PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT KELAS XI MESIN 3 SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 2015 | Hasan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE
CIRCLE (IOC) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT
KELAS XI MESIN 3 SMK PANCASILA SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Arsyadani Hasan, Danar Susilo Wijayanto, Basori
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan, UNS
Kampus V UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Surakarta, Telp/Fax (0271) 718419 / 716266
e-mail: arsyadanihasan@student.uns.ac.id
ABSTRACT
The objectives of this research were to get the successfulness: (1) in the identify improvement of the
learning activeness in the Lathe Machining subject matter of the students in Grade XI Machinery 3 of
Pancasila Vocational High School of Surakarta through the application of the cooperative learning model of
the IOC type; and (2) in the identify improvement of the learning achievement in the Lathe Machining
subject matter of the students in Grade XI M3 of Pancasila Vocational High School of Surakarta through the
application of the cooperative learning model of the IOC type. This research used the classroom action
research with two cycles. Each cycle consisted of four phases, namely: planning, implementation,
observation, and reflection. The subjects of research were the students in Grade XI Machinery 3 of the
aforementioned school. The sources of research data were observation sheet on the learning activeness and
the test of achievement. The data of research were collected through test, written test items non-test.
Students’ learning activeness observation sheet during the implementation. They were validated through

content validity for the data obtained through test and triangulation time validity for the data obtained
through non-test. Analyzed by using the descriptive qualitative and descriptive comparative technique of
analysis. The procedures of research consisted of a series of four activities, which were done in s repeated
cycle namely: planning, implementation, observation, and reflection. The result of research: (1) learning
activeness in pre-cycle 50%. the first cyle, the learning activiness 65,19%. The second cycle, the learning
activiness 82,37%. The used of cooperative learning model of the IOC type can also improvement learning
achievement of the students’ with the result: (2) The achievement in pre-cycle 41,67%. The first cycle, the
achievement 54,17%. The second cycle, the achievement 83,33%. The conclutions of this research: (1) the
used of cooperative learning model of the IOC type at Lathe Machining subject matter can improvement the
learning activiness of the students’ in Grade XI Machinery 3 of Pancasila Vocational High School of
Surakarta, (2) the used of cooperative learning model of the IOC type at Lathe Machining subject matter can
improvement the learning achievement of the students’ in Grade XI Machinery 3 of Pancasila Vocational
High School of Surakarta.
Keywords: Inside-Outside Circle type, Learning activeness, Learning achievement, Classroom action
research, Lathe Machining

pendidikan terus dilakukan dengan berbagai

A. PENDAHULUAN


upaya.

Pendidikan menjadi salah satu sarana
untuk membantu meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan syarat
untuk mencapai keberhasilan pembangunan,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Pembaruan dan perbaikan kualitas mutu
1

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

konvensional, meskipun guru telah berusaha

merupakan salah satu lembaga pendidikan

melibatkan peserta didik dengan metode

menengah


tanya jawab namun tidak semua peserta didik

yang

merupakan

lembaga

pendidikan formal. SMK memiliki tujuan

aktif.

mencetak dan menyiapkan lulusan menjadi

Permasalahan

tersebut

dapat


diatasi

tenaga kerja yang terampil sesuai dengan

dengan sebuah strategi belajar mengajar yang

bidang keahliannya serta berkesempatan

berbeda untuk diterapkan kepada peserta

untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang

didik. Strategi belajar mengajar yang tidak

lebih tinggi.

mengharuskan

peserta


didik

menghafal,

Teknik Pemesinan Bubut merupakan

tetapi sebuah strategi pembelajaran yang

salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

mendorong peserta didik merangsang pikiran

kelas XI Mesin 3 di semester II. Teknik

mereka untuk mendapatkan pengetahuan

pemesinan bubut menjadi salah satu mata

baru, terdapat berbagai alternatif model


pelajaran yang utama dan masih dianggap

pembelajaran yang bisa digunakan dan

sulit oleh peserta didik. Pembelajaran teknik

memilih model pembelajaran kooperatif

pemesinan bubut diperlukan suatu metode

(cooperative learning) sebagai salah satu

mengajar yang bervariasi dan inovatif. Model

strategi alternatif yang diharapkan dapat

pembelajaran yang dipilih sebaiknya model

membantu peserta didik merangsang pikiran


pembelajaran yang membuat peserta didik

mereka sendiri, meningkatkan kemampuan

termotivasi dan lebih aktif terlibat dalam

peserta didik bekerja sama dengan orang lain,

proses pembelajaran, sehingga peserta didik

meningkatkan keaktifan belajar dan pada saat

akan dengan mudah dalam menerima dan

yang sama meningkatkan prestasi belajar

memahami materi yang disampaikan guru.

peserta didik.


Keaktifan belajar yang tinggi maka

Peneliti memilih model

peserta didik akan lebih banyak ide atau

tipe

gagasan

penelitian ini untuk

untuk

menyelesaikan

suatu

pembelajaran


Inside-Outside Circle (IOC) dalam
diterapkan

dalam

permasalahan daripada peserta didik yang

kegiatan pembelajaran Teknik Pemesinan

memiliki keaktifan belajar yang lebih rendah.

Bubut di SMK Pancasila Surakarta.

Proses pembelajaran saat ini guru lebih

Tipe ini dipilih karena diyakini cocok

mendominasi sehingga peserta didik kurang


dengan situasi peserta didik yang cenderung

aktif

belajar lebih efisien dalam kelompok atau

ketika

pembelajaran

berlangsung,

dibuktikan dengan peserta didik tersebut

belajar

jarang bertanya kepada guru mengenai materi

pembelajaran


yang belum dipahami. Pembelajaran saat ini

keseimbangan peran antara guru sebagai

guru lebih sering menggunakan metode

seorang yang mengajarkan pengetahuan baru
2

secara
ini

bersama-sama,
menunjukkan

tipe
adanya

dengan peserta didik yang aktif terangsang

Sardiman (2009: 100) menyatakan bahwa

pikirannya menerima pengetahuan baru.

“keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan

Penelitian dilaksanakan dan mengarah pada

dimana peserta didik dapat aktif. Setiap

tujuan yang sebenarnya, maka rumusan

orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa

masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

ada aktivitas proses pembelajaran tidak akan

1. Apakah penerapan model IOC dapat

terjadi”.

meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik

Teknik

dimaksud keaktifan peserta didik adalah

Pemesinan Bubut di kelas XI Mesin 3

rangkaian yang dilakukan peserta didik

SMK Pancasila Surakarta?

dalam

2. Apakah

pada

mata

pelajaran

Dari berbagai pendapat diatas maka yang

penerapan

model

IOC

mata

belajar pada diri peserta didik.
Paul D Dierich (Sardiman 2011:101)

Pemesinan Bubut di kelas XI Mesin 3

membagi kegiatan belajar menjadi delapan

SMK Pancasila Surakarta?

kelompok kegiatan sebagai berikut:

IOC

pelajaran

pembelajaran

Teknik

Model

pada

proses

sehingga menimbulkan perubahan perilaku

meningkatkan prestasi belajar peserta
didik

mengikuti

merupakan

suatu

1) Visual

activities,

yang termasuk

pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil

dalamnya:

membaca,

dan lingkaran besar yang memungkinkan

gambar

demonstrasi,

peserta didik saling membagi informasi pada

pekerjaan orang lain.

saat bersamaan dengan pasangan yang

2) Oral

activities,

di

memperhatikan

seperti:

percobaan,

menyatakan,

berbeda dengan singkat dan teratur. Peserta

merumuskan, bertanya, memberi saran,

didik dapat berdiskusi dan bekerja sama

mengeluarkan

dengan peserta didik lain dalam kelompok.

wawancara, diskusi, interupsi.

Anggota kelompok yang dibentuk secara
heterogen,

diharapkan

diskusi

3) Listening

dalam

pendapat,

activities,

mendengarkan;

kelompok berlangsung secara efektif.

mengadakan

sebagai

uraian,

contoh:

percakapan,

diskusi, musik, pidato.

Slameto (1995:2) berpendapat bahwa

4) Writing activities, misalnya; menulis

“belajar adalah suatu proses usaha yang

cerita,

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

menyalin.

perubahan tingkah laku yang baru secara

karangan,

5) Drawing

activities,

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

menggambar,

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.

diagram.

hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas

6) Motor

merupakan prinsip atau asas yang sangat
penting didalam proses belajar mengajar.
3

membuat

activities,

dalamnya

laporan,

antara

angket,

misalnya:
grafik,

peta,

yang termasuk
lain:

di

melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model

peserta didik yang telah ditetapkan menjadi

mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

nilai KKM yang telah ditetapakan setiap

7) Mental activities, misalnya: mengingat,

sekolah.

memecahkan masalah, memecahkan soal,
menganalisa,

melihat

Penelitian yang menguatkan penelitian ini

hubungan,

adalah :

mengambil keputusan.
8) Emotional
menaruh

1. Dameria

activities,
minat,

misalnya:

merasa

IMB

penelitiannya

bosan,

(2012)

berjudul

dalam

“Penerapan

Pembelajaran kooperatif teknik Inside-

gembira, bersemangat, bergairah, berani,

Outside

tenang, gugup.

Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII

Winkel (1999:149) menyatakan bahwa

SMP Negeri 41 Medan. Dalam penelitian

Circle

(IOC)

pada

Pokok

prestasi belajar adalah “prestasi belajar dapat

tersebut

dilihat

dalam

pembelajaran kooperatif Inside-Outside

pengalaman,

(IOC) dapat meningkatkan aktivitas dan

keterampilan, nilai, sikap, yang bersifat

hasil belajar. Hasil penelitian diperoleh

konstan. Prestasi belajar dapat diketahui

rata-rata aktivitas belajar peserta didik

dengan adanya evaluasi belajar atau penilaian

dari pertemuan I s/d IV yakni 79,625%,

hasil belajar”. Soenarto (2009:1) menyatakan

dan hal ketuntasan belajar dari 40 peserta

bahwa

didik diperoleh 38 peserta didik yang

dari

perubahan-perubahan

pengertian

kognitif,

“prestasi

pengertian

belajar

penguasaan

mempunyai

pemahaman

bahwa

penggunaan

model

dan

tuntas belajar (95%) dan 2 peserta didik

keterampilan yang dikembangkan oleh mata

(5%) yang tidak tuntas belajar, dengan

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

demikian

tes atau angka nilai yang diberikan guru.

kooperatif Inside-outside Circle (IOC)

Kesimpulannya bahwa prestasi belajar

baik.

didik dari aktivitas mental/psikis untuk
pengetahuan

pengalaman/pengetahuan

2. Afifah, Lina (2013) dalam penelitiannya

berdasar

berjudul

“Penerapan

Model

Inside-

telah

Outside Circle Untuk Meningkatkan

dengan

Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik

lingkungan sosial pada periode tertentu yang

Pada Standar Kompetensi Melakukan

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

Pemasaran Barang dan Jasa (Studi Pada

angka. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah

Peserta didik Kelas X Prodi Pemasaran

yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

SMK N 1 Doko Kab. Blitar) “.Dalam

psikomotoris

penelitian tersebut bahwa penggunaan

diperoleh

dan

yang

pembelajaran

dari awal hingga akhir aktivitas dikatakan

adalah bukti atau hasil yang dicapai peserta

membangun

penerapan

interaksinya

yang

semuanya

sudah

terangkum dalam ketuntasan hasil belajar

model
4

pembelajaran

Inside-Outside

Circle dapat meningkatkan aktivitas dan

lembar kerja, kuis. Dalam penelitian

hasil belajar peserta didik. Aktivitas

tersebut memaparkan bahwa metode

meningkat

pembelajaran

ditunjukkan

dengan

pada

kooperatif

dapat

siklus I dengan persentase 68.72% dan

meningkatkan prestasi peserta didik ilmu

meningkat pada siklus II menjadi 79.5%,

pengetahuan

dengan hasil belajar ditunjukkan dengan

penelitian menunjukkan bahwa metode

siklus I 66.7% dan meningkat pada siklus

pembelajaran kooperatif lebih unggul

II menjadi 90%.

daripada metode tradisional pada prestasi

3. Njoroge, Changeiywo, Ndirangu. (2014)

Pengajaran

kelas

9.

Hasil

peserta didik ilmu pengetahuan umum

dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh
Pendekatan

umum

kelas 9.

Berbasis

Penyelidikan pada Prestasi dan Motivasi

B. METODE PENELITIAN

Peserta Didik Sekolah Menengah dalam

Penelitian

tindakan

kelas

yang

Pelajaran Fisika di Nyeri County Kenya”.

dilaksanakan di SMK Pancasila Surakarta

Dalam penelitian tersebut pembelajaran

mengambil subjek penelitian yaitu peserta

menggunakan

didik kelas XI Mesin 3. Kelas XI Mesin 3

reguler

metode

dengan

pembelajaran
berbasis

memiliki jumlah peserta didik sebanyak 24

meningkatkan

peserta didik. Data yang dikumpulkan dalam

prestasi dan motivasi peserta didik. Hasil

penelitian tindakan kelas ini adalah data hasil

penelitian

bahwa

belajar dan keaktifan belajar. Sumber data

berbasis

penelitian tindakan kelas berupa peristiwa

penyelidikan menghasilkan perbedaan

dan dokumen. Peristiwa yang terdiri dari

yang signifikan dalam prestasi peserta

proses belajar mengajar dan pengamatan

didik

yang

penyelidikan

pendekatan

pendekatan
untuk

menunjukkan
pengajaran

dibandingkan

dengan

metode

ceramah dan demonstrasi guru.

Metode

lembar

amatan.

Dokumen yang digunakan antara lain nama

4. Parveen, Batool (2012) dengan judul,
“Pengaruh

menggunakan

peserta didik, hasil tes peserta didik, daftar

Pembelajaran

nilai pra penelitian, rencana pelaksanaan

Kooperatif Ilmu Pengetahuan Umum di

pembelajara, silabus dan foto kegiatan. Data

Tingkat

keaktifan

Menengah”.

Tujuan

dari

belajar

diperoleh

dari

hasil

penelitian ini untuk mengetahui efek dari

pengamatan dan data hasil belajar diperoleh

metode pembelajaran kooperatif terhadap

dari hasil tes siklus.

prestasi peserta didik ilmu pengetahuan

Teknik pengumpulan data yang digunakan

umum kelas 9. Bahan yang digunakan

yaitu observasi, dokumentasi,tes dan lembar

untuk menerapkan metode pembelajaran

amatan. Validitas data yang digunakan dalam

kooperatif yaitu rencana pembelajaran,

penelitian ini adalah validitas isi dan
5

triangulasi waktu. Validasi instrumen untuk
tes adalah menggunakan validitas isi, untuk
instrument non tes menggunakan teknik
validitas triangulasi waktu. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik diskriptif
komparatif.
Indikator

kerja

digunakan

untuk

menunjukkan peningkatan keaktifan belajar
dan prestasi belajar peserta didik kelas XI
Mesin 3 SMK Pancasila Surakarta. Indikator
keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini adalah pertama peningkatan hasil

Gambar 1. Tahap Penelitian Tindakan Kelas

belajar peserta didik dari kondisi awal ke

(Sumber: Arikunto dkk., 2009: 16)

siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Kedua

Perencanaan tindakan dilakukan sebagai

peningkatan keaktifan belajar peserta didik

persiapan pelaksanaan tindakan. Antara lain

dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I

yaitu

ke siklus II. Presentase peserta didik yang

dengan guru kolaborasi, menentukan pokok

ditargetkan mengalami peningkatan hasil

bahasan sesuai dengan program tahunan dan

belajar sebesar 80% dari jumlah peserta didik

semester,

secara keseluruhan, dan presentase peserta

materi dan media, membuat lembar amatan

didik

keaktifan, dan menyusun tes.

yang

ditargetkan

mengalami

menyusun

rencana

menyusun

RPP,

pembelajaran

menyiapkan

peningkatan kreativitas belajar sebesar 80%

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dari jumlah peserta didik secara keseluruhan.

dengan menggunakan model IOC sesuai

Pelaksanaan penelitian penelitian tindakan

dengan tahapan-tahapan yang ditentukan,

kelas ini dilakukan secara bertahap, setiap

mulai dari pembentukan kelompok, diskusi,

siklus terdiri dari empat tahapan yaitu

presentasi secara kelompok.

perencanaan

tindakan,

pelaksanaan,

Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada

pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian

saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan

yang digunakan dalam penelitian tindakan

pada

kelas ini adalah sebagai berikut:

mengadakan penilaian dan pada variabel

variabel

keaktifan

hasil

belajar

belajar

dengan

dengan

menggunakan

lembar amatan.
Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah
pengamatan.

Data

hasil

pengamatan

didiskusikan dengan guru kolaborasi dan
6

dianalisis

bersama-sama

tujuan

1. Perbandingan nilai keaktifan peserta didik

menemukan kelemahan-kelemahan proses

dari tindakan pra-siklus, tindakan siklus I

pembelajaran,

dan tindakan siklus II

selanjutnya

dengan

sehingga
dapat

pada

dilakukan

proses

perbaikan-

perbaikan.

C. HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
Materi pelajaran yang disampaikan pada
penelitian ini adalah pembubutan tirus untuk
siklus I dan pembubutan ulir untuk siklus II.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
harus selalu memperhatikan suasana kelas
dan suasana peserta didik agar tujuan dari
Gambar 1. Perbandingan nilai keaktifan
peserta didik
2. Perbandingan dari nilai tes hasil belajar

penelitian dapat tercapai, pada penelitian
tindakan siklus I masih terdapat beberapa
kelemahan guru dan peserta didik yang

pada pra-siklus, tindakan siklus I dan

menyebabkan keaktifan dan hasil belajar

tindakan siklus II

belum memenuhi target. Hasil dari refleksi
siklus I diperlukan perubahan dalam proses
siklus II, dengan melakukan perubahan
dalam

siklus

II

mampu

memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus
I. Hasil dari perubahan pada siklus II
menunjukkan hasil tes siklus II semakin baik
sehingga jumlah peserta didik yang mendapat
nilai

sesuai

dengan

kriteria

ketuntasan

meningkat dan hasil dari lembar amatan
keaktifan
meningkat.

peserta
Tujuan

didik

juga

penelitian

semakin
berupa

Gambar 2. Perbandingan nilai tes hasil

peningkatan prestasi belajar dan keaktifan

belajar peserta didik

belajar peserta didik.

Pembelajaran dengan menerapkan

Berikut data rekapitulasi dari kegiatan

model Inside-Outside Circle (IOC) yang

penelitian yang telah dilakukan:

didasari

dengan

pembelajaran

berkelompok, berdiskusi, presentasi, dan
7

tanya jawab dapat berjalan dengan baik

peserta

karena peserta didik merasa nyaman

terhadap ketuntasan belajar peserta

melalui

ini,

didik. Hal ini terbukti dari hasil tes

meskipun ada beberapa peningkatan

siklus I dan siklus II mengalami

yang

model

tidak

pembelajaran

konstan

didik

berdampak

positif

namun

secara

peningkatan dan mencapai target

keseluruhan telah memenuhi

target,

yang telah ditetapkan. Persentase

dengan pembelajaran ini peserta didik

peserta didik yang tuntas pada siklus I

dituntut untuk mencapai hasil maksimal

sebesar 54,17% dan siklus II sebesar

dalam belajar, tetapi harus didukung

83,33%. Dengan hasil ini, Penerapan

dengan kondisi peserta didik yang lain,

model pembelajaran kooperatif IOC

dapat dikatakan apabila peserta didik

pada

ingin mendapatkan nilai yang baik maka

Pemesinan

Bubut

teman atau peserta didik yang lain juga

meningkatkan

keaktifan

harus mendapatkan nilai yang baik juga.

peserta didik kelas XI M3 SMK

mata

pelajaran

Teknik
dapat
belajar

Pancasila Surakarta.
D. SIMPULAN
1. Berdasarkan hasil observasi keaktifan

E. DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Lina. (2013). Penerapan Model

belajar pada siklus I dan siklus II
setelah

diterapkan

Inside-Outside

model

Circle

untuk

pembelajaran kooperatif tipe IOC,

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

rata-rata keaktifan belajar peserta

Belajar

didik kelas XI M3 mencapai 65,19%

Kompetensi Pemasaran SMK N 1

pada siklus I dan 82,37% pada siklus

Doko Kab. Blitar. Skripsi Tidak

II. Apabila dibandingkan dengan

Dipublikasikan.

siklus I maka terjadi peningkatan

Universitas Negeri Malang.

Siswa

pada

Standar

Malang:

FE

Arikunto, S. 2012. Penelitian Tindakan

pada siklus II yaitu sebesar 17,18%.

Kelas. Jakarta. Bumi Aksara

Dengan hasil ini, Penerapan model

Dameria,

pembelajaran kooperatif IOC pada

IMB.

(2012).

Penerapan

mata pelajaran Teknik Pemesinan

Pembelajaran

Bubut dapat meningkatkan keaktifan

Inside-Outside Circle pada Pokok

belajar peserta didik kelas XI M3

Bahasan Kubus da Balok di kelas

SMK Pancasila Surakarta.

VIII SMP Negeri 41 Medan Tahun

2. Penerapan

model

kooperatif tipe IOC
meningkatkan

Teknik

Ajaran 2012/2013. Skripsi Tidak

pembelajaran

Dipublikasikan.

yang dapat

keaktifan

Kooperatif

Medan:

Universitas Negeri Medan.

belajar
8

FMIPA

Hanifudin, Rizky. (2011). Penerapan

Slavin

E

Robert.

2008.

Coopertive

Model Pembelajaran Inside-Outside

Learning Teori, Riset, dan Praktik.

Circle untuk meningkatkan Aktivitas

Bandung : Nusa Media.

dan Hasil Belajar IPS siswa Kelas V

Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses

SDN Ketawanggede 2 Kota Malang.

Belajar. Bandung: PT. Remaja.

Skripsi

Tidak

Dipublikasikan.

Winkel. (1999). Psikologi Pengajaran.

Malang: FKIP Universitas Negeri

Jakarta:

Malang.

Indonesia.

Njoroge, Changeiywo, Ndirangu. (2014).
Effects of Inquiry-Based Teaching
Approach on Secondary School
Students’

Achievement

and

Motivation in Physics in Nyeri
County, Kenya. Academic Research
Journals. Volume 2(1), pp. 1-6,
January

2014.

Agustus

Diperoleh
2015,

26
dari

http://www.academicresearchjournal
s.org/IJARER/PDF%202014/Januar
y/Njoroge%20et%20al.pdf
Parveen,

Batool.

(2012).

Cooperative

Effect

Learning

of
on

Achievement of Students in General
Science

at

International

Secondary
Education

Level.
Studies.

Vol. 5, NO. 2; April 2012. Diperoleh
1

September

2015,

dari

http://www.ccsenet.org/journal/inde
x.php/ies/article/viewFile/12736/106
2
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
Belajar. Jakarta. Rajawali Press.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor

yang

Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.
9

Gramedia

Widiasarana

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipi Inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa (penelitian tindakan kelas di MTSN Tangerang 11 Pamulang)

4 20 61

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TEKNIK INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 57

Penerapan Strategi Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA SD Negeri Banyubiru 1 Ngawi Tahun Ajaran 2013/2014

0 2 11

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V Penerapan Strategi Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA SD Negeri Ba

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V Penerapan Strategi Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA SD Negeri Ba

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MESIN FRAIS KELAS XI TEKNIK PEMESINAN SMK MURNI 1 SURAKARTA

0 0 17