BAB V - DOCRPIJM 51c6e4a8b2 BAB VBAB V
BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan: i. Pertahanan keamanan ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yangmencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang CiptaKarya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupunAgropolitan.
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya,sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang CiptaKarya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Tabel 5.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 5.2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 5.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk Bidang Cipta Karya.
Tabel 5.1. Arahan RTRW Kabupaten Klaten untuk Bidang Cipta Karya ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG(1) (2)
Kebijakan : Kebijakan : Pengembangan kawasan agropolitan. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah yang mendukung pertanian, industri, dan pariwisata yang terpadu dan merata di wilayah Kabupaten
Strategi : Strategi : Mengembangkan sentra sentra -
a. mengembangkan sistem jaringan agroproduksi, agroteknologi, agroindustri, transportasi secara menyeluruh dan agribisnis, dan agrowisata terpadu;
b. mengembangkan sistem dan kualitas pelayanan jaringan energi; c. mengembangkan sistem dan kualitas pelayanan jaringan telekomunikasi; d. mengembangkan sistem dan kualitas pelayanan jaringan sumber daya air; e. mengembangkan prasarana wilayah untuk meningkatkan kualitasnketerpaduan sistem penyediaan pelayanan regional untuk persampahan, air minum, limbah, drainase, dan jalur dan ruang evakuasi bencana;
f. mengembangkan prasarana dan sarana produksi dan pemasaran; dan g. mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan pertanian, industri, dan pariwisata.
Sumber : RTRW Kabupaten Klaten 2011
- – 2031, diolah
KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/ BATASKAWASAN
Pertumbuhan Ekonomi Seluruh Klaten Kawasan minapolitan
Kawasan DAS Bengawan Solo dan Sub DAS Dengkeng Sosial Budaya
Kemalang; Manisrenggo; Karangnongko; Jatinom; dan Tulung
Kawasan Resapan Air Sosial Budaya
Sosial Budaya Kemalang; Manisrenggo; dan Karangnongko
Prambanan Kawasan Gunung Merapi
Kawasan Candi Prambanan Sosial Budaya
Pertumbuhan Ekonomi Polanharjo; Tulung; dan Karanganom.
Pertumbuhan Ekonomi Jatinom Kawasan agropolitan
Tabel 5.2. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) berdasarkan RTRW Kabupaten KlatenPertumbuhan Ekonomi Pedan Kawasan Perkotaan Jatinom
Pertumbuhan Ekonomi Wedi Kawasan Perkotaan Pedan
Pertumbuhan Ekonomi Delanggu Kawasan Perkotaan Wedi
Pertumbuhan Ekonomi Prambanan Kawasan Perkotaan Delanggu
Pertumbuhan Ekonomi Klaten Kota Kawasan Perkotaan Prambanan
Pertumbuhan Ekonomi Kesukosari Kawasan Perkotaan Klaten
Pertumbuhan Ekonomi Subosukawonosraten Kawasan Koridor Perbatasan Kesukosari
Kawasan Perkotaan Subosukawonosraten
- Sumber : RTRW Kabupaten Klaten 2011
- – 2031, diolah
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-4
20.000 APBD Kab./
APBD Kab./ Prov./ Swasta
Klaten 300.000
DPU h Penyediaan prasarana dan sarana persampahan Kabupaten
APBD Kab./ Prov./ Swasta
Klaten 1.000
DPU g Kerjasama pengelolaan persampahan Kabupaten
APBD Kab./ Prov./ Swasta
Klaten 25.000
15.000 APBD Kab. Bappeda / DPU f Peningkatan jaringan pelayanan sampah Kabupaten
Kabupaten Klaten
Prov./ APBN KemenPU, DPU e Pengembangan sistem pengolahan sampah
Kabupaten Klaten
Tahun 2015
DPU, Badan Lingkungan Hidup d Pengembangan TPST
Klaten 20.000 APBD Prov.
10.000 APBN DPU c Pengembangan TPS Kabupaten
Ngawen, Jomboran
Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara Prambanan,
Pedan 60.000 APBD Kab KemenPU b
1 Sistem Jaringan Persampahan a Pengembangan TPA sampah Kecamatan
Instansi Pelaksana
Rp.) Sumber Dana
Biaya (Jutaan
Program Utama Lokasi Prakiraan
Tabel 5.3. Indikasi Program RTRW Kabupaten Klaten terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta KaryaDPU
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-5
Manisrenggo, Bayat,
Kabupaten Klaten 20.000 APBD Kab./ Prov.
DPU, Badan Lingkungan Hidup c Pengembangan sistem pengelolaan limbah terpadu
Klaten 100.000 APBD Kab./ Prov.
Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, dan B3 Kabupaten
DPU, Badan Lingkungan Hidup b
Klaten 50.000 APBD Kab./ Prov.
3 Sistem Pengelolaan Limbah a Pengelolaan limbah industri kecil dan mikro Kabupaten
Gantiwarno 150.000 APBD Kab./ Prov. DPU / PDAM
Karangnongko, Jatinom,
25.000 APBD Kab./ Prov. DPU / PDAM d Pengembangan jaringan air minum di wilayah kekurangan air bersih Kemalang,
Tahun 2015
Kabupaten Klaten
Klaten 150.000 APBD Kab./ Prov. DPU / PDAM c Pengembangan jaringan air minum kawasan perdesaan
100.000 APBN DPU / PDAM b Pengembangan jaringan air minum kawasan perkotaan Kabupaten
Kabupaten Klaten
2 Sistem Jaringan Air Minum a Pengembangan sistem jaringan air minum pada sumber air yang ada, pemanfaatan sumber air baku, dan peningkatan jaringan distribusi;
Instansi Pelaksana
Rp.) Sumber Dana
Biaya (Jutaan
Program Utama Lokasi Prakiraan
DPU, Badan Lingkungan Hidup
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-6
Klaten 200.000
APBD Kab. / Prov.
Klaten 50.000
Pengembangan hutan kota, taman kota, dan taman lingkungan pada kawasan perkotaan Kabupaten
DPU/Dinas Pertanian/BLH b
APBD Kab./ Prov./ APBN
Klaten 25.000
5 Kawasan yang memberikan perlindungan setempat a Pengembangan RTH pada pekarangan rumah dan bangunan umum Kabupaten
DPU, Badan Lingkungan Hidup
APBD Kab./ Prov./ APBN
Klaten 20.000
DPU c Pengembangan sumur resapan Kabupaten
APBD Kab./ Prov./ APBN
DPU b Pemeliharaan drainase wilayah secara berkala Kabupaten
Tahun 2015
APBD Kab./ Prov./ APBN
Klaten 300.000
4 Sistem Jaringan Drainase a Peningkatan dan pengembangan jaringan drainase Kabupaten
DPU, Badan Lingkungan Hidup
Delanggu, Pedan 80.000 APBD Kab./ Prov.
Klaten Tengah, Jogonalan,
DPU, Badan Lingkungan Hidup e Pengembangan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT)
Kabupaten Klaten 75.000 APBD Kab./ Prov.
Instansi Pelaksana d Pengembangan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) komunal
Rp.) Sumber Dana
Biaya (Jutaan
Program Utama Lokasi Prakiraan
DPU/Dinas Pertanian/BLH
Sumber : RTRW Kabupaten Klaten 2011
Klaten 15.000
2.000 APBD Kab./
Prov./ APBN Bappeda/DPU f pengembangan Kasiba dan Lisiba
Kabupaten Klaten
5.000 APBD Kab./
Prov./ APBN Bappeda/DPU g
Fasilitasi perbaikan/rehabilitasi kawasan permukiman kumuh dan rumah tidak layak huni Kabupaten
APBD Kab./ Prov./ APBN
Bappeda/DPU e Penataan kawasan permukiman baru sesuai standar teknis yang dipersyaratkan
Bappeda/DPU h Perbaikan lingkungan permukiman Kabupaten
Klaten 20.000
APBD Kab./ Prov./ APBN
Bappeda/DPU i Pengembangan dan peningkatan prasarana dan sarana permukiman Kabupaten
Klaten 25.000
APBD Kab./ Prov./ APBN
Bappeda/DPU
Kabupaten Klaten
APBD Kab./ Prov./ APBN
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Klaten V-7
350 APBD Kab./
Tahun 2015
Program Utama Lokasi Prakiraan
Biaya (Jutaan
Rp.) Sumber Dana
Instansi Pelaksana
6 Kawasan peruntukan pemukiman a Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Permukiman Daerah (RP4D)
Kabupaten Klaten
Prov./ APBN Bappeda/DPU b
Klaten 5.000
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan Kabupaten
Klaten 15.000
APBD Kab./ Prov./ APBN
Bappeda/DPU c Pembangunan dan pengembangan rumah susun Kabupaten
Klaten 250.000
APBD Kab./ Prov./ APBN
Bappeda/DPU d Pengembangan RTH minimal 30 % dari luas kawasan permukiman Kabupaten
- – 2031, diolah
5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CK seperti visi, misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah. RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun pelaksanaannya dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RPJMD menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 5 (lima) tahun. RPJMD Kabupaten Klaten telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Klaten dirumuskan sebagai berikut:
VISI:
“TERWUJUDNYA KLATEN YANG TOTO TITI TENTREM KERTO RAHARJO”
Visi tersebut mengandung makna:1. Masyarakat Klaten yang TOTO TITI : terwujudnya tatanan kehidupan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan sosial yang harmonis, kehidupan perekonomian yang dinamis, kehidupan politik yang demokratis dan kondusif serta menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kepemerintahan yang menerapkan 10 prinsip Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good Governance dan Clean Goverment) meliputi: Partisipasi, Penegakan Hukum, Transparansi, Kesetaraan, Daya tanggap, Wawasan kedepan, Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan Efektivitas, Profesionalisme.
2. Masyarakat Klaten yang TENTREM: Klaten yang TENTREM merupakan terwujudnya tatanan kehidupan yang aman dan damai sebagai prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan yang merupakan proses dalam rangka mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil dan sejahtera.
3. Masyarakat yang KERTORAHARJO: Klaten yang KERTORAHARJO merupakan terwujudnya tatanan kehidupan yang sejahtera, tercukupinya kebutuhan material dan spiritual dalam naungan Rahmat dan Ridho Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk mewujudkan visi tersebut dijabarkan dan diindikasikan sebagai berikut :
1.
“WAREG” dalam arti terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat secara menyeluruh.
2.
“WARAS” dalam arti terpenuhinya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih bermutu dan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat Klaten.
3.
“WASIS” dalam arti terwujudnya pendidikan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh kemampuan ekonomi masyarakat sehingga secara signifikan akan mendorong terwujudnya kualitas sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berwatak.
4.
“WUTUH” dalam arti terpenuhinya kebutuhan sandang dengan segala manifestasinya bagi masyarakat sehingga semakin mampu mewujudkan tingkat peradaban yang baik.
5.
“WISMA” dalam arti terpenuhinya papan/perumahan yang lebih layak dan semakin bermutu serta dapat terjangkau bagi lapisan masyarakat, baik di wilayah perkotaan dan pedesaan serta didukung oleh terwujudnya lingkungan yang sehat , tertata dan BERSINAR.
MISI Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut:
1. Misi ke-1
Misi 1: Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (Wareg, Waras, Wasis, Wisma dan Wutuh) Tujuan Sasaran pemenuhan - Terwujudnya pemenuhan
- Mewujudkan kebutuhan pangan kebutuhan pangan bagi masyarakat (Wareg masyarakat
Oriented) - Terwujudnya diversifikasi pangan
- Mewujudkan kualitas derajat - Terwujudnya pemenuhan kesehatan bagi masyarakat kebutuhan kesehatan (Waras Oriented) masyarakat terutama masyarakat miskin
- Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
- Meningkatnya kualitas kesehatan masyar>Mewujudkan pemenuhan - Terwujudnya pemenuhan
pendidikan bagi masyarakat kebutuhan pendidikan dasar
(Wasis Oriented) bagi masyarakat - Terwujudnya peningkatan mutu SDM tenaga kependidikan
- Meningkatnya kualitas pendid>Mewujudkan pemenuhan - Terwujudnya pemenuhan kebutuhan perumahan bagi kebutuhan perumahan layak masyarakat (Wisma Oriented) huni bagi masyarakat
- Terwujudnya kawasan lingkungan perumahan s
- Mewujudkan pemenuhan - Terwujudnya pemenuhan kebutuhan sandang bagi kebutuhan sandang bagi masyarakat (Wutuh masyarakat
Oriented)
2. Misi ke-2 Misi 2: Mengupayakan terpenuhinya sarana dan prasarana kebutuhan sosial dasar masyarakat.
Tujuan Sasaran
- Mewujudkan pemenuhan - Terwujudnya pemenuhan
kebutuhan infrastruktur bagi kebutuhan sarana prasarana masyarakat sosial dasar masyarakat- Terpenuhinya sarana prasarana kebutuhan air bersih, sanitasi dan drainase
3. Misi ke-3 Misi 3: Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan material dan spiritual dan meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan YME Tujuan Sasaran
- Menciptakan Keamanan dan - Terwujudnya Keamanan dan
Ketertiban masyarakat ketertiban bagi masyarakat
- Terwujudnya Perda yang menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat
- Terwujudnya penegakan Peraturan Daerah (Pe
- Menciptakan ketentraman - Terwujudnya keharmonisan
kehidupan beragama dan kehidupan beragama dan
budaya dalam masyarakat pelestarian budaya dalam
masyarakat
4. Misi ke-4
Misi 4: Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta
aktualisasi diri dalam pembangunanTujuan Sasaran
- Mendorong partisipasi - Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam masyarakat dalam pelaksanaan pelaksanaan pembangunan pembangunan
- Mewujudkan peningkatan - Terwujudnya peningkatan
kualitas perencanaan yang kualitas perencanaan yang
efektif dan partisipatif efektif dan partisipatif. - Meningkatkan kemandirian - Terwujudnya peningkatan
daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD),
baik secara absolut maupun rasionya terhadap Total Pendapatan Daerah ( - Terwujudnya peningkatan daya saing daerah dan peningkatan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah (IPTEKDA)
5. Misi ke-5 Misi 5: Menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang dinamis yang berbasis pada sumber daya lokal, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi angka kemiskinan Tujuan Sasaran
- Meningkatkan pertumbuhan - Terwujudnya kawasan ekonomi dengan dukungan agropolitan berbasis kecamatan bidang Pertanian yang dengan menggali keunggulan tangguh potensi yang dimilki
- Meningkatkan mutu atau - Meningkatnya perlindungan dan kualitas lingkungan hidup konservasi Sumber Daya Alam (>Peningkatan pengendalian dan penurunan tingkat kerusakan lingkungan hidup
- Menurunkan angka - Meningkatnya kesempatan
kemiskinan dan kerja dan daya beli masyarakat pengangg- Menurunnya kuantitas / jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
- Kesiap-siagaan menghadapi - Kesiap-siagaan Pemda dan
kebencanaan masyarakat dalam penanganan kebencanaan
6. Misi ke-6 Misi 6: Penerapan pengurus-utamaan gender dalam berbagai fungsi pemerintahan
Tujuan Sasaran
- Mewujudkan perlindungan - Meningkatnya perlindungan anak dan perempuan terhadap anak dan perempuan untuk mewujudkan kabupaten layak anak
- partisipasi - Meningkatkan partisipasi Meningkatnya perempuan dalam perempuan dalam pelaksanaan pembangunan pembangunan
7. Misi ke-7
Misi 7: Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku
pembangunan
Tujuan Sasaran
- Mewujudkan peningkatan - Terwujudnya
pengembangan kerjasama koordinasi kerjasama antar
dengan berbagai pihak dan daerah dengan pelakupelaku pembangunan pembangunan di Kabupaten
Klaten
8. Misi ke-8
Misi 8: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung
sumber daya yang memadai
Tujuan Sasaran
- Meningkatkan - Meningkatnya kualitas Sumber profesionalisme aparatur Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintah di Kabupaten pemerintah di Kabupaten Klaten Klaten - Terjadinya peningkatan dan penguatan kapasitas kelembagaan dan kinerja birokrasi.
9. Misi ke-9
Misi 9: Mendorong proses kemandirian desa untuk mampu
memenuhi kebutuhan pemerintahan, ekonomi, sosial dan budayaTujuan Sasaran
- Mewujudkan pemberdayaan - Meningkatnya pemberdayaan desa masyarakat desa dalam mewujudkan otonomi desa
- Semakin meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintahan desa
- Semakin meningkatnya pengelolaan keuangan desa dan pendapatan desa
Sumber : RPJMD Kabupaten Klaten 2010 - 2015
Arah Kebijakan Arah kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2010-2015 yang akan menjadi pedoman dan arah dalam penyusunan program prioritas pembangunan daerah dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran, adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan pendapatan masyarakat dengan indikasi : meningkatnya daya beli masyarakat, menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran
2. Peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat terutama bagi keluarga miskin
3. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana sosial dasar masyarakat
4. Meningkatkan penataan dan penanganan masalah perkotaan secara terintegrasi.
5. Mempertahankan situasi dan kondisi Kabupaten Klaten yang aman, tertib dan nyaman.
6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
7. Mendorong terwujudnya perencanaan pembangunan berbasis mitigasi bencana dan menjamin pembangunan berkelanjutan
8. Meningkatkan perencanaan pembangunan yang efektif dan partisipatif.
9. Mengembangkan seni, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga.
10. Meningkatkan investasi dan penanaman modal daerah.
11. Meningkatkan daya saing daerah.
12. Mengembangkan perdagangan barang dan jasa serta distribusinya untuk meraih pasar.
13. Mendorong jiwa kewirausahaan masyarakat dalam mengembangkan perekonomian daerah.
14. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
15. Mendorong partisipasi pelaku dunia usaha (sektor swasta) dalam pembiayaan pembangunan daerah.
16. Meningkatkan pengendalian sumber daya lahan.
17. Mewujudkan kesiap-siagaan Pemda dan masyarakat dalam penanganan kebencanaan.
18. Meningkatkan peran-serta perempuan dalam pelaksanaan pembangunan dan mewujudkan Kabupaten Layak Anak
19. Meningkatkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan, serta peningkatan kerjasama antar daerah, antar penyelenggara pemerintah dan pihak ketiga
20. Perbaikan sistem penyelenggaraan pemerintah
21. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) 22. Meningkatkan kualitas pelayanan aparatur dan pengawasan.
23. Meningkatkan kemandirian desa dalam mewujudkan otonomi desa yang didukung penguatan pemerintahan desa, dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan
5.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat.
Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Ketersediaan Perda Bangunan Gedung bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidang Cipta Karya di kabupaten/kota. Peraturan Bangunan Gedung Kabupaten Klaten telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung. Adapun arahan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung, meliputi:
a. Ketentuan fungsi bangunan gedung Fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung, baik ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalan bangunan. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi. Fungsi bangunan gedung meliputi:
- Bangunan gedung fungsi hunian mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara.
- Bangunan gedung fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng dan bangunan sejenisnya.
- Bangunan gedung fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan bangunan gedung tempat penyimpanan.
- Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum.
- Bangunan gedung fungsi khusus mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis.
b. Persyaratan bangunan gedung Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi :
- Persyaratan status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah.
- Status kepemilikan bangunan gedung.
- IMB. Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana meliputi:
- Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan lokasi dan intensitas bangunan, arsitektur, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
- Persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Persyaratan keandalan bangunan gedung ditetapkan berdasarkan fungsi bangunan gedung.
d. Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan/atau bukan gedung dapat :
c. Penyelenggaraan bangunan gedung Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Penyelenggara bangunan gedung terdiri atas pemilik bangunan gedung, penyedia jasa konstruksi, dan pengguna bangunan gedung.
- Memantau dan menjaga ketertiban penyelenggaraan.
- Memberi masukan kepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalam penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis di bidang bangunan gedung dan/atau bukan gedung.
- Menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang terhadap penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan, rencana teknis bangunan gedung tertentu, dan kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.
- Melaksanakan gugatan perwakilan terhadap bangunan gedung dan/atau bukan gedung yang mengganggu, merugikan, dan/atau membahayakan kepentingan umum.
5.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana Pedoman Penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satuperiode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RISPAM dapat berupa RISPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintaska bupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air.
Pengembangan daerah pelayanan Sistem penyediaan air minum (SPAM) yang ada di Kabupaten Klaten saat ini meliputi SPAM Ibukota Kabupaten (SPAM Kota Klaten) dan 7 (tujuh) SPAM Ibukota Kecamatan. Adapun wilayah pelayanan pada setiap sistem adalah sebagai berikut: a. SPAM Kota Klaten melayani wilayah Kecamatan Klaten Utara, Klaten Tengah, Klaten Selatan, dan Kalikotes.
b. SPAM IKK Prambanan melayani wilayah Kecamatan Prambanan, dengan cakupan pelayanan di 5 desa/kelurahan c. SPAM IKK Karanganom melayani wilayah Kecamatan Karanganom, Ceper, dan Polanharjo, dengan cakupan pelayanan di 7 desa/kelurahan d. SPAM IKK Karangnongko melayani wilayah Kecamatan Karangnongko, dengan cakupan pelayanan di 6 desa/kelurahan e. SPAM IKK Kemalang melayani wilayah Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo, dengan cakupan pelayanan di 7 desa/kelurahan f. SPAM IKK Delanggu melayani wilayah Kecamatan Delanggu, dengan cakupan pelayanan di 5 desa/kelurahan.
g. SPAM IKK Wedi melayani wilayah Kecamatan Wedi, dengan cakupan pelayanan di 11 desa/kelurahan.
h. SPAM IKK Ceper+Pedan+Cawas melayani wilayah Kecamatan Ceper, Pedan, Cawas, dan Trucuk, dengan cakupan pelayanan di 21 desa/kelurahan.
Kebutuhan air Dasar perhitungan yang penting dalam penetuan Kebutuhan Air Bersih ini adalah proyeksi jumlah penduduk pelayanan. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih juga didasari oleh beberapa asumsi yang diambil dari kriteria dan standar Kebutuhan Air Bersih dalam SK-SNI air minum. Dasar perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Dasar perhitungan perkotaan 1 liter/detik = 80 SR, dengan konsumsi air 180 liter/orang/hari, perdesaan 1 liter/detik = 200 KK dengan konsumsi air 60 liter/orang/hari
b. Cakupan pelayanan pada akhir tahun rencana 2034 direncanakan mencapai 100% untuk wilayah Kota Klaten, 80% wilayah perkotaan lainnya dan perdesaan.
c. Jumlah orang setiap sambungan diasumsikan sama dengan jumlah yaitu 5 jiwa per sambungan untuk wilayah perdesaan maupun untuk wilayah perkotaan
d. Kebutuhan Air Bersih non domestik diasumsikan sebesar 20% dari jumlah kebutuhan domestik e. Kehilangan air ditargetkan dapat diturunkan secara berkala hingga pada tahun 2034 kebocoran mencapai 20%
Perhitungan proyeksi Kebutuhan Air Bersih ini digunakan untuk perencanaan pengembangan SPAM Kabupaten Klaten pada wilayah perkotaan dan perdesaan. Horizontal perencanaan yang digunakan pada Rencana Induk SPAM Kabupaten Klaten ini adalah 2015 - 2034. Data proyeksi Kebutuhan Air Bersih pada masing
- –masing Kecamatan menjadi dasar peningkatan pelayanan air minum.
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perkotaan Perhitungan proyeksi Kebutuhan Air Bersih ini digunakan untuk perencanaan pengembangan SPAM Kabupaten Klaten pada wilayah pelayanan perkotaan.
Kebutuhan Air Bersih wilayah pelayanan perkotaan sampai tahun 2034 dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk pada 26 Kecamatan yang termasuk dalam wilayah perkotaan. Wilayah teknis PDAM Kabupaten Klaten telah mencapai sebagian wilayah dalam 22 Kecamatan tersebut. Penentuan wilayah perkotaan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang merupakan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, dan merupakan ibukota kecamatan (IKK) serta merupakan wilayah teknis PDAM. Cakupan pelayanan eksisting tahun 2014 dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang telah mendapat akses air minum layak di wilayah perkotaan Kabupaten Klaten baik dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan. Sistem perpipaan meliputi pelayanan PDAM dan Non PDAM (Pamsimas, DAK, PNPM, Perguruan Tinggi dan Swasta), sedangkan akses air minum Bukan Jaringan Perpipaan yang dimasukkan dalam cakupan pelayanan eksisting adalah BJP layak meliputi Sumur Gali dan Mata Air Terlindungi. Selain jumlah penduduk yang mempengaruhi peningkatan Kebutuhan Air Bersih pada masyarakat di kabupaten Klaten yaitu konsumsi air, tingkat pelayanan serta kehilangan air. Pada wilayah perkotaan konsumsi air yang digunakan adalah 150 liter/detik sampai 180 liter/detik pada akhir tahun perencanaan. Tingkat pelayanan didapatkan dari cakupan layanan jaringan perpipaan (JP) eksisting wilayah perkotaan masing-masing kecamatan pada Kabupaten Klaten. Kehilangan air tersebut didapatkan dari selisih antara kapasitas produksi dengan volume air terjual. Berikut proyeksi Kebutuhan Air Bersih wilayah perkotaan Kabupaten Klaten.
Tabel 5.4. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perkotaan Kabupaten Klaten Eksisting Proyeksi Kebutuhan Air Bersih (lt/dt) No Kecamatan (2014) 2015 2019 2024 20349.62
11.86
21.53
35.68
71.25
1 Prambanan
0.42
2.04
8.97
18.83
42.75
2 Gantiwarno
22.40
27.26
46.44 69.56 110.45
3 Wedi
9.84
12.72
24.97
41.89
81.09
4 Bayat
31.72
35.92
53.69 78.34 135.73
5 Cawas
18.18
21.64
36.31 56.60 103.74
6 Trucuk
16.63
19.80
33.42 53.37 103.45
7 Kalikotes
- 1.63
8.59
18.28
41.01
8 Kebonarum
0.19
4.07
20.68 44.12 100.20
9 Jogonalan
0.74
2.29
8.91
18.27
40.76
10 Manisrenggo
9.26
10.33
14.87
21.16
35.78
11 Karangnongko
1.08
3.47
13.64
27.85
61.34
12 Ngawen
Eksisting Proyeksi Kebutuhan Air Bersih (lt/dt) No Kecamatan (2014) 2015 2019 2024 2034
31.19
34.28
47.31 65.12 105.88
13 Ceper
3.79
7.15
21.58
41.90
90.45
14 Pedan
1.70
4.60
16.93
34.04
73.96
15 Karangdowo
- 16 Juwiring
1.71
9.04
19.31
43.66
2.38 12.63 -
27.19
62.48
17 Wonosari
26.20
28.41
37.74
50.46
79.40
18 Delanggu
27.89
29.68
37.17
47.77
72.91
19 Polanharjo
30.98
33.51
43.92
57.73
87.39
20 Karanganom
1.09
4.17
17.44
36.27
81.72
21 Tulung
5.09
7.41
17.27
31.06
63.53
22 Jatinom
21.72
22.40
25.14
29.06
38.16
23 Kemalang
45.78
50.12
68.23 94.01 155.09
24 Klaten Selatan
77.75
80.55 92.08 107.22 139.58
25 Klaten Tengah
41.89
46.35
64.99 91.25 152.79
26 Klaten Utara
Jumlah 453,13 505,77 803,46 1.216,35 2.174,54 Sumber : RISPAM Kabupaten Klaten 2015 - 2034 Berdasarkan data pada tabel diatas, terlihat peningkatan Kebutuhan Air Bersih pada masing
- – masing kecamatan. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih yang disajikan pada tabel diatas adalah perkiraan air pada kondisi eksisting 2014, tahun pencapaian tahap pertama 2019, tahap kedua 2024 dan tahun akhir rencana 2034. Pada tahun 2014 Kebutuhan Air Bersih wilayah pelayanan perkotaan sebesar 435,13 liter/detik. Kebutuhan Air Bersih diperkirakan terus
- – meningkat setiap tahunnya mengikuti pola pertumbuhan penduduk masing masing wilayah. Pada akhir tahun rencana kebutuhan air bersih wilayah pelayanan perkotaan diperkirakan sebesar 2.174,54 liter/detik.
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perdesaan Dalam perhitungan proyeksi penduduk perdesaan, jumlah penduduk yang digunakan merupakan jumlah penduduk dari desa / kelurahan yang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah tidak termasuk dalam kategori wilayah perkotaan. Wilayah perdesaan meliputi 23 kecamatan, dimana Kecamatan Klaten Selatan, Klaten Tengah dan Klaten Utara tidak memiliki wilayah yang termasuk wilayah perdesaan.
Jumlah 105,26 220,66 343,82 602,00 Sumber : RISPAM Kabupaten Klaten 2015
12. Ngawen 2,89 7,43 13,17 28,88
23. Kemalang 8,07 12,16 17,15 30,13
22. Jatinom 11,75 18,12 25,91 46,29
21. Tulung 5,55 10,51 16,71 33,29
19. Polanharjo 7,74 11,36 16,96 31,76 20 . Karanganom 6,41 9,38 12,97 22,27
18. Delanggu 1,05 4,10 8,00 18,65
17. Wonosari 7,07 16,25 27,81 59,04
16. Juwiring 4,85 14,52 26,82 60,30
15. Karangdowo 2,32 7,11 13,21 29,82
14. Pedan 2,39 5,50 9,42 20,01
13. Ceper 1,92 6,67 12,71 29,41
11. Karangnongko 8,60 13,08 18,56 32,99
Selain jumlah penduduk yang mempengaruhi peningkatan kebutuhan air bersih pada masyarakat di kabupaten Klaten yaitu konsumsi air, tingkat pelayanan serta kehilangan air. Pada wilayah perdesaan konsumsi air yang digunakan adalah 60 liter/detik dan 90 liter/detik pada akhir tahun perencanaan. Tingkat pelayanan didapatkan dari cakupan pelayanan jaringan perpipaan (JP) eksisting wilayah perdesaan masing-masing kecamatan pada Kabupaten Klaten.
10. Manisrenggo 4,16 10,14 17,59 37,75
09. Jogonalan 2,15 6,71 12,50 28,4
08. Kebonarum 2,41 3,36 4,51 7,44
07. Kalikotes 1,00 1,52 2,13 3,60
06. Trucuk 8,79 17,34 28,14 57,10
05. Cawas 5,55 7,87 10,67 17,87
04. Bayat 18,03 23,11 29,03 43,6
03. Wedi 2,16 4,74 7,99 16,74
02. Gantiwarno 3,43 8,92 15,87 34,79
01. Prambanan 5,45 10,36 16,49 32,87
Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perdesaan Kabupaten Klaten Desa Kebutuhan Air (liter/detik) 2014 2019 2024 2034- – 2034, diolah
Kapasitas Sistem Perkotaan Program pengembangan SPAM perkotaan Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 tahapan pengembangan yaitu tahap jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pengembangan SPAM jangka pendek (2015-2019) mengacu pada rencana bisnis PDAM yang telah ditentukan. Pada tahapan rencana jangka pendek, kebutuhan penambahan supply air diperkirakan sebesar 354,46 lt/dt. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi dengan sumber Mata Air dengan total debit 250 lt/dt dan Sumur Dalam milik P2AT dengan debit 215 lt/dt. Selama rentang 5 tahun pertama pengembangan kapasitas system dapat meningkatkan pelayanan sebanyak 24.287 SR. Pada tahap jangka menengah yaitu rentang tahun 2020-2024 dibutuhkan penambahan debit air baku sebesar 412,89 lt/dt dari tahun 2019.
Penambahan kapasitas system tersebut ditargetkan dapat menambah jumlah pelanggan PDAM sebanyak 26.373 SR. Pada tahapan jangka menengah sumber air baku yang digunakan berupa Sumur P2AT dan air permukaan dari long storage yang akan dibangun oleh Dinas SDA. Total kapasitas system yang akan dibangun pada tahap jangka menengah sebesar 980 lt/dt yang berasal dari air permukaan sebesar 810 lt/dt dan Sumur P2AT sebesar 170 lt/dt. Selama rentang tahapan jangka panjang yaitu 2025-2034 penambahan Kebutuhan air bersih jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahapan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tahapan jangka panjang lebih difokuskan pada pengembangan pelayanan. Pada tahap jangka panjang direncanakan kapasitas system yang akan dibangun sebesar 390 lt/dt yang berasal dari air permukaan long storage dan 60 lt/dt dari sumur P2AT. Berikut ini rincian kapasitas sistem masing – masing Kecamatan.
- 80.00 2,147
- 50.00
- 135.00
- 20.00
- 47.48 1,433
- 4 Bayat
- 46.12 1,096
- 48.90 1,288
- 20.00
- 49.18 1,275
- 45.00
- 40.00
- 80.00
- 50.00
- 60.00
- 40.00
- 60.00
- 60.00
- 90.00
- 75.00
- 41.16 1,143
- 80.00 2,304
- 40.00 691
- 80.00 1,416
- 65.00
- 18 Delanggu
- 50.00
- 19 Polanharjo
- 70.00
- 20 Karanganom
- 80.00 1,719
- 30.00
- 60.00
1.31
54.80 1,069
17.82
80.00 2,142
40.75
14 Pedan 23.29 1,349
42.19 1,357
18.58
20.33
80.00 2,809
48.55
15 Karangdowo 21.75 1,274
16.93
40.00
13 Ceper 42.21 442
33.49
80.00 1,938
14.21
40.90 951
11.64
12 Ngawen 21.36 918
14.62
30.00 80.00 792
6.29
53.27 385
6.87
11 Karangnongko 39.90 566
22.49
80.00 1,304
9.36
40.96 627
17.11
16 Juwiring 20.00 680
39.92
27.67
80.00 2,641
18.83
40.70 1,263
15.94
21 Tulung 21.06 1,204
29.65
13.81
56.36 837
31.42
44.54 272
25.13
80.00 1,261
10.61
60.70 596
51.05 731
7.41
14.57
40.00
10.27
24.35
17 Wonosari 20.00 950
12.63
40.00 981
80.00 2,057
28.95
35.28
44.77 223
7.24
56.51 745
12.72
80.00 1,496
9.04
56.08
10 Manisrenggo 21.44 596
1 Prambanan 31.55 708 -7.47
80.00 2,887
23.12
23.44
3 Wedi 31.22 1,099
23.92
80.00 1,391
170.0
9.87
40.53 663
7.97