Aspek Hukum Terhadap Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di Indonesia (Studi pada PT. Bank Sumut, Medan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional
merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Arah kebijakan
pembangunan di bidang ekonomi sesuai dengan GBHN 1999 sampai 2004 adalah
mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang
lebih kukuh bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang diprioritaskan
berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan yang dilakukan antara lain melalui
pembangunan di bidang ekonomi.1
Namun
pada
kenyataannya
kegiatan
pembangunan
ekonomi
tentu
memerlukan dana yang tidak sedikit dan berkesinambungan, oleh karena itu dalam
hal pengerahan dana masyarakat tidak dapat dikesampingkan peranan lembaga
perbankan. Bank sebagai lembaga yang bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat,
memiliki peranan dan posisi yang strategis dalam pembangunan nasional. Dimana
sebagai lembaga perantara keuangan masyarakat (Financial Intermediary), Bank
menjadi media perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana ( Surplus of
fouds) dengan pihak-pihak yang kekurangan atau memerlukan dana ( Lack of fouds).
1
Herowati Poesoko, Dinamika Hukum Parate Executie Obyek hak Tanggungan, Aswaja
Pressindo, Yogyakarta, 2013, hlm.1.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Di Indonesia sendiri lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen
pembangunan (Agent of Development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak. 2
Mengingat betapa pentingnya peranan lembaga perbankan dalam menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional, sudah semestinya perbankan dalam melakukan
kegiatan operasionalnya haruslah senantiasa diawasi secara ketat oleh pemerintah,
agar lembaga perbankan tersebut tetap sehat dan terus memberikan kontribusinya
dalam pembangunan nasional.
Namun pada perkembangannya laju pembangunan ekonomi tidak senantiasa
berjalan lurus tanpa adanya hambatan yang terjadi. Dimana pada tahun 1998
pembangunan ekonomi sempat terhenti karena terjadinya krisis moneter yang
melanda Indonesia, yang hal ini berdampak juga terhadap dunia perbankan di
Indonesia, dimana banyak Bank-bank baik Bank pemerintah maupun Bank swasta
harus mengalami kebangkrutan sebagai dampak dari pada krisis moneter yang
melanda Indonesia.
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, merupakan krisis
perbankan terparah dalam sejarah perbankan nasional yang menyebabkan
menurunnya kinerja perbankan nasional. Melihat kondisi tersebut, pemerintah
2
Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis (Telaah tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi), Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm.90.
Universitas Sumatera Utara
3
menjalankan kebijakan reformasi perbankan pada tahun 1999 dengan melakukan
penutupan Bank, pengambilalihan 7 Bank, rekapitulasi 9 Bank, dan menginstruksikan
73 Bank untuk mempertahankan operasinya tanpa melakukan rekapitulasi, sehingga
pada tahun 2001 hanya tersisa 151 Bank yang mampu diselamatkan oleh pemerintah
dari krisis moneter tersebut.3
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 yang menyebabkan
banyaknya Bank-bank di Indonesia yang mengalami kebangkrutan, dimana hal ini
oleh banyak pengamat disebabkan oleh salah satunya karena tidak menerapkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan baik, hal ini terbukti dari
penerapan sistem regulator yang payah, standard akutansi dan audit yang tidak
konsisten, banyak terjadinya praktik Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN),
pemberian kredit yang tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta kinerja
keuangan yang tidak terbuka untuk publik menyebabkan tingkat kepercayaan nasabah
untuk menyimpan uangnya pada suatu Bank menurun, sehingga terjadilah penarikan
dana secara besar-besaran oleh nasabah (Rush), dengan kondisi seperti itu
menyebabkan Bank tidak mampu lagi untuk memainkan fungsinya sebagai lembaga
Intermediary, yang menyebabkan Bank mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu,
tingkat kepercayaan nasabah terhadap suatu Bank dirasa sangatlah penting bagi
kelangsungan kegiatan operasional suatu lembaga perbankan.
3
Ekowati Dyah Lestari, Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan
(studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009), Skripsi
Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang, 2009, hlm.2-3.
Universitas Sumatera Utara
4
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga dunia seperti
IMF, Wold Bank dan Asean menunjukan bahwa penerapan prinsip GCG sendiri
dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan nilai ( Valuation) perusahaan tersebut,
dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, mengurangi resiko yang
mungkin dilakukan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri,
dan umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor. Sebaliknya GCG
yang buruk dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Dimana seperti yang diketahui bahwa berdasarkan sebuah survey yang dilakukan
oleh Mc Kinsey & Co menunjukan bahwa GCG menjadi perhatian utama para
Investor menyamai kinerja financial dan potensi pertumbuhan, khususnya bagi pasarpasar yang sedang berkembang (emerging market).4
Prinsip GCG itu sendiri merupakan suatu tata kelola perusahaan yang
dilandasi oleh 5 (lima) prinsip dasar, dimana kelima prinsip tersebut mendasari suatu
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, adapun kelima prinsip dasar
tersebut antara lain:
1. Prinsip Akuntabilitas
2. Prinsip Kemandirian
3. Prinsip Transparansi
4. Prinsip Pertanggungjawaban
5. Prinsip Kewajaran
4
Neni Sri Imaniyati, Op.Cit., hlm.232.
Universitas Sumatera Utara
5
Sehingga dengan adanya kelima prinsip yang mendasari suatu perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan-perusahaan tersebut dapat
memiliki daya saing dengan perusahaan-perusahaan lainnya, sehingga dengan adanya
kemampuan daya saing tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghadapi
segala macam kendala-kendala yang terjadi, baik kendala yang datangnya dari dalam
perusahaan itu sendiri ataupun kendala yang datangnya dari luar perusahaan itu
sendiri.
Penerapan prinsip GCG sendiri pada dasarnya tidaklah bersifat imperatif.
Dengan pengertian lain bahwa penerapan prinsip GCG oleh suatu perusahaan
merupakan suatu pilihan dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih
merupakan suatu etika bisnis dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya
(mandatory).5 Namun karena banyaknya tuntutan zaman yang mengharuskan agar
prinsip GCG diterapkan pada perusahaan-perusahaan, maka penerapan prinsip GCG
yang semula merupakan suatu pilihan kemudian ditransformasikan menjadi suatu
kewajiban. Dimana bentuk transformasi dari penerapan prinsip GCG ini adalah
dengan dibentuknya suatu peraturan perundang-undangan, baik yang mencerminkan
prinsip GCG maupun peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur
penerapan prinsip GCG.6
5
Indra Surya & Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance
(Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa demi kelangsungan Usaha), Kencana Pranada Media Group,
Jakarta, 2008, hlm.109.
6
Ibid., hlm.111.
Universitas Sumatera Utara
6
Mengingat pentingnya penerapan prinsip GCG pada suatu perusahaan
perbankan, maka selanjutnya pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai macam
bentuk peraturan perundang-undangan, seperti :7
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang mencerminkan prinsip-prinsip
GCG di dalam pasal-pasalnya.
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember tahun
2000 tentang Bank Umum, dimana didalamnya diatur kriteria yang wajib
dipenuhi oleh calon anggota Direksi dan Komisaris Bank Umum, serta batasan
transaksi yang diperbolehkan atau dilarang dilakukan oleh pengurus Bank.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 5/25/PBI/2003 tentang penilaian kemampuan dan
kepatutan (Fit and Proper Test) yang harus dipenuhi oleh calon Direksi dan
Komisaris Bank untuk menjadi pengurus Bank.
4. Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan Manajemen
Resiko bagi Bank Umum, yang selanjutnya ditindak lanjuti lagi dengan
diterbitkannya SE No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003. dan masih
banyak lagi peraturan lainnya yang mencerminkan prinsip GCG.
Oleh karena itu, dengan diterbitkannya berbagai bentuk peraturan perundangundangan yang mencerminkan prinsip GCG tersebut, diharapkan agar terciptanya
suatu sistem perbankan yang sehat melalui penerapan prinsip GCG pada sistem
perbankan. Untuk mewujudkan pelaksanaan prinsip GCG tersebut, industri
7
Ibid., hal.117.
Universitas Sumatera Utara
7
perbankan perlu dikelola dan dimiliki oleh pihak-pihak yang senantiasa memiliki
kompetensi dan integritas yang tinggi serta memenuhi persyaratan lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.8
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas
membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul “ Aspek Hukum Terhadap
Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di
Indonesia (Studi pada PT. Bank Sumut, Medan), sebagai judul skripsi.
B. Permasalahan
Berdasarkan pemaparan Latar Belakang Masalah di atas, maka dapat
dijabarkan beberapa Permasalahan yang akan dibahas di dalam skripsi ini yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Bank
Sumut, Medan?
2. Apa manfaat yang dirasakan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance pada PT. Bank Sumut, Medan?
3. Apa saja yang menjadi hambatan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance pada PT. Bank Sumut, Medan?
8
Indra Surya & Ivan Yustiavandana, Loc.Cit.., hlm.117.
Universitas Sumatera Utara
8
C. Tujuan Penulisan
Dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang
hendak di capai. Adapun tujuan yang hendak di capai dari penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate Governace pada PT. Bank
Sumut, Medan;
2. Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan dalam penerapan prinsip Good
Corporate Governance pada PT. Bank Sumut, Medan;
3. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance pada PT. Bank Sumut, Medan.
D. Manfaat Penulisan
Pembahasan Skripsi ini, diharapkan juga dapat memberikan manfaat antara
lain :
1. Secara Teoretis
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan,
memberikan sumbangan pemikiran, serta memberikan tambahan dokumentasi
karya tulis, literatur, dan bahan-bahan informasi ilmiah lainnya di dalam bidang
Hukum Perdata pada umumnya, secara khusus juga diharapkan skripsi ini dapat
memberikan pengetahuan tentang penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan
Universitas Sumatera Utara
9
2. Secara Praktis
Penulisan Skripsi ini juga sebagai salah satu bentuk latihan dalam menyusun
suatu karya ilmiah meskipun masih sederhana. Pelaksanaan hasil penelitian yang
dilakukan juga dapat memberikan tambahan pengetahuan serta pengalaman di
dalam bidang perbankan. Skripsi ini juga ditujukan kepada kalangan Praktisi dan
Penegak Hukum serta Masyarakat untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana penerapan prinsip GCG dalam perbankan, apa manfaat yang dirasakan
jika menerapkan prinsip GCG tersebut, serta memberikan pengetahuan dan
informasi kepada para Praktisi Hukum, Civitas Akademik, dan Pemerintah sendiri
untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai dalam penerapan
prinsip GCG tersebut.
E. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan hal yang penting dalam upaya mencapai tujuan
tertentu di dalam penulisan skripsi. Hal ini dilakukan agar terhindar dari suatu kesan
dan penilaian bahwa penulisan skripsi dibuat dengan cara asal-asalan dan tanpa
didukung dengan data yang lengkap. Oleh karena itulah, maka dalam melakukan
penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Sifat Penelitian
Sifat Penelitian yang dilakukan dalam Skripsi ini adalah Deskriptif
Analistis. yaitu menggambarkan semua gejala dan fakta serta menganalisa semua
permasalahan yang ada sehubungan dengan aspek hukum terhadap penerapan
prinsip GCG dalam dunia perbankan.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Metode Pendekatan
Penelitian ini mempergunakan pendekatan Yuridis Empiris. Dimana metode
pendekatan Yuridis dalam penelitian ini yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan
atau data sekunder yang meliputi Buku-buku serta Norma-norma Hukum yang
terdapat pada peraturan Perundang-undangan, Asas-asas Hukum, Kaedah Hukum,
dan Sistematika Hukum serta mengkaji ketentuan Perundang-undangan, dan
bahan-bahan hukum lainnya.9
Pendekatan Empiris yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan empiris tentang hubungan hukum terhadap masyarakat, yang
dilakukan dengan cara mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang
nyata atau sesuai dengan kehidupan yang nyata dalam masyarakat dan
dihubungkan pada analisis terhadap peraturan Perundang-undangan. .10
Penelitian ini dititikberatkan kepada langkah-langkah pengamatan dan
analisa yang bersifat empiris terhadap suatu permasalahan yang terjadi. Dimana
adapun Pendekatan penelitian ini akan dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
9
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum, Bayu Media Publishing, Jakarta,
2005, hlm.29.
10
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007, hlm.42.
Universitas Sumatera Utara
11
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan data-data yang diperoleh penulis dari buku-buku, serta bentukbentuk karya tulis lainnya seperti jurnal-jurnal yang berkaitan dengan judul
skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan ( Field Research)
Merupakan data-data yang diperoleh langsung untuk mengetahui bagaimana
penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan, manfaat yang dirasakan jika
menerapkan prinsip GCG, bentuk hambatan yang terjadi dalam penerapan
prinsip GCG yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut, Medan. Penelitian
lapangan ini sendiri dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan, dimana dalam
penelitian ini untuk memanfaatkan data yang ada maka dilakukan dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
1) Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan mengumpulkan data menganalisis
bahan-bahan tertulis yang digunakan dalam peristiwa hukum seperti
melihat profil perusahaan, dan juga melihat peraturan-peraturan yang ada
dan berlaku hanya bagi PT. Bank Sumut, Medan.
2) Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan teknik dan pedoman
wawancara, dimana yang menjadi narasumber dalam wawancara ini
adalah Bapak Indra Fadillah SH., sebagai pegawai PT Bank Sumut Divisi
Kepatuhan yang terkait dengan bidang tugasnya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
12
4. Sumber Data
Secara umum, maka di dalam penelitian hukum biasanya sumber data
dibedakan atas :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, seperti misalnya
melakukan penelitian di lapangan.11 Dalam hal ini penulis dapat memperoleh
data primer dari PT. Bank Sumut, Medan.
b. Data Sekunder
Data yang tidak diperoleh dari sumber yang pertama, melainkan data yang
diperoleh dari bahan pustaka. Misalnya: data yang diperoleh dari dokumendokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat
kabar, makalah, dan lain sebagainya.12 Dalam penulisan penelitian ini, data
sekunder yang digunakan berupa:
1) Bahan Hukum Primer
Adalah bahan hukum yang mengikat, yaitu dokumen peraturan mengikat
yang telah ditetapkan oleh pemerintah antara lain, Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
2/27/PBI/2000 tanggal 15 desember tahun 2000 tentang Bank Umum serta
peraturan-peraturan lainnya.
11
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta Cet.3, 1986, hlm.51.
Ibid., hlm.52.
Universitas Sumatera Utara
13
2) Bahan Hukum Sekunder
Adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum
primer yang digunakan. Yaitu hasil kajian terhadap penerapan prinsip
GCG yang berasal dari buku-buku, makalah-makalah, literatur, hasil
penelitian, dan hasil karya dari kalangan hukum.
3) Bahan Hukum Tersier
Adalah Bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder yang digunakan. Yaitu kamus,
surat kabar, majalah, internet serta bahan lainnya yang berkaitan dengan
penulisan skripsi ini.
5. Analisis Data
Setelah data primer dan data sekunder diperoleh selanjutnya dilakukan
analisis data yang didapatkan dengan mengungkapkan kenyataan-kenyataan
dalam bentuk kalimat, terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut,
penulis menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu suatu tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan
oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, yang
diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
F. Keaslian Penulisan
Penelitian yang berjudul: Aspek Hukum Terhadap Implementasi Prinsip
Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di Indonesia ( Studi Pada
PT. Bank Sumut, Medan) adalah benar merupakan hasil karya dari penulis sendiri,
Universitas Sumatera Utara
14
tanpa meniru karya tulis milik orang lain. Oleh karena itu, keaslian dan kebenaran ini
dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis sendiri serta telah sesuai dengan asas-asas
keilmuan yang harus dijunjung tinggi secara akademik yaitu terbuka, rasional,
objektif, dan kejujuran. dimana hal ini merupakan implikasi etis dalam proses
menentukan kebenaran ilmu sehingga dengan demikian penulis karya tulis ini dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritik-kritik yang
sifatnya konstruktif, selain itu semua informasi dalam skripsi ini berasal dari berbagai
karya tulis penulis lain, baik yang dipublikasikan ataupun tidak, serta telah diberikan
penghargaan dengan mengutip nama sumber penulis dengan benar dan lengkap.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjadi salah satu metode yang digunakan dalam
penulisan skripsi ini, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun serta
mempermudah untuk memahami isi dari Skripsi ini. Dalam penulisan Skripsi ini
sendiri terbagi atas 5 (lima) Bab, dimana masing-masing Bab dibagi atas beberapa
Sub Bab, urutan Bab di dalam skripsi ini disusun secara sistematis dan saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Uraian singkat atas Bab dan Sub-sub
Bab adalah sebagai berikut:
BAB I:
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah yang menjadi dasar dari
penulisan. Lalu berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dibuatlah
suatu perumusan masalah dan tujuan serta manfaat dari penulisan
Universitas Sumatera Utara
15
skripsi ini. Pada bab ini juga menerangkan tentang keaslian penulisan,
metode penelitian yang digunakan serta sistematika dari penulisan
skripsi.
BAB II:
TINJAUAN UMUM TENTANG PENERAPAN PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa Tinjauan Umum tentang
Prinsip GCG, dimana pada bab ini diuraikan juga ke dalam beberapa
sub bab diantaranya: pengertian GCG, prinsip-prinsip GCG, manfaat
dan tujuan penerapan prinsip GCG, organ-organ tambahan dalam
perseroan sebagai bentuk penerapan prinsip GCG
BAB III:
IMPLEMENTASI
PRINSIP
GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE DALAM DUNIA PERBANKAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian dan dasar hukum
Bank, bentuk-bentuk Bank, latar belakang penerapan prinsip GCG
dalam dunia perbankan. Serta beberapa praktek GCG dalam
perusahaan perbankan.
Bab IV:
ASPEK HUKUM TERHADAP PENERAPAN PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DALAM DUNIA PERBANKAN
Pada bab ini merupakan studi kasus mengenai aspek hukum terhadap
penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan studi kasus yang
dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan. Dimana pada bab IV ini
Universitas Sumatera Utara
16
terdapat beberapa sub bab antara lain: penerapan prinsip GCG yang
dilakukan oleh PT Bank Sumut, medan, manfaat penerapan prinsip
GCG pada PT Bank Sumut, Medan, serta hambatan dalam penerapan
prinsip GCG di PT Bank Sumut, Medan.
Bab V:
PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup, dimana pada bab kelima ini akan
diuraikan tentang kesimpulan terhadap penulisan skripsi ini dan saransaran terhadap penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional
merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Arah kebijakan
pembangunan di bidang ekonomi sesuai dengan GBHN 1999 sampai 2004 adalah
mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang
lebih kukuh bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang diprioritaskan
berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan yang dilakukan antara lain melalui
pembangunan di bidang ekonomi.1
Namun
pada
kenyataannya
kegiatan
pembangunan
ekonomi
tentu
memerlukan dana yang tidak sedikit dan berkesinambungan, oleh karena itu dalam
hal pengerahan dana masyarakat tidak dapat dikesampingkan peranan lembaga
perbankan. Bank sebagai lembaga yang bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat,
memiliki peranan dan posisi yang strategis dalam pembangunan nasional. Dimana
sebagai lembaga perantara keuangan masyarakat (Financial Intermediary), Bank
menjadi media perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana ( Surplus of
fouds) dengan pihak-pihak yang kekurangan atau memerlukan dana ( Lack of fouds).
1
Herowati Poesoko, Dinamika Hukum Parate Executie Obyek hak Tanggungan, Aswaja
Pressindo, Yogyakarta, 2013, hlm.1.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Di Indonesia sendiri lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen
pembangunan (Agent of Development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak. 2
Mengingat betapa pentingnya peranan lembaga perbankan dalam menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional, sudah semestinya perbankan dalam melakukan
kegiatan operasionalnya haruslah senantiasa diawasi secara ketat oleh pemerintah,
agar lembaga perbankan tersebut tetap sehat dan terus memberikan kontribusinya
dalam pembangunan nasional.
Namun pada perkembangannya laju pembangunan ekonomi tidak senantiasa
berjalan lurus tanpa adanya hambatan yang terjadi. Dimana pada tahun 1998
pembangunan ekonomi sempat terhenti karena terjadinya krisis moneter yang
melanda Indonesia, yang hal ini berdampak juga terhadap dunia perbankan di
Indonesia, dimana banyak Bank-bank baik Bank pemerintah maupun Bank swasta
harus mengalami kebangkrutan sebagai dampak dari pada krisis moneter yang
melanda Indonesia.
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, merupakan krisis
perbankan terparah dalam sejarah perbankan nasional yang menyebabkan
menurunnya kinerja perbankan nasional. Melihat kondisi tersebut, pemerintah
2
Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis (Telaah tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi), Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2009, hlm.90.
Universitas Sumatera Utara
3
menjalankan kebijakan reformasi perbankan pada tahun 1999 dengan melakukan
penutupan Bank, pengambilalihan 7 Bank, rekapitulasi 9 Bank, dan menginstruksikan
73 Bank untuk mempertahankan operasinya tanpa melakukan rekapitulasi, sehingga
pada tahun 2001 hanya tersisa 151 Bank yang mampu diselamatkan oleh pemerintah
dari krisis moneter tersebut.3
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 yang menyebabkan
banyaknya Bank-bank di Indonesia yang mengalami kebangkrutan, dimana hal ini
oleh banyak pengamat disebabkan oleh salah satunya karena tidak menerapkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan baik, hal ini terbukti dari
penerapan sistem regulator yang payah, standard akutansi dan audit yang tidak
konsisten, banyak terjadinya praktik Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN),
pemberian kredit yang tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian, serta kinerja
keuangan yang tidak terbuka untuk publik menyebabkan tingkat kepercayaan nasabah
untuk menyimpan uangnya pada suatu Bank menurun, sehingga terjadilah penarikan
dana secara besar-besaran oleh nasabah (Rush), dengan kondisi seperti itu
menyebabkan Bank tidak mampu lagi untuk memainkan fungsinya sebagai lembaga
Intermediary, yang menyebabkan Bank mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu,
tingkat kepercayaan nasabah terhadap suatu Bank dirasa sangatlah penting bagi
kelangsungan kegiatan operasional suatu lembaga perbankan.
3
Ekowati Dyah Lestari, Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan
(studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009), Skripsi
Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang, 2009, hlm.2-3.
Universitas Sumatera Utara
4
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga dunia seperti
IMF, Wold Bank dan Asean menunjukan bahwa penerapan prinsip GCG sendiri
dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan nilai ( Valuation) perusahaan tersebut,
dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, mengurangi resiko yang
mungkin dilakukan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri,
dan umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor. Sebaliknya GCG
yang buruk dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Dimana seperti yang diketahui bahwa berdasarkan sebuah survey yang dilakukan
oleh Mc Kinsey & Co menunjukan bahwa GCG menjadi perhatian utama para
Investor menyamai kinerja financial dan potensi pertumbuhan, khususnya bagi pasarpasar yang sedang berkembang (emerging market).4
Prinsip GCG itu sendiri merupakan suatu tata kelola perusahaan yang
dilandasi oleh 5 (lima) prinsip dasar, dimana kelima prinsip tersebut mendasari suatu
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, adapun kelima prinsip dasar
tersebut antara lain:
1. Prinsip Akuntabilitas
2. Prinsip Kemandirian
3. Prinsip Transparansi
4. Prinsip Pertanggungjawaban
5. Prinsip Kewajaran
4
Neni Sri Imaniyati, Op.Cit., hlm.232.
Universitas Sumatera Utara
5
Sehingga dengan adanya kelima prinsip yang mendasari suatu perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan-perusahaan tersebut dapat
memiliki daya saing dengan perusahaan-perusahaan lainnya, sehingga dengan adanya
kemampuan daya saing tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghadapi
segala macam kendala-kendala yang terjadi, baik kendala yang datangnya dari dalam
perusahaan itu sendiri ataupun kendala yang datangnya dari luar perusahaan itu
sendiri.
Penerapan prinsip GCG sendiri pada dasarnya tidaklah bersifat imperatif.
Dengan pengertian lain bahwa penerapan prinsip GCG oleh suatu perusahaan
merupakan suatu pilihan dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih
merupakan suatu etika bisnis dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya
(mandatory).5 Namun karena banyaknya tuntutan zaman yang mengharuskan agar
prinsip GCG diterapkan pada perusahaan-perusahaan, maka penerapan prinsip GCG
yang semula merupakan suatu pilihan kemudian ditransformasikan menjadi suatu
kewajiban. Dimana bentuk transformasi dari penerapan prinsip GCG ini adalah
dengan dibentuknya suatu peraturan perundang-undangan, baik yang mencerminkan
prinsip GCG maupun peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur
penerapan prinsip GCG.6
5
Indra Surya & Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance
(Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa demi kelangsungan Usaha), Kencana Pranada Media Group,
Jakarta, 2008, hlm.109.
6
Ibid., hlm.111.
Universitas Sumatera Utara
6
Mengingat pentingnya penerapan prinsip GCG pada suatu perusahaan
perbankan, maka selanjutnya pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai macam
bentuk peraturan perundang-undangan, seperti :7
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang mencerminkan prinsip-prinsip
GCG di dalam pasal-pasalnya.
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/27/PBI/2000 tanggal 15 Desember tahun
2000 tentang Bank Umum, dimana didalamnya diatur kriteria yang wajib
dipenuhi oleh calon anggota Direksi dan Komisaris Bank Umum, serta batasan
transaksi yang diperbolehkan atau dilarang dilakukan oleh pengurus Bank.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 5/25/PBI/2003 tentang penilaian kemampuan dan
kepatutan (Fit and Proper Test) yang harus dipenuhi oleh calon Direksi dan
Komisaris Bank untuk menjadi pengurus Bank.
4. Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan Manajemen
Resiko bagi Bank Umum, yang selanjutnya ditindak lanjuti lagi dengan
diterbitkannya SE No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003. dan masih
banyak lagi peraturan lainnya yang mencerminkan prinsip GCG.
Oleh karena itu, dengan diterbitkannya berbagai bentuk peraturan perundangundangan yang mencerminkan prinsip GCG tersebut, diharapkan agar terciptanya
suatu sistem perbankan yang sehat melalui penerapan prinsip GCG pada sistem
perbankan. Untuk mewujudkan pelaksanaan prinsip GCG tersebut, industri
7
Ibid., hal.117.
Universitas Sumatera Utara
7
perbankan perlu dikelola dan dimiliki oleh pihak-pihak yang senantiasa memiliki
kompetensi dan integritas yang tinggi serta memenuhi persyaratan lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.8
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas
membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul “ Aspek Hukum Terhadap
Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di
Indonesia (Studi pada PT. Bank Sumut, Medan), sebagai judul skripsi.
B. Permasalahan
Berdasarkan pemaparan Latar Belakang Masalah di atas, maka dapat
dijabarkan beberapa Permasalahan yang akan dibahas di dalam skripsi ini yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT. Bank
Sumut, Medan?
2. Apa manfaat yang dirasakan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance pada PT. Bank Sumut, Medan?
3. Apa saja yang menjadi hambatan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance pada PT. Bank Sumut, Medan?
8
Indra Surya & Ivan Yustiavandana, Loc.Cit.., hlm.117.
Universitas Sumatera Utara
8
C. Tujuan Penulisan
Dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang
hendak di capai. Adapun tujuan yang hendak di capai dari penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate Governace pada PT. Bank
Sumut, Medan;
2. Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan dalam penerapan prinsip Good
Corporate Governance pada PT. Bank Sumut, Medan;
3. Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance pada PT. Bank Sumut, Medan.
D. Manfaat Penulisan
Pembahasan Skripsi ini, diharapkan juga dapat memberikan manfaat antara
lain :
1. Secara Teoretis
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan,
memberikan sumbangan pemikiran, serta memberikan tambahan dokumentasi
karya tulis, literatur, dan bahan-bahan informasi ilmiah lainnya di dalam bidang
Hukum Perdata pada umumnya, secara khusus juga diharapkan skripsi ini dapat
memberikan pengetahuan tentang penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan
Universitas Sumatera Utara
9
2. Secara Praktis
Penulisan Skripsi ini juga sebagai salah satu bentuk latihan dalam menyusun
suatu karya ilmiah meskipun masih sederhana. Pelaksanaan hasil penelitian yang
dilakukan juga dapat memberikan tambahan pengetahuan serta pengalaman di
dalam bidang perbankan. Skripsi ini juga ditujukan kepada kalangan Praktisi dan
Penegak Hukum serta Masyarakat untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana penerapan prinsip GCG dalam perbankan, apa manfaat yang dirasakan
jika menerapkan prinsip GCG tersebut, serta memberikan pengetahuan dan
informasi kepada para Praktisi Hukum, Civitas Akademik, dan Pemerintah sendiri
untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai dalam penerapan
prinsip GCG tersebut.
E. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan hal yang penting dalam upaya mencapai tujuan
tertentu di dalam penulisan skripsi. Hal ini dilakukan agar terhindar dari suatu kesan
dan penilaian bahwa penulisan skripsi dibuat dengan cara asal-asalan dan tanpa
didukung dengan data yang lengkap. Oleh karena itulah, maka dalam melakukan
penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Sifat Penelitian
Sifat Penelitian yang dilakukan dalam Skripsi ini adalah Deskriptif
Analistis. yaitu menggambarkan semua gejala dan fakta serta menganalisa semua
permasalahan yang ada sehubungan dengan aspek hukum terhadap penerapan
prinsip GCG dalam dunia perbankan.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Metode Pendekatan
Penelitian ini mempergunakan pendekatan Yuridis Empiris. Dimana metode
pendekatan Yuridis dalam penelitian ini yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan
atau data sekunder yang meliputi Buku-buku serta Norma-norma Hukum yang
terdapat pada peraturan Perundang-undangan, Asas-asas Hukum, Kaedah Hukum,
dan Sistematika Hukum serta mengkaji ketentuan Perundang-undangan, dan
bahan-bahan hukum lainnya.9
Pendekatan Empiris yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan empiris tentang hubungan hukum terhadap masyarakat, yang
dilakukan dengan cara mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang
nyata atau sesuai dengan kehidupan yang nyata dalam masyarakat dan
dihubungkan pada analisis terhadap peraturan Perundang-undangan. .10
Penelitian ini dititikberatkan kepada langkah-langkah pengamatan dan
analisa yang bersifat empiris terhadap suatu permasalahan yang terjadi. Dimana
adapun Pendekatan penelitian ini akan dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
9
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum, Bayu Media Publishing, Jakarta,
2005, hlm.29.
10
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007, hlm.42.
Universitas Sumatera Utara
11
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan data-data yang diperoleh penulis dari buku-buku, serta bentukbentuk karya tulis lainnya seperti jurnal-jurnal yang berkaitan dengan judul
skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan ( Field Research)
Merupakan data-data yang diperoleh langsung untuk mengetahui bagaimana
penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan, manfaat yang dirasakan jika
menerapkan prinsip GCG, bentuk hambatan yang terjadi dalam penerapan
prinsip GCG yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut, Medan. Penelitian
lapangan ini sendiri dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan, dimana dalam
penelitian ini untuk memanfaatkan data yang ada maka dilakukan dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
1) Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan mengumpulkan data menganalisis
bahan-bahan tertulis yang digunakan dalam peristiwa hukum seperti
melihat profil perusahaan, dan juga melihat peraturan-peraturan yang ada
dan berlaku hanya bagi PT. Bank Sumut, Medan.
2) Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan teknik dan pedoman
wawancara, dimana yang menjadi narasumber dalam wawancara ini
adalah Bapak Indra Fadillah SH., sebagai pegawai PT Bank Sumut Divisi
Kepatuhan yang terkait dengan bidang tugasnya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
12
4. Sumber Data
Secara umum, maka di dalam penelitian hukum biasanya sumber data
dibedakan atas :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, seperti misalnya
melakukan penelitian di lapangan.11 Dalam hal ini penulis dapat memperoleh
data primer dari PT. Bank Sumut, Medan.
b. Data Sekunder
Data yang tidak diperoleh dari sumber yang pertama, melainkan data yang
diperoleh dari bahan pustaka. Misalnya: data yang diperoleh dari dokumendokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat
kabar, makalah, dan lain sebagainya.12 Dalam penulisan penelitian ini, data
sekunder yang digunakan berupa:
1) Bahan Hukum Primer
Adalah bahan hukum yang mengikat, yaitu dokumen peraturan mengikat
yang telah ditetapkan oleh pemerintah antara lain, Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
2/27/PBI/2000 tanggal 15 desember tahun 2000 tentang Bank Umum serta
peraturan-peraturan lainnya.
11
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta Cet.3, 1986, hlm.51.
Ibid., hlm.52.
Universitas Sumatera Utara
13
2) Bahan Hukum Sekunder
Adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum
primer yang digunakan. Yaitu hasil kajian terhadap penerapan prinsip
GCG yang berasal dari buku-buku, makalah-makalah, literatur, hasil
penelitian, dan hasil karya dari kalangan hukum.
3) Bahan Hukum Tersier
Adalah Bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder yang digunakan. Yaitu kamus,
surat kabar, majalah, internet serta bahan lainnya yang berkaitan dengan
penulisan skripsi ini.
5. Analisis Data
Setelah data primer dan data sekunder diperoleh selanjutnya dilakukan
analisis data yang didapatkan dengan mengungkapkan kenyataan-kenyataan
dalam bentuk kalimat, terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut,
penulis menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu suatu tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan
oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, yang
diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
F. Keaslian Penulisan
Penelitian yang berjudul: Aspek Hukum Terhadap Implementasi Prinsip
Good Corporate Governance Dalam Dunia Perbankan di Indonesia ( Studi Pada
PT. Bank Sumut, Medan) adalah benar merupakan hasil karya dari penulis sendiri,
Universitas Sumatera Utara
14
tanpa meniru karya tulis milik orang lain. Oleh karena itu, keaslian dan kebenaran ini
dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis sendiri serta telah sesuai dengan asas-asas
keilmuan yang harus dijunjung tinggi secara akademik yaitu terbuka, rasional,
objektif, dan kejujuran. dimana hal ini merupakan implikasi etis dalam proses
menentukan kebenaran ilmu sehingga dengan demikian penulis karya tulis ini dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritik-kritik yang
sifatnya konstruktif, selain itu semua informasi dalam skripsi ini berasal dari berbagai
karya tulis penulis lain, baik yang dipublikasikan ataupun tidak, serta telah diberikan
penghargaan dengan mengutip nama sumber penulis dengan benar dan lengkap.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjadi salah satu metode yang digunakan dalam
penulisan skripsi ini, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun serta
mempermudah untuk memahami isi dari Skripsi ini. Dalam penulisan Skripsi ini
sendiri terbagi atas 5 (lima) Bab, dimana masing-masing Bab dibagi atas beberapa
Sub Bab, urutan Bab di dalam skripsi ini disusun secara sistematis dan saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Uraian singkat atas Bab dan Sub-sub
Bab adalah sebagai berikut:
BAB I:
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah yang menjadi dasar dari
penulisan. Lalu berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dibuatlah
suatu perumusan masalah dan tujuan serta manfaat dari penulisan
Universitas Sumatera Utara
15
skripsi ini. Pada bab ini juga menerangkan tentang keaslian penulisan,
metode penelitian yang digunakan serta sistematika dari penulisan
skripsi.
BAB II:
TINJAUAN UMUM TENTANG PENERAPAN PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa Tinjauan Umum tentang
Prinsip GCG, dimana pada bab ini diuraikan juga ke dalam beberapa
sub bab diantaranya: pengertian GCG, prinsip-prinsip GCG, manfaat
dan tujuan penerapan prinsip GCG, organ-organ tambahan dalam
perseroan sebagai bentuk penerapan prinsip GCG
BAB III:
IMPLEMENTASI
PRINSIP
GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE DALAM DUNIA PERBANKAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian dan dasar hukum
Bank, bentuk-bentuk Bank, latar belakang penerapan prinsip GCG
dalam dunia perbankan. Serta beberapa praktek GCG dalam
perusahaan perbankan.
Bab IV:
ASPEK HUKUM TERHADAP PENERAPAN PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DALAM DUNIA PERBANKAN
Pada bab ini merupakan studi kasus mengenai aspek hukum terhadap
penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan studi kasus yang
dilakukan pada PT. Bank Sumut, Medan. Dimana pada bab IV ini
Universitas Sumatera Utara
16
terdapat beberapa sub bab antara lain: penerapan prinsip GCG yang
dilakukan oleh PT Bank Sumut, medan, manfaat penerapan prinsip
GCG pada PT Bank Sumut, Medan, serta hambatan dalam penerapan
prinsip GCG di PT Bank Sumut, Medan.
Bab V:
PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup, dimana pada bab kelima ini akan
diuraikan tentang kesimpulan terhadap penulisan skripsi ini dan saransaran terhadap penerapan prinsip GCG dalam dunia perbankan.
Universitas Sumatera Utara