Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Nilai Perusahaan
Menurut Keown et al(2011) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas
surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu
sendiri. Sedangkan menurut Sadalia (2010) nilai perusahaan adalah nilai atau
jumlah uang yang akan diterima apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan

meningkat

sehingga

memaksimumkan

kekayaan


atau

nilai

perusahaan. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga utang dan
ekuitas perusahaan yang beredar. Menurut Keown et al(2011) beberapa variabel
kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai
berikut:
1. Nilai Buku
Nilai buku (book value) merupakan nilai dari aktiva yangditunjukkan pada
laporan neraca perusahaan. Nilai ini menggambarkan biaya historis aset dari nilai
sekarang. Sebagai contoh, nilai bukusaham preferen suatu perusahaan adalah
jumlah yang dibayarkan olehinvestor yang awalnya untuk membayar saham
tersebut dan jumlahyang di terima oleh perusahaan ketika saham diterbitkan.

11
Universitas Sumatera Utara

12


2. Nilai Likuiditas
Nilai likuiditas adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aset di
jual secara individual dan bukan sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan.
Contohnya, jika operasional perusahaan dihentikan dan asetnya di bagi serta di
jual, maka harga jual tersebut merupakan nilai likuiditas aset.
3. Nilai Harga Pasar
Nilai harga pasar dari suatu aset adalah nilai yang teramati untuk aktiva
yang ada dipasaran. Nilai ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan
yang bekerja sama di pasaran, di mana pembeli dan penjual menegoisasikan harga
yang diterima untuk aktiva tersebut. Sebagai contoh, harga pasar untuk saham
biasa Ford Motor Company pada tanggal 5 November 2002 adalah $8,90. Harga
ini dicapai oleh sejumlah besar pembeli dan penjual yang bekerja sama di New
York Stock Exchange. Dalam hal ini suatu harga pasar ada untuk semua aktiva.
Akan tetapi, banyak aktiva yang belum memiliki harga pasar yang jelas karena
perdagangan jarang terjadi.
Nilai likuiditas adalah berapa nilai yang bisa di jaring perusahaan dengan
menjual asetnya dan melunasi utang-utangnya. Ini tidak meliputi nilai perusahaan
sebagai usaha yang terus berjalan. Sedangkan nilai pasar adalah jumlah yang
bersedia di bayar oleh investor untuk saham perusahaan. Hal ini tergantung pada

kekuatan menghasilkan laba dari aset saat ini serta perkiraan profitabilitas
investasi dimasa depan.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan price book value
(PBV). Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau PBV,

Universitas Sumatera Utara

13

menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham
yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga
saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan
harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula.
Syahyunan (2015) secara sederhana menyatakan bahwa price to book value
(PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk menunjukkan
tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan.


2.1.2 Struktur Modal
Menurut Syahyunan (2015: 260) Setiap kegiatan investasi yang dilakukan
perusahaan akan memerlukan pendanaan. Oleh karena itu, apabila dana internal
(modal sendiri) yang dimiliki tidak cukup maka perusahaan harus mengupayakan
dana

yang

berasal

dari

sumber-sumber

diluar

perusahaan.

Capital


Structure(struktur modal) didefinisikan sebagai komposisimodal perusahaan
dilihat dari sumbernya khususnya yang menunjukkanporsi dari modal perusahaan
yang berasal dari sumber utang (kreditur) dansekaligus porsi modal yang berasal
dari modal sendiri (owners equity). Struktur modal diukur menggunakan tiga
indikator, yaitu leverage, debt toequity, dan collateralizable assets. Leverage
mencerminkan penggunaansumber dana yang berasal dari utang jangka panjang
(modal asing) yangmenimbulkan beban tetap bagi perusahaan, seperti beban
bunga. Nilai dariindikator ini ditentukan menggunakan long-term debt to total

Universitas Sumatera Utara

14

assets ratio (Sugeng, 2009).Memang akan sangat ideal apabila perusahaan dapat
menggunakan dana internal untuk melakukan investasi, namun karena dalam
kenyataannya investasi umumnya membutuhkan dana yang jumlahnya besar,
maka dana internal yang dimiliki perusahaan jumlahnya akan tidak cukup untuk
membiayai investasi tersebut.
Penggunaan dana dari luar perusahaan ini dalam manajemen keuangan
disebut struktur modal yang tampak di sisi kewajiban dan ekuitas pada neraca

perusahaan. Tugas setiap manajer keuangan adalah menentukan struktur modal
yang optimal, yaitu yang akan meminimakan biaya modal perusahaan sehingga
akan memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Penggunaan pinjaman dengan biaya tetap yaitu bunga pada dasarnya akan
menimbulkan dampak positif berupa penghematan dalam pembayaran pajak,
karena bunga dapat diperhitungkan sebagai biaya. Dengan adanya penghematan
pembayaran pajak tersebut maka posisi kas perusahaan akan menjadi lebih baik,
sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Disamping itu penggunaan pinjaman
akan menjadikan manajemen puncak “disiplin” dalam melakukan tugasnya,
karena mereka sadar bahwa perusahaan mempunyai kewajiban membayar
kembali pinjaman tersebut. Beberapa teori struktur modal menurut para ahli
(Syahyunan 2013:218):
1. Model Modigliani – Miller (MM) Tanpa Pajak
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan
Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relavan atau

Universitas Sumatera Utara

15


tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk
mengembangkan teori mereka, yaitu:
a) Tidak terdapat agency cost
b) Tidak ada pajak
c) Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan
perusahaan
d) Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai
prospek perusahaan di masa depan
e) Tidak ada biaya kebangkrutan
f) Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan
dari hutang
g) Para investor adalah price-takers
h) Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar (market
value)
2. Model Modigliani – Miller (MM) Dengan Pajak
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM
memasukkan faktor pajak kedalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah,
yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk
menghemat pajak, karena biaya bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang.

Tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibanding dengan penurunan nilai
karena kenaikan biaya modal. Menggunakan hutang yang lebih banyak, berarti
menggunakan modal yang lebih murah (biaya modal hutang lebih kecil

Universitas Sumatera Utara

16

dibandingkan dengan biaya modal saham), sehingga akan menurunkan biaya
modal rata-rata tertimbangnya (meski biaya modal saham meningkat). Teori MM
tersebut sangan kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah perusahaan
sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, tidak
ada perusahaan yang mempunyai hutang sebesar itu, karena semakin tinggi
tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga kemungkinan
kebangkrutannya.
3. Model Miller
Merton Miller pada tahun 1976 mengajukan suatu teori struktur modal yang
meliputi pajak untuk penghasil pribadi berupa pajak penghasilan dari saham dan
pajak penghasilan dari obligasi. Kelemahan utama dari model Miller dan
Modigliani dan Miller adalah mengabaikan faktor yang disebut sebagai financial

distress dan agency cost.
4. Model Hamada
Robert Hamada menggabungkan teori CAPM (Capital Assets Pricing
Model) dengan model MM Dengan Pajak untuk mendapatkan suatu model biaya
modal untuk perusahaan yang menggunakan hutang. Selanjutnya Hamada
mengembangkan perhitungan untuk menentukan hubungan antara beta untuk
Leverageed Firm dann beta untuk Unleveraged Firm. Beta untuk Leveraged firm
adalah sama dengan beta untuk unleveagred firm yang telah disesuaikan dengan
suatu faktor yang tergantung pada pajak perusahaan dan jumlah hutang
perusahaan. Semakin kecil tingkat pajak, semakin kecil faktor penyesuaian
tersebut. Sebaliknya, semakin besar hutang, semakin besar faktor penyesuaian.

Universitas Sumatera Utara

17

5. Trade-off Theory
Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal
memasukkan beberapa faktor antara lain: pajak, biaya keagenan (agency cost) dan
biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi

efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat
penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan
pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan
keuangan (costs of financial distress).
6. Pecking Order Theory
Teori ini menjelaskan kebijakan perusahaan yang dilakukan untuk
mendapatkan tambahan dana dengan menggunakan sumber dana dari dalam atau
pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Jika pendanaan eksternal
diperlukan, maka perusahaan akan memilih sekuritas yang paling aman seperti
obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa. Pecking order
theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Pecking order theory
menjelaskan urutan pendanaan. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan
investasi.
7. Equity Market Timing
Baker dan Wurgler menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat hutang
rendah adalah perusahaan yang menerbitkan equitypada saat market value tinggi
dan perusahaan dengan tingkat hutang tinggi adalah perusahaan yang menerbitkan
equity pada saat market value rendah.

Universitas Sumatera Utara


18

2.1.3 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap
perubahan

harga

saham,

yang

artinya bahwa

informasitentang

adanya

pertumbuhan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga
saham. Kegiatan memaksimalkan pendapatan(revenue)disebut juga peningkatan
profitabilitas, sedangkan menekan biaya(expense)disebut juga peningkatan
efisiensi. Kinerja keuangan perusahaan akan lebih baik jika saham perusahaan
dimiliki oleh manajer. Manajer merasa lebih memiliki perusahaan. Manajer tidak
lagi sebagai tenaga professional yang digaji tetapi juga sebagai pemilik
perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan berdampak pada dividen yang
akan diterima pemegang saham, karena dividen selalu didasarkan pada laba bersih
tahun berjalan dan laba bersih adalah ukuran kinerja keuangan perusahaan.
Manajer yang memiliki saham perusahaan akan menikmati pembagian dividen
ini.Jadi dengan demikian kinerja keuangan perusahaan adalah suatu hasil yang
telah dikerjakan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuanatau target yang
dilaksanakan secara legal, tidak melanggar hukum sertasesuai dengan tanggung
jawab.
Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan. Kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis
terhadap keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang baik akan dapat membantu
manajemen mencapai tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja keuangan
perusahaan maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor.

Universitas Sumatera Utara

19

Kinerja keuangan tidak selalu menunjukkan hasil yang positif. Tidak jarang
suatu perusahaan mengalami financial distress (kesulitan keuangan). Menurut
Fahmi (2012: 111) ada 4 kategori financial distress, yaitu:
a. Kategori A atau sangat tinggi dan sangat berbahaya. Kategori ini
memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk berada pada posisi bangkrut.
b. Kategori B atau tinggi dan berbahaya. Pada kategori ini perusahaan harus
memikirkan berbagai solusi untuk menyelamatkan aset yang dimilkinya.
Perusahaan harus benar-benar bijaksana dalam menentukan aset mana
yang harus dijual dan aset yang dapat dipertahankan.
c. Kategori C atau sedang. Pada kategori ini perusahaan dianggap masih bisa
bertahan dengan cara mencari dana tambahan, baik dari internal maupun
eksternal perusahaan.
d. Kategori D atau rendah. Pada kategori ini perusahaan dianggap hanya
mengalami fluktuasi finansial yang umum terjadi
2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan

perusahaan

menggambarkan

tolok

ukur

keberhasilan

perusahaan. Keberhasilan tersebut juga menjadi tolok ukur investasi untuk
pertumbuhan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan dapat
ditunjukkan dari pertumbuhan aset yang dimiliki perusahaan. Aset menunjukkan
aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar
asset, diharapkan

semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh

perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin
menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan tersebut. Dengan
meningkatknya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, maka usaha
perusahaan

untuk

menambah

hutang

menjadi

lebih

mudah

sehingga

mengakibatkan proporsi hutang semakin lebih besar daripada modal sendidri. Hal
ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam
perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

20

Selain itu, indikator pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kenaikan
penjualan dari tahun ke tahun. Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang
mempunyai laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, harus menyediakan modal
yang cukup untuk membelanjai pengeluaran perusahaan. Perusahaan yang
bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada
perusahaan yang tumbuh secara lambat. Bagi perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi, kecenderungan menggunakan
hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar bila dibandingkan dengan
perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah (Sunarto dan Budi,
2009). Pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi indikator dari profitabilitas
dan keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi
memiliki kesempatan profitable dalam mendanai investasinya secara internal
(Arfan dan Antasari, 2008). Perusahaan yang memiliki pertumbuhan positif
tentunya dapat menghasilkan profitabilitas yang positif pula.

2.1.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atas besarnya aset yang dimiliki
perusahaan sehingga perusahaan besar umumnya mempunyai total aktiva yang
besar pula (Sunarto dan Budi, 2009). Perusahaan besar dapat lebih mudah untuk
mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Semakin
besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal
dalam jumlah yang lebih besar, sehingga investor tertarik untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Dengan tersedianya dana tersebut, maka akan
memberi kemudahan perusahaan untuk melaksanakan peluang investasi. Ukuran

Universitas Sumatera Utara

21

perusahaan juga dapat dijadikan sebagai proksi atas tingkat ketidakpastian saham,
perusahaan dengan skala besar cenderung dikenal oleh masyarakat sehingga
informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar relatif lebih mudah
diperoleh investor daripada perusahaan dengan skala kecil. Tingkat ketidakpastian
yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan akan
dapat diperkecil dengan semakin banyaknya informasi yang diperoleh.
Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi menjadi tiga, yaitu perusahaan
besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil
(small firm). Penentuan ukuran ini didasarkan pada total aset perusahaan. Ukuran
perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mengembangkan apa yang
dimiliki untuk terus dioptimalkan. Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan
perusahaan terus mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon
positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Joni dan Lina, 2010).
Perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar,
sehingga mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi dan tidak rentan
terhadap fluktuasi ekonomi (Arfan dan Antasari, 2008). Hal tersebut
mengakibatkan perusahaan besar cenderung akan stabil dalam menghadapi
fluktuasi pasar yang biasa terjadi dalam dunia bisnis.Ukuran perusahaan yang
besar dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi
investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut (Joni dan Lina,
2010). Dikatakan demikian karena bila perusahaan memiliki kemampuan finansial
yang baik maka perusahaan juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta
memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor.

Universitas Sumatera Utara

22

2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan nilai perusahaan, antara lain:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO

1

2

Peneliti/
Tahun

Judul Penelitian

Jubaedah,
et al
(2015)

The Influence of
Financial
Performance,
Capital Structure,
and Macro
Economic Factors
on Firm Value Evidence From
Textile
Companies at
Indonesia Stock
Exchange

Nurhayati
(2013)

Profitabilitas,
Likuiditas, dan
dan Ukuran
Perusahaan
Pengaruhnya
terhadap
Kebijakan
Dividen dan Nilai
Perusahaan sektor
non jasa

Variabel
Penelitian
Dependen:
firm value
Independen:
1. Financial
Performance
2. Capital
Structure
3. Macro
Economic
factors

Dependen:
1. Dividen
2. Nilai
Perusahaan
Independen:
1. Profitabilitas
2. Likuiditas
3. Ukuran
Perusahaan

Teknik
Analisis
Data
The
method
of panel
data

Analisis
jalur
(path
anaysis)

Hasil Penelitian

1. Struktur Modal
berpengaruh
positifdan
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
2. Kinerja Keuangan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
3. Nilai Tukar
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
nilaiperusahaan.
4. Inflasi berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
1. Profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
2. Ukuran Perusahaan
berpengaruuh
positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3. Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap kebijakan
dividen
4. Likuiditas
Perusahaan
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan
5. Kebijakan dividen
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan

Universitas Sumatera Utara

23

Lanjutan Tabel 2.1
No

3

4

5

Peneliti/
Tahun
Nasehah
dan
Widyarti
(2012)

Ogbulu
dan Emeni
(2012)

Sudiyatno,
et al
(2012)

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Analisis pengaruh
ROE, DER, DPR,
Growthdan Firm
size terhadap
Price to book
value (PBV)
(Studi Kasus pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Listed di BEI
Periode Tahun
2007-2010

Dependen:
Price to Book
value (PBV)

Capital Structure
and Firm Value:
Empirical
Evidence from
Nigeria

Dependen:
Firm value

The Company’s
Policy, Firm
Performance, and
Firm Value: an
Empirical
Research on

Dependen:
1. Performa
nce
Company
2. Firm
Value

Teknik
Analisis
Data
Analisis
regresi linier
berganda

Independen:
1. ROE
2. DER
3. DPR
4. Growth
5. Firm size

Multiple
Regression
Analysis

Idependen:
1. Ekuitas
2. pinjaman
jangka
panjang

Independen:
1. financial
Leverage
2. Incentives
Manager
3. Capital
Expenditu
re

Multiple
Regression
Analysis

Hasil Penelitian

1. ROE berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap PBV
2. DPR berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap PBV
3. DER berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap PBV
4. Growth
berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
PBV
5. Firm size
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap PBV
1. Pinjaman jangka
panjang
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
2. Ekuitas
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
1. Finansial leverage
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
2. Insentif manajer
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
3. Belanja modal
berpengaruhpositi
f dan

Universitas Sumatera Utara

24

Lanjutan Tabel 2.1
No

Peneliti/
Tahun

Judul
Penelitian

Variabel
Penelitian

Teknik
Analisis
Data

Hasil Penelitian

4.

5.

6.

7.

6

Zhao,et al
(2012)

Capital
Structure and
Firm Value:
Empirical
Evidence from
Ghana

Dependen:
Firm Value
Independen:
1. Long term
debt
2. Equity

The
regression
method of
data
analysis

1.

2.

7

Chowdury
dan Suman
(2010)

Impact of
capital structure
on firm’s value :
Evidence from
Bangladesh
Economy or
Industrial
Sector

Dependen:
value of the
firm
Independen:
Capital
Structure

Cross
sectional
time series
regression
analysis

1.

signifikan
terhadap kinerja
perusahaan
Kinerja
perusahaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
Insentif manajer
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap kinerja
perusahaan
Finansial leverage
berpengauh
negatif dan
signifikan
terhadap kinerja
perusahaan
Belanja modal
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
Hutang jangka
pendek
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
Ekuitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
Capital Structure
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Firm
Value.

Universitas Sumatera Utara

25

1.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1.3.1 Kerangka Konseptual
Pengambilan keputusan pendanaan untuk pembiayaan operasi dan investasi
harus benar-benar diperhatikan oleh perusahaan. Pemilihan pendanaan apakah
berasal dari hutang atau dari modal sendiri akan sangat menentukan proses
keberlangsungan suatu perusahaan. Kombinasi antara pendanaan dari hutang dan
modal sendiri inilah yang disebut dengan struktur modal.Pengkombinasian antara
hutang dan modal sendiri ini menjadi tugas manajer keuangan dalam mengelola
keuangan dalam perusahaan. Pengelolaan struktur modal yang baik tentu saja
akan dapat meningkatkan nilai perusahaan sehingga investor tertarik untuk
menginvestasikan hartanya kepada perusahaan. Pernyataan ini diperkuat dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Jubaedah et al. (2015) bahwa struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun hutang. Kinerja keuangan
dapat dihitung dengan rasio profitabilitas yang datanya bisa didapat dari laporan
keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan suatu perusahaan bekerja secara
optimal, maka keuntungan yang akan didapat juga akan memuaskan. Keuntungan
inilah yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan investor dalam
berinvestasi.Sudiyatno et al.(2012) mengemukakan bahwa kinerja perusahaan
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan aset yang dimiliki.
Apabila aset yang dimiliki semakin meningkat maka hal itu menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

26

perusahaan memiliki pertumbuhan yang positif. Dari sudut pandang investor,
pertumbuhan suatu perusahaan perusahaan menunjukkan perusahaan memiliki
aspek yang menguntungkan, karena investor mengharapkan pengembalian atas
investasinya,

maka

investor

akan

memilih

perusahaan

dengan

tingkat

pertumbuhan yang tinggi. Penelitian sebelumnya tentang pertumbuhan perusahaan
oleh Wirawati (2008) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap PBV.
Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya aktiva yang dimiliki
oleh suatu perusahaan. Perusahaan besar akan lebih mendapat perhatian dari
investor karena dianggap kondisi keuangannya lebih stabil. Kestabilan itulah yang
menjadi daya tarik investor yang pada dasarnya ingin meminimalkan sekecil
mungkin terhadap risiko kerugian.Investor memiliki ekspektasi yang besar
terhadap perusahaan besar. Diharapkan perusahaan besar dapat memberikan
dividen yang besar pula kepada para pemegang sahamnya. Peningkatan
permintaan saham akan diikuti oleh naiknya harga saham di pasar modal dan hal
tersebut mencerminkan naiknya nilai perusahaan. Hasil penelitian sebelumnya,
Nurhayati (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

27

Struktur Modal

Kinerja Keuangan
Nilai Perusahaan
Pertumbuhan Perusahaan

Ukuran Perusahaan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan, tinjauan teoritis dan kerangka konseptual, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut: struktur modal, kinerja keuangan,
Pertumbuhan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

4 41 124

Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

1 32 104

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

0 7 19

Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 4 23

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

1 1 14

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 43

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 3 4

Pengaruh Struktur Modal,Kinerjakeuangan, Pertumbuhandanukuranperusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terbukadi Bursa Efek Indonesia

0 0 20