Analisis Vegetasi dan Pola Sebaran Salinitas di Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang terdapat di
wilayah pesisir, dimana ekosistem ini berada lebih dekat kedaratan dibandingkan
dengan ekosistem lain yang terdapat di wilayah pesisir atau dapat dikatakan
berada pada daerah peralihan antara daratan dan laut. Hal tersebut menjadikan
ekosistem ini selalu dipengaruhi oleh faktor dari laut seperti pasang surut dan
dipengaruhi oleh segala aktivitas dari daratan, sehingga menjadikannya berperan
sangat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir yang dapat memanfaatkan
ekosistem mangrove tersebut.
Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan
bahasa Inggris grove (Macnae, 1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove
digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan
pasang surut maupun untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun
komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan
untuk menyatakan individu spesies tumbuhan dan kata mangal untuk menyatakan
komunitas tumbuhan tersebut (Kusmana, dkk., 2005)
Di Indonesia, hutan mangrove tumbuh dan tersebar di seluruh nusantara,

mulai dari pulau suamtera sampai dengan pulau irian. Menurut Darsidi (1982)
luas hutan mangrove di perkirakan sekitar 4,25 juta hektar, sedangkan menurut
laporan Giensen (1993) luas hutan mangrove pada tahun 1993 diperkirakan
sekitar 2,49 hektar. Sehingga dapat dilihat perubahan yang terjadi pada kurun
waktu tersebut dimana terjadi penurunan luas lahan mangrove di wilayah pesisir

Universitas Sumatera Utara

2

Indonesia, hal ini akan mengakibatkan penurunan kualitas dan berkurangnya
tingkat pemanfaatan yang dapat dilakukan pada ekosistem mangrove.
Mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan
fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air
pasang dan surut. Ekosistem mangrove berperan dalam melindungi garis pantai
dari erosi, gelombang laut dan angin topan, serta berperan juga sebagai buffer
(perisai alam) dan menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap
endapan material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa
ke tengah laut oleh arus. Ekosistem mangrove selain melindungi pantai dari
gelombang dan angin merupakan tempat yang dipenuhi pula oleh kehidupan lain

seperti mamalia, amfibi, reptil, burung, kepiting, ikan, primata, dan serangga
(Talib, 2008).
Wilayah mangrove sudah dikenal memberikan berbagai jenis jasa
ekosistem, termasuk produksi perikanan dan serat, pengendalian sedimen dan
perlindungan pantai dari badai/tsunami, 2-4 luas kawasan mangrove menurun
pesat akibat penebangan untuk perluasan budidaya tambak dan pembangunan
infrastruktur. Penurunan luas sebesar 30–50% selama setengah abad terakhir
memberikan perkiraan bahwa mangrove secara fungsional akan hilang sekurangkurangnya dalam 100 tahun (Donato, dkk., 2012).
Berdasarkan fungsi fisik dan manfaat mangrove yang dapat menunjang
kehidupan masyarakat pesisir, mangrove sering sekali dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat dalam berbagai kegiatan dan aktivitas seperti kegiatan
pertambakan, perikanan dan lain-lainnya. Oleh karena itu hal tersebut diduga
dapat menurunkan luasan lahan mangrove, dikarenakan pemanfaatan yang terlalu

Universitas Sumatera Utara

3

tinggi tanpa mempertimbangkan aspek ekologi mangrove dan kurangnya
pengelolaan secara terpadu dapat menurunkan fungsi fisik dari mangrove.

Pemanfaatan ekosistem mangrove yang semakin besar dapat menyebabkan
penurunan kualitas dan fungsi fisik mangrove, hal ini dikhawatirkan akan
mengganggu kondisi ekologi dan vegetasi mangrove di Kawasan Ekosistem
Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan uraian di atas,
maka diperlukan informasi dasar yang menunjang mengenai kondisi mangrove
melalui analisis vegetasi untuk mengetahui tingkat kerapatan dan diperlukan data
sebaran salinitas untuk mengetahui seberapa besar tingkat salinitas yang terdapat
di ekosistem mangrove, sehingga dapat mempermudah pengelolaan (rehabilitasi)
melalui penanaman kembali mangrove di kawasan tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai Analisis
Vegetasi dan Pola Sebaran Salinitas di Ekosistem Mangrove Kabupaten Deli
Serdang.
Rumusan Masalah
Analisis vegetasi dan pola sebaran salinitas dapat memberikan gambaran
mengenai tingkat pemanfaatan ekosistem mangrove dan perubahan lingkungan
yang terjadi akibat aktivitas tersebut, salah satunya adalah perubahan salinitas
dimana saat vegetasi mangrove mulai berkurang maka pemasukan air laut akan
semakin besar sehingga dapat menaikkan salinitas di kawasan ekosistem
mangrove.
Permasalahan yang dihadapi di kawasan ekosistem mangrove Percut Sei

Tuan adalah aktivitas manusia yang semakin meningkat dan konversi lahan
mangrove menjadi tambak serta kegiatan perikanan, kondisi ini menyangkut

Universitas Sumatera Utara

4

penurunan kerapatan vegetasi mangrove dan perubahan lingkungan (fisika kimia)
khusus nya perubahan salinitas dikarenakan salinitas merupakan salah satu faktor
pembatas kehidupan mangrove. Sementara itu, belum ada informasi yang lengkap
atau data potensi vegetasi mangrove dan pola sebaran salinitasdi kawasan
Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan, sehingga penelitian ini menjadi sangat
penting dilakukan sebagai informasi bagi para nelayan dan instansi terkait dalam
mengatur pemanfaatan dan rehabilitasi kawasan mangrove tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi vegetasi mangrove dari kerapatan, kerapatan relatif,
frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, indeks nilai penting
dan indeks keanekaragaman jenis di kawasan Ekosistem Mangrove Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang?

2. Bagaimana pola sebaran salinitas yang terdapat di kawasan Ekosistem
Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
3. Bagaimana hubungan salinitas terhadap jenis mangrove yang mendominasi di
kawasan Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang?
Kerangka Pemikiran
Aktivitas masyarakat di kawasan Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan
tergolong tinggi, hal ini dikarenakan terdapat beberapa aktivitas seperti konversi
lahan menjadi tambak alam, aktivitas nelayan dan kegiatan perikanan lainnya
yang menjadi faktor utama dalam hal perubahan kondisi dan luasan lahan
mangrove. Sehingga hal tersebut akan menurunkan kualitas lingkungan dan
vegetasi mangrove yang terdapat di wilayah tersebut akibat pemanfaatan yang

Universitas Sumatera Utara

5

sangat tinggi, serta memungkinkan akan dapat merubah pola vegetasi mangrove
yang terdapat di kawasan tersebut.
Penurunan vegetasi mangrove dapat berakibat pada banyaknya pemasukan
air laut sehingga akan menaikkan tingkat salinitas yang ada di kawasan mengrove,

sehingga akan menghambat rencana pengelolaan yang akan dilakukan, dengan
demikian perlu dilakukan upaya pengelolaan dan pemanfaatan ekosistem
mangrove secara terpadu dan berkelanjutan, untuk itu perlu diketahui data
mengenai analisis vegetasi dan pola sebaran salinitas. Secara ringkas kerangka
pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Ekosistem Mangrove
Percut Sei Tuan
Pemanfaatan Ekosistem
Mangrove

Aktivitas
Masyarakat

Pertambakan
Alam

Kegiatan
Perikanan

Penurunan Kerapatan Vegetasi

Mangrove

Penurunan Kualitas Lingkungan
(Fisika Kimia)

Analisis Vegetasi
Mangrove

Pengukuran Kualitas
(Pola Sebaran Salinitas)

Pengelolaan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Universitas Sumatera Utara

6

Tujuan Penelitian
1. Mengkaji kondisi vegetasi mangrove dari kerapatan, frekuensi, dominansi dan

indeks keanekaragaman jenis mangrove di kawasan Ekosistem Mangrove
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
2. Mengkaji pola sebaran salinitas yang terdapat di kawasan Ekosistem
Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
3. Mengkaji hubungan salinitas terhadap jenis mangrove yang mendominasi di
kawasan Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kondisi vegetasi
mangrove dan pola sebaran salinitas yang terdapat di kawasan mangrove Percut
Sei Tuan serta diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan mangrove secara terpadu dan berkelanjutan di
Kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara