Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang
digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. yaitu penelitian yang menghubungkan
dua variabel atau lebih. (Erlina, 2011:29).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil di Bursa Efek Indonesia
melalui situsnya www.idx.co.id periode 2010-2015.Penelitian ini dimulai pada Mei
2016 sampai dengan Agustus 2016.

3.3 Batasan Operasional
Adapun batasan-batasan operasional pada penelitian ini, antara lain :
1. Subjek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode yang
diamati yaitu selama 6 tahun, dari tahun 2010 sampai dengan 2015.
2. Penelitian ini membatasi hanya melihat pengaruh struktur modal, kinerja
keuangan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2015.

3. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini struktur modal, kinerja keuangan,
pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen
dan nilai perusahaan manufaktur sebagai variabel dependennya.

28
Universitas Sumatera Utara

29

3.4 Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1. Struktur Modal
Rasio yang sering digunakan dalam menilai struktur modal adalah Debt to
Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan

ekuitas


dalam

melunasi

hutang-hutangnya.

DER

dihitung

berdasarkan perbandingan antara total hutang terhadap total ekuitas. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:

DER =

Total Liabilities
Total Ekuitas

2. Kinerja Keuangan
Rasio yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan adalah

Return on Equity (ROE). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan ekuitas dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini,
maka semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian
pula sebaliknya. ROE dihitung berdasarkan perbandingan antaralaba bersih (net
profit) terhadap total ekuitas (equity), yang dirumuskan sebagai berikut:

3. Pertumbuhan Perusahaan

��� =

��� ������
������

Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan total aset
perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar pula hasil

Universitas Sumatera Utara

30


operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pertumbuhan Total ����� =

����� ����� (t ) − ����� ����� ( t − 1)
����� ����� ( t − 1)

4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma natural besaran total aset
yang dimiliki oleh perusahaan.Jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai
perusahaan jika dilihat dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari
sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan
akan meningkatkan nilai perusahaan(Suharli, 2006). Ukuran perusahaan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Size= Ln of Total Aktiva

3.4.2 Variabel Dependen
Variabel Dependen pada penelitian ini adalah nilai perusahaan. Rasio yang
sering digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah Price to book value ratio
(PBV). PBV merupakan rasio pasar (market value) yang digunakan untuk

menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap
jumlah modal. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi. Semakin
tinggi harga saham, maka semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi
pemegang saham.PBV dapat dirumuskan sebagai berikut:
��� =

������ ����� ��� �ℎ���
���� ����� ��� �ℎ���

Universitas Sumatera Utara

31

Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Penelitian
Struktur
Modal/
Debt to Equity

Ratio (X 1 )

Kinerja
keuangan/
Returnon
Equity(X 2 )

Pertumbuhan
Perusahaan
(X 3 )
Ukuran
Perusahaan
(X 4 )

Nilai
Perusahaan/
Price to Book
Value (Y)

Definisi Operasional

Struktur modal
diproksikan dengan DER
yaitu rasio yang digunakan
untuk mengukur
kemampuan ekuitas dalam
melunasi hutang.
Kinerja keuangan
diproksikan dengan ROE
yaitu rasio yang digunakan
untuk mengukur
kemampuan ekuitas dalam
menghasilkan laba bersih.
Pertumbuhan perusahaan
diproksikan dengan
pertumbuhan total aset
perusahaan.
Ukuran perusahaan
diproksikan dengan
logaritma natural
besarantotal assetyang

dimiliki oleh perusahaan.
Nilai Perusahaan
diproksikan dengan PBV
yaitu rasio pasar (Market
rasio) yang digunakan
untuk menunjukkan
tingkat kemampuan
perusahaan menciptakan
nilai relative terhadap
jumlah modal.

Indikator

Skala
Pengukuran

����� �����������
����� ������

Rasio


��� ������
������

Rasio

���������� (t ) − ���������� ( t − 1)

Rasio

�� ����� �����

Rasio

������ ����� ��� �ℎ���
���� ����� ��� �ℎ���

Rasio

���������� ( t − 1)


3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dari tahun 2010-2015, dengan jumlah populasi sebanyak 143 perusahaan.
Perusahaan manufaktur terdiri atas tiga sektor, yaitu industri dasar dan kimia,
aneka industri, dan industri barang konsumsi. Pemilihan perusahaan manufaktur
karena perusahaan manufakturmerupakan kelompok industri dengan jumlah

Universitas Sumatera Utara

32

populasi terbanyak serta dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan bisnis
nasional. Disamping itu perusahaan manufaktur juga merupakan sektor yang
memiliki kompleksitas bisnis yang tinggi. Atas dasar itulah populasi penelitian ini
mengambil perusahaan manufaktur yang dimulai dari tahun 2010-2015.
Teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang berturut-turut mengeluarkan
laporan keuangan auditan selama tahun 2010-2015.
2. Aktif dalam perhitungan saham selama tahun penelitian (tidak delisting)

selama tahun 2010-2015
3. Tidak mengalami kerugian selama tahun 2010-2015.
4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan laporan keuangandalam mata uang
rupiah.
Berdasarkan kriteria di atas, maka berikut daftar perusahaan manufaktur
yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 3.2
Kriteria Pemilihan Sampel
No
1
2
3
4
5

Keterangan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2015
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang tidak berturut-turut
mengeluarkan laporan keuangan auditan selama tahun 2010-2015.
Aktif dalam perhitungan saham selama tahun penelitian (tidak delisting)
Mengalami kerugian selama tahun 2010-2015.
Perusahaan manufaktur yang menggunakan laporan keuangan dalam mata
uang asing
Sampel Penelitian

Jumlah
143
(33)
(24)
(30)
(15)
41

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut maka diperoleh 41
(empat puluh satu) perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sebagaisampel
dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan selama enam tahun mulai dari tahun

Universitas Sumatera Utara

33

2010 sampai dengan tahun 2015, maka penelitian ini menggunakan 246 observasi.
Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Daftar Sampel Penelitian
NO
KODE
NAMA PERUSAHAAN
1
INTP
PT. Indocement Tunggal PrakasaTbk
2
SMCB
PT. Holcim IndonesiaTbk
3
SMGR
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
4
AMFG
PT. Asahimas Flat Glass Tbk
5
TOTO
PT. Surya Toto Indonesia Tbk
6
BTON
PT. Beton Jaya Manunggal Tbk
7
INAI
PT. Indal Aluminium Industry Tbk
8
LION
PT. Lion Metal Works Tbk
9
LMSH
PT. Lionmesh PrimaTbk
10
PICO
PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
11
BUDI
PT. Budi Starch and Sweetener Tbk
12
EKAD
PT. Ekadharma International Tbk
13
SRSN
PT. Indo Acidatama Tbk
14
IGAR
PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
15
TRST
PT. Trias Sentosa Tbk
16
CPIN
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
17
JPFA
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
18
KDSI
PT. Kedaung Setia Industrial Tbk
19
UNIT
PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
20
ASII
PT. Astra Internasional Tbk
21
AUTO
PT. Astra Otoparts Tbk
22
SMSM
PT. Selamat Sempurna Tbk
23
INDS
PT. Indospring Tbk
24
NIPS
PT. Nipress Tbk
25
BATA
PT. Sepatu BataTbk
26
KBLI
PT. KMI Wire and Cable Tbk
27
KBLM
PT. Kabelindo Murni Tbk
28
AISA
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
29
INDF
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
30
MLBI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
31
MYOR
PT. Mayora Indah Tbk
32
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
33
GGRM
PT. Gudang Garam Tbk
34
HMSP
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
35
DVLA
PT. Darya- Varia Laboratoria Tbk
36
KAEF
PT. Kimia Farma (Persero)Tbk
37
KLBF
PT. Kalbe Farma Tbk
38
MERK
PT. MERC Tbk
39
ADES
PT. Akasha Wira International Tbk
40
TCID
PT. Mandom Indonesia Tbk
41
UNVR
PT. Unilever Indonesia Tbk
Sumber: www.idx.co.id

Universitas Sumatera Utara

34

3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang
informasinya diperoleh dalam bentuk data yang sudah diolah dan dipubllikasikan
oleh perusahaan, yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara.
Sumber

data

berasal

dari

hasil

publikasi

Bursa

Efek

Indonesia

situs www.idx.co.iddengan cara mendownload laporan tahunan (annual report)
perusahaan manufaktur.

3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode dokumentasi.Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi
dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal, dan buku-buku
referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpukan
data sekunder yang relevan.

3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Situmorang dan Lufti (2015), analisis deskriptif merupakan
analisis yang menggambarkan data secara umum dan berusaha menjelaskan atau
menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti melihat mean, varians, modus,
median, serta distribusi frekuensi.\

Universitas Sumatera Utara

35

3.8.2 Analisis Regresi Data Panel
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
data panel untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kinerja keuangan,
pertumbuhan dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Analisis data
dilakukan dengan bantuanEviews 7. Model regresi datapanel yang digunakan
untuk menguji hipotesis dengan model dasar sebagai berikut:
� = � + �1 �1 + �2 �2 + �3 �3 + �4 �4 + e

Keterangan:
Y

= Nilai Perusahaan



= Konstanta,

�1

�2

�3

= Struktur Modal
= Kinerja Keuangan
= Pertumbuhan Perusahaan

�4

= Ukuran Perusahaan

e

= Standard error

b1 - b 5 = koefisien regresi variabel�
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa
pendekatan yang digunakan yaitu:
1. Common Effect Model (CEM) atau Pooled Least Square (PLS)
Pendekatan ini cukup sederhana. Tekniknya hampir sama seperti membuat
regresi dengan data cross section atau time series. Namun untuk data panel, perlu
mengkombinasikan data cross section dengan data time series terlebih dahulu
sebelum memulai regresi. Metode ini bisa menggunakan Ordinary Least Square
(OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.

Universitas Sumatera Utara

36

2. Fixed Effect Model (FEM)
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa adanya variabel-variabel yang tidak
semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intersep yang
tidak konstan. Artinya intersep ini mungkin berubah untuk setiap individu dan
waktu.
3. Random Effect Model (REM)
Jika pada model efek tetap perbedaan antarindividu atau waktu dicerminkan
lewat intersep, maka pada model ini perbedaan tersebut diakomodasi lewat error.
Teknik ini juga memperhitungkan bahwa gangguan mungkin berkorelasi
sepanjang time series dan cross section.
Adapun langkah-langkah untuk pemilihan model data panel adalah sebagai
berikut:
1.

Estimasi dengan Fixed Effect Model

2.

Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:
H 0 = Pooled Least Square
H 1 = Fixed Effect Model
Tolak H 0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H 1 diterima.

3.

Estimasi dengan Random Effect Model

4.

Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:
H 0 = Random Effect Model
H 1 = Fixed Effect Model

Universitas Sumatera Utara

37

Tolak H 0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H 1 diterima
3.9 Uji Asumsi Klasik
3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan
variabel dependen mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan
lufti, 2015 : 114).Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual
denganmenggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Tingkat signifikansiyang digunakan α
= 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angkaprobabilitas dari
statistik J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

b. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

3.9.2 Uji Multikolinearitas
“Multikolinearitas merupakan suatu kejadian di mana terjadi korelasi atau
hubungan linear yang kuat di antara variabel-variabel bebas” (Gio, 2015:28).
Untuk mendeteksi apakah terindikasi terjadi gejala multikolinearitas, dapat
digunakan pendekatan matriks korelasi dari variabel bebas. Jika terdapat nilai
korelasi diatas 0,9 antar variabel bebas, maka diindikasi terjadi multikolinearitas
(Ghozali, 2013:105).

3.9.3 Uji Autokorelasi
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar
dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

38

“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of
predictors in the model and the number of observations. For accuracy,
youshould look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's
(1951)original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1
orgreater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to
2 may stil be problematic depending on your sample and model”.

3.9.4 Uji Heteroskedastisitas
Asumsi homoskedastisitas menyatakan terjadi kesamaan varians dari
error(errors with constant variance) untuk setiap tingkatan atau level dari
variabelbebas. Ketika asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi, maka peristiwa
tersebut disebut heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasdapat
dilakukan dengan uji Breusch-Pagan-Godfrey (Gio, 2015:57). Dasar pengambilan
keputusan adalah melihatangka probabilitas dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika probabilitas koefisien regresi variabel bebas >0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika probabilitas koefisien regresi variabel bebas 5%, maka H 0 diterima atau H a ditolak
b. Apabila profitabilitas < 5%, maka H 0 ditolak atau H a diterima

3.10.2 Uji Signifikan Parsial (t-test)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh koefisien regresi secara
parsial(masing-masing) dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya, yaitu:
a. H 0 : b i = 0, artinya semua variabel independen secara parsial berpengaruh tidak
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Ha : bi ≠ 0, artinya semua variabel independen secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu :
1. Apabila profitabilitas > 5%, maka H 0 diterima atau H a ditolak.
2. Apabila profitabilitas < 5%, maka H 0 ditolak atau H a diterima.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan
1. PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk berdiri pada 16 July 1971 dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Nopember 1992 dengan kode
emiten INDF. Aktivitas perusahaan meliputi: parbrikasi semen, bahan-bahan
bangunan, pertambangan, konstruksi, dan perdagangan.
2. PT. Holcim Indonesia Tbk
PT. Holcim Indonesia berdiri pada tanggal 15 Juni 1971 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1997 dengan kode emiten
SMCB.Holcim Indonesia (HIL) adalah perusahaan penyedialayanan dan bahan
bangunan berbasis semen yangkegiatan usahanya berlangsung di dua pulau Jawa
dan Sumatera.
3. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk
PT. Semen Indonesia berdiri pada 25 Maret 1953 sebelumnya bernama PT
Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industrisemen. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 08 Juli 1991
dengan kode emiten SMGR. Perusahaan ini merupakan BUMN pertama yang go
public

dengan

menjual

40

juta

lembar

saham

kepada

masyarakat.

Komposisipemegang saham pada saat itu: negara RI 73% dan masyarakat 27%.

40
Universitas Sumatera Utara

41

4. PT. Asahimas Flat Glass Tbk
PT. Asahimas Flat Glass berdiri pada 07 Oktober 1971 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Desember 2000 dengan kode emiten
AMFG. Sesuai dengan anggaran dasar perseroan, maksud dan tujuan perseroan
adalah mendirikan dan menjalankan industri kaca, ekspor impor dan jasa
laboratorium penguji mutu kaca. Jenis produk Perseroan terbagi dalam 2 kategori:
kaca lembaran termasuk kaca cermin dan kaca Pengaman termasuk kaca otomotif
5. PT. Surya Toto Indonesia Tbk
PT. Surya Toto Indonesia berdiri pada 01 Juli 1977 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 30 Oktober 1990 dengan kode emiten TOTO.
Perseroan didirikan dengan tujuan untuk memproduksi dan menjual produk
saniter (kloset, wastafel, urinal, bidet dan sebagainya), fitting (kran, shower, dan
sebagainya), dan peralatan sistem dapur, kabinet vanity dan aksesoris seperti
tempat tissue, tempat sabun, gantungan handuk dan sebagainya.
6. PT. Beton Jaya Manunggal Tbk
PT. Beton Jaya Manunggal berdiri pada 27 Februari 1995 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Juli 2001 dengan kode emiten BTON.
Perseroan memiliki 4 lini mesin produksi dan seluruhnya berada di Jawa Timur.
Seluruh mesinproduksi tersebut hanya menghasilkan satu jenisproduk, yaitu besi
beton polos dengan diameter 6sampai 12 mm.
7. PT. Indal Aluminium Industry Tbk
PT. Indal Aluminium Industry berdiri pada 16 Juli 1971 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 05 Desember 1994 dengan kode emiten INAI.

Universitas Sumatera Utara

42

Perusahaan ini adalah salah satu produsen aluminium ekstrusi terpadu terbesar di
kawasan Asia Tenggara. Anak perusahaan Maspion Group ini memproduksi
aluminium extruder untuk produk architectural, electronic dan precision part,
produk ladder/ tangga, dan produk komoditi lainnya.
8. PT. Lion Metal Works Tbk
PT. Liom Metal Works berdiri pada 16 Agustus 1972 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 20 Agustus 1993 dengan kode emiten LION.Ruang
lingkup kegiatan perusahaan antara lain peralatan kantor, sistem penyimpanan
arsip, brankas, peralatan pengaman, peralatan pergudangan, bahan bangunan dan
konstruksi, kanal C dan sejenisnya dan yang memberikan konstribusi terbesar
adalahproduk peralatan kantor dan produkpergudangan.
9. PT. Lionmesh Prima Tbk
PT Lionmesh Prima Tbk didirikan di Indonesia mengubah nama PT Lion
Weldmesh Prima. Berdiri pada 14 Desember 1982 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 04 Juni 1990 dengan kode emiten LMSH. Ruang lingkup kegiatan
perusahaan antara lain meliputi industrybesi kawat seperti weldmesh dan
sejenisnya dan steel fabrication.
10. PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
PT. Pelangi Indah Canindo berdiri pada 16 Oktober 1960 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Septembber 1996 dengan kode emiten
PICO.Ruang lingkup kegiatan perusahaan antara lain produk steel drum,tabung
gas elpiji, kaleng pail, kaleng biskuit dan kaleng umum serta jasa cetak
logam(metal printing).

Universitas Sumatera Utara

43

11. PT. Budi Starch and Sweetener Tbk
Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk didirikan di Jakarta
pada 15 Januari 1979 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 08 Mei 1995
dengan kode emiten BUDI. Perusahaan ini berkegiatan di bidang manufaktur
bahan kimia dan produk makanan, termasuk produk turunan yang dihasilkan dari
ubi kayu, ubi jalar, kelapa sawit, kopra dan produk pertanian lainnya dan industri
lainnya khususnya industri plastik. Saat ini, Perusahaan bergerak dalam
pembuatan dan penjualan tepung tapioka, glukosa dan fruktosa, asam sitrat,
karung plastik, asam sulfat dan bahan-bahan kimia lainnya.
12. PT. Ekadharma International Tbk
PT. Ekadharma International berdiri pada 18 Nopember 1981 dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan kode emiten
EKAD.

Sejak

tahun 1983,

perseroan

mengembangkan usahanya ke

bidangindustri pita perekat dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar diIndonesia.
13. PT. Indo Acidatama Tbk
PT Indo Acidatama Tbk berdiri pada 07 Desember 1982 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Januari 1993 dengan kode emiten
SRSN.Kegiatan perusahaan ini meliputi industri pakaian jadi, kimia dasar,
kemasan dari plastik dan perdagangan ekspor dan impor.
14. PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
PT. Champion Pasific Indonesia berdiri pada 30 Oktober 1975 dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 05 Nopember 1990 dengan kode emiten
IGAR. Kegiatan usaha utama Perusahaan yaitu menjalankan usaha-usaha dalam

Universitas Sumatera Utara

44

bidang industri pembuatan wadah, kemasan dan perlengkapannya terutama yang
dipergunakan untuk keperluan industri farmasi, kosmetika dan makanan serta alatalat kesehatan, laboratorium dan barang-barang lain yang berhubungan dengan
usaha tersebut di atas.
15. PT. Trias Sentosa Tbk
PT. Trias Sentosa berdiri pada 23 Nopember 1979 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 20 Juli 1990 dengan kode emiten TRST. Produk
utama dari Perseroan adalah BOPP film dan polyester film yang digunakan secara
luas sebagai bahankemasan untuk bermacam-macam barang.
16. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
PT. Charoen Pokphand Indonesia berdiri pada 07 Januari 1972 dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Maret 1991 dengan kode emiten CPIN.
ruang

lingkup

kegiatan

CPIN

terutama

meliputi

industri

makanan

ternak,pembibitan dan budidaya ayam ras serta pengolahannya, industri
pengolahanmakanan, pengawetan daging ayam dan sapi termasuk unit-unit cold
storage, menjual makanan ternak, makanan, daging ayam dan sapi, bahan-bahan
asal hewan di wilayah Indonesia, maupun ke luar negeri.
17. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk adalah perusahaan yang memproduksi
pellet kopra yang didirikan pada tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java
Pelletizing Factory sebagai perusahaan ventura dari PT Perusahaan Dagang dan

Universitas Sumatera Utara

45

Industri Ometraco dengan Internasional Graanhandel Thegra NV of the
Netherlands dengan pembagian 50:50. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 23 Oktober 1989 dengan kode emiten JPFA.
18. PT. Kedaung Setia Industrial Tbk
PT. Kedaung Setia Industrial berdiri pada 09 Januari 1973 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 29 Juli 1996 dengan kode emiten KDSI. Perusahaan
ini merupakan perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang industri
peralatan rumah tangga berlapis enamel.
19. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
PT. Nusantara Inti Corpora berdiri pada 30 Mei 1998 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada 18 April 2003 dengan kode emiten UNIT.Bergerak dalam
bidang investasi, industri dan perdagangan.
20. PT. Astra International Tbk
PT Astra Internasional Tbk didirikan pada 20 Februari 1957 dengan nama
PT Astra Internasional Incorporated. Pada 04 April 1990 terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan kode emiten ASII dan mengubah namanya menjadi dengan PT
Astra Internasional Tbk. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi: perakitan
dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan
penyewaan alat-alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan
perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur, dan teknologi informasi.
21. PT. Astra Otoparts Tbk
PT Astra Otoparts Tbk didirikan pada tanggal 20 September 1991 dengan
nama PT Federal diwiraserasi. Perusaaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Universitas Sumatera Utara

46

pada 15 Juni 1998 dengan kode emiten AUTO. Ruang lingkup kegiatan
perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan
bermotor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam bidang industri
logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri plastik.
22. PT. Selamat Sempurna Tbk
PT. Selamat Sempurna berdiri pada 19 Januari 1976 dan terdaftar di
BursaEfek Indonesia pada 09 September 1996 dengan kode emiten SMSM.
Kegiatan usaha ini meliputi Industri alat-alat perlengkapan (suku cadang)
mesinpabrik dan kendaraan.
23. PT. Indospring Tbk
PT Indospring Tbk berdiri pada 05 Mei 1978 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 10 Agustus 1990 dengan kode emiten INDS. Aktivitas Perusahaan
bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraanbermotor khususnya pegas,
yang berupa leaf spring (pegas daun) dan coil spring (pegas spiral).
24. PT. Nippres Tbk
PT. Nippres berdiri pada 14 April 1975 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 20 Oktober 1994 dengan kode emiten NIPS. Nipress memulai
operasionalnya sebagai produsen dansupplier aki motor dan aki mobil.
25. PT. Sepatu Bata Tbk
PT Sepatu Bata Tbk berdiri pada tahun 1931 dan pada 24 Maret 1982
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Sekarang Bursa Efek Indonesia). Perusahaan ini
adalah

perusahaan

asosiasi

dari

Bata

Shoe

Organization.

Perusahaan

memproduksi beragam alas kaki meliputi sepatu kulit dan sandal, sepatu kanvas

Universitas Sumatera Utara

47

built-up, sepatu santai, sepatu olahraga, dan sandal injection moulded. Merek
berlisensi Perusahaan, yang menyertaimerek utama kami, diantaranya terdiri dari
North Star, Power, Bubblegummers, Marie Claire, Weinbrenner,dan lain-lain.
26. PT. KMI Wire and Cable Tbk
PT KMI Wire and Cable Tbk didirikan pada tanggal 19 Januari 1972.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 16 Juli 1992 dengan kode emiten KBLI.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang pembuatan kabel
dan kawat aluminium dan tembaga serta bahan baku lainnya untuk listrik,
elektronika, telekomunikasi, baik yang terbungkus maupun tidak terbungkus,
beserta seluruh komponen, suku cadang, assesori yang terkait dan perlengkapan
perlengkapannya, termasuk teknik rekayasa kawat dan kabel Perusahaan mulai
berproduksi secara komersial pada tahun 1974.
27. PT. Kabelindo Murni Tbk
PT. Kabelindo Murni berdiri pada 19 Januari 1972 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada 01 Januari 1992 dengan kode emiten KBLM. Kabelindo
merupakansalah satu perusahaan produsen kabel listrik dan kabeltelekomunikasi
tertua di Indonesia.
28. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera berdiri pada 26 Januari 1990 dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada 11 Juni 1997 dengan kode emiten AISA. Ruang lingkup
kegiatan Perusahaan

meliputi usaha

bidang

perdagangan,

perindustrian,

peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha
entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie

Universitas Sumatera Utara

48

kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa
sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras.
29. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan dengan nama asli PT.
Panganjaya Intikusuma pada tanggal 14 Agustus 1990 terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 14 Juli 1994 dengan kode emiten INDF. Fokus operasi
perusahaan adalah makanan dan minuman terutama dalam bentuk mie instant.
30. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
PT. Multi Bintang Indonesia berdiri pada 13 Juni 1929 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 07 Juni 1994 dengan kode emiten MLBI. Dengan
riwayat panjang dan intens di Indonesia, multi bintang pun menjadi identik
dengan bir bintang,brand bir favorit dan paling ikonik di Indonesia. Multi bintang
juga memproduksi dan memasarkan brand bir premium internasional, bir bebasalkohol, bintang zero dan inovasi terbaru, bintang radler,dan minuman
ringanberkarbonasi, Green Sands.
31. PT. Mayora Indah Tbk
PT. Mayora Indah berdiri pada 17 Februari 1977 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 04 Juli 1990 dengan kode emiten MYOR.Ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta
agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan menjalankan bidang usaha industri
makanan, kembang gula dan biskuit.

Universitas Sumatera Utara

49

32. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk didirikan pada tanggal 29
Desember 1971 Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 juli
1990 dengan kode emiten ULTJ. Perusahaan ini begerak dalam subsektor industri
makanan dan minuman, secara khusus minuman dalam kemasan yang diproses
dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) seperti susu, susu buah,
minuman tradisional dan minuman kesehatan lainnya. Di samping itu juga
memproduksi makanan, the kotak, buah tropis, susu bubuk dan susu aneka rasa.
33. PT. Gudang Garam Tbk
PT. Gudang Garam berdiri pada 30 Juni 1971 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 27 Agustus 1990 dengan kode emiten GGRM. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM bergerak di bidang
industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok.
34. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal
19 Oktober 1963 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 15 Agustus 1990
dengan kode saham HMSP. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri
dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.
35. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk
PT. Darya Varia Laboratoria berdiri pada 30 April 1976 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 11 Nopember 1991 dengan kode emiten DVLA.
Pabrik Darya-Varia di Gunung Putri memiliki spesialisasi dalam produksi kapsul

Universitas Sumatera Utara

50

gelatin lunak dan produkproduk cair, sementara Pabrik Darya-Varia di Citeureup
memiliki spesialisasi dalam produksi injeksi steril dan produk padat.
36. PT. Kimia Farma Tbk
PT. Kimia Farma berdiri pada 18 Juli 1973 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 14 Juli 2001 dengan kode emiten KAEF. Perseroan memiliki
bidang usaha di bidang industri farmasi,yang didukung oleh manufaktur, riset dan
pengembangan,pemasaran,

distribusi,

ritel,

laboratorium

klinik

dan

klinikkesehatan.
37. PT. Kalbe Farma Tbk
PT Kalbe Farma Tbk didirikan pada tanggal 10 September 1966.
Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juli 1991 dengan
kode emiten KLBF dan termasuk dalam subsektor industri farmasi. Fokus operasi
perusahaan adalah pengolahan dan distribusi produk farmasi (untuk manusia dan
hewan).
38. PT. Merck Tbk
PT. Merck berdiri pada 28 Desember 1970 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 23 Juli 1981 dengan kode emiten MERK. Perusahaan beroperasi
di segmen healthcare, menghadirkan para ahli,produk berkualitas tinggi bagi
pelanggan dan pasien di seluruh Indonesia.
39. PT. Akasha Wira International Tbk
PT. Akasha Wira International berdiri pada 06 Maret 1985 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 11 Juni 1994 dengan kode emiten ADES.Perseroan

Universitas Sumatera Utara

51

bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan
serta produksi dan distribusi produk-produk kosmetika.
40. PT. Mandom Indonesia Tbk
PT. Mandom Indonesia berdiri pada 05 Nopember 1969 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 23 September 1993 dengan kode emiten TCID.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha produk kosmetika, wangi - wangian,
toiletries, bahan pembersih/ perbekalan kesehatan rumah tangga, kemasan plastik
dan barang- barang dari plastik lainnya.
41. PT. Unilever Indonesia Tbk
PT. Unilever Indonesia berdiri pada 05 Desember 1995 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada 05 Maret 2008 dengan kode emiten UNVR. Rangkaian
produk Unilever Indonesia mencakup brand-brand ternama dunia seperti
Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto,
Sunlight, Wall’s, Blue Band, Royco, Bango dan lainnya.

4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan
nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam
perhitungan statistik deskriptif adalah PBV, DER, ROE, pertumbuhan perusahaan,
dan ukuran perusahaan. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh
gambaran sampel sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

52

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif dari PBV, DER, ROE, pertumbuhan perusahaan, dan
ukuran perusahaan
PBV
DER
ROE
Mean
5.104187
0.923902
0.272209
Maximum
167.5600
6.340000
1.431000
Minimum
0.080000
0.100000
0.001000
Std. Dev.
13.69086
0.859619
0.796400
Observations
246
246
246
Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN
0.157984
0.854000
-0.370000
0.160708
246

UKURANPERUSA
HAAN
14.67048
19.31900
11.26700
1.757888
246

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkanbahwa jumlah data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 246 observasi data yang diambil dari laporan
keuangan auditan perusahaan manufaktur pada bursa efek Indonesia periode
2010-2015. Diketahui bahwa nilai perusahaan(PBV) minimum adalah 0,080 pada
PT. Nusantara Inti Corpora dan nilai perusahaan (PBV) maksimum adalah
167,560 yakni PT. Hanjaya Mandala Sampoerna.Rata-rata (mean) nilai
perusahaan (PBV) adalah 5,104, dan standar deviasinya 13,690.
Nilai struktur modal (DER) minimum adalah 0,10 pada PT. Mandom
Indonesiadan maksimum adalah 6,340 pada PT. Indal Aluminium Industry. Nilai
rata-rata (mean) struktur modal DER adalah 0,923, dan standar deviasinya 0,859.
Kinerja keuangan (ROE) minimum adalah 0,001 pada PT. Asahimas Flat
Glass dan maksimum adalah 1,430 pada PT. Multi Bintang Indonesia. Nilai ratarata (mean) adalah 0,272 dan standar deviasinya 0,859.
Pertumbuhan perusahaan minimum adalah -0,370 pada perusahaan Trias
Sentosa dan maksimum adalah 0,854 pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. Nilai
rata-rata (mean) adalah 0,157 dan standar deviasinya 0,160.

Universitas Sumatera Utara

53

Ukuran perusahaan minimum adalah 11,267 pada PT. Lionmesh Prima dan
maksimum adalah 19,319 pada PT. Astra International. Nilai rata-rata (mean)
adalah14.670 dan standar deviasinya 1,757.

4.2.2 Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel struktur modal (DER), kinerja keuangan (ROE), pertumbuhan perusahaan
dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan (PBV) manufaktur. Pengujian
regresi data panel dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen, melalui pengaruh DER (X 1 ), ROE (X 2 ), pertumbuhan
(X 3 ), dan ukuran (X 4 ) terhadap PBV (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel
4.2 berikut:
Tabel 4.2
Pengujian Regresi Data Panel
Dependent Variable: Nilai_Perusahaan?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/26/16 Time: 17:34
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 41
Total pool (balanced) observations: 246
Variable

Coefficient

Struktur_Modal?
2.335670
Kinerja_Keuangan? 11.71838
Pertumbuhan?
-6.498727
Ukuran?
-0.345948
C
6.377087

Std. Error

t-Statistic

1.955193 1.194598
5.862850 1.998752
4.454448 -1.458930
2.292004 -0.150937
33.76720 0.188854

Prob.
0.2337
0.0470
0.1461
0.8802
0.8504

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan pengelolaan data pada Tabel 4.2 pada kolom Coefficients,
diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

54

� = � + �1 �1 + �2 �2 -�3 �3 -�4 �4

Sehingga, persamaan regresi data panel adalah sebagai berikut:
Y = 6,377087+ 2,335670 X 1 + 11,71838 X 2 – 6,498727 X 3 - 0,345948 X 4
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
X 1 = Struktur Modal
X 2 = Kinerja Keuangan
X 3 = Pertumbuhan Perusahaan
X 4 = Ukuran Perusahaan
Interpretasi dari regresi di atas adalah sebagai berikut:
1. Nilai konstanta menunjukkan bahwa tanpa mempertimbangkan variabel
independen, maka nilai perusahaan (PBV) sebesar 6,377087
2. Nilai koefisien struktur modal untuk variabel X 1 2,335670. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan struktur modal (DER) satu satuan maka
variabel nilai perusahaan (PBV) akan naik sebesar 2,335670 dengan asumsi
bahwa variabel lain dianggapkonstan.
3. Nilai koefisien ROE untuk variabel X 2 sebesar 11,71838. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap kenaikan kinerja keuangan (ROE) satu satuan maka variabel nilai
perusahaan (PBV) akan naik sebesar11,71838 dengan asumsi bahwa variabel
lain dianggapkonstan.
4. Nilai koefisien pertumbuhan perusahaan untuk variabel X 3 sebesar -6,498727.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan perusahaan satu
satuan makanilai perusahaan (PBV) akan turun sebesar 6,498727 dengan
asumsi bahwa variabel lain dianggapkonstan.

Universitas Sumatera Utara

55

5. Nilai koefisien ukuran perusahaan untuk variabel X 4 sebesar-0,345948.
menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan (total aset) satu satuan
maka variabel nilai perusahaan (PBV) akan turun sebesar 0,345948 dengan
asumsi bahwa variabel lain dianggapkonstan.
Metode estimasi dalam teknik regresi data panel yang disajikan pada tabel
4.2 tersebut menggunakan tigapendekatan alternatif. Pendekatan-pendekatan
tersebut ialah (1) Metode CommonConstant (The Pooled OLS Method), (2)
Metode Fixed Effect (FEM), dan (3) MetodeRandom Effect (REM). Berikut
merupakan aplikasi dari pemilihan model.

1. Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan
Fixed Effect Model (FEM) dengan Uji Chow
Menurut Gio (2015:69) untuk menentukan apakah model estimasi CEMatau
FEMdalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis yang
diuji sebagai berikut:
�0 : Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

�1 ∶ Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM.

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas cross section F < 0,05, maka �0 ditolak dan �1 diterima.

2. Jika nilai probabilitas cross section F ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1 ditolak.

Berikut hasil berdasarkan uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7.

Universitas Sumatera Utara

56

Tabel 4.3
Hasil dari Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square

Statistic
1.989167
82.042615

d.f.

Prob.

(40,201)
40

0.0011
0.0001

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas
adalah 0,0011. Karena nilai probabilitas< 0,05, maka model estimasi yang
digunakan adalah model fixed effect model (FEM).

2. Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random
Effect Model (REM) dengan Uji Hausman
Menurut Gujarati dalam Gio (2015:70) untuk menentukan apakah model
estimasi FEMatau REMdalam membentuk model regresi, maka digunakan uji
Hausman. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:
�0 : Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

�1 ∶ Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.:
1. Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka �0 ditolak dan
�1 diterima.

2. Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1
ditolak.

Berikut hasil berdasarkan uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7.

Universitas Sumatera Utara

57

Tabel 4.4
Hasil dari Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random

Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f.
15.063729

4

Prob.
0.0046

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.4, diketahui nilai
probabilitas adalah 0,0046. Karena nilai probabilitas (0,0046) < 0,05, maka model
estimasi yang digunakan adalah model fixed effect model (FEM).

4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan
uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan
� = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari
statistik J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

58

24

Series: RESID
Sample 1 246
Observations 246

20

16

12

8

4

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

-0.346382
-0.134554
9.309051
-8.553129
3.004165
-0.104255
3.207049

Jarque-Bera
Probability

0.885046
0.642413

0
-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B
adalah 0,642. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,642, lebih besar dibandingkan
tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi
antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Ghozali (2013:105)
menyatakan jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni
di atas 0,9, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil uji
multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
X1
X2
X1
1.000000
0.142504
X2
0.142504
1.000000
X3
0.138467
0.001425
X4
0.027985
0.115163
Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

X3
0.138467
0.001425
1.000000
0.129197

X4
0.027985
0.115163
0.129197
1.000000

Universitas Sumatera Utara

59

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa korelasi antara struktur modal
(DER) dan kinerja keuangan (ROE) sebesar 0,142.Korelasi antara struktur modal
(DER) dan pertumbuhan perusahaan sebesar 0,138.Korelasi antara struktur modal
(DER) dan ukuran perusahaan sebesar 0,027. Korelasi antara kinerja keuangan
(ROE) dan pertumbuhan perusahaan adalah 0,0014, Korelasi antara kinerja
keuangan (ROE) dan ukuran perusahaan adalah 0,1151. Korelasi antara
pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan adalah 0.1291. Dari hasil
pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini karena nilai
korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0,9 (Ghozali, 2013:105).

4.2.3.3 Uji Autokorelasi
Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat
diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009:220). Nilai statistik
dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Field (2009:220) menyatakan
“Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated.
The test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the
residuals are uncorrelated".

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari
3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan sebagai
berikut:
“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of
predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you
should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951)
original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or

Universitas Sumatera Utara

60

greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2
may stil be problematic depending on your sample and model”.

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Dependent Variable: PBV_Y
Method: Least Squares
Date: 07/26/16 Time: 16:58
Sample: 1 246
Included observations: 246
F-statistic
Prob(F-statistic)

16.78795
0.000000

Durbin-Watson stat

1.522222

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,5222.
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3,
maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala
autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji
Breusch-Pagan-Godfrey. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka
probabilitas dari statistik uji Breusch-Pagan-Godfrey, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared≥ 0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-sqaured< 0,05, maka terjadi
heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

61

Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan-Godfrey
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic
Obs*R-squared

1.699847 Prob. F(4,241)
6.750016 Prob. Chi-Square(4)

0.1507
0.1497

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7, nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared =
0,1497 ≥ 0,05, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dengan kata lain, tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

4.2.4 Pengujian Hipotesis
Pada

pengujian

hipotesis,

akan

dilakukan

pengujian

signifikansi

koefisienregresisecara simultan (uji F), uji signifikansi koefisien regresi secara
parsial(uji t)dan analisis koefisien determinasi. Nilai-nilai statistik dari uji F,uji
tdan koefisien determinasi, tersaji pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Nilai statistik dari Koefisien Determinasi,Uji F, dan Uji t (Fixed Effect
Model)
Dependent Variable: Nilai_Perusahaan?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/26/16 Time: 17:34
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 41
Total pool (balanced) observations: 246
Variable

Coefficient

Struktur_Modal?
2.335670
Kinerja_Keuangan? 11.71838
Pertumbuhan?
-6.498727
Ukuran?
-0.345948

Std. Error

t-Statistic

1.955193 1.194598
5.862850 1.998752
4.454448 -1.458930
2.292004 -0.150937

Prob.
0.2337
0.0470
0.1461
0.8802

Universitas Sumatera Utara

62

Lanjutan Tabel 4.8
C

6.377087

33.76720

0.188854

0.8504

R-squared
0.592522
Adjusted R-squared 0.503323
S.E. of regression
9.648678
Sum squared resid
18712.50
Log likelihood
-881.8476
F-statistic
6.642685
Prob(F-statistic)
0.000000
Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

4.2.4.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersamasama atau simultan terhadap variabel terikat. Diketahui nilai Prob. (F-statistics),
yakni 0,000000< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas,
yakni struktur modal (DER), kinerja keuangan(ROE), pertumbuhan perusahaan,
dan ukuran perusahaan, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat nilai perusahaan (PBV).

4.2.4.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji

signifikansi

pengaruh

parsial

merupakan

suatu

uji

untuk

mengetahuisignifikan atau tidak, pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel takbebas. Cara pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
membandingkan nilaiprobabilitas ρatau Sig. dengan nilai tingkat signifikansi,
yakni α. Jika nilaiprobabilitas ρ ≥ tingkat signifikansi yang digunakan, dalam
penelitian ini α. = 5 %,maka nilai koefisien regresi parsial �� = 0. Hal ini berarti

pengaruh antara variabelbebas terhadap nilai perusahaan tidak signifikan secara
statistik pada tingkatsignifikansi 5%. Namun jika nilai probabilitas ρ< tingkat

Universitas Sumatera Utara

63

signifikansi yangdigunakan, maka nilai koefisien regresi parsial �� ≠ 0. Hal ini

berarti pengaruhantara variabel bebas terhadap nilai perusahaan signifikan secara

statistik pada tingkat signifikansi 5% (Gio, 2015:61). Berikut kesimpulan dari
analisis tersebut:
1. Pengujian Pengaruh Struktur Modal (DER)Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien dari struktur modal (DER)
ialah 2,33. Nilai koefisien yang bernilai positif berarti variabel struktur modal
(DER)berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (PBV). Diketahui nilai
Prob. dari struktur modal (DER) 0,233 > 0,05, maka struktur modal (DER)
berpengaruhtidak signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
2. Pengujian Pengaruh Kinerja Keuangan (ROE)Terhadap Nilai Perusahaan
(PBV)
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien dari kinerja keuangan (ROE)
ialah 11,7. Nilai koefisien yang bernilai positif berarti variabel kinerja
keuangan (ROE)

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (PBV).

Diketahui nilai Prob. dari kinerja keuangan (ROE) 0,047 < 0,05, maka kinerja
keuangan (ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
3. Pengujian Pengaruh Pertumbuhan PerusahaanTerhadap Nilai Perusahaan
(PBV).
Berd

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

1 32 104

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

0 7 19

Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 4 23

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 39

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

1 1 14

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 3 4

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 0 20