BAB IV - DOCRPIJM 3667ea08bd BAB VBAB V RPIJM

BAB IV KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN

5.1. Kebijakan Makro

  Lingkungan makro sebagaimana dikenal pada suatu organisasi maupun perusahaan meliputi empat variable utama, yaitu politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Empat variabel ini secara umum akan berpengaruh terhadap kinerja dan kebijakan keuangan di daerah.kondisi politik ditandai oleh adanya komitmen bersama untuk meneruskan pelaksanaan reformasi yang bersamaan dengan adanya otonomi daerah Komitmen ini berdampak kuat terhadap tata laksana pemerintah secara luas. Praktek Good Governance menjadi bagian yang harus dilaksanakan dalam setiap kebijakan , tidak kecuali dalam penyusunan kebijakan keuangan daerah Kebijakan yang mengikut sertakan unsur masyarakat (grass root) dalam kebijakan pemerintah daerah telah dianggap sebagai suatu tuntunan bersama untuk menegakkan pemerintah yang akuntabel.

  Variabel ekonomi yang penting yang dipertimbangkan adalah pendapatan dan pengeluaran.Kondisi dan kebijakan yang mendorong terciptanya dua aspek ini harus diperhatikan dengan sedemikian rupa sehingga dapat diantisipasi penggeraknya selama lima tahun kedepan. Kondisi ekonomi Kabupaten Batang Hari mempunyai permasalahan spesifik di banding dengan daerah lain di Provinsi Jambi. Kedekatannya dengan ibu kota Provinsi di tambah dengan asesibilitas yang lancar mengakibatkan transaksi masyarakat sehari-sehari banyak dilaksanakan di Kota Jambi dari pada dilaksanakan di Kabupaten Batang Hari. Walau harus dicatat bahwa upaya pemerintah daerah membangun pusat perbelanjaan yang memadai sehingga telah dimulai sehingga diharapkan pada masyarakat dapat memilih Muara Bulian (Ibukota Kabupaten Batang Hari) menjadi sebagai tempat masyarakat berbelanja. Singkatnya dengan dibangunnya fasilitas perbelanjaan yang lebih baik, maka perputaran uang akan terjadi di Kabupaten Batang Hari sehingga dengan sendirinya akan tercipta pendapatan melalui suatu proses efek multiplier. Kondisi moneter yang relatif stabil sebagai hasil daripada kebijakan pemerintah yang bersamaan dengan stabilnya stabilnya tingkat suku bunga perbankan telah mendorong investasi swasta khususnya di Muara Bulian sebagai Ibukota Kabupaten Batang Hari. Upaya Pemerintah Kabupaten Batang Hari menyediakan dana perangsang untuk masyarakat untuk melaksanakan bisnis juga patut dicatat karena dapat menciptakan kesempatan peningkatan pendapatan. Lebih dari itu, bila dilihat dari pengeluaran pemerintah, maka tergambarkan bahwa pengeluaran terbesar pemerintah, selama lima tahun terakhir adalah untuk membangun sarana dan prasarana yang diikuti bidang pendidikan dan kebudayaan.

  Sebagaimana sifat dari pada pengeluaran Pemerintah dalam penyelenggarakan suatu pemerintah tidak dimaksudkan sebagai penggerak utama pembangunan, akan tetapai sebagai modal inisial yang dapat merangsang munculnya berbagai bentuk investasi, baik yang bersifat domestik maupun dari luar. Peran seperti ini semakin sering diingatkan agar pelibatan unsur masyarakat dan swasta dapat optimal dalam pelaksanan pembangunan. Kondisi sosial pada hakikatnya akan menjamin penyelanggaraan suatu pemerintahan yang baik. Hubungan harmonis, tidak mencurigai dan dapat menerima kehadiran para investor khususnya menjadi modal dalam pembangunan. Modal ini tidak saja bersifat fasif, menjadi komplemen terhadap kesediaan dana, akan tetapi lebih dari itu, dimana hubungan sosial yang harmonis yang akhirnya akan dapat menggerakkan masyarakat berikut pranata sosial kearah pencapaian tujuan pembangunan. Kondisi seperti ini dikenal dengan modal sosial.Kondisi sosial yang kondusif dan akhirnya mendorong terlibatnya para investor untuk mengembangkan usahanya disuatu daerah. Modal sosial yang sering diabaikan dalam pengalaman pembangunan yang lalu yang diakui sebagai satu kelalaian karena terlalau memberi perhatian pada ekonomi berupa kapital sesuai degan itu, maka dalam dalam pelaksanaan otonomi daerah, maka pemerintah daerah wajib mengidentifikasi dan mengembangkan modal sosial yang berada di wilayahnya.

  Ketersediaan teknologi menjadi faktor pencepatan pembangunan yang kuat, dengan adanya teknologi yang sesuai dengan kebutuhan akan dapat meningkatkan produktivitas, sementara sumber daya yang digunakan tidak mengalami perubahan. ketersediaan lahan yang memadai akan tetapai tidak didukung oleh ketersediaan teknologi yang sesuai akhirnya kurang memberikan hasil yang makismal. Mengacu pada pengalaman Kabupaten Batang Hari, bahwa kontribusi sektor pertanian masih dominan dalam pembetukan PDRB. Sesuai dengan itu maka teknologi yang di butuhkan segera adalah teknologi dibidang usaha tani, pengolahan hasil pertanian yang dapat menjamin terbentuknya pertambahan nilai produksi hasil pertanian masyarakat secara eksplisit Sesuai dengan ketentuan UU NO 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, salah satu bagian dari RPJM Daerah Kabupaten Batang Hari adalah urusan mengenai Arah Kebijakan Keuangan Daerah (AKAD). Hal ini menyangkut hal penting :

  1. Menyangkut upaya pemerintah daerah dalam menyediakan dana untuk mencapai Sasaran pembangunan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif;

  2. Menyangkut upaya mengefektifkan segala bentuk pengeluaran Pemerintah khususnya melalui APBD dengan cara meningkatkan efisiensi makro daerah.

  Kedua hal ini menjadi pertimbangan penting dalam melaksanakan otonomi daerah, karena dengan sifat dari pengelolaan tata pemerintahan yang terlebih dahulu menetapkan urusan (fungsi), yang kemudian diikuti dengan pembiayaan yang di kenal dengan “dana mengikuti urusan “ (money follows function). Salah satu persoalan dalam pelaksanaan otonomi daerah yang krusial pada awal pelaksanaannya menyangkut urusan uang dan fungsi. Maka tidak heran, ketika urusan ditetapkan pada akhhirnya sangat mungkin tidak dijamin oleh ketersediaan dana, Pemerintah tidak dapat mengalokasikan dana yang dibutuhkan oleh daerah. Persoalan seperti ini mengemuka bila mana otonomi dilihat dari presfektif penyerahan urusan oleh pemerintah kepemerintah daerah dimana jaminan ketersediaan dan tidak disiapkan.

  Upaya penyediaan para pembiaan pembangunan terkait erat dengan usaha daerah dan kebajikan pemerintah dalam mengalokasikan dan secara nasional kepada pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi. Sementara itu upaya mengefektifkan pengeluaran berkaitan dengan perbaikan-perbaikan ketatakelolaan pengeluaran, baik untuk pengeluaran rutin maupun pembangunan. Perbaikan ketatakelolaan bukan saja berlaku secara internal, akan tetapi lebih dari pada itu menyangkut kondisi eksternal. yaitu menyangkut upaya merperbaiki iklim investasi sehingga swasta dan masyarakat dapat terdorong berinvestasi disuatu daerah . Hal terakhir ini menjadi penting digaris bawahi, mengingat fungsi dari pemerintah termasuk pemerintah daerah sesungguhnya adalah sebagai fasilisator terhadap seluruh aktivitas pembangunan.

  Pertimbangan seperti ini secara ekspelisit di nyatakan dalam UU NO 32 Tahun 2004 Tentang pemerintah daerah, dimana dinyatakan bahwa dalam tugas pemerintah daerah dalam menciptakan daya saing daerah. Daya saing daerah dalam ukuran ekonomi akan dapat dilihat dari jumlah investasi yang dilakukan oleh masyarakat dan investor disatu wilayah. Penyusunan kebijakan keuangan daerah dimulai dengan penyajian kinerja berbagai variable yang terkait. Ada dua hal yang menjadi dasar penilaian pengelolaan keungan daerah, Pertama: dari sisi pengelolaan pendapatan daerah terutama melalui gambaran intensfikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, target dan realisasi pendapatan serta permasalahan dan solusi, Kedua: dilihat dari pegelolaan belanja daerah, yang terdiri dari kebijakan umum keuangan daerah, target dari pengelolaan belanja daerah, yang terdiri dari kebijakan umum keuangan daerah, target, dari realisasi belanja serta permasalahan dan solusi.

5.2. Pengelolaan Pendapatan Daerah

5.2.1. Intensfikasi dan ekstenfikasi pendapatan

  Penerimaan daerah yang tercermin dalam anggaran pendapatan daerah belanja Daerah (APBD) Kabupaten batang Hari di peroleh dari berbagai sumber diantaranya berasal dari pendapatan asli daerah, berbagai sumber diantaranya berasal dari pendapatan daerah, berupa sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, pajak dan retribusi daerah, daerah hasil persahan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,penerimaan lain-lain, dana perimbangan seperti bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, dan alokasi umum dana alokasi khusus dan lain-lain pendapatan sah.

  Khusus pendapatan asli Daerah (PAD) Kabupaten batang Hari pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp16.039.675.424,00 meningkat menjadi Rp. 16.344.809.785,00 Tahun 2006 atau 1,90 %, sedangkan realisasi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 22.454.774.103,74 menurun menjadi Rp12.200.684.763,69 pada pendapatan asli Daerah pada tahun 2006 atau menurun 45,66% menurunnya realisasi penerimaan pendapatan Asli daerah pada tahun 2006 tersebut terjadi pada pos retribusi daerah sedangkan pos pajak daerah terjadi peningkatan.Retribusi daerah terrealisir sebesar Rp.3.523.101.356,50 dari target Rp. 4.546101.461,00 atau sebesar 77,49 %, hal penambangan rakyat bahan galian emas (golongan B)dengan peraturan daerah no 1 Tahun 2006, target lain yang tidak tercapai adalah pada retribusi izin usaha perkebunan (IUP), Retribusi hasil hutan,pasar keramat tinggi dan bulian Bisnis(BBC) Serta dana Hibah Bank Dunia pada penerimaan HWS dan CWSHP.

  Sementara untuk pos pajaknnya daerah pada umumnya melampai target yang telah di tetetapkan pada tahun 2006 yaitu sebesar 15,22 % sedangkan pendapatan lainnya yang tidak mencapai target terdiri dari hasil perusahaan Milik Daerah dan Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yaitu sebesar 0,62 %, sedangkan penerimaan lain-lain pendapatan asli Daerah terealisir sebesar Rp.5.444.922.004,46 dari target hasil Rp 9.275.828.324. atau 58,70%.

5.2.2. Target Realisasai Pendapatan

  Pada realisasi Pendepatan Asli Daerah, pada tahun 2005 memperlihatkan hasil realisasi target penerimaan sebesar 40,00% sedangkan tahun 2006 memperlihatkan tidak tercapainya target penerimaan yaitu sebesar 25,35%, sedangkan perimbangan tahun 2005 realisasinya melampaui target penerimaan 4,27% dan tahun 2006 melampaui target sebesar 49,65%, sedangkan pada 2006 terealisir sebesar 29,75%.

  Secara umum gambaran perkembangan dan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Batang Hari Tahun 2005 dan 2006, dapat dilihat dari Tabel 5.1.

Tabel 5.1. : Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

  

Tahun 2005-2006

No Pendapatan 2005 2006

  1 Pendapatan Daerah Asli

Target 16.039.675.424,00 16.3444.09.785,00

Realisasi 22.454.774.103,74 12.200.684.763,69

  Lebih (kurang) 6.415.098.679.,74 (4.144.161.021.,31) Realisasi (%) 140,00 74,65

  2 Dana Perimbangan

Target 215.710.861.781,90 302.759.846.952,90

Realisasi 24.914.045.655,10 348.648.075.539,04

Lebih (kurang) 9.203.183.873,20 45.888.228.586,14

Realisasi (%)

  104,27 115,16

  3 Lain-lain Pendapatan yang sah

Target 14.410.654.300,00 5.401.000.000,00

Realisasi 7.154.697.407,00 1.606.966.400,00

Lebih (kurang) (7.256.156.893,00) (3.794.033.600,00)

Realisasi (%) 49,65 29,75

   Sumber:Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari 2007

5.2.2.1. Pendapatan Pajak Daerah

  Apabila dilihat dari pertumbuhan pajak daerah, secara umum memperlihatkan realisasi pertumbuhan yang positif. Hal ini tercermin dari hasil perhitungan selama tahun 2005-2006. Pada tahun 2005 realisasi pajak daerah sebesar Rp. 1.852.344.629.70,- meningkat menjadi Rp. 2.089.782.912,00,- pada tahun 2006 atau mengalami pertumbuhan sebesar 12,82%.

Table 5.2 : Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Batang Hari Tahun 2005-2006 2005 2006 Pertumbuhan No Pajak Target Realisasi Target Realisasi T* R*

  

1 Pajak Hotel 1.188000 3.893.300 4.3893.3000 3..043.000,00 26,9 -12,8

  

2 Pajak Restoran 15.500.000 10.195.000 18.000.000 18.005.100 16,1 76,6

  • 3 Pajak Hiburan 3.500.000 2.170.000 3.500.000 5.845.000 169.4

  

4 Pajak Reklame 31.900.000 46.801.800 38.000.000 52.004.825 19,1 11,1

  

5 Pajak Penerangan 910.000.000 1.311.471.929 8000.000.000 1.388.596.625 -12,1 5,9

jalan

  6 Pajak pengambilan 382.500.000 386,712.600,70 459.000.000 615.541.362 20 59,2 Galian C

  7 Pajak Pengambalin 42.500.000 91.100.000 50.000.000 6.750.000 17.6 -92,6 Galian B Jumlah 1.387.088.000 1.852.344.629,7 1.372.880.000.0 2.098.782.912 1,00 12,8

  Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari

  Ada dua komponen pajak daerah yang memberikan kontribusi cukup besar pada tahun 2006 antara lain Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengembalian dan Pengelolaan Bahan Galian C. Untuk Pajak Penerangan Jalan yang ditargetkan sebesar Rp. 800.000.000,- pada tahun 2006, terealisasi sebesar Rp. 615.541.362,00,- atau 134,10%. Realisasi kedua pajak daerah ini terlepas dari kesadaran Wajib pajak dalam membayar pajak, disamping itu juga potensi untuk kedua jenis pajak yang tersebut yang mengalami peningkatan karena berkembangnya penerangan jalan dan berkembangnya bangunan di Kabupaten Batang Hari.

5.2.2.2. Pendapatan Retribusi Daerah

  Pendapatan Daerah di Kabupaten Batang Hari diperoleh sebanyak 35 jenis retribusi pelayanan kesehatan, persampahan/kebersihanpenggantian biaya cetak KTP, penggantian biaya cetak akta catatan sipil, parkir di tepi jalan umum dan lain-lain. Apabila dilihat dari pertumbuhan retribusi daerah, secara umum memperlihatkan realisasi pertumbuhan yang positif. Hal ini tercermin dari hasil perhitungan selama Tahun 2005-2006. Pada tahun 2005 realisasi retribusi daerah sebesar Rp. 3.151.201.322,54,- meningkat menjadi Rp. 3.523.101.356.50,- pada tahun 2006 atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,80%.

Tabel 5.3. : Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Batang Hari Tahun 2005-2006 No Retribusi 2005 2006 Pertumbuhan Target Realisasi Target Realisasi T* R*

  

1 Retribusi pelayanan Kesehatan 1.106.000.000 905.990.100 1.335.449.861 1.144.431425 81,92 85,70

2 Retribusi pelayanan Persampahan/Kebersihan 22.100.000 38.447.500 54.750.000 64.413.500 173,97 117,65

  3 Retribusi pelayanan Cetak KTP 26.250.000 20.649.950 21.000.000 26.909.400 78.67 128,84

4 Cetak Akte Capil 67.500.000 65.985.500 60.920.500 78.491.500 97,75 128,84

5 Retribusi pelayananan Parkir Di Tepi Jalan Umum 1.260.000 10.669.000 18.020.000 16.857.000 846,75 93,55

  

6 Retribusi Pelayanan Pasar 772.614.100 117.267.700 941.346.000 452.543.900 15,18 48,07

7 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 52.500.000 73.235.000 57.720.000 90.599.000 139,50 156,96

8 Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran 996.000 1.049.000 1.200.000 600.000 105,32 50,00

  

9 Retribusi Pengantin Biaya Cetak Peta - - - - - -

10 Retribusi Jasa Usaha Pemakain Daerah 40.724.600 51.417 .969 43.742.600 75.889.645 126,26 173,49

11 Retribusi Jasa Usaha Terminal 130.000.000 139.268.300 133.260.000 75.823.900 107,13 56,90

  

12 Retribusi Jasa Usaha Tempat Parkir 12.510.000 13.355.000 20.418.000 31.422.000 106,75 153,89

13 Retribusi Jasa Usaha Penyedotan Kakus 3.500.000 3.591.000 5.160.000 1.700.000 102,60 32,95

14 Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi dan Olah raga 4.265.400 4.811.350 7.236.000 4.300.000 112.80 59.43

  

15 Retribusi Izin Mendiirikan Bangunan 30.000.000 238.111.523 35.200.000 167.052,274,5 793,71 474,58

16 Retribusi Izin Gangguan 8.470.000 13.777.250 10.105.500 116.656.400 162,66 164,83

17 Retribusi Izin Trayek 4.000.000 4.315.000 4.104.000 2.820.000 107,88 68,71

18 Retribusi Izin pengguna Jalan 1.150.000.000 921.057.992 1.150.000.000 605.101.712 80,09 52,62

  

19 Retribusi Izin Pengguna Jalan 22.500.000 29.490.700 22.800.000 17.085.200 131.07 74,94

20 Retribusi Izin Tempat Usaha 17.325.000 29.775.000 24.500.000 44.200.000 171,86 180,41

21 Retribusi Izin Usaha Angkutan Kendaraan Bermotor 7.500.000 880.880.000 11.400.000 15.205.000 118,40 133,38

22 Retribusi Jasa hasil Pengamanan Hutan - - - - - -

23 Retribusi Surat Izin Pemborongan 34.950.000.000 56.800.000,00 41.700.000 80.400.000 162.52 192,81

  24 Retribusi Perizinan usaha Industri Dan Perdagangan 8.250.000 7.750.000.00 8.800.000 11.025.000 93,94 125,28 25 Retribusi Izin Tanda Daftar Perusahaan Dan Gudang 6.850.000 5.485.000,00 7.220.000 5.910.000 80,07 81,86 26 Retribusi Wajib Daftar Kesepekatan Kerja Bersama 930.000 3.316.000,00 3.450.000 8.592.000 356,56 249,04 27 Retribusi Kesepakatan Kerja WaktuTertentu 600.000 738.000,00 1.200.000 819.000 123,00 68,25

  

28 Retribusi Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan 5.470.000 3.280.000.00 3.090.000 2.890.000 56,96 93,53

29 Rettribusi Perizinan Ketenaga Kerjaan 2.000.000 2.400.000,00 2,550.000 2.700.000 120,00 81,80

30 Retribusi Uang legas 1.250.000 13.325.000.000 133.000.000 108.798.500 149,61 81,80

31 Retribuzi izin Pendirian Kendaraan Bermotor 1.250.000 1.325000.00 1.200.000 1.100.000 106.00 91,67 32 Retribusi Izin Pemampaatan Air Sungai,Daratan,Air Dan Sungai 2500.000 871.000.00 - 380.000 34,84 -

  33 Retribusi Jasa Fasilitas Sungai di Perairan Pedalaman 2000.000 1.587.000,00 3000.000 1.285.000 79,35 42,83

34 Retribusi Dokumen Lelang Pproyek - - 15.500.000 - - -

35 Retribusi CPO 367.059.000 219.408.988,5 367.059.000 367.100.000 59,77 100,01

Jumlah 4.016.874.100 3.151.201.322,54 4.546.101.461 3.523.101.359,5 78,45 77,50 Sumber; Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari

  Pada tahun 2006 terdapat Tujuh komponen retribusi daerah yang memberikan retribusi daerah yang memberikan kontribusi cukup besar di Kabupaten Batang Hari antara lain Retribusi Pelayanan Kesehatan dengan kontribusi sebesar Rp. 1.144.431.425,00,- Penerimaan Hasil Temuan yaitu sebesar Rp. 709.676.392,70,- retribusi hasil hutan sebesar Rp. 605.101.712,00,- Retribusi Pelayanan Pasar sebesar Rp. 452.543.900,00,- Retribusi CPO sebesar Rp. 367.100.000,00,- Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebesar Rp. 167.052.274,50,- dan Retribusi Uang Leges sebesar Rp. 106.798.500,00,-.

5.2.2.3. Hasil Perusahaan milik Daerah Dan hasil pegelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.

  Realisasi Pendapatan hasil perusahaan milik daerah hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan yang diperoleh dari bagian laba Perusahaan milik daerah yaitu Bank Pembangunan daerah (BPD)Jambi berupa deviden.

  Secara rinci target dan realisasi perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah dan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ini dapat disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. : Perkembangan Perusahaan Milik Daerah Dan Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2005-2006 2005 2006 No Uraian Target Realisasi Target Realisasi

  1 Deviden BPD Jambi 1.141.885.000 1.41.885.000 1.150.000.000 1.1.50.000.000

  2 JUMLAH 1.141.885.000 1.041.721.39171 1.142.878.490,73 1.14.878.490,73 Sumber;Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari, 2007

  Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah Pada Tahun Anggaran 2006 tereasilir sebesar 99,38% lebih tinggi dibandingkan Realisasi pada Tahun 2005 yang hanya diperoleh sebesar 91,23%. Namun secara Kuantitatif terjadi penurunan, dimana pada Tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Batang Hari memperoleh deviden dari BPD yaitu sebesar Rp.1.142,878.490,73,- sedangkan pada Tahun 2006 diperoleh sebesar Rp.1.041.721.391,71,- atau menurun sebesar 8,85%.

5.2.2.4. Penerimaan Lain-Lain Asli Daerah

  Realisasi penerimaan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah pada Tahun 2006 ditargetkan sebesar Rp. 9.275.828.324.00,- terealisasi sebesar Rp. 5.444.922.004,46,- atau 58,70 % lebih kecil apabila dibandingkan dengan Tahun 2005 yang terealisasi sebesar Rp. 17.405.090.607,79,- atau 196,48%.

  Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah ini dapat disajikan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. : Perkembangan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Periode 2005-2006. 2005 2006 Realisasi (%) No Uraian

  1 Hasil Pendapatan 55.000.000 81.729.830 55.000.000 5.747.500 148,6 10,45 Devisa Daerah Dipisahkan yang tidak Target Realisasi Realisasi Target 2005 2006 4 Denda 10.000.000 10.000.000 - - - - 3 2 Penerimaan Jasa Bunga Deposito Penerimaan 2.000.000.000 645.360.908,57 2000,000.000 2.027.453.016,03 32,27 103,62 - - - - 5 - Penerimaan Ganti Pekerjaan Pelaksanaan Keterlembatan Rugi Atas Kekayaan Daerah - - - -

  6 Penerimaan Hasil 65,324.000 25.762.405,12 65.324.000 709.676.392,70 39,44 1.086,3 8 Penerimaan Lain- 7.363.316.824 16.652.237.464,10 7.145.316.864 2.702.045.095,73 226,15 37,82 7 Temuan Dokumen Tender Pemeriksaan - - - - Setoran Uang 187.500 187.500 lain Jumlah 9.493.824.324 17.405.090..607,79 9.275.828.32,4 5.444.922.004,46 183,33 58,70 Sumber;Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari,2007

5.2.2.5. Dana Perimbangan

  Realisasi Pendapatan yang di peroleh dari dan perimbangan terdiri dari hasil pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Khusus(DAK), Bagi hasil Pajak Keuangan Provinsi.

  Pada Tahun 2005 target Dana Perimbangan di Kabupaten Batang Hari adalah sebesar Rp.215.710.861.781,90 meningkat menjadi Rp.348.648.705.539,04 Tahun 2006 atau meningkat sebesar 155,01%.

  Dana bagi hasil pajak diperoleh dari Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BHTB) Dan PPh Pasal 21 dan PPh, PPnDN. Selama Tahun 2006 ketiga jenis pajak ini ditargetkan sebesar Rp.64.586.558.958,42,-terealisasi sebesar Rp.84.274.882.200,00,-atau 130,48%.

  Sedangkan Pendapatan dari Bagi Hasil Bukan Pajak yang terdiri dari, penerimaan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), iuran tetap (landrent) penerimaan dari iuran eksploitasi (royalti), penerimaan pungutan hasil perikanan, serta penerimaan pungutan hasil perikanan, serta penerimaan dari sektor pertambangan minyak dan gas alam.

  Bagi Hasil Bukan Pajak Tahun 2006 ditargetkan sebesar Rp. 14.110.735.993,48,- terealisasi sebesar Rp. 35.991.481.544,00,- atau 255,06%. Sementara itu untuk Dana Alokasi Umum yang merupakan salah satu unsur pembiayaan yang diterima Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, yang sebagin besar diperuntukan bagi Belanja Pegawai atau (gaji), realisasinya mencapai 100% dari target sebesar Rp. 206.716.000.000,00,- sedangkan Dana Alokasi Khusus hanya diperoleh dari dana Alokasi Khusus hanya diperoleh dari dana Alokasi Non Dana Reboisasi (DAK Non DR) Ditargetkan sebesar Rp. 10.030.000.000,- terealisasi sebesar Rp.10.030.000.000,- atau 100%.

  Secara rinci gambaran mengenai perkembangan Dana Perimbangan tahun 2005 dan tahun 2006 di Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 : Perkembangan Dana Perimbangan Periode 2005-2006 2005 2006 Realisasi (%) No Uraian

  2 Bagi Hasil Bukan 7, 207,375.993,48 263.592.931,00 14.110335,993,48 35.991.481.544,00 36,60 255 1 Bagi Hasil Pajak 44.586.558.958,42 57.590.359619,83 64.586.558.958,42 84274,882,200,00 129,17 130,84 Pajak Target Realisasi Target Realisasi 2005 2006

  3 Dana Alokasi 145.487.000.000,00 145.487.000.000,00 206.716.000.000,00 206,716.000.000.00 100,00 100,00 5 Bagi Hasil Pajak 6.339.926,830,00 7.109.093.104,27 7.316,552.001,00 11.635.711.795,04 112,13 159.03 4 Dana Alokasi 12.090.000.000,00 12.090.000.000,00 10.030.000,00 10,030.000.00,00 100,00 100,00 Dan Bangunan Khusus Umum

Jumlah 215.710.861.781,90 224.914.045.665,10 3302.846.952,90 348.648.075.539,04 104,27 115,156

  Sumber; Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari,2007

5.2.2.6. Pendapatan Yang Sah .

  Lain-lain pendapatan yang sah, pada tahun 2006 hanya diperoleh Bantuan Dana Hibah Bank Dunia untuk Program Bank Dunia pada program Health Workfonci and Services Projek (HWS) dan CWSHP, Penerimaan ini ditargetkan sebesar Rp. 5.401.000.000,- hanya terealisir sebesar Rp.

  1.606.966.400,- atau 29,75%.

Tabel 5.7. : Perkembangan Lain-lain Pendapatan yang sah Periode

  

2005-2006

2005 2006 Realisasi(%) Uraian Target Realisasi Target Realisasi 2005 2006

  1

  • Bantuan Dana 10.312.000.000 5.162.000.000 - 50,6 Kontigensi/ Penyeimbang

  

2 Bantuan Dana Hibah 4.098.654.300 1.992.697.407 4.200.000.000 1.606.966.400 119,26 38,26

Bank Dunia HWS

  3 Bantuan Dana Hibah 1.201.000.000 - - - - Bank Dunia CWSHP Jumlah 14.410.654.300 7.154.697.407 5.401.000.000 1.606.966.400 49,65 29,75

  Sumber;Dinas Pendapatan Daerah Batang Hari Daerah Jambi 2007 (diolah)

5.2.2.7. Pembiayaan

  Sumber Pembiayaan terdiri dari sumber yang berupa pembiayaan penerimaan dan pembiayaan pengeluaran Pemerintah Kabupaten Batang Hari dalam Tahun Anggaran 2006 jumlah anggaran pembiayaan penerimaan daerah adalah diperoleh dari sisa lebih perhitungan anggaran Tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 43.131.023.089,87,- sedangkan anggaran pembiayaan pengeluaran sebesar Rp. 13.182.460.650,- berupa penyertaan Modal kepada PDAM Tirta Batang Hari yaitu sebesar Rp. 1.283.539.000,- serta pembayaran utang pokok yang jatuh tempo yaitu sebesar Rp. 11.898.921.650,-.

5.2.3. Efektifitas Pengelolaan Keuangan dari sisi Penerimaan

  Efektifitas Kinerja pengelolaan Keungan dareh diukur berdasarkan target dan realisasi penerimaan daerah selama Tahun Anggaran 2006 memperlihatkan tingkat Efektifitas yang efektif. Hal ini dikarenakan pencapaian penerimaan daerah ini yang mencapai target yang telah diterapkan, terutama pendapatan dari pajak daerah yang selama dua tahun ini mencapai over target.Tercapainya target yang telah ditetapkan ini berkat adanya kerjasama yang baik, antara petugas pajak dan tingginya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajibannya mermbayar pajak.

  Iuran kinerja yang dikeluarkan Menteri Dalam Negeri mengenai kriiteria kinerja keuangan daerah, maka dapat dilihat tingkat efektifitas penerimaan daerah dalam pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Batang Hari sebagai berikut;

  Target dan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah(APBD) Kabupaten Batang Hari sejak Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2006 mengalami peningkatan, hal ini tercermin dari Realisasi Pendapatan didalam APBD.

  Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2005, terealisasi sebesar 103,80%dari target RP.246.161.191.505,90.Kondisi ini mengindikasikan bahwa peningkatan pandapatan ini menunjukkan tingkat efektifitas yang sangat signifikan didalam pelaksanaan anggaran ,sedangkan Pendapatan Tahun Anggaran 2006,terealisasi sebesar 11,74% dari target Rp.324.505.656.737,90. Kondisi ini mengendikasikan bahwa peningkatanpendapaatan ini menunjukkan tingkat efektifitas yang cukup signifikan di dalam pelaksanaan.

Tabel 5.8 Kriteria Efektifitas Pengelolaan Keuangan Daerah Periode

  

2005-2006

Tahun Efektiftas (%) Kriteria 2005 103,80 Sangat Efektif 2006 112,74 Sangat Efektif

  Sumber;Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Batang Hari,2007(diolah)

  Berdasarkan tabel diatas yang mengambarkan mengenai efektifitas pengelolaan keuangan Daerah di Kabupaten Batang Hari selama Periode 2005- 2006, menunjukkkan bahwa, tingkat efektifitas pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi sangat efektif. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pengelolaan Keungan Daerah di Kabupaten Batang Hari 2006 sangat efektif, hal ini sesuai dengan kriteria yang dikemukakan Departemen Dalam Negeri melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 090.900 Tahun 1990, yang menyatakan Persantase Kinerja Keuangan antara 80% sampai dengan 90% cukup efektif, antara 90% sampai dengan 100% dikatakan efektif dan diatas 100% dikatakan sangat efektif.

  Dilihat dari kriteria tersebut,maka selama Periode 2005-2006, tingkat efektifitas pengeloaan Keuangan Daerah di Kabupaten Batang Hari dapat dikatakn sangat efektif, karena nilai persentasenya diatas 100%. Kondisi ini menunjukkan selama periode tersebut pengelolaan Keuangan Daerah telah mampu memenuhi berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dari segi efektifitas penerimaan daerah atau realisasi penerimaan yang dicapai melampaui target yang telah ditentukan dan disepakati sebelumnya. Seperti pajak dan retribusi daerah yang pencapaiannya melampaui dari target yang telah ditentukan, sehingga dapat menutupi jenis penerimaan lainnya yang tidak mencapai target.

5.2.4. Permasalahan dan Solusi

  Kontribusi Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sisa perhitungan anggaran tahun lalu, memberikan kontribusi yang terus meningkat secara positif, walaupun perkembangannya berfluktuasi meningkat, akan tetapi masih kecil apabila dibandingkan dengan ketergantungan daerah ini terhadap Pemerintah Pusat, walaupun tingkat ketergantungan daerah ini terhadap Pemerintah Pusat setiap tahunnya mengalami penurunan secara presentase, akan tetapi secara normal bantuan yang diterima Pemerintah Daerah Kabupaten Batang Hari terus meningkat dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mencerminkan bahwa sumber pembiayaan daerah ini masih mengharapkan dari Pemerintah Pusat, karena objek pajak dan Retribusi Daerah yang ada di Kabupaten Batang Hari sangat terbatas sebagai sumber pendapatan daerah.

  Untuk itu, perlu dilakukan pengoptimalan pemamfaatan potensi objek pajak yang ada dengan perluasan dan peningkatan pelayanan terhadap objek pajak.selain itu pencarian objek pajak yang ada dengan perluasan dan peningkatan pelayanan terhadap objek pajak. Selain itu pencarian objek pajak baru yang pontensial juga harus dilakukan terus menerus dalam rangka usaha ekstentifikasi pendapatan daerah.

5.3. Pengelolaan Belanja Daerah

5.3.1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah

  Ada dua sumber pembiyaan yang memengang peranan penting dalam keuangan daerah di Kabupaten Batang Hari; Pertama; sumber pembiayaan yang berasal dari Aggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)Kabupaten Batang Hari,yang pelaksanaannya ditetapkan melalui peraturan Daerah setiap Tahunnya.

  Kedua; sumber pembiayaan yang bersasal dari Anggaran Pendapatan Belanja dan

  Belanja Negara(APBN) yaitu dana tugas pembuatan. Pelaksanaan

  AnggaranPendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Batang Hari dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah (APBN) yang merupakan instrument dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun Belanja Daerah, harus mengacu pada aturan yang melandasinya, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun Keputusan Kepala Daerah.

  Anggaran Dan Pendapatan Belanja Daerah(APBD) Kabupaten Batang Hari, yang merupakan rencana keuangan pemerintah daerah, disamping menggambarkan perkiraan pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan daerah dalam satu tahun tertentu, juga menggambarkan sumber- sumber penerimaan daerah untuk menutupi pengeluaran yang dimaksud.

5.3.2. Target Dan Realisasi

  Dilihat dari realisasi Belanjan Tahun Anggaran 2006, di dalam Anggaran dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Batang Hari terealisir sebesar Rp. 304.692.847.368,50,- dari target Rp. 354.454.219.177,77,- atau 85,96%.

  Belanja Daerah terdiri dari Belanja Aparatur Daerah dan Belanja pelayanan Publik(pengeluaran rutin pengeluaran pembangunan) memperlihatkan efesiensi yang signifikan, artinya terjadi penghematan dalam pelaksanaan belanja Sebesar 14,04%.

5.3.2.1. Belanja Aparatur Daerah.

   Secara Umum aparatur daerah terdiri dari Belanja Administrasi Umum

  (BAU), Belanja Operasi dan Pemeliharaan(BOP)dan Belanja Modal, Belanja aparatur adalah merupakan belanjan rutin seperti belanja pegawai/personalia(gaji), belanja barang dan jasa,belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan yang digunakanuntuk menunjang kelancaran penyelanggaraan pemerintahan.

  Realisasi Belanja Aparatur Daerah (pengeluaran rutin) selama 2006 adalah sebesar 83,11% atau terjadi penghematan sebesar Rp.16.500.177.742,11 atau 16,89%.

  Perkembangan Target Realisasi Belanja Daerah memperlihatkan kecenderungan Penghematan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Target Dan Realisasi belanja Aparatur Daerah Kabupaten

  

Batang Hari Periode 2005-2006

Belanja Aparatur Darerah % Tahun Target Realisasi Realisasi

  

2005 77.554.070.956,00 68,251.114.117,00 80,00

2006 97.694.060.785,61 81.193.883.043,50 83,11

Sumber; Bagian Keuangan Setda Kabupaten Batang Hari, 2007

  Kondisi ini mengindikasikan bahwa, anggaran yang telah dialokasikan dalam pengeluaran tidak mesti habis atau nihil, akan tetapi dapat dilakukan berbagai efisiensi terhadap pengeluaran yang benar-benar bermamfaat dan dibutuhkan, dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.Dengan demikian sisa hasil belanja tersebut dapt dijadikan pemasukan bagi penerimaan daerah, untuk kemudian dialokasikan lagi pada berbagai kegiatan pada tahun yang akan datang.

  Secara keseluruhan, belanja tidak melebihi anggaran dari program-program yang telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan sasarannya. Hal ini tercapai karena dilakukannya pengendalian dalam pengelolaan keuangan daerah. Upaya peningkatan pengendalian dilakukan dengan memperketat prioritas kebutuhan dan penghematan biaya (efisensi anggaran) dengan tetap mengacu pada prnsip-prinsip disiplin anggaran. Rincian lebih lanjut atas Belanja Aparatur Daerah (Rutin) disajikan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. : Target dan Realisasi Belanja Aparatur Daerah Kabupaten Batang Hari

  

Tahun 2006

Belanja Aparatur Daerah(Rp.) Realisasi No Belanja Aparatur Daerah

  % Target Realisasi

  

1 Belanja Administrasi Umum 72.879.445.243,00 59.641.737.912,5 81,84

  

2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan 11.070.413.143.143,97 9.484.564.090,00 85,66

  

3 Belanja Modal 13.744.202.398,64 12.067581.041,00 87,80

JUMLAH 97.694.060.785,61 81.193.883.043,50 83,11 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Batang Hari, 2007

  Realisasi belanja Aparatur Daerah (rutin) yang paling besar terdapat pada belanja modal yaitu 87,80% atau sebesar Rp. 12.067.581.041.00,- kurang dari target sebesar Rp. 13.744.202.398.64,- yang diperuntukkan bagi Belanja sarana dan prasarana penunjang pemeliharaan pemerintahan. Kemudian diikuti oleh realisasi belanja operasi dan pemeliharaan yaitu sebesar Rp. 9.484.564.090,00,- atau 86,66% dari target sebesar Rp. 11,070.413.143.143.97.- dan realisasi belanja administrasi umum sebesar Rp. 59.641.737.912,50,- atau 81,84% dari target sebesar Rp. 72.876.445.243,00,- namun secara kuantitatif proporsi belanja terbesar adalah belanja administrasi Umum (BAU) yaitu sebesar Rp. 59.641.737.912,5 sebab alokasi belnja ini diperuntukkkan pada belanja gaji pegawai/personalia.

5.3.2.2. Belanja Pelayanan Publik

  Belanja Pelayanan publik atau yang lebih dikenal dengan belanja pembangunan sebagai pelaksanaan kebijakan program pembangunan tahunan. selamaTahun Anggaran 2006 target dan realisasi dari belanja pelayanan pelayanan public (pengeluaran pembangunan) mengalami penurunan 90,90% pada Tahun 2005 menjadi 87,00% pada Tahun 2006 seperti yang tercermin pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. : Target dan Realisasi Belanja Pelayanan Batang Hari Periode 2005-2006 Belanja Pelayanan Publik (Rp.) % Tahun

  Realisasi Target Realisasi 2005 193.920.273.320,93 256.760.158.392,16 90,90 2006 176.322.620.761,00 223.498.964.325,00 87,00

   Sumber;Bagian Keuangan Setda Kabupaten Batang Hari, 2007.

  Realisasi Belanja Pelayanan Publik (belanja pembangunan) yang terakumulasi dalam setiap jenis belanja, selama Tahun 2006 memperlihatkan realisasi efisien, namun secara umum tidaklah mengganggu pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan.

  Adapun rincian target dan realisasi belanja pelayanan publik yang di rinci setiap jenis pengeluarannya di jelaskan pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. : Target dan Realisasi Belanja Negara Pelayanan Publik Kabupaten Batang Hari Tahun 2006 Belanja Pelayanan Publik Realisasi No Belanja Pelayanan Publik

  (%) Target Realisasi

  1 Belanja administrasi Umum 111.484.841.357 101.814.386.921 9130

  2 Belanja Operasi dan 43.986.499.540 31637.174.168 7190 Pemeliharaan

  3 Belanja Modal 80.668.665.844.85 73337.980.886 90,90

  4 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan 17686.000.000 16.709.422.350 94,50 Keuangan

  5 Pengeluaran Tidak Tersangka 2.930.151.650,31 - - Jumlah 256.760.158.392,16 223.498964.325 87,00

   Sumber; Bagian Keuangan Setda Kabupaten Batang Hari, 2007

  Berdasarkan Tabel 5.12. bahwa ada lima jenis Belanja pelayanan publik antara lain belanja admininistrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, belanja modal, belanja bagi hasil dan bantuan dana yang tidak tersangka. Secara umum, realisasi pelaksanaan belanja Publik terealisasi sebesar Rp. 223.498.964.3625,- atau 87% dan target Rp. 256.760.158.392,16,-. Sedangkan secara prosentase dan nominal realisasi pengeluaran belanja administrasi umum merupakan yang paling besar yaitu Rp. 101.814.386.921,- diikuti dengan belanja modal yaitu pada urutan kedua yaitu sebesar Rp. 73.337.980.886,-.

5.3.3. Pembiayaan

  Dalam Tahun Anggaran yang beda 2006 pembiyaaan yang beda terdiri dari pembiyaan penerimaan dan Pengeluaran Daerah,Perincian lebih lanjut tentang jumlah dan pembiayaan daerah adalah realisasi jumlah pembiayaan penerimaan dareh dalm Anggaran 2006 yang diperoleh dari realisasi sisa lebih perhitunganTahun Anggaran 2005 yaitu sebesar Rp.42.131.023.089,87, Sedangkan realisasi pembiayaan pengeluaran yaitu berupa penyertaan modal kepada PDAM tirta batang Hari sebesar Rp.1.283.539.000,-dan pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo sebesar Rp.1.1878.400.000,-

5.3.4. Efesiensi Pengelolaan Keungan Dan Sisa Pengeluaran.

  Dilihat dari hasi sisi pengeluaran daerah yang tergambar dalam belanja APBD Kabupaten Batang Hari selama Tahun 2006, memperlihatkan adanya penghematan. Kondisi yang mengindikasikan bahwa selama periode tersebut telah terjadi efisiensi belanja daerah. Gambaran mengenai efisiensi belanja aparatur daerah (pengeluaran rutin) maupun belanja daerah pelayanan publik (pengeluaran pembangunan) dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. : Efisiensi Pengelolaan Pengeluaran Daerah Periode 2005-2006 Realisasi Efisiensi Tahun Realisasi Penerimaan BAD BPP R* P*

  2005 254.513.517.165.,84 68.251.114.171.,00 176.322.620.761,00 26,82 69,28 2006 362.455.726.702,73 81.193.883.043,50 223.498.964.325,00 22,40 6166

  • *R= efisiensi Belanja Aparatur Daerah (BAD) P* Efisiensi Belanja Pelayanan Publik (BPP)

  Berdasarkan Tabel 5.13. diatas dapat diketahui efisiensi pengelolaan keuangan daerah di provinsi Jambi selama periode 2005-2006, baik dari sisi Belanja Aparatur Daerah maupun dari sisi Belanja Pelayanan Publik, yang pengukurannya dilakukan berdasarkan perbandingan antara realisasi penerimaan daerah realisasi Belanja Aparatur Daerah dan Belanja Pelayanan Publik.

  Secara rinci mengenai kinerja pengelolaan keungan daerah dapat disajikan dalam Tabel 5.14.

Tabel 5.14. : Kriteria Efisiensi Pengelolaan Pengeluaran Daerah Periode 2005-2006 Efisiensi(%) Kriteria Tahun

R* P* R* P*

  2005 26,82 69,28 Sangat Efisien Efisien 2006 24,40 61,66 Sangat Efisien Efisien Sumber;Bagian Keuangan Setda Kabupaten Batang Hari,2007(diolah)

  Secara rata-rata pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Batang Hari selama periode 2005-2006,dilihat dari sisi Belanja Aparatur Daerah dan Belanja antara 22,40% untuk Belanja Apararatur daerah dan 69,28% untuk belanja pelayanan publik. Pada Tahun 2006 belanja Aparatur daerah tingkat efisiensi pengelolaan keuangan daerah 22,40%, lebih kecil dibandingkan tingkat efisiensi Pada Tahun 2005 yang berkisar 26,82%, yang berarti dikatagorikan dalam tingkat efisien.Sedangkan untuk belanja pelayanan publik pada Tahun 2006 sebesar 61,66% lebih kecil dibandingkan dengan Tahun 2005 yang hanya 69,28% dari sisi tingkat efisiensinya dikatagorikan pada efisien.

  Kondisi ini mencerminkan bahwa dalam pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Batang Hari selama periode tersebut telah mampu melakukan berbagai penghematan dan menekan berbagai pengeluaran yang bermamfaat bagi kepentingan masyarakat didaerahn ini. Keberhasilan ini bukan saja hasil kerja orang-perorang yang melakukan pengelolaan keuangan daerah,akan tetapi juga dilakukan oleh semua elemen terkait, mulai dari Aparatur yang mengelola belanja sampai pada DPRD Kabupaten Batang Hari serta masyarakat.

5.3.5. Permasalahan Dan Solusi

  Dalam Belanja daerah, permasalahan yang masih dirasakan adalah perubahan-perubahan aturan pengelolaan keuangan seperti perubahan Keppres 80 pada Tahun 2003 serta penyesuaian pengelolaan keuangan berdasarkan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002. Sehingga waktu yang tersisa tidak cukup merealisasikan sejumlah kegiatan fisik. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya target belanja daerah. Namun demikian, tidak tercapainya target belanja daerah bukan berarti bahwa Pemerintah Batang Hari tidak mampu melaksanakan kegiatan sebagaiman mestinya, tatapi hal tersebut juga disebabkan oleh berbagai efisiensi terhadap pengeluaran yang benar-benar bermanfaat dibutuhkan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. Dengan demikian sisa hasil pengeluaran tersebut dapat dijadikan pemasukan bagi penerimaan daerah, untuk kemudian dialokasikan lagi pada berbagai kegiatan pada tahun yang akan datang.

5.4. Aspek Keuangan Daerah Dalam Pelaksaaan Rencana

  Sumber-sumber pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pembangunan bisa berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten atau, Bantuan Luar Negeri, Swasta, dan Swadaya Masyarakat.

  Sumber pendapatan pemerintah kabupaten dapat dikelompokkan kedalam penerimaan rutin dan penerimaan pembangunan. Penerimaan rutin berasal dari subsidi pemerintah, instansi yang lebih tinggi dan pendapatan daerah. Sedangkan penerimaan pembangunan berasal dari subsidi pemerintah atau instansi yang lebih tinggi dan pinjaman daerah.