Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Umur Menarche Pada Siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah Kab. Serdang Bedagai Tahun 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pubertas
Pubertas adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju kedewasaan,
yang terjadi karena adanya aktivasi hormon gonadotropin pada hipofisis, dan juga
hormon steroid terkait seks, yang menimbulkan perubahan dan karakteristik
seksual pada manusia, secara primer dan sekunder. Secara klinis, pubertas dimulai
dengan timbulnya ciri – ciri kelamin sekunder dan berakhir kalau sudah ada
kemampuan reproduksi. Pada perempuan, pubertas terjadi kira – kira pada umur
8 – 14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun (Lestari, TW. dkk.
2014).
Kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang
cepat, timbulnya ciri – ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis.
Pubertas pada wanita dimulai dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir
pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur. Dengan demikian,
puberstas dapat diartikan sebagai tahap ketika seorang remaja, memasuki masa
kematangan seksual dan ketika organ reproduksi mulai berfungsi (Widyastuti, Y.
dkk. 2009).
Hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan ciri-ciri
kelamin


sekunder,

pertumbuhan

organ

genitalia,

pertumbuhan

fisik

dan

perkembangan psikologi kewanitaan. Perkembangan ini dirangsang oleh peningkatan
FSH. Interaksi FSH dan estrogen akan memacu kepekaan reseptor LH sehingga
terjadi peningkatan LH yang mempercepat perkembangan folikel yang menghasilkan
estrogen (Guyton AC, Hall JE.2007).


6
Universitas Sumatera Utara

7

2.2 Menstruasi

2.2.1 Defenisi Menstruasi
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputi psikologis,
pancaindra, korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endorgan (uterusendometrium,dan alat seks sekunder). (Manuaba, Ida.dkk. 2009). Menstruasi
adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan
yang terjadi secara periodik kecuali pada saat kehamilan (Proverawati A,
Maisaroh. 2009).
Menstruasi pertama sekali yang dialami seorang remaja putri disebut
menarche yang terjadi rata – rata pada usia 12 tahun. Namun dewasa ini banyak

dari remaja putri yang mengalami menarche dini (14 tahun) yang disebabkan oleh
berbagai faktor (Norwitz E, Jhon Schorge. 2008).
2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi
Faktor – faktor yang memegang peranan penting dalam proses terjadinya

menstruasi, (Kusmiran E. 2011) yaitu :
a. Faktor hormonal
Proses terjadinya menstruasi pada seorang wanita dipengaruhi oleh empat
hormon, antara lain : Follice Stimulating Hormone (FSH) dan Luteneizing
Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis, hormon estrogen dan progesteron

yang dihasilkan oleh ovarium.

Universitas Sumatera Utara

8

b.

Faktor enzim
Enzim hidrolik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan
dalam

sintesis


protein,

yang

mengganggu

metabolisme

sehingga

mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
c.

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan
fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula
arteri – arteri, vena – vena dan hubungan diantara keduanya.

d.

Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi
miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan menstruasi.

2.2.3 Fisiologi menstruasi
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikelurkan oleh hipofisis
merangsang perkembangan folikel – folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada
umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun perkembangannya dapat
menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang dan menghasilkan estrogen.
Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon
yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada dibawah pengaruh releasing
hormon yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi
oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Poduksi hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari
folikel yang mengandung estrogen tersebut.

Universitas Sumatera Utara

9


Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah
pengaruh LH, folikel menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi
terjadi, dibentulkah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah
pengaruh hormon LH dan LTH (leutropic hormones, suatu hormon gonadotrofik).
Korpus

luteum

menghasilkan

progesteron

yang

dapat

mempengaruhi

pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus

luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan,
dan pelepasan dari endometrium (Saryono. 2008).
2.2.4 Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah lamanya atau jarak waktu mulainya menstruasi
sampai ke menstruasi selanjutnya. Panjang siklus haid yang normal ialah 28 hari,
tetapi variasinya cukup beragam antara 21 – 35 hari. Lama menstruasi setiap
wanita cenderung bervariasi namun biasanya antara 3 – 7 hari, dengan jumlah
darah yang hilang sekitar 25 – 60 cc/ siklus, dimulai dengan perdarahan sedikit
diikuti hari kedua dan ketiga banyak , selanjutnya sedikit dan berhenti (Manuaba,
Ida.dkk 2010).
Pengaturan siklus menstruasi ditentukan oleh faktor psikologis dan umpan
balik (feedback loop) estrogen dan progesteron. Long feedback loop adalah
.umpan balik steroid hormon terhadap hipotalamus dan hipofisis. Short feedback
loop langsung ke hipofisis untuk pengeluaran gonadotropin. Ultrashort feedback
loop adalah pengaturan pengeluaran sendiri releasing hormone factor (Sri,

Kusuma, dkk. 2010).

Universitas Sumatera Utara


10

Siklus utama menstruasi dibedakan dalam 4 tahap (Syaifuddin. 2009),
yaitu :
a. Stadium menstruasi atau desquamasi
Pada masa ini, endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan
perdarahan , hanya lapisan tipis yang tertinggal disebut stratum basale . stadium
ini berlangsung selama 2 – 8 hari. Pada stadium ini yang keluar berupa darah dan
potongan – potongan endometrium, serta lendir dari serviks. Darah ini tidak
membeku oleh karena adanya fermen (bikatalisator) yang mencegah pembekuan
darah dan mencairkan potongan – potongan mukosa. Banyaknya perdarahan
selama haid ± 50 cc.
b. Stadium post menstruum atau stadium regenerasi
Luka yang terjadi karena endometrium terlepas berangsur – angsur ditutup
kembali oleh selaput lendir baru yangberasal dari sel epitel kelenjar endometrium.
Pada masa ini, tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini berlangsung selama 4
hari.
c. Stadium inter menstruum atau proliferasi
Pada stadium ini endometrium tumbuh dan mempunyai ketebalan ± 3,5

mm kelenjar – lelenjarnya tumbuh lebih ceppat daripada jaringan yang lain.
Stadium ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 haid pertama.
d. Stadium pra menstruum
Pada stadium ini, endometrium tetap tebal, tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang dan berliku – liku serta mengeluarkan cairan. Dalam
endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang nantinya diperlukan

Universitas Sumatera Utara

11

sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini dilakukan untuk mempersiapkan
endometrium dalam menerima sel telur.
Lapisan endpmetrium dapat terlihat yaitu lapisan atas yang padat ( strarum
kompaktum) yang hanya dapat ditembus oleh saluran – saluran keluar dari

kelenjar. Lapisan startum stratum songeosum memiliki banyak lubang – lubang
karena terdapat rongga dari kelenjar, sedangkan lapisan bawah disebut stratum
basale. Stadium ini berlangsung 14 – 28 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, maka


endometrium dilepas kembali dan perdarahan berulang (siklus berulang kembali).

2.3 Menarche

2.3.1

Definisi Menarche
Menarche adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-

11 tahun. Rangsangan pancaindra diblok pubertas inhibitor (nukleus amigdale)
melalui stria terminalis, menuju hipotalamus sehingga terhindar dari pubertas
prekoks.

Hormon

estrogen

sebelum

menarche


berfungsi

meningkatkan

kematangan alat seks sekunder (pembesaran mamae, depositas lemak sesuai pola
wanita, pertumbuhan bulu, tumbuh-kembang uterus dan endometrium) ( Sri,
Kusuma, dkk. 2010). Menarche merupakan tanda awal masuknya seorang
perempuan dalam masa reproduksi.
Menarche terjadi akibat peningkatan FSH (foccille stimulating hormone
releasing hormone)dan LH (luteinizing hormone-releasing hormone) yang

merangsang sel target ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan reseptor FSH
dan LH yang selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara

12

dan proliferasi sel. Hampir semua perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan
sistem second messenger adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma sel
ovarium sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar
payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang
tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi (Guyton AC, Hall JE. 2007).
2.3.2

Umur Menarche
Masa remaja merupakan usia diantara masa anak – anak dan dewasa, yang

secara biologis yaitu antara umur 10 – 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi
pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama kali. Biasanya umur menarche
dini < 12 tahun, dan umur menarche normal ≥ 12 tahun (Wiknjosastro, H. 2008).
Menarche mengacu kepada menstruasi pertama hanyalah merupakan salah

satu tanda pubertas. Umur menarche semakin lama semakin menurun, dimana
umur rata-rata menarche adalah antara 12 sampai 13 tahun, tetapi pada sebagian
kecil anak perempuan yang tampaknya normal, menarche terjadi paling cepat
pada usia 10 tahun atau paling lambat di usia 16 tahun.
Menurut Bustan (2007), terjadinya menarche dini dapat menjadi suatu
faktor resiko terjadinya penyakit keganasan, seperti kanker payudara Namun
menurut Proverawati (2009) menarche dini tidak hanya menjadi faktor resiko
penyakit kanker payudara tetapi juga sebagai faktor resiko dari kanker serviks dan
mioma uteri.
Umur menarche yang semakin dini memungkinkan remaja putri lebih
cepat mengalami kehidupan seksual sehingga kemungkinan remaja untuk hamil

Universitas Sumatera Utara

13

dan menjadi seorang ibu di usia muda semakin besar. Hal ini berkaitan dengan
budaya nikah muda di masyarakat. Selain itu menarche dini merupakan faktor
risiko terjadinya kanker ovarium, kanker serviks, kanker payudara dan mioma
uteri (Helm, C.W. 2010).
Sebaliknya, menarche yang lambat juga berdampak terhadap lambatnya
kematangan fisik, baik hormon maupun organ tubuh yang dapat menyebabkan
kegagalan penimbunan mineral pada tulang dan menurunkan kepadatan mineral
tulang. Akibat keadaan ini resiko osteoporosis menjadi lebih besar dikemudian
hari (Chiang, J.W. 2008).
Dalam keadaan normal, menarche biasanya diawali dengan periode
pematangan yang dapat memakan waktu sekitar 2 tahun. Pada awalnya, sebagian
besar anak perempuan mengalami menstruasi yang tidak teratur, tetapi setelah
ovarium memproduksi estrogen siklik yang adekuat menstruasi pada seorang
perempuan akan lebih menjadi teratur.
2.3.3

Faktor Penyebab Kejadian Menarche
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ,

antara lain :
1. Pola Makan
Pada Remaja terjadi proses pematangan seksual , pematangan fisik dan
perubahan komposisi tubuh. Periode remaja ini ditandai dengan pertumbuhan
yang cepat baik tinggi maupun berat badan sehingga kebutuhan zat gizi yang baik
sangat diperlukan. Kebutuhan energi diperlukan remaja untuk kegiatan sehari –
hari maupun untuk proses metabolisme tubuh.

Universitas Sumatera Utara

14

Pola konsumsi remaja dewasa ini kaya akan makanan olahan, susu, daging
olahan serta makanan cepat saji yang dapat mengganggu proses perkembangan
tubuh serta menyebabkan pubertas yang lebih awal. Konsumsi junk food pada
remaja berpengaruh terhadap peningkatan gizi remaja. Umumnya makanan cepat
saji mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium yang tinggi tetapi rendah
serat, vitamin A, asamkorbat, kalsium, dam folat (Khomsan, 2004). Remaja putri
dengan kelebihan nutrisi (kelebihan lemak dan berat badan), menarche juga
terjadi lebih dini. Nutrisi mempunyai pengaruh terhadap kematangan seksual
manusia, karena gizi mempengaruhi sekresi hormon gonadotropin dan respon
terhadap Luetinizing Hormone (LH), hormon ini berfungsi untuk sekresi estrogen
dan progesteron dalam ovarium sehingga tanda – tanda seks sekunder akan cepat
muncul dibanding remaja putri yang kekurangan nutrisi. Beberapa studi telah
menemukan hubungan antara remaja yang mempunyai indeks massa tubuh yang
tinggi dengan kejadian menstruasi yang lebih awal. Kelebihan lemak tubuh
mengubah tingkat hormon insulin, leptin serta estrogen. Hormon leptin
merupakan hormon yang dihasilkan oleh jaringan lemak sebagai penghubung
antara pubertas dan berat badan. Oleh sebab itu, faktor – faktor diyakini
bertanggung jawab menghubungkan obesitas sebagai penyebab percepatan umur
menarche.

Para remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan
cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
menstruasi hal tersebut terbukti pada saat menstruasi, terutama pada fase luteal
terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Menurut Ellya (2010), status gizi remaja

Universitas Sumatera Utara

15

wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarche. Pola konsumsi remaja zaman
sekarang yang banyak mengkonsumsi protein hewani dan makanan yang
mengandung lemak, menjadi salah satu faktor terjadinya menarche dini.
Survey konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan
dalam pemantauan status gizi perorangan atau kelompok. Survei ini dimaksudkan
untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan
makanan dan zat gizi, baik pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan.
Ada beberapa metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu yang dapat
digunakan, antara lain : metode recall 24 jam, metode estimed food records,
metode penimbangan makanan, metode dietary history, dan metode frekuensi
makanan. Apabila tujuan penelitian hanya untuk mengetahui kebiasaan atau pola
konsumsi dari sekelompok masyarakat, maka metode frekuensi makanan yang
dapat dilakukan ( Supariasa, IDN. 2008).
Pola makan seorang remaja dapat dilihat dari jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsinya. Semakin banyak seorang remaja mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein hewani, makanan berlemak, makanan cepat saji, dan
minuman yang menggadung soft drink maka akan semakin cepat seorang remaja
mendapatkan menarche.
Frekuensi dari pola makan seseorang adalah adalah faktor penting yang
mempengaruhi status gizi dan kesehatan. Frekuensi makan, terkait dengan variasi
makanan diperkirakan dapat mengurangi resiko terhadap penyakit. Namun, pola
makan yang buruk bagi seorang remaja menjadi faktor resiko terjadinya menarche
dini.

Universitas Sumatera Utara

16

Lingkungan sekolah merupakan tempat yang baik untuk pendidikan
kesehatan yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, serta dukungan
sosial dari warga sekolah. Pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial ini
memberikan perubahan perilaku makan yang sehat yang dapat diterapkan dalam
jangka waktu yang lama. Peran dari lingkungan sekolah salah satunya dapat
menyediakan kantin yang sehat, serta menggiatkan ekstrakurikuler yang berkaitan
dengan olahraga.
2. Status Gizi
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu ; status gizi kurang, gizi normal
dan gizi lebih (Almatsier. 2010).
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami defisiensi zat – zat yang
diperlukan oleh tubuh. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila
tubuh memperoleh cukup zat – zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga
memungkinkan

pertumbuhan

fisik,

perkembangan

otak,

dan

kesehatan

semaksimal mungkin. Sedangkan status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh
zat gizi dalam jumlah yang berlebihan (Silvana S. 2008).
Makanan merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan beberapa zat
makanan penting sekali bagi kesehatan. Kebutuhan nutrisi individu bervariasi
sesuai dengan perbedaan genetik dan metabolik. Nutrisi yang tepat sangat penting
bagi pertumbuhan dan kesejahteraan manusia.

Universitas Sumatera Utara

17

Nutrisi merupakan proses total yang terlibat dalam konsumsi dan
penggunaan zat makanan.Penggunaan makanan meliputi cara pemakaian gizi oleh
proses-proses dalam tubuh seperti pertumbuhan,penggantian jaringan yang sudah
aus,pemeliharaan kegiatan dalam tubuh secara keseluruhan dan bekerja sebagai
bahan bakar untuk menghasilkan panas dan energi (Varney, Helen dkk. 2007).
Masa remaja adalah suatu masa terjadinya peningkatan kebutuhan energi
dan nutrien yang berarti.Remaja menjadi tanda periode siklus kehidupan yang
mempunyai kebutuhan nutrisi total tertinggi dan periode pertumbuhan fisik kedua
selama tahun pertama kehidupan. Nutrisi memengaruhi dan dipengaruhi oleh
siklus menstruasi (Mulastin. 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Lusiana SA, dan Dwirani CM. (2007)
Menarche merupakan salah satu perkembangan reproduksi dipengaruhi status

gizi. Status tinggi badan yang pendek akan mempengaruhi perkembangan
reproduksinya. Remaja

putri

yang bergizi

baik mempunyai

kecepatan

pertumbuhan yang lebih tinggi pada masa sebelum pubertas (pra pubertas)
dibandingkan dengan remaja yang kurang gizi. Remaja yang kurang gizi tumbuh
lebih lambat untuk waktu yang lebih lama karena itu menarche juga tertunda.
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menghitung IMT (Indeks
Massa Tubuh). IMT merupakan cara sederhana yang dilakukan untuk memantau
status gizi khususnta yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT =

Universitas Sumatera Utara

18

Status gizi tersebut dapat dikaategorikan atas :
1.

Kurus Bila IMT ≤ 18,5 kg/m2

2.

Normal bila IMT 18,6 – 25,0 kg/m2

3.

Obes bila IMT > 25,0 kg/m2
Gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang mendapat

menarche lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat

menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada
usia yang sama. Sebaliknya, pada remaja yang menstruasinya terlambat, beratnya
lebih ringan daripada yang sudah menstruasi pada usia yang sama, walaupun
tinggi badan mereka sama.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Amanda (2014) menunjukkan
rata – rata umur menarche siswi SMP Harapan 1 dan 2 Medan adalah 11,11 ±
0,80 tahun, dengan distribusi kejadian menarche dini sebanyak 79 orang (60,3%),
dan distribusi proporsi menarche normal sebanyak 52 orang (39,7%). Kemudian
dari 131 responden paling banyak pada status gizi normal sebanyak 78 orang
(59,5%), status gizi kurus dan gemuk sebanyak 14 orang (10,7%), obesitas
sebanyak 13 orang (9,9%), dan status gizi kurus sekali sebanyak 12 orang (9,2%).
3. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka
yang dihasilkan sebagai salah satu pengeluaran tenaga (dinyatakan dalam kilo
kalori) meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas sehari-hari. Aktifitas
fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang dan berat yang dapat
menyebabkan perbaikan kesehatan jika dilakukan secara teratur.

Universitas Sumatera Utara

19

Aktivitas responden yang jarang melakukan olahraga sebelum mengalami
menarche mendukung analisis faktor untuk menjadikan olahraga sebagai salah

satu variabel yang dominan pada kejadian menarche dini. Olahraga yang
berlebihan bisa mengakibatkan menurunkan produksi hormon estrogen, sehingga
waktu untuk menstruasi bisa lambat.
Menurut WHO/FAO (2001), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan
oleh seseorang dalam waktu 24 jam dinyatakan dalam PAL ( physical activity
level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang

dikeluarkan dalam kkal per kilogram berat badan dalam 24 jam. Rumus yang
digunakan untuk menentukan PAL yaitu : (FAO, 2001)

Keterangan :
PAL

: Physical Activity Level ( tingkat aktivitas fisik )

PAR

: Physical Activity Ratio ( jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap
jenis kegiatan per satuan waktu tertentu )

W

: alokasi waktu tiap aktivitas

Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL:
a)

Ringan (sedentary lifestyle) = 1.40-1.69

b) Sedang (active or moderately active lifestyle) = 1.70-1.99
c)

Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) = 2.00-2.40
Berikut ini tabel estimasi standar faktorial dari total pengeluaran energy

berdasarkan FAO, 2001 :

Universitas Sumatera Utara

20

Tabel 2.1 Estimasi Standar Faktorial dari Total Pengeluaran Energi Untuk
Aktifitas Ringan
No
Jenis Kegiatan
u/ (Jam) / satuan waktu
Total
(PAL)
Aktivitas Ringan
8
1,0
8,0
tan Pribadi (Berpakaian, mandi) 1
2,3
2,3
1
1,5
1,5
ak
1
2,1
2,1
n yang dilakukan sambil duduk 8
1,5
12,0
(les disekolah, les diluar
sekolah, les bahasa inggris,
main komputer, naik angkutan)
an rumah tangga umum (menyapu,1
2,8
2,8
mencuci piring, menyetrika)
unakan kendaraaan yang dilakukan1
2,0
2,0
7.
sambil duduk (naik motor,
mobil, bersepeda)
n tanpa beban
1
3,2
3,2
8.
n ( menonton tv, mengobrol)
2
1,4
2,8
9.
Total
24
36,7/24= 1,53
(Sumber : FAO, 2001)

Tabel 2.2 Estimasi Standar Faktorial dari Total Pengeluaran Energi Untuk
Aktifitas Sedang
Waktu
/ satuan waktu
Total
Jenis Kegiatan
(Jam)
(PAL)
Aktivitas Ringan
8
tan Pribadi (Berpakaian, mandi)
1
, membawa beban ringan
8
kat ke/dari kerja dengan Angkutan 1
umum
n tanpa beban
2
n aerobik, bola volly remaja, paduan 1
suara.
n (menonton tv, mengobrol)
3
Total
24
(Sumber : FAO, 2001)

1,0
2,3
2,2
1,2

8,0
2,3
17,6
1,2

3,2
4,2

6,4
4,2

1,4

4,2
,9/24=1,82

Universitas Sumatera Utara

21

Tabel 2.3 Estimasi Standar Faktorial dari Total Pengeluaran Energi Untuk
Aktifitas Berat
No
Jenis Kegiatan
Waktu/
/ satuan waktu
Total
(Jam)
(PAL)
Aktivitas Berat
8
1,0
8,0
1.
tan Pribadi (Berpakaian, mandi) 1
2,3
2,3
2.
1
1,4
1,4
3.
ak
1
2,1
2,1
4.
pertanian (berkebun, menanam
6
4,1
24,6
5.
bunga, menyiram tanaman)
umpulkan air/kayu, berlari
1
4,4
4,4
6.
an
Rumah
Tangga
1
2,3
2,3
7.
(mengepel,mencuci pakaian)
n tanpa beban
1
3,2
3,2
8.
n (menonton tv, mengobrol)
4
1,4
5,6
9.
Total
24
53,9/2
4= 2,25
(Sumber : FAO, 2001)
4. Umur Menarche Ibu
Riwayat kesehatan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan anggota keluarga itu sendiri dan merupakan faktor resiko yang sangat
mendukung terjadinya suatu penyakit yang sama di lingkungan keluarga tersebut.
Umur menarche ibu berperan penting sebagai faktor penentu umur menarche
remaja putri. Menurunnya umur menarche menandakan adanya perbaikan faktorfaktor yang berhubungan dengan kesehatan dimana kondisi ini tampak pada umur
menarche anak yang lebih cepat dari ibunya. Umur menarche ibu dapat
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi
waktu menarche nya (Luigi, 2010). Penelitian yang dilakukan Putri (2009)
menyatakan bahwa terdapat hubungan umur menarche ibu (umur menstruasi
pertama ibu) dengan umur menarche pada anak.

Universitas Sumatera Utara

22

2.3.4

Dampak Menarche Dini
Dampak menarche dini antara lain :

a. Kanker Payudara
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker
bias menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan jumlah siklus menstruasi
berhubungan dengan meningkatnya resiko kejadian kanker payudara. Umur
menarche dini dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, karena

pada keadaan tersebut terdapat paparan hormon estrogen yang terus-menerus pada
sel-sel kelenjar atau saluran kelenjar pada payudara yang akan menyebabkan
pertumbuhan tidak normal pada sel-sel tersebut. Wanita yang mengalami
menarche pada usia kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 hingga 3,4 kali lebih

tinggi daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih
dari 12 tahun (Hawari, D.2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Alison T. Stopeck seorang peneliti yang
berasal dari UniversitasArizona, Amerika Serikat (2013) menunjukkan bahwa
pada seorang wanita yang mengalami menstruasi dibawah usia 12 tahun
mempunyai resiko terkena kanker payudara 2 kali lebih tinggi dibandingkan
mereka yang mengalami menstruasi pada usia normal.

Universitas Sumatera Utara

23

b. Kanker Ovarium
Paritas merupakan faktor resiko penting pada kasus kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam,
dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal)
dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Resiko
kanker ovarium meningkat pada wanita yang belum memiliki anak dan pada
wanita yang mengalami menstruasi dini atau terlambat menopause.
Teori gonadotropin menjelaskan bahwa stimulasi terus menerus dari
ovarium oleh gonadotropin lalu ditambah dengan efek lokal dari hormon
endrogen mengakibatkan kenaikan permukaan epitel proliferasi dan aktivitas
mitos berikutnya. Dengan demikian kemungkinan kanker ovarium berhubungan
dengan jumlah siklus ovulasi dan kondisi yang menekan siklus ovulasi mungkin
memainkan peran protektif ( Andrew E Green, MD. 2013).
c. Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan suatu pertumbuhan jinak (neoplasma) dari sel-sel
otot polos rahim.Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leimioma, ataupun fibroid.
Penelitian yang dilakuakn Proverawati A, Maisaroh (2009) menjelaskan
bahwa Mioma jarang timbul sebelum masa pubertas namun meningkat pada usia
reproduktif dan mengalami regresi setelah menopause. Semakin lama terpapar
dengan hormon estrogen akan meningkatkan kejadian mioma uteri. Menarche dini
meningkatkan resiko kejadian mioma uteri 1,24 kali.

Universitas Sumatera Utara

24

d. Menopause
Menarche adalah umur pertama menstruasi sebaliknya makin lambat

menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada sekarang ini umumnya
nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi,
sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang (Siti, 2013). Menopause
terlambat adalah menopause yang terjadi pada umur 55 tahun ke atas. Salah satu
yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami keterlambatan menopause
adalah apabila memiliki kelebihan berat badan. Sebagian besar estrogen dibuat
didalam endometrium, akan tetapi sejumlah estroen juga dibuat di bagian tubuh
yang lain, termasuk di sel – sel lemak. Apabila seorang wanita mengalami
obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi
dalam seluruh masa hidupnya (Brown, 2007).
2.3.5 Pencegahan Menarche Dini
Menurut Joel MD (2011), ada beberapa cara yang dilakukan untuk
mencegah menarche dini, diantaranya :
a. Pencegahan Primer
1) Makanan yang dikonsumsi anak – anak sebaiknya mengutamakan pada
makanan yang berasal dari nabati daripada makanan hewani. Hal ini akan
membuat asupan protein yang masuk kedalam tubuh pada jumlah yang
aman.
2) Mendorong anak – anak untuk berolahraga
3) Minimalkan makanan olahan karena makanan – makanan ini mengandung
kaloeri yang padat namun tidak mengandung nutrisi yang baik, sehingga

Universitas Sumatera Utara

25

dapat mengakibatkan anak – anak mengalami obesitas serta penyakit
lainnya.
4) Asupan makanan pada anak – anak harus mencakup berbagai macam
makanan yang berasal dari nabati alami termasuk didalamnya, sayuran
hijau, jagung, wortel, tomat, bawang, jamur, kacang – kacangan,
biji – bijian, alpukat, kacang – kacangan, buah – buahan dan biji – bijian.
Ini berarti bahwa makan sehat merupakan hal yang penting dalam siklus
kehidupan.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan kepada remaja yang sudah mengalami menarche dini
agar tidak terjadi peningkatan faktor resiko kanker payudara, kanker servix, kista
ovarium, mioma uteri, menopause adalah :
1) Dengan cara menjaga pola konsumsi makan yang mengandung nabati dan
tinggi asupan serat seperti : beras, sayuran, dan buah – buahan.
2) Memelihara berat badan yang ideal dengan cara melakukan olahraga rutin.
3) Mengurangi asupan lemak jenuh dan daging
4) Meningkatkan makanan yang mengandung asupan asam folat seperti sayur
berdaun hijau, kacang – kacangan, dan jeruk.
5) Mengurangi makanan yang mengandung MSG, makanan cepat saji, dan
minuman yang mengandung kalori tinggi.

Universitas Sumatera Utara

26

c. Pencegahan Tersier
Remaja yang mengalami menarche dini cenderung belum siap secara
psikologis dalam mengalami pubertas. Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan
orang tua, guru, maupun lingkungan sekitar untuk mendukung dan membimbing
remaja menghadapi masa pubertsas yang dialaminya dengan waktu yang
cenderung lebih cepat daripada teman sebaya. Hal itu dapat berupa pendidikan
seks dan pemantauan pergaulan.
Remaja yang mengalami menarche dini lebih beresiko terhadap terjadinya
penyakit keganasan. Sehingga para orang tua perlu untuk mengatur pola makan,
asupan gizi agar resiko pada remaja yang mengalami menarche dini untuk terkena
penyakit keganasan tidak meningkat.

Universitas Sumatera Utara

27

2.4 Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep pada penelitian tentang faktor – faktor yang
berhubungan dengan umur menarche pada siswi di SMP Negeri 1 Sei Rampah
tahun 2016.
Variabel Independen

Variabel

Dependen
1. Pola
Makan
2. Status gizi

Umur Menarche

3. Aktivitas Fisik
4. Umur Menarche Ibu

Keterangan : Kerangka konsep diatas menjelaskan apakah ada hubungan pola
makan, status gizi, aktifitas fisik, dan umur menarche ibu dengan
umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah.

Universitas Sumatera Utara