Implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-EL di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir (Studi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir ) Chapter III VI

BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Wilayah
3.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir
Kabupaten Samosir merupakan hasil pemekaran dari kabupaten induk
Kabupaten Toba Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang Undang No. 36 tahun
2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di
Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri
Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.
Sejarah terbentuknya Kabupaten Samosir, diawali dengan sejarah terbentuknya
Kabupaten Tingkat Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dengan Undang Undang No. 7 Drt
tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Sumatera Utara yang pada awal terbentuknya terdiri dari 5 (lima)
distrik atau kewedanaan yaitu kewedanaan Silindung, Toba Holbung, Humbang,
Samosir dan kewedanaan Dairi. Mengingat demikian luasnya wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Tapanuli Utara, maka pada tahun 1964 dilakukan pemekaran dengan
pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi yang ibukotanya berkedudukan di
Sidikalang.
Berdasarkan UU No.5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah,
guna mempercepat laju pertumbuhan pembangunan serta mendekatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat, maka pada tahun 1985 Kabupaten Daerah Tingkat II


62

Universitas Sumatera Utara

Tapanuli Utara dibagi menjadi 5 (lima) wilayah pembangunan yang bersifat
Administratif yang masing-masing wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang
Pembantu Bupati, wilayah pembangunan I berkedudukan di Tarutung, wilayah
pembangunan II berkedudukan di Siborong-borong wilayah pembangunan III
berkedudukan di Dolok Sanggul, wilayah pembangunan IV berkedudukan di Balige dan
wilayah pembangunan V berkedudukan di Pangururan.
Selanjutnya, dalam pengalaman perjalanan pemerintahan, wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Tapanuli Utara yang terdiri dari 27 Kecamatan dan 971 Desa masih
dirasakan sangat luas, bahkan masih ada wilayah desa yang harus dijangkau dalam
waktu tempuh lebih dari satu hari yang berdampak pada lambatnya laju pertumbuhan
pembangunan dan kecepatan pelayanan. Untuk memperpendek rentang kendali serta
mempercepat pelayanan, Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara
bersama masyarakat yang berada di bonapasogit (dalam bahasa batak yang artinya
kampung halaman) dan putera-puteri Tapanuli Utara yag tinggal di perantauan (daerah
yang ditempati seseorang yang berasal dari daerah lain untuk mencari penghidupan),

khususnya yang tinggal di Medan dan Jakarta sepakat mengusulkan pemekaran kembali
Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara menjadi 2 kabupaten yang direalisasikan
dengan Undang Undang No. 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal. Kabupaten Daerah
Tingkat II Toba Samosir diresmikan oleh Menteri alam Negeri atas nama Presiden RI
pada tanggal 9 maret 1999 di Medan.
Ditengah perjalanan 4 tahun usia Kabupaten Toba Samosir, masyarakat Samosir
yang bermukim di bonapasogit (dalam bahasa batak yang artinya kampung halaman)

63

Universitas Sumatera Utara

bersama putera-puteri Samosir yang tinggal di perantauan kembali melakukan upaya
pemekaran untuk membentuk Samosir menjadi kabupaten baru. Proses panjang
perjuangan pembentukan Kabupaten Samosir dapat dijelaskan sebaga berikut:
Pada tanggal 27 Mei 2002 penyampaian aspirasi masyarakat Samosir kepada
Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Toba Samosir, hingga dilakukan jajak
pendapat di 9 kecamatan yang berada di Wilayah Samosir. Setelah mengikuti dan
melalui proses panjang yang cukup melelahkan baik di daerah, ke provinsi dan pusat,

atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan perjuangan segenap komponen
masyarakat Samosir, baik yang tinggal di bonapasogit maupun yang berada di
perantauan, dengan Hak Usul Inisiatif DPR RI ditetapkanlah Undang Undang No.36
tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai
di Provinsi Sumatera Utara, pada tanggal 18 desember 2003. Kemudian Menteri Dalam
Negeri RI atas nama Presiden RI pada tanggal 7 Januari 2004 di Medan meresmikan
Pembentukan Kabupaten Samosir sebagai salah satu kabupaten baru di Provinsi
Sumatera Utara dengan wilayah administrasi pemerintahan sebanyak 9 kecamatan dan
128 desa serta 6 kelurahan.
Atas dasar itu, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir No.28 tahun
2005 disepakatilah bahwa tanggal 7 Januari ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten
Samosir dan pada tanggal 15 Januari 2004, Gubernur Sumatera Utara melantik Drs.
Wilmar Eliazer Simanjorang, M.Si sebagai pejabat Bupati Samosir. Melalui keputusan
Menteri Dalam Negeri RI No.131.21.27 tanggal 6 Januari 2004 diangkat dan ditetapkan
Pejabat Bupati Samosir atas nama Bapak Drs. Wimar Eliazer Simanjorang, M.Si yang
dilantik pada tanggal 15 Januari 2004 oleh Gubernur Sumatera Utara.

64

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya, pada tanggal 27 Februari 2004 berbagai elemen masyarakat, para
tokoh pemrakarsa, perantau dan tokoh masyarakat dari seluruh kecamatan, Pejabat
Bupati Samosir serta jajarannya, Para Camat, seluruh Kepala Daerah/Lurah serta
lembaga-lembaga swasta yang ada di Kabupaten Samosir melaksanakan pesta rakyat di
lapangan Pangururan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
telah berjalannya roda pemerintahan di Kabupaten Samosir.
Sejalan dengan tuntutan perkembangan era reformasi, Undang Undang No. 22
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diganti dengan Undang Undang
No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang isinya antara lain menetapkan
bahwa Kepala Daerah dan Wakil Daerah dipilih dalam satu paket melalui pemilihan
langsung, maka pada tanggal 27 Juni 2005 untuk pertama kalinya diselenggarakan
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Samosir yakni dengan
terpilihnya Ir. Mangindar Simbolon dan Ober Sihol Parulian Sagala, SE sebagai Bupati
dan Wakil Bupati Samosir dengan masa jabatan 2005-2010. Kemudian berdasarkan
hasil Pemilihan Umum Legislatif tanggal 9 April 2009 terpilih 25 orang anggota DPRD
Kabupaten Samosir Periode 2009-2014 dengan unsur pimpinan terdiri dari, Ketua;
Tongam Sitinjak, ST, Wakil Ketua; Jonny Sihotang dam Drs. Lundak Sagala.
Selanjutnya,


pada tanggal

9

Juni

2010 untuk

yang kedua

kalinya

diselenggarakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Samosir secara langsung yakni dengan terpilihnya Ir.Mangindar Simbolon dan Ir.
Mangadap Sinaga sebagai Bupati dan Wakil Bupati Samosir untuk masa jabatan 20102015. Atas dasar tersebut dan beberapa catatan peristiwa dalam sejarah pembentukan
Kabupaten Samosir, maka selajutnya mulai tahun 2011 berdasarkan kesepakatan antara

65

Universitas Sumatera Utara


Bupati Samosir dan DPRD Kabupaten Samosir ditetapkan bahwa peringatan Hari Jadi
Kabupaten Samosir tetap dilakukan pada tanggal 7 Januari setiap tahun melalui sidang
Paripurna Istimewa DPRD. Perayaan Hari Jadi Kabupaten Samosir dilakukan pada
bulan February setiap tahun dan perayaan ditetapkan pada tanggal 27 February setiap
tahun yang ditetapkan melalui Peraturan Bupati Samosir No. 29 tahun 2010 tentang
Peringatan dan Perayaan Hari Jadi Kabupaten Samosir.
Kemudian dalam rangka memperpendek rentang kendali birokrasi serta
mendekatkan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan,
maka Pemerintah Kabupaten Samosir pada awal Agustus 2011 telah meresmikan 17
desa baru pada 6 kecamatan di Kabupaten Samosir, yakni 2 desa di Kecamatan Harian,
2 desa di Kecamatan Sitio-tio, 6 desa di Kecamatan Simanindo, 3 desa di Kecamatan
Nainggolan, 1 desa di Kecamatan Sianjur Mula-mula dan 4 desa di Kecamatan Palipi.
Dengan demikian, secara administratif Kabupaten Samosir telah memiliki 128 desa dan
6 kelurahan pada 9 kecamatan.
Seiring perjalanan waktu, bahwa pada tanggal 24 Juli 2012 masyarakat
Kabupaten Samosir berduka dengan meninggalnya Bupati Samosir, Ir.Mangadap
Sinaga. Berpedoman pada Undang Undang No. 32 tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah No.6 tahun 2005, DPRD Kabupaten Samosir memilih Drs. Rapidin
Simbolon, MM sebagai Wakil Bupati Samosir. Kemudian, pada tanggal 1 April 2014

dilakukan pelantikan Wakil Bupati yang baru oleh Gubernur Sumatera Utara yakni
Drs.Rapidin Simbolon, MM. Berdasarkan hasil Pemilhan Umum Legislatif tanggal 9
April 2014 terpilih 25 orang Anggota DPRD Kabupaten Samosir Periode 2014-2019

66

Universitas Sumatera Utara

dengan unsur pimpinan terdiri dari Ketua: Rismawati Simarmata, Dipl. Hotlier, Wakil
Ketua: Drs.Jonner Simbolon dan Nurmerita Sitorus, S.Sos.
Dengan berakhirnya masa jabatan Ir.Mangindar Simbolon, MM dan Drs.Rapidin
Simbolon, MM sebagai Bupati dan Wakil Bupati Samosir, Menteri Dalam Negeri RI
mengangkat Anthony Siahaan, SE, ATD, MT sebagai pejabat (Pj) Bupati Samosir yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.131.12-5261 tanggal
23 September 2015 dan dilantik pada tanggal 16 Oktober 2915 oleh Pelaksana Tugas
Gubernur Sumatera Utara atas nama Menteri Dalam Negeri RI, dengan tugas:
1. Menyelenggarakan pemerintahan di Kabupaten Samosir.
2. Memfasilitasi penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Samosir
yang defenitif.
3. Menjaga netralitas PNS.

Pelantikan Pejabat Bupati ini dilakukan untuk mengisi kekosongan Jabatan
Bupati Samosir sampai dengan dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Samosir hasil
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Samosir yang dilaksanakan pada tanggal 9
Desember 2015. Berdasarkan hasil pemilihan umum Kepala Daerah serentak pada
tanggal 9 Desember 2015, pasangan Drs. Rapidin Simbolon, MM dan Ir. Juang Sinaga
terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Samosir untuk menjalankan roda pemerintahan
di Kabupaten Samosir periode 2016-2021.

67

Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Kondisi Geografis Wilayah
a. Batas Administrasi Daerah
Secara administrasi Kabupaten Samosir memiliki batas – batas, sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Simalungun.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang
Hasundutan.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak

Barat.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.
b. Luas Wilayah
Secara administratif, Kabupaten Samosir terbagi menjadi 9 kecamatan yang
terdiri dari 128 desa dan 6 kelurahan serta 380 dusun/lingkungan. Luas wilayah
Kabupaten Samosir 2.069,05 km2 terdiri dari 1.444,25 km2 daratan atau sebesar 69,80%
dan wilayah danau 624,80 km2 atau sebesar 30,20%.

68

Universitas Sumatera Utara

Luas wilayah Kabupaten Samosir Berdasarkan Kecamatan tahun 2015.
Tabel 3.1 Luas wilayah Kabupaten Samosir berdasarkan Kecamatan tahun 2015
No.

Kecamatan

Jumlah Desa


Jumlah
Kelurahan

Luas Wilayah
(km2)

% wilayah

12

-

140,20

9,71

1.

Sianjur
mula


Mula-

2.

Harian

13

-

560,45

38,81

3.

Sitio-tio

8

-

50,76

3,51

4.

Onan Runggu

12

-

60,89

4,22

5.

Nainggolan

13

2

87,86

6,08

6.

Palipi

17

-

129,55

8,97

7.

Ronggur Nihuta

8

-

94.87

6,57

8.

Pangururan

25

3

121,43

8,41

9.

Simanindo

20

1

198,20

13,72

128

6

1.444,25

100

Jumlah

Sumber: Dinas Tataruang dan Permukiman Kabupaten Samosir 2016
c. Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Samosir terdiri dari Pulau Samosir yang berada di tengah Danau
Toba dan sebagian wilayah daratan di Pulau Sumatera. Secara geografis terletak di
sebelah utara garis khatulistiwa di antara 98o24’00” dan 99o01’48” Bujur Timur dan
antara 2o21’38” dan 02o49’485” Lintang Utara.

69

Universitas Sumatera Utara

d. Topografi
Kabupaten Samosir berada di ketinggian 904-2.157 m di atas permukaan laut
(dpl) dengan keadaan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar
(10%), landai (20%), miring (55%) dan terjal (15%).
3.2 Kependudukan
a. Kondisi Demografis
Kabupaten Samosir dengan luas daratan 1.444,25 km2 didiami 123.789 jiwa
penduduk dengan kepadatan 85,21 jiwa/km2 pada tahun 2014. Penduduk laki-laki
sebanyak 61.080 jiwa (49,63%) dan penduduk perempuan sebanyak 61.985 jiwa
(50,37). Sebagai ibukota kabupaten, Kecamatan Pangururan merupakan kecamatan
dengan penduduk terbanyak yaitu 30.283 jiwa (24,60%), sedangkan kecamatan dengan
jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sitio-tio dengan jumlah penduduk
yaitu 7.302 jiwa (5,93%). Dari tahun 2010 hingga 2014 jumlah penduduk Kabupaten
Samosir mengalami peningkatan sebesar 3.412 jiwa atau sebesar 2,85% dengan rata-rata
pertumbuhan penduduk sebesar 0,71%.

70

Universitas Sumatera Utara

b. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Samosir Per Kecamatan.
Tabel 3.2 Jumlah penduduk kabupaten samosir per kecamatan
No

Kecamatan

Jumlah Penduduk
Jenis Kelamin
Laki-laki

Total

Perempuan

4.759

4.659

9.448

2

Sianjur Mula –
mula
Harian

3.999

4.115

8.114

3

Sitio – tio

3.657

3.684

7.341

4

Onan Runggu

5.263

5.424

10.687

5

Nainggolan

6.030

6.231

12.261

6

Palipi

8.242

8.406

16.648

7

Ronggur Ni Huta

4.262

4.370

8.632

8

Pangururan

15.191

15.277

30.468

9

Simanindo

10.003

10.187

20.190

Kabupaten
Samosir
Tahun 2014

61.406

62.383

123.789

61.080

61.985

123.065

Tahun 2013

60.810

61.639

122.449

Tahun 2012

60.373

61.240

121.613

1

Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara, Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun 2015

71

Universitas Sumatera Utara

c. Agama
Berikut agama yang dianut masyarakat Kabupaten Samosir per Kecamatan.

No.

Tabel 3.3 Agama yang dianut masyarakat Kabupaten Samosir per
Kecamatan
Kecamatan
Agama
Kristen

Katolik

Islam

Lainnya

Jumlah

1.

Sianjur Mulamula

7.988

4.459

34

51

12.532

2.

Harian

4.746

2.056

672

0

7.474

3.

Sitiotio

6.786

3.333

31

0

10.150

4.

Onanrunggu

8.970

6.505

150

36

15.661

5.

Nainggolan

16.789

3.074

13

300

20.176

6.

Palipi

3.798

8.892

122

165

12.977

7.

Ronggurnihuta

5.446

7.060

5

0

12.511

8.

Pangururan

15.683

18.131

363

0

34.147

9.

Simanindo

15.283

9.103

134

39

24.559

Jumlah

85.459

62.613

1.524

591

150.187

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Samosir

72

Universitas Sumatera Utara

d. Pendidikan
Persentase Penduduk Kabupaten Samosir Berusia 10 tahun ke atas menurut
Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, 2013-2015
Tabel 3.4 Persentase pendidikan masyarakat kabupaten samosir
No.

Partisipasi Sekolah

Laki-laki

Perempuan

2013
2015

2014

2015

2013

Lk+Pr

2014

2015

2013

2014

1.

Tidak/Belum
pernah sekolah

0,71

0,251

1,27

2,58

3,51

4,79

3,66

1,90

3,06

2.

Masih sekolah
SD
SMTP
SMTA
Diploma/Sarjan
a

29.96

30,08
11,95
10,64
5,94
1,54

27,77

28,48

27,34

25,60

29,21

28,69

26,67

10,18

12,02

10,89

10,67

12,24

11,41

10,43

8,65

11,27

9,11

8,48

7,11

8,88

9,55

9,16

7,50

6,32

6,18

6,61

6,88

6,83

6,28

6,61

1,34

0,00

1,17

1,36

0,95

1,25

1,45

0,48

3.

12,47

Tidak sekolah lagi

69,33

69,67

70,95

68,94

69,15

69,61

69,13

69,41

70,27

Jumlah

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber: BPS Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2013-2015

3.3 Visi dan Misi Kabupaten Samosir
3.3.1 Visi
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahap-tahap
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan

73

Universitas Sumatera Utara

pengalokasian sumber daya yang ada. Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi
masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 tahun mendatang. Visi juga harus
menjawab permasalahan pembangunan daerah dan atau isu strategis yang harus
diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan
jangka panjang daerah. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan
pembangunan, tantangan yang dihadapi, serta isu-isu strategis, maka visi Kabupaten
Samosir tahun 2016-2021 dapat dirumuskan, yaitu:
“Terwujudnya Masyarakat Samosir yang Sejahtera, Mandiri, dan Berdaya Saing
Berbasis Pariwisata dan Pertanian”
3.3.2 Misi
Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk mewujudkan visi. Rumusan visi merupakan penggambaran visi yang
ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya yang harus dilakukan. Rumusan misi
disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang
ingin dicapai dan menentukan langkah yang harus ditempuh untuk mencapai visi.
Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik
internal maupun eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan) yang dihadapi.
Misi disusun untuk memperjelas langkah yang harus dilakukan dalam rangka mencapai
visi.
Misi pembangunan Kabupaten Samosir 5 tahun kedepan adalah:
1. Membangun sistem pemerintahan yang bersih dan baik (good governance) yang
berorientasi pada pelayanan publik.

74

Universitas Sumatera Utara

2. Peningkatan kualitas SDM agar lebih menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta mampu berkompetisi dan profesional.
3. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka membentuk manusia yang mandiri,
berdisiplin, kreatif dan produktif serta berbudi luhur.
4. Pengembangan pariwisata lingkungan dan budaya serta pemberdayaan
masyarakat sebagai pelaku utama bisnis pariwisata.
5. Pengembangan sektor pertanian melalui diversifikasi dan intensifikasi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
6. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana publik yang mendukung
industri pariwisata, kelancaran perekonomian dan memperlancar pelayanan
publik.
7. Memantapkan kondusifitas daerah dengan mendorong pelaksanaan demokrasi
dan penegakan hukum.
8. Memperluas jaringan kerjasama dalam pembangunan dengan prinsip saling
menguntungkan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
3.4 Potensi Daerah
3.4.1 Pariwisata
Potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Samosir tiap Kecamatan terdiri dari:
1. Kecamatan Pangururan terdiri objek wisata: wisata sejarah meliputi Terusan
Tano Ponggol, monument perjuangan liberty malau, pasanggrahan pangururan, wisata
air meliputi pemandian air panas, pantai pusir putih parbaba, dan pantai pasir putih

75

Universitas Sumatera Utara

lumban manic, wisata budaya meliputi komunitas tenun ulos batak huta raja lumban
suhisuhi, open stage pasar pangururan, dan objek wisata boru sinaetang.
2. Kecamatan Simanindo terdiri dari objek wisata: wisata sejarah meliputi
Makam tua raja sidabutar, museum tomok, tuk-tuk siasu, pertunjukan sigale-gale, open
stage tuktuk siadong, wisata air meliputi areal lomba paralayang siulak hosa, wisata
budaya meliputi museum huta bolon, museum gok asi simanindo, perumahan batak, dan
situs pagar batu, wisata alam meliputi kawasan tuktuk siadong, pulo malau, kawasan
arboretum aek natonang, sipokki, tanjungan, raut bosi, batu kursi persidangan huta
siallagan, bukit beta kite internasional, batu marhosa, dan gedung kesenian tuktuk
siadong, wisata gua meliputi gua lontung, gua alam sangkai.
3. Kecamatan Sianjur mulamula terdiri dari wisata sejarah meliputi gunung
pusuk buhit, wisata budaya air meliputi pemandian aek sipitu dai, aek siboru pareme,
pulau tulas, air terjun hadabuon dan aek boras, wisata budaya meliputi perkampungan
asli huta siraja batak, perkampungan sigulatti, rumah persaktian guru tatea bulan, batu
sawan, batu nagger, batu parhusipan, batu pargasipan, wisata alam meliputi air terjun
hadabuon nasogo, batu hubon, batu holbung.
4. Kecamatan Ronggur Ni Huta terdiri dari wisata gua yaitu gua sidam-dam,
wisata alam meliputi batu simalitting, batu hitam, wisata air meliputi aek liang, jea ni
tan, aek sipale onggang, dan kawasan wisata tirta pea purogan.
5. Kecamatan Harian boho terdiri dari wisata sejarah meliputi kampung harimau
situmeang, wisata alam meliputi menara pandang tele, partuko naginjang, janji
martahan, air terjun sampuran efrata, ulu darat, janji martogu, hutan flora anggrek, dan

76

Universitas Sumatera Utara

hutan limbong, wisata budaya meliputi rumah adat sagala dan rumah adat. Untuk wisata
gua meliputi gua parmonangan.
6. Kecamatan Sitio-tio terdiri dari wisata sejarah meliputi patung raja silontung,
wisata gua meliputi gua datu parngongo, dan wisata air meliputi mual datu parngongo
dan permandian boru saroding di sabulan.
7. Kecamatan Palipi terdiri dari wisata rohani meliputi goa bunda maria, wisata
alam meliputi batu rantai, wisata sejarah meliputi piso somalim dan martua limang,
wisata air meliputi pemandian air panas simbolon.
8. Kecamatan Nainggolan terdiri dari wisata sejarah meliputi hotel golhat,
sidabasa dan penanggangan, wisata alam meliputi polhang, boru simenak-menak, dan
rumah persaktian, wisata air meliputi pantai pasir putih dan batu guru.
9. Kecamatan Onan Runggu terdiri dari wisata sejarah meliputi tambun surlau,
wisata budaya meliputi mual siraja sonang, wisata air meliputi pantai pasir putih
sukkean, dan wisata alam meliputi pohon besar sukkean dan kawasan wisata remaja
lagundi sitamiang.
3.4.2 Pertanian
Produksi bahan pangan utama yang dominan adalah produksi padi sebanyak
43.336 ton, jagung 7009 ton dan kedelai 13 ton. Luas lahan sawah di Kabupaten
Samosir tahun 2014 seluas 6.530 ha dengan areal paling luas adalah lahan sawah irigasi
yaitu seluas 3.475 ha dimana tiap lahan dapat ditanami padi 3x1 tahun. Produksi hasil
pertanian pangan yang dihasilkan di Kabupaten Samosir adalah padi sawah, padi

77

Universitas Sumatera Utara

lading, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, abu jalar, sedangkan untuk holtikultura
yang terdiri dari kentang, kubis, bawang merah, daun bawang, cabe dan tomat.

3.4.3 Perikanan
Samosir memiliki perikanan danau dan perikanan tangkap dan darat dikaitkan
dengan pengembangan teknopark dan BBI Samosir. Produksi perikanan tangkap di
Kabupaten Samosir mengalami penurunan dengan data tahun 2014 sebesar 8.787 ton
dan pada tahun 2015 sebesar 5.153 ton. Produksi perikanan budidaya mengalami
kenaikan dengan data tahun 2014 sebesar 29.943 ton dan tahun 2015 sebesar 31,799
ton. Sedangkan ekspor hasil perikanan pada tahun 2015 sebesar 25.246 ton.

3.4.4 Kebudayaan
Pembangunan bidang seni budaya sangat terkait erat dengan kualitas hidup
manusia dan masyarakat yaitu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab. Kabupaten samosir yang
terdiri dari 9 kecamatan dan 128 desa, memiliki adat istiadat serta berbagai kesenian
yang menggambarkan dinamika yang ada dalam masyarakat, sekaligus sebagai potensi
yang dimiliki masyarakat. Di bawah ini disampaikan data tentang grup kesenian serta
gedung kesenian yang ada di Kabupaten Samsosir, sebagai berikut:

78

Universitas Sumatera Utara

No.

Tabel 3.5 Data grup kesenian dan gedung kesenian di Kabupaten Samosir
Capaian
2011
2012
2013
2014
2015
pembangunan

1.

Jumlah
grup
kesenian
per
10.000 penduduk

1

1

1

1

1

2.

Jumlah
gedung
kesenian
per
10.000 penduduk

1

1

1

1

1

3.

Jumlah
klub
olahraga
per
10.000 penduduk

1

1

1

1

1

4.

Jumlah
gedung
olahraga
per
10.000 penduduk

1

1

1

1

1

Sumber: Dinas Sosial Tenaga Kerja, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Samosir 2016

3.4.5 Kehutanan
Untuk data kehutanan meliputi luas lahan hutan dan luas lahan kritis yang
direhablitasi. Di kecamatan Harian terdapat lahan hutan dan lahan kritis yang paling
luas yaitu 19.812,20 ha. Untuk produksi hasil hutan di Kabupaten Samosir antara lain
kayu log rimba, kayu log pinus, kayu log eucalyptus, kayu gergajian dan rotan. Untuk
data luas total hutan dan lahan kritis, luas hutan kritis yang direhabilitasi dan luas lahan
kritis yang direhabilitasi dapat dilihat dalam tabel berikut:

79

Universitas Sumatera Utara

No.

Tabel 3.6 Data Luas hutan di Kabupaten Samosir
Luas total hutan
Luas lahan
Kecamatan
kritis yang
dan lahan kritis
direhabilitasi

Luas lahan
kritis yang
direhabilitasi

1.

Pangururan

3.887,40

-

412

2.

Simanindo

2.488,79

850

350,5

3.

Ronggur nihuta

2.892,03

304

417

4.

Palipi

2.414,09

125

338

5.

Nainggolan

2.139,04

-

518,5

6.

Onan runggu

1.604,06

-

214

7.

Sitio-tio

1.065,78

175

297

8.

Sianjur mula-mula

7.952,40

357

121

9.

Harian

19.812,20

1.900

429

44.255,79

3.661

3.097

Jumlah

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir 2016
3.4.6 Perkebunan
Tanaman perkebunan yang dominan di Kabupaten Samosir yaitu kopi, kemiri,
coklat, aren, kelapa, cengkeh serta vanili.
3.4.7 Peternakan
Ternak besar yang terdapat di Kabupaten Samosir terdiri dari kerbau, sapi, dan
kuda. Sedangkan ternak kecil terdiri dari babi, kambing, dan domba.

80

Universitas Sumatera Utara

3.5 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah
Kabupaten Samosir

Gambar 3.1 Kantor Disdukcapil Kabupaten Samosir
Sumber: Naomi, Januari 2017
Nama Instansi

: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir

Alamat

: Kompleks Perkantoran Parbaba, Desa Siopat Sosor, Pangururan

Administrasi kependudukan adalah suatu proses pencatatan sipil, penerbitan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik

(KTP-el), Kartu Keluarga dan Surat

Keterangan Mutasi penduduk, guna menciptakan suatu tertib administrasi
kependudukan. Agar administrasi kependudukan

yang akan dilaksanakan

mempunyai tujuan dan tepat sasaran maka perlu disusun perencanaan untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, serta
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Selain itu perencanaan disusun

81

Universitas Sumatera Utara

untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
3.5.1 Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan
tujuan sebagai hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5
(lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi
sehingga rumusannya harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai
di masa mendatang. Untuk itu tujuan disusun guna memperjelas pencapaian
sasaran yang ingin diraih dari masing-masing misi. Dalam rangka mencapai misi
yang telah ditetapkan, disusun tujuan sebagai berikut :

3.5.2 Sasaran
Sasaran merupakan bagian yang integral dalam proses perencanaan strategis
organisasi, sehingga harus disusun secara konsisten dengan perumusan visi, misi
dan tujuan organisasi. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi
sumber daya organisasi dalam kaitannya dengan pencapaian kinerja yang
diinginkan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang
spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan
dengan tujuan yang ditetapkan.

3.5.3 Landasan Hukum Disdukcapil Kabupaten Samosir
Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir adalah :

82

Universitas Sumatera Utara

1)

Undang Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih
dan bebas kolusi, korupsi dan nepotisme (Lembaran Negara RI Tahun 1999 No.
75 Tambahan Lembaran Negara RI No. 3851);

2)

Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
RI Tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4286);

3)

Undang Undang No. 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir
dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara
RI Tahun 2003 No. 151, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4346);

4)

Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara RI Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4355);

5)

Undang Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 66,
Tambahan Lembaran Negara RI No. 4400);

6)

Undang Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 104, Tambahan Lembaran
Negara RI No. 4421);

7)

Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara RI Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2004 No.
125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437); sebagaimana telah diubah
beberapa kali dan terakhir dengan Undang Undang No. 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

83

Universitas Sumatera Utara

Daerah menjadi Undang Undang (Lembaran Negara RI Tahun 2008 No. 59,
Tambahan Lembaran Negara RI No. 4844);
8)

Undang Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No.
126, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4438);

9)

Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

10) Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 No. 100, Tambahan
Lembaran Negara RI No. 4124);
11) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 No. 82, Tambahan Lembaran
Negara RI No. 4737);
12) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan,

Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 No. 21 Tambahan
Lembaran Negara No. 4817);
13) Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
14) Peraturan Daerah Kabupaten Samosir No. 22 Tahun 2007 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Samosir (Lembaran Daerah Kabupaten
Samosir Nomor 132 Seri D No. 15);

84

Universitas Sumatera Utara

15) Peraturan Menteri PAN Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;
16) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
17) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 No. 517);
18) Peraturan Bupati Samosir No. 22 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir.

3.5.4 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Dinas

Kependudukan

dan

Pencatatan

Sipil

Kabupaten

Samosir

dalam

melaksanakan pelayanan administrasi kependudukan terhadap masyarakat membuat
suatu uraian tugas dan fungsi. Maksud dibuatnya suatu tugas dan fungsi agar pelayanan
yang diberikan bisa memenuhi sasaran pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat dan
menghasilkan hasil kinerja yang terarah dan berhasil guna. Tugas pokok Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir adalah penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Administrasi Kependudukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Samosir mempunyai fungsi :

85

Universitas Sumatera Utara

1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk database
serta analisis data untuk penyusunan program kegiatan;
2. Perencanaan strategis pada bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
3. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan urusan umum bidang kependudukan
dan pencatatan sipil;
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan catatan sipil;
6. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan bidang kependudukan dan catatan sipil;
7. Pelaksanaan standart pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan pada bidang
kependudukan dan catatan sipil;
8. Pelayanan pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi
kependudukan dan penyerasian perkembangan penduduk;
9. Pengkoordinasian integrasi dan sinkronisasi kegiatan bidang administrasi
kependudukan dan penyerasian perkembangan penduduk dilingkungan pemerintah
daerah;
10. Pembinaan kepada penduduk tentang kependudukan dan pencatatan Sipil;
11. Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga Pemerintah dan lembaga lainnya;

86

Universitas Sumatera Utara

12. Koordinasi dengan instansi terkait dalam hal kebijakan kependudukan, tertib
administrasi kependudukan dan analis dampak kependudukan;
13. Pelaksanaan Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK);
14. Pembangunan dan pengembangan jaringan komunikasi data kependudukan;
15. Perlindungan data pribadi penduduk dalam proses dan hasil pendaftaran
penduduk serta pencatatan sipil pada database kependudukan;
16. Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan dan
penyesuaian perkembangan kependudukan;
17. Pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk,
pencatatan sipil, pengelolaan informasi admministrasi kependudukan dan
penyesuaian perkembangan penduduk.
3.5.5 Visi dan Misi
Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir adalah :
“ Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil yang
berkualitas tahun 2015-2020”

Visi dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggung
jawab Visi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir. Dengan
pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang

87

Universitas Sumatera Utara

berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran instansi
pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan. Oleh karena itu Misi
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir dirumuskan sebagai
berikut :

“Meningkatkan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil ”
Misi Meningkatkan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan
Sipil

sebagai

institusi

pelayanan

administrasi

kependudukan.

Pelayanan

Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir berperan
sebagai pelaksana fungsi pemerintahan dalam bidang administrasi kependudukan
yaitu mampu menghasilkan produk pelayanan yang cepat, tepat dan akurat.
Kuantitas SDM yang berkualitas menjadi kunci keberhasilan proses pelayanan
administrasi kependudukan. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan
peningkatan kapasitas individu dalam mengemban beban tugas masing-masing
dalam organisasi.

3.5.6 Ruang Lingkup Disdukcapil
a. Pelayanan Pendaftaran Penduduk, yang meliputi penerbitan:
1. Kartu Keluarga (KK);
2. Kartu Tanda Pendudu Elektronik (KTP-L);
3. Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS);
4. Surat Keterangan Tinggal Tetap (SKTT);

88

Universitas Sumatera Utara

5. Surat Keterangan Pindah WNI;
6. Surat Keterangan Tinggal Tetap WNA;
7. Surat Keterangan Tinggal Terbatas WNA;
8. Surat Keterangan Pindah Luar Negeri (SKPLN);
9. Keterangan Pindah Luar Negeri (KPLN);
10. Surat Keterangan Datang Luar Negeri (SKDLN).
b. Pelayanan Pencatatan Sipil, yang meliputi penerbitan:
1. Akta Kelahiran;
2. Akta Kematian;
3. Akta Perkawinan;
4. Akta Perceraian;
5. Akta Pengangkatan Anak;
6. Akta Perubahan Nama.
7. Akta Pengakuan Anak
8. Akta Pengesahan Anak
c. Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data yang
meliputi:
1. System informasi administrasi kependudukan;
2. Pengelolaan dan penyajian data administrasi kependudukan;
3. Kerjasama dan inovasi.

89

Universitas Sumatera Utara

3.5.7 Struktur Organisasi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 22 Tahun 2007 tentang
Organisasi dan Tata kerja Dinas-dinas Kabupaten Samosir, terdiri dari:
a. Pimpinan yaitu: Kepala Dinas
b. Sekretaris:
1. Sub bagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian;
2. Sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, terdiri dari :
1. Seksi Identitas Penduduk;
2. Seksi Pindah Datang;
3. Seksi Pendataan Penduduk.
d. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, terdiri dari :
1. Seksi Pencatatan Kelahiran;
2. Seksi Pencatatan Perkawinan dan Perceraian;
3. Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan, dan Kematian.
e. Bidang Informasi Kependudukan, terdiri dari:
1. Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan;
2. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Admnistrasi Kependudukan.
3. Seksi Kerjasama dan Inovasi Pelayanan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional;
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

90

Universitas Sumatera Utara

3.5.8 Daftar Nama Pegawai Disdukcapil

No.
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Tabel 3.7 Daftar Nama Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Samosir
Nama/NIP
Pendidikan Gol.
Jabatan
Lk/Pr
Lemen Manurung, S.Pd
S1
IV/B
Kepala Dinas
Lk
NIP: 1964072419890310006
Drs. Resman Simbolon
S1
IV/A
Sekretaris
Lk
NIP: 195912201986031007
Sonny F.U Panjaitan, SE
S1
III/D
Kabid Pelayanan
Pr
NIP: 198212062005022002
Pendaftaran Penduduk
Rosita Dewi Barus
SMA
III/C
Kabid Pelayanan
Pr
NIP: 196703171991032006
Pencatatan Sipil
Togarma Naibaho, S.Kom
S1
III/C
Kabid Pengelolaan
Lk
NIP: 198305292006041002
Informasi Adm.
Kependudukan dan
Pemanfaatan Data
Juliarti E. Situmorang, S.Sos
III/C
Kasi Identitas Penduduk
Pr
NIP: 197807082002122004
S1
Seldawati A. Situmorang, SH
S1
III/C
Kasi Pindah Datang
Pr
NIP: 197308082005022001
Lince Tiar U. Limbong, S.Pd
S1
III/B
Kasubbag Umum,
Pr
NIP: 198104222009042004
Keuangan, dan
Kepegawaian
Audio Jefrianto Sinaga, S.Sos
S1
III/B
Kasi Kerjasama dan
Lk
NIP: 198608092011011008
Inovasi Pelayanan
Rikardo Simbolon, S.Mn
S1
III/A
Staf
Lk
NIP: 197909112009041002
Elmasari Menawati Saragih
S1
III/A
Staf
Pr
NIP: 198412042011012009
Juntri Diana Ginting, SE
S1
III/A
Staf
Pr
NIP: 197806032009042003
Albert F. Purba, S.Kom
S1
III/A
Staf
Lk
NIP: 198308232015041001
Florian H. Manurung
D3
II/D
Staf
Lk
NIP: 198701182009041002
Meristan A.D Naibaho
D3
II/D
Staf
Pr
NIP: 198104022010012018
Desriani Kristina Simaremare
D3
II/D
Staf
Pr
NIP: 197912282011012008
Risro Asima Naibaho
D3
II/D
Staf
Pr
NIP: 198504182011012016
Ernestine Kristina Maharaja
D3
II/D
Staf
Pr
NIP: 198902062011012008
Luberna Lubis
D1
II/A
Staf
Pr

91

Universitas Sumatera Utara

20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.

NIP: 198210072014082004
Herlina Aprianti Sibuea
Muarawaty J.M Simarmata
Lasmaria Gultom
Singal Gurning
Dorlina Sinaga
Hali Asef Syaful
Nany Yosefa Ana Simbolon
Lerdin Arianto Sitanggang
Servis Pardede
Richard Fernando Nababan
Novalia Pardede
Lundu Simangunsong
Henrapot Hutabalian
Tito Malau
Rameuli Sihaloho

SMA
D3
D1
SMA
SMA
SMA
S1
S1
SMA
SMA
D3
SMA
SMA
SMA
SMK

92

-

THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL

Universitas Sumatera Utara

Pr
Pr
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Lk
Lk
Pr
Lk
Lk
Lk
Pr

3.5.9 Bagan Organisasi Dinas

DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL KABUPATEN
SAMOSIR
Sekretariat
Jabatan
Fungsional
Sub Bagian Umum,
Keuangan, Kepegawaian

Bidang Pelayanan
Pendaftaran Penduduk

Bidang Pelayanan
Pencatatan Sipil

Sub Bagian Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan

Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan dan Pemanfaatan Data

Seksi Identitas
Penduduk

Seksi Kelahiran

Seksi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan

Seksi Pindah
Datang

Seksi
Perkawinan
dan Perceraian

Seksi Pengelolaan dan Penyajian
data adminduk

Seksi
Perubahan
status anak,
pewarganegara
an, kematian

Seksi kerjasama dan inovasi
pelayanan

Seksi
Pendataan
Penduduk

UPT

Gambar 3.2 Bagan Organisasi Dinas

93

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENYAJIAN DATA
Setelah

melakukan

penelitian

dan

pengumpulan

data

di

lapangan

melalui

wawancara, dan observasi atau pengamatan secara langsung, maka diperoleh data
informan dalam kaitannya dengan Implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir.
Penyajian data berisikan karakteristik informan dan data dari variabel penelitian
mengenai Implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el di inas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Samosir.
4.1 Karakteristik Informan
Penyajian karakteristik informan bertujuan untuk mengenal ciri-ciri khusus yang
dimiliki sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan analisis. Informan dalam penelitian
ini terdiri dari tiga kategori yaitu pegawai Disdukcapil, masyarakat yang sudah menggunakan
KTP-el, dan masyarakat yang belum menggunakan KTP-el. Berikut dikemukakan masingmasing jumlah informan penelitian:
Tabel 4.1 Informan Penelitian
No.

Informan

Jumlah (Orang)

1.

Pegawai Disdukcapil

4

2.

Masyarakat yang sudah menggunakan KTP-el

7

3.

Masyarakat yang belum menggunakan KTP-el

3

Jumlah

14

(Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017)
Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari penelitian ini
terdiri dari Pegawai Disdukcapil yang berjumlah 5 orang yang merupakan informan kunci
dalam penelitian ini. Selain pegawai Disdukcapil Kabupaten Samosir, informan lainnya yang
menjadi informan tambahan dalam penelitian ini terdiri masyarakat Kabupaten Samosir yang
94

Universitas Sumatera Utara

sudah menggunakan KTP-el yakni sebanyak 7 orang. Dan informan yang terakhir merupakan
masyarakat yang belum menggunakan KTP-el sebanyak 3 orang. Sehingga total keseluruhan
informan dalam penelitian ini adalah 14 orang.
4.2 Identitas Informan
4.2.1 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Dalam penelitian di lapangan maka didapati jumlah informan berdasarkan jenis
kelaminnya, seperti tertera pada tabel:

No.

Tabel 4.2 Distribusi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)

1.

Laki-laki

6

42,85%

2.

Perempuan

8

57,15%

14

100%

Jumlah
(Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan berjumlah 14
orang, berjenis kelamin laki-laki berjumlah 6 orang (42,85%) dan yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 8 orang (57,15%). Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah
informan perempuan lebih banyak dari jumlah informan laki-laki.

95

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Identitas Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diklasifikasikan identitas informan berdasarkan
pendidikan terakhir, seperti tercantum pada tabel di bawah ini:

No.
1.

Tabel 4.3 Distribusi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
SD

0

0%

2.

SLTP

0

0%

3.

SLTA

5

35,72%

4.

Diploma

2

14,28%

5.

Sarjana

7

50%

Jumlah

14

100%

(Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan adalah
berjumlah 14 orang, informan yang tamat SLTA berjumlah 5 orang (35,72%), informan yang
tamat Diploma berjumlah 2 orang (14,28%), dan informan yang tamat Sarjana berjumlah 7
orang (50%).
4.2.3 Identitas Informan Berdasarkan Usia
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diklasifikasikan identitas informan
berdasarkan usia, seperti tercantum pada tabel di bawah ini:

No.

Tabel 4.4 Distribusi Informan Berdasarkan Usia
Usia (tahun)
Frekuensi (orang)

Persentase (%)

1.

10-19

0

0%

2.

20-30

4

28.57%

3.

31-40

6

42,86%

4.

41-50

4

28,57%

Jumlah

14

100%

(Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017)
96

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel di atas dari keseluruhan informan berjumlah 14 orang, informan yang
berusia 20-30 berjumlah 4 orang (28,57%), informan yang berusia 31-40 berjumlah 6 orang
(42,86%), dan informan yang berusia 41-50 berjumlah 4 orang (28,57%).
4.2.4 Identitas Informan Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diklasifikasikan identitas informan
berdasarkan mata pencaharian, seperti tercantum pada tabel di bawah ini:

No.

Tabel 4.5 Distribusi Informan Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata Pencaharian
Frekuensi (orang)
Persentase (%)

1.

Pedagang

2

14,28%

2.

Wiraswasta

2

14,28%

3.

PNS

6

42,86%

4.

Pegawai Honor

2

14,28%

5.

Karyawan Swasta

2

14,28%

Jumlah

14

100%

(Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan berjumlah 14
orang, informan yang bermatapencaharian sebagai pedagang berjumlah 2 orang (14,28%),
informan yang bermatapencaharian sebagai wiraswasta berjumlah 2 orang (14,28%), informan
yang bermatapencaharian sebagai PNS berjumlah

6 orang (42,86%), informan yang

bermatapencaharian sebagai pegawai honor berjumlah 2 orang (14,28%), dan informan yang
bermatapencaharian sebagai karyawan swasta berjumlah 2 orang (14,28%).

4.3 Hasil Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para
informan

kunci

tentang

Implementasi

Kebijakan

Pelayanan

KTP-el

di

Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir dalam memberikan pelayanan
kependudukan. Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan kunci
97

Universitas Sumatera Utara

1 orang dan informan utama sebanyak 3 orang. Orang yang ditetapkan sebagai informan
kunci dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan proses
implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el. Yang menjadi informan kunci dalam
penelitian ini

yaitu

Kepala Dinas

Kepedudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Samosir, informan utama yaitu Sub. Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan, dan Operator KTPel. Sedangkan yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat
Kabupaten Samosir.
Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis yaitu tipe wawancara berstruktur, di mana
sebelum

memulai wawancara

terlebih

dahulu

penulis

menyusun daftar pertanyaan

yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses
implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el tersebut.
Dalam wawancara ini penulis hanya memilih beberapa orang informan kunci, utama
dan informan tambahan yang akan diberikan pertanyaan sesuai dengan bidang dan
kedudukan mereka masing-masing sehingga seluruh permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini dapat terjawab.
Dilihat dari indikator implementasi kebijakan, antara lain:
1. Standart dan Sasaran Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran dan
tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana
kebijakan. Setiap kebijakan publik harus mempunyai standart dan sasaran kebijakan yang jelas
dan terukur. Dengan ketentuan tersebut maka suatu tujuan dari kebijakan tersebut dapat
terwujud. Jika dalam kebijakan standart dan sasaran yang tidak jelas akan menimbulkan konflik
dan kesalahapahaman diantara agen pelaksana. Dengan diterapkannya program KTP-el di
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir, maka para impelementor harus
mengetahui sasaran dan tujuan kebijakan tersebut. Kebijakan bisa saja tidak berhasil karena
98

Universitas Sumatera Utara

para implementor kebijakan tidak mengetahui dengan jelas tujuan dan sasaran dari
dilaksanakannya kebijakan tersebut. Dengan demikian standart dan tujuan kebijakan memiliki
hubungan yang erat dengan disposisi para impelementor. Sasaran dan tujuan yang jelas dan
terarah sangatlah penting dalam mencapai keberhasilan kebijakan yang ingin dilaksanakan.
Adapun ringkasan pertanyaan yang peneliti ajukan kepada beberapa informan antara lain:
Pertama mengenai tujuan dan sasaran Program KTP-el seperti yang disampaikan oleh
Bapak Lemen Manurung, S.Pd selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Samosir:
“KTP-el ini merupakan satu-satunya kartu identitas yang menyatakan seseorang
sebagai penduduk yang sah dan berdomisili di satu tempat. Hanya di KTP-el ada
biodata dan biometric yang lengkap dan terekam secara nasional. Untuk sasaran yang
berhak menerima pelayanan KTP-el ini adalah Penduduk Warga Negara Indonesia
dan Warga Negara Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah
berusia 17 tahun sudah kawin atau pernah kawin.”
(hasil wawancara Januari 2017)
Pernyataan diperkuat oleh Bapak Ricardo Simbolon S.Mn selaku Bagian Perencanaan,
Evaluasi, dan Pelaporan:
“Yang saya ketahui program KTP-el ini adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh
nasional bukan daerah. Ya meskipun daerah sudah menggunakan kebijakan
tersebut akan tetapi untuk kebijakan nya sendiri itu semua berasal dari pusat,
daerah hanya melaksanakannya saja untuk masyarakat. Untuk tujuan dan sasaran
dari program ini yaitu sebagai identitas jati diri, berlaku nasional sehingga tidak perlu
lagi membuat KTP local untuk pengurusan izin, pembukaan rekening, melamar
pekerjaan, dan mencegah terjadinya KTP ganda.”
(hasil wawancara Januari 2017)
99

Universitas Sumatera Utara

Program KTP-el adalah program nasional yang dimana kebijakan nya bukan kebijakan
daerah melainkan kebijakan nasional. Program KTP-el ini bertujuan untuk menyatakan
identitas seseorang sebagai penduduk yang sah dan berdomisili. Dengan adanya KTP-el ini
mencegah terjadinya KTP ganda dimana seperti diketahui beberapa masyarakat masih ada
memiliki KTP ganda karena berdomisili di 2 tempat yang berbeda. Jadi dengan adanya KTP-el
ini dapat mencegah terjadinya KTP ganda karena biodata dan biometric yang lengkap sudah
terekam secara nasional. Sasaran penerima pelayanan KTP-el ini adalah penduduk warga
Negara Indonesia dan warga Negara asing yang sudah memiliki izin tinggal tetap yang sudah
berusia 17 tahun sudah kawin atau pernah kawin.
Berkaitan dengan sasaran dan tujuan program KTP-el, peneliti juga melakukan
wawancara dengan masyarakat yang sudah menggunakan KTP-el di Kabupaten Samosir yang
disampaikan oleh Ibu Agnes:
“Menurut saya sendiri KTP-el itu merupakan identitas yang sudah link secara
nasional yang dimiliki oleh seseorang atau tidak lebih dari 1 orang. Banyak
manfaat yang kami terima dari penggunaan KTP-el seperti semua data biometric
sudah terekam di database kependudukan. Sebagai contoh misalnya ada seseorang
mengalami kecelakaan tetapi tidak ditemukan KTP sebagai identitas dirinya,
maka dapat dilakukan sidik jari untuk mengetahui identitas dirinya. Yang kedua
manfaatnya adalah kemudahan dalam mengurus administrasi seperti SIM misalnya,
walaupun pada saat mengurus tidak sesuai dengan daerah asal, mempermudah
memperoleh

pekerjaan,

dan

sebagai

identitas

penduduk.

Untuk

proses

pembuatannya KTP-el disini kurang lebih dari seminggu sudah selesai. Dek.”
(hasil wawancara Januari 2017)
Berdasarkan has