Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Bangun Bagi (Studi Pada Pembangunan Rumah Toko Oleh Developer Perorangan Di Kecamatan Medan Selayang)

ABSTRAK
Perjanjian Bangun Bagi yaitu hubungan hukum antara seseorang yang
berhak atas tanah dengan pihak lain (kedua), dimana pihak kedua ini diperkenankan
mengolah tanah yang bersangkutan dengan ketentuan, hasil dari pengolahan tanah
dibagi dua antara orang yang berhak atas tanah dan yang mengolah tanah itu.
Perjanjian bangun bagi pada saat sekaran ini sangat banyak diminati dalam kehidupan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidang perumahan. Pada saat
proses pelaksanaan perjanjian bangun bagi muncul problematika diantara para pihak
sehingga dibutuhkan upaya perlindungan hukum yang bersifat mencegah dan
menyelesaikan problematika tersebut. Beberapa rumusan masalah yang dibahas di
dalam penelitian ini adalah mengenai hak dan kewajiban pemilik tanah dan developer
dalam akta perjanjian, problematika yang muncul pada saat proses pelaksanaan
perjanjian bangun bagi, upaya penyelesaian dalam mengatasi masalah yang muncul
dalam perjanjian bangun bagi.
Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah penelitian yuridis
normatif, yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum, yang terdapat
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pijakan normatif dengan
menggunakan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Perjanjian Bangun Bagi pembangunan
rumah toko di kecamatan Medan Selayang yang dilakukan Nyonya X dan Tuan Y
merupakan perjanjian konsensuil dan bersifat timbal balik, dalam pelaksanaannya

tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga menimbulkan tuntutan ganti kerugian
dan pembatalan perjanjian. Hak dan kewajiban para pihak yang terdapat dalam Akta
Perjanjian Bangun Bagi yang dibuat dihadapan Notaris tersebut kurang bersifat netral
dan kurang mengandung unsur perlindungan hukum bagi pihak yang melakukan
perjanjian sehingga dapat menimbulkan problematika dikemudian hari. Problematika
dalam perjanjian bangun bagi timbul pada pemilik tanah, pembeli dan developer.
Adapun problematika yang muncul tersebut tersebut dikarenakan ketidaksesuaian
hasil pembangunan dengan isi perjanjian, yaitu terdiri dari : penyerahan (levering),
lokasi dan sejarah tanah, pengurusan sertifikat, Kapling Siap Bangun, Izin
Mendirikan Bangunan, dan Kredit Macet. Problematika yang muncul antara Nyonya
X dan Tuan Y adalah keterlambatan penyelesaian pembangunan, ketidaksesuaian
hasil pembangunan dengan perjanjian, penerbitan sertifikat yang terlalu lama, dan
Tuan Y telah menjual kepada pihak ketiga sebelum menyelesaikan bangunan milik
pihak pertama.
Kata Kunci : Perjanjian Bangun Bagi, Problematika, Upaya Perlindungan
Hukum.

i
Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
Construction sharing agreement is a legal agreement between a person who
was land rights and another party(second party) who is given the right to work on the
land, on condition that the profits are divided into two: for the land owner and the
developer. This kind of agreement is interested by many people in fulfilling their
needs in housing. In the process of its implementation, there will be many problems in
stakeholders so that legal protection is needed in order to forestall and handle the
problems. The problems of the research were as follows: how about the right and
obligation of land owner and developer in the contract, how about the problems
which arouse in the process of its implementation, and how about the settlement for
any problems in the construction sharing agreement.
The research used judicial normative method which was referred to legal
norms found in the prevailing legal provisions as the normative basis, using primary,
secondary, and tertiary legal materials.
The result of the research showed that construction sharing agreement of a
shop-house construction in Medan Selayang Subdistrict between Mrs.X and Mr.Y was
a consensus and reciprocal agreement. It was found that in its implementation it
caused the complaint about indemnity and the cancellation of the contract. The right
and obligation in the contract which had been mad before a Notary was not neutral
and lacked of the element of legal protection for the parties concerned so that it

would cause a problem later on. The problem could occur in the land owner, the
buyer, and the developer. The problems which arouse because there was the
discrepancy between the constructed building and the contract which included
levering, location and land history, certification, ready, construction couplings,
building permit, and nonperforming loan. The problem which aroused between Mrs.X
and Mr.Y was about the lateness of constructing the building, the discrepancy of the
constructed building and the contract, prolonged issuance of certificate, and Mr.Y
had sold it to the third party before finishing the first party’s building.

Keywords: Construction Sharing Agreement, Problem, Legal Protection.

ii
Universitas Sumatera Utara