Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pa' Wai Mata Makna Simbol Duka dalam Upacara Rambu Solo' di Gereja Toraja Jemaat Tilengko: Suatu Tinjauan Sosio Teologis

“PA’ WAI MATA”
MAKNA SIMBOL DUKA DALAM UPACARA RAMBU SOLO’
DI GEREJA TORAJA JEMAAT TILENGKO
(Suatu Tinjauan Sosio-Teologis)

Stevie Anastasia Pasolang

Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna pa’ wai mata dalam budaya
Toraja dan anggota Gereja Toraja Jemaat Tilengko; bagaimana praktik ini
dilaksanakan, dampaknya bagi warga Jemaat dan peran sosiologis Gereja Toraja
dalam menyikapi dampak dari praktik pa’ wai mata. Praktik pa’ wai mata dalam
upacara adat rambu solo’ sekarang ini telah mengalami pergeseran makna,
dibutuhkan sebuah pendekatan teori simbol, ritual dan teologi sosial untuk
mengetahui apa yang menjadi penyebab bergesernya makna pa’ wai mata di
kalangan masyarakat Toraja khususnya anggota Gereja Toraja Jemaat Tilengko.
Adapun metode yang digunakan dalam usaha memahami makna pa’ wai mata
adalah metode kualitatif yaitu wawancara mendalam dengan narasumber dan
observasi langsung di lapangan. Sehingga tulisan ini pada akhirnya akan
memunculkan sebuah pandangan bahwa telah terjadi pergeseran makna pa’ wai
mata yang dalam tradisi Toraja dipahami sebagai simbol cinta kasih, empati,

persaudaraan dan kekerabatan atas duka namun dewasa ini telah dipahami oleh
anggota Gereja Toraja Jemaat Tilengko sebagai pemberian yang berarti utang.

Kata kunci: Simbol, Ritual, Duka, Utang, Rambu Solo’, Pa’ wai mata