Distribusi
Perkebunan
 Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala
kecamatan

 Pengembangan
LP2B
 Perkebunan
 Pariwisata (Wisata
Alam Air Terjun)
 Tambang NonMineral Logam
(Batuan)
 Permukiman
Perkotaan
 RTH Perkotaan

Mulang

Kotabumi

Maya

Selatan

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Perdagangan dan
Jasa

 Perkebunan
 Pertambangan NonMineral Logam
(Batuan-Batu

 Pusat Pelayanan

Gunung)

Pendidikan dan

 Permukiman

Kesehatan
 Pusat pelayanan sosial

Perkotaan
 RTH Lingkungan

ekonomi skala lingkungan

Cempaka

Sungkai

 Pusat Pemerintahan

 Perkebunan

III. 16

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
Jaya

Kecamatan
 Pusat Pelayanan
Kesehatan
 Pusat Pelayanan Pusat
Pendidikan
 Pusat Distribusi
Perkebunan
 Perdagangan dan jasa

 Pertanian Tanaman
Pangan
 Industri Pengolahan
 Pariwisata (Wisata
Buatan/Waduk)
 RTH Lingkungan
 Permukiman
Perdesaan

skala lingkungan
 Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
Semuli Jaya

Abung
Semuli

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Pusat Kegiatan Industri
Pertanian
 Pusat pelayanan sosial

 Pengembangan
LP2B
 Perkebunan
 Perikanan
 Perternakan

ekonomi skala lingkungan  Permukiman
Perdesaan
 RTH Lingkungan

Ketapang

Sungkai
Selatan

 Pusat Pemerintahan
Kecamatan
 Perdagangan skala
lingkungan/kawasan

 Pertanian Tanaman
Pangan
 Perkebunan dan
Industri

III. 17

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
 Pusat pelayanan sosial

Pengolahannya

ekonomi skala lingkungan  Pertambangan NonMineral Logam
(Pasir, Batu, dan
Tanah Liat untuk
industri batu bata)
 Permukiman
Perdesaan
 RTH Lingkungan
PPL

Bumi Agung

Abung

Marga

Timur

 Perdagangan skala
lingkungan/kawasan
 Pusat pelayanan sosial

 Pengembangan
LP2B
 Perkebunan

ekonomi skala lingkungan  Perternakan
 Industri Pengolahan Hasil  Permukiman
Perkebunan
 Sentra perdagangan

Perdesaan
 RTH Lingkungan

perternakan
Sinar

Sungkai

Harapan

Barat

 Perdagangan skala
lingkungan/kawasan
 Pusat pelayanan sosial

 Permukiman
Perdesaan
 RTH Lingkungan

ekonomi skala lingkungan
 Pengolahan hortikultura
dan perkebunan
 Pariwisata

III. 18

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
 Pusat penyediaan energi

Pekurun

Abung
Pekurun

 Perdagangan skala

 Perikanan

lingkungan/kawasan

 Pengembangan

 Pusat pelayanan sosial

Pertanian dan

ekonomi skala lingkungan
 Pariwisata

Perkebunan
 Pertambangan
mineral batubara
 Permukiman
Perdesaan
 RTH Lingkungan

Karangsari

Muara
Sungkai

 Perdagangan skala
lingkungan/kawasan
 Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan

 Pengembangan
LP2B
 Permukiman
Perdesaan
 RTH Lingkungan

Gedung

Hulu

Makripat

Sungkai

 Perdagangan skala
lingkungan/kawasan
 Pusat pelayanan sosial

 Permukiman
Perdesaan
 RTH Lingkungan

ekonomi skala lingkungan
 Pengolah perkebunan
dan hortikultura
Batu

Sungkai

 Perdagangan dan jasa
skala

 Pertambangan NonMineral Logam

III. 19

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Hierarki
Pusat Kota

Kecamatan

Fungsi Utama

Fungsi Hinterland

Fungsi
Nangkop

Tengah

lingkungan/kawasan
 Pusat Pendidikan
 Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
 Industri pengolahan sawit

(Batuan, batu
Mangan)
 Permukiman
Perdesaan
 RTH Lingkungan

dan karet
Ulak

Abung

Rangkas

Tinggi

 Perdagangan skala
lingkungan/kawasan
 Pusat pelayanan sosial
ekonomi skala lingkungan
 Industri pengolahan
perkebunan
 Pengolahan
pertambangan mineral
non logam berupa batuan
 Pariwisata

 Pengembangan
LP2B
 Perkebunan dan
Industri Pengolahan
Perkebunan
 Permukiman
Perdesaan
 Pelestarian
Kawasan Hutan
Lindung
 RTH Lingkungan

Aji

Abung

Kagungan

Kunang

 Perdagangan skala
lingkungan/kawasan
 Pusat Pendidikan
 Pusat pelayanan sosial

 Perkebunan
 Perikanan
 Permukiman
Perdesaan

ekonomi skala lingkungan  RTH Lingkungan

III. 20

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 21

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

III. 22

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

3.1

RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA

3.3.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
Prinsip-prinsip

dalam

penyusunan

rencana

sistem

transportasi

di

Kabupaten Lampung Utara ini, adalah sebagai berikut : a) keseimbangan
pembangunan wilayah, b) keterpaduan Sistem Transportasi Nasional,
Provinsi dan Lokal, c) minimasi biaya atau memanfaatkan kondisi eksisting
secara optimal, d) minimasi konflik guna lahan baik dengan penduduk
maupun antar instansi..
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat
Kabupaten Lampung Utara sebagai berikut :

A. Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling
menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah
yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan
hierarki.
Secara umum panjang jalan di Kabupaten Lampung Utara hingga tahun
2032 sudah dapat memenuhi kebutuhan jalan untuk kendaraan yang
melintas di Kabupaten Lampung Utara terdiri dari 89,75 km jalan Negara,
139,935 jalan propinsi dan 2.143,42 km jalan kabupaten. Untuk
meningkatkan pelayanan serta upaya mendukung aksesibilitas dan
perekonomian di wilayah Kabupaten Lampung Utara, maka rencana
pengembangan jaringan jalan yang juga merupakan Keputusan Bupati
Kabupaten Lampung Utara No. B / 181 / 15-LU / HK / 2012 Tahun 2012
tentang

Penetapan

Status

Ruas-Ruas

Jalan

Sebagai

Jalan

Kabupaten/Kota Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut:

III. 23

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

1.

Jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan Lintas Tengah, meliputi:
a. ruas Simpang Empat – Bukit Kemuning.
b. ruas Bukit Kemuning – Batas Kota Kotabumi.
c. ruas jalan Raden Intan Kecamatan Kotabumi.
d. ruas Simpang Kotabumi – Kelapa tujuh (jln. Soekarno-Hatta –
Kotabumi).
e. ruas Batas Kota Kotabumi – Terbanggi Besar.
f. ruas Jalan Sudirman Kecamatan Kotabumi.

2.

Jalan Kolektor Primer 1 (K-1) yang merupakan penghubung Lintas
Tengah meliputi ruas Bukit Kemuning – Padang Tambak.

3.

Jalan Kolektor Primer 2 (K-2), meliputi :
a. ruas Sp. Kota bumi – Panaragan jaya.
b. ruas Kotabumi – Ketapang.
c. ruas Jalan Abung Raya Barat (Kotabumi).
d. ruas Jalan Bumi Agung (Kotabumi).
e. ruas Padang Ratu – Kaji Agungan.
f. ruas Negara Ratu – Pakuan Ratu.
g. ruas Serupa Indah – Tajab.
h. ruas Negara Ratu – Sp. Tujok.

4.

Jalan Strategis Provinsi, meliputi :
a. ruas jalan Sp.Kota Bumi - Bd. Abung - Panaragan Jaya.
b. ruas Kotabumi-Ketapang-Negara Ratu.

III. 24

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

5.

Jalan Lokal Primer, meliputi :
a. ruas Cahaya Negeri – Tanjung Raya;
b. ruas Keramat Teluk – Sri Widodo;
c. ruas Negara Ujung Karang – Batas Way Kanan;
d. ruas Pepang Tangguk – W. Tuba (Bts. Way Kanan);
e. ruas Wonogiri – Bernah;
f. ruas Bernah – Kali Cinta;
g. ruas Wonogiri – Banyu Urip;
h. ruas Kalibalangan – Tata Karya;
i.

ruas Ogan Lima – Gunung Betuah;

j.

ruas Ketapang – Gunung Betuah;

k. ruas Bindu Pasar – Jerangkang;
l.

ruas Kali Balangan – Cabang Empat;

m. ruas Gunung Besar – Subik;
n. ruas Suka Marga – Muara Aman;
o. ruas Bumi Agung – Papan Rejo;
p. ruas Bangun Jaya – Pepang Tangguk;
q. ruas Sp. Ketapang – Gn. Batin;
r. ruas Ketapang – Sp. Negeri TL Bawang;
s. ruas Sinar Ogan – Jerangkang;
t. ruas Tanjung Raja – Merambung;
u. ruas Candi Mas – Kota Agung;
v. ruas KBA – Kota Agung;
w. ruas Bumi Agung – KBA;
x. ruas Kotabumi – Talang Bojong;
y. ruas Talang Bojong – Talang Baru;

III. 25

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

z. ruas Kali Cinta – Dorowati;
aa. ruas Dorowati – Wono kitri;
bb. ruas Sp. Sawo Jajar – Wonokitri;
cc. ruas Mulyo Rejo – Iso Rejo;
dd. ruas Iso Rejo – Bandar Agung;
ee. ruas Madu Koro – Sri Agung;
ff. ruas Gunung Labuhan – Sri Agung; dan
gg. ruas Sawo Jajar – Balay Benih.

Rencana jaringan jalan baru di Kabupaten Lampung Utara diarahkan
dengan adanya pembanguinan jalan lingkar Kalibalangan (Kecamatan
Abung Selatan) – Mulang Maya (Kecamatan Kotabumi Selatan), dimana
dalam pembangunan jaringan jalan lingkar terlebih dahulu dilakukan
persiapan pengusahaan jalan dengan penyiapan Feasibility study (FS)
Pembangunan Jalan dengan kegiatan kegiatan pra studi kelayakan, studi
kelayakan serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan
ANDALIN.

B. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang di Kabupaten
Lampung Utara meliputi terminal dan pengembangan unit pengujian
kendaraan bermotor. Rencana pengembangan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan di Kabupaten Lampung Utara meliputi:
1. Pengembangan Terminal
a. Pengembangan terminal penumpang, meliputi :


Pengembangan terminal tipe B Simpang Propau di Kecamatan
Blambangan Pagar dan Kecamatan Bukit Kemuning.

III. 26

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara



Pengembangan terminal tipe C di Kalibalangan Kecamatan Abung
Selatan, Ogan Lima Kecamatan Abung Barat, Negara Ratu
Kecamatan Sungkai Utara dan Tata Karya

Kecamatan Abung

Surakarta.
b. Pembangunan terminal barang, meliputi :
 Rencana pembangunan terminal barang Negara Ratu di Kecamatan
Sungkai Utara; dan
 Rencana pembangunan terminal barang Kalibalangan di Kecamatan
Abung Selatan
2. Pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor meliputi pengujian
Kendaraan Bermotor di Kecamatan Kotabumi dan uji emisi gas buang
di Kecamatan Kotabumi.

C. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Jaringan pelayanan lalu lintas dalam hal ini adalah pengembangan
angkutan penumpang dan barang dengan pengembangan di Kabupaten
Lampung Utara adalah sebagai berikut :
(1) Pengembangan angkutan penumpang :
a. Angkutan Antarkota Antar Provinsi (AKAP) meliputi:
1.

jalur Simpang Propau – Baturaja (Provinsi Sumatera Selatan);

2.

jalur Simpang Propau – Palembang (Provinsi Sumatera Selatan);

3.

jalur Simpang Propau – Martapura (Provinsi Sumatera Selatan);

4.

jalur Simpang Propau – Bandung (Provinsi Jawa Barat);

5.

jalur Simpang Propau – Yogyakarta (D.I Yogyakarta);

6.

jalur Simpang Propau – Solo (Provinsi Jawa Tengah); dan

7.

jalur Simpang Propau – Denpasar (Provinsi Bali).

III. 27

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

b. Pengembangan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi :
1.

jalur Simpang Propau – Bandar Lampung;

2.

jalur Bukit Kemuning – Way Kanan; dan

3.

jalur Simpang Propau – Daya Murni.

4.

jalur Simpang Propau – Menggala (Kab. Tulang Bawang);

5.

jalur Simpang Propau – Bukit Kemuning – Liwa (Kab. Lampung
Barat);

6.

jalur Simpang Propau – Rajabasa (Kab. Lampung Selatan); dan

7.

jalur Simpag Propau – Bukit Kemuning – Pakuon Ratu – Blambangan
Umpu (Kab. Way Kanan).

c. Pengembangan angkutan perkotaan meliputi:
1.

jalur Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit Kemuning;

2.

jalur Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro – Ketapang – Negara
Ratu;

3.

jalur Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan – Labuhan Ratu
– Negara Bumi – Negara Ratu;

4.

jalur Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah – Pekurun Udik –
Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan;

5.

jalur Bukit Kemuning – Dwikora;

6.

jalur Simpang Propau – Tata Karya – Daya Murni;

7.

jalur Simpang Propau – Semuli Raya – Papan Asri – Sidorahayu –
Blambangan;

8.

jalur Simpang Propau – Kalicinta – Lewat Bernah – Madukoro; dan

9.

jalur Kotabumi – Perumnas TI. Mili.

III. 28

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

d. Pengembangan angkutan perdesaan meliputi:
1.

jalur Kalibalangan – Trimodadi – Cabang Empat;

2.

jalur Kotabumi – Tanjung Raja – Cahaya Negeri;

3.

jalur Kotabumi – Kalicinta – Papan Rejo – Mulyorejo – Dorowati;

4.

jalur Sinar Harapan – Ketapang – Kalicinta;

5.

jalur Bukit Kemuning – Sukamenanti – Sekipi – Sidokayo;

6.

jalur Bukit Kemuning – Cahaya Negeri – Tanjung Raja;

7.

jalur Bukit Kemuning – Tulung Buyut – Negara Ratu;

8.

jalur Simpang Propau – Gunung Labuhan – Way Tebabeng;

9.

jalur Negara Ratu – Negara Batin – Kota Negara – Bunga Mayang;

10. jalur Negara Ratu – Tulung Buyut – Bukit Kemuning;
11. jalur Negara Ratu – Sinar Ogan;
12. jalur Bunga Mayang – Negara Ujung Karang; dan
13. jalur Bunga Mayang – Negeri Besar.

e. Penyediaan angkutan bus sekolah meliputi:
1.

jalur Kotabumi – Ketapang;

2.

jalur Kotabumi – Blambangan Pagar; dan

3.

jalur Kotabumi – Bukit Kemuning.

(2) Pengembangan angkutan barang meliputi:
a. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Ogan
Lima – Bukit Kemuning;
b. Pengembangan angkutan barang Ogan Lima – Sinar Harapan –
Gunung Labuhan – Labuhan Ratu – Negara Bumi – Negera Ratu;

III. 29

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

c. Pengembangan angkutan barang Gunung Besar – Kinciran – Pekurun
Tengah – Pekurun Udik – Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi –
Kalibalangan; dan
d. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro
– Ketapang – Negara Ratu.

3.3.2 Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian
Pengembangan prasarana transportasi berbasis kereta api di Kabupaten
Lampung Utara meliputi jaringan jalur kereta api dan prasarana
perkeretaapian.
A. Rencana Jalur Kereta Api
1. Jaringan Jalur Kereta Api Umum
Rencana perkeretaapian di Kabupaten Lampung Utara terkait dengan
Sumatra Rail Way sepanjang 200 Km, Rancangan Peraturan Presiden
RTR Pulau Sumatera Tahun 2011 dan jaringan jalur kereta api Regional
Provinsi Lampung.
Rencana Jaringan jalur kereta api umum di Kabupaten Lampung Utara
adalah Pengembangan Jaringan jalur kereta api umum , meliputi :
a. Pembangunan rel kereta api dengan jalur Kotabumi-Terbanggi Besar-

Menggala.
b. Pengoperasian Jalur Kereta Api dengan jalur Kertapati – Tanjung

Karang (Kertapati – Prabumilih - Baturaja – Martapura – Blambangan
Umpu - Kotabumi – Tanjung Karang).

III. 30

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

2. Jaringan Jalur Kereta Api Khusus
Pengembangan jaringan rel kereta api khusus pengangkutan Batu Bara
dengan jalur Blambangan Pagar - Abung Semuli - Abung Selatan Kotabumi Selatan – Kotabumi - Kotabumi Utara - Sungkai Selatan Sungai Tengah - Sungkai Utara - Hulu Sungkai.

B.Rencana Prasarana Perkeretaapian
Rencana prasarana perkeretaapian merupakan pengembangan stasiun
kereta api meliputi:
1. Stasiun Blambangan Pagar di Kecamatan Blambangan Pagar;
2. Stasiun Kalibalangan di Kecamatan Abung Selatan;
3. Stasiun Kotabumi di Kecamatan Kotabumi;
4. Stasiun Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan; dan
5. Stasiun Negara Ratu dan Tulungbuyut di Kecamatan Sungkai Utara.

III. 31

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Gambar 3.2 Peta Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

III. 32

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

3.4.1 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem pengembangan jaringan sumber daya air di Kabupaten Lampung
Utara adalah sistem pengelolaan wilayah sungai (WS), cekungan air tanah
(CAT), jaringan irigasi jaringan air baku untuk air bersih dan sistem
pengendalian daya rusak air bertujuan untuk mempertahankan dan
melindungi sumber daya air sebagai air baku kebutuhan penduduk di
Kabupaten Lampung Utara.
A. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai
Kabupaten Lampung Utara dilalui oleh Wilayah Sungai lintas Porvinsi
dan Strategis Nasonal, meliputi
a. Wilayah Sungai (WS) Mesuji-Tulang Bawang yang merupakan WS
Lintas Provinsi-kewenangan Pemerintah Pusat; dan
b. Wilayah Sungai (WS) Seputih-Sekampung yang merupakan WS
Strategis Nasional-Kewenangan Pemerintah Pusat.
Untuk mempertahankan pelestarian sumber daya air wilayah sungai,
maka rencana pengelolaan Wilayah Sungai di Kabupaten Lampung
Utara meliputi :
a. Rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai Way Abung yang
bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.
b. Penetapan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung.
c. Revitalisasi sungai, khususnya dalam upaya pelestarian WSMesujiTulang Bawang dan Seputih-Sekampung.

B. Cekungan Air Tanah (CAT)
Dalam upaya menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah
dan mencegah adanya krisis akibat kerusakan lingkungan maka
Kabupaten Lampung Utara perlu memelihara dan pengendalian terhadap

III. 33

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

penggunaan air tanah. Cekungan air tanah yang ada di Kabupaten
Lampung Utara adalah termasuk kedalam CAT Metro – Kota Bumi yang
merupakan CAT lintas kabupaten terdapat di

Kecamatan Bukit

Kemuning; Kecamatan Abung Tinggi; sebagian Kecamatan Tanjung
Raja; Kecamatan Abung Barat; Kecamatan Abung Tengah; sebagian
Kecamatan Abung Pekurun; Kecamatan Abung Kunang; Kecamatan
Abung Semuli; Kecamatan Abung Selatan; Kecamatan Abung Timur;
Kecamatan

Abung

Surakarta;

Kecamatan

Kotabumi;

Kecamatan

Kotabumi Utara; Kecamatan Kotabumi Selatan; Kecamatan Sungkai
Selatan; Kecamatan Sungkai Jaya; sebagian Kecamatan Sungkai Utara;
Kecamatan Muara Sungkai; Kecamatan Sungkai Barat; sebagian
Kecamatan Hulu Sungkai; sebagian Kecamatan Sungkai Tengah;
Kecamatan Blambangan Pagar; dan Kecamatan Bunga Mayang.
Rencana perwujudan yang dilakukan, meliputi :
a. Penentuan batas cekungan air tanah;
b. Memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah;
c. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah
cekungan air tanah;
d. Peningkatan

kemanfaatan

fungsi

air

tanah

guna

memenuhi

penyediaan air tanah;
e. Pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air tanah;
f. Pengelolaan cekungan air tanah Metro – Kota Bumi; dan
g. Inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian
serta pengawasan pemanfaatan air tanah.

III. 34

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

C. Sistem Jaringan Irigasi
Pengembangan jaringan irigasi merupakan salah satu sumber daya air di
Kabupaten Lampung Utara dilakukan dengan strategi optimasi prasarana
yang ada melalui pemeliharaan prasarana yang sudah ada serta
peningkatan kapasitas dan jumlah saluran irigasi. Hal ini untuk kemudian
disesuaikan dengan pemanfaatan sumber air irigasi dari sungai – sungai
yang mengaliri wilayah dan pembangunan bendungan serta saluran
induk irigasi.
Pengembangan jaringan irigasi ditujukan untuk mengairi areal pertanian
dan perkebunan sebagai sumber air potensial, antara lain adalah :
a. Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan pusat dan lintas
kabupaten/kota yaitu Dl Way Rarem dengan luasan kurang lebih
9.259 hektar;
b. Daerah

Irigasi

(DI)

kewenangan

pemerintah

pusat,

utuh

kabupaten/kota meliputi Dl Way Tulung Mas dengan luasan kurang
lebih 3.200 hektar dan Dl Bumi Agung dengan luasan lebih kurang
3.000 hektar; dan
c. Daerah Irigasi di bawah 1.000 Ha yang merupakan kewenangan
kabupaten terdiri dari 77 Daerah Irigasi dengan luasan total kurang
lebih 10.474 hektar, meliputi DI Way Balai Kencana, DI Sebabuy, DI
W. Wonokriyo I, II,DI W. Wonokriyo I, II, DI Way Ambu Tapis, DI Way
Behima , DI Way Beringin , DI Way Bluru I , DI Way Bluru II , DI Way
Buah II, DI Way Buah III, DI Way Ci Buah, DI Way Curup Meray,DI
Way Getah Hilir, DI Way Getah Sri Menantai, DI Way Gunung Sadar,
DI Way Ilahan, DI Way Jagang, DI Way Jerinjing, DI Way Kadis, DI
Way Kamar Mandi, DI Way Kemang ,DI Way Kiawas III, DI Way

III. 35

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Kulindang, DI Way Kulur, DI Way Kulur, DI Way Kulur II, DI Way
Kurnia , DI Way Lempaung, DI Way Lubuk Gentong, DI Way Melumi
B, DI Way Merah, DI Way Panjangan I,DI Way Pukem, DI Way
Punjung I, DI Way Punjung IV, DI Way Sabuk II, DI Way Sabuk Indah,
DI Way Sabuk Sindang Agung, DI Way Saung Naga, DI Way Skipi
Hilir, DI Way Sumber Asri, DI Way Talang Padang, DI Way Tebabeng,
DI Way Tebak Mayan, DI Way Tenonpura Wiwitan, DI Way Tirta
Shinta, DI Way Tulung Buha, DI Way Tulung Mili, DI Way Uluhan
Liwa, DI Waduk Simpang Pematang, DI Way Melumi A, DI Way
Curup, DI Way Gunung Sadar II, DI Way Kandis (Ketapang), DI Way
Lintah, DI Way Muara Balak, DI Way Napal, DI Way Ngaji, DI Way
Ngimbar I, DI Way Panglong, DI Way Panjangan II, DI Way Papan
Asri, DI Way Rakan I, DI Way Rakan II, DI Way Sabuk III, DI Way
Sabuk IV, DI Way Simpang Pematang, DI Way Sri Balong I, DI Way
Sri Balong II, DI Way Talang Jali, DI Way Tela, DI Way Timba, DI Way
Umbu Tua dan DI Way Ciamis.

d. Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi meliputi :
 Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi
meliputi saluran irigasi primer, saluran irigasi sekunder, dan saluran
irigasi tersier;
 Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi Way Rarem, daerah
irigasi Tulung Mas dan Dl Bumi Agung.
 Perbaikan jaringan irigasi;
 Pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian;
 Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan
irigasi untuk menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian,

III. 36

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

khususnya

dalam

pengembangan

LP2B,

perikanan

dan

perkebunan

III. 37

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Gambar 3.4 Peta Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

III. 38

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

D. Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan air bersih, maka rencana sistem
jaringan air baku air bersih di Kabupaten Lampung Utara adalah dengan
Penyediaan dan pemeliharaan lahan-lahan sumber air baku, yaitu :
1. Perbaikan dan pemantauan kualitas air sungai Way Abung (Kotabumi),
Way Sindang (Ulu Way Sabuk) di Kecamatan Tanjung Raja, Way Abung
Timah Dwikora di Kecamatan Bukit Kemuning dan Mata air Way Kulur di
Kecamatan Abung Tengah.
2. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor arthesis di Desa Kalicinta
dan Madukoro di Kecamatan Kotabumi Utara dan Desa Ketapang di
Kecamatan Sungkai Selatan.

E. Sistem Pengendalian Daya Rusak Air
Pengendalian daya rusak air tanah adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi,

dan memulihkan

kerusakan kualitas lingkungan

yang

disebabkan oleh daya rusak air tanah. Sistem pengendalian daya rusak air
berupa banjir terdapat di Kecamatan Muara Sungkai sebagai bagian hulu
sungai Way Abung.
Pengendalian

daya

rusak

air

dilakukan

dengan

upaya

Pencegahan,

Penanggulangan, dan Pemulihan.


Mengutamakan upaya Pencegahan melalui perencanaan pengendalian
daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam Pola
pengelolaan sumber daya air.



Upaya Pencegahan lebih diutamakan pada Kegiatan Non-fisik.
Kegiatan Non-fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti
lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian.

III. 39

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara



Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi-instansi terkait dan
masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.



Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi
lingkungan hidup dan sistem prasarana sumber daya air.



Menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola
sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat.

Berdasarkan upaya pengendalian di atas, maka dengan rencana pengendalian
daya rusak air di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan
air tanah untuk menghambat atau mengurangi laju penurunan muka air
tanah.
2. Normalisasi sistem prasarana saluran air di Kecamatan Muara Sungkai.
3. Meningkatkan kapasitas bendungan Tirtasinta.
4. Pembangunan tanggul dan saluran pengendali banjir di sekitar aliran
sungai Way Rarem dan Way Abung sebagai bagian dari sub DAS Tulang
Bawang.
5. Penanggulangan daya rusak air dilakukan dengan mitigasi bencana
melakukan kegiatan fisik dengan pembangunan saluran pengendali banjir
dan penanaman vegetasi di sekitar aliran sungai.

3.4.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya di Kabupaten Lampung
Utara meliputi:
(a) sistem persampahan,
(b) sistem penyediaan air minum;

III. 40

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

(c) sistem pengelolaan air limbah;
(d) sistem jaringan drainase dan
(e) jalur dan ruang evakuasi bencana.

1.4.4.1

Rencana Sistem Persampahan
Pada tahun 2008 telah disahkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, dan salah satu di dalamnya diatur tentang
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah bukan lagi sebagai Tempat
Pemrosesan Akhir,

dan setiap

daerah/kota diwajibkan untuk

meninggalkan cara operasional lama

(open dumping) selambat-

lambatnya dalam waktu 5 tahun sejak Undang-Undang ditetapkan.
Beberapa kendala yang dijumpai di berbagai daerah perkotaan,
termasuk

Kabupaten

Lampung

Utara

dan

daerah

sekitarnya,

menyebabkan penanganan masalah persampahan, khususnya Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah masih belum mendapat prioritas
yang proporsional. Kebutuhan Tempat
Sampah akan terus meningkat sejalan

Pemrosesan Akhir (TPA)
dengan pembangunan yang

berwawasan lingkungan.
Berdasarkan klasifikasinya, Kabupaten Lampung Utara hingga akhir
Tahun perencanaan termasuk ke dalam termasuk ke dalam Kota
Besar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
14/PRT/M/2010Tanggal : 25 Oktober 2010 mengenai Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang, maka sistem pengolahan untuk kota besar dilakukan dengan

sistem sanitary landfill.

III. 41

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Secara garis besar pengelolaan sampah dapat di rinci seperti ini :
a. Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap
rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter.
Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing
keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan
oleh pemerintah.
b. Pengumpulan : proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik
secara

individual

maupun

secara

komunal

melalui

bak-bak

penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan
maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran.
Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak
sampah ukuran 1 m3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat
Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya masyarakat
di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan
komersial dan pemerintahan atau perkantoran serta yang berada di
sepanjang jalan utama dikelola oleh instansi terkait .
c. Pengangkutan : dari TPS dapat berupa kontainer sampah maupun
sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkat dengan truk
sampah maupun armroll truck /dump truck ke lokasi Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah.
d. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke
Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, di mana nantinya

sampah-sampah organik akan di olah menjadi kompos, briket dan gas
metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Mengingat Kabupaten

III. 42

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Lampung Utara belum memiliki Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA)

Sampah, maka diperlukan studi penentuan lokasi TPA.
e. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah
yang dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dengan
cara sistem lahan urug (sanitary landfill) yang dilengkapi sarana sistem
drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem pembuangan
gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa)
pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah), serta daur
ulang. Selain itu sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat
dimanfaatkan kembali, seperti plastik, kertas dan kaleng dapat dijadikan
sebagai bahan baku industri pengolahan sampah, yang selanjutnya
dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah dipisahkan
menjadi bahan baku atau barang jadi.
f. Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui
reduksi sampah dari rumah tangga (pemilahan sampah mulai dari
sumbernya maupun dengan Pengembangan konsep 4R (reuse,

reduce, recycle dan replace) atau dapat dikatakan sebagai konsep
zero waste untuk mengurangi volume sampah pada masing-masing
TPS.
Hasil prediksi dengan menggunakan Standar Pelayanan Minimal
(Kepmenkimpraswil No. 534/2001) yang disesuaikan asumsinya, maka
jumlah timbulan sampah pada akhir tahun perencanaan (2032) adalah
sebesar 103.227 m3/hari, maka dibutuhkan sarana penunjang antara
lain 51.614 gerobak sampah, 8.602 bak sampah besar, 10.323 TPS
kontainer besi, dan lain-lain seperti terlihat pada Tabel 3.8.

III. 43

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Tabel 3.8
Produksi Sampah dan Kebutuhan Sarana Penunjang
di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012-2032

No

Keterangan

Satuan

2012

2016

2021

2026

2032

1

Jmlh Penduduk

jiwa

633.899 693.006 766.891 840.775 914.660

2

Jmlh Rumah tangga

kk

126.780 138.601 153.378 168.155 182.932

Standar produksi
m3/orang/hari

3

0,003m3/org/hari

sampah
4

Produksi sampah

m3/hari

1.902

2.079

2.301

94.810 103.227

2m3

951

1.040

1.150

47.405

51.614

6m3

317

347

383

15.802

17.205

12m3

158

173

192

7901

8.602

Kebutuhan gerobak
5
Sampah
Kebutuhan bak sampah
6
kecil
Kebutuhan Bak sampah
7
Besar
8

TPS kontainer besi

10m3

190

208

230

9481

10.323

9

Truk terbuka

7m3

272

297

329

13.544

14.747

10

Dump-truck

8m3

238

260

288

11.851

12.903

11

Arm-roll truck

10m3

190

208

230

9.481

10.323

Sumber : Hasil Rencana Tahun 2011.

III. 44

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Utara

Gambar 3.5
Pengolahan Sampah dengan Sanitarry Landfiill

Sistem sanitary landfill yang merupakan teknik pembuangan sampah terkontrol,
dimana

dilakukan

penutupan

dan

pemadatan

setiap

hari.

Landfill ialah

pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam
lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah
menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini beri