Uji Aktivitas Diuretik Ekstrak Etanol Pecut Kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl) Pada Tikus

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Diuretik bekerja pada ginjal
untuk mengeluarkan kelebihan elektrolit dalam darah. Prinsip kerja diuretik secara
umum adalah menurunkan reabsorbsi elektrolit oleh tubulus ginjal, di mana
peningkatan ekskresi elektrolit akan disertai dengan peningkatan ekskresi air yang
diperlukan untuk mencapai keseimbangan osmotik. Senyawa yang dapat
merangsang pengeluaran air sangat potensial untuk digunakan dalam keadaan
seperti: udema, gagal jantung, gagal ginjal, dan hipertensi (Permadi, 2006).
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki keanekaragaman
hayati yang berlimpah, yaitu memiliki sekitar 30.000 jenis tanaman dan sekitar
9.600 di antaranya berkhasiat obat. Sampai saat ini, jumlah tanaman yang telah
dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri obat baru mencapai 300
jenis. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Depkes, RI., 2000).
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah tumbuhan pecut kuda

(Stachytharpheta Jamaicensis L. Vahl), suku Verbenaceae yang dikenal dengan
nama jarong (sunda). Tumbuhan ini mengandung senyawa glikosida, alkaloid dan
flavonoid. Khasiat herba pecut kuda digunakan untuk pengobatan infeksi dan batu
saluran kencing, sakit tenggorokan karena radang (faring), batuk, rematik dan haid

1

tidak teratur. Bunga dan tangkainya untuk pengobatan radang hati sedangkan
akarnya untuk pengobatan keputihan (Dalimartha, 2002). Penelitian sebelumnya
telah menunjukkan bahwa senyawa dari tumbuhan pecut kuda memiliki aktivitas
biologis antara lain uji efek antifungi (Mukrima, 2008), antibakteri (Ningrum,
2003) dan antikanker (Calista, 2013).
Adapun suku yang sama dengan tumbuhan pecut kuda adalah legundi
(Vitex trifolia) di mana legundi berdasarkan penelitian memiliki khasiat sebagai
obat tekanan darah tinggi dan diuretik (Frans, 2014; Dian, 2015). Penelitian
tentang tumbuhan legundi menunjukkan bahwa senyawa flavonoid dalam
tumbuhan tersebut berperan sebagai antihipertensi, antibakteri, analgetik, diuretik,
dan antioksidan (Widyaningrum, 2011). Oleh karena spesies tumbuhan tersebut
merupakan satu suku dengan Stachytharpheta jamaicensis kemungkinan
mempunyai kandungan dan aktivitas yang hampir sama dengan Stachytharpheta

jamaicensis.
Berdasarkan penelitian oleh Calista tahun 2013 menyatakan bahwa
tumbuhan pecut kuda memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder salah
satunya adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa yang mempunyai
aktivitas biologis sebagai diuretik (Anna, 2011). Mekanisme kerja flavonoid jenis
flavonol yang diduga sebagai diuretik yang disebutkan oleh Khabibah (2012),
yaitu dengan menghambat reabsorbsi Na+, K+, dan Cl-

sehingga terjadi

peningkatan elektrolit di tubulus sehingga terjadilah diuresis.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan uji aktivitas diuretik dari
ekstrak etanol pecut kuda terhadap tikus dan sebagai pembanding digunakan
furosemid.

2

1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol pecut
kuda mempunyai efek diuretik terhadap tikus?


1.3 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu ekstrak etanol pecut kuda mempunyai
efek diuretik terhadap tikus.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek diuretik dari ekstrak
etanol pecut kuda dengan parameter volume urin, pH urin, kadar natrium dan
kadar kalium dalam urin tikus.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. mengembangkan tanaman pecut kuda menjadi suatu sediaan herbal terstandar
dengan efek diuretik.
b. menambah inventaris tanaman obat yang berkhasiat sebagai diuretik.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap tikus jantan putih. Variabel bebas terdiri dari
Ekstrak etanol pecut kuda (EEPK) dosis 100 mg/kg bb, 150 mg/kg bb, 200 mg/kg
bb, furosemid dosis 10 mg/kg bb, CMC Na 0,5% dan waktu pengamatan. Variabel

terikat meliputi uji efek diuretik seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1

3

Variabel Bebas

Simplisia
pecut
kuda

Variabel Terikat

Ekstrak
etanol pecut
kuda
(EEPK)
dosis 100,
150, 200
mg/kg bb
Furosemid

10 mg/kg
bb

Parameter

Volume urin
(ml)

Tikus

efek
diuretik

pH urin

Kadar Na+
(meq/l)

CMC Na
0,5 %


Kadar K+
(meq/l)

Waktu
pengamatan
setiap jam
selama 5
jam

Gambar 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian

4