Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Indonesia merupakan Negara yang menjadikan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar yang mencakup dari pajak pusat dan pajak daerah. Pajak Pusat adalah kontribusi wajib yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Undang-undang, yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan pembangunan. Sedangkan Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu Pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan pajak untuk membiayai pembangunan dan berusaha mengoptimalkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD).


(2)

sendiri. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No 8 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) adalah pajak yang dikenakan atas Bumi dan / atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai dan / atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan untuk sektor perkotaan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Oleh karena itu, daerah harus mempunyai sumber dana yang akan digunakan dalam penyelengaraan pemerintahannya. Seiring dengan kepentingan diatas, Pajak Bumi dan Bangunan yang awalnya merupakan pajak yang kewenangannya ada pada pemerintah pusat sekarang telah beralih menjadi pajak daerah yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten/Kota dan telah berubah nama menjadi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2).

Terkait pengelolaan PBB di daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan untuk mengeluarkan Peraturan Daerah sebagai payung hukum dalam pemungutan PBB di wilayah masing-masing. Selain itu, adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi per Triwulan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu melakukan evaluasi per triwulan untuk memastikan target penerimaan PBB-P2 yang telah ditetapkan dapat direalisasikan di Kota Sibolga


(3)

2. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2

Pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan akan melakukakan pendataan ulang Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan Objek pajak yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa keadilan di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak yang belum memiliki SPPT PBB-P2

3. Pemasangan Himbauan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.

Dengan sudah dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan oleh Pemerintah Daerah tersebut, membuat penulis tertarik mengangkat judul : “Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan


(4)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.1 Untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

1.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

1.3 Untuk mengetahui usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). b. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan

khususnya dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.


(5)

c. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2.2 Bagi Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga

a. Untuk membina hubungan baik antara Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan Instansi tersebut.

c. Membantu pihak Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga dalam mensosialisasikan perpajakan, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada masayarakat wajib pajak melalui mahasiswa peserta PKLM.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan melalui bangku perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.


(6)

d. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Menurut Prof. Dr. Rochmat Sumitro, SH pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2011 : 1) Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau Retribusi, penentuan besarnya pajak atau Retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.

Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu pajak daerah yang terbaru yang memberikan pendapatan kepada pemerintahan daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan berdasarkan Undang - Undang Nomor 28


(7)

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Contoh : sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang, dll. Sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasmen, pagar mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai dll. (Darwin, 2010 : 21).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Penulis akan membahas secara rinci mengenai :

1. Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

2. Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

3. Usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Sibolga untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.


(8)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mulai dari pengajuan judul, penentuan judul oleh ketua program studi, penyusunan proposal, perbaikan proposal, penentuan dosen pembimbing, bimbingan, persetujuan dan pengajuan surat izin.

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari buku buku yang erkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), artikel ilmiah serta sumber - sumber lain yang mendukung penulisan proposal ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek tempat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini yang dilakukan melalui dua cara yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer yaitu bersumber dari data Dinas. Data Sekunder yaitu data


(9)

yang bersumber dari buku – buku tentang perpajakan. Undang - Undang Perpajakan maupun peraturan lain yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan menganalisa dan mengevaluasi terhadap data - data yang telah diperoleh.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview Guide) :

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab angsung kepada para pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan yang bertugas untuk memungut P2 untuk memperoleh penjelasan dari pemungutan PBB-P2 dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan langsung mengenai pengelolaan PBB-P2 yang menjadi objek penelitian di DPKAD Kota Sibolga.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku perkuliahan, buku hasil karangan Mardiasmo, karangan ilmiah, data-data yang saya terima dari DPKAD Kota Sibolga berupa target dan realisasi penerimaan PBB-P2


(10)

yang dibutuhkan dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Mandiri (PKLM) ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), tujuan, uraian teoritis, ruang lingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Objek Pajak dan Subjek Pajak


(11)

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Tarif yang dikenakan untuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, serta Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Masalah – masalah yang dihadapai DPKAD Kota Sibolga, usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan serta Sanksi yang dikenakan kepada Wajib Pajak bila tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas data PKLM. Sedangkan Saran merupakan hal - hal, ide - ide, atau


(12)

gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Contoh : sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang, dll. Sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasmen, pagar mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai dll. (Darwin, 2010 : 21).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Penulis akan membahas secara rinci mengenai :

1. Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

2. Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

3. Usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Sibolga untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.


(2)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mulai dari pengajuan judul, penentuan judul oleh ketua program studi, penyusunan proposal, perbaikan proposal, penentuan dosen pembimbing, bimbingan, persetujuan dan pengajuan surat izin.

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari buku buku yang erkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), artikel ilmiah serta sumber - sumber lain yang mendukung penulisan proposal ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek tempat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini yang dilakukan melalui dua cara yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer yaitu bersumber dari data Dinas. Data Sekunder yaitu data


(3)

yang bersumber dari buku – buku tentang perpajakan. Undang - Undang Perpajakan maupun peraturan lain yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan menganalisa dan mengevaluasi terhadap data - data yang telah diperoleh.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview Guide) :

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab angsung kepada para pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan yang bertugas untuk memungut P2 untuk memperoleh penjelasan dari pemungutan PBB-P2 dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan langsung mengenai pengelolaan PBB-P2 yang menjadi objek penelitian di DPKAD Kota Sibolga.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku perkuliahan, buku hasil karangan Mardiasmo, karangan ilmiah, data-data yang saya terima dari DPKAD Kota Sibolga berupa target dan realisasi penerimaan PBB-P2


(4)

yang dibutuhkan dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Mandiri (PKLM) ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), tujuan, uraian teoritis, ruang lingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Objek Pajak dan Subjek Pajak


(5)

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Tarif yang dikenakan untuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, serta Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Masalah – masalah yang dihadapai DPKAD Kota Sibolga, usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan serta Sanksi yang dikenakan kepada Wajib Pajak bila tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas data PKLM. Sedangkan Saran merupakan hal - hal, ide - ide, atau


(6)

gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN