Pengaruh Kupon Obligasi, Jangka Waktu dan Likuditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Obligasi
2.1.1. Pengertian Obligasi
Obligasi dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan
dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap (memiliki
bunga). Berdasarkan definisi ini dapat dimengerti bahwa obligasi adalah suatu
utang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedangkan utang jangka pendek
disebut dengan bill. Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan pada saatsetiap
jatuh temponya dan dinyatakan didalam surat hutangnya. Obligasi mempunyai
jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu pelunasannya yang sudah ditentukan.
Bunga obligasi adalah tetap (apabila memiliki bunga).Obligasi yang membayar
bunga besarnya tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai sekuritas pendapatan
tetap, walaupun kebanyakan obligasi memberikan bunga tetap, ada juga obligasi
yang tidak membayar bunga (Hartono 2010).
Menurut Priambodo (2006) obligasi merupakan instrumen utang yang
berisi janji dari pihak yang mengeluarkan obligasi untuk membayar pemilik
obligasi sejumlah nilai pinjaman beserta bunga.
Menurut Keown et al., (2011: 232) obligasi merupakan suatu jenis hutang
atau surat kesanggupan bayar jangka panjang, yang dikeluarkan oleh peminjam,

yang berjanji untuk membayar kepemegangnya dengan jumlah yang tetap setiap
tahun.
Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi merupakan surat utang jangka
menengah-panjang yang dapat dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak

9
Universitas Sumatera Utara

yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupabunga pada periode tertentu
dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut.

2.1.2. Pasar obligasi
Sebagai suatu efek, obligasi bersifat dapat diperdagangkan. ada dua jenis pasar
obligasi yaitu:
1.

Pasar Perdana
Pasar Perdana merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai
diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus

dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat, dalam
hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BEI) sekarang Bursa Efek
Indonesia (BEI).

mekanisme proses penjualan saham atau obligasi di pasar perdana disebut sebagai
penawaran umum perdana [initial public offering (IPO). Penawaran perdana untuk
saham atau obligasi suatu perusahaan kepada investor publik dilakukan oleh
penjamin emisi melalui perantara pedagang efek yang bertindak sebagai agen
penjual saham.
2.

Pasar Sekunder
Pasar Sekunder merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah
diterbitkan dan tercarat di BEI, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar
Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter
(OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan secara fisik. Pemegang
obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi dengan bantuan
perangkat elektronik seperti email, online trading, atau telepon.

10

Universitas Sumatera Utara

Proses Transaksi Pasar Sekunder:
1. Sebelum dapat melakukan transaksi, investor harus menjadi nasabah di salah
satu perusahaan efek.
2. Selanjutnya investor tersebut harus mendepositkan sejumlah uang tertentu
sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham.
3. Proses perdagangan atau transaksi saham dan obligasi di pasar sekunder diawali
dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.26/39h
4. Perdagangan saham di BEI harus menggunakan satuan perdagangan (roundlot)
efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) efek.
5. Pesanan jual atau beli oleh para investor dari berbagai perusahaan sekuritas
akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match) antar order
tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses terjadinya transaksi.
mekanisme matching umumnya berdasarkan kriteria prioritas harga kemudian
waktu
Mekanisme perdagangan Obligasi di pasar sekunder dapat dilihat pada bagan
berikut:

Gambar 2.1 Meknisme Perdagangan Obligasi di Pasar Sekunder


11
Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Penerbitan Obligasi
Menurut Ross, et al (2008), pada umumnya prosedur yang dilakukan
dalam penerbitan obligasi hampir sama dengan prosedur penerbitan saham.
Pertama,penerbitan obligasi ini harus disetujui oleh dewan direksi. Kedua,
perusahaanmenyiapkan registration statement yang akan diperiksa oleh lembaga
terkait.Ketiga, jika disetujui oleh lembaga terkait, registration statement tersebut
akanberlaku 20 hari setelahnya dan obligasi dapat diperjualbelikan.Berbeda
dengan saham, registration statement obligasi membutuhkan indenture,yaitu
perjanjian tertulis antara perusahaan peminjam dengan perusahaan trustyang
umumnya adalah bank. Bank tersebut bertugas untuk (1) memastikan
bahwasemua aturan didalam indenture dipatuhi, (2) mengelola sinking fund, dan
(3)mewakili pemegang obligasi jika perusahaan tersebut gagal bayar.
Dokumen indenture obligasi dapat mencapai ratusan halaman dan biasanya
mencantumkan provisi-provisi sebagai berikut:
1.


Aturan-aturan dasar dari obligasi
Indenture obligasi harus mencantumkan beberapa aturan dasar seperti
nilaidenominasi obligasi tersebut, waktu jatuh tempo, tingkat bunga
yangditawarkan, dan aturan pembayaran bunga tersebut. Transaksi antara
pembelidan penjual obligasi yang nantinya akan menentukan harga pasar dari
obligasitersebut. Nilai pasar suatu obligasi tergantung pada beberapa faktor
termasuktingkat bunga yang ditawarkan. Selain itu, nilai pasar obligasi tidak
harussama dengan nilai denominasinya.

2.

Penjelasan mengenai properti yang digunakan sebagai jaminan
Terdapat jenis obligasi yang menggunakan jaminan berupa aset. Aset
yangbiasa digunakan berupa property atau real estate. Nilai dari jaminan

12
Universitas Sumatera Utara

tersebuttergantung dari harga pasar aset yang dijaminkan. Jika perusahaan
gagalmembayar kewajibannya, maka aset yang dijaminkan tersebut dapat

dijualuntuk menutup kerugian dari pemegang obligasi.
3.

Detail dari perjanjian perlindungan (protective covenants)
Protective covenant adalah bagian dari indenture yang membatasi
kegiatandari perusahaan peminjam untuk melindungi hak pemegang
obligasi.Protective covenant dapat dibedakan menjadi dua, positive covenant
dannegative covenant. Negative covenant membatasi kegiatan yang
bolehdilakukan oleh perusahaan, contohnya, (1) membatasi jumlah dividen
yangboleh dibayarkan, (2) perusahaan tidak boleh menerbitkan hutang
jangkapanjang lagi, (3) perusahaan tidak dapat menjual aset yang besar
nilainyatanpa persetujuan pemberi pinjaman, dan (4) perusahaan tidak
bolehmelakukan merger dengan perusahaan lain. Sementara itu, positive
covenant mencantumkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh
peminjam,contohnya, (1) peminjam harus menjaga working capital pada level
tertentudan (2) peminjam harus menyerahkan laporan keuangan periodik
padapemberi pinjaman.

4.


Pengaturan sinking fund
Pembayaran obligasi dapat dilakukan pada saat jatuh tempo maupun
sebelumjatuh tempo. Sinking fund adalah sebuah akun yang dikelola oleh
bank untukmengelola pembayaran obligasi. Perusahaan peminjam membayar
ke banksetiap tahunnya. Sinking funds ini memberikan pengamanan ekstra
bagipemegang obligasi. Selain itu, sinking funds juga memberikan opsi
yangmenarik bagi perusahaan peminjam.

5.

Call provision

13
Universitas Sumatera Utara

Call provision memungkinkan perusahaan peminjam untuk membeli
kembaliobligasi

yang sudah diterbitkan dengan harga


yang sudah

ditentukansebelumnya setelah periode tertentu. Dengan call provision, harga
pembeliankembali obligasi tersebut akan lebih tinggi jika tingkat bunga yang
ditawarkankecil dan sebaliknya.

2.1.4. Tujuan Penerbitan Obligasi
Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai beberapa tujuanpenting
di antaranya (Sapto Rahardjo, 2003) :
a.

Mendapatkan jumlah dana tambahan yang lebih fleksibel
Dengan

menerbitkan

obligasi

maka


perusahaan

diharapkan

mampumendapatkan tambahan dana yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Jumlah besarkecilnya dana obligasi bisa disesuaikan dengan kinerja keuangan
perusahaanmisalnya jumlah aliran kas perusahaan, jumlah utang yang
ada,serta kemampuan pembayaran bunga obligasi, dan pelunasan pokok
obligasipada saat jatuh tempo, juga disesuaikan dengan prospek dari industri
bisnisperusahaan di masa mendatang. Dibandingkan dengan mengajukan
pinjaman dana ke bank, keputusanbesarnya pinjaman biasanya disesuaikan
dengan nilai jaminan (collateral) yang dimiliki perusahaan. Sedangkan
menerbitkan obligasi tidak mesti harus memberikan jaminan, hal ini menjadi
daya tarik bagi perusahaan. Dengan menerbitkan obligasi, pihak perusahaan
akan lebih fleksibel menentukan besar kecilnya dana yang dibutuhkan sesuai
dengan kemampuan pasar (investor) dalam menyerap penerbitan obligasi
tersebut serta kemampuan pihak penjamin emisi dalam memberikan
komitmen jumlah penerbitan obligasi.
b.


Mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga fleksibel
14
Universitas Sumatera Utara

Pihak

perusahaan

yang

menerbitkan

obligasi

akan

mendapatkan

danatambahan dengan tingkat suku bunga yang lebih fleksibel. Proses
penentuantingkat suku bunga (coupon) obligasi ditentukan berdasarkan

kemampuankeuangan perusahaan serta memperhatikan kondisi tingkat suku
bunga di perbankan. Dibandingkan dengan meminjam dana dari perbankan,
penentuantingkat suku bunganya cenderung berpihak pada kepentingan
kreditur (bank).Sedangkan apabila menerbitkan obligasi, proses penentuan
tingkat suku bunganyarelative flexible disesuaikan dengan kemampuan dan
kepentingan penerbitobligasi.
c.

Mendapatkan alternatif pembiayaan melalui pasar modal
Seperti

diketahui,

obligasi

termasuk

juga

jenis

utang

jangka

panjang.Perusahaanyang kesulitan melakukan pinjaman melalui perbankan
bisa mencari alternatifpendanaan melalui pasar modal dengan menerbitkan
obligasi sejumlah dana yangdibutuhkan
2.1.5. Karakteristik Obligasi
Secara umum, obligasi baik obligasi perusahaan maupun obligasi negara
memiliki 3 (tiga) karakteristik yaitu nilai nominal, kupon, dan jatuh tempo
(Tandelilin, 2010):
1. Nilai

nominal

(nominal

value/face value/

par

value)Nilai

nominal

menunjukkan besarnya nilai rupiah obligasi yang diterbitkan. Tidak seperti
saham yang mempunyai nilai nominal kecil dalam ratusan rupiah nominal
obligasi adalah besar, namun obligasi umumnya diterbitkan dalam berbagai
pecahan nilai nominal kecil yang disebut denominasi.
2. Kupon (coupon) Kupon merupakan bunga yang dibayar secara regular oleh
penerbit

obligasi

kepada

pemegangnya.

kupon

obligasi

ditetapkan

15
Universitas Sumatera Utara

dalampersentase tahunan dari nominal dan dibayarkan pada interval waktu
tertentu. Di pasar modal Indonesia, pembayaran kupon ditetapkan tiga bulanan
atau setengah tahunan, sedangkan obligasi negara umumnya membayar kupon
setengah tahunan. kupon obligasi boleh juga ditetapkan nol atau tidak
membayar kupon(zero coupon bonds).
3. Jatuh tempo (maturity) Jatuh tempo merupakan tanggal ketika pemegangnya
akan menerima uang pokok pinjaman yang jumlahnya sebesar nilai
nominalnya. Tanggal jatuh tempo bervariasi dari 1 tahun sampai lebih dari 10
tahun.

2.1.6. Risiko Obligasi
Dalam melakukan investasi pada obligasi, terdapat risiko-risiko yang dapat
timbul, diantaranya adalah:
1.

Risiko tingkat bunga pasar (market interest rate risk)
Risiko ini merupakan risiko utama bagi investor efek pendapatan tetap. Halini
disebabkan oleh adanya kemungkinan fluktuasi tingkat bunga pasar
yangmengakibatkan ketidakstabilan harga obligasi di pasar. Tingkat bunga
pasar dan harga obligasi selalu berlawanan arah (berkorelasi negatif). Jika
tingkat bunga pasar naik maka harga obligasi turun. Hal inilah yang
dikhawatirkan oleh pemilik obligasi karena dapat menurunkan nilai
obligasinya, namun jika tingkat bunga turun, maka harga obligasi akan naik.
Pada kondisi ini, investor senang karena peningkatan harga obligasi
menyebabkan kenaikan nilai asetnya.

2.

Risiko inflasi (inflation risk)
Risiko ini muncul karena adanya inflasi yang terjadi dalam perekonomian
suatu negara. Pemilik obligasi senang apabila tingkat inflasi rendah karena
16
Universitas Sumatera Utara

tingkat pengembalian riil (real return) obligasi hanya berkurang dengan
jumlah yang sedikit. Selain itu, inflasi tidak disenangi oleh pembeli obligasi
karena pengaruhnya terhadap penurunan daya beli suatu aset dari waktu ke
waktu. Apabila inflasi terlalu tinggi bahkan melebihi kupon atau yield pasar
obligasi, maka invetasi dalam bentuk obligasi tidak menguntungkan karena
nilai riil obligasi jatuh, lebih rendah dari nilai yang dibayarkan pembeli
obligasi pada pasar primer (IPO).
3.

Risiko gagal bayar (default risk)
Risiko ini muncul karena adanya kemungkinan penerbit obligasi tidak mampu
membayarkan kembali hutang beserta bunganya atau keterlambatan
pembayaran, serta kelalaian lainnya yang tidak sesuai dengan prospektus.
Risiko ini dapat dianalisis dari kinerja keuangan perseroan, likuiditas
keuangan, jaminan dari pihak tertentu atau aset tertentu sehubungan dengan
adanya kemungkinanterjadinya wanprestasi (gagal bayar). Perusahaan
berstruktur modal yang kuat tentunya akan berusaha mengurangi risiko
wanprestasi ini. Risiko ini disebut juga financial risk. Berdasarkan peringkat
atau risiko gagal bayar (default risk), Obligasi perusahaan dibagi menjadi 2,
yaitu investment bond dan junk bond. Baik peminjam dan pemberi pinjamaan
akan memperhatikan rating.

4.

Risiko likuiditas (liquidity risk)
Menakar risiko likuiditas suatu obligasi sangat penting, sebab jika
suatuobligasi tidak likuid maka proses pencairan obligasi menjadi uang
tunaiakan sulit, yang kemudian akan mempengaruhi struktur keuangan
pemilik obligasi. Obligasi yang diterbitkan di Indonesia dicatat pada Bursa
Efek Indonesia. Pada umumnya, transaksi masih dilakukan secara OTC (Over

17
Universitas Sumatera Utara

The Counter) dan juga belum adanya penggerak pasar obligasi sehingga
menjadi penyebab belum likuidnya pasar obligasi.
5.

Risiko masa jatuh tempo (maturity risk)
Makin panjang suatu jangka waktu jatuh tempo obligasi, maka makin
labilharga pasar obligasi yang bersangkutan. Karena dengan maturity yang
semakin panjang, proyeksi terhadap suatu komponen tertentu akan semakin
panjang yang pada gilirannya memberikan tingkat kesalahan proyeksi yang
besar, sehingga harga pasar menjadi tidak pasti

6.

Risiko mata uang (currency risk)
Risiko

ini

dihadapi

oleh

investor

yang

membeli

obligasi

dalam

denominasimata uang asing. Risiko yang dihadapi adalah kerugian atas
perbedaan kurs pada saat membeli obligasi dan setelah menjual obligasi atau
pada saat masa jatuh tempo obligasi berakhir.
7.

Risiko call (call risk)
Risiko yang dihadapi oleh investor obligasi karena penerbit obligasi
dapatmelaksakan haknya untuk menebus obligasi tersebut sesuai dengan
aturan yang disyaratkan dalam kontrak. Risiko call ini terdapat dalam obligasi
yang bersifat callable. Umumnya fasilitas call ini digunakan oleh issuer saat
suku bunga pasar lebih kecil dari tingkat bunga obligasi. Tentunya bagi
investor, pelunasan lebih awal dari waktu jatuh tempo ini akan mengganggu
cash flow investor serta mengurangi potensial return yang akan diterima
investor. Uang hasil pelunasan yang diterima oleh investor ini perlu
dipikirkan untuk diinvestasikan kembali dengan tingkat return yang
diharapkan setara. Adanya kemungkinan investor menginvestasikan kembali
pada tingkat suku bunga yang lebih rendah merupakan reinvestment risk.

18
Universitas Sumatera Utara

8.

Risiko Politik (political risk)
Situasi politik suatu negara ditempat issuer berdomisili merupakan
faktoryang sangat menentukan kelancaran usaha issuer yang pada
akhirnyamempengaruhi kinerja kerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang
tidak baik bisa menjurus kepada default risk.

9.

Risiko sektor industri (industry sector risk)
Secara

makro,

akanmemberikan

pertumbuhan
gambaran

sektor
yang

industri

lebih

jelas

perusahaan

penerbit

mengenai

proyeksi

pertumbuhanperusahaan penerbit dimasa mendatang. Jika pertumbuhan
sektor industrimengalami kelesuan, maka secara langsung juga akan
mempengaruhi kinerja perusahaan serta berdampak harga obligasinya.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Obligasi
2.2.1.Kupon Obligasi
Kupon adalah berupa pendapatan suku bunga yang diterima oleh
pemegang obligasi atas perjanjian dengan penerbit obligasi tersebut.Bunga
obligasi bisa juga diartikan sebagai harga atau imbalan yang dibayarkan oleh
pihak yang meminjam dana, dalam hal ini emiten (penerbit) obligasi, kepadapihak
yang memberikan pinjaman dana atau investor obligasi, sebagai kompensasi
atas kesediaan investor obligasi meminjamkan dananya bagi perusahaan
emitenobligasi.Kupon biasanya dilakukan pembayaran secara periode tertentu
(Rahardjo, 2003).Bisa berjangka waktu triwulan, semesteran atau tahunan. Nilai
kupon yang tinggi akan menarik minat investor karena dengan nilai kupon yang
tinggi akan memberikan yield yang makin tinggi pula. Jika kupon obligasi
tersebut cukup tinggi maka harga obligasi akan cenderungsemakin meningkat.
Sebaliknya, jika tingkat kupon obligasi yang diberikan cukup kecil, maka harga
19
Universitas Sumatera Utara

obligasi tersebut akan cenderung turun karena daya tarik untuk investor atau calon
pembeli obligasi tersebut sangat sedikit.
Berdasarkan sistem pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas 2 (dua)
jenis, yaitu:
1.

Obligasi Kupon (Coupon Bond)

Obligasi kupon (Coupon Bond) yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara
periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat
obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi
tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi
adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah
bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang dapat
diambil.
2.

Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)
Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai
kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, tetapi
bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian. Misalnya investor
membeli obligasi zero coupon dengan nilai nominal Rp 1.000.000 tetapi
investor hanya membayar dengan harga Rp 700.000. Pada saat jatuh tempo,
uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp 1.000.000.

2.2.2. Jangka Waktu Obligasi
Setiap obligasi pasti mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan
istilah maturity date dimana tanggal nilai pokok obligasi tersebut harus dilunasi
atau dibayar oleh penerbit obligasi. Aarstol (2000) dan Sapto Rahardjo (2003)
mengemukakan bahwa semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin
diminati investor karen dianggap resikonya lebih kecil. Obligasi yang memiliki

20
Universitas Sumatera Utara

periode jatuh tempo lebih lama maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya
sehingga yield yang didapatkan juga berbeda dengan obligasi yang umur jatuh
temponya cukup pendek).
Emiten obligasi mempunyai kewajiban mutlak untuk membayar nilai
nominal obligasi kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo (biasanya
tercantum pada kesepakatan yang dibuat sebelumnya). Kewajiban pembayaran
pokok pada saat jatuh tempo dan bunga obligasi akan terhindar apabila dilakukan
penebusan obligasi (redemption) atau pembelian kembali obligasi sebelum jatuh
tempo oleh penerbit obligasi tersebut. Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo
lebih lama maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang
didapatkan juga berbeda dengan obligasi yang umur jatuh temponya cukup
pendek. Perubahan harga obligasi biasanya disebabkan juga oleh periode jatuh
tempo obligasi tersebut. Apabila tingkat suku bunga berubah, harga obligasi yang
mempunyai masa jatuh tempo lebih lama akan lebih banyak berubahnya
dibanding obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo pendek. Oleh karena itu,
yang harus diingat dalam membahas faktor jatuh tempo (maturity date) suatu
obligasi adalah bahwa semakin lama masa jatuh tempo obligasi, akan semakin
tinggi tingkat risiko investasi. Karena dalam masa atau periode yang begitu lama,
risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan
menurun bisa saja terjadi.Oleh karena itu, periode jatuh tempo untuk obligasi
perusahaan di Indonesia biasanya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun saja
(Rahardjo, 2003).
2.2.3. Likuiditas Obligasi
Para investor menginginkan tiga hal dari pasar, yaitu likuiditas, likuiditas,
dan likuiditas (Handa dan Schwartz, 2006). Dalam pernyataan tersebut, Handa

21
Universitas Sumatera Utara

dan Schawartz (2006) mengakui bahwa likuiditas merupakan pertimbangan yang
sangat

penting

bagi

para

investor

dalam

menanamkan

modalnya

di

pasar.Likuiditas menunjukan kemampuan untuk membeli atau menjual sekuritas
tertentu secara cepat (marketability) dan pada harga yang tidak terlampau berbeda
dengan harga sebelumnya (Sharpeet al., 2005:359).

Likuiditas dari sebuah aset menurut Bodieet. al (2011) ialah kemudahan
dan kecepatan dalam menjual aset tersebut pada nilai wajar di pasar. Likuiditas
menurut Harris (2003) ialah kemampuan untuk memperdagangkan dalam jumlah
besar secara cepat dan dengan biaya yang rendah ketika anda ingin
memperdagangkannya. Berbicara tentang pasar obligasi, mau tidak mau kita
berbicara pasar modal secara keseluruhan mengingat pasar obligasi berada dalam
lingkup pasar modal, demikian halnya jika berbicara tentang likuiditas pasar
obligasi, berarti yang dibahas antara lain adalah likuiditas pasar modal secara
umum. Definisi yang baku tentang likuiditas pasar modal belum ada, akan tetapi
dari arti kata likuiditas dan pasar modal yang sudah ada dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud denganlikuiditas pasar modal adalah kemudahan sebuah efek
untuk diperjual belikan dibursa efek dengan tidak mengalami perubahan harga
yang tajam. Likuiditas pasar modal juga dapat diartikan sebagai volume dan
frekuensi transaksi yang terjadi di pasar modal.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa likuiditas pasar obligasi adalah
tingginya volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi di pasar obligasi.
Semakin tinggi volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi, maka pasar
obligasi dapat dikatakan semakin likuid. Hal ini sejalan dengan pemikiran investor
dan regulator yang mengukur likuiditas pasar modal ini dari volume dan frekuensi
transaksi. Semakin besar volume dan frekuensi transaksi berarti semakin
tinggilikuiditas. Kriteria yang sama juga dipakai oleh Bursa Efek Indonesia dalam
22
Universitas Sumatera Utara

menetapkan 45 saham terlikuid yang tergabung dalam LQ-45 setiap enam bulan.
Kriteria lain yang juga sering dipakai adalah mudahnya suatu aset dicairkan
menjadi kas saat dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan asal kata likuiditas yaitu likuid
atau cairan.
Pentingnya likuiditas pasar modal, dimana pasar obligasi terdapat di
dalamnya, adalah terutama terkait fungsi ekonomi yang dilakukan oleh pasar
modal. Dengan semakin likuidnya pasar, maka aliran dana dari pihak yang surplus
kepada pihak yang memerlukan dana akan berjalan semakin cepat sehingga
sumber daya modal akan bergerak lebih cepat dan kebutuhan dunia usahaakan
sumber daya modal akan lebih mudah teratasi. Di samping itu, para investor akan
mendapatkan keuntungan dan kemudahan. Sehingga pada akhirnya likuiditas
pasar modal yang optimal akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, likuidnya pasar juga akan memberikan kesempatan kepada
investor untuk melakukan variasi investasi pada instrumen-instrumen yang
tersedia dengan risiko dan return yang bervariasi pula. Likuiditas pasar obligasi
yang tinggi akan mampu mendorong likuiditas obligasi-obligasi yang berada
dalam pasar tersebut sehingga risiko likuiditas yang dihadapi oleh investor akan
semakin berkurang. Pengurangan risiko ini penting bagi investor yang tidak
merencanakan untuk memegang obligasi hingga jatuh tempo. Kemudahan dalam
membeli maupun melepas obligasi oleh investor inilah yang pada akhirnya akan
mampu mendorong semakin likuidnya pasar obligasi di masa depan.
Harris (2003) mengatakan bahwa konsep likuiditas mempunyai 4 (empat)
dimensi,yaitu:
a. Immediacy(Kesegaran),

merupakan

biaya

untuk

melakukan

transaksi

dalamjumlah dan tingkat harga tertentu dengan segera.

23
Universitas Sumatera Utara

b. Width (Lebar spread bit-offer), menunjukkan market spread atau selisih antara
minat beli terbaik dan minat jual terbaik dalam jumlah tertentu.
c. Depth (Kedalaman), mengungkapkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat
dilaksanakan pada tingkat harga tertentu.
d. Resilencymenyatakan seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat yang
semestinya apabila pada suatu saat terdapat arus order (order flow) yang tidak
seimbang.
Likuiditas obligasi adalah tingginya volume dan frekuensi transaksi
perdagangan obligasi di pasar obligasi dan likuiditas obligasi merupakan sebuah
indikator dari seberapa mudahnya sebuah obligasi yang dipegang oleh para
pemilik

modal

untuk

dijadikan

kas

pada

pasar

sekunder

(www.vibiznews.com).Semakin

tinggi

volume

dan

frekuensi

transaksi

perdagangan

pasar

dapat

dikatakan

semakin

obligasi,

maka

obligasi

liquid.Obligasi yang stabil dan meningkat mempunyai likuiditas cukup tinggi.
Menurut Yuan (2001),likuiditas obligasi yang tinggi akanmenyebabkan obligasi
lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak sehingga
pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya kapan saja.
Obligasi yang likuid adalah obligasi yang banyak beredar di kalangan
pemegang obligasi serta sering diperdagangkan oleh investor di pasar
obligasi.Apabila obligasi yang dibeli mempunyai likuiditas cukup tinggi maka
harga obligasi tersebut cenderung stabil dan meningkat.Tetapi apabila likuiditas
obligasi tersebut rendah, harga obligasi cenderung melemah.Oleh karena itu pada
saat membeli obligasi hendaknya memilih obligasi yang likuid yaitu yang selalu
diperdagangkan di pasar obligasi serta diminati oleh investor.

24
Universitas Sumatera Utara

Beberapa penelitian terdahulu menggunakan likuiditas obligasi dengan
proksi yang berbeda-beda ada yang menggunakan nilaioutstandingdari obligasi
yang diperdagangkan, ukuran dari nilai obligasi yang diterbitkan(issue size),dan
ada

yang

menggunakantrading

volumesebagai

proksi

dari

likuiditas

obligasi.Banyak literatur menyediakan ukuran untuk mengestimasi likuiditas
obligasi.Ukuran likuiditas yang paling sering digambarkan adalah nilai dari
volume perdagangan.Karena transaksi perdagangan obligasi terjadi secaraoverthe-counter,maka banyak penelitian terdahulu masih menggunakan ukuran
likuiditas yang tidak langsung sepertioutstandingdanissue size.Tetapi, karena
sudah diterbitkannyabond marketdirectoryuntuk pasar obligasi di Indonesia, maka
dalam penelitian ini proksi likuiditas obligasi menggunakan besarnya nilaitrading
volume,

dimana

nilaitrading

volumesudah

tersedia

di

dalam

direktori

perkembangan perusahaan penerbit obligasi tersebut.
2.3. Harga Obligasi
Harga dari obligasi merupakan hasil jumlah present valuedari arus kas
yang diharapkan selama periode dari obligasi tersebut, oleh karenanya dalam
menentukan harga obligasi maka perlu ditentukan atau diestimasikan nilai dari
arus kas selama periode dan estimasi dari yieldyang diharapkan.Arus kas dari
obligasi investor yaitu kupon dan nilai dari obligasi pada saat jatuh tempo
(Manurung, 2010).

Secara matematik harga obligasi sebagai berikut:

25
Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
Po

= harga obligasi

Ct

= kupon obligasi pada periode t

Mn

= nilai obligasi pada periode t

r

= tingkat yield yang diharapkan

t

= 1, 2, ....., n
Harga obligasi adalah suatu harga yang diperdagangkan biasanya

dinyatakan dalam persentase dari nilai nominalnya (tanpa menuliskan%). Jika
harga penutupan suatu obligasi 107% berarti obligasi tersebut diperdagangkan
pada harga 107% dari nilai nominalnya. Harga pasar obligasi selalubefluktuasi
karena aktifitas jula-beli dari investor serta dipengaruhi oleh perubahan besaran
variabel ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan
ekonomi, nilai tukar Rp/$ dan lain-lain. Investor dapat memperoleh imbal hasil
dari selisih kenaikan harga (capital gain) disamping pendapatan tetap dari coupon
2.4.Penelitian Terdahulu
Penelitian terhadap perubahan harga obligasi ini juga banyak dilakukan
oleh para peneliti sebelumnya dengan menggunakan berbagai macam variabel
serta hasil yang berbeda-beda.Berikut ini beberapa penelitian-penelitian terdahulu
yang menganalisis pengaruh Harga Obligasi dapat di lihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No
1

Peneliti/tah
un
Lusi
Kusumawati
(2003)

Judul Penelitian
Pengaruh Tingkat
Utang dan Berbagai
Faktor yang
mempengaruhi Harga
Obligasi Sebagai
variable Kontrol
terhadap Yield
Premium Obligasi

VariabelPenelit
i
Independen:
1.
Likuiditas
Obligasi
2.
Coupon
3.
Jangka
Waktu
4.
Rating
5.
Tipe
Obligasi

Teknik
Analisis
Data
Regresi
Linier
Berganda

HasilPenelitian
semua variable Independen tersebut
tidak berpengaruh positif terhadap
perubahan harga obligasi dengan
studi kasus pada semua perusahaan
(emiten obligasi) yang menerbitkan
obligasi

Dependen:
Harga Obligasi

26
Universitas Sumatera Utara

2

Krisnilasar,
Monica
(2007)

Analisis Pengaruh
Likuiditas Obligasi
Coupon dan Jangka
Waktu Jatuh Tempo
Obligasi Terhadap
Perubahan Harga
Obligasi Di Bursa Efek
Surabaya

Independen:
1.
Likuiditas
Obligasi
2.
Coupon
3.
Jangka
Waktu
jatuh
Tempo

Regeresi
linier
Berganda

1. likuiditas memiliki pengaruh
positif yangsignifikan terhadap
perubahan harga obligasi,
2. coupon(COUPON) memiliki
pengaruh positif yang signifikan
terhadapperubahan harga
obligasi,
3. jangka waktu jatuh tempo
obligasi(JKWKT) memiliki
pengaruh negatif yang signifikan
terhadap perubahan harga
obligasi

Analisis
Regresi
Berganda

Data yang dijadikan sempel
obligasi pemerintah Amerika,
Australia, Inggris dan Jepang
1. Analisis Keseluruh Kupon dan
Durasi berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap
harga obligasi
2. Likuiditas berpengaruh negatif
terhadap harga obligasi
3. Hasil analisis pernegara Jepang
secara parsial Kupon dan
Liquidity berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga
obligasi, sedangkan Durasi
berpengaruh negatif dan
siginifikan terhadap perubahan
harga obligasi
4. Hasil analisis per obligasi
pemerintah Australia secara
parsial durasi berpengaruh dan
signifikan terhadap harga
obligasi dan secara simultan
dihasilkan kupon, likuiditas dan
durasi tidak berpengaruh
terhadap harga obligasi.
5. Hasil analisis per obligasi
Pemerintah Inggris secara
parsial hanya kupon yang
berpengaruh dan signifikan
terhadap harga obligasi, tetapi
secara simultan dihasilkan
berpengaruh terhadap harga
6. Dan hasil analisis per obligasi
Pemerintah Amerika secara
parsial kupon berpengaruh dan
signifikan terhadap harga
obligasi dan juga secara
simultan kupon, likuiditas dan
durasi berpengaruh terhadap
harga obligasi.

Dependen:
Harga Obligasi

3

Tobias
Ferreira
(2012)

Analisis Pengaruh
Likuiditas,Suku Bunga
dan Jangka Waktu
Terhadap Perubahan
Harga Obligasi yang
diterbitkan oleh
beberapa Pemerintah di
Dunia

Independen:
1.
Coupon
(bunga
obligasi
2.
Waktu
jatuh
tempo
3.
Liquiditas
Dependen:
Harga Obligasi

Lanjutan Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu

27
Universitas Sumatera Utara

4

Herdy
Demena
(2013)

Analisis Pengaruh
Coupon (Bunga
Obligasi), Waktu Jatuh
Tempo, dan Liquiditas
Obligasi Terhadap
Tingkat Perubahan
Harga Obligasi yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

Independen:
1.
Coupon
(bunga
obligasi
2.
Waktu
jatuh
tempo
3.
Liquiditas

Model
Regresi
linier
Berganda

Dependen:
Harga Obligasi

5

I Ketut
Subagia
(2015)

Analisis Pengaruh
Likuiditas, Waktu Jatuh
Tempo dan Kupon
Obligasi terhadap
Perubahan Harga
Obligasi Korporasi di
Bursa Efek Indonesia.

Independen :
1.
2.

3.

Likuditas
Waktu
Jatuh
tempo
Kupon
Obligasi

Dependen :
Harga Obligasi

Regersi
Linier
Berganda

1. variabel bebas coupon
berpengaruh terhadap perubahan
harga obligasi di Bursa Efek
Indonesia
2. variabel bebas jangka waktu
tempo berpengaruh negatf
terhadap perubahan harga
obligasi
di Bursa Efek Indonesia
3. variabel bebas likuiditas
berpengaruh positif terhadap
perubahan harga obligasi di
Bursa Efek Indonesia
1.likuiditas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
perubahanharga obligasi
korporasi periode kuartal 1 tahun
2013 hingga kuartal 2 tahun
2014
2. Jangka waktu jatuh tempo
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan
harga obligasi
korporasi periode kuartal 1 tahun
2013 hingga kuartal 2 tahun
2014
3. Kupon berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
perubahan harga obligasi
korporasi periode kuartal 1 tahun
2013 hingga kuartal 2 tahun
2014.

2.5. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel
penelitian, yakni anatara variabel bebas dengan variabel terikat . salah satu
komponen struktur modal perusahaan adalah obligasi . Obligasi diklasifikan
sebagai hutang jangka panjang yang memiliki karakter antara lain pembayran
bunga rutin secara periodik dengan tingkat bunga mengambang maupun tingkat
bungat tetap dan memiliki masa jangka waktu jatuh tempo serta dijual ke publik
Harga obligasi merupakan suatu harga yang digunakan untuk membeli atau
menjual obligasi di pasar modal baik melalui transaksi bursa maupun OTC. Dan
harga tersebut dapat berfluaktasi. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
harga obligasi. MenurutYuan (2001) menyatakan bahwa likuiditas obligasi sangat
penting dalam mempengaruhi harga obligasi. Likuiditas obligasi yang tinggi akan

28
Universitas Sumatera Utara

menyebabkan obligasi lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang
lebih banyak sehingga pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya
kapan saja sehingga harga dari obligasi tersebut meningkat. Nilai kupon yang
tinggi akan menyebabkan obligasi menarik bagi investor karena nilai kupon yang
tinggi akan memberikan yield yang makin tinggi pula. Nurfaizah dan Adistien
F.S. (2004) menyatakan bahwa kupon yang tinggi akan menyebabkan investor
memperoleh manfaat yang lebih besar. Sapto Rahardjo (2003) juga menyatakan
hal senada yaitu untuk menarik investor membeli obligasi maka diberikan insentif
yang berupa bunga yang menarik (kupon).
Aarstol (2000) dan Sapto Rahardjo (2003) mengemukakan bahwa semakin
pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati investor karena
dianggap resikonya lebih kecil.Sehingga makin pendek jangka waktu obligasi
maka diperkirakan mengurangi perubahan harga obligasi.
Dari hubungan faktor pertama yaitu tingkat bunga pasar dengan harga
obligasi menunjukkan bahwa faktor tingkat bunga pasar mempunyai pengaruh
hubungan yang negatif terhadap harga obligasi. Pengaruh tersebut ditunjukkan
oleh signifikansi antara faktor tingkat bunga pasar dan perubahan harga saham,
semakin tinggi tingkat tingkat bunga pasar suatu obligasi maka akan menurunkan
harga obligasi tersebut. Hubungan faktor-faktor inihampir sama terjadi pada
pengaruh maturity terhadap harga obligasi namun untuk hubungan faktor kupon
dengan harga obligasi menunjukkan hubungan yang positif. Pengaruh tersebut
ditunjukkan signifikansi antara faktor bunga kupon obligasi dan harga obligasi,
semakin meningkat tingkat bunga kupon akan meningkatkan harga obligasi.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka dapat ditetapkan
kerangka konseptual seperti pada gambar 2.2:

29
Universitas Sumatera Utara

Kupon Obligasi
Perubahan Harga Obligasi

Jangka waktu

Likuiditas Obligasi

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual

2.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan bahwa kupon
obligasi, jangka waktu, dan likuiditas obligasi berpengaruh terhadap perubahan
harga obligasi di Bursa Efek Indonesia.

30
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kupon Obligasi, Jangka Waktu dan Likuditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 31 137

Pengaruh Likuiditas Obligasi, Waktu Jatuh Tempo dan Kupon Obligasi Terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi Berperingkat Tinggi Di Bursa Efek Indonesia.

2 18 38

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, WAKTU JATUH TEMPO DAN KUPON OBLIGASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA OBLIGASI KORPORASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 14

PENGARUH LIKUIDITAS, JANGKA WAKTU JATUH TEMPO, DAN KUPON OBLIGASI TERHADAP HARGA OBLIGASI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 94

Pengaruh Kupon Obligasi, Jangka Waktu dan Likuditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 1 9

Pengaruh Kupon Obligasi, Jangka Waktu dan Likuditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kupon Obligasi, Jangka Waktu dan Likuditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Kupon Obligasi, Jangka Waktu dan Likuditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 3

Pengaruh Kupon Obligasi, Jangka Waktu dan Likuditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 21

ANALISIS PENGARUH COUPON (BUNGA OBLIGASI), JANGKA WAKTU JATUH TEMPO, DAN LIQUIDITAS OBLIGASI TERHADAP TINGKAT PERUBAHAN HARGA OBLIGASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 8