PARTISIPASI POLITIK Perbandiungan Tingka Id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu perbandingan politik adalah salah satu cabang studi politik dan ilmu
politik. Ilmu perbandingan politik digunakan untuk membandingkan segala
bentuk kegiatan politik, baik itu berkaitan dengan pemerintahan maupun yang
tidak berhubungan dengan pemerintahan. Ilmu politik dan ilmu perbandingan
politik sendiri berkaitan dengan teori dan metode. Teori adalah serangkaian
generalisasi yang tersusun secara sistematik dan teori biasanya digunakan untuk
membedah suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi. Sedangkan metode adalah
proses yang menggunakan teknik atau perangkat–perangkat tertentu dalam
mengkaji sesuatu guna menelaah dan menguji serta mengevaluasi teori.
Dalam bidang politik, terdapat teori-teori yang dapat digunakan untuk
membandingkan kegiatan-kegiatan politik, sehingga dapat ditemukan pola
aktifitas tertentu melalui persamaan dan perbedaan yang ditemukan. Satu dari
sekian banyak teori yang bisa digunakan dalam ilmu perbandingan politik adalah
partisipasi politik. Partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dari
demokrasi. Masyarakat berhak turut serta dalam menentukan isi keputusan
pemerintah di negaranya yang akan mempengaruhi kehidupannya. Kegiatan
masyarakat atau warga negara biasa dibagi menjadi dua, yaitu: mempengaruhi isi

kebijakan umum dan ikut serta menentukan pembuatan dan pelaksanaan
keputusan politik.
Indonesia dan Amerika Serikat adalah dua negara yang menganut demokrasi
dengan sistem presidensial. Dengan bentuk pemerintahan demokrasi, semua
masyarakat memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan melalui
partisipasi politik. Makalah ini akan membandingkan tingkat partisipasi politik
masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat.

1

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dituliskan rumusan masalah yakni:
“Bagaimana perbandingan tingkat partisipasi politik masyarakat di
Indonesia dan Amerika Serikat?”

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester mata kuliah Teori Perbandingan Politik serta untuk mengetahui tingkat
partisipasi politik masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat.


2

BAB II
LATAR BELAKANG TEORI

A. Kerangka Teori
Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pimpinan
negara dan secara langsung ataupun tidak langsungh mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Sampai beberapa waktu yang lalu, hak untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan politik, untuk memberikan suaram atau untuk menduduki
jabatan pemerintahan dibatasi hanya untuk sekelompok orang yang berkuasa ,
kaya, dan keturunan terpandang.
Partisipasi rakyat yang lebih luas dalam hal politik bermula pada masa
Renaissance dan Reformasi abad ke-15 sampai abad ke-17 dan abad ke-18 dan 19.
Tetapi cara-cara bagiaman berbagai golongan masyarakat menuntut hak mereka
untuk berpartisipasi lebih luas dalam pembuatan keputusan politik sangat berbeda
di berbagai negara. Menurut Myron Weiner paling tidak terdapat lima hal yang
menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas dalam proses

politik, yakni:
1. Modernisasi
Komersialisasi pertanian, industrialisasi, urbanisasi yang meningkat,
penyebaran

kepandaian

baca-tulis,

perbaikan

pendidikan,

dan

pengembangan media komunikasi massa. Ketika masyarakat mengetahui
bahwa ternyata mereka bisa mempengaruhi nasib mereka sendiri, mereka
semakin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik.
2. Perubahan-perubahan Struktural Kelas Sosial
Begitu suatu kelas pekerja baru dan kelas menengah yang meluas dan

berubah selama proses industrialisasi dan modernisasi terbentuk, masalah
tentang siapa yang berhak berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
3

politik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam
pola partisipasi politik.
3. Pengaruh Kaum Intelektual dan Komunikasi Massa Modern
Kaum intelektual yang di dalamnya terdapat sarjana, filosof, pengarang,
dan wartawan sering mengemukakan ide-ide seperti egaliterisme dan
nasionalisme kepada masyarakat umum untuk membangkitkan tuntutan
akan partisipasi massa yang luas dalam pembuatan keputusan politik.
Sistem-sistem komunikasi dan transportasi modern memudahkan dan
mempercepat penyebaran ide-ide baru. Kaum intelektual telah sejak lama
menjadi pembuat dan penyebar ide-ide yang mampu merubah sikap-sikap
dan tingkah laku dari kelas sosial lain. Melalui kaum intelektual dan media
komunikasi modern, ide demokratisasi partisipasi telah tersebar ke bangsabangsa baru merdeka jauh sebelum mereka mengembangkan modernisasi
dan industrialisasi yang cukup matang.
4. Konflik di antara Kelompok-kelompok Pemimpin Politik
Kalau timbul kompetisi memperebutkan kekuasaan, strategi yang biasa
digunakan oleh kelompok-kelompok yang saling berhadapan adalah

mencari dukungan rakyat. Dalam hal ini mereka tentu menganggap sah
dan

memperjuangkan

ide-ide

partisipasi

massa

dan

akibatnya

menimbulkan gerakan-gerakan yang menuntut agar “hak-hak” ini
dipenuhi. Jadi, kelas-kelas mengengah dalam perjuangannya melawan
kaum aristokrat telah menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak
pilih rakyat.
5. Keterlibatan Pemerintah yang Meluas dalam Urusan Sosial, Ekonomi, dan

Kebudayaan
Perluasan kegiatan pemerintah dalam bidang-bidang kebijaksanaan baru
biasanya berarti bahwa konsekuensi tindakan-tindakan pemerintah
menjadi semakin menyusup ke segala segi kehidupan sehari-hari rakyat.
Tanpa hak-hak sah atas partisipasi politik, individui-dividu betul-betul
tidak berdaya menghadapi dan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh
tindakan-tindakan

pemerinah

yang

mungkin

dapat

merugikan

kepentingannya. Maka dari itu, meluasnya ruang lingkup aktivitas
pemerintah


sering

merangsang

4

timbulnya

tuntutan-tuntutan

yang

terorganisir akan kesempatan untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan
politik.

B. Kerangka Konsep
Bentuk-bentuk Partisipasi Politik
Konvensional
Pemberian suara (voting)

Diskusi politik
Kegiatan kampanye politik
Membentuk dan bergabung
dalam kelompok kepentingan
5. Komunikasi
individual
1.
2.
3.
4.

Non-Konvensional
1. Pengajuan Petisi
2. Demonstrasi
3. Tindakan kekerasan politik

dengan pejabat politik

1. Bentuk Konvensional
a. Pemberian Suara (Voting)

Pemberian suara merupakan bentuk partisipasi politik aktif yang paling luas
tersebar. Dewasa ini pemberian suara terdapat di hampir semua sistem politik,
baik yang demokratik maupun otoriter. Pemberian suara digunakan sebagai alat
untuk mengekspresikan dan mengumpulkan pilihan partai atau calon pemimpin
dalam pemilihan. Bangsa Yunani Kuno melakukan pemungutan suara dengan
menempatkan batu kerikil (psephos) di sebuah jambangan besar, yang kemudian
memunculkan istilah psephology, atau kajian mengenai bermacam-macam
pemilihan umum. Menjelang akhir abad ke-19 kebanyakan negara Barat
memberikan hak suara kepada sebagian besar pria dewasa dan selama dasawarsa
awal abad ke-20 hak tersebut diperluas kepada sebagian besar wanita dewasa.
Pemilihan-pemilihan kompetitif yang bebas dianggap sebagai kunci utama bagi
demokrasi perwakilan. Selain itu pemberian suara merupakan salah satu sarana
bagi partisipasi politik masyarakat untuk memilih pemimpin dan perwakilan
mereka di pemerintahan.
5

b. Diskusi Politik
Diskusi dapat dikatakan sebagai cara menguraikan pendapat, mempertahankan
argumentasi terhadap keraguam. Serta mau dan mampu menerima pendapat
lainnya. Diskusi politik adalah kritik yang spesifik atau relevan terhadap politik,

termasuk di dalamnya kebijakan pemerintah, politisi, partai politik, dan terhadap
pemerintahan negera.
Sepanjang sejarah, salah satu metode yang paling berpengaruh dalam
mempromosikan opini politik adalah lewat sastra. Contohnya adalah setelah buku
berjudul Uncle Tom’s Cabin yang didalamnya terdapat pandangan mengenai
perbudakan Amerika dipublikasikan, menimbulkan konsekuensi politik yang
besar. Ini adalah awal terciptanya ungkapan “pena lebih tajam dari pedang”.
Selanjutnya di era modern seperti sekarang, dengan adanya internet diskusi politik
lebih mudah dilakukan dengan siapapun dengan koneksi internet. Banyak sarana
untuk bertukar pendapat tentang politik, termasuk lewat blog dan forum internet.
c. Kampanye Politik
Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan seseorang
atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu untuk
memperoleh dukungan politik dari masyarakat. Salah satu jenis kampanye politik
adalah kampanye massa, yaitu kampanye politik yang ditujukan kepada massa
(orang banyak), baik melalui hubungan tatap muka maupun dengan menggunakan
berbagai media, seperti surat kabar, radio, televisi, film, spanduk, baliho, poster,
selebaran, serta media interaktif seperti internet. Penyampaian pesan politik
melalui media massa merupakan bentuk kampanye yang efektif untuk
menjangkau masyarakat luas. Kampanye politik saat ini menggunakan cara-cara

pemasaran dan pembentukan citra. Hal tersebut terjadi karena pemilihan saat ini
dilakukan secara langsung.
Kampanye politik merupakan jenis kampanye yang pada umumnya dimotivasi
oleh hasrat untuk meraih kekuasaan. Tujuan dari kampanye adalah untuk
memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang dicalonkan
6

agar dapat menduduki jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan.
Selama masa kampanye, tim kampanye berusaha menggalang dukungan dan
simpati pemilih agar pemilih menjatuhkan pilihannya pada calon pemimpin yang
dikampanyekan. Tim kampanye politik kemudian menggunakan teknik-teknik
kampanye politik yang kemudian diwujudkan dalam suatu bentuk kegiatan
kampanye politik untuk mempengaruhi pemilih.
d. Membentuk dan Bergabung Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah sekelompok orang yang mendirikan organisasi
yang bertujuan tertentu dan berusaha mempengaruhi proses kebijakan pemerintah.
Kelompok kepentingan tidak berusaha untuk menguasai pemerintahan, melainkan
hanya ingin mempengaruhi kebijakan pemerintah demi tercapainya tujuan
mereka. Kelompok kepentingan memegang peranan yang sangat besar dalam
demokrasi, bahkan kelompok kepentingan nyatanya lebih berpengaruh dalam
mengambil keputusan daripada institusi pengambil keputusan formal (resmi). Ini
terjadi karena pada kenyataanya pengaruh individu dalam proses pengambilan
keputusan sangatlah kecil. Oleh karena itu, cara yang efektif untuk
memperjuangkan

kepentingan

adalah

bergabung

membentuk

kelompok

kepentingan. Lebih efektif bila kelompok tesebut bisa memiliki kekuatan penekan
(pressure group).
e. Komunikasi Individual dengan Pejabat Politik
Komunikasi individual dengan pejabat politik adalah bentuk partisipasi politik
di mana masyarakat bisa mengutarakan tuntutannya dengan melakukan kontak
dengan pejabat politik. Tuntutan yang diajukan biasanya mengenai kesejahteraan
sosial dan kepentingan pribadi yang dibutuhkan mereka, dengan harapan akan ada
kebijakan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Bentuk Non-Konvensional
a. Pengajuan Petisi

7

Petisi adalah pernyataan yang disampaikan kepada pemerintah untuk meminta
agar pemerintah mengambil tindakan terhadap suatu hal. Hak petisi ada pada
warga negara dan juga badan-badan pemerintahan. Petisi juga berarti sebuah
dokumen tertulis resmi yang disampaikan kepada pihak berwenang untuk
mendapatkan persetujuan dari pihak tersebut. Biasanya, hal ini ditandatangani
oleh beberapa orang, menunjukkan bahwa sekelompok besar orang mendukung
permintaan yang terdapat dalam dokumen. Di beberapa negara, hak masyarakat
untuk mengajukan petisi dilindungi oleh hukum.
Secara politik, petisi dapat digunakan untuk mendapatkan dukungan pada
pemungutan suara di beberapa negara dengan asumsi bahwa cukup banyak orang
menandatangani surat dukungan tersebut. Petisi juga dapat digunakan untuk
mencabut undang-undang. Selain itu, petisi dapat digunakan untuk mengajukan
permohonan masyarakat.
b. Demonstrasi
Salah satu akibat dari demokrasi adalah banyaknya perbedaan pendapat.
Adanya perbedaan pendapat inilah yang akan menimbulkan suatu polemik atau
kontroversi yang baru di antara suatu kelompok tertentu, sehingga dapat
memunculkan aksi pemberontakan. Dari sini, muncullah aksi unjuk rasa atau yang
lebih dikenal dengan istilah demonstrasi.
Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan
sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa tersebut biasanya dilakukan
untuk memenyatakan pendapat suatu kelompok atau penentang kebijakan yang
dilaksanakan oleh suatu pihak, atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya
penekanan secara politik oleh kepentingan suatu kelompok.
Demonstrasi ialah suatu aksi atau perbuatan yang dilakukan sekelompok
orang-orang tertentu di mana di dalamnya terdapat aksi pemogokan atau
pemberontakkan dengan tujuan untuk menuntut hak demonstran. Demonstrasi
merupakan salah satu wujud nyata kepedulian masyarakat terhadap perkembangan
8

dan nasib negaranya. Demonstrasi juga menjadi pertanda bahwa masih ada
aspirasi masyarakat yang tidak tersampaikan.
c. Tindakan Kekerasan Politik
Ted Robert Gurr mengatakan bahwa tindakan kekerasan politik bersifat
“episodik dalam sejarah sebagian besar masyarakat politik dan kronis dalam
beberapa masyarakat”. Tindakan kekerasan politik dapat berupa pembunuhan dan
penculikan, contohnya adalah pembunuhan Presiden John F. Kennedy, Malcolm
X, Martin Luther King di Amerika Serikat.
Bentuk partisipasi politik berupa kekerasan ini biasanya dipergunakan oleh
orang untuk mempengaruhi kehidupan politik dan kebijaksanaan pemerintah bila
bentuk aktivitas-aktivitas lainnya tidak bisa dilakukan atau nampak tidak efektif.
Dan frekuensi penggunannya berbeda-beda menurut situasi dari masyarakatnya.
Dalam beberapa masyarakat jarang terjadi kekerasan politik karena sistem
politiknya cukup tanggap terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya, tetapi
dalam masyarakat-masyarakat lainnya tindakan-tindakan semacam itu mungkin
lebih umum, atau bahkan merupakan alat aktivitas politik yang rutin.

BAB III
PERBANDINGAN TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT
INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT

9

A. Perbandingan Bentuk Partisipasi Politik Konvensional Masyarakat
Indonesia dan Amerika Serikat
1. Pemberian Suara (Voting)


Indonesia:
Dalam sistem politik negara Indonesia, pemilu merupakan salah satu proses

politik yang dilaksanakan setiap lima tahun, baik untuk memilih anggota
legislatif, maupun untuk memilih anggota eksekutif. Besarnya hak rakyat untuk
menentukan para pemimipin dalam lembagai eksekutif dan legislatif pada saat ini
tidak terlepas dari perubahan dan reformasi politik yang telah bergulir di
Indonesia sejak tahun 1998, dimana pada masa-masa sebelumnya hak-hak politik
masyarakat sering didiskriminasi dan digunakan untuk kepentingan politik
penguasa saja dengan cara mobilisasi, namun rakyat sendiri tidak diberikan hak
politik yang sepenuhnya untuk menyeleksi para pemimpin dan mengkritisi
kebijkan pemerintah. Dalam pemilu peran serta keikutsertaan masyarakat sangat
penting, karena sukses tidaknya pelaksanaan pemilu salah satunya adalah
ditentukan bagaimana partisipasi masyarakat. Pemilu merupakan salah satu cara
untuk merepresantisakan kedaulatan rakyat, sehingga pemilu termasuk sebagai
elemen penting dalam demokrasi.
Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia menyatakan total partisipasi
politik masyarakat dalam Pilkada sekitar 60 persen atau dengan kata lain rata-rata
jumlah masyarakat yang tidak memberikan suara mencapai 40 persen. Di hampir
setiap pemilihan, jumlah masyarat yang tidak memberikan suara akan di anggap
sehat jika jumlahnya sekitar 30 persen.
Klasisfikasi masyarakat yang tidak memberikan suara, di antaranya karena
sebab-sebab teknis tertentu seperti keluarga meninggal, berhalangan hadir ke
tempat pemungutan suara, atau mereka yang keliru dalam cara memilih sehingga
suaranya dinyatakan tidak sah. Kedua, karena masalah teknis politis, seperti
mereka yang tidak terdaftar sebagai pemilih karena kesalahan dirinya atau pihak
lain (lembaga statistik, penyelenggara pemilu). Ketiga, karena alasan politis, yakni
10

mereka yang merasa tak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tak
percaya bahwa pemilihan akan membawa perubahan. Keempat, golput ideologis,
yakni mereka yang tak percaya pada mekanisme demokrasi (liberal) dan tak mau
terlibat di dalamnya.


Amerika Serikat:

Pemberian suara dalam pemilihan bagi masyarakat di Amerika Serikat sifatnya
sukarela sehingga tidak terdapat paksaan dan ancaman bagi masyarakat untuk
memilih, karena pemerintah Amerika Serikat memberikan kebebasan penuh
kepada masyarakatnya. Dibandingkan bentuk partisipasi politik lainnya, jumlah
masyarakat Amerika Serikat yang memberikan suara dalam pemilihan lebih
banyak. Namun ada juga masyarakat yang tidak memberikan suara karena
berbagai alasan. Alasan-alasan tersebut

antara lain karena masalah registrasi

pendaftaran yang cukup merepotkan masyarakat.
Di bawah ini terdapat data tentang alasan masyarakat Amerika Serikat tidak
memberikan suara dalam pemilihan:

11

Partisipasi pemberian suara di Amerika Serikat juga dipengaruhi oleh faktor
sosial masyarakat. Seperti contohnya seseorang yang telah mapan, berpendapatan
tinggi, dan berpendidikan tinggi akan cenderung lebih tertarik untuk memberikan
suaranya dalam pemilihan dibandikan dengan orang yang pendapatan dan
pendidikannya rendah.
2. Diskusi Politik


Indonesia:

Di era kebebasan politik saat ini, di Indonesia diskusi-diskusi tentang politik
mengalir deras. Dari sekedar masyarakat yang berbincang-bincang di warung
kopi, di dalam kelas perkuliahan, di situs-situs jejaring sosial, perbincangan di
hotel berbintang, sampai di aplikasi perpesanan masyarakat Indonesia bisa
berdiskusi mengenai politik. Diskusi politik dimulai dari pembicaraan tentang isu
terkini, baik tentang negara dan para elit politiknya, hingga diskusi tentang politik
pergerakan yang sampai saat ini masih digeluti oleh para aktivis politik.


Amerika Serikat:

Sama halnya dengan di Indonesia, masyarakat biasa melakukan diskusi politik
di media apapun, yang menjadi tambahan adalah sejak kecil anak-anak di
Amerika sudah dibiasakan berdiskusi. Di musim kampanye calon presiden
Amerika Serikat, diskusi pun bertemakan politik. Anak-anak kelas 4 SD atau
sekitar umur 9 tahun sudah diajarkan untuk mengutarakan kritik dan pendapat
mereka mengenai politik di negaranya.
3. Kegiatan Kampanye Politik


Indonesia:

Di Indonesia, sudah menjadi hal yang biasa ketika masa kampanye menjelang
pemilihan umum baik eksekutif maupun legislatif banyak para calon pemimpin

12

yang berlomba-lomba merebut hati rakyat. Cara yang dilakukan pun bermacammacam, seperti melakukan kampanye, terjun langsung ke lapangan agar merasa
dekat dan diakui kehadirannya dalam kegiatan masyarakat secara langsung, dan
memberi bantuan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk. Namun hal ini tidak
didukung dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan arti politik baik
dalam keilmuan maupun dampaknya bagi pembangunan negara. Sehingga tidak
sedikit masyarakat Indonesia yang memberikan suara dalam pemilihan hanya
karena janji-janji kampanye dan bantuan yang diberikan kepada mereka selama
masa kampanye. Selain itu, tim kampanye juga menggalang dukungan dengan
memasang atribut kampanye di sepanjang jalan hingga menggunakan iklan di
televisi.


Amerika Serikat:

Berkampanye di Amerika Serikat sangat berbeda dengan memberikan suara
dalam pemilihan. Dalam kegiatan kampanye seseorang dituntut untuk jauh lebih
aktif. Tim kampanye menyiapkan serangkaian kegiatan kampanye dari mulai dari
penyebaran pamflet, pemasangan poster, spanduk, stiker untuk gedung dan
bumper mobil, hingga menyiapkan tempat pemungutan suara.
4. Membentuk dan Bergabung Kelompok Kepentingan


Indonesia:

Setiap individu maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus diraih
dan dipertahankan bagi kelangsungan kehidupannya, baik dalam keluarga,
masyarakat, maupun bernegara. Untuk mempertahankan kepentingan, diperlukan
kekuatan sehingga memperoleh tanggapan yang serius dari pihak yang menjadi
tujuan kepentingan. Bentuk kekuatan itu bisa dapat berupa suatu kelompok atau
organisasi. Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan
Muhammadiyah, Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, peran keduanya
sangat penting mulai dari perintisan kemerdekaan dan revolusi Indonesia,

13

pembangunan nasional, proses reformasi politik, dan seluruh perubahan sosial
yang terjadi di hampir semua bidang. Dengan peran tersebut, keduanya
merupakan representasi civil society (masyarakat sipil) yang penting dalam
perjalanan bangsa Indonesia.


Amerika Serikat:

Warga negara Amerika Serikat yang ingin mempengaruhi kebijakan publik dan
yang memikirkan tentang strategi yang efektif untuk mempengaruhi kebijakan
akan mempertimbangkan bahwa pesan mereka akan lebih memberi dampak
apabila berasal dari suatu kelompok dibandingkan pesan yang berasal dari
individu. Banyak kelompok kepentingan yang menggunakan partisipasi ini. Dari
kalangan bisnis seperti kalangan bisnis otomotif, berusaha untuk memperluas
pasar mereka dengan cara mencari dukungan dari senat Amerika Serikat.Untuk
mencapai tujuannya, diperlukan lobi politik agar kepentingan mereka tersebut
dapat terpenuhi. dan lobi politik yang dilakukan di Washington D.C merupakan
pengaruh yang kuat untuk dapat membuat suatu perubahan.
5. Komunikasi Individual dengan Pejabat Politik


Indonesia:

Forum Open Government Indonesia (OGI) merupakan gerakan membangun
pemerintahan yang lebih terbuka, lebih partisipatif, dan lebih inovatif. Salah satu
pilarnya adalah partisipasi. Partisipasi menjadi penting karena OGI pada dasarnya
adalah gerakan dari dan untuk masyarakat. Dengan partisipasi, yang diwujudkan
dalam berbagai bentuk, masukan dan saran dapat diberikan seingga perbaikan
rencana atau program yang sedang dijalankan pemerintah menjadi maksimal.
Selain itu terdapat situs lapor.go.id dengan tujuan utama sebagai sarana
pengaduan masyarakat berkaitan dengan layanan publik. Lapor.go.id dibangun
menjadi sarana berbentuk aplikasi media sosial yang melibatkan partisipasi publi
dan bersifat dua arah. Selanjutnya laporan yang tervalidasi dalam lapor.go.id

14

didisposisikan kepada kementrian atau lembaga yang bersangkutan. Laporan
kemudian ditindaklanjuti sesuai ketentuan-ketentuan yang ada. Saat ini lapor.go.id
telah terhubung dengan 54 lembaga. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan masyarakat
umum sebagai sarana pengaduan terpadu.


Amerika Serikat

Komunikasi individual dengan pejabat politik atau particularized contacting
adalah bentuk partisipasi politik dimana masyarakat Amerika Serikat mengadakan
kontak dengan tokoh politik atau lembaga publik yang bertujuan untuk
merubah kebijakan publik. Isu-isu yang diangkat biasanya menyangkut
kesejahteraan masyarakat, namun masalah yang dikemukakan cenderung masalah
pribadi yang dihadapi oleh individu yang melakukan pengaduan. Misalnya orang
tua yang mempunyai anak cacat, menghubungi badan kesejahteraan negara untuk
mendapatkan pelatihan bagi anaknya tersebut dan seseorang yang datang pada
pertemuan dewan kota yang mengajukan usul untuk perbaikan taman kota.
Pertemuan langsung antara rakyat dengan para wakil rakyat merupakan kegiatan
yang umum terjadi di Amerika Serikat. Para pejabat pemerintah pada umumnya
menyadari arti pentingnya pelayanan masyarakat dalam arti sesungguhnya.
Mereka menyadari ini sebagai upaya menegakan demokrasi. Hubungan rakyat dan
wakilnya di kongres sangat dekat, terbukti dengan tingginya intensitas hubungan
yang dilakukan rakyat amerika dengan para wakil mereka di kongres.

B. Perbandingan

Bentuk

Partisipasi

Politik

Non-Konvensional

Masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat
1. Pengajuan Petisi


Indonesia:

Di era modern seperti sekarang ini, masyarakat Indonesia lebih sering
menajukan petisi secara online. Sejak tahun 2012 change.org telah membuka

15

kantor perwakilan di Indonesia dan menyediakan bahasa Indonesia di halaman
situsnya. Ketika change.org Indonesia berdiri pada 4 Juni 2012, anggotanya kala
itu berjumlah 10.000 orang. Pada bulan Oktober, jumlah anggota change.org
Indonesia meningkat pesat jadi 71.000 orang. Lahirnya petisi online change.org
telah memberdayakan orang di mana pun untuk menciptakan perubahan yang
ingin mereka lihat. Change.org memberikan kesempatan pada siapa saja untuk
menggalang dukungang secara lokal, nasional dan internasional untuk membuat
pemerintah dan perusahaan lebih responsif dan akuntabel. Situs tersebut telah
mencatat bahwa setidaknya 1,9 juta warga Indonesia telah terlibat dalam
kemenangan petisi sejak Juni 2012 hingga Desember 2015. Pengguna situs
tersebut juga mengatakan jika setidaknya ada 536.099 kemenangan yang
dirasakan pengguna. Sejak didirikan pada Juni 2012, peran Change.org Indonesia
memang sangat besar. Berawal dari pengguna sekitar 8000 masyarakat, kini
jumlah pengguna situs tersebut sudah hampir 2 juta.



Amerika Serikat:

Lembaga kepresidenan Amerika Serikat, Gedung Putih, membuat inisiatif
bernama We the People. Layanan petisi online yang dibuat sejak 2011 dan resmi
diselenggarakan pemerintah AS sejak 2014 itu, bisa memaksa pemerintah
merespon petisi dengan kondisi tertentu. Dijelaskan di situs We the People, petisi
yang mendapat lebih dari 100 ribu pendukung, dalam waktu 30 hari sejak dibuat,
harus direspon pemerintah. Sedangkan petisi yang gagal mendapat 150 dukungan
dalam 30 hari, tak akan muncul dalam sistem pencarian. Artinya, masyarakat
tidakk akan bisa menemukan petisi dimaksud.
2. Demonstrasi


Indonesia:

16

Demonstrasi bukanlah hal yang asing lagi terjadi di Indonesia. Masyarakat
Indonesia sering menyampaikan aspirasi mereka melalui demonstrasi. Contoh
yang paling terkenal adalah pada tahun 1990an, pemerintahan Orde Baru mulai
menampakkan kekurangannya yang mendapat berbagai kritik tajam karena
pemerintahan yang terlalu sentralis, serta munculnya korupsi, kolusi, dan
nepotisme secara signifikan. Kecemasan masyarakat akhirnya terefleksikan dalam
aksi-aksi unjuk rasa, terutama digerakkan oleh kalangan mahasiswa. Pada Mei
1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terbilang parah. Inflasi
meningkat, pengangguran dimana-mana, serta ketidakpuasan rakyat terhadap
kinerja pemerintah yang terbilang lamban dan korupsi yang semakin merajalela.
Pada April 1998, tepatnya saat Soeharto kembali menjadi presiden, mahasiswa
dari berbagai universitas di seluruh Indonesia menyelenggarakan demonstrasi
besar-besaran yang meneriakkan aspirasi rakyat dan menuntut pemilu ulang.
Begitu juga dengan ketidaksetujuan masyarakat terhadap isu kenaikan BBM
yang mereka tunjukkan melalui demonstrasi.



Amerika Serikat

Demonstrasi juga kerap terjadi di Amerika Serikat sebagai tindakan rakyat
untuk menyampaikan aspirasinya. Contohnya adalah pada tanggal 25 April tahun
1971, demonstrasi besar-besaran menentang Perang Vietnam berlangsung di
Washington, Amerika Serikat. Demonstrasi yang dihadiri oleh sekitar 200.000
orang ini merupakan salah satu reaksi besar yang ditunjukkan oleh rakyat Amerika
Serikat atas kebijakan perang yang diambil oleh pemerintah mereka di Vietnam.
Dalam Perang Vietnam yang dimulai tahun 1964 itu, AS mengirimkan 500 ribu
pasukannya dan puluhan ribu dari mereka tewas atau luka-luka. Meningkatnya
protes dan tekanan dari dalam negeri serta kekalahan beruntun yang dialami
tentara Amerika Serikat di Vietnam, akhirnya membuat Amerika Serikat terpaksa
menarik pasukannya dari Vietnam tahun 1975.
3. Tindakan Kekerasan Politik
17



Indonesia:

Menjelang pemilu legislatif 2014, terjadi tindakan kekerasan politik di Aceh.
Seorang calon anggota legislatif bernama Muslim diculik, dianiaya, dan
dimasukkan ke goni yang diberi batu sebagai pemberat. Komplotan pelaku diduga
ingin menghabisi Muslim dengan cara melemparkannya ke sungai. Untungnya,
korban berhasil menyelamatkan diri dengan meloncat dari mobil orang yang
menculiknya. Di hari yang sama pula kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai
Nasional Aceh (DPW PNA) menjadi sasaran penembakan. Awalnya yang menjadi
sasaran tindak kekerasan politik adalah posko pemenangan, kantor, rumah, atau
mobil calon anggota legislatif, tetapi semakin dekat dengan hari pemilihan,
sasaran kekerasan adalah calon anggota legislatif dan pengurus partai-partai
politik.



Amerika Serikat:

Selama ini Amerika Serikat menjadi negara paling banyak mengalamai kekerasan
politik. Hal ini sangat menarik perhatian karena tingkat partisipasi legal dan
konvensional yang dijalankan rakyat Amerika Serikat sangat tingi. Nampaknya
bentuk-bentuk partisipasi politik konvensional jauh lebih banyak dijalankan oleh
kelas menengah di Amerika Serikat. Kebanyakan tindak kekerasan tahun 1960an
berasal dari rakyat kulit hitam yang menuntut persamaan politik dan sosial, atau
dari rakyat kulit putih yang menentang integrasi itu. Ditambah lagi dengan
keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam yang juga menimbulkan
banyak protes. Contoh kekerasan politik di Amerika Serikat adalah pembunuhan
presiden John F. Kennedy, Malcolm X, Martin Luther King, Robert Kennedy, dan
kerusushan-kerusuhan berdarah lainnya.

18

BAB IV
TABEL PERBANDINGAN

A. Bentuk Partisipasi Politik Konvensional

Bentuk Partisipasi

Indonesia

Amerika Serikat

Politik Konvensional
1. Pemberian suara
(voting)

Pemberian suara

Dibandingkan bentuk

langsung bagi anggota

partisipasi politik

legislatif dan eksekutif.

lainnya, jumlah

Tingkat masyarakat yang

masyarakat Amerika

19

tidak memberikan suara

Serikat yang memberikan

masih cenderung tinggi.

suara dalam pemilihan
lebih banyak. Namun ada
juga masyarakat yang
tidak memberikan suara
karena berbagai alasan.

2. Diskusi politik

Diskusi politik di

Diskusi politik di

berbagai media dan

berbagai media dan

tempat.

tempat, pengenalan
diskusi politik dari
tingkat SD.

3. Kegiatan
kampanye politik

Pemasangan atribut

penyebaran pamflet,

kampanye. Masih ada

pemasangan poster,

masyarakat yang ikut

spanduk, stiker untuk

dalam kampanye karena

gedung dan bumper

diberi imbalan bukan

mobil, hingga

karena kesadaran politik.

menyiapkan tempat
pemungutan suara.

4. Membentuk dan

Terdapat dua organisasi

Berbagai kelompok

bergabung dengan Islam terbesar di

kepentingan melakukan

kelompok

Indonesia, Nahdlatul

lobi politik di

kepentingan

Ulama (NU) dan

Washington D.C agar

Muhammadiyah sebagai

kebutuhannya terpenuhi

contoh organisasi yang
memiliki peran dalam
berbagai perubahan
sosial.
5. Komunikasi

Melalui situs web.

individual dengan

Pertemuan langsung
antara rakyat dan wakil

20

pejabat politik

rakyat.

B. Bentuk Partisipasi Politik Non-Konvensional

Bentuk Partisipasi Politik

Indonesia

Amerika Serikat

Non-Konvensional
1. Pengajuan Petisi

Di era sekarang petisi

Di era sekarang petisi

lebih banyak diajukan

lebih banyak diajukan

secara online, tetapi

secara online dengan

pemerintah belum

kewajiban pemerintah

tentu memberikan

untuk menanggapi.

tanggapan
2. Demonstrasi

3. Tindakan kekerasan
politik

Masyarakat

Masyarakat

menyampaikan

menyampaikan

aspirasinya yang tidak

aspirasinya yang tidak

terpenihi lewat

terpenihi lewat

demonstrasi.

demonstrasi.

Penculikan calon

pembunuhan presiden

anggota legislatif dan

John F. Kennedy,

penembakan terhadap

Malcolm X, Martin

kantor partai.

Luther King, Robert
Kennedy, dan
kerusushan-kerusuhan
berdarah lainnya.

21

C. Persamaan dan Perbedaan
Dari pemaparan yang sudah dijelaskan di atas, Indonesia dan Amerika Serikat
sama-sama negara demokrasi jadi partisipasi politik masyarakat di kedua negara
sangat penting bagi kelangsungan pemerintahan. Dalam bentuk konvensional,
masyarakat di Indonesia dan Amerika Serikat telah memberikan partisipasi politik
yang cukup baik, walaupun masih ada masyarakat yang tidak memberikan suara
dalam pemilihan ataupun mengikuti kampanye politik karena mengharapkan
imbalan bantuan. Peran kelompok kepentingan di kedua negara juga terlihat
dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Yang berbeda adalah pada diskusi
politik dan komunikasi individual dengan pejabat politik. Di Amerika Serikat,
diskusi politik mulai dibiasakan sejak usia dini, sedangkan di Indonesia belum ada
penerapannya. Selain itu komunikasi individual dengan pejabat politik di
Indonesia juga masih harus melalui situs web, sedangkan di Amerika pertemua
masyarakat dengan pejabat politik adalah hal yang biasa dilakukan.
Untuk bentuk non-konvensional, masyarakat di Indonesia dan Amerika
Serikat sama-sama melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasinya.
Pengajuan petisi masyarakat di kedua negara lebih suka lewat cara online karena
kemajuan teknologi, yang membedakan adalah di Amerika Serikat pemerintah
mempunyai kewajiban untuk menanggapi petisi sedangkan di Indonesia tidak.
Dan untuk tindakan kekerasan politik, di kedua negara pernah terjadi tetapi
Amerika Serikat adalah negara yang masyarakatnya terkenal sering melakukan
tindakan kekerasan politik terbukti dengan banyak terbunuhnya tokoh-tokoh
politik Amerika Serikat.

22

BAB V
KESIMPULAN

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik. Indonesia dan Amerika Serikat adalah
negara demokrasi, jadi partisipasi politik masyarakat di kedua negara adalah aspek
penting bagi kelangsungan pemerintahan. Pada dasarnya tingkat partisipasi politik
masyarakat Indonesia hampir sama, ada masyarakat yang ikut terlibat dan ada
sebagian masyarakat yang enggan untuk berpartisipasi. Perbedaan yang terlihat
adalah cara pemerintah merespon partisipasi politik masyarakat. Respon

23

pemerintah Amerika Serikat lebih baik dibandingkan dengan pemerintah
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Chilcote, Ronald. (1981). Teori Perbandingan Politik Penelusuran Paradigma.
Jakarta : PT. RAJA GRAFINDO PERSADA.

Mas’oed, Mohtar, Colin McAndrews. (2008). Perbandingan Sistem Politik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

http://digilib.uinsby.ac.id/9399/5/bab%202.pdf

24

http://digilib.unila.ac.id/2202/12/BAB%20II.pdf

http://opengovindonesia.org/wp-content/uploads/2013/04/Ristek.pdf

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1837/3/T1_172008014_BAB
%20II.pdf

http://voaindonesia.com/a/diskusi-politik-anak-anak-sekolah-dasar-dimaryland/3255405.html

25