Elektronika Dasar Karakteristik Transist docx
BAB III
UNIT PERCOBAAN EL 03
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
3.1.
Maksud dan Tujuan Percobaan
Dalam praktikum EL 03 ini maksud dan tujuan dari percobaan adalah :
Agar praktikan dapat mengukur arus yang mengalir pada rangkaian
dengan tegangan emitor dan tegangan kolektor yang berbeda – beda dari
transistor jenis PNP dan NPN.
Agar praktikan dapat membuat grafik karakteristik suatu transistor.
Agar praktikan dapat mengerti apakah itu Transistor.
Agar praktikan dapat mengerti langkah – langkah percobaan dalam El –
03.
3.2.
3.3.
Alat Percobaan
Sebuah unit percobaan EL 03
Sebuah sumber tegangan 0 – 5 Volt DC
1 buah sumber tegangan 0 – 20 Volt DC
1 buah Cathode Ray Osciloscope (CRO)
Sebuah Audio Frequency Generator (AFG)
Sebuah Voltmeter 0 – 5 Volt DC
1 buah Multitester
Landasan Teori
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi
konduktor dan mempunyai tiga bagian pokok, yaitu: emitor,basis,dan
kolektor. Kolektor mempunyai jenis bahan yang sama negatif atau positif.
Sedang basis yang terletak antara kolektor dan emitor mempunyai jenis yang
berlawanan,jika kolektor dari bahan janis N maka basisnya dari P begitu juga
sebaliknya.
Jadi jenis transistor ada dua,yaitu jenis NPN dan transistor jenis PNP.
Transistor dapat dianggap sebagai dua buah dioda yang disusun bertolak
belakang,yaitu dioda emitor basis dan dioda basis kolektor. Telah diketahui
bahwa sebuah dioda mempunyai tahanan yang kecil bila diberi bias maju dan
tahanan relatif besar bila diberi bias arah terbalik. Dengan mengukur tahanan
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
emitor-basis dan basis kolektor,maka dapatlah ditentukan type dari transistor
tersebut,yaitu jenis NPN atau PNP.
Gambar 3.1 Simbol Dan Jenis Transistor.
Reza Radiannor/151041006
Agar transistor dapat bekerja normal, maka dioda basis emitor harus diberi
bias maju (forward bias) dan dioda basis kolektor diberi bias terbalik (reverse
bias). Diberikannya bias demikian mendorong arus emitor mengalir ke
kolektor.
Gambar 3.2 Pembiasan Transistor.
Reza Radiannor/151041006
Transistor dapat dirangkai dalam tiga rangkaian konfigurasi yaitu konfigurasi
common emitor, common kolektor, dan common base, yaitu:
3.3.1.
Konfigurasi common emitor
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Konfigurasi common emitor disebut juga ground emitor atau tunggal
emitor, disebut demikian karena emitornya yang dibumikan atau
digroundkan.
3.3.2.
Konfigurasi common kolektor
Konfigurasi common kolektor disebut juga grounded colector atau
tunggal kolektor, kolektor digroundkan.
Gambar 3.3 Rangkaian Common Emitor.
Reza Radiannor/151041006
Gambar 3.4 Rangkaian Common Colector
Reza Radiannor/151041006
3.3.3.
Konfigurasi common base
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Konfigurasi ini disebut demikian karena basenya digroundkan,
dinamakan juga ground base atau tunggal base.
Gambar 3.5 Rangkaian Common Base.
Reza Radiannor/151041006
Transistor banyak digunakan dalam rangkaian elektronika, yang sebelumnya
digunakan tabung hampa (vacum tube).
Adapun keuntungan – keuntungan dari transistor dibandingkan dengan
tabung elektron adalah:
Ukuran fisiknya kecil.
Tidak mudah pecah.
Daya listrik yang diperlukan relatif rendah.
Efisiensi kerja relatif tinggi.
Kekurangan – kekurangannya dari transistor yaitu:
3.4
Tidak tahan panas.
Tidak dapat menghasilkan frekuensi tinggi yang bertenaga besar.
Penguatan yang dihasilkan lebih kecil daripada tabung hampa.
Langkah Percobaan
Dalam percobaan ini, yang hanya digunakan adalah rangkaian common
base. Pada konfigurasi basis, signal input diberikan antara emitor dan basis,
sedang signal output diambil antara kolektor dan base. Basis merupakan
hubungan antara input dan output bersama.
3.4.1. Membuat Rangkaian Seperti Berikut:
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Gambar 3.6 Skema Rangkaian Common Base Untuk Percobaan.
Reza Radiannor/151041006
a. Saklar S1 dan S2 terbuka off
b. Mengatur R3 = 500 sampai dengan 1000 ohm.
Jangan merubah harga R3 yang sudah diatur pada harga minimum
selama percobaan ini, sebab dapat merusakkan transistor.
c. Menghubungkan S2 atur tegangan E2, sehingga tegangan kolektor dan
basis Vcb = 1 Volt.
d. Menghubungkan S1 (ON) dan mengatur R1 sehingga arus pada emitor
IE = 1 mA.
e. Mengulangi berturut – turut sampai IE = 9 mA untuk VCB tetap pada
tegangan 1 Volt.
f. Lakukan demikian pula untuk VCB tetap 10 Volt.
Untuk ketepatan pengukuran Ib sering perlu pengaturan kembali sesuai
dengan yang diperlukan.
3.4.2. Rangkaian percobaan seperti gambar 3.6
Pada konfigurasi common base, maka Ic = Ie – Ib. Hitunglah
dan catatlah Ic data diatas dengan merubah Ib dari mikroamper
menjadi miliamper.
3.4.3. Membuat grafik
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Dari data diatas (data kedua), buatlah grafik antaraIc – Vcb
untuk berbagai harga Ie. Tuliskan untuk setiap besarnya Ie yang
bersangkutan. Anggaplah perubahan Veb = 6 Volt ke Veb = 10 Volt itu
linier.
3.4.4. Membuat garis beban (load line) pada grafik Ic – Vcb
a. Dengan memisalkan Veb = 6 Volt, bila Ic = nol didapat titik mati
(titik cut off).
b. Untuk Veb = 6 dan tahanan beban 500 Ohm didapat Ic (arus
colector) maksimum, atau titik jenuh (titik saturate).
Ic = Ic =
Vcb
mA
R
c. Menggambar pada grafik tegangan Veb = 6 Volt pada Ic = 0 dan Ic
yang telah dihitung.
d. Menbghubungkan kedua titik ini dengan sebuah garis lurus, ini
merupakan garis beban untuk R3 = 500 Ohm.
3.4.5. Membuat grafik signal di garis beban dan membuat Gelombang
sinus
Menentukan titik potong X antara garis beban dan grafik 6 mA.
Perpotongan garis beban dengan Ie = 7 mA disebut N dan
perpotongan Ie = 5 mA disebut M.
Membuat garis tegak lurus dari titik N, X, dan M pada garis 500
Ohm di sebelah kanannya.
Membuat garis vertikal dari titik N, X, dan M hingga memotong
sumbu Veb.
Arus emitor berubah – ubah sebesar 2 mA di sekitar titik kerja dari
6 mA.
Signal input akan mengakibatkan “bias” yang merubah 1 mA ke
arah Plus dan Min dari titik kerja 6 mA yang ditentukan.
Menggambar gelombang sinus antara tegak lurus dengan X di
tengah – tengah. Gelombang sinus ini adalah arus signal input Ic.
Menggambar gelombang sinus antara ketiga garis dengan garis X
di tengah – tengah. Gelombang sinus ini adalah signal output.
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
3.4.6. Mencari gain arus
a. Gain arus Ai pada konfigurasi Cb ialah:
X ¿
Ic
Ie
Dengan Vce konstan
b. Dari Ic (lihat grafik) tentukan perubahan arus Ic pada titik N dan
M.
c. Menghitung gain arusnya:
Ai =
Ic
mA
Ib
3.4.7. Mencari Tegangan Input pp pada Emitor
a. R3 diatur tetap sebesar 500 Ohm – 1000 Ohm sebagai tahanan
beban kolektor.
b. Melepas mikro ampermeter dan menghubungkan ke kawat biasa.
c. Melepaskan Voltmeter dari kolektor dan menghubungkan ke kutub
negative, E2 disambung lagi.
d. Mengatur R1 agar arus emitor menjadi 6 mA dan mengatur
tegangan E2 = 6 Volt.
e. Gain tegangan dari rangkaian CB tergantung pada perbandingan
tahanan input tahanan output.
f. Dengan menggunakan tegangan output 2 Volt pp dan tegangan
input pp yang didapat, menghitung dan mencatat gain tegangan
dari penguat CB.
Av =
V ∈¿
V out
¿
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
3.5. Hasil Percobaan
I. Percobaan I.
A.
Ie mA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
9
12
15
18
20
22
25
27
29
Ib µA
Vcb=1 V
B.
Ie mA
Ib µA
Vcb=6 V
II.Perhitungan dari hasil pengamatan percobaan I (a dan b)
( rumus : IC = Ie – Ib )
Ie
IC
m
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
b
0,99
1,99
2,98
3,98
4,98
5,97
6,97
7,97
8,97
9,96
1
4
1
8
5
2
9
6
3
0
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
b
0,99
1,99
2,98
3,98
4,98
5,98
6,97
7,97
8,97
9,97
6
5
1
8
5
2
0
8
5
3
1
mA
Vc
volt
Ie
IC
mA
mA
Vc
volt
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
III.
Diketahui :
Vcb : 6 volt
IC : 0
Jika : Tahanan beban 500 Ohm
Berapa arus yang mengalir melalui tahanan beban R3
(Ic), jika transistor tidak mempunyai tahanan dalam.
Berapa arus pada kolektor (Ic)
Ic=
Vcb
R
(mA)
Ic=
6
500
= 0,012 A
= 12 mA
IV. Grafik
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
V. Tugas :
1. Transistor dapat dirangkai dalam tiga konfigurasi sebutkan dan gambarkan
ketiga macam konfigurasi tersebut!.
Jawab :
A. Konfigurasi Common Emitor
B. Konfigurasi Common Colector
C. Konfigurasi Common Base
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
2. Apa keuntuangan dan kekurangan dari sebuah transistor?.
Jawab :
Keuntungan penggunaan ruang yg lebih kecil dari pada rangkaian dua
buah transistor biasa dengan konfigurasi yg sama
Kekurangan bahwa transistor tidak tahan pana, tidak menghasikan
frekuensi tinggi yg bertenaga besar
3. Dalam konfigurasi common base apa pengaruhnya arus emitor terhadap
kolektor?
Jawab :
kolektor mempunyai jenis bahan yg sama negatif atau positif.
Sedangkan basis yg terletak antara kolektor dan emitor mempunyai
jenis yg berlawanan.
VI. Analisa data
( rumus : IC = Ie – Ib)
-IC= 1 - 0,006 mA=0,994 mA
-IC= 1 - 0,005mA=0,995mA
-IC= 2 - 0,009 mA=1,991 mA
-IC= 2 - 0,009mA=1,991mA
-IC= 3 – 0,012 mA=2,988 mA
-IC=3 - 0,012 mA=2,988mA
-IC= 4 – 0,015 mA=3,985 mA
-IC=4 - 0,015 mA=3,985mA
-IC= 5 – 0,018 mA=4,982 mA
-IC=5 - 0,018 mA=4,982mA
-IC= 6 – 0,021 mA=5,979 mA
-IC=6 - 0,020 mA=5,980mA
-IC= 7 – 0,024 mA=6,976 mA
-IC=7 - 0,022 mA=6,978mA
-IC= 8 – 0,027 mA=7,973 mA
-IC=8 - 0,025 mA=7,975mA
-IC= 9 - 0,030 mA=8,970 mA
-IC=9 - 0,027 mA=8,973mA
-IC= 10 – 0,033 mA=9,967mA
-IC=10 - 0,029mA=9,971mA
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam praktek EL-03 ini kami dapat lebih mengetahui
karakteristik transistor jenis PNP maupun jenis NPN.
Kita dapat
pula membuat grafik karakteristik suatu transistor. Setiap transistor
mempunyai tahanan dalam.
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor dan
mempunyai tiga bagian pokok, yaitu: emitor,basis,dan kolektor. jenis transistor ada
dua,yaitu jenis NPN dan transistor jenis PNP. Transistor dapat dianggap sebagai dua
buah dioda yang disusun bertolak belakang,yaitu dioda emitor basis dan dioda basis
kolektor.
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Elektronika Tingkat Dasar, Institut Sains dan Teknologi Akprind,
Yogyakarta.
Malvino, Albert Paul. 1984. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta; Erlangga
Http:\\.id.wikipedia.org/wiki/transistor” kategori transistor. Diakses pada tanggal
16 oktober 2015, pukul 23.30 WIB
Buku Panduan Praktikum Elektronika Dasar. Yogyakarta : Institut Sains &
Teknologi AKPRIND.
Catatan asisten :
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
UNIT PERCOBAAN EL 03
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
3.1.
Maksud dan Tujuan Percobaan
Dalam praktikum EL 03 ini maksud dan tujuan dari percobaan adalah :
Agar praktikan dapat mengukur arus yang mengalir pada rangkaian
dengan tegangan emitor dan tegangan kolektor yang berbeda – beda dari
transistor jenis PNP dan NPN.
Agar praktikan dapat membuat grafik karakteristik suatu transistor.
Agar praktikan dapat mengerti apakah itu Transistor.
Agar praktikan dapat mengerti langkah – langkah percobaan dalam El –
03.
3.2.
3.3.
Alat Percobaan
Sebuah unit percobaan EL 03
Sebuah sumber tegangan 0 – 5 Volt DC
1 buah sumber tegangan 0 – 20 Volt DC
1 buah Cathode Ray Osciloscope (CRO)
Sebuah Audio Frequency Generator (AFG)
Sebuah Voltmeter 0 – 5 Volt DC
1 buah Multitester
Landasan Teori
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi
konduktor dan mempunyai tiga bagian pokok, yaitu: emitor,basis,dan
kolektor. Kolektor mempunyai jenis bahan yang sama negatif atau positif.
Sedang basis yang terletak antara kolektor dan emitor mempunyai jenis yang
berlawanan,jika kolektor dari bahan janis N maka basisnya dari P begitu juga
sebaliknya.
Jadi jenis transistor ada dua,yaitu jenis NPN dan transistor jenis PNP.
Transistor dapat dianggap sebagai dua buah dioda yang disusun bertolak
belakang,yaitu dioda emitor basis dan dioda basis kolektor. Telah diketahui
bahwa sebuah dioda mempunyai tahanan yang kecil bila diberi bias maju dan
tahanan relatif besar bila diberi bias arah terbalik. Dengan mengukur tahanan
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
emitor-basis dan basis kolektor,maka dapatlah ditentukan type dari transistor
tersebut,yaitu jenis NPN atau PNP.
Gambar 3.1 Simbol Dan Jenis Transistor.
Reza Radiannor/151041006
Agar transistor dapat bekerja normal, maka dioda basis emitor harus diberi
bias maju (forward bias) dan dioda basis kolektor diberi bias terbalik (reverse
bias). Diberikannya bias demikian mendorong arus emitor mengalir ke
kolektor.
Gambar 3.2 Pembiasan Transistor.
Reza Radiannor/151041006
Transistor dapat dirangkai dalam tiga rangkaian konfigurasi yaitu konfigurasi
common emitor, common kolektor, dan common base, yaitu:
3.3.1.
Konfigurasi common emitor
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Konfigurasi common emitor disebut juga ground emitor atau tunggal
emitor, disebut demikian karena emitornya yang dibumikan atau
digroundkan.
3.3.2.
Konfigurasi common kolektor
Konfigurasi common kolektor disebut juga grounded colector atau
tunggal kolektor, kolektor digroundkan.
Gambar 3.3 Rangkaian Common Emitor.
Reza Radiannor/151041006
Gambar 3.4 Rangkaian Common Colector
Reza Radiannor/151041006
3.3.3.
Konfigurasi common base
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Konfigurasi ini disebut demikian karena basenya digroundkan,
dinamakan juga ground base atau tunggal base.
Gambar 3.5 Rangkaian Common Base.
Reza Radiannor/151041006
Transistor banyak digunakan dalam rangkaian elektronika, yang sebelumnya
digunakan tabung hampa (vacum tube).
Adapun keuntungan – keuntungan dari transistor dibandingkan dengan
tabung elektron adalah:
Ukuran fisiknya kecil.
Tidak mudah pecah.
Daya listrik yang diperlukan relatif rendah.
Efisiensi kerja relatif tinggi.
Kekurangan – kekurangannya dari transistor yaitu:
3.4
Tidak tahan panas.
Tidak dapat menghasilkan frekuensi tinggi yang bertenaga besar.
Penguatan yang dihasilkan lebih kecil daripada tabung hampa.
Langkah Percobaan
Dalam percobaan ini, yang hanya digunakan adalah rangkaian common
base. Pada konfigurasi basis, signal input diberikan antara emitor dan basis,
sedang signal output diambil antara kolektor dan base. Basis merupakan
hubungan antara input dan output bersama.
3.4.1. Membuat Rangkaian Seperti Berikut:
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Gambar 3.6 Skema Rangkaian Common Base Untuk Percobaan.
Reza Radiannor/151041006
a. Saklar S1 dan S2 terbuka off
b. Mengatur R3 = 500 sampai dengan 1000 ohm.
Jangan merubah harga R3 yang sudah diatur pada harga minimum
selama percobaan ini, sebab dapat merusakkan transistor.
c. Menghubungkan S2 atur tegangan E2, sehingga tegangan kolektor dan
basis Vcb = 1 Volt.
d. Menghubungkan S1 (ON) dan mengatur R1 sehingga arus pada emitor
IE = 1 mA.
e. Mengulangi berturut – turut sampai IE = 9 mA untuk VCB tetap pada
tegangan 1 Volt.
f. Lakukan demikian pula untuk VCB tetap 10 Volt.
Untuk ketepatan pengukuran Ib sering perlu pengaturan kembali sesuai
dengan yang diperlukan.
3.4.2. Rangkaian percobaan seperti gambar 3.6
Pada konfigurasi common base, maka Ic = Ie – Ib. Hitunglah
dan catatlah Ic data diatas dengan merubah Ib dari mikroamper
menjadi miliamper.
3.4.3. Membuat grafik
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
Dari data diatas (data kedua), buatlah grafik antaraIc – Vcb
untuk berbagai harga Ie. Tuliskan untuk setiap besarnya Ie yang
bersangkutan. Anggaplah perubahan Veb = 6 Volt ke Veb = 10 Volt itu
linier.
3.4.4. Membuat garis beban (load line) pada grafik Ic – Vcb
a. Dengan memisalkan Veb = 6 Volt, bila Ic = nol didapat titik mati
(titik cut off).
b. Untuk Veb = 6 dan tahanan beban 500 Ohm didapat Ic (arus
colector) maksimum, atau titik jenuh (titik saturate).
Ic = Ic =
Vcb
mA
R
c. Menggambar pada grafik tegangan Veb = 6 Volt pada Ic = 0 dan Ic
yang telah dihitung.
d. Menbghubungkan kedua titik ini dengan sebuah garis lurus, ini
merupakan garis beban untuk R3 = 500 Ohm.
3.4.5. Membuat grafik signal di garis beban dan membuat Gelombang
sinus
Menentukan titik potong X antara garis beban dan grafik 6 mA.
Perpotongan garis beban dengan Ie = 7 mA disebut N dan
perpotongan Ie = 5 mA disebut M.
Membuat garis tegak lurus dari titik N, X, dan M pada garis 500
Ohm di sebelah kanannya.
Membuat garis vertikal dari titik N, X, dan M hingga memotong
sumbu Veb.
Arus emitor berubah – ubah sebesar 2 mA di sekitar titik kerja dari
6 mA.
Signal input akan mengakibatkan “bias” yang merubah 1 mA ke
arah Plus dan Min dari titik kerja 6 mA yang ditentukan.
Menggambar gelombang sinus antara tegak lurus dengan X di
tengah – tengah. Gelombang sinus ini adalah arus signal input Ic.
Menggambar gelombang sinus antara ketiga garis dengan garis X
di tengah – tengah. Gelombang sinus ini adalah signal output.
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
3.4.6. Mencari gain arus
a. Gain arus Ai pada konfigurasi Cb ialah:
X ¿
Ic
Ie
Dengan Vce konstan
b. Dari Ic (lihat grafik) tentukan perubahan arus Ic pada titik N dan
M.
c. Menghitung gain arusnya:
Ai =
Ic
mA
Ib
3.4.7. Mencari Tegangan Input pp pada Emitor
a. R3 diatur tetap sebesar 500 Ohm – 1000 Ohm sebagai tahanan
beban kolektor.
b. Melepas mikro ampermeter dan menghubungkan ke kawat biasa.
c. Melepaskan Voltmeter dari kolektor dan menghubungkan ke kutub
negative, E2 disambung lagi.
d. Mengatur R1 agar arus emitor menjadi 6 mA dan mengatur
tegangan E2 = 6 Volt.
e. Gain tegangan dari rangkaian CB tergantung pada perbandingan
tahanan input tahanan output.
f. Dengan menggunakan tegangan output 2 Volt pp dan tegangan
input pp yang didapat, menghitung dan mencatat gain tegangan
dari penguat CB.
Av =
V ∈¿
V out
¿
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
3.5. Hasil Percobaan
I. Percobaan I.
A.
Ie mA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
9
12
15
18
20
22
25
27
29
Ib µA
Vcb=1 V
B.
Ie mA
Ib µA
Vcb=6 V
II.Perhitungan dari hasil pengamatan percobaan I (a dan b)
( rumus : IC = Ie – Ib )
Ie
IC
m
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
b
0,99
1,99
2,98
3,98
4,98
5,97
6,97
7,97
8,97
9,96
1
4
1
8
5
2
9
6
3
0
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
b
0,99
1,99
2,98
3,98
4,98
5,98
6,97
7,97
8,97
9,97
6
5
1
8
5
2
0
8
5
3
1
mA
Vc
volt
Ie
IC
mA
mA
Vc
volt
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
III.
Diketahui :
Vcb : 6 volt
IC : 0
Jika : Tahanan beban 500 Ohm
Berapa arus yang mengalir melalui tahanan beban R3
(Ic), jika transistor tidak mempunyai tahanan dalam.
Berapa arus pada kolektor (Ic)
Ic=
Vcb
R
(mA)
Ic=
6
500
= 0,012 A
= 12 mA
IV. Grafik
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
V. Tugas :
1. Transistor dapat dirangkai dalam tiga konfigurasi sebutkan dan gambarkan
ketiga macam konfigurasi tersebut!.
Jawab :
A. Konfigurasi Common Emitor
B. Konfigurasi Common Colector
C. Konfigurasi Common Base
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
2. Apa keuntuangan dan kekurangan dari sebuah transistor?.
Jawab :
Keuntungan penggunaan ruang yg lebih kecil dari pada rangkaian dua
buah transistor biasa dengan konfigurasi yg sama
Kekurangan bahwa transistor tidak tahan pana, tidak menghasikan
frekuensi tinggi yg bertenaga besar
3. Dalam konfigurasi common base apa pengaruhnya arus emitor terhadap
kolektor?
Jawab :
kolektor mempunyai jenis bahan yg sama negatif atau positif.
Sedangkan basis yg terletak antara kolektor dan emitor mempunyai
jenis yg berlawanan.
VI. Analisa data
( rumus : IC = Ie – Ib)
-IC= 1 - 0,006 mA=0,994 mA
-IC= 1 - 0,005mA=0,995mA
-IC= 2 - 0,009 mA=1,991 mA
-IC= 2 - 0,009mA=1,991mA
-IC= 3 – 0,012 mA=2,988 mA
-IC=3 - 0,012 mA=2,988mA
-IC= 4 – 0,015 mA=3,985 mA
-IC=4 - 0,015 mA=3,985mA
-IC= 5 – 0,018 mA=4,982 mA
-IC=5 - 0,018 mA=4,982mA
-IC= 6 – 0,021 mA=5,979 mA
-IC=6 - 0,020 mA=5,980mA
-IC= 7 – 0,024 mA=6,976 mA
-IC=7 - 0,022 mA=6,978mA
-IC= 8 – 0,027 mA=7,973 mA
-IC=8 - 0,025 mA=7,975mA
-IC= 9 - 0,030 mA=8,970 mA
-IC=9 - 0,027 mA=8,973mA
-IC= 10 – 0,033 mA=9,967mA
-IC=10 - 0,029mA=9,971mA
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam praktek EL-03 ini kami dapat lebih mengetahui
karakteristik transistor jenis PNP maupun jenis NPN.
Kita dapat
pula membuat grafik karakteristik suatu transistor. Setiap transistor
mempunyai tahanan dalam.
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor dan
mempunyai tiga bagian pokok, yaitu: emitor,basis,dan kolektor. jenis transistor ada
dua,yaitu jenis NPN dan transistor jenis PNP. Transistor dapat dianggap sebagai dua
buah dioda yang disusun bertolak belakang,yaitu dioda emitor basis dan dioda basis
kolektor.
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Elektronika Tingkat Dasar, Institut Sains dan Teknologi Akprind,
Yogyakarta.
Malvino, Albert Paul. 1984. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta; Erlangga
Http:\\.id.wikipedia.org/wiki/transistor” kategori transistor. Diakses pada tanggal
16 oktober 2015, pukul 23.30 WIB
Buku Panduan Praktikum Elektronika Dasar. Yogyakarta : Institut Sains &
Teknologi AKPRIND.
Catatan asisten :
Reza Radiannor/151041006/ELDAS – 03/17 Oktober 2015