Penerapan Arsitektur Perilaku Dalam Perancangan Zona Gerbang Masuk Kampus UNIMED Chapter III VII

57

BAB III
PENERA
APAN TEMA PADA PERANCANGAN
N
ZON
NA GERBANG MASUK KAMPUS

3.1

Analisis Tapak,, L
Landasan Hukum dan Profil Bangunan

3.1.1 Analisa lokasi
Lokasi perancanga
gan berada di Jalan Willem Iskandar, Pasar V-M
Medan Estate,
Sumatera Utara, Indones
esia (Gambar 3.1). Dengan data-data fisik sebaga
gai berikut:

a. Luas lahan

= 495.000 m2 (49,5 Ha)

b. Sifat proyek

= Fiktif

c. Kepemilikan

= Milik Negara

d. Kontur

= Relatif Datar

e. Kondisi Eksist
isting = Zona Gerbang Masuk Kampus Universi
rsitas Negeri
Medan (Unimed)


Gambar 3.1 Lokasi Tapak
(Google Maps, 2015)

57
Universitas Sumatera Utara

58

3.1.2 Landasan hukum Universitas Negeri Medan
Terdapat beberapa landasan hukum mengenai Universitas Negeri Medan
(Unimed, 2010), yaitu:
1. Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tetang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 271/O/1999
tentang Organisasi Tata Kerja Universitas Negeri Medan, jo. Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 207/O/2002.
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 141/O/2001 tentang

Statuta Universitas Negeri Medan.
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 205/U/1999 tentang
Kebijakan Umum Departemen Pendidikan Nasional.
7. Kepmendiknas Nomor 271/O/1999 tentang Universitas Negeri Medan.
8. Kepmendiknas Nomor 010/0/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Pendidikan Nasional.

3.1.3 Profil bangunan dan ruang di Unimed
Prasarana dan sarana merupakan salah satu pilar penunjang pelaksanaan
tridharma perguruan tinggi untuk mencapai visi Unimed. Prasarana dan sarana
tersebut terdiri dari bangunan, perabotan, peralatan (hardware dan software), dan

Universitas Sumatera Utara

59

sistem pengamanan aset. Aset yang ada merupakan barang milik negara (BMN) yang
telah diinventarisasi dalam bentuk dokumen antara lain: laporan sistem informasi
inventaris (SIVENTA), laporan sistem informasi aset tetap, dan laporan sistem
akutansi barang milik negara (SABMN). Untuk menjamin inventarisasi memenuhi

aspek transparansi dan akuntabel maka dilakukan kerjasama dalam bentuk asistensi
dengan badan pemeriksa keuangan dan pembangunan (BPKP) Pusat, daerah dan
Depdiknas.
Gedung dan ruangan Unimed sangat bervariasi dalam jumlah yang banyak dan
berada di tempat berbeda.Sampai tahun 2009 Unimed memiliki aset senilai
Rp.627.866.601.131,- (Enam ratus dua puluh tujuh milyar delapan ratus enam puluh
enam juta enam ratus satu ribu seratus tiga puluh satu rupiah) (laporan SIMAK-BMN
di Neraca per tanggal 31 Desember 2009 dalam Unimed 2010). Aset tersebut terdiri
dari
a. Aset Lancar (Barang Persediaan) senilai Rp.1.564.680.234,- (Satu milyar
lima ratus enam puluh empat juta enam ratus delapan puluh ribu dua ratus
tiga puluh empat rupiah),
b. Aset Tetap:
1) Tanah seluas 546.661M2 dengan rincian luas pada tabel 3.1 senilai
Rp.314.241.820.326,- (Tiga ratus empat belas milyar dua ratus empat
puluh satu juta delapan ratus dua puluh ribu tiga ratus dua puluh enam
rupiah),

Universitas Sumatera Utara


60

2) Peralatan dan mesin senilai Rp.89.621.336.833,- (Delapan puluh sembilan
milyar enam ratus dua puluh satu juta tiga ratus tiga puluh enam ribu
delapan ratus tiga puluh tiga rupiah),
3) Gedung

dan

bangunan

sejumlah

275

unit

dengan

nilai


Rp.197.307.081.216,- (Seratus sembilan puluh tujuh milyar tiga ratus
tujuh ribu delapan puluh satu ribu dua ratus enam belas rupiah),
4) Saluran dan Irigasi sejumlah 15 unit dengan nilai Rp.1.679.351.750,(Satu milyar enam ratus tujuh puluh sembilan juta tiga ratus lima puluh
satu ribu tujuh ratus lima puluh rupiah),
5) Jaringan sejumlah 12 (dua belas) unit dengan nilai Rp.1.833.443.000
(Satu milyar delapan ratus tiga puluh tiga juta empat ratus empat puluh
tiga rupiah),
6) Aset Tetap Lainnya Senilai Rp.12.691.007.399,- (Dua belas milyar enam
ratus sembilan puluh satu juta tujuh ribu tiga ratus sembilan puluh
sembilan rupiah),
7) Konstruksi dalam pekerjaan senilai Rp.7.995.090.000,- (Tujuh milyar
sembilan ratus sembilan puluh lima juta sembilan puluh ribu rupiah), dan
8) Aset Tak berwujud lainnya senilai Rp.111.285.000,- (Seratus sebelas juta
dua ratus delapan puluh lima ribu rupiah).
9) Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan
senilaiRp.864.935.668,- (Delapan ratus enam puluh empat juta sembilan
ratus tiga puluh lima ribu enam ratus enam puluh delapan rupiah.

Universitas Sumatera Utara


61

Tabel 3.1 Data Tanah Unimed Versi SIMAK-BMN s.d 2009 (Unimed, 2010)
No

Tempat

1

Jl. Willem Iskandar

2

Luas tanah (m2)

Total Nilai Akhir 2009

495.000


33.801.075.000

Jl. Dr. Sutomo P. Sidempuan

1.496

451.989.000

3

Jl. Teladan

9.144

1.650.000.000

4

Jl. Pelajar Timur


41.021

4.499.900.000

546.661

40.402.964.000

TOTAL

3.1.4 Batas-batas tapak
Batas-batas tapak Universitas Negeri Medan yakni disebelah utara berbatasan
dengan jalan peraturan, disebelah timur berbatasan dengan jalan peraturan
perkampungan dan tol belmerah, disebelah selatan berbatasan dengan jalan pasar V,
disebelah barat berbatasan dengan jalan jalan pasar VII atau dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
U

Batas Sebelah Utara = Jalan Peraturan
Batas Sebelah Timur = Perkampungan dan tol belmerah

Batas Sebelah Selatan = Jalan Pasar V
Batas Sebelah Barat = Jalan Pasar VII
Gambar 3.2 Batas Tapak
(Google Maps, 2015)

Universitas Sumatera Utara

62

3.1.5 Letak zona gerbang masuk
Universitas Negeri Medan memiliki 4 pintu gerbang, terdapat 1 pintu gerbang
dijalan pasar VII dan 3 gerbang lainnya ada di jalan pasar V. Letak gerbang masuk
dapat dilihat pada Gambar 3.3.

1

2

3


4

1. Gerbang Teknik
2. Gerbang MIPA

3. Gerbang Rektorat
4. Gerbang Masjid

Gambar 3.3 Letak Gerbang Masuk
(Google Maps, 2015)

3.1.6 Pola sirkulasi eksisting
Pola sirkulasi eksisting di empat zona pintu masuk Universitas Negeri Medan
seluruh terdiri dari jalur dengan dua arah dan lebar jalan yang berbeda. Lebar jalur
pada tiap pintu gerbang dapat dilihat pada Gambar 3.4.

3.1.7 Kondisi zona gerbang masuk Unimed
Kondisi zona gerbang masuk Universitas Negeri Medan saat ini dapat dilihat
pada Gambar 3.5

Universitas Sumatera Utara

63

Lebar jalan :
• Pintu Teknik = 6.0 m
• Pintu MIPA = 6.4 m
• Pintu Rektorat = 9 m
• Pintu Mesjid = 10 m

Gambar 3.4 Pola Sirkulasi Eksisting
(Google Maps, 2015)

Universitas Sumatera Utara

64

1.

Gerbang Masuk Teknik

2.

Gerbang Masuk MIPA

3.

Gerbang Masuk Rektorat

4.

Gerbang Masuk Mesjid

1

2

3

4

Gambar 3.5 Kondisi Zona Gerbang Masuk
(Google Maps, 2015)

Universitas Sumatera Utara

65

3.2

Studi Banding Kasus Proyek Sejenis

3.2.1 Gerbang kampus UNNES (Universitas Negeri Semarang)
UNNES telah berdiri sejak tahun 1965 di kota Semarang, kota tua yang
merupakan ibu kota provinsi Jawa Tengah. Dengan tujuh fakultas dan satu
program pascasarjana, saat ini UNNES mendidik tidak kurang dari 22.000
mahasiswa yang tersebar dalam jenjang program Diploma, Sarjana, dan
Pascasarjana (UNNES, 2010).
Taman ditengah-tengah jalur masuk dan keluar gerbang menambah kesan
indah, asri, dan menarik untuk masuk ke dalam halaman-halaman kampus, yang
sebagian besar merupakan taman kampus. Taman pada pada median juga
berfungsi sebagai pembayangan terhadap terik matahari. Sirkulasi pada gerbang
masuk kampus didesain memiliki jalur masuk yang cukup lebar. Sirkulasi jalur
masuk dan keluar gerbang kampus dipisah dengan tujuan untuk menjaga
kelancaran sehingga tidak terjadi kemacetan. Kondisi gerbang masuk Unnes dapat
dilihat pada Gambar 3.6, 3.7 dan 3.8.

Gambar 3.6 Tampak Depan Gerbang Masuk Kampus UNNES
(Jayadipa, 2011)

Universitas Sumatera Utara

66

Massa bangunan khususnya pada perencanaan ketinggian bangunan juga
sangat diperhatikan, hal ini untuk menjadikan bangunan gerbang kampus sebagai
landmark kawasan. Ketinggian gerbang kampus diatur sehingga menimbulkan
kesan kontras dari bangunan sekitar.

Gambar 3.7 Taman Kecil di Depan Gerbang Masuk
Berfungsi Sebagai Landmark dan Nodes
(Jayadipa, 2011)

Gambar 3.8 Taman Ditengah-Tengah Akses Masuk Dan Keluar Pintu Gerbang
(Jayadipa, 2011)

Universitas Sumatera Utara

67

3.2.2 Gerbang kampus UGM (Universitas Gadjah Mada)
Universitas Gadjah Mada disingkat UGM, merupakan universitas negeri
tertua di Indonesia, terletak di Yogyakarta. Didirikan pada 19 Desember 1949,
Gadjah Mada merupakan universitas pertama yang didirikan setelah Indonesia
merdeka (Wikipedia, 2013).
Bentuk massa bangunan dengan penggabungan bidang kotak dengan bidang
segitiga menimbulkan kesan dinamis jika dilihat. Gerbang juga berfungsi sebagai
Landmark kampus dengan Bentukan massa yang kontras dengan bangunan sekitar
kawasan.

Gambar 3.9 Tampak Depan Gerbang Kampus UGM
(Yulianta, 2009)

Gerbang kampus didesain menggunakan konsep metafora, hal ini dapat
dilihat pada penggunaan bentuk pena sebagai lambang bahwa kawasan kampus
merupakan tempat untuk menimba ilmu, seperti tampak pada Gambar 3.9 dan
3.10.

Universitas Sumatera Utara

68

Gambar 3.10 Gerbang sebagai Landmark Kampus UGM
(Nurhuda, 2012)
Penataan lanscape mulai dari area depan gerbang sampai ke dalam kawasan
memberikan kesan asri. Median jalan yang lebar juga berfungsi sebagai taman.
Selain itu median jalan juga bertujuan memisah jalur masuk dan keluar kampus
agar sirkulasi tetap lancar sehingga tidak terjadi kemacetan.
Dari hasil penjelasan di kedua studi banding kasus proyek sejenis tersebut,
maka dapat dilakukan analisa untuk mendapatkan kesimpulan penerapan desain
dalam perancangan (Tabel 3.2).

Tabel 3.2 Hasil Analisa Studi Banding Proyek Sejenis
No Proyek
Desain Dalam Perancangan
Bentuk
Bangunan gerbang masuk terdiri dari 2 jalur
1
Gerbang
massa
masuk dan keluar. Ketinggian bangunan diatur
Kampus
sehingga memberi kesan yang kontras dari
UNNES
bangunan sekitar.
(Universitas
Negeri
Fasad
Fasad utama menghadap langsung kearah
Semarang)
jalan utama yang ada. Logo dan nama kampus
dibuat di depan sebagai penanda dan indentitas.

Universitas Sumatera Utara

69

No Proyek

2

Gerbang
Kampus UGM
(Universitas
Gadjah Mada)

Tabel 3.2 (Lanjutan)
Desain Dalam Perancangan
Lanscape Taman pada pada median jalan mulai dari area
depan gerbang sampai kedalam kawasan
memberikan kesan asri pada kawasan, juga
berfungsi sebagai pembayangan terhadap
panas matahari.
Bentuk
Bentukan massayang kontras dengan bangunan
massa
sekitar menjadikan gerbang kampus sebagai
landmark kawasan.
Gerbang kampus didesain menggunakan
konsep metafora, hal ini dapat dilihat pada
Fasad
penggunaan bentuk pena sebagai lambang
bahwa kawasan kampus merupakan tempat
untuk menimba ilmu.
Lanscape Penataan lanscape mulai dari area depan
gerbang sampai kedalam kawasan memberikan
kesan asri.
Sirkulasi Lebar jalan utama cukup lebar, jalur masuk
dan keluar gerbang kampus dipisah oleh taman
pada median jalan. Hal ini bertujuan agar
sirkulasi lancar sehingga tidak terjadi
kemacetan.

Kesimpulan:
Kedua gerbang masuk dari studi kasus proyek sejenis diatas sama-sama
menggunakan dua jalur yang cukup lebar untuk jalur keluar dan masuk kedalam
kawasan kampus. Keduanya juga menerapkan penggunaan median jalan dengan
meletakkan taman yang juga berfungsi sebagai peneduh terhadap sinar matahari.
Bentuk massa pada setiap gerbang masuk dibuat kontras dengan bangunan pada
kawasan sekitar agar menjadikan gerbang menjadi landmark kampus.
Memasukkan identitas kampus sebagai penanda kawasan.

3.3 Relevansi Tema terhadap Zona Gerbang Masuk Kampus Unimed
Perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia mengalami perkembangan dan
memiliki tantangan yang berbeda-beda dari masa ke masa. Menjadi salah satu
bagian dari perkembangan pendidikan tinggi, Universitas Negeri Medan dituntut
untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan standar internasional agar dapat
bersaing secara global. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di

Universitas Sumatera Utara

70

Sumatera Utara membuat pengguna dan pengunjung yang belajar dan mengajar
serta melakukan kegiatan di bidang pendidikan dalam kampus Unimed menjadi
sangat beragam. Hal ini karena latar belakang pengguna yang datang dari berbagai
daerah di pulau sumatera bahkan luar sumatera. Dari latar belakang yang beragam
tersebut akan memunculkan agama, suku serta kebudayaan yang berbeda dan akan
menghasilkan bermacam perilaku yang berbeda pula.
Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah civitas akademika dan warga
kampus di dalam kampus Unimed pun meningkat. Peningkatan jumlah mahasiswa
dan warga kampus ini berimbas kepada meningkatnya interaksi sosial yang
dilakukan. Peningkatan interaksi sosial mahasiswa dan warga kampustersebut
menghasilkan ketimpangan adaptasi antara aktivitas atau perilaku yang dilakukan
dengan tatanan fisik kampus. Hal ini dikarenakan perubahan elemen fisik yang
ada tidak mampu untuk berasimilasi mengikuti perubahan peningkatan jumlah
mahasiswa dan warga kampus yang ada.
Ketimpangan tersebut dapat dilihat pada elemen fisik zona gerbang masuk
kampus. Zona gerbang masuk merupakan area terdepan suatu kampus yang akan
dilalui pengguna saat akan memasuki kawasan kampus. Desain setting zona
gerbang masuk kampus akan sangat mempengaruhi pengguna untuk berperilaku
di dalam kawasan. Apakah pengguna diterima atau tidak dalam kawasan tersebut.
Keadaan pada zona gerbang masuk kampus Unimed saat ini masih belum bisa
mengikuti peningkatan jumlah mahasiswa dan warga kampus. Salah satu contoh
kondisi yang dapat langsung dilihat adalah adanya kemacetan oleh jumlah
angkutan umum pada area depan zona gerbang masuk kampus.

Universitas Sumatera Utara

71

Agar dapat mewujudkan kualitas sarana dan prasarana zona gerbang masuk
kampus yang baik sebagai penunjang aktivitas, maka perlu untuk dikaji antara
perilaku pengguna terhadap desain (seting) yang ada serta kebutuhan dari
pengguna dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan.

3.4 Eksplorasi Penerapan Tema ke dalam Zona Gerbang Masuk Kampus
Unimed
Dalam penelitian ini perilaku pengguna zona gerbang masuk yang akan
diamati dan didata akan dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu
aksesibilitas dan landmark (Gambar 3.11). Dari hasil data perilaku ini nantinya
akan dianalisa untuk menghasilkan kriteria dan konsep rancangan pada zona
gerbang masuk.

LANDMARK

AKTIVITAS

AKSESIBILITAS

Gambar 3.11 Faktor-faktor Pembentuk Perilaku

3.4.1 Analisa perilaku
Proses pengamatan pada zona gerbang masuk dilakukan dengan pencatatan
pola aktifitas perilaku, foto-foto, dan penghitungan jumlah pengguna yang

Universitas Sumatera Utara

72

melintasi zona pintu masuk. Pengumpulan data dengan cara penggambaran peta
pola aktifitas dengan tujuan untuk indentifikasi jenis dan frekuensi perilaku agar
dapat menjadi pertimbangan perancangan untuk mendapat wujud perancangan
yang spesifik. Alur kegiatan pemetaan perilaku untuk mendapatkan data perilaku
pemakai dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Bagan Pemetaan Perilaku

Setelah

memperoleh

data

perilaku

kemudian

tahap

selanjutnya

menggunakan kuesioner yang sudah disusun, dengan tujuan untuk mengetahui
preferensi pengguna zona gerbang masuk kampus ditinjau dari aksesibilitas dan
landmark.
Aktivitas yang terjadi pada zona gerbang masuk tidak terlepas dari setting
lingkungan yang memang merupakan kegiatan pendidikan. Pemetaan perilaku
pada zona gerbang masuk dilakukan pada tanggal 08 Februari 2015. Keadaan
pada empat zona gerbang masuk saat dilakukan proses pemetaan dapat dilihat
pada Gambar 3.13, 3.14, 3.15, 3.16, 3.17 dan 3.18.

Universitas Sumatera Utara

73

Gambar 3.13 Suasana Zona Gerbang Masuk Teknik

Gambar 3.14 Kegiatan pada Zona Gerbang Masuk Teknik

Universitas Sumatera Utara

74

Gambar 3.15 Suasana Zona Gerbang Masuk MIPA

Gambar 3.16 Suasana Zona Gerbang Masuk Rektorat

Universitas Sumatera Utara

75

Gambar 3.17 Suasana Zona Gerbang Masuk Mesjid

Gambar 3.18 Keadaan di Zona Gerbang Masuk Mesjid

Universitas Sumatera Utara

76

Berdasarkan pemetaan perilaku pada zona gerbang masuk diketahui bahwa
terdapat dua pola sirkulasi pada zona gerbang masuk yaitu sirkulasi manusia dan
kenderaan. Dari hasil pengamatan diperoleh data perilaku dari kedua pola
sirkulasi tersebut yang dirangkum dalam Tabel 3.3.

a.

b.
c.

d.

e.

f.

g.

h.

Tabel 3.3 Data Pemetaan Perilaku Zona Gerbang Masuk Kampus
Sirkulasi Manusia
Sirkulasi Kenderaan
Pedagang kaki lima menggunakan a. Supir angkutan umum banyak
jalur pejalan kaki untuk berjualan,
yang parkir diarea zona gerbang
sehingga pejalan kaki harus berjalan
masuk untuk menurunkan dan
pada jalur kenderaan untuk melalui
menaikkan penumpang.
kerumunan pedagang dan angkutan b. Pada jalur kenderaan, sepeda
umum sebelum kembali pada jalur
motor
dan
mobil
lebih
pejalan kaki.
mendominasi pemakaian.
Pejalan kaki menggunakan trotoar c. Pengguna kenderaan bermotor
berkendara dengan kecepatan
sebagai akses utama,
tinggi dan terlalu dekat dengan
Untuk sirkulasi manusia menggunakan
pejalan kaki
dua jalur bagi pejalan kaki disetiap sisi
d. Pengendara sepeda motor sering
jalan.
memarkirkan kenderaannya pada
Jalur pejalan kaki pada area depan
jalur kenderaan bukan pada area
zona gerbang masuk belum ditata
parkir di dalam kampus.
dengan baik, jalur pejalan kaki baru
ada setelah melalui gerbang masuk e. Pengendara kenderaan bermotor
tidak mengalah saat pejalan kaki
menuju ke dalam area kampus.
akan menyeberang.
Pejalan kaki tidak melihat kenderaan
yang lewat sebelum menyeberang dan f. Pengguna sepeda berbagi jalur
kenderaan dengan kenderaan
sibuk berjalan sambil menggunakan
bermotor karena belum disediakan
gadget sehingga membahayakan diri.
jalur khusus untuk sepeda.
Pejalan kaki harus berjalan pada jalur
kenderaan
di
gerbang
masuk
dikarenakan pintu khusus pejalan kaki
ditutup.
Dikarenakan tidak disediakannya jalur
penyeberangan pada jalur kenderaan di
zona gerbang masuk menyebabkan
pejalan
kaki
menyeberang
disembarang tempat.
Pejalan kaki membuang sampah pada
jalur pedestrian dan drainase karena
minimnya tempat sampah pada zona
gerbang masuk.

Universitas Sumatera Utara

77

Dari pemetaan perilaku yang sudah dilakukan, maka dapat dikaji bahwa
setiap individu memiliki alur kegiatan yang berbeda-beda berdasarkan cara masuk
ke dalam kampus. Cara masuk ini terbagi menjadi dua yaitu dengan cara berjalan
kaki dan dengan berkendara. Untuk individu yang masuk ke dalam kampus
dengan berjalan kaki memiliki alur kegiatan (Gambar 3.19) yang berbeda dengan
alur kegiatan individu yang berkendara (Gambar 3.20).

Kegiatan Pendidikan
Berjalan
Menuju

Datang

Pergi

Kegiatan Administrasi
Berkumpul/Berorganisasi

Gambar 3.19 Diagram Alur Kegiatan Individu yang Berjalan Kaki

Datang

Pergi

Berkendara
Menuju

Parkir

Kegiatan Pendidikan
Kegiatan Administrasi
Berkumpul/Berorganisasi

Gambar 3.20 Diagram Alur Kegiatan Individu yang Berkendara

Dari data perilaku pengguna zona gerbang masuk, maka disusun kuesioner
untuk menjaring preferensi pengguna zona gerbang masuk kampus berdasarkan
variabel pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dari aspek aksesibilitas
dan landmark.

Universitas Sumatera Utara

78

Sebelum menyebar kuesioner (Lampiran 6) pada responden harus terlebih
dahulu menentukan jumlah respoden kuesioner yang akan dijaring. Jumlah
responden diperolah dari perhitungan dengan menggunakan rumus:
n = N / (Nd2 + 1)............................................. (3.1)
Dimana: N = Jumlah populasi
d = Derajat kecermatan
n = Jumlah sampel
Untuk penelitian ini nilai derajat kecermatan diambil 5% yang berarti bahwa
derajat kecermatan yang diinginkan menunjukkan tingkat ketepatan dalam
mencapai 95% jaminan ketepatan. Berdasarkan Renstra Unimed 2011-2015 dalam
Unimed (2010) data tahun 2009 menyebutkan jumlah mahasiswa Unimed
sebanyak 21.364 mahasiswa. Dengan menggunakan rumus diatas dapat dihitung
jumlah responden yang akan diteliti sebanyak:
n = 21.364 / ((21.364 x 0,05² )+ 1) = 393 responden
Jumlah responden dari lokasi penelitian yaitu sebanyak 393 civitas
akademika. Berdasarkan kuisioner yang telah disebar, diperoleh sebaran data
sebagai berikut:
1. Pria sebanyak 156 responden dengan presentase sebesar 39.69%
2. Wanita sebanyak 237 responden dengan presentase sebesar 60.31%
3. Umur 17-21 sebanyak 112 responden dengan presentase sebesar 28.50 %
4. Umur 22-26 sebanyak 184 responden dengan presentase sebesar 46.82%
5. Umur 27-31 sebanyak 55 responden dengan presentase sebesar 13.99%
6. Umur >31 sebanyak 42 responden dengan presentase sebesar 10.69%
7. Mahasiswa sebanyak 355 responden dengan presentase sebesar 90.33 %

Universitas Sumatera Utara

79

8. Dosen sebanyak 26 responden dengan presentase sebesar 6.62 %
9. Pegawai sebanyak 12 responden dengan presentase sebesar 3.05 %

Hasil sebaran data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi 3
kelompok yakni gender, umur dan pekerjaan. Grafik dari sebaran data dapat
dilihat pada Gambar 3.21, 3.22 dan 3.23.

Gender
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pria
Wanita

Gender
39.69%
60.31%

Gambar 3.21 Grafik Gender Responden

Umur
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
17 - 21
22 - 26
27 - 31
> 31

Umur
28.50%
46.82%
13.99%
10.69%

Gambar 3.22 Grafik Umur Responden

Universitas Sumatera Utara

80

Pekerjaan
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

Pekerjaan

Mahasiswa

90.33%

Dosen

6.62%

Pegawai

3.05%

Gambar 3.23 Grafik Pekerjaan Responden

Setelah hasil persentase untuk setiap kajian pada zona gerbang masuk
kampus Unimed dari semua kuesioner didata, dirangkum dan ditabelkan (Tabel
3.4, 3.5, 3.6, 3.7, 3.8, 3.9).
Tabel 3.4 Hasil Rangkuman Kuesioner Nomor 1 s.d 10
No

Pertanyaan

1

Apakah anda nyaman dengan
kondisi akses masuk pada gerbang
saat ini?
Apakah bentuk gerbang saat ini
memberikan rasa nyaman ketika
melihat?
Saat berjalan di area gerbang
apakah anda merasa nyaman
tanpa takut tersenggol oleh
kenderaan?
Apakah sistem keamanan pada
gerbang di zona gerbang masuk
saat ini membuat anda nyaman?
Apakah anda nyaman ketika
melintasi jalur kenderaan di zona
gerbang masuk?

Jawaban
SN

2

3

4

5

N

KN

TN

STN

0.51%

5.34%

61.32%

31.81%

1.02%

0.00%

4.58%

5.85%

74.81%

14.76%

0.76%

1.53%

68.70%

23.66%

5.34%

0.76%

3.82%

21.12%

63.61%

10.69%

0.51%

63.87%

34.10%

1.02%

0.51%

Universitas Sumatera Utara

81

Tabel 3.4 (Lanjutan)
No

Pertanyaan

6

Apakah anda nyaman saat berjalan
pada trotoar pada zona gerbang
masuk?
Apakah dengan adanya beda
ketinggian antara jalur kenderaan dan
trotoar membuat anda merasa
nyaman untuk menggunakannya?
Apakah anda nyaman dengan kondisi
kebersihan pada jalur pedestrian saat
ini?
Apakah anda nyaman dengan
pedagang kaki lima yang berjualan di
zona gerbang masuk?
Apakah anda nyaman ketika
mengakses pintu khusus pejalan kaki
pada gerbang masuk?

Jawaban
SN

7

8

9

10

N

KN

TN

STN

0.76%

1.02%

15.01%

71.25%

11.96%

73.79%

23.66%

2.54%

0.00%

0.00%

4.33%

68.96%

18.83%

7.12%

0.76%

0.00%

2.29%

9.41%

84.73%

3.56%

0.00%

3.05%

62.34%

32.32%

2.29%

Keterangan:
SN : Sangat Nyaman
N
: Nyaman
KN : Kurang Nyaman
TN : Tidak Nyaman
STN : Sangat Tidak Nyaman
Tabel 3.5 Hasil Rangkuman Kuesioner Nomor 11 s.d 20
No
11
12

Jawaban

Pertanyaan
Apakah menurut anda bentuk gerbang yang ada saat ini terlihat
indah?
Apakah menurut anda desain gerbang saat ini terlihat
memberikan rasa aman?

T

TT

0.76%

99.24%

76.34%

23.66%

13

Apakah menurut anda desain gerbang saat ini terlihat mampu
memberikan perlidungan terhadap cuaca?

1.78%

98.22%

14

Apakah saat ini gerbang terlihat memiliki unsur unik dan mudah
diingat dari obyek fisik disekitarnya?

2.04%

97.96%

15

Apakah bentuk gerbang saat ini terlihat memiliki nilai historis
dan estetis di dalamnya?
Apakah bentuk bangunan pendukung misal: pos satpam saat ini
terlihat memiliki unsur unik dan mudah diingat dari obyek fisik
disekitarnya?

2.04%

97.96%

2.04%

97.96%

16

Universitas Sumatera Utara

82

Tabel 3.5 (Lanjutan)
No
17
18
19
20

Jawaban

Pertanyaan
Apakah pos satpam saat ini terlihat memiliki nilai historis atau
estetis dalam desainnya?
Apakah anda melihat adanya penataan pada perencanaan bentuk
pola paving trotoar saat ini?
Apakah lampu jalan saat tidak digunakan terlihat berfungsi
sebagai bagian dalam rangka memperindah zona gerbang
masuk?
Apakah kondisi gerbang saat ini terlihat bersih?

T

TT

2.04%

97.96%

2.29%

97.71%

1.02%

98.98%

79.64%

20.36%

Keterangan:
T
: Terlihat
TT : Tidak Terlihat
Tabel 3.6 Hasil Rangkuman Kuesioner Nomor 21 s.d 30
No
21
22
23
24
25
26
27

Jawaban

Pertanyaan
Apakah anda merasa mudah saat berjalan atau berkendara di
zona gerbang masuk?
Apakah saat ini gerbang mudah untuk diindentifikasi?
Apakah anda dapat dengan mudah mencari dan
mengidentifikasi pos satpam di area zona gerbang masuk?
Apakah anda merasa mudah saat melalui jalur kenderaan
pada zona gerbang masuk?
Apakah anda mudah untuk mencari tempat sampah pada zona
gerbang masuk?
Dengan kondisi lampu jalan saat ini, apakah anda mudah
melalui jalur kenderaan pada saat malam hari?
Apakah penyandang cacat dapat mudah untuk berjalan di
trotoar zona gerbang masuk?

M

S

96.18%

3.82%

87.53%

12.47%

94.91%

5.09%

96.18%

3.82%

0.76%

99.24%

2.80%

97.20%

1.02%

98.98%

95.17%

4.83%

28

Apakah jika shelter informasi diletakkan di samping trotoar
memudahkan anda untuk mengakses?

29

Apakah saat jam tertentu, misal saat jam pulang atau saat
wisuda anda mudah untuk melalui jalur kenderaan?

3.56%

96.44%

30

Apakah anda mudah untuk menemukan bangku pada jalur
trotoar di zona gerbang masuk?

1.27%

98.73%

Keterangan:
M : Mudah
S : Sulit

Universitas Sumatera Utara

83

Tabel 3.7 Hasil Rangkuman Kuesioner Nomor 31 s.d 48
No
31

32

33

34

35
36
37
38
39
40

41

42
43
44
45
46
47

Pertanyaan
Apakah perlu menggunakan bentuk yang khas
dengan pendidikan untuk desain gerbang
kampus sebagai landmark ?
Apakah desain gerbang harus mempunyai
bentuk yang jelas dalam luasan atau bentang
yang relatif besar?
Apakah perlu penataan lampu yang menarik
pada gerbang agar terlihat indah saat malam
hari?
Apakah pada zona gerbang masuk perlu dibuat
shelter atau bangunan informasi kampus yang
berisi peta kampus serta pengumuman terbaru
dari kegiatan yang ada di kampus?
Apakah perlu dipisahkan jalur sepeda motor
dan mobil pada zona pintu masuk?
Apakah perlu dibuat jalur khusus sepeda pada
zona pintu masuk kampus?
Apakah trotoar perlu dilengkapi dengan kanopi
untuk pelindungan terhadap cuaca?
Apakah pada trotoar perlu diberi tanaman
peneduh?
Apakah perlu diletakkan bangku pada trotoar
zona gerbang masuk?
Apakah perlu diletakkan tempat sampah pada
trotoar zona gerbang masuk?
Apakah perlu membuat desain yang
mempunyai unsur unik dan mudah diingat
pada aksesoris jalan seperti tempat sampah,
bangku, kanopi, lampu jalan, halte dan lain
sebagainya?
Apakah perlu meletakkan polisi tidur pada
jalur kenderaan untuk mengurangi kecepatan
kenderaan?
Apakah perlu disediakan kios bagi pedagang
untuk menata area depan zona gerbang masuk?
Apakah perlu disediakan halte untuk angkutan
umum agar mengurai kemacetan di area depan
gerbang masuk?
Apakah perlu untuk membuat desain pola
penataan paving pada trotoar?
Apakah perlu ditambah penerangan khusus
untuk pejalan kaki pada jalur trotoar?
Apakah menurut anda perlu untuk
memasukkan budaya lokal dalam tema
rancangan zona gerbang masuk?

Jawaban
P

CP

TP

40.46%

41.98%

17.56%

86.77%

9.92%

3.31%

88.04%

9.41%

2.54%

83.97%

7.89%

8.14%

37.66%

22.14%

40.20%

16.79%

64.12%

19.08%

86.01%

10.69%

3.31%

84.22%

8.91%

6.87%

92.62%

5.09%

2.29%

94.91%

3.31%

1.78%

93.38%

5.85%

0.76%

93.38%

5.60%

1.02%

92.11%

5.34%

2.54%

83.97%

7.89%

8.14%

93.64%

3.31%

3.05%

34.10%

22.14%

43.77%

24.94%

19.85%

55.22%

Universitas Sumatera Utara

84

Tabel 3.7 (Lanjutan)
No
48

Jawaban

Pertanyaan
Apakah rancangan gerbang nantinya perlu
meletakkan simbol Unimed di dalamnya?

P

CP

TP

84.48%

8.65%

6.87%

Keterangan:
P
: Perlu
CP : Cukup Perlu
TP : Tidak Perlu

Tabel 3.8 Hasil Rangkuman Kuesioner Nomor 49
No

49

Pertanyaan
Menurut anda berapa
seharusnya lebar jalur
kenderaan zona gerbang
masuk?

< 6,5 m
3.56%

Jawaban
6,5 m 7,5 m
9m
6.11%

7.12%

35.62%

11 m
47.58%

Tabel 3.9 Hasil Rangkuman Kuesioner Nomor 50
No

Pertanyaan

50

Menurut anda berapa
seharusnya lebar jalur trotoar
zona gerbang masuk yang
membuat nyaman anda jika
berjalan diatasnya?

2,5 m

25.19%

17.56%

39.44%

Hasil preferensi pengguna untuk setiap aspek kajian pada zona gerbang
masuk kampus Unimed mulai dari kuesioner 1-10, 11-10, 21-30, 31-48, 49 dan 50
kemudian dibuat juga dalam bentuk grafik (Gambar 3.24, 3.25, 3.26, 3.27, 3.28,
dan 3.29).

Universitas Sumatera Utara

85

Hasil Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 01-10
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Sangat Nyaman

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0.51% 0.00% 0.76% 0.76% 0.51% 0.76% 73.79% 4.33% 0.00% 0.00%

Nyaman

5.34% 4.58% 1.53% 3.82% 63.87% 1.02% 23.66% 68.96% 2.29% 3.05%

Kurang Nyaman

61.32% 5.85% 68.70%21.12% 34.10%15.01% 2.54% 18.83% 9.41% 62.34%

Tidak Nyaman

31.81% 74.81% 23.66%63.61% 1.02% 71.25% 0.00% 7.12% 84.73% 32.32%
Sangat Tidak Nyaman 1.02% 14.76% 5.34% 10.69% 0.51% 11.96% 0.00% 0.76% 3.56% 2.29%

Gambar 3.24 Grafik Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 01-10

Hasil Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 11-20
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Terlihat

11

12

13

0.76% 76.34% 1.78%

14

15

16

17

18

2.04%

2.04%

2.04%

2.04%

2.29%

19

20

1.02% 79.64%

Tidak Terlihat 99.24% 23.66% 98.22% 97.96% 97.96% 97.96% 97.96% 97.71% 98.98% 20.36%

Gambar 3.25 Grafik Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 11-20

Universitas Sumatera Utara

86

Hasil Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 21-30
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Mudah 96.18% 87.53% 94.91% 96.18% 0.76% 2.80% 1.02% 95.17% 3.56% 1.27%
Sulit
3.82% 12.47% 5.09% 3.82% 99.24% 97.20% 98.98% 4.83% 96.44% 98.73%

Gambar 3.26 Grafik Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 21-30

Hasil Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 31-48
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Perlu

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

40.4 86.7 88.0 83.9 37.6 16.7 86.0 84.2 92.6 94.9 93.3 93.3 92.1 83.9 93.6 34.1 24.9 84.4

Cukup Perlu 41.9 9.92 9.41 7.89 22.1 64.1 10.6 8.91 5.09 3.31 5.85 5.60 5.34 7.89 3.31 22.1 19.8 8.65
Tidak Perlu 17.5 3.31 2.54 8.14 40.2 19.0 3.31 6.87 2.29 1.78 0.76 1.02 2.54 8.14 3.05 43.7 55.2 6.87

Gambar 3.27 Grafik Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 31-48

Universitas Sumatera Utara

87

Hasil Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 49
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
< 6,5 m

49
3.56%

6,5 m

6.11%

7,5 m

7.12%

9m

35.62%

11 m

47.58%

Gambar 3.28 Grafik Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 49

Hasil Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 50
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

50

2,5 m

17.56%

Gambar 3.29 Grafik Preferensi Pengguna untuk Kuesioner Nomor 50

Universitas Sumatera Utara

88

Dari data kuesioner diatas, maka dapat ditarik hasil preferensi untuk tiap
kajian zona gerbang masuk. Kuesioner nomor 1 sampai 10 mengenai kenyamanan
pada zona gerbang masuk menghasilkan data preferensi sangat nyaman sebesar
8.14%, nyaman 17.81%, kurang nyaman 29.92%, tidak nyaman 39.03% dan
sangat tidak nyaman sebesar 5.08%. Selanjutnya untuk kuesioner nomor 11
sampai 20 mengenai akses visual zona gerbang masuk menghasilkan preferensi
sebesar 16.99% terlihat dan 83.01% tidak terlihat. Kemudian untuk preferensi
kuesioner nomor 21 sampai 30 mengenai kemudahan aksessibilitas pada zona
gerbang masuk adalah 47,94% menyatakan mudah dan 52,06% menyatakan
sulit.
Mengenai penataan fisik zona gerbang masuk pada kuesioner nomor 31
sampai 48 menghasilkan preferensi 72.86% perlu, 14.56% cukup perlu dan
12.58% menyatakan tidak perlu. Untuk kuesioner nomor 49 mengenai lebar jalur
kenderaan menghasilkan data 3.56% lebar 2.5 meter sebesar 17.56%.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil preferensi kuesioner zona gerbang
masuk kampus Unimed adalah pengguna masih belum nyaman dengan keadaan
zona gerbang masuk yang ada. Untuk preferensi mengenai aspek visual zona
gerbang masuk, secara keseluruhan tidak dapat terlihat. Mengenai kemudahan
mengkases, pengguna masih merasa kesulitan dalam mengkases zona gerbang

Universitas Sumatera Utara

89

masuk. Kemudian dalam hal penataan fisik zona gerbang masuk, masih perlu
dilakukan penataan. Preferensi terakhir mengenai lebar jalur kenderaan dan
trotoar, pengguna sebagian besar menginginkan lebar jalur kenderaan 11 meter
dan 2 meter untuk lebar jalur trotoar.

3.4.2 Analisa fungsional
Proses pengamatan analisa fungsional pada zona gerbang masuk dilakukan
pada elemen-elemen dalam setting fisik zona gerbang masuk yang akan
direncanakan. Hasil dari pengamatan dari pemanfaatan pada setiap elemen akan
menjadi pertimbangan dalam penentuan kriteria dan perencanaan konsep zona
gerbang masuk. Kegiatan analisis fungsional diawali dengan pengambilan data
awal dan penghayatan elemen dalam tapak yang akan direncanakan.
Simon (1990) berkaitan dengan kegiatan analisis tapak menyebutkan bahwa
“Peningkatan feel of the land merupakan kunci keberhasilan dari sebuah kegiatan
perencanaan tapak, dan hal ini bisa didapatkan jika telah dilakukan kegiatan
analisis tapak yang baik dan benar”.
Pengamatan dimulai pada area depan zona gerbang masuk, angkutan umum
sering sembarangan berhenti sehingga mengakibatkan kemacetan. Area depan
gerbang belum mampu menampung seluruh kegiatan pemakai. Terdapat beberapa
gerbang yang tertutup, sehingga tidak maksimalnya pemakai untuk mengakses
kampus dari keempat gerbang yang ada.
Jalur kenderaan yang ada belum seluruhnya dapat membuat pemakai
nyaman dalam melaluinya. Untuk area penerima, terdapat jalur kenderaan dua
arah yang terasa sempit untuk dilalui kenderaan. Material finishing jalur

Universitas Sumatera Utara

90

pedestrian yang tidak seragam memberikan kesan tidak rapi. Terdapat kerusakan
pada sebagian jalur pedestrian, sehingga pemakai dengan kebutuhan khusus tidak
bisa menggunakan.

3.5 Rangkuman Hasil Eksplorasi
Dari hasil pendataan dan pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa
elemen-elemen dalam setting fisik zona gerbang masuk yang ada, belum mampu
mengakomodir kegiatan dan perilaku pengguna jika ditinjau dari faktor-faktor
yang mempengaruhi yaitu aksessibilitas dan landmark dapat dilihat dari hasil
preferensi pengguna. Hasil data perilaku dan preferensi yang diperoleh nantinya
akan dianalisa untuk dapat menghasilkan kriteria dan konsep perancangan pada
zona gerbang masuk kampus Unimed.

Universitas Sumatera Utara

91

BAB IV
KONSEP PERANCANGAN FISIK

4.1 Penetapan Zona Gerbang Masuk Kampus
Penetapan lokasi zona gerbang masuk kampus dimaksudkan untuk mendapatkan
lokasi yang ideal untuk menerapkan konsep perancangan. Dari 4 zona yang ada,
nantinya akan dipilih satu zona yang cocok untuk diterapkan hasil kriteria dan konsep
perancangan zona gerbang masuk kampus dengan pendekatan arsitektur perilaku.
Dalam melakukan penetapan lokasi gerbang perlu ditinjau beberapa kondisi
untuk mendapatkan zona gerbang masuk yang sesuai dengan elemen penetapan lokasi
yang ideal. Elemen dalam menetapkan lokasi tersebut antara lain:
a. Aksessibilitas yang terdiri dari aksessibilitas kendaraan pribadi, kendaraan
umum dan pejalan kaki.
b. Fasilitas pendukung seperti permukiman dan daerah komersil dengan radius
500 m dari lokasi pemilihan.
c. Berada di kawasan sub urban yang merupakan daerah pengembangan
perdagangan dan rekreasi dengan radius 500 m dari lokasi pemilihan.

Berdasarkan elemen diatas, maka dilakukan analisa pada setiap zona gerbang
kampus yang ada. Analisa dilakukan untuk menetapkan lokasi zona gerbang masuk
yang ideal.

91
Universitas Sumatera Utara

92

Tabel 4.1 Hasil Analisa Elemen Penetapan Lokasi Zona Gerbang Masuk
Lokasi Pemilihan
No

1

Elemen

Zona

Zona

Zona

Zona

Teknik

MIPA

Rektorat

Mesjid

a. Kendaraan Pribadi

+++

+

+

+++

b. Kendaraan Umum

+

+

+

+

+++

+++

+

+++

a. Permukiman (500 m)

+++

+

+

+++

b. Daerah komersil (500 m)

+++

++

++

+

+++

++

++

+++

16 +

10 +

8+

14 +

Aksessibilitas

c. Pejalan Kaki
2

Fasilitas pendukung

Berada di kawasan sub urban
3

yang merupakan daerah
pengembangan perdagangan dan
rekreasi (500 m)
Jumlah

Keterangan:
+ : Kurang
++ : Cukup

+++ : Baik

Dari hasil analisa pemilihan diatas melalui elemen penetapan lokasi, maka
dapat ditetapkan perancangan zona gerbang masuk kampus dengan menggunakan
arsitektur perilaku dilakukan pada zona teknik. Penetapan tersebut didasarkan karena
zona teknik memiliki skor tertinggi dibandingkan dengan zona lainnya.
Selain dari hasil skor analisa lokasi, penetapan zona teknik juga didukung
dengan adanya Key Building (Gambar 4.1) berupa Auditorium dan taman kampus
yang berada pada tengah poros memanjang jalur utama kampus. Sehingga jika akses

Universitas Sumatera Utara

93

masuk dan keluar di pusatkan pada zona teknik, akan memudahkan pengguna dalam
mengakses kampus, karena zona ini memiliki pola jalur mengelilingi kampus.
Faktor pendukung lainnya dari penetapan zona gerbang masuk kampus di zona
teknik adalah adanya jalur kenderaan menuju zona teknik yang lebar dengan 2 lajur
untuk dua arah yang dipisahkan dengan median jalan. Jalur yang lebar dengan 2 lajur
dan median ini akan memudahkan dan menghindarkan pengguna dari kemacetan
dalam mengakses gerbang masuk kampus.

4.2

Konsep Gerbang Masuk
Sesuai dengan kesimpulan pada analisa studi kasus proyek sejenis, bentuk

massa gerbang masuk harus didesain kontras dengan bangunan yang ada disekitar
kawasan. Penerapan tersebut untuk menjadikan gerbang masuk kampus sebagai
landmark kawasan. Hal ini sejalan dengan Yuliantoro (2004) yang menyebutkan
suatu obyek dapat dikatakan sebagai landmark jika memiliki kriteria antara lain
mempunyai bentuk yang jelas dalam luasan atau bentang yang relatif besar,
mempunyai karakter fisik lain dari obyek fisik disekitarnya, serta mempunyai unsur
unik dan mudah diingat.
Sesuai dengan penjelasan diatas maka massa gerbang masuk harus
menggunakan skala perkotaan, yakni D/H>1. Ilustrasi perbandingan D/H oleh objek
dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Universitas Sumatera Utara

94

Auditorium dan taman kampus dipilih sebagai Key Building untuk
memperkuat penetapan Gerbang Teknik sebagai zona gerbang masuk
kampus, karena Auditorium dan taman berada ditengah poros
kampus.

Gambar 4.1 Key Building dalam Penetapan Zona Gerbang Masuk Kampus Universitas Negeri Medan
(Universitas Negeri Medan, 2015)

Universitas Sumatera Utara

95

Gambar. 4.2 Ilustrasi Perbandingan D/H Oleh Objek
(Google Images, 2015)

Agar gerbang masuk memiliki unsur unik dan mudah diingat, maka digunakan
konsep metofora atau perumpamaan. Konsep ini menggunakan ungkapan “bagaikan”
atau “seperti” untuk mengidentifikasikan suatu hubungan antara benda tertentu
dengan desain.
Bentuk dasar dari gerbang direncanakan untuk konsep metafora gerbang
digunakan bentuk pena dan buku (Gambar 4.3). Hal ini bertujuan untuk memberikan
kesan bahwa kawasan ini adalah kawasan pendidikan dan tempat untuk menimba
ilmu. Memasukkan unsur pendidikan dengan bentuk pena dan buku bertujuan sebagai
daya tarik mahasiswa agar semangat dalam belajar.

Universitas Sumatera Utara

96

Gambar 4.3 Pena dan Buku
(Google Images, 2015)

Agar gerbang masuk mudah diingat dan diidentifikasi, maka logo Universitas
Negeri Medan dimasukkan dalam desain gerbang masuk kampus. Memasukkan
identitas kampus dalam desain berfungsi sebagai penanda suatu kawasan.
Desain gerbang terdiri dari dua jalur, yakni untuk jalur masuk dan keluar
kawasan. Pemisahan jalur masuk dan keluar pada gerbang masuk bertujuan agar
sirkulasi lancar sehingga tidak terjadi kemacetan. Jalur masuk dan keluar tersebut
dipisah oleh median jalan yang berfungsi juga sebagai taman. Taman pada median ini
memiliki fungsi sebagai pembayangan terhadap panas matahari dan mampu
memberikan kesan nyaman sehingga pengguna tidak enggan masuk kedalam
kawasan.
Penggunaan warna dominan dalam desain gerbang menggunakan warna yang
ada pada logo universitas yaitu hijau, merah, kuning dan hitam (Gambar 4.4).
Pemakaian warna tersebut agar pengguna tidak merasa asing karena sudah sangat
familiar dengan logo kampus, sehingga diharapkan akan menimbulkan kesan dekat.

Universitas Sumatera Utara

97

Gambar 4.4 Logo Unimed
(Google Images, 2015)

Warna

kuning,

melambangkan

keceriaan,

gembira,

hangat,

mampu

membangkitkan semangat, menghadirkan akal, baik untuk konsentrasi, pikiran.
Warna kuning mencerminkan sifat kreatif, intelek serta kepemimpinan. Kuning dapat
merangsang mata dan saraf untuk lebih fokus, berkonsentrasi, dan memunculkan
kesan hidup yang membuat siapa yang melihat bersemangat. Warna hijau,
melambangkan ketenangan,bersantai, dan warna segar. Baik untuk relaksasi dan area
istirahat. Sedangkan warna merah, melambangkan kegairahan, energi, kekuasaan, dan
semangat.
Kuning dan merah merupakan warna panas, warna panas memberikan kesan
positif, merangsang, energik, agresif, dan aktif. Sedangkan hijau merupakan warna
dingin, warna dingin memberikan kesan tenang, aman, dan hening. Diharapkan
dengan penggunaan warna tersebut mampu memberikan semangat kepada pengguna
khususnya mahasiswa untuk giat belajar, serta mampu memberikan rasa tenang dan
aman. Logo kampus juga diletakkan pada desain gerbang sebagai identitas kawasan.

Universitas Sumatera Utara

98

4.3 Konsep Bangunan Pendukung
Bangunan pendukung yang akan direncanakan adalah pos kemanan dan shelter
informasi kampus. Bangunan pendukung dirancang sebagai bagian dalam rangka
memfasilitasi kebutuhan pengguna agar merasa nyaman saat melintasi zona gerbang
masuk. Pos keamanan digunakan untuk mendukung sistem keamanan pada gerbang
masuk, sementara shelter informasi berfungsi sebagai fasilitas untuk pengguna
memenuhi kebutuhan informasi seputar kampus.
Konsep bangunan pendukung harus mudah diidentifikasi, hal ini berkaitan
dengan pengorganisasian ruang. Bangunan pendukung harus diletakkan pada area
strategis yang mudah dijangkau dan dapat langsung terlihat tanpa terhalang sesuatu.
Hal ini berhubungan dengan efesiensi waktu dalam hal pelayanan publik, maka untuk
bangunan pendukung disimpulkan diletakkan tidak jauh di sisi kiri jalur masuk.
Bangunan yang dapat dengan mudah diakses akan membuat pengguna merasa
nyaman.
Untuk menampilkan karakter bangunan pendukung dapat dilakukan melalui
perencanaan

bentuk

bangunan.

Skala

bangunan

juga

harus

diperhatikan.

Penggabungan bentuk geometri bulat dan persegi dapat digunakan karena memiliki
beberapa keunggulan (Tabel 4.2). Bangunan pendukung direncanakan memiliki
banyak bukaan agar mudah untuk diakses oleh pengguna.

Universitas Sumatera Utara

99

Tabel 4.2 Kriteria Bentuk Bangunan (Realita, 2010)
Bentuk Dasar Bangunan
Kriteria

Kesesuaian Bentuk Site
Orientasi Bangunan

Baik

Baik

Kurang Baik

Baik, Orientasi
Jelas

Baik, Orientasi
Jelas ke segala arah

Tidak Jelas

Efisien

Kurang Efisien

Tidak Efisien

Lebih Mudah

CukupSulit

Mudah

Baik

Baik

Kurang Baik

Lebih Hemat

Hemat

Tidak
Ekonomis

Efesiensi Ruang
Efesiensi Struktur dan
Konstruksi Bangunan
Kesan yang ingin
dicapai
Ekonomi Bangunan

Untuk warna pada bangunan pendukung menggunakan konsep analisator,
analisator diciptakan dari perpaduan dua atau tiga warna. Konsep analisator akan
member efek tenang dan ramah. Agar tidak menimbulkan kemacetan pada zona
gerbang masuk, maka bangunan pendukung harus dilengkapi dengan area parkir
kenderaan.

4.4 Konsep Jalur Pedestrian
Sesuai dengan desain gerbang yang direncanakan terdiri dari dua jalur untuk
masuk dan keluar kawasan, maka jalur pedestrian untuk pejalan kaki juga dibuat pada

Universitas Sumatera Utara

100

masing-masing jalur yang ada. Hasil preferensi pengguna mengenai jalur pedestrian
menginginkan adanya perencanaan bentuk pola paving trotoar, desain jalur yang
ramah terhadap penyandang cacat, dan desain lebar jalur sebesar 2 meter.
Untuk dapat menghasilkan desain yang ramah terhadap kaum difabel, material
dan desain fisik yang digunakan harus mudah untuk dilalui (Gambar 4.5). Desain
ramp yang landai dengan kemiringan 7° akan memudahkan pengguna kursi roda atau
kaum yang memiliki keterbatasan fisik saat berjalan melalui jalur pedestrian. Untuk
pengguna dengan keterbatasan penglihatan digunakan keramik tekstur dengan warna
yang cerah sebagai panduan jalur untuk berjalan.
Pemilihan material paving jalur menggunakan material yang relatif datar, agar
memudahkan pengguna kursi roda saat berjalan. Material paving dipilih dengan
permukaan yang tidak licin. Untuk pola disesuaikan dengan ukuran jalur.

Gambar 4.5 Proporsi Pengguna Kursi Roda dengan Kereta Dorong
(Google Images, 2015)

Universitas Sumatera Utara

101

Menurut SK Dirjen 43 Tahun 1997 ketinggian maksimum trotoar adalah 25 cm,
dan dianjurkan menggunakan ketinggian 15 cm. Untuk lebar trotoar, menurut
Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 Tahun 1993 lebar trotoar minimum pada
wilayah industri di jalur primer sebesar 3 meter, jika berdasarkan jumlah pejalan kaki
lebar minimum untuk 6 orang adalah 2,3–5 meter. Sedangkan menurut Keputusan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat dalam SK Dirjen 43 Tahun 1997 lebar trotoar
berdasarkan pada penggunaan lahan disekitarnya, dalam hal ini lebar minimum
trotoar untuk sekolah sebesar 2 meter dan dianjurkan menggunakan lebar 3 meter.
Berdasarkan peraturan diatas maka untuk penetapan lebar jalur sebesar 2 meter
menurut preferensi pengguna tidak bisa dipakai dalam perencanaan jalur pedestrian.
Hal ini dikarenakan lebar jalur sebesar 2 meter masih dibawah standar ketentuan yang
dianjurkan pemerintah dan tidak akan mampu mengakomodir pejalan kaki (dalam hal
ini mahasiswa) yang sering berjalan berkelompok dalam jumlah yang lebih dari 3
orang sekaligus. Maka dari itu lebar jalur pedestrian yang akan direncanakan adalah
sebesar 4 meter pada setiap jalur. Hal ini didasarkan jumlah pengguna yang berjalan
pada pedestrian di dalam kampus bisa dilalui 6 orang berkelompok sekaligus dan
diharapkan dengan lebar 4 meter akan mampu mengakomodir perkembangan kampus
di masa mendatang.

4.5 Konsep Jalur Kenderaan
Sesuai dengan konsep gerbang, maka jalur kenderaan juga terdiri dari dua jalur
yaitu jalur masuk dan keluar kawasan. Pemisahan jalur masuk dan keluar pada

Universitas Sumatera Utara

102

gerbang masuk bertujuan agar sirkulasi dalam zona gerbang masuk lancar sehingga
tidak terjadi kemacetan. Jalur masuk dan keluar dipisah oleh median jalan yang
berfungsi juga sebagai taman. Taman pada median ini memiliki fungsi sebagai
pembayangan terhadap panas matahari dan mampu memberikan kesan nyaman.
Desain jalur kenderaan harus lebih rendah dari jalur pedestrian untuk memberikan
rasa aman kepada para pejalan kaki.
Preferensi pengguna yang menginginkan lebar jalur sebesar 11 meter
diakomodir. Dengan lebar tersebut, maka jalur kenderaan akan mampu menampung
kenderaan roda empat, sepeda motor, sepeda bahkan dapat dilalui oleh bus.
Pengakomodiran penggunaan lebar jalur kenderaan sebesar 11 meter dikarenakan
dengan lebar tersebut sudah memenuhi minimal lebar yang disyaratkan pada PP No
34 Tahun 2006 Tentang Jalan yang sudah dijelaskan pada Bab sebelumnya yang
menyebutkan persyaratan teknis jalan untuk jalan lingkungan sekunder memiliki
badan jalan paling sedikit 6,5 (enam koma lima) meter dan jalur kenderaan pada zona
gerbang masuk termasuk dalam jenis jalan sedang, dengan pengendalian jalan masuk
tidak dibatasi dan memiliki paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan
lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter.
Untuk mengontrol laju kenderaan pada jalur akan dibuat polisi tidur pada titik
tertentu. Sesuai dengan Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor 3 Tahun 1994
tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan (Lampiran 5), polisi tidur
dirancang sewajarnya agar relatif mudah untuk dilalui (Gambar 4.6). Polisi tidur juga

Universitas Sumatera Utara

103

harus diberi warna yang kontras dengan jalan agar memudahkan pengguna kendaraan
untuk mengidentifikasi.

Gambar 4.6 Desain Polisi Tidur
(KepMenHub, 1994)

4.6 Konsep Street Furniture
Konsep street furniture pada zona gerbang masuk murujuk pada pemaksimalan
fungsi utama street furniture yakni sebagai petunjuk atau sebagai pelayanan agar
pemakai nyaman dalam melakukan aktifitas di zona gerbang masuk. Street furniture
yang akan dirancang dalam zona gerbang masuk adalah bangku, kanopi trotoar,
lampu jalan, tempat sampah, serta halte dan kios.
1. Bangku
Bangku pada trotoar berfungsi untuk memberi ruang istirahat bila lelah
berjalan, dan memberi waktu bagi pejalan kaki untuk menikmati suasana

Universitas Sumatera Utara

104

lingkungan sekitarnya. Material bangku direncanakan terbuat dari logam,
kayu, beton, batu atau kombinasi diantaranya. Bentuk bangku didesain tidak
memiliki ujung atau sudut yang tajam, agar aman untuk digunakan. Bentuk
yang diterapkan dalam rancangan bangku pada trotoar adalah perpaduan
antara bujur sangkar dan lingkaran (Gambar 4.70). Untuk warna yang
digunakan disesuai dengan konsep rancangan pada setting fisik yang lain agar
senada.

Gambar 4.7 Contoh Bentuk Bangku pada Trotoar Jalan
(Google Images, 2015)

2. Kanopi trotoar
Kanopi trotoar di masukkan untuk mengakomodir keinginan pengguna yang
ingin trotoar dilengkapi dengan kanopi untuk pelindungan terhadap cuaca.
Kanopi trotoar juga digunakan unt