Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media, Jakarta

Mardiasmo, 2011, Perpajakan Edisi Revisi 2011, Andi, Yogyakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011, Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2014, Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Artikel diakses pada tanggal 28 April 2015 http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-bangunan-pbb.


(2)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN

A. Gambaran Pajak Secara Umum

Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perjakan adalah kontrubusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Mardiasmo, 2011 : 23)

1. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu :

a. Fungsi budgetair, yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. (Mardiasmo, 2011 : 1)

2. Asas Pemungutan Pajak

2.1 Asas Domisili (asas Tempat Tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal


(3)

dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri.

2.2 Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

2.3 Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara, misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.

3. Sistem Pemungutan Pajak

3.1 Official assessment system, yaitu sistem pemungutan yang member wewenang kepada Pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus

b. Wajib Pajak bersifat Pasif

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus


(4)

3.2 Self assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri berapa besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak itu sendiri

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi

3.3 With holding system, yaitu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah: wewenang menentukan besarnya pajak yang terhutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak. (Mardiasmo, 2011 : 7)

4. Lembaga Pemungut Pajak

4.1 Pajak Pusat, yaitu digunakan untuk membiayai pengeluaran atau rumah tangga negara. Contohnya adalah : Pajak Penghasilan (UU No. 36 Tahun 2008), Pajak Pertambahan Nilai (UU No. 42 Tahun 2009), Bea Meterai (UU No.13


(5)

Tahun 1985), Bea Masuk atau Kepabeanan (UU No. 17 Tahun 2006), dan Cukai (UU No.39 Tahun 2007).

4.2 Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran daerah. Contohnya adalah : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Dalam hal ini penulis akan membahas tentang Pajak Daerah khususnya mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan 1. Dasar Hukum

1.1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

1.2 Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 yang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.


(6)

2. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pasal 1 Ayat (37), Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh Orang Pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011, Pasal 3 Ayat (1), Objek Pajak bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah Bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

perhutanan, dan pertambangan.

Dalam Pasal 3 Ayat (2) yang termasuk dalam pengertian Bangunan adalah :

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasmennya, yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks Bangunan tersebut;


(7)

c. Kolam renang;

d. Pagar mewah;

e. Tempat olahraga;

f. Galangan kapal, dermaga;

g. Taman mewah;

h. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak; dan

i. Menara.

Dalam Pasal 3 Ayat (3), Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah objek pajak yang :

a. Digunakan oleh Pemerintah; dan Daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan;

b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;

d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak;


(8)

e. Digunakan oleh Badan Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; dan

f. Digunakan oleh Badan atau Perwakilan Lembaga Internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Sibolga sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 dan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

a. Untuk NJOP sampai dengan Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,11% pertahun;

b. Untuk NJOP diatas Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) ditetapkan sebesar 0,22 % pertahun.

E. Rumus Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

NJOPTKP = 10.000.000


(9)

F. Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran PBB P2 di Bank Pemerintah yang ditunjuk sebagai tempat pembayaran, Kantor Pos, Giro yang telah tercantum pada SPPT. Untuk di Kota Sibolga dapat dilakukan di Bank SUMUT.

G. Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

Wilayah pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Kota Sibolga telah ditetapkan sebanyak empat wilayah pemungutan, yaitu:

1. Kecamatan Sibolga Utara 2. Kecamatan Sibolga Kota 3. Kecamatan Sibolga Sambas 4. Kecamatan Sibolga Selatan

Tabel 3.1 Wilayah Pemungutan

No Kecamatan Kelurahan

1 Sibolga Utara

Angin Nauli Huta Barangan


(10)

Huta Tonga-Tonga Sibolga Ilir

Simare-mare

2 Sibolga Kota

Kota Baringin Pasar Baru Pasar Belakang Pancuran Gerobak

3 Sibolga Sambas

Pancuran Kerambil Pancuran Pinang Pancuran Dewa Pancuran Bambu

4 Sibolga Selatan

Aek Manis Aek Habil

Aek Parombunan Aek Muara Pinang Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015

H. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

a. Wajib Pajak membayar pajak di RKUD (Rekening Kas Umum Daerah) Kota Sibolga melalui bank yang telah ditunjuk.


(11)

b. Pembayaran pajak yang menggunakan warkat seperti bilyet giro atau cek, atau dengan cara transfer, baru dapat dinyatakan sah apabila telah dibukukan di RKUD.

c. Wajib Pajak yang telah melakukan pembayaran pajaknya diberikan Surat Tanda Terima Setoran (STTS) dan/atau SSPD sebagai tanda bukti pembayaran pajak.

d. Pembayaran pajak dilakukan sekaligus atau lunas.

e. Jatuh Tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.

I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga

Tahun Anggaran 2013

No Kecamatan Target Realisasi Persen %

1 Sibolga Utara 354,463,035 259,276,715 73.15 2 Sibolga Kota 1,175,188,216 1,006,194,544 85.62 3 Sibolga Sambas 405,389,110 309,492,225 76.34 4 Sibolga Selatan 310,672,639 208,452,776 67.10 Jumlah 2,245,713,001 1,783,416,260. 79.41 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015


(12)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa target dari setiap Kecamatan belum bisa realisasikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dan juga dapat dikatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat sebagai Wajib Pajak masih kurang dalam

melakukan kewajiban perpajakannya yaitu membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

Grafik 3.2

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga Tahun Anggaran 2013

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015

0 200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,400,000,000

Sibolga Utara Sibolga Kota Sibolga Sambas Sibolga Selatan

Target


(13)

Tabel 3.3

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga Tahun Anggaran 2014

No Kecamatan Target Realisasi Persen %

1 Sibolga Utara 363,522,197 277,499,869 76.34 2 Sibolga Kota 1,129,993,228 958,509,417 84.82 3 Sibolga Sambas 404,211,070 306,032,840 75.71 4 Sibolga Selatan 296,165,113 180,734.957 62.88 Jumlah 2,193,891,608 1,722,777,083 78.53 Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa target dari setiap Kecamatan belum bisa realisasikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dan juga dapat dikatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat sebagai Wajib Pajak masih kurang dalam

melakukan kewajiban perpajakannya yaitu membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

Grafik 3.3

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga Tahun Anggaran 2014

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015

0 200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 Sibolga Utara Sibolga Kota Sibolga Sambas Sibolga Selatan Target Realisasi


(14)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Potensi Pajak

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, setiap daerah dipacu untuk dapat berkreasi untuk mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan belanja daerah atau pengeluaran daerah tersebut serta dapat membangun daerahnya sendiri agar bisa lebih maju. Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa daerah memiliki hak untuk melakukan pemungutan pajak dan retribusi daerah. Pajak dan retribusi daerah ini merupakan salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Dalam era Otonomi Daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), selain itu juga menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Pemberian kewenangan yang semakin besar pula dalam urusan perpajakan.Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan merupakan salah satu pajak daerah yang baru dilimpahkan seluruhnya kepada daerah dan memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah khususn di Kota Sibolga. Dengan dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan dari pusat


(15)

ke daerah, maka daerah memiliki wewenang penuh dalam memungut PBB P2. Hanya saja bagaimana cara Pemerintah Daerah dalam mengoptimalkan kinerjanya melalui kerja sama yang baik antara Dinas Pengelola Kekayaan Dan Aset Daerah Kota Sibolga dengan Kelurahan dan Kecamatan di lingkungan kota Sibolga serta kerja sama yang baik dengan Wajib Pajak itu sendiri agar Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri membayar pajak dan tanpa paksaan.

Dari data yang sudah saya dapat dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan pada tahun anggaran 2013 dari 4 Kecamatan yang digunakan sebagai wilayah pemungutan PBB P2 Kota Sibolga yaitu sebesar Rp. 2.245.713.001 tetapi realisasinya mencapai Rp. 1.783.416.260 atau sekitar 79,41% dari target yang telah ditetapkan.

Pada tahun anggaran 2014 di Kecamatan Sibolga Kota target penerimaan PBB-P2 diturunkan dari Rp. 1.175.188.216 menjadi Rp. 1.129.993.228. Walaupun target penerimaan telah ditetapkan, penerimaan PBB-P2 di Kecamatan Sibolga Kota belum bisa direalisasikan sesuai dengan target bahkan realisasi penerimaan pada tahun anggaran 2014 di Kecamatan Sibolga Kota turun dari tahun anggaran 2013 yaitu dari Rp. 1.006.194.544 menjadi Rp.958.509.417 pada tahun anggaran 2014 atau penurunan realisasi penerimaan sebesar Rp. 47.685.127 sekitar 0,8%. Tidak hanya di Kecamatan Sibolga Kota target diturunkan, Kecamatan Sibolga Sambas dan Kecamatan Sibolga Selatan target penerimaannya juga diturunkan.


(16)

Di Kecamatan Sibolga Sambas target yang telah ditentukan pada tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 405.389.110 turun menjadi Rp.404.211.070 pada tahun anggaran 2014. Walaupun target telah diturunkan, realisasi penerimaan juga belum bisa mencapai target bahkan realisasi penerimaan juga ikut turun sebesar Rp. 3.459.385 atau sekitar 0,63%. Dari realisasi penerimaan pada tahun anggaran 2013

Di Kecamatan Sibolga Selatan, target yang telah ditentukan pada tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 310.672.639 turun menjadi 296.165.113 pada tahun anggaran 2014. Walaupun target telah diturunkan, realisasi penerimaan juga belum bisa mencapai target bahkan realisasi penerimaan juga ikut turun sebesar Rp. 27.717.819 atau sekitar 4,22% dari realisasi penerimaan pada tahun anggaran 2013

Tetapi di Kecamatan Sibolga Utara, target penerimaan ada peningkatan. Target yang telah ditetapkan pada tahun anggaran 2013 Rp. 354.463.035 bertambah menjadi Rp.363.522.197 pada tahun anggaran 2014. Peningkatan target pada tahun anggaran 2014 juga diikuti dengan bertambahnya realisasi penerimaan sebesar Rp. 18.223.154 atau bertambah sekitar 3,19% dari tahun anggaran 2013. Walaupun realisasi pada tahun anggaran 2014 bertambah, target pada tahun anggaran 2014 belum bisa direalisasikan atau belum bisa mencapai target.

Secara keseluruhan dari empat kecamatan yang digunakan sebagai wilayah pemungutan, pada tahun anggaran 2014 jumlah target yang telah ditentukan Rp. 2.193.891.608 mengalami penurunan target dari tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 51.821.393. Walaupun demikian target penerimaan PBB-P2 dapat direalisasikan sebesar 1,722,777,083 atau sekitar 78,53% bahkan bisa dikatakan realisasi


(17)

penerimaan PBB-P2 mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sekitar Rp. 60.639.177 atau sekitar 0,88%.

Ini artinya penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan belum bisa optimal atau tingkat kesadaran masayarakat Sibolga sebagai Wajib Pajak masih kurang. Sangat disayangkan bila pelimpahan Pajak Bumi dan Bangunan dari pusat ke daerah belum bisa dioptimalkan pemungutan pajaknya. Seperti diketahui dan bukan rahasia umum lagi bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan merupakan salah satu pajak daerah yang menjadi “lumbung” atau pendapatan terbesar yang bisa mengisi kas Pendapatan Asli Daerah dari pajak daerah yang telah dikelola Kota Sibolga. Bila pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ini belum bisa dioptimalkan penerimaannya, maka secara otomatis Pendapatan Asli Daerah akan juga berkurang dari target yang telah ditetapkan. Belum tercapainya target penerimaan PBB-P2 tidak bisa dibebankan kepada DPKAD Kota Sibolga bahkan juga tidak bisa dibebankan kepada Kecamatan/Kelurahan Kota Sibolga. Tetapi semua pegawai yang berwenang dalam pemungutan maupun pengelolaan PBB-P2 kinerjanya harus bisa ditingkatkan agar bisa tercapainya target yang telah ditetapkan. Bukan hanya itu masyarakat kota Sibolga juga harus memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk bisa melaksanakan kewajiban perpajakannya. .

Mereka harus sadar betul dan tahu bahwa uang yang telah disetor untuk membayar pajak tidak akan sia-sia. Secara tidak langsung mereka telah menikmatinya fasilitas umum yang telah diberikan oleh pemerintah daerah. Untuk bisa membangun


(18)

daerah Kota Sibolga lebih maju harus dimulai dari bawah yaitu dari kesadaran masyarakatnya itu sendiri, terlebih dibutuhkan tingkat kesadaran yang tinggi untuk bisa membayar pajak daerah maupun pusat, dan juga kejujuran dalam melaporkan seluruh harta yang dimilikinya agar pajak yang dibayar sesuai dengan harta yang dimiliki karena dengan membayar pajak sudah ikut berpartisipasi dalam membangun daerahnya sendiri.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

1. Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Membayar Pajak

Berdasarkan data yang telah saya terima dapat dilihat bahwa tingkat kesadaran masyarakat sibolga masih kurang karena realisasi dari tahun 2013 sampai tahun 2014 belum bisa mencapai target yang telah ditentukan. Wajib Pajak harus dituntut memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam membayar pajak. Pembayaran pajak yang dilakukan juga sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri bahkan bagi daerahnya sendiri karna dapat membangun daerahnya sendiri agar tidak menjadi daerah yang tertinggal dari daerah yang lain. Tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar pajak akan berbanding lurus dengan realisasi penerimaan pajak.

2. Adanya Sanksi yang Tegas

Sanksi yang tegas sangat diperlukan bila tidak melakukan kewajiban perpajakannya dalam hal ini Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan


(19)

Perkotaan. Jika Wajib Pajak tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak akan dikenakan sanksi jika tidak membayar pajak, sanksi yang diberikan berupa dikenakan bunga sebesar 2% per bulan, dan jika tidak ada keinginan untuk membayar selama di berikan tempo batas waktu, maka petugas akan melakukan penyitaan.

C. Masalah Yang Dihadapi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

1. Basis data yang di terima Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga tidak lengkap, sehingga membuat Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga sulit menyesuaikan data yang diterima dengan data yang telah dimiliki.

2. Basis Data tidak up to date dengan keadaan saat ini, sehingga menyulitkan pegawai untuk mencari wajib pajak yang telah meninggal atau masih hidup, yang tanahnya sudah berpindah tangan, yang sudah dijual dan masalah lain yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

D. Upaya Dalam Mengatasi Masalah Yang Di hadapi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga


(20)

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu melakukan evaluasi per triwulan untuk memastikan target penerimaan PBB-P2 yang telah ditetapkan dapat direalisasikan di Kota Sibolga

5. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2

Pegawai DPKAD Kota Sibolga akan melakukakan pendataan ulang Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan Objek pajak yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa keadilan di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak yang belum memiliki SPPT PBB-P2

6. Pemasangan Himbauan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.

E. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajib Pajak Yang Tidak Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

1. Walikota menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saat terutangnya pajak dan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh Wajib Pajak.


(21)

2. SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. 3. Walikota atas permohonan Wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan

yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% sebulan.

4. Pajak yang terutang berdasarkan SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

5. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

6. Jika Wajib Pajak masih saja membandel dan tidak mau membayar pajak, maka pegawai dapat melakukan penyitaan pada Tanah atau bangunan yang dimilikinya.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yaitu, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Sesuai dengan amanat di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, maka berlaku Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

2. Tata cara dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga juga tidak sulit, sangat mudah. Hanya dengan datang ke Kantor Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga lalu meminta formulir Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan. Mengisi Formulir SSPD tersebut lalu memberikan formulir ke Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, lalu membayarkannya ke bank yang telah ditunjuk.

3. Tingkat Kepatuhan dan Kesadaran Masyarakat Kota Sibolga sebagai Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan tergolong belum cukup memadai dalam rangka optimalisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, hal ini dapat


(23)

dilihat dari Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan tahun anggaran 2013 belum bisa mencapai target yang telah ditentukan dan pada tahun anggaran 2014 realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan juga belum mencapai target bahkan mengalami penurunan dari realisasi tahun 2013. Hal ini akan menjadi tugas yang cukup menantang bagi Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah beserta jajarannya untuk bisa lebih bekerja keras lagi untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan sehingga Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dapat dioptimalkan dengan baik bila karna sangat membantu dalam hal menambah Pendapatan Asli Daerah Kota Sibolga.

4. Dari data yang sudah saya dapat dari Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga, dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan pada tahun anggaran 2013 dari 4 Kecamatan yang digunakan sebagai wilayah pemungutan PBB P2 Kota Sibolga yaitu sebesar Rp. 2.245.713.001 tetapi realisasi penerimaannya dari 4 Kecamatan Sibolga mencapai Rp. 1.783.416.260 atau sekitar 79,41% dari target yang telah ditetapkan. Pada tahun anggaran 2014, adanya penurunan target penerimaan PBB P2 sebesar Rp. 2.193.891.608 atau sekitar Rp. 51.821.393 penurunan target dari tahun anggaran 2013. Walaupun demikian realisasi penerimaan PBB P2 juga belum bisa menyentuh target yang telah diturunkan sebelumnya yaitu sekitar 1,722,777,083 atau sekitar 78,53% bahkan bisa dikatakan


(24)

realisasi penerimaan PBB-P2 mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu sekitar Rp. 60.639.177 atau sekitar 0,88%

5. Usaha yang dilakukan oleh seluruh pegawai Bidang Pendapatan yang bertugas dalam meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajin Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan sudah cukup baik, selanjutnya respon positif dari masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya sangat diharapkan sehingga target yang telah ditentukan dapat direalisasikan bila perlu melebihi target atau

over target. B. Saran

1. Perlu diadakannya penyuluhan baik secara langsung maupun tidak langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus menerus dan merata kepada seluruh masyarakat Kota Sibolga mengenai perpajakan khusunya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan yang telah dilimpahkan ke daerah

2. Pelaksanaan pendataan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dan terencana dengan baik.

3. Membuat stand atau pojok pajak pada acara-acara atau momen tertentu yang dianggap dapat memotivasi masyarakat membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan perkotaan.


(25)

4. Penagihan aktif baik operasi sisir door to door maupun berupa himbauan membayar pajak sebelum jatuh tempo.

5. Mewajibkan membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan selama 5 tahun terakhir.

6. Agar para pegawai/staff yang sudah eksis dibidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dapat meningkatkan kinerjanya yang produktif sehingga penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan akan sesuai dengan harapan pimpinan maupun instansi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga.


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi Pemerintahan Kota Sibolga.

Undang ‒ Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menganut prinsip otonomi yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggung jawab, dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintahan daerah yang terdiri dari pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislatif daerah.

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam sekretariat yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.

Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga Nomor 188.4.54/14/2000 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga, maka


(27)

terbentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak yang berada di dalam daerah Kota Sibolga.

Namun pada tahun 2008, sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 41 Tahun 2007 maka Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga melakukan peleburan dengan Bagian Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Sibolga. Maka sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Dinas-dinas di Kota Sibolga, Dinas Pendapatan Daerah Kota Sibolga berganti nama menjadi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga secara yuridis formal dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas - Dinas Kota Sibolga. Pembentukan dimaksudkan sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, yang mengharuskan daerah untuk melakukan perubahan struktur organisasi daerah sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada di daerah. Secara resmi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 diberlakukan sejak tanggal 3 Mei 2008 dengan dilantiknya para Pejabat Eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Sibolga oleh Walikota Sibolga.

B. Tugas dan Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Tugas Pokok Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Sibolga Nomor 188.3.342/24/2008 Pasal 83 Ayat (1) adalah


(28)

melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah maka fungsinya sesuai Pasal 83 Ayat (2) adalah :

1. Menyusun program kerja dan kegiatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

2. Menyusun dan mengelola anggaran belanja setiap pelaksanaan program/kegiatan

3. Melaksanakan program kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

4. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada walikota tentang pelaksanaan program/kegiatan

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan petunjuk demi kelancaran pelaksanaan tugas

6. Pengadaan barang dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan

Disamping tugas pokok dan fungsi diatas, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga juga berfungsi sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Menurut Pasal 5 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Kepala SKPKD merupakan Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD). Selanjutnya Pasal 7 Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 menetapkan bahwa :

1. Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) mempunyai tugas :


(29)

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelola keuangan daerah b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah

d. Melaksanakan fungsi BUD

e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang : a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD b. Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD

c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD

d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah

e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah f. Menetapkan SPD

g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah

h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah i. Menyajikan informasi keuangan daerah

j. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah


(30)

2. Sekretaris Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :

Sekretaris berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut : a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan

b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran,administrasi keuangan dan kepegawaian

c. Penyelengaraan urusan umum dan perlengkapan d. Penyelengaraan ketatalaksanaan dan kearsipan

e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan unit kerja.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Kepala Sub Bagian Umum

Kepala Sub Baguan Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas penyelenggaraan urusan umum yang menyangkut urusan administrasi dan perlengkapan, kepegawaian.


(31)

Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana kegiatan urusan umum, perlengkapan dan kepegawaian;

b. Penyelenggaraan urusan umum, perlengkapan dan kepegawaian;

c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum, perlengkapan dan kepegawaian;

d. Melaksanakan persiapan rapat – rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan dinas

e. Melaksanakan pengelolaan kearsipan

f. Melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan kerja

g. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kenderaan dinas,peralatan perlengkapan kantor dan aset lainnya

h. Melaksanakan persiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan dinas;

i. Melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang;

j. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran;

k. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan,penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu pegawai dilingkungan Dinas;

l. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun serta pemberian penghargaan;


(32)

m.pelaksanaan penyiapan bahan kenaikan pangkat,daftar penilaian pekerjaan, daftar urut kepangkatan,sumpah janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahtraan pegawai;

n. melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepimpinan,teknis dan fungsional;

o. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan disiplin pegawai; p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

4. Kepala Sub bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan; b. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dalam pengelolaan administrasi

keuangan;

c. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan anggaran pendapatan dan belanja dilingkungan Dinas;

d. Melaksanakan penyusunan laporan prognosis realisasi keuangan dan lingkungan Dinas

e. Melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran; f. Melaksanakan penyusunan laporan keuangan akhir tahun;


(33)

g. melaksanakan pengawasan evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan keuangan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya

5. Kepala Sub Bagian Program

Mempunyai tugas menyusun perencanaan dan pelaporan Kegiatan Dinas. Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan pelaporan seperti renstra,renja,lakip,dan pelaporan pelaksanaan tugas

b. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran

c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan perencanaan

d. Mengumpulkan bahan – bahan dalam penyusunan perencanaan dan kegiatan Dinas

e. Melaksanakan pengolahan data dalam penyusunan perencanaan dan kegiatan tahunan Dinas

f. Mengkompilasi hasil penyusunan rencana kerja dan anggaran dari masing – masing bidang Dinas

g. Menyusun dokumen pelaksanaan angaran masing – masing Bidang h. Menyusun laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja Dinas


(34)

i. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dan perencanaan

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Kepala Bidang Pendapatan

Kepala Bidang Pendapatan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang Pendapatan Daerah, melakukan pendataan dan penetapan objek pajak, menyusun alokasi dan pengembangan pendapat, melakukan penagihan pajak retribusi.

Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut : a Perumusan kebijakan teknis Bidang pendapatan b Penyusunan perencanaan Bidang Pendapatan

c Pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dan pendataan dan penetapan objek pajak dan retribusi

d Penyelenggaraan pendapatan dan penetapan objek – objek dan retribusi

e Menyusun alokasi dana perimbangan

f Melakukan penagihan pajak dan retribusi daerah

g Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan penagihan pajak dan retribusi serta dana perimbangan


(35)

h Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Kepala Bidang Penganggaran

Kepala Bidang Penganggaran mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pendapatan yang berkaitan dengan penyusunan RAPBD/ RPAPBD, mengendalikan anggaran menata usahakan, administrasi keuangan, mengelola gaji PNS / CPNS, serta menyelenggarakan pembinaan anggaran

Penjabaran tugas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksaan APBD dan PAPBD b. Menyelenggarakan penyusunan APBD dan RAPBD

c. Menyusun RKA-SKPD

d. Berkoordinasi tentang pembuatan KUA dan PPAS

Berdasarkan tugas dan fungsi dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Sibolga, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga memiliki visi dan misi sebagai panutan dalam melaksanakan tugas pengelolaan terhadap keuangan daerah. Penetapan visi merupakan suatu langkah penting perjalanan suatu organisas. Visi diperlukan pada saat organisasi berkarya dalam kehidupan organisasi selanjutnya. Visi merupakan suatu pedoman dan pendorong bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.


(36)

Dalam rangka penyelenggaraan tugas dan kewenangan di bidang pendapatan, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar lebih terarah dan terfokus kepada hasil yang tercapai, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah bertugas dalam penyelenggaraan pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan hal tersebut maka Visi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah Menjadi Pengelola Keuangan dan Kekayaan daerah yang tertib, efisien, efektif, transparan, akuntabel serta dipercaya dan dibanggakan oleh masyarakat Kota Sibolga“.

Makna yang terkandung dari pernyataan Visi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengelola adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan dan pengendalian internal proses keuangan dan aset daerah.

b. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.

c. Tertib adalah keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.


(37)

d. Efisien adalah pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.

e. Efektif adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.

f. Transparan adalah merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas- luasnya tentang keuangan daerah.

g. Akuntabel dan auditabel adalah pengelolaan keuangan daerah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi dan dapat diperiksa kebenaran penggunaan dan pengelolaanya

h. Sebagai pengelolaan keuangan dan aset daerah yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga berupaya mengambil peran sebagai bagian dari instrumen proses trasnformasi bangsa di Kota Sibolga menuju masyarakat adil, makmur, dan berperadapan tinggi

Untuk mendukung Visi yang telah ditetapkan di atas, maka sebagai tindak lanjut pencapaian Visi tersebut adalah dengan merumuskan/menetapkan Misi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga yaitu:


(38)

a. Mengkelola Keuangan Daerah dengan tertib, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel

b. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan tepat dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah yaitu :

1. Gedung kantor yang baik dan dapat menampung pegawai dengan segala aktivitasnya.

2. Mengadakan meubeleur dan perlengkapan kantor seperti komputer dll yang cukup.

3. Menggunakan aplikasi teknologi komputer dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah.

4. Mengadakan sarana mobilitas pegawai yang cukup.

5. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola keuangan dan asset daerah, terutama dibidang akuntansi keuangan negara/daerah serta pengelolaan barang/aset daerah.

d. Mengadakan dan meningkatkan koordinasi pengelolaan keuangan dan asset daerah.


(39)

e. Melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara profesional sesuai dengan tuntutan paket 3 Undang ‒ Undang Keuangan Negara Tahun 2003 -2004 dan turunannya.

f. Menginventarisasi semua aset daerah dan melengkapi bukti kepemilikannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

g. Menepati jadwal waktu yang ditentukan dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah

C. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Struktur organisasi merupakan penyedia lingkungan kerja sesuai dengan keahlian dan kecakapan karyawan masing-masing serta membatasi kegiatan kerja dan wilayah kerja setiap karyawan. Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.


(40)

a. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan

c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staf bagian saja

e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana.

Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga terdapat Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian dalam Jabatan Struktural Eselon III/D yaitu:

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

Sementara itu, Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga terdapat 5 (lima) bidang yang dipimpin oleh Kepala Bidang dalam jenjang Jabatan Struktural Eselon III/D. Tiap-tiap bidang terdiri dari 3 (tiga) seksi yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang termasuk dalam kategori jenjang Jabatan Struktural Eselon III/C yaitu :


(41)

1. Bidang Pendapatan

a. Seksi Pendataan Pedapatan Daerah b. Seksi Penetapan Penagihan

c. Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan Evaluasi 2. Bidang Penganggaran

a. Seksi Penyusunan APBD b. Seksi Penganggaran I c. Seksi Penganggaran II

3. Bidang Perbendaharaan a. Seksi Belanja Langsung b. Seksi Belanja Tidak Langsung c. Seksi Kas Daerah dan Investasi 4. Bidang Akuntansi

a. Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah

b. Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan Daerah c. Seksi Pelaporan dan Pembinaan

5. Bidang Aset

a. Seksi Perencanaan Aset b. Seksi Penatausahaan Aset c. Seksi Pengendalian Aset


(42)

Selanjutnya masing-masing Kepala Sub Bagian membawahi beberapa orang staf/pelaksana, dan pada dinas tersebut terdapat Kelompok Jabatan Fungsional dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

D. Gambaran Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

Tabel 2.1

Struktur Organisasi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

No Jabatan Jumlah

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kasubbag Umum 1 orang

4 Kasubbag Keuangan 1 orang

5 Kasubbag Program 1 orang

6 Kabid Pendapatan 1 orang

7 Kabid Penganggaran 1 orang

8 Kabid Perbendaharaan 1 orang

9 Kabid Akuntansi 1 orang

10 Kabid Aset 1 orang


(43)

12 Seksi Penetapan dan Penagihan 1 orang 13 Seksi Dana Perimbangan, Pajak Lain-lain dan Evaluasi 1 orang

14 Seksi Penyusunan APBD 1 orang

15 Seksi Penganggaran I 1 orang

16 Seksi Penganggaran II 1 orang

17 Seksi Belanja Langsung 1 orang

18 Seksi Belanja Tidak Langsung 1 orang

19 Seksi Kas Daerah dan Investasi 1 orang

20 Seksi Akuntansi Pendapatan Daerah 1 orang

21 Seksi Akuntansi Belanja dan Pembiayaan Daerah 1 orang

23 Seksi Pelaporan dan Pembinaan 1 orang

24 Seksi Perencanaan Aset 1 orang

25 Seksi Penatausahaan Aset 1 orang

26 Seksi Pengendalian Aset 1 orang


(44)

Tabel 2.2

Pangkat dan Golongan dalam Jabatan Struktural dan Fungsional

No Jabatan Pangkat/Golongan Jumlah Pegawai (orang)

1 Eselon II - 1

2 Eselon IIIa Pembina (IV/a) 1

3 Eselon IIIb Pembina (IV/a) 1

4 Eselon IIIb Penata Tk. I (III/d) 4

5 Eselon IVa Penata Tk. I (III/d) 2

6 Eselon IVa Penata (III/c) 5

7 Eselon IVa Penata (III/b) 6

8 Staf Penata Muda (III/a) 17

9 Staf Pengatur Tk. I (II/d) 2

10 Staf Pengatur Tk. I (II/c) 11

11 Staf Pengatur Tk. I (II/b) 5

Jumlah 55

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015

Tabel 2.3

Tingkatan Pendidikan Pegawai DPKAD Kota Sibolga

No Pendidikan Jumlah Pegawai (orang) 1 S-2 2

2 S-1 30

3 D-4 1

4 D-3 11

5 D-1 2

6 SMA 9

Jumlah 55


(45)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Indonesia merupakan Negara yang menjadikan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar yang mencakup dari pajak pusat dan pajak daerah. Pajak Pusat adalah kontribusi wajib yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Undang-undang, yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan pembangunan. Sedangkan Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu Pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan pajak untuk membiayai pembangunan dan berusaha mengoptimalkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD).


(46)

sendiri. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No 8 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) adalah pajak yang dikenakan atas Bumi dan / atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai dan / atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan untuk sektor perkotaan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Oleh karena itu, daerah harus mempunyai sumber dana yang akan digunakan dalam penyelengaraan pemerintahannya. Seiring dengan kepentingan diatas, Pajak Bumi dan Bangunan yang awalnya merupakan pajak yang kewenangannya ada pada pemerintah pusat sekarang telah beralih menjadi pajak daerah yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten/Kota dan telah berubah nama menjadi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2).

Terkait pengelolaan PBB di daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan untuk mengeluarkan Peraturan Daerah sebagai payung hukum dalam pemungutan PBB di wilayah masing-masing. Selain itu, adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi per Triwulan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu melakukan evaluasi per triwulan untuk memastikan target penerimaan PBB-P2 yang telah ditetapkan dapat direalisasikan di Kota Sibolga


(47)

2. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2

Pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan akan melakukakan pendataan ulang Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan Objek pajak yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa keadilan di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak yang belum memiliki SPPT PBB-P2

3. Pemasangan Himbauan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.

Dengan sudah dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan oleh Pemerintah Daerah tersebut, membuat penulis tertarik mengangkat judul : “Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.”


(48)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.1 Untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

1.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

1.3 Untuk mengetahui usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). b. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan

khususnya dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.


(49)

c. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2.2 Bagi Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga

a. Untuk membina hubungan baik antara Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan Instansi tersebut.

c. Membantu pihak Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga dalam mensosialisasikan perpajakan, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada masayarakat wajib pajak melalui mahasiswa peserta PKLM.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan melalui bangku perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.


(50)

d. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Menurut Prof. Dr. Rochmat Sumitro, SH pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2011 : 1) Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau Retribusi, penentuan besarnya pajak atau Retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.

Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu pajak daerah yang terbaru yang memberikan pendapatan kepada pemerintahan daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan berdasarkan Undang - Undang Nomor 28


(51)

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Contoh : sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang, dll. Sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasmen, pagar mewah, dermaga, taman mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai dll. (Darwin, 2010 : 21).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Penulis akan membahas secara rinci mengenai :

1. Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

2. Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

3. Usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Sibolga untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.


(52)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mulai dari pengajuan judul, penentuan judul oleh ketua program studi, penyusunan proposal, perbaikan proposal, penentuan dosen pembimbing, bimbingan, persetujuan dan pengajuan surat izin.

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari buku buku yang erkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), artikel ilmiah serta sumber - sumber lain yang mendukung penulisan proposal ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek tempat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini yang dilakukan melalui dua cara yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Data Primer yaitu bersumber dari data Dinas. Data Sekunder yaitu data


(53)

yang bersumber dari buku – buku tentang perpajakan. Undang - Undang Perpajakan maupun peraturan lain yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan menganalisa dan mengevaluasi terhadap data - data yang telah diperoleh.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview Guide) :

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab angsung kepada para pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan yang bertugas untuk memungut P2 untuk memperoleh penjelasan dari pemungutan PBB-P2 dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan langsung mengenai pengelolaan PBB-P2 yang menjadi objek penelitian di DPKAD Kota Sibolga.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku perkuliahan, buku hasil karangan Mardiasmo, karangan ilmiah, data-data yang saya terima dari DPKAD Kota Sibolga berupa target dan realisasi penerimaan PBB-P2


(54)

yang dibutuhkan dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Mandiri (PKLM) ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), tujuan, uraian teoritis, ruang lingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Objek Pajak dan Subjek Pajak


(55)

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Tarif yang dikenakan untuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, serta Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Masalah – masalah yang dihadapai DPKAD Kota Sibolga, usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan serta Sanksi yang dikenakan kepada Wajib Pajak bila tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas data PKLM. Sedangkan Saran merupakan hal - hal, ide - ide, atau


(56)

gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(57)

TUGAS AKHIR

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI DINAS PENGELOLA KEUANGAN

DAN ASET DAERAH KOTA SIBOLGA

Oleh :

NAMA : AQNES SITUMORANG

NIM : 122600037

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(58)

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH Nama : Aqnes Situmorang

Nim : 122600037

Program Studi : Diploma III Administrasi Perpajakan Judul : Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan

Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga

Ketua Program Studi Diploma III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan Administrasi Perpajakan

Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si Fauziah, S.E, M.Si Zulfahri Lubis, S.E

NIP. 19560831 198601 1 001 NIP NIP. 19750918 200003 1 001

Dekan

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(59)

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang dengan kasih karuniaNya dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga “ ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tahun 2014/2015.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam hal penyajian materi maupun bahasa penyampaiannya. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan setulus hati serta kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, SH selaku Sekretaris Jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(60)

4. Ibu Fauziah, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan menyumbangkan pikiran kepada penulis kearah yang lebih sempurna sehingga selesainya laporan tugas akhir ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu, mendidik, membimbing penulis selama perkuliahan.

6. Bapak Srasamaluddin. SE, MM selaku Kepala DPKAD Kota Sibolga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan riset pada DPKAD Kota Sibolga.

7. Bapak Zulfahri Lubis, SE selaku Sektretaris DPKAD Kota Sibolga yang ikut serta membantu saya sehingga mempermudah saya untuk bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

8. Bapak Ahmad Efendi, SE selaku Kabid Pendapatan DPKAD Kota Sibolga yang memberikan masukan kepada saya untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Abangda Roni Tuah Saragih selaku pegawai DPKAD Kota Sibolga yang telah meluangkan waktunya untuk bisa memberikan data yang dibutuhkan untuk laporan tugas akhir ini serta memberikan masukan yang baik untuk mempermudah pekerjaan tugas akhir ini.

10.Uda Siringo-ringo yang sudah banyak membantu saya dalam hal pengurusan tempat riset sehingga mempermudah saya dalam


(61)

11.Teristimewa buat Bapak, Mamak, Abang, dan keluargaku yang lainnya atas dukungan, memberikan yang terbaik bagiku dan doanya buatku. Sehingga membuat saya selalu semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini.

12.Buat semua kawan-kawan SMA yang selalu memberikan dukungan dan selalu mengingatkan agar bisa cepat mengerjakan tugas akhir ini.

13.Buat seluruh kawan-kawan Adm. Perpajakan Stambuk 2012 yang dengan senang hati bisa bersahabat dengan saya dan membantu saya untuk menjumpai dosen pembimbing.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang membantu penulis selama penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Akhirnya, penulis berharap agar laporan yang telah penulis susun dapat memberikan sumbangan pikiran dan menambah bahan referensi yang bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, Juli 2015 Penulis


(62)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM ... 4

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup ... 7

E. Metode PKLM ... 8

F. Metode Pengumpulan Data ... 9

G. Sisematika Penulisan Laporan PKLM ... 10

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat ... 12

B. Tugas dan Fungsi Dinas ... 13

C. Struktur Organisasi ... 25

D. Gambaran Struktur Organisasi ... 28


(63)

A. Gambaran Pajak Secara Umum ... 31 B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 34 C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 35 D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan .. 37 E. Rumus Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 37 F. Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 38 G. Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan ... 38 H. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 39 I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga ... 40

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Potensi Pajak ... 43 B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan... 47 C. Masalah Yang dihadapi DPKAD Kota Sibolga ... 48 D. Upaya Dalam Mengatasi Masalah Yang dihadapi


(64)

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 51 B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Struktur Organisasi DPKAD Kota Sibolga ... 28 Tabel II. 2 Pangkat dan Golongan dalam

Jabatan Struktural dan Fungsional ... 29 Tabel II. 3 Tingkatan Pendidikan Pegawai DPKAD Kota Sibolga . 30 Tabel III.1 Wilayah Pemungutan... 38

Tabel III.2 Target dan Realiasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga

Tahun Anggaran 2013 ... 40

Tabel III.3 Target dan Realiasi Penerimaan Pajak


(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang dengan kasih karuniaNya dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga “ ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tahun 2014/2015.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam hal penyajian materi maupun bahasa penyampaiannya. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan setulus hati serta kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, SH selaku Sekretaris Jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(2)

4. Ibu Fauziah, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan menyumbangkan pikiran kepada penulis kearah yang lebih sempurna sehingga selesainya laporan tugas akhir ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu, mendidik, membimbing penulis selama perkuliahan.

6. Bapak Srasamaluddin. SE, MM selaku Kepala DPKAD Kota Sibolga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan riset pada DPKAD Kota Sibolga.

7. Bapak Zulfahri Lubis, SE selaku Sektretaris DPKAD Kota Sibolga yang ikut serta membantu saya sehingga mempermudah saya untuk bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

8. Bapak Ahmad Efendi, SE selaku Kabid Pendapatan DPKAD Kota Sibolga yang memberikan masukan kepada saya untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Abangda Roni Tuah Saragih selaku pegawai DPKAD Kota Sibolga yang telah meluangkan waktunya untuk bisa memberikan data yang dibutuhkan untuk laporan tugas akhir ini serta memberikan masukan yang baik untuk mempermudah pekerjaan tugas akhir ini.

10.Uda Siringo-ringo yang sudah banyak membantu saya dalam hal pengurusan tempat riset sehingga mempermudah saya dalam mengerjakan tugas akhir saya ini.


(3)

11.Teristimewa buat Bapak, Mamak, Abang, dan keluargaku yang lainnya atas dukungan, memberikan yang terbaik bagiku dan doanya buatku. Sehingga membuat saya selalu semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini.

12.Buat semua kawan-kawan SMA yang selalu memberikan dukungan dan selalu mengingatkan agar bisa cepat mengerjakan tugas akhir ini.

13.Buat seluruh kawan-kawan Adm. Perpajakan Stambuk 2012 yang dengan senang hati bisa bersahabat dengan saya dan membantu saya untuk menjumpai dosen pembimbing.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang membantu penulis selama penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Akhirnya, penulis berharap agar laporan yang telah penulis susun dapat memberikan sumbangan pikiran dan menambah bahan referensi yang bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, Juli 2015 Penulis

Aqnes Situmorang


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM ... 4

C. Uraian Teoritis ... 6

D. Ruang Lingkup ... 7

E. Metode PKLM ... 8

F. Metode Pengumpulan Data ... 9

G. Sisematika Penulisan Laporan PKLM ... 10

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat ... 12

B. Tugas dan Fungsi Dinas ... 13

C. Struktur Organisasi ... 25

D. Gambaran Struktur Organisasi ... 28

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN


(5)

A. Gambaran Pajak Secara Umum ... 31 B. Gambaran Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 34 C. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 35 D. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan .. 37 E. Rumus Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 37 F. Tempat Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 38 G. Wilayah Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan ... 38 H. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 39 I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga ... 40

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Potensi Pajak ... 43 B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan... 47 C. Masalah Yang dihadapi DPKAD Kota Sibolga ... 48 D. Upaya Dalam Mengatasi Masalah Yang dihadapi

DPKAD kota Sibolga ... 48 E. Sanksi Yang Dikenakan Terhadap Wajip Pajak Yang Tidak Membayar


(6)

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 51 B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Struktur Organisasi DPKAD Kota Sibolga ... 28 Tabel II. 2 Pangkat dan Golongan dalam

Jabatan Struktural dan Fungsional ... 29 Tabel II. 3 Tingkatan Pendidikan Pegawai DPKAD Kota Sibolga . 30 Tabel III.1 Wilayah Pemungutan... 38

Tabel III.2 Target dan Realiasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga

Tahun Anggaran 2013 ... 40

Tabel III.3 Target dan Realiasi Penerimaan Pajak

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Kota Sibolga Tahun Anggaran 2014 ... 42