PERAN HUMAS PEJABAT PENGELOLA INFORMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

PERAN HUMAS / PEJABAT
PENGELOLA INFORMASI
DAN DOKUMENTASI (PPID) DALAM IMPLEMENTASI UU NO. 14
TAHUN 2008 DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH NON SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial

GOTTFRIED BERTIYAN
1306461610

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
PEMINATAN HUBUNGAN MASYARAKAT
DEPOK
2016

0


Universitas Indonesia

1

Universitas Indonesia

2

Universitas Indonesia

1

Universitas Indonesia

PERAN HUMAS/PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI
DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2008 DI
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Gottfried Bertiyan
Peminatan Hubungan Masyarakat, Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Gedung Komunikasi FISIP UI, Jalan Prof. Dr. Selo Soemardjan, Kampus UI Depok, Depok-16424
email : gottfried.bertiyan@ui.ac.id

Abstrak
Dengan adanya Undang Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik maka masyarakat
dapat menggunakan hak nya untuk mengakses informasi publik kepada Badan Publik salah satunya adalah
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang Undang Keterbukaan Publik merupakan salah satu
dari bagian kehumasan yang tak terpisahkan serta bertujuan untuk meningkatkan Good Goverannce bagi Badan
Publik itu sendiri sehingga citra yang ditimbulkan kepada masyarakat akan menjadi potifi dan lebih baik. Dalam
makalah ini akan dibahas bagaimana peran Humas (Hubungan Masyarakat) dan Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi kehumasan
serta mengimplementasikan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta mengaitkan
dengan konsep kehumasan dan Good Governance.
Kata Kunci : Good Governance; Humas; Informasi; Keterbukaan Informasi Publik; Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi;

Abstract
Emergence Law in Republic of Indonesia with number 14 year 2008 about Openess of Public Informations, then
society can use their rights for access public informations to government where one of them is Ministry of State

Secretariat Republic of Indonesia. Law about Openess of Public Informations is one of part Public Relations and
to increase Good Governance for government so that image appears to society to be positive and good. In this
paper will discuss how role of PR (Public Relations) and Information and Documentation Management Officer
Ministry of State Secretariat Republic of Indonesia in perform public relations and implementation of Law of
Openess Public Informations and associate with PR and Good Governance Concept.
Keyword : Good Governance; Public Relations; Information; Openess of Public Informations, Informations and
Documentations Management Officer;

2

Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN
Public Relations atau biasa kita kenal dengan Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan
suatu elemen/bagian penting dari setiap organisasi, baik dalam skala kecil maupun dalam
skala besar. Humas diperlukan oleh semua organisasi dalam menghadapi internal, dalam
hal ini adalah bagian dari organisasi itu sendiri maupun eksternal atau masyarakat luas.
Humas dapat diartikan sebagai ‘keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good-will) dan
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya’ (British Institute of

Public Relations, 1998). Sementara humas menurut Frank Jefkins (1998) dalam bukunya
yang berjudul Public Relations diartikan sebagai ‘bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. Humas
juga dapat diartikan sebagai fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu
pencapaian tujuan sebuah organisasi,

membantu mendifinisikan filosofi,

serta

memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi Humas berkomunikasi dengan semua
masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang
positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat.
Mereka juga mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi yang
mempromosikan pertukaran pengaruh serta pemahaman di antara konstituen organisasi
dan masyarakat [ CITATION Lat10 \l 1033 ]. Dengan demikian, Humas merupakan suatu
bagian dari organisasi yang berfungsi untuk menghubungkan antara organiasi dengan
masyarakat agar tercipta suatu hubungan yang baik dan tujuan organisasi tersebut dapat
tercapai dengan membuat citra yang positif dan reputasi organisasi menjadi baik.

Saat ini, humas terbagi menjadi dua jenis yaitu humas organisasi / korporasi (Coporate
Public Relations) dan humas pemerintahan (Government Public Relations). Humas
organisasi/korporasi

pada

merupakan

suatu

humas

yang

bekerja

pada

organiasi/perusahaan sementara humas pemerintah adalah humas yang bekerja pada
pemerintahan yang secara umum merupakan lembaga publik. Pada dasarnya, humas pada

keduanya memiliki sistem kinerja yang sama, namun pada humas pemerintah terdapat
beberapa aturan yang mengikat pada peraturan/undang-undang, salah satunya adalah
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik atau biasa
dikenal dengan UU KIP merupakan suatu undang-undang yang lahir pada tanggal 30 April
3

Universitas Indonesia

2008 serta mulai berlaku pada tahun 2010 atau dua tahun setelah diundangkan. Undangundang Keterbukaan Informasi Publik memiliki dasar bahwa setiap warga negara
Republik Indonesia berhak untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan kebijakan publik di negara ini. Hal ini sesuai dengan Pasal 19 dalam Deklarasi
Universal tentang Hak Asasi Manusia tahun 1948 yaitu ‘setiap

orang berhak atas

kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat, hal mana mencakup hak untuk
mencari, menerima, dan memberikan informasi dan gagasan melalui media apapun dan
tanpa batasan negeri’ [ CITATION Sas10 \l 1033 ].
Tujuan adanya undang-undang ini adalah :

1. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan
publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta
alasan pengambilan suatu keputusan publik.
2. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik.
3. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik.
4. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan
efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.
5. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak
6. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdasan kehidupan banga
7. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik
untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
Dengan adanya undang-undang ini, maka masyarakat dapat mengakses informasi dari badan
publik melalui bagian kehumasan dan badan publik wajib memberikan informasi tersebut
kepada pemohon infomrasi. Ada informasi publik yang wajib diumumkan kepada masyarakat
tanpa perlu adanya permohonan seperti kegiatan dan kinerja badan publik, laporan keuangan
badan publik, dan berbagai informasi lain yang diatur oleh undang-undang. Namun, tidak
semua informasi dapat diakses oleh masyarakat, terdapat beberapa pengecualian informasi
yang tidak dapat diperoleh antara lain :
a. Informasi yang dapat menghambat proses penegakkan hukum

b. Informasi yang dapat menganggu perlindungan hak atas kekayaan intelektual, dan
perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat.
c. Informasi yang dapat menganggu ketahanan dan keamanan negara
d. Informasi yang dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia.
e. Informasi yang dapat menganggu ketahanan perekonomian Indonesia.
4

Universitas Indonesia

f. Informasi yang dapat menganggu hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain.
g. Informasi yang bersifat pribadi tanpa persetujuan orang tersebut
h. Informasi yang dapat mengungkap rahasia identitas seseorang.
i. Surat-surat antar badan publik atau memorandum yang sifatnya rahasia.
j. Informasi-informasi lain yang sifatnya diatur oleh undang-undang.
Dengan demikian, masyarakat dapat memperoleh infomasi selain yang telah dikecualikan
oleh undang-undang. Namun apabila masyarakat tidak mendapatkan informasi yang diminta,
maka masyarakat dapat mengsengketakan

hal tersebut dan membawanya ke Komisi


Informasi, baik tingkat provinsi maupun tingkat pusat.
Salah satu badan publik yang terikat pada undang-undang ini adalah Kementerian Sekretariat
Negara Republik Indonesia atau disingkat dengan Kemensetneg. Kementerian Sekretariat
Negara Republik Indonesia adalah suatu lembaga pemerintah yang dimpimpin oleh Menteri
Sekretaris Negara yang berkedudukan dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden
Republik Indonesia. Tugas dari Kemensetneg adalah membantu presiden dan wakil presiden
dalam menyelenggarakan pemeritahan negara dalam bidang kesekretariatan. Kemensetneg
memiliki fungsi sebagai :
a. dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan, keprotokolan, pers, dan media
kepada Presiden.
b. dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan dan keprotokolan, serta analisis
kebijakan kepada Wakil Presiden dalam membantu Presiden menyelenggarakan
pemerintahan negara.
c. dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan
kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dalam
hal pengangkatan dan pemberhentian perwira Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Republik Indonesia, penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda
kehormatan, yang wewenang penetapannya berada pada Presiden, serta koordinasi
pengamanan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarga termasuk Tamu Negara
setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan negara asing.

d. dukungan teknis, administrasi, dan analisis dalam penyiapan izin prakarsa dan
penyelesaian Rancangan Peraturan Perundang-Undangan, penyiapan pendapat hukum,
penyelesaian Rancangan Keputusan Presiden mengenai grasi, amnesti, abolisi,
rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan dari pidana penjara seumur hidup
menjadi pidana sementara, dan naturalisasi, serta permintaan persetujuan kepada
Sekretaris

Kabinet atas

permohonan izin prakarsa penyusunan Rancangan
5

Universitas Indonesia

Peraturan Perundang-undangan dan atas substansi rancangan peraturan perundangundangan;
e. dukungan teknis, administrasi, dan analisis dalam penyelenggaraan hubungan dengan
lembaga

negara,


lembaga

non

struktural,

lembaga

daerah,

organisasi

kemasyarakatan, organisasi politik, dan penyelenggaraan hubungan masyarakat, serta
penanganan pengaduan masyarakat kepada Presiden, Wakil Presiden dan/atau
Menteri;
f. dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam pengangkatan, pemberhentian,
dan pensiun pejabat negara, pejabat pemerintahan, pejabat lainnya,dan Aparatur Sipil
Negara yang wewenang penetapannya berada pada Presiden;
g. pembinaan, penataan dan pengembangan Aparatur Sipil Negara, organisasi, tata
laksana, dan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara;
h. pembinaan dan pemberian dukungan teknis dan administrasi di bidang perencanaan,
keuangan,

ketatausahaan,

kerumahtanggaan,

penyediaan

prasarana

dan sarana, serta pengembangan pemerintahan berbasis elektronik di lingkungan
Kementerian Sekretariat Negara, serta pemberian dukungan prasarana dan sarana
untuk pejabat negara tertentu, dan dukungan administrasi kepada Dokter
Kepresidenan;
i. pengelolaan

barang

milik/kekayaan

negara

yang

menjadi

tanggung

jawab

Kementerian Sekretariat Negara seperti Gelora Bung Karno dan Komplek bekas
Bandara Internasional Kemayoran
j. penyelenggaraan koordinasi kerja sama teknik antara Pemerintah Indonesia dengan
Mitra Pembangunan, dan penanganan administrasi perjalanan dinas luar negeri
k. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan Wakil Presiden serta oleh
peraturan perundang-undangan.
Dengan penjabaran diatas, maka tugas humas di Kementerian Sekretariat Negara memiliki
fungsi yang cukup besar dimana masyarakat luas dapat meminta informasi yang terkait
dengan presiden maupun wakil presiden, produk hukum yang dikeluarkan oleh presiden dan
wakil presiden, dan informasi lain yang dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara.
Dalam jurnal ini, akan dibahas bagaimana peran humas, dalam hal ini adalah Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi atau biasa dikenal dengan PPID dalam mengelola
informasi yang diminta masyarakat terkait dengan kebijakan presiden, wakil presiden maupun
kementerian itu sendiri.
6

Universitas Indonesia

II. TINJAUAN KONSEP
Untuk dapat melihat lebih lanjut peran seorang Humas dalam menghadapi masyarakat, dalam
hal ini masyarakat yang ingin mengakses informasi publik diperlukan beberapa tinjauan
pustaka dan konsep yang digunakan adalah manajemen humas dan good governance.
Peran dan Fungsi Humas
Dalam aktivitas hubungan masyarakat, terdapat berbagai kegiatan yang kemudian diatur
dalam suatu manajemen yang dinamakan manajemen humas. Cutlip, Center dan Broom dalam
bukunya yang berjudul Effective Public Relations menjelaskan bahwa Manajemen humas
dapat diartikan sebagai suatu kegaiatan penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dari suatu kegiatan komunikasi baik dalam kegiatan kecil maupun hingga sampai pada
kegiatan besar. Cutlip, Center dan Canfield dalam Roslan (2012) mengemukakan bahwa
dalam kegiatan manajemen humas, seorang humas memiliki fungsi yaitu
1. membina hubungan yang baik antara organisasi dengan publik (masyarakat)
2. menunjang aktivitas manajemen kehumasan yang baik agar sesuai dengan tujuan dan
visi misi organisasi.
3. mengidentifikasi opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi
tersebut agar terlihat seperti apakah citra yang terlihat di publik (masyarakat).
4. menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara organisasi dengan publik
(masyarakat).
5. melayani keinginan publik dan memberikan saran atau masukan kepada pemimpin
organisasi agar tercipta keputusan yang sesuai.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa humas memiliki peran sebagai :
a. communicator dimana seorang humas merupakan “jembatan penghubung” antara
organisasi dengan publik
b. coporate image maker dimana humas menciptakan citra yang baik di masyarakat
terhadap organisasi dipimpinnya, creator dimana humas membuat ide-ide kreatif
terhadap aktivitas kehumasan
c. conceptor dimana humas membuat konsep-konsep dalam aktivitas kehumasan
agar tercipta citra yang baik
d. mediator dimana humas sebagai penengah baik antara masyarakat dengan
organisasinya ataupun antara internal organisasi dengan teknik komunikasi yang
baik.
e. media solver dimana seorang humas mampu memecahkan setiap permasalahan
ketika krisis terjadi dalam organisasi.
7

Universitas Indonesia

Sementara itu, terdapat empat tahapan dalam manajemen humas [ CITATION Fra98 \l 1033 ]
yaitu Perencanaan (Planning) dimana humas merencanakan kegiatan kehumasan yang cocok
sesuai dengan kondisi pada saat itu, Pengorganisasian (Organizing) yaitu menugaskan atau
pembagian kerja sesuai dengan kapabilitas orang yang hendak diberikan pekerjaan,
Pelaksanaan (Actuationg) dimana program yang telah direncanakan dilaksanakan serta
Pengawasan (Controling) yaitu program yang telah berjalan diawasi kinerjanya dan dievaluasi
apakah sudah sesuai dengan tujuan rencana.
Good Governance
Selain melihat peran dan fungsi dalam aktivitas kehumasan pada badan publik, konsep Good
Governance juga diperlukan agar citra badan publik tetap baik di mata masyarakat. Good
Goverance adalah suatu proses pengambilan keputusan dan proses dimana keputusan tersebut
diimplementasikan atau tidak diimplementasikan [ CITATION Uni09 \l 1033 ] . Dengan
demikian Good Governance dapat dikatakan sebagai sebuah sistem yang digunakan oleh
pihak internal organisasi yang berkaitan dengan nilai (value) organisasi tersebut agar
memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders) agar menjadi nilai tambah bagi
organisasi tersebut. Hal tersebut memerlukan proses dari berbagai pihak internal organisasi
agar kegiatan operasional organisasi dapat terencana dan berjalan dengan baik, dan salah satu
unsur penting dalam penyusunan konsep Good Governance dari humas sendiri yaitu membuat
citra organisasi tetap baik dengan berbagai aktivitas kehumasannya.
Terdapat prinsip-prinsip dalam Good Governance menurut Komite Nasional Kebijakan
Governance yang terdapat dalam badan publik yaitu :
1. Akuntabilitas : Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala
bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
2. Pengawasan : Meningkatkan upaya pengawasan

terhadap

penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan
masyarakat luas.
3. Daya tanggap : Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintahan terhadap
aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
4. Profesionalisme : Meningkatkan

kemampuan

dan

moral

penyelenggaraan

pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya
terjangkau.
5. Efensiensi dan Evektifitas : Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal & bertanggung
jawab.

8

Universitas Indonesia

6. Transparasi : Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam
memperoleh informasi.
7. Kesetaraan : Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
8. Wawasan ke Depan : Membangun daerah berdasarkan visi & strategis yang jelas serta
mengikuti-sertakan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan, sehingga
masyarakat merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan
daerahnya.
9. Partisipasi :

Mendorong

setiap

warga

untuk

mempergunakan

hak

dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut
kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.
10. Penegakkan Hukum : Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak
tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.
Dengan menerapkan good governance dalam badan publik, maka diharapkan tranparansi dan
akuntabilitas dari badan publik itu sendiri tetap terjaga dengan baik serta meminimalisir
terjadinya tindak korupsi dan citra yang terlihat kepada masyarakat tidak luas baik.
UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Keterbukaan Informasi Publik merupakan salah satu implementasi dari Good Governance
dalam badan publik itu sendiri. Adanya UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik atau UU KIP ini sebagai landasan hukum yang baik untuk menjaga hak-hak
setiap individu untuk mengetahui tentang informasi yang dimiliki pemerintah selaku
penyelenggara negara. Undang-undang yang diundangkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat RI
pada tanggal 30 April 2008 serta mulai berlaku pada tahun 2010 ini memiliki 64 pasal yang
mengatur tentang bagaimana setiap badan publik diwajibkan membuka akses informasi publik
kepada masyarakat kecuali informasi yang dikecualikan oleh undang-undang. Tujuan adanya
Undang-Undang ini menurut Pasal 3 UU KIP adalah :
a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik serta alasan
pengambilan suatu kebijakan publik.
b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik.
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dalam
pengelolaan Badan Publik yang baik.
d. mewujudukan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif,
akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.
e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
9

Universitas Indonesia

f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa
g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
Terdapat berbagai unsur yang muncul akibat dari adanya undang-undang ini, yaitu Badan
Publik, Pemohon Informasi Publik, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. Unsur
tersebut akan dibawah ini :
Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan
negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan
Undang-Undang serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Informasi
Publik wajib disediakan dan diumumkan secara berkala, serta merta dan tersedia setiap saat
[CITATION Kem161 \l 1033 ].
Badan Publik dapat didefinisikan sebagai lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan
lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar
negeri [CITATION Kem161 \l 1033 ]. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setiap
lembaga yang dananya bersumber dari ABPD/APBN atau lembaga yang sebagian dananya
berasal dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat dalam dan luar negeri dapat dikatakan
sebagai Badan Publik. Kewajiban yang harus dilakukan oleh Badan Publik sesuai dengan
Pasal 7 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah :
a. Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dana/atau menerbitkan Informasi
Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik,
selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.
b. Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak
menyesatkan.
c. Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan
dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga dapat
diakses dengan mudah.
d. Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang
diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.
e. Pertimbangan yang dimaksud sesuai dengan ayat 4 pasal 7 UU Keterbukaan
Informasi Publik adalah pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya dan /atau
pertahanan dan keamanan negara.

10

Universitas Indonesia

Selain itu, Badan Publik juga wajib menyediakan dan mengumumkan Informasi Publik secara
berkala kepada masyarakat sesuai dengan pasal 9 UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik seperti :
a. Informasi yang berkaitan dengan Badan Publik
b. Informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait
c. Informasi mengenai laporan keuangan
d. Informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Informasi tersebut wajib disampaikan paling singkat 6 bulan sekali (Ayat 3 Pasal 9) serta
disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang
mudah dipahami (Ayat 4 Pasal 9). Ada juga Informasi Publik yang wajib serta merta
diumumkan dan Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat (Pasal 11) yaitu :
a. Daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk
informasi yang dikecualikan
b. Hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya.
c. Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya.
d. Rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan
Publik.
e. Perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga.
f. Informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang
terbuka untuk umum
g. Prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
h. Informasi mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam UU
KIP.
Namun, Badan Publik memiliki hak sesuai dengan Pasal 7 UU No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik yaitu :
1. Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai
dengan ketentutan peraturan perundang-undangan.
2. Badan publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
Informasi Publik yang dimaksud sesuai dengan ayat 1 pasal 27 adalah :
 inforasi yang dapat membahayakan negara
 informasi yang berkaitan dengan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat
 informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi
 informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan
 informasi publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.
Masyarakat yang hendak mengajukan permohonan informasi disebut sebagai Pemohon
Informasi Publik. Pemohon Informasi Publik yang mengajukan permohonan informasi kepada
Badan Publik dengan menyertakan alasan mengapa ia memohon dibukanya informasi tersebut
(Ayat 3 Pasal 4) serta dapat mengajukan ke Pengadilan apabila mendapat hambatan selama

11

Universitas Indonesia

kegagalan dalam memperoleh Informasi Publik selama sesuai dengan ketentuan perundangundangan (Ayat 4 Pasal 4)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dapat juga dikatakan ada akibat dari
implementasi UU KIP. PPID adalah pejabat yang mengelola dan mendokumentasikan
Informasi Publik dalam suatu Badan Publik. PPID bertugas utuk membuat dan
megembangkan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk
teknis standar layanan Informasi Publik yang berlak secara nasional (Ayat 1).
III. PEMBAHASAN
Pada bagian ini dijelaskan bagaimana Humas / PPID Kemensetneg dalam menjalankan
fungssi-fungsi kehumasannya apakah sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik dengan melihat publikasi untuk periode Januari – Oktober
tahun 2016 yang telah dikeluarkan dan permohonan informasi yang datang dari masyarakat
dari bulan Januari – Oktober 2016 serta mengkaitkan dengan konsep yang telah dijabarkan
pada bagian sebelumnya.
Publikasi Kementerian Sekretariat Negara RI Januari – November 20161
Dilihat dari laman resmi Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Humas
Kemensetneg melalui Bidang Peliputan dan Dokumentasi, Asisten Deputi Hubungan
Masyarakat, Deputi Bidang Hukum Kelembagaan dan Masyarakat telah mengeluarkan berita
kegiatan kurang lebih sebanyak 1.147 berita berupa berita seputar Kementerian Sekretariat
Negara dengan berbagai berita agenda kegiatan Presiden RI, Wakil Presiden RI, Menteri
Sekretaris Negara RI, dan kegiatan para deputi atau asisten deputi di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara. Berita dikeluarkan rata-rata hampir setiap hari kerja dengan 3-4 artikel
berita per harinya. Berita yang dikeluarkan tidak hanya seputar kegiatann Presiden, Wakil
Presiden, Mesesneg dan para deputi dan asisten deputi saja namun ada juga berita tentang
kegiatan lain yang berkaitan dengan Kemensetneg seperti kegiatan Ibu Negara, kegiatan istri
wakil presiden, kegiatan kunjungan, siaran pers dan lain sebagainya.
Di sisi lain, Kemensetneg juga mengeluarkan publikasi yaitu berita foto dimana informasi
yang dikeluarkan berupa kegiatan di sekitar lingkungan Kemensetneg seperti agenda presiden,
wakil presiden, ibu negara, menteri sekretaris negara, dan para seputi beserta asisten
deputinya yang disertai dengan foto kegiatan. Publikasi ini selama bulan Januari – November

1 berdasarkan pengamatan penulis melalui www.setneg.go.id hingga tanggal 23 November 2016 pukul 23.00 WIB

12

Universitas Indonesia

2016 telah dikeluarkan oleh Kemensetneg kurang lebih 595 artikel dengan kemunculan artikel
1-4 artikel per harinya
Sementara itu, Kemensetneg mengeluarkan informasi berupa pengumuman kepada publik
pada bulan Januari-November 2016 sebanyak 10 informasi dengan rincian :
1. Pengumuman Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke seratus delapan (108) Tahun
2016 (dikeluarkan tanggal 13 Mei 2016)
2. Pengumuman Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke seratus delapan

(108) Tahun 2016 di Lingkungan Kemensetneg (dikeluarkan tanggal 16 Mei 2016)
3. Pengumuman Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di

lingkungan Kemensetneg (dikeluarkan tanggal 3 Juni 2016)
4. Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke tujuh puluh satu
(71) Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 6 Juni 2016)
5. Pengumuman Penutupan Penerimaan Surat Permohonan Undangan Hari Ulang T ahun

ke tujuh puluh satu (71) Kemerdekaan RI Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 11 Agustus
2016)
6. Pengumuman “Menelusuri Jejak Algemene Secretary dan Sekretariat Negara dalam

Arsip " (dikeluarkan tanggal 19 Agustus 2016)
7. Pengumuman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal
26 September 2016)
8. Pengumuman terkait Pelaporan Pungutan liar (dikeluarkan tanggal 21 Oktober 2016)
9. Pengumuman Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2016 (dikeluarkan tanggal 4
November 2016)
10. Pengumuman Seleksi Terbuka Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di

lingkungan Kemensetneg (dikeluarkan tanggal 17 November 2016).

Permohonan Informasi di Lingkungan Kemensetneg Bulan Januari-Oktober 20162
Berdasarkan informasi yang diminta oleh penulis melalui PPID Kemensetneg, PPID
Kemensetneg mengabulkan permohonan penulis untuk mendapatkankan informasi terkait
jumlah permohonan informasi yang diminta masyarakat kepada Kemensetneg selama periode
Januari-Oktober 2016 serta keputusan yang dikeluarkan terkait permohonan oleh pemohon
informasi. Dengan rincian sebagai berikut :

2 Berdasarkan hasil permohonan informasi penulis kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kemensetneg pada
tanggal 14 November 2016

13

Universitas Indonesia

Pada bulan Januari 2016, terdapat 13 permohonan informasi dari 5 pemohon informasi
dengan latar belakang pekerjaan pemohon adalah mahasiswa, konsultan, dan Pengawai
Negeri Sipil (PNS). Informasi yang diminta berupa :
1. Daftar tabel jumlah pengajuan grasi (pengurangan hukuman) terpidana mati sejak era
Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.
2. Daftar tabel jumlah pengajuan grasi bukan terpidana mati sejak era Presiden Soekarno
hingga Presiden Joko Widodo.
3. Daftar tabel grasi yang dikabulkan sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko
Widodo.
4. Daftar tabel grasi yang ditolak sejak era Presiden Soekarno hingga Presiden Joko
Widodo.
5. Daftar tabel grasi terpidana yang mendapatkan penghapusan pidana sejak era Presiden
Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.
6. Daftar tabel jumlah yang mengajukan grasi berdasarkan jenis hukuman pidana dalam
3 kategori yaitu terorisme, pembunuhan, dan narkoba sejak era Presiden Soekarno
hingga Presiden Joko Widodo.
7. Daftar Warga Negara Asing (WNA) yang mendapat grasi sejak era Presiden Soekarno
hingga era Presiden Joko Widodo.
8. Peraturan/Prosedur peliputan media/wartawan di lingkungan Istana Negara.
9. Nama nama media wartawan sampai saat ini (hingga Januari 2016) yang boleh
meliput di Istana Negara.
10. Laporan Akhir Satgas (Satuan Petugas) pemberantasan hukum.
11. Data satgas pemberantasan Mafia Hukum dalam menangani kasus pajak Asian Agria
Group (AAG).
12. Hasil Printed Media Report tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan 11 September
2015 mengenai monitoring media cetak di Kemensetneg.
13. Foto kegiatan Biro KTLN (Kerjasama Teknik Luar Negeri) Kemensetneg tahun 20142015
Tujuan penggunaan informasi yang diminta digunakan sebagai penulisan hukum, kajian
kehumasan pemerintah, penuisan karya akhir, penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL), serta dokumentasi. Dari 13 permohonan informasi, hanya 4 permohonan informasi
yang dikabulan oleh PPID sementara 9 lainnya ditolak dengan alasan permohonnan informasi
tidak jelas dan tidak fokus serta informasi yang diminta tidak dikuasai oleh PPID
Kemensetneg. Proses pelayanan informasi yang dilayani pada bulan ini rata-rata memerlukan
waktu 3,1 hari kerja

14

Universitas Indonesia

Pada bulan Februari 2016, terdapat 7 permohonan informasi dari 5 pemohon informasi
dengan latar belakang pekerjaan pemohon dari mahasiswa, advokat dan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), serta. Informasi yang diminta berupa :
1. Permohonan izin penelitian tesis di lingkungan Kemensetneg.
2. Diplomasi Indonesia -Timor Leste dari tahun 2003-2015, terkait diplomasi bilateral.
3. Laporan Kerjasama (Politik, Sosial, Pendidikan, dan lain sebagainya) Indonesia
dengan Timor Leste dari tahun 2003-2015.
4. Pemerintah Republik Indonesia untuk segera mengumumkan secara resmi hasil
penyelidikan Tim Pencari Fakta Kasus (TPF) meninggalnya Munir kepada
masyarakat.
5. Alasan Pemerintah Republik Indonesia belum mengumumkan hasil penyelidikan Tim
Pencari Fakta Kasus meninggalnya Munir sebagaimana tercantum dalam penetapan ke
sembilan Keppres (Keputusan Presiden) No. 111 Tahun 2004 tentang pembentukan
Tim Pencari Fakta kasus meninggalnya Munir.
6. Undang-Undang Koperasi dan Peraturan lainnya yang terkait dengan koperasi.
7. Salinan Keputusan Presiden No. 3/POLRI/2015 Tentang Pemberhentian Jenderal
Polisi Drs. Sutarman Sebagai Kapolri.
Tujuan penggunaan informasi adalah sebagai kelengkapan data penulisan tesis, penelitian
skripsi, untuk diketahui masyarakat, sebagai referensi dan bahan acuan, dan referensi
penyusunan tugas akhir kuliah. Dari 7 permohonan informasi, 5 permohonan informasi
ditolak oleh PPID Kemensetneg sementara 2 permohonan informasi dikabulkan dikarenakan
informasi tidak dibawah wewenang Kemensetneg serta informasi yang diminta bersifat
dikecualikan dikarenakan akan membuka data pribadi seseorang dimana bertentangan dengan
Pasal 17 Huruf G UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berisi
“Informasi Publik yang dibuka apabila dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat
pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang” . Proses pelayanan informasi yang
dilayani pada bulan ini rata-rata memerlukan waktu 3,1 hari kerja
Pada bulan Maret 2016, terdapat 14 permohonan informasi dari 9 pemohon informasi dengan
latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah mahasiswa, konsultan, karyawan swasta
dan tidak diketahui pekerjaannya. Informasi yang diminta berupa :
1. Pemerintah Republik Indonesia untuk segera mengumumkan secara resmi hasil
penyelidikan

Tim

Pencari

Fakta

Kasus

Meninggalnya

Munir

kepada

masyarakat.alasan pemerintah belum mengumumkan hasil penyelidikan tim pencari
fakta kasus kematian Munir.
15

Universitas Indonesia

2. Alasan Pemerintah Republik Indonesia belum mengumumkan hasil penyelidikan Tim
Pencari Fakta Kasus meninggalnya Munir sebagaimana tercantum dalam penetapan
Kesembilan Keppres No. 111 Tahun 2004 tentang pembentukan Tim Pencari Fakta
Kasus Meninggalnya Munir.
3. Keprotokoleran dalam acara kenegaraan.
4. Lembaran Negara.
5. Prosedur Permohanan Informasi tentang berkas berkas pengangkatan Kapolri dari Era
Presiden Soekarno sampai Era Presiden Joko Widodo.
6. Prosedur Permohanan Informasi tentang berkas berkas Pemberhentian Kapolri dari
Era Presiden Soekarno sampai Era Presiden Joko Widodo.
7. Permohonan Informasi Terkait dugaan Penjualan Besi Potong/Bekas (Rebart)
Pekerjaan Proyek Jalan Tol Tanjung Priok-Jampea Seksi E2.
8. Kunjungan Ke Istana Kepresidenan.
9. Jadwal Penandatanganan oleh Bapak Presiden, Perpres yang baru mengenai DNI
(Daftar Negatif Investasi) Sebagai revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 39
Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha yang tertutup dan bidang usaha yang
terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman Modal.
10. Keputusan Menteri Perhubungan No. 2 Tahun 1950 tentang Djawatan Kereta Api
(DKA).
11. Peraturan Pemerintah nomor 23 Tahun 1963 tentang Pos Dalam Negeri.
12. Peraturan Pemerintah nomor 61 Tahun 1971 tentang Pengalihan Bentuk Usaha
Perusahaan Negara (PN) Kereta Api menadi Perusahaan Jawatan (Perjan).
13. Peraturan Pemerintah nomor 57 Tahun 1990 tentang Pengalihan Bentuk Usaha
Perusahaan Jawatan Kereta Api menadi Perusahaan Umum (Perum).
14. Turunan (Petikan Keputusan) Presiden Republik Indonesia No. 45/ PWI Tahun 1969
tentang Pewarganegaraan seseorang di Surabaya pada tahun 1969.
Tujuan pengunaan informasi yang diminta sebagai menambah pengetahuan dan wawasan di
Indonesia, untuk di ketahui yang selanjutnya untuk mengatur jadwal melakukan perubahan
perijinan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan dapat mengajukan
permohonan proses perubahan tersebut ke manajemen perusahaan, penelitian skripsi dan
pengurusan dokumen di kantor pertahanan. Dari 14 permohonan informasi, 4 permohonan
diterima dan 10 permohonan ditolak oleh PPID Kemensetneg dengan alasan informasi yang
diminta bukan dibawah wewenang Kemensetneg, informasi yang diminta bersifat
dikecualikan dikarenakan akan membuka data pribadi seseorang dimana bertentangan dengan
Pasal 17 Huruf G UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang berisi
“Informasi Publik yang dibuka apabila dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat
pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang”, informasi yang diminta bukan
16

Universitas Indonesia

dibawah

penguasaan

Kemensetneg,

dan

Program

Istana

Untuk

Rakyat

sudah

ditiadakan.Proses pelayanan informasi yang dilayani pada bulan ini rata-rata memerlukan
waktu 4,2 hari kerja
Pada bulan April 2016, terdapat 8 permohonan informasi dari 4 pemohon informasi dengan
latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah pelajar, mahasiswa, pensiunan (tidak
diketahui pensiunan apa) serta tidak diketahui pekerjaannya. Informasi yang diminta berupa :
1.
2.
3.
4.

Permohonan izin pengambilan foto di Tangga Istana Merdeka.
Risalah (surat edaran) Pembentukan UU. No. 39/2008 tentang Kementerian Negara.
Naskah Akademis UU. No.39/2008 tentang kementerian Negara.
Nama-nama Menteri dan Struktur Kementerian semenjak awal kemerdekaan hingga

saat ini.
5. Keputusan Presiden No. 23/P tahun 2016 tentang Pengangkatan Keanggotaan
Ombudsman RI masa Jabatan tahun 2014-2019
6. Keputusan Presiden Pengangkatan Kompolnas (Komisi Kepolinisian Nasional)
7. Keputusan Presiden Pengangkatan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
8. Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2016 tentang pemberian kompensasi kepada
Warga Negara Indonesia bekas Warga Provinsi Timor Timur yang berdomisili di luar
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tujuan pengunaan informasi yang diminta sebagai pembuatan buku tahunan, kebutuhan
penelitian tesis, untuk diketahui sebagai informasi, dan sebagai bahan kajian dan monitoring
pelaksanaan (Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2016). Dari 8 permohonan informasi, 3
permohonan informasi diterima sementara 5 permohonan informasi ditolak dan dengan alasan
program Istana Untuk Rakyat sudah ditiadakan, informasi yang diminta tidak dikuasai oleh
Kemensetneg, dan informasi yang diminta kurang rinci serta jelas. Waktu yang dibutuhkan
untuk melayani permohonan pada bulan ini adalah rata-rata 2,1 hari kerja.
Pada bulan Mei 2016, hanya terdapat 2 permohonan informasi dari 2 pemohon informasi
dengan latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah wartawan serta tidak diketahui
pekerjaannya. Informasi yang diminta adalah :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.27/th.2014 tentang pengelolaan barang
milik Negara/Daerah.
2. Perpres No. 57 Tahun 2016 tentang Pelabuhan Patimban.
Tujuan penggunaan informasi yang diminta untuk pertimbangan asset dan untuk diketahui
saja. Namun, terdapat 1 permohonan yang ditolak dikarenakan informasi yang diminta bukan

17

Universitas Indonesia

dibawah penguasaan Kementerian Sekretariat Negara. Waktu yang dibutuhkan untuk
pelayanan permohonan informasi hanya 0,6 hari kerja.
Pada bulan Juni, terdapat 6 permohonan informasi dari 4 pemohon informasi dengan latar
belakang pekerjaan penasehat hukum, mahasiswa, karyawan swasta, dan akademisi. Informasi
yang diminta adalah :
1. Keputusan Penguasa Perang Pusat No.Kpts/perperpu/0733/1959 tanggal 19 mei 1959
tentang penguasaan penuh tanah oleh Negara untuk pekerjaan penyelenggaraan Asian
Games 1962 di Jakarta.
2. Keppres No. 318 Tahun 1962 tanggal 24 September 1962 tentang Pembentukan
Yayasan Gelanggang Olah Raga Bung Karno.
3. Surat pembantu Urusan Sekretariat No. 169/Dir/66 tanggal 26 Juli 1966, perihal
penyerahan Berkas Urusan Tanah daerah Tebet, Jakarta.
4. Salinan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) atau buku-buku
yang terkait dengan kenegaraan.
5. Salinan Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun1974 tentang Perkawinan
6. Permohonan Pengiriman Foto Perwakilan Politeiknik Maritim Negeri Indonesia
(Polimarin) dengan Presiden RI Bapak Joko Widodo tanggal 20 Juni 2016 di Istana
Negara pada saat berjabat tangan.
Tujuan permohonan informasi adalah untuk menambah pengetahuan tentang negara,
Persyaratan awal untuk pengajuan ijin pernikahan di luar negeri dengan, dan dokumentasi.
Dari 6 informasi yang diminta oleh pemohon informasi, seluruhan permohonan dikabulkan
oleh PPID Kemensetneg dan waktu yang dibutuhkan untuk mengelola permohoan informasi
adalah 2,6 hari kerja.
Pada bulan Juli 2016, hanya 1 pemohon informasi dengan 1 permohonan informasi yang
diminta dari PPID Kemensetneg. Adapun latar belakang pekerjaan pemohon informasi adalah
mahasiswa dan informasi yang diminta berupa Legalisir Undang-Undang No. 5 tahun 1999
dengan tujuan penggunaan informasi sebagai keperluan bukti sidang. Informasi yang diminta
dikabulkan oleh PPID Kemensetneg serta waktu yang dibutuhkan untuk mengabulkan
informasi hanya 0,1 hari kerja.
Pada bulan Agustus 2016, terdapat 3 pemohon informasi dengan 4 permohonan informasi.
Ke-3 (tiga) pemohon informasi tersebut berasal dari kalangan karyawan swasta, advokat serta
tidak diketahui pekerjaannya. Adapun informasi yang diminta adalah :

18

Universitas Indonesia

1. Buku risalah hasil-hasil sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 30 Mei - 1 Juni 1945.
2. Informasi mengenai Pengurusan Izin HPL (Hak Pengelolaan) No. 1/ Pademangan
Timur (apa saja syaratnya, biaya, dan memakan waktu berapa lama)
3. Keputusan Penguasa Perang No. Kpts/peperpu/0733/1959,tanggal 19 Mei 1959
tentang penguasaan penuh tanah oleh Negara untuk pekerjaan penyelenggaraan Asian
Games 1962 di Jakarta.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 318 Tahun 1962 tanggal 24 September
1962 tentang tentang Pembentukan Yayasan Gelanggang Olah Raga Bung Karno.
5. Surat Pembantu Urusan Sekretariat Yayasan Gelora Bung Karno No. 169/Dir/66
tanggal 26 Juli 1966.
Tujuan penggunaan informasi yang diminta adalah sebagai bahan pustaka untuk penulisan
artikel maupun materi pembelajaran, untuk pengetahuan informasi serta untuk penjelasan
terkait permasalahan hukum. Adapun seluruh permohonan informasi dikabulkan oleh PPID
Kemensetneg dan waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengelola informasi yang diminta
adalah 3 hari kerja.
Pada bulan September 2016, hanya 1 pemohon informasi dengan 1 permohonan informasi
yang tidak diketahui latar belakang pekerjaannya. Adapun informasi yang diminta adalah
permohonan permintaan buku jurnal dengan tujuan permintaan sebagai koleksi bahan bacaan.
Adapun permohonan informasi yang diminta diberikan langsung oleh PPID Kemensetneg
pada saat itu juga, bersamaan dengan datangnya permohonan informasi. Waktu yang
dibutuhkan untuk mengelola informasi ini adalah 0,1 hari kerja.
Terakhir, pada bulan Oktober 2016 terdapat 2 pemohon informasi dengan 2 permohonan
informasi dengan latar belakang pekerjaan mahasiswa dan suatu instansi. Adapun informasi
yang diminta adalah :
1. Perpres No. 87 tahun 2016 tentang Satuan Petugas (Satgas) Pemberantasan Pungutan
Liar (Pungli)
2. Keputusan Presiden Nomor 83/P tahun 2016 tentang Penggantian Beberapa Menteri
Negara Kabiner Kerja Periode Tahun 2014-2019.
Adapun tujuan penggunaan informasi yang diminta sebagai pengetahuan dan sebagai referesi
penulisan karya ilmiah serta waktu yang dibutuhkan untuk mengelola informasi yang diminta
rata-rata 1,4 hari kerja.

19

Universitas Indonesia

Maka dengan demikian, dapat digambarkan grafik permohonan informasi di Kemensetneg
dari Bulan Januari – Oktober 2016 sebagai berikut :
16
14
12
10
8
6
4
2

n
Ja

0
ri
ua

ri
ua
r
b
Fe

et
ar
M

ril
Ap

ei
M

Ju

Informasi yang diterima
Informasi yang ditolak

ni

Ju

li
Ag

tu
us

s
pt
Se

em

r
be

k
O

r
be
o
t

Informasi yang dikabulkan

Tabel
1. Grafik Jumlah Penerimaan Permohonan Informasi Publik di Kemensetneg Bulan
Januari – Oktober 2016

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Humas dan PPID Kemensetneg

dalam menjalankan fungsi kehumasan, Good

Governance serta mengimplementasikan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik
Dalam penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Humas dan PPID Kemensetneg
sudah berusaha menjalankan fungsi kehumasan. Hal ini dapat dilihat dari kehumasan
Kemensetneg yang mempublikasikan kegiatan-kegiatan dalam lingkup Kemenseteng melalui
website yang bersifat up to date melalui laman resmi Kemensetneg dimana kegiatan tersebut
sesuai dengan salah satu peran kehumasan yaitu communicator dimana humas merupakan
“jembatan pehubunng” antara masyarakat dengan organisasi yang dijalankannya. Tidak hanya
itu, kegiatan-kegiatan dalam lingkup kehumasan diperjelas dengan menggunakan foto sebagai
pelengkap.
Selain itu, dengan menampilkan narahubung yang jelas dalam situs resminya, maka Humas
Kemensetneg memberikan kemudahan kepada masyarakat agar dapat menghubungi
Kemensetneg apabila hendak meminta informasi atau mengetahui proses-proses dalam
permintaan informasi. Tindakan tersebut akan tercipta hubungan yang baik antara organisasi
20

Universitas Indonesia

dengan masyarakat melalui PPID. Serta Humas Kemensetneg menjadi mediator antara
masyarakat dengan Kemensetneg secara internal.
Melayani keinginan publik serta memberikan saran dan masukan dari masyarakat juga terlihat
dalam laman resmi Kemensetneg. Saran dan masukan tersebut telihat dalam lama resminya
yang menampilkan survey website yang dikeluarkan oleh Kemensetneg seperti apakah laman
resmi yang dikeluarkan mempermudah pengunjung untuk mendapatkan informasi, apakah
fitur pencarian informasi dapat ditemukan dengan mudah, apakah informasi yang dikeluarkan
bersifat up to date dan lain sebagainya.
Humas Kemensetneg juga telah melaksanakan manajemen humas dengan baik dengan
melaksanakan pembagian tugas kerja yang jelas (organizing), pelaksanaan tugas yang baik
(actuating) serta mendapat pengawasan dari atas (controlling)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Humas Kemensetneg menciptakan kondisi yang
baik kepada masyarakat dengan menciptakan iklim komunikasi dua arah dengan umpan balik
(feedback) sehingga humas Kemensetneg menciptakan citra (image) yang baik kepada
masyarakat sehingga reputasi organisasi akan terus menjadi baik serta tingkat kepercayaan
publik akan semakin meningkat.
Humas dan PPID Kemensetneg dalam menerapkan Good Governance dan UU No. 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Penulis menyimpulkan bahwa PPID Kemensetneg telah menjalankan fungsi-fungsi Good
Governance seperti konsep transparansi dimana PPID Kemensetneg menciptakan
kepercayaan timbal balik dengan masyarakat dengan melayani penyediaan informasi serta
mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh informasi. Selain itu, PPID
Kemensetneg membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin mendapatkan informasi
publik dimana banyak dari kalangan masyarakat seperti akademisi, karyawan, LSM, dan lain
sebagainya mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh informasi. Hal tersebut
dengan sesuai salah satu prinsip Good Goverance yaitu kesetaraan.
Dalam laman resminya, informasi-informasi yang dikeluarkan oleh Kemensetneg seperti
kegiatan di lingkungan Kemensetneg, berita foto, pengumuman dan lain sebagainya. Humas
Kemensetneg telah mengimplementasikan UU No. 14 Tahun 2008 sesuai dengan Pasal 9 ayat
1 dimana berisi “Setiap Badan Publik wajib mengumumkan informasi secara berkala” dan
sesuai dengan Pasal 9 ayat 2 huruf a dan b yang berisi “Informasi Publik sebagaimana
21

Universitas Indonesia

dimaksud meliputi : informasi yang berkaitan dengan Badan Publik, informasi mengenai
kegiatan kinerja Badan Publik”
Melihat jumlah informasi yang dimohon oleh Masyarakat dari bulan Januari hingga Oktober
2016, maka dapat disimpulkan bahwa PPID Kemensetneg telah melaksanakan prinsip-prinsip
Good Governance dengan baik seperti dimana PPID menyelesaikan permohonan informasi
dengan cepat (profesionalisme, efensiensi dan evektifitas), informasi yang diberikan dapat
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), menciptakan komunikasi dua arah yang baik antara
Kemensetneg dengan masyarakat (transparasi), serta masyarakat mempunyai kesempatan
untuk mengajukan informasi (kesetaraan).
Saran
Mengingat permohonan informasi yang diminta masyarakat beragam, tidak hanya seputar
tentang Kemesetneg (mungkin dikarenakan ketidaktahuan pemohon informasi) maka
sebaiknya apabila PPID Kemensetneg tidak menguasai informasi yang diminta, PPID
Kemensetneg mengarahkan pemohohon informasi kepada PPID terkait dengan mengubungi
PPID/Humas instansi terkait agar pemohon informasi tidak merasa kebingungan sehingga
masyarakat tetap menganggap Kemensetneg bersifat professional.

22

Universitas Indonesia

REFERENSI

A, M. M. (2008). Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Baines, P., Egan, J., & Jefkins, F. (2004). Public Relations. Oxford: Elshevier ButterworthHeinemann.
Cox, D. M. (1963). How Much Public Relations in Goverment. Public Administrations
Review Vol. 21 No. 3, 136-140.
Cutlip, M. S., Center, H. A., & Glenn, M. B. (1978). Effective Public Relations. New Jersey:
Prentice Hall.
Jefkins, F. (1998). Public Relations . Jakarta: Penerbit Erlangga .
Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia. (2016, Oktober 31).
Kemenkominfo. Retrieved from PPID Kemenkominfo:
https://ppid.kominfo.go.id/badan-publik/
Kementerian Sekretaria