Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan merupakan

indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu daerah. Setiap
daerah akan berusaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal,
menurunkan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan. Hubungan
antara pertumbuhan ekonomi atau peningkatan output dan kemiskinan
menghasilkan suatu dasar kerangka pemikiran, yakni efek trickle-down dari
pertumbuhan ekonomi dalam bentuk peningkatan kesempatan kerja atau
pengurangan pengangguran dan peningkatan upah/pendapatan dari kelompok
miskin. Dengan asumsi bahwa ada mekanisme yang diperlukan untuk
memfasilitasi trickle-down dari keuntungan pertumbuhan ekonomi kepada
kelompok miskin, pertumbuhan ekonomi bisa menjadi suatu alat yang efektif bagi
pengurangan pengangguran dan kemiskinan.
Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan
disertai dengan perubahan pada distribusi output dan struktur ekonomi (Nafziger,

2006). Idealnya, pembangunan ekonomi akan menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi sekaligus meningkatkan kesejahteraan kepada segenap
masyarakat. Namun pada kenyataannya, manfaat pertumbuhan ekonomi tidak
otomatis dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Terjadi ketimpangan dalam
pendistribusian pendapatan, kemiskinan dan pengangguran.

1

2

Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka
dan Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara
2004-2013

No.

Tahun

[1]

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

[2]
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011

2012
2013

Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
[3]
5,74
5,48
6,20
6,90
6,39
5,07
6,42
6,63
6,22
6,01

Tingkat
Pengangguran

Terbuka
[4]
11,08
10,98
11,51
10,10
9,10
8,45
7,43
6,37
6,20
6,53

Persentase
Penduduk
Miskin
[5]
14,93
14,28
15,66

13,90
12,55
11,51
11,31
11,33
10,67
10,41

16,00
15,00
14,00
13,00
12,00
11,00
10,00
9,00
8,00
7,00
6,00
5,00

4,00
2004

2005

2006

Pertumbuhan Ekonomi

2007

2008

2009

Pengangguran Terbuka

2010

2011


2012

2013

Persentase Penduduk Miskin

Gambar 1.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka
dan Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara
2004-2013
Tabel 1 dan gambar 1 di atas menggambarkan perkembangan Laju
Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Persentase Penduduk
Miskin Provinsi Sumatera Utara selama 10 tahun terakhir (2004-2013).

3

Berdasarkan gambar tersebut, laju pertumbuhan ekonomi mengalami pergerakan
yang berfluktuasi, namun pengangguran dan kemiskinan yang ditunjukkan dengan
tingkat pengangguran terbuka dan persentase penduduk miskin memiliki

pergerakan yang hampir sama dimana angka tertinggi terjadi pada tahun 2006 dan
kemudian mengalami penurunan selama periode 2006-2013. Gambar 1 di atas
juga menunjukkan bahwa di Sumatera Utara, pertumbuhan ekonomi tidak selalu
diikuti dengan penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan dari tahun ke
tahun selama periode 2004-2013.
Menurut Arsyad (1999) tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya
sedikit manfaatnya dalam memecahkan masalah kemiskinan, masih banyak
penduduk yang memiliki pendapatan di bawah standar kebutuhan hidupnya.
Pertumbuhan ekonomi gagal untuk mengurangi bahkan menghilangkan besarnya
kemiskinan absolut. Jadi pertumbuhan PDB yang cepat tidak secara otomatis
meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Dengan kata lain bahwa apa yang
disebut trickle down effects atau efek cucuran ke bawah dari manfaat pertumbuhan
ekonomi bagi penduduk miskin tidak terjadi seperti apa yang diharapkan bahkan
berjalan cenderung sangat lambat.
Pengelolaan keuangan daerah sangat besar pengaruhnya terhadap nasib
suatu daerah. Pengelolaan keuangan daerah melalui kinerja keuangan daerah yang
dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif atau memenuhi value for money
serta partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan keadilan akan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mengurangi jumlah pengangguran serta
menurunkan tingkat kemiskinan. Untuk pengelolaan daerah tidak hanya


4

dibutuhkan sumber daya manusia, tetapi juga sumber daya ekonomi berupa
keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran pemerintah daerah.
Anggaran pemerintah daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah
daerah. Anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan
kapabilitas, efisiensi, dan efektivitas pemerintah daerah. Anggaran daerah
seharusnya dipergunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan,
pengeluaran, dan pembiayaan, alat bantu pengambilan keputusan dan perencanaan
pembangunan, alat otoritas pengeluaran di masa yang akan datang, ukuran standar
untuk evaluasi kinerja serta alat koordinasi bagi semua aktivitas di berbagai unit
kerja. Anggaran sebagai instrumen kebijakan dan menduduki posisi sentral harus
memuat kinerja, baik untuk penilaian secara internal maupun keterkaitan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mengurangi pengangguran
dan menurunkan tingkat kemiskinan. Kinerja yang terkait dengan anggaran
merupakan kinerja keuangan berupa perbandingan antara komponen-komponen
yang terdapat pada anggaran.
Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja

pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah melakukan
analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan
(Halim, 2007). Berkaitan dengan hal itu, analisis terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah merupakan informasi penting, terutama untuk membuat
kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah dan menilai apakah pemerintah
daerah berhasil mengelola keuangannya dengan baik, serta memberikan dampak
yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat.

5

Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat analisis kinerja keuangan
secara luas telah diterapkan pada lembaga perusahaan yang bersifat komersial,
sedangkan pada lembaga publik khususnya pemerintah daerah masih sangat
terbatas sehingga secara teoritis belum ada kesepakatan yang bulat mengenai
nama dan kaidah pengukurannya. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah
yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, maka analisis
rasio keuangan terhadap pendapatan belanja daerah perlu dilaksanakan
(Mardiasmo, 2002).

1.2.


Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka ada beberapa rumusan masalah yang

dapat di ambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan
ekonomi secara langsung terhadap pengangguran ?
2. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan
ekonomi secara langsung terhadap kemiskinan ?
3. Apakah

terdapat

pengaruh

kinerja

keuangan

daerah

terhadap

pengangguran melalui pertumbuhan ekonomi ?
4. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap kemiskinan
melalui pertumbuhan ekonomi ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang diterapkan, maka tujuan penelitian ini

adalah:

6

1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan
ekonomi secara langsung terhadap pengangguran.
2. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan
ekonomi secara langsung terhadap kemiskinan.
3. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap
pengangguran melalui pertumbuhan ekonomi.
4. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap
kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.

1.4.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian,

penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan tentang analisis kinerja keuangan daerah terhadap
pengangguran dan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi sebagai
variabel intervening.
2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan daerah, pertumbuhan
ekonomi, pengangguran dan kemiskinan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
dan bahan studi lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya terutama pada
bidang yang sejenis.

7

1.5.

Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan ide dari penelitian Hamzah

(2008) yang meneliti analisa kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi,
pengangguran, dan kemiskinan. Perbedaan penelian ini dengan penelitian
terdahulu ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1.2
Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang
No.
Uraian
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Variabel Independen Rasio kemandirian, rasio Kinerja keuangan daerah
efektivitas, dan rasio
dengan indikator rasio
efisiensi
kemandirian, rasio
efektivitas, rasio efisiensi,
rasio ruang fiskal, rasio
keserasian dan indeks
kapasitas fiskal
2. Lokasi Penelitian
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Sumatera Utara
3. Waktu Penelitian
2001-2006
2011-2013
4. Metode Analisis
Regresi Berganda
Structural Equation
Modeling (SEM)

Saran dari peneliti terdahulu bagi penelitian selanjutnya adalah perlu
menambah, atau mengganti variabel-variabel tersebut dengan variabel-variabel
lain yang dimungkinkan relevan dengan kinerja keuangan, pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan dan pengangguran. Selain itu, juga memperluas obyek penelitian tidak
hanya pada kota/kabupaten di Provinsi Jawa Timur tetapi juga kota/kabupaten di
Provinsi lain di Indonesia.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUD PADA KABUPATEN / KOTA DI DIY)

0 2 99

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

0 0 16

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

0 0 25

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013 Chapter III VI

0 1 58

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

0 2 4

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening Pada Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

0 0 25

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 15

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Kemiskinan (Di Kabupaten Dan Kota Propinsi Sumatera Utara)

0 0 9