BAB V - DOCRPIJM 105a153b95 BAB VBAB 5 StrategiPembangunan BARUdoc

5.1. Strategi Pembangunan Daerah

  Dalam upaya mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Merangin di era desentralisasi, demokrasi dan globalisasi ini, tiga strategi utama pembangunan jangka menengah Kabupaten Merangin, yang akan diterapkan secara berkesinambungan dan diharapkan mampu mengantisipasi berbagai permasalahan, tantangan dan peluang pembangunan secara internal maupun eksternal dalam lima tahun ke depan dapat digambarkan dibawah ini.

A. Peningkatan Infrastruktur

  Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu faktor utama di dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan tersedianya infrastruktur ekonomi akan memacu pengembangan ekonomi daerah yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana keluarga.

  Dalam rangka mewujudkan strategi pengembangan dan peningkatan infrastruktur dalam menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana keluarga, dilakukan melului perumahan.

  Dibidang pembangunan dan peningkatan infrastruktur sosial dan jembatan dengan melakukan pemeliharaan secara intensif untuk menjamin kelancaran arus jasa dan barang serta pembebasan daerah terisolir. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan dasar prasarana dan sarana keluarga dilakukan melalui penyediaan air bersih dan penyediaan energi listrik dengan memanfaatkan sumber energi alternatif khususnya diwilayah pedesaan.

B. Pemanfaatan Sumber Daya Alam

  Secara konsep ekonomi pemanfaatan sumber daya alam merupakan satu upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada satu daerah. Artinya bahwa pemanfaatan sumber daya alam bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

  Strategi pemanfaatan sumber daya alam diimplementasikan melalui pelaksanaan pengelolaan potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Merangin antara lain: a.

  Melakukan eksplorasi dan eksploitasi potensi bahan tambang seperti batu bara, biji besi, marmer, emas, batu kapur, serta minyak dan gas bumi dengan mempertimbangkan kendala (constrain) kelangkaan sumber daya tambang yang tergolong sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, artinya bahwa pemanfaatan sumber daya alam bawah tanah harus memperhatikan sumber daya alam di atasnya yaitu memperhitungkan biaya peluang yang hilang (oportunity cost) dengan adanya eksploitasi potensi tambang (sumber daya alam bawah tanah) mengingat kegiatan pertambangan memiliki dampak negatif (eksternality) yang cukup tinggi, sehingga dengan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak akan mewujudkan kelestarian sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang akan menunjang keberlanjutan pembangunan (Sustainable Development) di Kabupaten Merangin.

  b.

  Melakukan pemanfaatan sumber daya alam di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan melalui upaya ekstensifikasi dan instensifikasi pertanian dengan pemanfaatan perkembangan teknologi pertanian, peningkatan dan pengembangan pengetahuan petani, serta memberikan kemudahanl kepada petani melalui fasilitasi dan prgram-program stimulan.

C. Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Bersih

  Pemerintahan yang baik dan bersih ( Good Governance ) ditafsirkan sebagai adanya dan berfungsi baiknya beberapa perangkat kelembagaan sedemikian rupa sehingga memungkinkan kepentngan masyarkat bisa dijamin baik. Perangkat kelmbagaan disini mencakup adanya birokrasi yang bersih dan efisien, adanya legislatif yang aspiratif dan tanggap terhadap kepentingan masyarakat serta menjadi alat kontrol yang baik dan konstruktif bagi birokrasi pemerintah, adanya sistem penegakan hukum yang dapat dipercaya, termasuk didalamnya aparat penegak hukuk yang mempunyai integritas yang baik, serta civil society ) yang kuat untuk adanya masyarakat sipil ( memperjuangkan kepentingan warga serta mengontrol lembaga pemerintah ( Keraf dalam Dharma Setyawan Salam;2004).

  Ada 4 prinsip utama sebagai unsur Good Governance yang harus dijalankan untuk mencapai pemerintahan yang bersih antara lain:

  a.

   Akuntabilitas, menjamin adanya proses yang memenuhi syarat

  dalam pemilihan pemegang kekuasaan dan prosedur sehat dalam proses pengambilan keputusan, terutama keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan strategis, adanya mekanisme evaluasi atas insentif yang diberikan kepada para pejabat publik, serta adanya mekanisme pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pemerintahan. Tanggung Jawab dan tanggung gugat terdiri dari: Tanggung jawab politik (political responsibility), yaitu tanggung jawab melaksanakan politik pemerintahan. Tanggung Jawab institusional (institusional responsibility), yaitu tanggung jawab untuk melaksanakan dengan baik perintah atasan (tanggung jawab hirarki)

  Tanggung Jawab kepada masyarakat ( public atau popular responsibility), yaitu tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat

  Tanggung jawab profesional (profesional responsibility), yaitu tanggung jawab sesuai dengan pertimbangan/pandangan profesinya. Tanggung jawab pribadi (personal responsibilty), yaitu tanggung jawab berdasarkan kesadaran pribadinya.

  b.

  

Transparansi, atau keterbukaan dapat dilihat pada tiga aspek yakni

  adanya kebijakan yang terbuka terhadap pengawasan, adanya akses informasi sehingga masyarakat dapat menjangkau setiap segi kebijakan pemerintah, serta berlakunya check and balance antar lembaga eksekutif dan legislatif. Tujuan transparansi ini membangun rasa saling percaya antara pemerintah dengan publik dimana pemerintah harus memberikan informasi yang akurat bagi publik yang membutuhkannya, terutama informasi yang andal berkaitan dengan masalah-masalah hukum, peraturan dan hasil-hasil yang dicapai dalam proses pemerintahan, adanya mekanisme yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi-informasi yang relevan, adanya peraturan yang mengatur mengenai kewajiban pemerintah daerah untuk menyediakan informasi kepada masyarakat, serta menumbuhkan budaya ditengah-tengah masyarakat untuk mengkritisi kebijakan yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah.

  c.

   Partisipasi, dalam arti mendorong semua warga untuk

  menggunakan hak-haknya untuk menyampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung, usulan dan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, terutama memberikan kebebasan kepada rakyat untuk berkumpul, berorganisasi, dan berpartisipasi secara aktif dalam menentukan masa depannya.

  d.

   Penegakan hukum, atau supremasi hukum dari sisi birokrasi,

  berarti ada kejelasan dan prediktibilitas dari birokrasi terhadap sektor swasta, dan dari segi masyarakat sipil berarti ada kerangka hukum yang diperlukan untuk menjamin hak-hak warga dalam menegakkan pertanggunggugatan pemerintah.

5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

  Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah harus memiliki arah kebijakan yang jelas. Arah kebijakan yang maksud disini Arah Kebijakan Pembangunan daerah. Arah kebijakan pembangunan daerah disusun berdasarkan analisis kebutuhan pembangunan di daerah dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat, kondisi dan kemampuan daerah, termasuk kinerja pelayanan pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah ini selanjutnya menjadi instrumen (pedoman) perencanaan bagi seluruh stakeholder pembangunan di daerah. Oleh karenanya, penting bagi Pemerintah Daerah menyusun Arah kebijakan pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat pernyataan-pernyataan Kebijakan Pembangunan selama lima tahun .

  Dalam upaya untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan serta untuk mencapai kondisi “MAKMUR” maka Pemerintah Kabupaten Merangin telah menetapkan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah sebagai berikut :

  1. Pengembangan dan peningkatan infrastruktur dan menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana dasar keluarga.

  2. Mendorong dan menciptakan iklim bagi pengembangan ekonomi kerakyatan

  3. Mengupayakan terciptanya organisasi birokrasi kinerja tinggi dengan nilai-nilai mengutamakan kepentingan masyarakat.

  4. Menciptakan iklim kehidupan sosial yang kondusif.

5.3. Kebijakan Pembangunan Keciptakaryaan.

  Pembangunan keciptakaryaan, merupakan bagian integral dalam pembangunan daerah. Akan tetapi dalam pembangunan keciptakaryaan lebih menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan fasilitas dalam permukiman. Semakin meningkatnya kompleksitas permukiman, menuntut semakin besar pula fasilitas yang akan disediakan dalam permukiman tersebut. Karena itu, secara korelasional juga membutuhkan peningkatan sektor penanganan yang semakin besar pula. Terlebih-lebih kompleksitas dalam permukiman tersebut juga diiringi dengan aktifitas yang semakin kompleks pula, menjadikan berbagai sektor harus turut campur dalam penanganan kawasan permukiman ini.

  Guna mewujudkan pembangunan permukiman yang sesuai, selaras dan seimbang dengan daya dukungnya, maka diperlukan kebijakan sektorral yang terlibat dalam penanganan keciptakaryaan ini. Melalui kebijakan ini, selanjutnya dapat mengarahkan terhadap kondisi yang diinginkan oleh daerah dalam setiap pengembangan permukiman. Adapun kebijakan sektoral yang termasuk dalam penanganan keciptakaryaan ini adalah sebagai berikut :

  1. Sektor Pengembanggan Permukiman Perkotaan

  Pengembangan permukiman kawasan perkotaan, merupakan sasaran yang akan terus ditumbuhkembangkan. Pertimbangan ini didasari oleh semakin meningkatnya penduduk kota yang dengan cepat, telah memberikan dampak serius terhadap kondisi perkotaan. Kawasan-kawasan kumuh yang timbul dimana-mana, cepatnya pertumbuhan dan perkembangan sektor informal, penempatan perdagangan yang semrawut sebagai akibat meningkatnya aktifitas penduduk dan sebagainya, telah menjadikan kawasan perkotaan semakin tidak tertata dengan rapi, bersih, indah dan nyaman.

  Perwujudkan permukiman perkotaan yang rapi, bersih, indah dan nyaman akan tetap menjadi idaman secara berkelanjutan. Apabila kondisi ini mampu diwujudkan, maka daya tarik kota pun akan semakin meningkat. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan yang mampu merangsang dan merubah kawasan permukiman perkotaan menjadi lebih teratur, rapi, bersih, indah dan nyaman bagi penghuninya. Kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut : 

  Peningkatan penyediaan prasarana dan Revitalisasi kawasan kumuh  Peningkatan dan penyediaan utilitas permukiman yang memadai. 

  Peningkatan dan penyediaan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial kawasan permukiman.

  2. Sektor Penembangan Permukiman Kawasan Khusus.

  Pengembangan permukiman kawasan khusus, pada dasarnya menekankan pada wilayah-wilayah yang masih perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Kawasan ini, secara umum mengarah pada penanganan kawasan terisolir. Dengan wilayah yang masih mempunyai rentang kendali yang cukup lebar, masih dihadapkan pada wilayah-wilayah yang belum mampu tertangani. Faktor prasarana jalan, telah menjadikan beberapa desa di kecamatan menjadi terisolir. Dengan keterisolasian ini, perlu didukung penyediaan prasarana dan sarana yang mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat.

  Dalam upaya mengantisipasi sekaligus memecahkan permasalahan pada kawasan khusus ini perlu diambil kebijakan yang mampu mengarah pada peningkatan aksesibilitas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang diambil terhadap kawasan khusus ini adalah sebagai berikut :  Peningkatan prasarana perhubungan menuju desa-desa terpencil. 

  Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana permukiman 

  Peningkatan fasilitas umum dan sosial desa terpencil 3.

   Sektor Pengembangan Permukiman Pedesaan

  Permukiman pedesaan, pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Kawasan pedesaan yang memiliki kekhasan, biasanya lebih identik dengan kawasan pertanian. Kerena itu, kawasan pedesaan ini cenderung dikategorikan sebagai kawasan produksi komoditi yang mensuplai kebutuhan kawasan perkotaan. Seperti kita ketahui, bahwa kawasan pertanian itu senantiasa mengalami kekurangan dalam penyediaan prasarana maupun sarana pendukung permukiman maupun pertaniannya. Karena itu, dalam upaya meningkatkan peran kawasan pedesaan ini, pemerintah daerah secara berkesinambungan terus berupaya melengkapai penyediaan prasarana tersebut, agar disamping membentuk permukiman pedesaan yang bersih, sehat dan nyaman, juga mampu berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jalan desa, air bersih, drainase dan sebagainya harus disediakan agar permukiman pedesaan tersebut mampu menjadikan penduduk betah dan nyaman bertempat tinggal, tanpa adanya suatu gangguan apapun.

  Dalam upaya menyadiaan prasarana dan sarana pemukiman tersebut, perlu diambil langkah-langkah yang mampu mengarah pada perwujudan permukiman yang bersih, sehat, indah dan nyaman. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Merangin menempuh kebijakan :  Peningkatan dan penyediaan prasarana dan sarana pedesaan. 

  Peningkatan fasilitas umum dan sosial desa terpencil 4.

   Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

  Dalam upaya mewujudkan permukiman yang bersih, sehat, indah dan nyaman diperlukan langkah-langkah yang mengarah pada pembentukan permukiman yang ideal. Artinya, dalam membangun permukiman maupun memperbaiki permukiman yang ada, harus ditata sesuai dengan kebutuhan dan jenis yang diperlukan.

  Guna mewujudkan permukiman yang ideal tersebut, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :  Revilatisasi kampung. 

  Penataan kawasan, bangunan dan permukiman 5.

   Sektor Air Minum.

  Sektor air minum, merupakan sektor mendasar yang harus disediakan dalam permkiman. Tanpa adanya air minum yang memadai, maka akan memberikan implikasi negatif terhadap permukiman yang bersangkutan. Air bersih, baik yang disediakan secara sedehana maupun dengan penerapan teknologi, harus disediakan di kawasan permukiman. Apabila penduduknya sehat, maka harus didukung dengan penyediaan air bersih yang memadai, baik dalam bentuk perpipaan maupun sumur gali.

  Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :  Penyediaan air bersih yang sehat dan menyehatkan penduduk.  Penyediaan prasarana air minum yang memadai.

6. Sektor Drainase.

  Dalam mewujudkan permukiman yang sehat, harus diatur dengan sistem pembuangan yang baik. Limpasan air hujan, maupun limbah rumah tangga harus disalurkan melalui saluran yang tepat. Ketepatan itu dapat dilihat dari cara buangnya yang tidak memberikan dampak negatif terhadap permukiman itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun jaringan drainase menuju sasaran yang tepat, baik tepat buang, tepat minimal dampak dan tepat untuk penjagaan kesehatan. Sebab dengan tidak disalurkannya secara tepat, maka akan emngakibatkan permukiman tidak sehat dan kumuh. Kondisi ini akan semakin diperparah dengan pembuangan sampah yang tidak sehat pula, akan semakin menjadikan kawasan permukiman yang kumuh.

  Guna mewujudkan permukiman yang sehat bagi penduduknya, maka kebijakan yang akan ditempuh dalam pembangunan drainase meliputi :  Peningkatan dan pengembangan jaringan drainase. 

  Rehabilitasi jaringan drainase kawasan permukiman

  7. Sektor Air Limbah.

  Interaksi penduduk di kawasan permukiman, secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan permasalahan. Permasalahan yang sering dihadapi adalah terjadinya limbah dan persampahan. Limbah yang dihasilkan sebagai akibat aktifitas di permukiman, dapat berupa limbah cair, padat maupun gas.

  Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi :

  8. Sektor Persampahan

  Guna mewujudkan penyediaan air minum yang memadai bagi penduduk, maka kebijakan yang akan ditempuh meliputi : Secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal pengelolaan persampahan meliputi 5 aspek, yaitu manajemen, operasioanal, pembiayaan, pengaturan dan peran serta masyarakat.

5.4. Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU/Cipta Karya

  Rencana Stretegis Bidang Cipta Karya secara Nasional meliputi Kebijakan Program :

1) Penanggulangan Dampak Konflik Sosial dan Bencana dalam rangka tanggap darurat dan peningkatan pelayanan infrastruktur di pulau-pulau, daerah terisolir, dan perbatasan

  Tujuan : Memberikan bantuan prasarana dan sarana permukiman

  dalam rangka penanggulangan dampak bencana dan kerusuhan, dan peningkatan pelayanan infrastruktur kawasan perbatasan, pulau kecil, dan daerah terisolir;

  Sasaran :Terfasilitasinya kegiatan penanganan pasca bencana

  serta kerusuhan sosial di berbagai wilayah di Indonesia, sebanyak 22.000 unit rumah, penanganan tanggap darurat sebanyak 8.300 unit rumah, peningkatan infrastruktur kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil di 20 provinsi.

  Program :

  • Program pengembangan perumahan dengan kegiatan penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan social, serta penanganan tanggap darurat,
  • Program Pengembangan system persampahan dan drainase dengan kegiatan pengembangan PSDPP, kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil di 330 kawasan perdesaan:
  • Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air Limbah,
  • Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Perkotaan dengan kegiatan pembangunan jalan dan jembatan alternative maupun pembangunan PSDPP jalan desa;

  

2) Mewujudkan organsiasi yang efisien, tata laksana yang

efektif, SDM yang professional dengan menerapkan prinsip-prinsip good gorvenance. Tujuan: Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pembangunan

  infrastruktur serta mewujudkan institusi/organisasi yang handal dengan menerapkan prinsip-prinsip good gorvenance.

  Sasaran :Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman,

  prosedur petunjuk serta bantek pemberdayaan komunitas, serta pengembangan NSPM;

  Program:

  • Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air Limbah dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.
  • Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.
  • Program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pengembangan perumahan.
  • Program Pengembangan Komunitas Perumahan dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pemberdayaan komunitas perumahan sebanyak 130 paket.
  • Program Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan dengan kegiatan piranti lunak peraturan perundang-undangan, peningkatan fungsi kawasan, pengembangan perdesaan terpadu, pengembangan perkotaan, NSPM, kebijakan, bantek, bintek pengembangan perkotaan dan perdesaan.

  

3) Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah, Masyarakat,

dan Dunia Usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PU ( capacity Building) Tujuan: Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat,

  dan dunia usaha dalam berbagai aspek penyelenggaraan pembangunan infrastruktur

  Sasaran: Meningkatkan kelembagaan pengawasan, konstruksi dan

  keselematan bangunan gedung serta peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman, pembinaan kapasitas daerah, serta meningkatkan peran dunia usaha dalam pengelolaan pembangunan PS.

  Program:

  • Program pengembangan perumahan dengan kegiatan penguatan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung
  • Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan peningkatan kapasitas pemda dan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman

  4. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM)

  penyelenggaraan Infrastruktur perumahan permukiman Tujuan : Meningkatkan kelengkapan norma, standar, pedoman

  dan manual untuk menunjang penyelenggaraan infrastruktur dan permukiman

  Sasaran : Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman,

  prosedur petunjuk sebanyak 300 paket serta pengembangan SDM

  Program :

  • Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air Limbah dengan kegiatan penyusunan kebiajkan dan NSPM;
  • Program pengembangan sistem persampahan dan drainase dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM;
  • Program pengembangan perumahan, dengan kegiatan penguatan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung
  • Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan peningkatan kapasitas pemda dan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman
  • Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air Limbah, dengan kegiatan Program Pembinaan Kapasitas Daerah, Masyarakat, dan Dunia Usaha • Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase, dengan kegiatan Program Pembinaan Kapasitas Daerah, masyarakat, dan dunia usaha

  5) Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur PU dalam

  mewujudkan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan Tujuan : Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

  permukiman di perkotaan dan perdesaan terutama di kawasan kumuh;

  Sasaran : Dukungan penyediaan prasarana dan sarana

  permukiman di kawasan lingkungan siap bangun dan penanggulangan kemiskinan perkotaan serta peningkatan kualitas permukiman kumuh

  Program :

  a. Dukungan pengembangan perumahan, dengan kegiatan :

  • Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada

  Kasiba/Lasiba

  • Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada Rusunami • Fasilitasi pengembangan Rusunawa dan PSD Perkim

  b. Program Pemberayaan Komunitas Perumahan, dengan kegiatan:

  • Fasilitasi Penyediaan perumahan dan PSD Perkim yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, penataan dan rehabilitasi lingkungan kumuh
  • Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP)

  

6) Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman baik di

perkotaan maupun di perdesaan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh dan nelayan untukmenanggulangi kemiskinan Tujuan : Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat melalui

  peningkatan pelayanan air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan (kota/kab);

  Sasaran : Pelayan air bersih di perkotaan dan perdesaan dan

  sanitasi terutama di kawasan rawan air bersih perkotaan dan perdesaan

  Program:

  a. Program Pengembangan Sistem Pelayan Air Minum (AM) dan Air Limbah (AL), dengan kegiatan:

  • Pengembangan kapasitas air minum sebanyak 15 ribu l/dt dan dukungan PS air minum untuk kawasan rawan air
  • Pengembangan sistem air limbah dan fasilitasi pengembangan sistem air limbah terpusat di kota

  Metropolitan/Besar serta percontohan sistem air limbah di kota sedang dan kecil b. Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase, dengan kegiatan:

  • Pengembangan persampahan dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
  • Stimulasi pengembangan prasarana drainase untuk penanggulangan genangan di perkotaan dan kawasan strategis

  7) Pembinaan bangunan gedung dalam rangka menuju standar

  keselamatan dan keamanan bangunan sesuai standar yang berlaku dan pengelolaan Gedung dan Rumah Negara Tujuan: Meningkatkan kepedulian publik untuk menerapkan

  standar keselamatan dan keamanan bangunan sesuai standar yang berlaku dan pengelolaan rumah negara yang efisien;

  Sasaran: Meningkatkan keselamatan dan keamanan gedung

  negara di 15 profinsi, peningkatan gedung dan pengelolaan rumah negara di 32 provinsi serta tersedianya berbagai pedoman, standar keselamatan bangunan, serta petunjuk teknis keselamatan bangunan lainnya;

  Program:

  • Pengembangan perumahan dengan kegiatan rehabilitasi gedung negara di 15 provinsi, pembinaan gedung dan rumah negara di 32 provinsi, dan peningkatan kebun raya istana presiden;

  

8) Peningkatan Produktivitas fungsi kawasan perkotaan dan

revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya yang menurun kualitasnya serta pembinaan ruang terbuka hijau.

  Tujuan : Meningkatkan produktivitas kegiatan perkotaan pada

  kawasan-kawasan yang mengalami penurunan kualitas lingkungan dan insfrastrukturnya;

  Sasaran : Peningkatan kualitas lingkungan dengan dukungan

  infrastrukturnya di kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya dengan penataan dan revitaliasasi serta pembinaan ruang terbuka hijau;

  Program :

  • Program pengembangan sistem persampahan dan drainase dengan kegiatan penataan dan revitalisasi kawasan di kawasan strategis, potensial, kota lama yang mengalami degradasi ekonomi sosial dan budaya
  • Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan fasilitasi perbaikan, dan penataan kembali lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah

  

9) Peningkatan pelayan infrastruktur perdesaan, kawasan

agropolitan, daerah tertinggal dan dalam rangka keterkaitan kota-desa Tujuan: Meningkatkan akses pergerakan di kawasan cepat

  berkembang, pinggiran kota (city as engines of rural development dan pengendalian urban sprawl), agropolitan dan daerah tertinggal dalam rangka keterkaitan kota-desa;

  Sasaran: Tersedianya PS jalan yang memadai di kawasan yang

  berkembang pesat, serta rencana sistem jaringan jalan yang dapat mengarahkan perkembangan kawasan sesuai dengan tata ruang;

  Program:

  • Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan perkotaan dengan kegiatan : Optimalisasi fungsi jaringan jalan primer perkotaan dan pemeliharaan rutin berkala ruas jaringan jalan nasional di perkotaan
  • Pembangunan jalan dan jembatan perkotaan, dengan kegiatan

  Optimalisasi fungsi jaringan jalan primer dan pembangunan ruas jalan nasional

  

10) Mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan

prasarana dan sarana air minum Tujuan: Meningkatkan keterlibatan swasta dalam pembangunan

  prasarana dan sarana air minum

  Sasaran: Meningkatkan keikutsertaan swasta dalam investasi

  pembangunan prasarana dan sarana air minum di berbagai kota;

  Program: