Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
(obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana bagi
kegiatan berinvestasi ((Keown, 2011).
Investasi obligasi merupakan salah satu yang diminati oleh pemodal. Hal ini
dikarenakan obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan tetap tersebut
diperoleh dari bunga yang akan diterima secara periodik dan pokok obligasi pada saat
jatuh tempo. Bagi emiten, obligasi merupakan sekuritas yang aman karena biaya
emisinya lebih murah daripada harga saham. Selain itu penerbitan obligasi juga untuk
menghindari penilaian jelek investor dibandingkan jika perusahaan menerbitkan saham
baru (Brigham, 2010)
Investor yang berminat untuk membeli sekuritas obligasi memerlukan
informasi seputar obligasi agar dapat menganalisis serta memperkirakan risiko yang
mungkin akan terjadi dalam investasi obligasi. Default risk atau risiko dimana
perusahaan yang menerbitkan obligasi tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya
yaitu membayar kupon ataupun mengembalikan pokok pinjaman bisa saja terjadi
terhadap obligasi yang diinvestasikan. Salah satu informasi yang diperlukan investor
Universitas Sumatera Utara
adalah dengan memperhatikan peringkat obligasi (bond rating) dari perusahaan
penerbit obligasi. Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang
informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan utang suatu
perusahaan (Yuliana, 2011). Peringkat obligasi ini dinilai sangat penting bagi
investor karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi tersebut
layak untuk diinvestasikan atau tidak serta untuk mengetahui kemungkinan tingkat
risiko yang ada dalam investasi obligasi tersebut.
Meskipun demikian obligasi tetap memiliki risiko. Salah satu risiko tersebut
adalah ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi obligasi kepada investor. Tahun
2009 fenomena obligasi gagal bayar (default risk) banyak terjadi pada perusahaan yang
cukup populer bagi masyarakat. PT. Mobile-8 Telecom Tbk, telah gagal bayar 2 kali
untuk kupon 15 maret 2009 dan 15 juni 2009 dengan obligasi senilai Rp 675 miliar
yang jatuh tempo maret 2012. PT Davomas Abadi Tbk, obligasi senilai 235 juta dolar
untuk jatuh tempo 2011 telah gagal bayar sebesar 13,09 juta dolar untuk kupon 5 mei
2009 (Kompasiana, 9 Februari 2010).
Salah satu sinyal yang dapat digunakan untuk mengetahui risiko default obligasi
adalah peringkat obligasi (Brigham, 2010). Bagi emiten peringkat obligasi sangat
mendorong dalam perbaikan kinerja (pelunasan obligasi) perusahaan. Selain itu juga
digunakan sebagai sarana promosi terutama jika perusahaan memperoleh peringkat
yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Proses pemeringkatan terhadap peringkat obligasi (bond rating) harus dilakukan
oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (rating agency), dalam hal ini
pemeringkat obligasi merupakan lembaga yang independen yang memberikan informasi
mengenai peringkat skala rasio yang merupakan petunjuk sejauh mana keamanan suatu
obligasi bagi para investor. Keamanan ini ditunjukkan berdasarkan kemampuan dalam
membayar suku bunga dan melunasi pinjaman pokok.
Proses pemeringkatan ini dilakukan juga dengan tujuan untuk menilai kinerja
suatu perusahaan sehingga agen pemeringkat obligasi dapat menyatakan layak atau
tidaknya obligasi tersebut untuk diinvestasikan (Purwaningsih, 2011). Peringkat
obligasi (bond rating) yang diberikan oleh agen pemeringkat pada umumnya dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade (AAA, AA, A dan BBB) yang
menunjukkan bahwa tingkat risiko terhadap sekuritas utang tersebut rendah serta noninvestment grade (BB, B ,CCC dan D) yang menunjukkan bahwa tingkat risiko
terhadap sekuritas utang tersebut tinggi.
Proses penilaian peringkat dilakukan dengan cara mempertimbangkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan informasi keuangan maupun non keuangan seperti
operasional perusahaan, manajemen perusahaan, laporan keuangan perusahaan dan
perencanaan perusahaan dengan menggunakan ukuran kuantitatif seperti laporan
keuangan tahunan dan ukuran kualitatif seperti strategi perusahaan, posisi industri
dan kerjasama tim dalam manajemen perusahaan (Adrian, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Indonesia mempunyai beberapa lembaga yang diakui oleh Bank Indonesia
sebagai lembaga pemeringkat dan peringkat, yaitu Fitch Ratings Indonesia, PT
ICRA Indonesia, dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Hal ini sesuai
dengan pemberlakuan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22
Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank
Indonesia.
Penelitian ini lebih mengacu pada penggunaan data yang dipublikasikan oleh
PEFINDO karena PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat paling tertua di
Indonesia yang berdiri sejak tahun 1993 serta telah melakukan pemeringkatan terhadap
lebih dari 500 perusahaan dan pemerintahan daerah. Sejak tahun 1996, PEFINDO telah
melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan pemeringkat global yaitu Standard
and Poor’s (S&P).
PEFINDO juga merupakan lembaga pemeringkat satu-satunya di Indonesia yang
memiliki default data dan default study yang dapat digunakan oleh perusahaan termasuk
Bank Indonesia.
Pefindo menentukan peringkat obligasi untuk menilai kinerja perusahaan dari
berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan
keuntungan perusahaan. Karena obligasi merupakan surat utang sehingga rating sangat
diperlukan untuk menilai apakah penerbit nantinya dapat membayar kembali seluruh
utangnya atau tidak.
Pefindo menilai peringkat obligasi berdasarkan 3 aspek, tetapi belum ada
penjelasan lebih lanjut mengenai 3 aspek tersebut. Penelitian ini menguji salah satu
Universitas Sumatera Utara
aspek yang digunakan PEFINDO dalam penilaian, yaitu aspek keuangan. Aspek
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel
Profitabilitas dengan proksi Return On Assets, Likuiditas dengan proksi Current Ratio,
Leverage dengan proksi Debt to Equity Ratio, Ukuran perusahaan, Pertumbuhan, dan
Produktivitas. Alasan dipilihnya variabel-variabel tersebut adalah karena variabel
tersebut sering digunakan investor dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan.
Dan sampel yang dipilih adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011,2012,2013,2014 dan 2015.
Perusahaan manufaktur dipilih karena pada umumnya perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang paling dominan di Indonesia sehingga emiten tersebut
mempunyai peluang besar dalam memberikan kesempatan bagi investor untuk investasi
yang akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pasar modal. Hal ini menjadikan
perusahaan manufaktur selalu mendapat perhatian dan sorotan dari pelaku pasar.
Perusahaan industri manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah
143, yang terdiri dari 3 buah sektor industri. Masing-masing 3 buah sektor itu yaitu 65
perusahaan sektor industri dasar dan kimia, 41 perusahaan sektor aneka industri, dan 37
perusahaan industri barang dan konsumsi.
Perusahaan Manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun walaupun banyak mengalami masalah. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu
masalah keuangan yang mempengaruhi salah satunya adalah kinerja keuangan
perusahaan. Berikut ini dapat dilihat laporan kinerja keuangan perusahaan Manufaktur
dengan peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Data Laporan Keuangan & Bond Rating Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan
Indofood
Sukses
Makmur
Tbk.
Gudang
Garam Tbk.
Siantar Top
Tbk.
Tiga Pilar
Sejahtera
Food Tbk
Tahun
Bond
Rating
Laba
Utang
Aset
Ekuitas
Aset Lancar
Utang Lancar
2011
AA+
4,891,673
22,114,722
53,715,950
31,601,228
24,608,559
12,670,150
2012
AA+
4,779,446
25,249,168
59,389,405
34,140,237
26,235,990
12,805,200
2013
AA+
3,416,635
39,719,660
78,092,789
38,373,129
32,464,497
19,471,309
2014
AA+
5,146,323
44,710,509
85,938,885
41,228,376
40,995,736
22,681,686
2015
AA+
3,709,501
48,709,933
91,831,526
43,121,593
42,816,745
25,107,538
2011
AA
4,958,102
14,537,777
39,088,705
24,550,928
30,381,754
13,534,319
2012
AA
4,068,711
14,903,612
41,509,325
26,605,713
29,954,021
13,802,317
2013
AA
4,383,932
21,353,980
50,770,251
29,416,271
34,604,461
20,094,580
2014
AA
5,395,293
24,991,880
58,220,600
33,228,720
38,532,600
23,783,134
2015
AA
6,452,834
25,497,504
63,505,413
38,007,909
42,568,431
24,045,086
2011
A
42,675
447,701
934,766
490,065
313,986
303,434
2012
A
74,626
670,149
1,249,841
579,691
569,840
571,296
2013
A
114,437
775,931
1,470,059
694,128
684,264
598,989
2014
A
123,465
882,610
1,700,204
817,594
799,430
538,631
2015
A
187,705
910,758
1,919,568
1,008,809
875,469
554,491
2011
A-
149,951
1,757,492
3,590,309
1,832,817
1,726,581
911,836
2012
A-
253,664
1,834,123
3,867,576
2,033,453
1,544,940
1,216,997
2013
A-
346,728
2,664,051
5,020,824
2,356,773
2,445,504
1,397,224
2014
A-
378,142
3,779,017
7,371,846
3,592,829
3,977,086
1,493,308
2015
A-
373,750
5,094,072
9,060,979
3,966,907
4,463,635
2,750,456
Pendapatan
6,347,274
6,316,960
4,666,958
29,687
311,665
6,614,971
5,530,646
5,936,204
7,205,845
8,635,275
60,382,411,569
93,116,800,006
142,799,075,520
167,765,041,979
232,005,398,773
185,179
324,465
449,586
484,284
500,435
Sumber: www.idx.co.id dan www.pefindo.com (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa data laporan keuangan pada
perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk dan Gudang Garam Tbk mengalami fluktuasi
setiap tahunnya. Dimana laba pada perusahaan Indofood Sukses Makmur pada tahun
2011-2013 mengalami penurunan dan diikuti oleh aset yang mengalami penurunan
pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 laba tersebut mengalami kenaikan dan
Universitas Sumatera Utara
ditahun berikutnya kembali menurun. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi
peringkat obligasi pada perusahaan Indofood Sukses Makmur pada tahun 2011-2015.
Pada perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2012 laba dan Aset Lancar
mengalami penurunan dan pada tahun 2013-2015 laba perusahaan tersebut kembali
meningkat setiap tahunnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi peringkat obligasi
pada perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2011-2015.
Pada perusahaan Siantar Top Tbk Laba, Utang, Aset, Ekuitas dan Aset Lancar
mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun pada tahun 2014 utang lancarnya
mengalami penurunan dan pada tahun 2015 kembali meningkat. Namun hal tersebut
tidak mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan Siantar Top Tbk pada tahun
2011-2015.
Pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Laba perusahaan 2011-2014
mengalami peningkatan setiap tahunnya namun ditahun 2015 mengalami penurunan,
dan Aset Lancar perusahaan pada tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali
meningkat pada tahun berikutnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi peringkat
obligasi pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2011-2015.
Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston bahwa
peringkat obligasi dapat dipengaruhi oleh faktor keuangan berupa berbagai ukuran rasio
keuangan serta faktor non keuangan lainnya.
Berdasarkan fenomena dan teori yang diungkapkan diatas , maka penulis tertarik
untuk meneliti lebih lanjut kedalam penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Universitas Sumatera Utara
Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah Profitability, Leverage, Liquidity , Firm Size, Growth dan Produktivity
mempunyai pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Bond Rating pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah Profitability, Leverage, Liquidity, Firm Size, Growth dan
Produktivity dan mempunyai pengaruh terhadap Bond Rating pada perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah dipelajari dan menambah
wawasan pengetahuan dibidang Manajemen Keuangan.
2. Bagi Investor
Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
jika ingin berinvestasi di instrumen obligasi perusahaan manufaktur.
3. Perusahaan Manufaktur
Universitas Sumatera Utara
Sebagai masukan mengenai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi peringkat
obligasi yang dijual dipasar modal.
4. Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan penelitian lanjutan atau sebagai bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
(obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana bagi
kegiatan berinvestasi ((Keown, 2011).
Investasi obligasi merupakan salah satu yang diminati oleh pemodal. Hal ini
dikarenakan obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan tetap tersebut
diperoleh dari bunga yang akan diterima secara periodik dan pokok obligasi pada saat
jatuh tempo. Bagi emiten, obligasi merupakan sekuritas yang aman karena biaya
emisinya lebih murah daripada harga saham. Selain itu penerbitan obligasi juga untuk
menghindari penilaian jelek investor dibandingkan jika perusahaan menerbitkan saham
baru (Brigham, 2010)
Investor yang berminat untuk membeli sekuritas obligasi memerlukan
informasi seputar obligasi agar dapat menganalisis serta memperkirakan risiko yang
mungkin akan terjadi dalam investasi obligasi. Default risk atau risiko dimana
perusahaan yang menerbitkan obligasi tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya
yaitu membayar kupon ataupun mengembalikan pokok pinjaman bisa saja terjadi
terhadap obligasi yang diinvestasikan. Salah satu informasi yang diperlukan investor
Universitas Sumatera Utara
adalah dengan memperhatikan peringkat obligasi (bond rating) dari perusahaan
penerbit obligasi. Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang
informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan utang suatu
perusahaan (Yuliana, 2011). Peringkat obligasi ini dinilai sangat penting bagi
investor karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi tersebut
layak untuk diinvestasikan atau tidak serta untuk mengetahui kemungkinan tingkat
risiko yang ada dalam investasi obligasi tersebut.
Meskipun demikian obligasi tetap memiliki risiko. Salah satu risiko tersebut
adalah ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi obligasi kepada investor. Tahun
2009 fenomena obligasi gagal bayar (default risk) banyak terjadi pada perusahaan yang
cukup populer bagi masyarakat. PT. Mobile-8 Telecom Tbk, telah gagal bayar 2 kali
untuk kupon 15 maret 2009 dan 15 juni 2009 dengan obligasi senilai Rp 675 miliar
yang jatuh tempo maret 2012. PT Davomas Abadi Tbk, obligasi senilai 235 juta dolar
untuk jatuh tempo 2011 telah gagal bayar sebesar 13,09 juta dolar untuk kupon 5 mei
2009 (Kompasiana, 9 Februari 2010).
Salah satu sinyal yang dapat digunakan untuk mengetahui risiko default obligasi
adalah peringkat obligasi (Brigham, 2010). Bagi emiten peringkat obligasi sangat
mendorong dalam perbaikan kinerja (pelunasan obligasi) perusahaan. Selain itu juga
digunakan sebagai sarana promosi terutama jika perusahaan memperoleh peringkat
yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Proses pemeringkatan terhadap peringkat obligasi (bond rating) harus dilakukan
oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (rating agency), dalam hal ini
pemeringkat obligasi merupakan lembaga yang independen yang memberikan informasi
mengenai peringkat skala rasio yang merupakan petunjuk sejauh mana keamanan suatu
obligasi bagi para investor. Keamanan ini ditunjukkan berdasarkan kemampuan dalam
membayar suku bunga dan melunasi pinjaman pokok.
Proses pemeringkatan ini dilakukan juga dengan tujuan untuk menilai kinerja
suatu perusahaan sehingga agen pemeringkat obligasi dapat menyatakan layak atau
tidaknya obligasi tersebut untuk diinvestasikan (Purwaningsih, 2011). Peringkat
obligasi (bond rating) yang diberikan oleh agen pemeringkat pada umumnya dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade (AAA, AA, A dan BBB) yang
menunjukkan bahwa tingkat risiko terhadap sekuritas utang tersebut rendah serta noninvestment grade (BB, B ,CCC dan D) yang menunjukkan bahwa tingkat risiko
terhadap sekuritas utang tersebut tinggi.
Proses penilaian peringkat dilakukan dengan cara mempertimbangkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan informasi keuangan maupun non keuangan seperti
operasional perusahaan, manajemen perusahaan, laporan keuangan perusahaan dan
perencanaan perusahaan dengan menggunakan ukuran kuantitatif seperti laporan
keuangan tahunan dan ukuran kualitatif seperti strategi perusahaan, posisi industri
dan kerjasama tim dalam manajemen perusahaan (Adrian, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Indonesia mempunyai beberapa lembaga yang diakui oleh Bank Indonesia
sebagai lembaga pemeringkat dan peringkat, yaitu Fitch Ratings Indonesia, PT
ICRA Indonesia, dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Hal ini sesuai
dengan pemberlakuan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22
Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank
Indonesia.
Penelitian ini lebih mengacu pada penggunaan data yang dipublikasikan oleh
PEFINDO karena PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat paling tertua di
Indonesia yang berdiri sejak tahun 1993 serta telah melakukan pemeringkatan terhadap
lebih dari 500 perusahaan dan pemerintahan daerah. Sejak tahun 1996, PEFINDO telah
melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan pemeringkat global yaitu Standard
and Poor’s (S&P).
PEFINDO juga merupakan lembaga pemeringkat satu-satunya di Indonesia yang
memiliki default data dan default study yang dapat digunakan oleh perusahaan termasuk
Bank Indonesia.
Pefindo menentukan peringkat obligasi untuk menilai kinerja perusahaan dari
berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan
keuntungan perusahaan. Karena obligasi merupakan surat utang sehingga rating sangat
diperlukan untuk menilai apakah penerbit nantinya dapat membayar kembali seluruh
utangnya atau tidak.
Pefindo menilai peringkat obligasi berdasarkan 3 aspek, tetapi belum ada
penjelasan lebih lanjut mengenai 3 aspek tersebut. Penelitian ini menguji salah satu
Universitas Sumatera Utara
aspek yang digunakan PEFINDO dalam penilaian, yaitu aspek keuangan. Aspek
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel
Profitabilitas dengan proksi Return On Assets, Likuiditas dengan proksi Current Ratio,
Leverage dengan proksi Debt to Equity Ratio, Ukuran perusahaan, Pertumbuhan, dan
Produktivitas. Alasan dipilihnya variabel-variabel tersebut adalah karena variabel
tersebut sering digunakan investor dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan.
Dan sampel yang dipilih adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011,2012,2013,2014 dan 2015.
Perusahaan manufaktur dipilih karena pada umumnya perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang paling dominan di Indonesia sehingga emiten tersebut
mempunyai peluang besar dalam memberikan kesempatan bagi investor untuk investasi
yang akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pasar modal. Hal ini menjadikan
perusahaan manufaktur selalu mendapat perhatian dan sorotan dari pelaku pasar.
Perusahaan industri manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjumlah
143, yang terdiri dari 3 buah sektor industri. Masing-masing 3 buah sektor itu yaitu 65
perusahaan sektor industri dasar dan kimia, 41 perusahaan sektor aneka industri, dan 37
perusahaan industri barang dan konsumsi.
Perusahaan Manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun walaupun banyak mengalami masalah. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu
masalah keuangan yang mempengaruhi salah satunya adalah kinerja keuangan
perusahaan. Berikut ini dapat dilihat laporan kinerja keuangan perusahaan Manufaktur
dengan peringkat obligasi di Bursa Efek Indonesia:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1
Data Laporan Keuangan & Bond Rating Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan
Indofood
Sukses
Makmur
Tbk.
Gudang
Garam Tbk.
Siantar Top
Tbk.
Tiga Pilar
Sejahtera
Food Tbk
Tahun
Bond
Rating
Laba
Utang
Aset
Ekuitas
Aset Lancar
Utang Lancar
2011
AA+
4,891,673
22,114,722
53,715,950
31,601,228
24,608,559
12,670,150
2012
AA+
4,779,446
25,249,168
59,389,405
34,140,237
26,235,990
12,805,200
2013
AA+
3,416,635
39,719,660
78,092,789
38,373,129
32,464,497
19,471,309
2014
AA+
5,146,323
44,710,509
85,938,885
41,228,376
40,995,736
22,681,686
2015
AA+
3,709,501
48,709,933
91,831,526
43,121,593
42,816,745
25,107,538
2011
AA
4,958,102
14,537,777
39,088,705
24,550,928
30,381,754
13,534,319
2012
AA
4,068,711
14,903,612
41,509,325
26,605,713
29,954,021
13,802,317
2013
AA
4,383,932
21,353,980
50,770,251
29,416,271
34,604,461
20,094,580
2014
AA
5,395,293
24,991,880
58,220,600
33,228,720
38,532,600
23,783,134
2015
AA
6,452,834
25,497,504
63,505,413
38,007,909
42,568,431
24,045,086
2011
A
42,675
447,701
934,766
490,065
313,986
303,434
2012
A
74,626
670,149
1,249,841
579,691
569,840
571,296
2013
A
114,437
775,931
1,470,059
694,128
684,264
598,989
2014
A
123,465
882,610
1,700,204
817,594
799,430
538,631
2015
A
187,705
910,758
1,919,568
1,008,809
875,469
554,491
2011
A-
149,951
1,757,492
3,590,309
1,832,817
1,726,581
911,836
2012
A-
253,664
1,834,123
3,867,576
2,033,453
1,544,940
1,216,997
2013
A-
346,728
2,664,051
5,020,824
2,356,773
2,445,504
1,397,224
2014
A-
378,142
3,779,017
7,371,846
3,592,829
3,977,086
1,493,308
2015
A-
373,750
5,094,072
9,060,979
3,966,907
4,463,635
2,750,456
Pendapatan
6,347,274
6,316,960
4,666,958
29,687
311,665
6,614,971
5,530,646
5,936,204
7,205,845
8,635,275
60,382,411,569
93,116,800,006
142,799,075,520
167,765,041,979
232,005,398,773
185,179
324,465
449,586
484,284
500,435
Sumber: www.idx.co.id dan www.pefindo.com (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa data laporan keuangan pada
perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk dan Gudang Garam Tbk mengalami fluktuasi
setiap tahunnya. Dimana laba pada perusahaan Indofood Sukses Makmur pada tahun
2011-2013 mengalami penurunan dan diikuti oleh aset yang mengalami penurunan
pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 laba tersebut mengalami kenaikan dan
Universitas Sumatera Utara
ditahun berikutnya kembali menurun. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi
peringkat obligasi pada perusahaan Indofood Sukses Makmur pada tahun 2011-2015.
Pada perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2012 laba dan Aset Lancar
mengalami penurunan dan pada tahun 2013-2015 laba perusahaan tersebut kembali
meningkat setiap tahunnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi peringkat obligasi
pada perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2011-2015.
Pada perusahaan Siantar Top Tbk Laba, Utang, Aset, Ekuitas dan Aset Lancar
mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun pada tahun 2014 utang lancarnya
mengalami penurunan dan pada tahun 2015 kembali meningkat. Namun hal tersebut
tidak mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan Siantar Top Tbk pada tahun
2011-2015.
Pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Laba perusahaan 2011-2014
mengalami peningkatan setiap tahunnya namun ditahun 2015 mengalami penurunan,
dan Aset Lancar perusahaan pada tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali
meningkat pada tahun berikutnya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi peringkat
obligasi pada perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2011-2015.
Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston bahwa
peringkat obligasi dapat dipengaruhi oleh faktor keuangan berupa berbagai ukuran rasio
keuangan serta faktor non keuangan lainnya.
Berdasarkan fenomena dan teori yang diungkapkan diatas , maka penulis tertarik
untuk meneliti lebih lanjut kedalam penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Universitas Sumatera Utara
Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah Profitability, Leverage, Liquidity , Firm Size, Growth dan Produktivity
mempunyai pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Bond Rating pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah Profitability, Leverage, Liquidity, Firm Size, Growth dan
Produktivity dan mempunyai pengaruh terhadap Bond Rating pada perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah dipelajari dan menambah
wawasan pengetahuan dibidang Manajemen Keuangan.
2. Bagi Investor
Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
jika ingin berinvestasi di instrumen obligasi perusahaan manufaktur.
3. Perusahaan Manufaktur
Universitas Sumatera Utara
Sebagai masukan mengenai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi peringkat
obligasi yang dijual dipasar modal.
4. Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan penelitian lanjutan atau sebagai bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara