Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif yaitu suatu metode yang menjelaskan fenomena secara
mendalam melalui pengumpulan data atau informasi. Penelitian ini muncul karena
adanya perubahan paradigma sehingga dapat dipandang sebagai sesuatu yang
holistik atau utuh, kompleks, dinamis dan penuh makna.
Bogdan

dan

Taylor

(dalam

Basrowi

dan


suwandi,

2008:21)

mendefinisikan bahwa metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar
dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Singarimbun dan Effendi (1998:17) juga mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu kegiatan secara objektif.
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengukur suatu fenomena sosial tertentu
dengan mengembangkan konsep dan menghimpun data tetapi tidak melakukan
pengujian hipotesa.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat informan serta menganalisis
Bagaimana optimalisasi tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam

Universitas Sumatera Utara


pembangunan desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun melalui informasi yang diperoleh dari keterangan-keterangan terkait
Kapasitas

Maujana

Nagori

dan

upaya-upaya

yang

dilakukan

untuk

mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam

pembangunan desa yang ada di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei
Kabupaten Simalungun.

3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei
Kabupaten Simalungun. Nagori Mekar Sari Raya merupakan salah satu Nagori
yang terletak di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit milik PT Perkebunan
Nusantara IV di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Munculnya
ketertarikan penulis untuk meneliti lokasi ini pada awalnya karena adanya suatu
masalah terkait pelaksanaan pembangunan di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun.
Berdasarkan pengamatan awal di lapangan, pembangunan di Nagori
Mekar Sari Raya masih terfokus pada sektor infrastruktur fisik seperti
pembangunan yang diprioritaskan di bidang infrastruktur jalan dan irigasi yang
merupakan realisasi proyek dana desa tahun 2016. Sementara kelembagaan
merupakan aspek yang masih cenderung diabaikan, padahal pembangunan tidak
akan terlaksana tanpa adanya dukungan kelembagaan karena penyelenggaraan
pembangunan desa bukan hanya kewenangan Pemerintah Nagori saja khususnya
Kepala Desa atau Pangulu, melainkan ada Maujana Nagori yang terlibat dalam


Universitas Sumatera Utara

penyelenggaraannya

khususnya

dalam

perencanaan

pembangunan

yaitu

menetapkan peraturan dan kebijakan desa bersama Pemerintah desa.

Gambar 3. 1Pekerjaan Rabat Beton dan Parit Pasangan di Huta Bahsawah
Dana Desa Tahap I

Gambar 3. 2Pekerjaan Rabat Beton dan Parit Pasangan di Huta Bahtangan

Dana Desa Tahap II
Penelitian tentang optimalisasi Tupoksi Maujana Nagori ini menarik
perhatian

karena

penulis

merasakan

bahwa masih

langkanya

program

pembangunan yang diarahkan pada aspek nonfisik seperti pemberdayaan
lembaga-lembaga yang ada di Nagori. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan
penulis selama di lokasi penelitian, peneliti juga tidak menemukan aktifitas atau
kegiatan rutin yang dilakukan oleh Maujana Nagori di sekretariat Maujana

Nagori. Beranjak dari permasalahan tersebut maka penulis mempertanyakan
eksistensi Maujana Nagori itu sendiri sehingga muncul ketertarikan penulis untuk

Universitas Sumatera Utara

meneliti tentang Optimalisasi Tupoksi Maujana Nagori dalam pembangunan desa
karena pada hakikatnya Maujana Nagori merupakan lembaga yang turut andil
dalam perencanaan pembangunan dan kontrol terhadap kinerja Kepala Desa atas
pelaksanaan kebijakan dan peraturan di Nagori dari proses perencanaan hingga
pada pengawasannya sehingga keberadaan Maujana Nagori itu sendiri perlu
diberdayakan dan dioptimalkan agar dapat berfungsi sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Informan Penelitian
Informan penelitan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan
memahami data informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitan. Bagong
Suyanto (2005: 172) menyebutkan ada tiga jenis informan dalam penelitian
deskriptif kualitatif, yaitu:

1. Informan kunci (key informan) adalah informan yang mengetahui dan
memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitan.
2. Informan utama yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti.
3. Informan tambahan yaitu informan yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menentukan informan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan informan secara
sengaja dan informan yang digunakan adalah mereka yang benar-benar paham
mengenai permasalahan yang diteliti serta dengan pertimbangan tertentu
(Suyanto,2005:171). Pertimbangan itu misalnya, orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objek situasi sosial yang akan
diteliti.
Tabel 3. 1 Informan Penelitian
No

1

Informan

Pemerintah Nagori
seperti Pangulu,
Sekretaris Desa dan
Kaur pembangunan

Jumlah

3

Informasi yang dibutuhan
Kapasitas Maujana Nagori dalam
melaksanakan tupoksinyaserta upaya
pengembanagan kapasitas untuk
mengoptimalkan Tupoksi Maujana Nagori.

Universitas Sumatera Utara

MaujanaNagori

7


Unsur Masyarakat

3

2

Pendamping Lokal
Desa (PLD) dan
3

2
Kasi PMD
(Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa)

Kapasitas Maujana Nagori dalam
melaksanakan Tupoksinya serta upaya
pengembangan kapasitas Maujana Nagori.


Pengembanagan kapasitas yang diberikan
kepada Maujana Nagori dalam rangka
mengoptimalkan Tupoksinya.

15

Universitas Sumatera Utara

3.4 Data dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data

Data merupakan sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya
dan memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu
keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbolsimbo lainnya yang bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat objek,
kejadian ataupun suatu konsep.Data dalam penelitian deskriptif kualitatif
menurut cara memperolehnya terdiri dari dari 2 yaitu ;
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke
lokasi penelitian (field research) untuk mencari data-data yang
lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Data Sekunder
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka dan
diperlukan untuk mendukung data primer.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder yang terkait dengan Optimalisasi Tupoksi Maujana Nagori, yaitu :
1. Metode Pengumpulan Data Primer, yaitu teknik pengumpulan data yang
diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung di lokasi penelitian melalui
metode sebagai berikut :
a. Metode Wawancara

Universitas Sumatera Utara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara (pengumpul datan tentang
optimalisasi Tupoksi Maujana Nagori) kepada informan dan jawaban
informan dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).
Wawancara dalam penelitian ini yaitu dilakukan untuk memperoleh data
yang lengkap dan mendalam dari para informan dengan mengajukan
pertanyaan lisan yang diajukan oleh penulis sebagai pencari informasi
kepada informan yang berhubungan dengan optimalisasi Tupoksi Maujana
Nagori dalam pembangunan desa.
a. Metode Observasi
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran. Akan tetapi observasi atau pengamatan di sini
diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
2. Pengumpulan Data Sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan
melalui studi pustaka dan diperlukan untuk mendukung data primer. Pada
penelitian ini yang menjadi data sekunder yaitu :
a. Penelitian Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari literatur
buku-buku, karya ilmiah, laporan penelitian dan sumber-sumber bacaan
lainnya.
b. Studi Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara

Yaitu pengumpulan data dengan menelaah catatan tertulis seperti arsip dan
foto maupun rekaman video di lokasi penelitian yang relevan menyangkut
masalah yang diteliti pada lokasi penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan mengelompokan, membuat suatu urutan,
memanipulasi serta menyingkatkan data kedalam konsep Optimalisasi Tupoksi
Maujana Nagori dalam pembangunan desa sehingga mudah untuk membuat suatu
deskripsi dan gejala yang diteliti. Adapun teknik analisis data yang digunakan
oleh penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Teknik
analisis data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan
menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah dan
menyusunnya dalam satu-satuan yang dikategorikan pada tahap berikutnya, dan
memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan
kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong,
2006: 274). Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis
yaitu:
a.

Reduksi Data
Reduksi data adalah bagian dari proses yaitu bentuk analisis untuk
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hasil yang
tidak penting, dan mengatur data sehingga dapat dibuat kesimpulan.
Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal
yang penting tentang penelitian optimalisai Tupoksi Maujana Nagori
dalam pembangunan desa hingga memberikan gambaran yang lebih jelas

Universitas Sumatera Utara

serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya mencarinya bila diperlukan.
b. Verifikasi (Penarikan Kesimpulan)
Kesimpulan yang dibuat perlu diversifikasi dengan cara melihat dan
mempertanyakan kembali, sambil meninjau secara sepintas pada catatan
lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih cepat.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum dan Geografi Wilayah
4.1.1 Sejarah Nagori

Nagori Mekar Sari Raya adalah salah satu Nagori yang terletak di tengahtengah perkebunan kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara IV Kecamatan
Panei Kabupaten Simalungun. Nagori ini sudah ada sejak jaman Belanda sekitar
tahun 1940-an yang pada saat itu perusahaan swasta membukaperkebunan teh
dengan tenaga kerja yang berasal dari Pulau Jawa yang kemudian terbentuklah
permukiman di sekitar wilayah perkebunan dan berkembang menjadi sebuah desa.
Pada tahun 2004 perkebunan teh dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit
sehingga pada tahun 2005 hingga 2006 terjadi penurunan jumlah penduduk dari
920 KK menjadi 600 KK akibat mutasi karyawan perkebunan.
Filosofi Nagori Mekar Sari Raya diambil dari kata Mekar yang artinya
“Pemekaran”, Sari artinya “Inti” dan Raya artinya “Induk Nagori sebelumnya”.
Berdasarkan filosofi tersebut maka Nagori Mekar Sari Raya memiliki arti Nagori
yang merupakan inti pemekaran dari Nagori Simpang Raya. Dengan demikian
penyebutan nama lain dari desa inidisesuaikan dengan hak asal usul/hak
tradisional yang dimiliki daerah setempat. Sebagai desa induk yang dimekarkan
sejak Tahun 2002 menjadi dua Desa yaitu :
1. Nagori Mekar Sari Raya (Pemekaran)
2. Nagori Simpang Raya (Induk Nagori)

Universitas Sumatera Utara

Nagori Mekar Sari Raya merupakan hasil pemekaran dari Nagori Simpang
Raya yang pada saat itu Nagori Induk berada dibawah kepemimpinan Bapak
Lohung Pardede hingga tahun 2002. Dengan berakhirnya masa jabatan tersebut
maka pada Desember 2002 dilantiklah Bapak Pungut Kasiandy sebagai pelaksana
tugas Pangulu dan pada saat itu terjadi penyerahan wilayah sebagai Nagori
persiapan yang baru dimekarkan. Hingga pada tahun 2005 Nagori Mekar Sari
Raya menjadi Nagori yang definitif dengan ditandai pemilihan Pangulu (Kepala
Desa) secara demokratis yaitu terpilihnya Bapak Pungut Kasiandy untuk periode
2005-2011 dan selanjutnya pada tahun 2011 pemilu juga dimenangkan oleh
Bapak Pungut Kasiandy hingga sampai saat ini.

4.1.2 Visi dan Misi Nagori
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan Nagori. Penyusunan Visi
Nagori Mekar Sari Raya ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan
pihak-pihak yang berkepentingan di Nagori Mekar Sari Raya seperti Pemerintah
Nagori, Maujana, tokoh Masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat Nagori
dan masyarakat pada umumnya. Dengan mempertimbangkan kondisi internal dan
eksternal di Nagori sebagai satu satuan kerja wilayah pembangunan di
Kecamatan, maka Visi Nagori Mekar Sari Raya adalah:
“ Membawa Nagori Mekar Sari Raya Sebagai Nagori Yang Baru, Setara
Bahkan Lebih Maju Dari Nagori Yang Lain Berbasis Tanaman Perkebunan ”.
(Sumber: RKPDes tahun 2016).
Selain Penyusunan Visi juga ditetapkan Misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Nagori agar tercapainya visi Nagori

Universitas Sumatera Utara

tersebut. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di
operasionalkan / dikerjakan. Adapun Misi Nagori Mekar Sari Raya adalah :
1. Mengembangkan kesejahteraan masyarakat dengan cara:
a. Meningkatkan perekonomian masyarakat
b. Meningkatkan pelayanan masyarakat
c. Meningkatkan rasa nyaman dalam berusaha
d. Pembuatan sarana jalan usaha tani dan peningkatan jalan lingkungan
2. Meningkatkan mental spiritual
3. Perbaikan dan peningkatan layanan sarana kesehatan dan umum
4. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
5. Meningkatkan keterampilan dan kualitas SDM masyarakat
6. Pengadaan permodalan untuk usaha kecil, memperluas lapangan kerja dan
manajemen usaha masyarakat.
7. Peningkatan kapasitas Aparat Nagori dan Maujana Nagori.

Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Peta Nagori

Nagori Mekar Sari Raya merupakan salah satu Nagori yang berada di
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Dimana desa tersebut memiliki 6 Huta
(dusun).

Gambar 4. 1 Peta Nagori Mekar Sari Raya
Adapun luas dan batas wilayah Nagori Mekar Sari Raya yaitu:
a.

Luas wilayah
Luas wilayah Nagori Mekar Sari Raya adalah 945 Ha yang terdiri dari :
1. Tanah Persawahan

: 200 Hektar

2. Tanah Perladangan darat

: 100 Hektar

3. Tanah Permukiman/Pekarangan

: 25 Hektar

4. Perkebunan Negara/BUMN

: 620 Hektar

5. Panjang Jalan Nagori

: - Nagori Simpang Raya menuju
Huta Bahtangan 3,5 Km

Universitas Sumatera Utara

-

Pondok Bahkuras Menuju
Bahsawah 2 Km

-

Simpang tanjung Selamat
menuju Huta Tanjung Selamat
2 Km

b. Batas wilayah
− Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Marjandi
− Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagori Manik Maraja
− Sebelah Timur berbatasan dengan Nagori Simpang Raya
− Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Ambarisan
Nagori Mekar Sari Raya terbagi kedalam beberapa wilayah bagian yang
terdiri dari 6 Huta (dusun) dengan pusat Pemerintahan Nagori berada di Huta
Bahtangan. Dimana setiap wilayah bagian Nagori memiliki batasan wilayah
antara Huta yang satu dengan Huta yang lain seperti disajikan pada tabel berikut
ini :
Tabel 4. 1Pembagian Wilayah Nagori Mekar Sari Raya
Batas Lingkungan

Nama
No

Lingkungan

Utara

Selatan

Timur

Barat

1

Huta Bahtangan

Huta
Bahkuras

Nagori Manik
Maraja

Huta Butu
Atas

Huta Tanjung
Selamat

2

Huta Tanjung
Selamat

Nagori
Sipoldas

Nagori Manik
Maraja

Huta
Kampung III

Nagori Bangun
Rakyat

3

Huta Kampung III

Nagori
Sipoldas

Huta Bahtangan

Huta
Bahkuras

Huta Tanjung
Selamat

4

Huta Bahsawah

Huta
Bahkuras

Nagori Simpang
Raya

Huta Pondok
X

Huta Tanjung
Selamat

Universitas Sumatera Utara

5

6

Huta Pondok X

Nagori
Marjandi

Hut Pondok XV

Nagori
Simpang
Raya
Dasma

Nagori Simpang
Raya
Huta
Kampung III

Kelurahan
Panei Tongah

Huta Pondok
XV

Pondok
Sepuluh

Nagori
Sipoldas

Sumber: Kantor Pangulu Nagori Mekar Sari Raya
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa setiap lingkungan
memiliki batas wilayah antara Huta yang satu dengan Huta yang lainnya.
Kemudian berdasarkan pembagian wilayah tersebut setiap Huta diwakili oleh
seorang Gamot (Kepala Dusun) sebagai unsur wilayah dalam melaksanakan tugas
pembantuan Pangulu diwilayah kerjanya. Seperti disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4. 2Gamot Lingkungan Nagori Mekar Sari Raya
No

Nama Lingkungan

Gamot

1

Huta Bahtangan

Harsoyo

2

Huta Tanjung Selamat

Darman

3

Huta Kampung Tiga

Moruli Pakpahan

4

Huta Bahsawah

Sadiman Napitupulu

5

Huta Pondok Sepuluh

Umar Berutu

6

Huta Pondok Lima Belas

Nyono

Sumber : Penelitian Tahun 2017
Dari data diatas menunjukkan bahwa masing-masing lingkungan Nagori
Mekar Sari Raya diwakili oleh seorang Gamot sebagai unsur wilayah. Disamping
itu terdapat 2 Huta diantaranya yaitu Pondok Sepuluh dan Pondok Lima belas
merupakan wilayah perkebunan yang termasuk dalam wilayah administratif
Nagori Mekar Sari Raya.

Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Struktur Pemerintahan Nagori Mekar Sari Raya
Nagori Mekar Sari Raya dipimpin oleh Pangulu (kepala desa) yang
dibantu oleh sekretaris desa, kepala urusan, dan Badan Permusyawaratan Desa
atau Maujana Nagori sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten
Simalungun No. 13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori.
Berdasarkan Pasal 55 Perda Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2006
Tentang Pemerintahan Nagori dibentuk susunan pemerintahan yang terdiri dari:
a. Pangulu
b. Tungkat Nagori
c. Maujana Nagori
Disamping organisasi-organisasi formal pemerintah tingkat Nagori di atas,
di Nagori Mekar Sari Raya dibentuk juga lembaga kemasyaratan Nagori yang
tidak kalah pentingnya dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur pemerintah
desa dalam pelaksanaan tugas - tugasnya dalam bidang pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Nagori (LPMN). Adapun organisasi kemasyarakatan yang ada di Nagori Mekar
Sari Raya adalah sebagai berikut :
1. GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani)
2. PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)
3. Karang Taruna
Struktur Organisasi Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Nagori dengan Pola
Minimal, selengkapnya disajikan dalam gambar sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Bagan 4. 1Struktur Organisasi Pemerintahan Nagori

Kepala Desa

Maujana
Nagori
Sekretaeis

Kaur
Pemerintahan

Huta
Bahtangan

Huta
Bahsawah

Kaur
Pembangunan

Kaur
Umum

Huta
Tanjung
Selamat

Huta
Kampung
III

Huta
Pondok
X

Huta
Pondok
XV

Sumber: Kantor Pangulu Nagori Mekar Sari Raya
Adapunjabatan dalam struktur organisasi Pemerintahan Nagori Mekar Sari
Raya disajikakan pada tabel berikut :
Tabel 4. 3 Jabatan Dalam Struktur Organisasi Pemerintahan Nagori Mekar
Sari Raya
No

Jabatan

Nama

Umur

Pendidikan

1

Kepala Desa

Pungut Kasiandy

52

SMA

2

Sekretaris Desa

Sudarno

38

SMA

3

Kaur Umum

Lia Anggraini

27

SMK

4

Kaur Pemerintahan

Suherman

40

SMA

5

Kaur Pembangunan

Juni Hartono

40

SMA

6

Gamot Huta Bahtangan

Harsoyo

37

SMA

Universitas Sumatera Utara

7

Gamot Huta Tanjung Selamat

Darman

46

SMP

8

Gamot Huta Kampung III

Moruli Pakpahan

41

SMP

9

Gamot Huta Bahsawah

Sadiman Napitupulu

42

SMA

10

Gamot Huta Pondok X

Umar Berutu

35

D3

11

Gamot Huta Pondok XV

Nyono

35

SMA

Sumber: Penelitian Tahun 2017
Dari data diatas menunjukkan bahwa struktur organisasi Pemerintahan
Nagori Mekar Sari Raya diisi berdasarkan jabatan dengan latar belakang
pendidikan SLTA sebanyak 8 orang, kemudian SLTP sebanyak 2 orang dan D3
hanya 1 orang.

4.1.7 Sarana dan Prasarana Pemerintahan Nagori
Ketentuan umum Pasal 1 ayat (11) Peraturan Daerah Kabupaten
Simalungun Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori menyebutkan
bahwa Pemerintahan Nagori adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah Nagori dan Maujana Nagori dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Nagori Mekar Sari Raya mempunyai beberapa sarana dan prasarana untuk
mempelancar jalannya pemerintahan Nagori seperti disajikan pada tabel berikut
ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. 4Sarana dan Prasarana Nagori
No

Sarana/Prasarana

Jumlah

1

Kantor Pangulu

1 Unit

2

Poskesdes

1 Unit

3

Masjid

4 Unit

4

Mushola

1 Unit

5

Jembatan

4 Unit

6

Balai Nagori

1 Unit

7

Balai Pertemuan

1 Unit

8

SD

2 Unit

9

PAUD

1 Unit

10

Taman Pendidikan Alquran (TPA)

1 Unit

11

TK/RA (Taman Kanak-Kanak/ Raudatul Atfal)

1 Unit

12

Gereja

1 Unit

13

Air Minum

3 Unit

Sumber: Penelitian Tahun 2017
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terdapat berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia di Nagori Mekar Sari Raya yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat Nagori baik secara ekonomi, sosial, politik, dan
pendidikan serta kegiatan spiritual keagamaan menjadi faktor pendukung segala
kegiatan pemerintahan dan meningkatkan pembangunan di Nagori Mekar Sari
Raya.
Selain itu dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagori Mekar Sari Raya
terdapat beberapa pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah untuk memberikan
pelayanan terhadap masyarakat Nagori sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. 5Ketersediaan Pelayanan Nagori
No

Jenis Pelayanan

Keterangan

1

Pelayanan Kependudukan

Ada/Tersedia

2

Perijinan

Ada/Tersedia

3

Ketentraman

Ada/Tersedia

4

Pelayanan Kesehatan

Ada/Tersedia

5

Pemakaman

Ada/Tersedia

Sumber: Penelitian 2017
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal pelayanan terhadap
masyarakat Pemerintah Nagori Mekar Sari Raya menyediakan pelayanan seperti
pelayanan kependudukan yang dilaksanakan setiap hari jam kerja, namun pelayan
juga dilakukan diluar jam kerja karena mayoritas penduduk merupakan petani dan
tidak menentu jam yang dapat dipergunakan dalam melayani masyarakat. Dalam
hal perijinan, Pemerintah Nagori Mekar Sari Raya juga memberikan pelayanan
berupa ijin keramaian. Ijin keramaian diwajibkan bagi kegiatan yang biasa
mendatangkan massa yang berjumlah banyak misalnya hiburan rakyat, kibod, ijin
ini selain ditujukan kepada pemerintahan Nagori juga diteruskan kepihak yang
terkait. Dalam menjaga ketentraman Nagori, pemerintah juga menyediakan
pelayanan kesehatan bagi warga Nagori seperti bidan Nagori dan dinas kesehatan
dari Kecamatan Panei. Selain itu di setiap Huta yang berada di Nagori Mekar Sari
Raya ini tersedia pemakaman bagi warga masyarakat setempat.

4.1.8 Maujana Nagori Mekar Sari Raya
Desa merupakan tingkatan wilayah terendah dalam susunan pemerintahan
Negara Republik Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan pemerintahan dalam

Universitas Sumatera Utara

lingkup Negara, di desa juga dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
sebagai sebuah lembaga legislatif yang menjembatani antara kepentingan
masyarakat dengan Pemerintah desa sebagai eksekutif di tingkat Desa. Dengan
adanya pemisahan tersebut maka kewenangan mulai dibagi dan dibatasi.
Eksekutif desa (Pemerintah Desa) tidak lagi menjadi “pusat” dari proses
pembuatan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan desa, namun proses
pembuatan kebijakan desa dilakukan dengan melakukan pelibatan partisipasi
masyarakat melalui saluran formal berupa Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
sebagai badan Legislatif di tingkat Desa.
Di Nagori Mekar Sari Raya telah dibentuk sebuah lembaga legislatif di
tingkat Nagori yaitu Maujana Nagori yang merupakan penyebutan istilah nama
lain dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang umumnya kita ketahui selama
ini. Istilah penyebutan nama lain dari BPD ini disesuaikan dengan hak tradisional
dan adat istiadat yang dimilki daerah setempat sebagaimana yang telah ditegaskan
dalam ketentuan Pasal 1 ayat (12) Perda Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun
2006 Tentang Pemerintahan Nagori bahwa “Maujana Nagori adalah lembaga yang
merupakan perwujudan Demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Nagori
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Nagori.”
Menurut Perda tersebut bahwa anggota Maujana Nagori dipilih dari caloncalon yang diajukan oleh kalangan adat, agama, organisasi sosial politik, golongan
profesi dan unsur pemuka masyarakat lainnya yang memenuhi persyaratan.
Penetapan anggoata Maujana Nagori dilaksanakan dalam rapat pemilihan
Maujana Nagori yang didampingi oleh Pangulu dibantu Sekretaris Nagori dengan

Universitas Sumatera Utara

dihadiri oleh para calon anggota Maujana Nagori, Tunggkat Nagori, Lembaga
Kemasyarakatan dan pemuka-pemuka Masyarakat.
Sejalan dengan itu, maka Pangulu Mekar Sari Raya mengadakan rapat
desa dan membentuk panitia pemilihan anggota Maujana Nagori. Maujana
Nagori Mekar Sari Raya terbentuk sejak tahun 2003 yang berjalan selama II (dua)
periode hingga tahun 2014 dan pada Tanggal 8 Juli 2015 terbentuklah
kepengurusan Maujana Nagori yang baru yang mengacu pada Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
nomor 125, tambahan lembaran Negara nomor 4437), Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, (Lembaran Negara RI Tahun 2005 No. 54,
tambahan lembaran Negara RI nomor 4587), Undang-Undang No.6 Tahun 2014
Tentang Desa, Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No.6 tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Daerah
Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori, dan
Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun No. 14 Tahun 2006 Tentang Keuangan
Nagori yang kemudian disahkan pada tanggal 13 Oktober Tahun 2015 dengan
dikeluarkannnya Surat Keputusan Camat Panei Noomor 188.45/435.1/PEM/2015
tentang Pengesahan Penetapan Pengurus Maujana Nagori Mekar Sari Raya untuk
periode 2015 s/d 2021.

4.1.8.1 Fungsi, Tugas Pokok, Hak dan Kewajiban Maujana Nagori
Fungsi Maujana Nagori dalam Pasal 98 Peraturan Daerah Kabupaten
Simalungun No. 13 tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori yaitu :
1. Menetapkan peraturan Nagori bersama Pangulu (Kepala Desa)
2. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Adapunyang menjadi tugas dan wewenang Maujana Nagori dalam Pasal
99 meliputi :
(1) Membahas rancangan peraturan Nagori bersama Pangulu.
(2) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Nagori dan
Peraturan Pangulu.
(3) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Pangulu.
(4) Membentuk panitia pemilihan Pangulu.
(5) Menggali,menampung,menghimpun,merumuskan aspirasi masyarakat.
(6) Menyusun tata tertib Maujana Nagori.
Pasal 100 Maujana Nagori mempunyai hak:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meminta keterangan kepada Pemerintah Nagori.
Mengajukan rancangan peraturan Nagori.
Mengajukan pertanyaan.
Menyampaikan usul dan pendapat.
Memilih dan dipilih.
Memperoleh tunjangan.

Selanjutnya dalam Pasal 102 Kewajiban Maujana Nagori meliputi:
(1) mempunyai kewajiban menyampaikan informasi hasil kerjanya kepada
masyarakat.
(2) Penyampian hasil kerja Maujana Nagori disampaikan paling sedikit satu
kali dalm satiu tahun.
(3) Anggota Maujana Nagori berkewajiban untuk memberikan penjelasan atas
pertanyaan peserta pertemuan.

4.1.8.2 Pencalonan, Penetapan dan Pemberhentian Maujana Nagori
Mekanisme persyaratan menjadi Maujana Nagori diatur dalam Pasal 103
Perda Kabupaten Simalungun sebagai berikut:
(1) AnggotaMaujana Nagori adalah wakil dari penduduk Nagori bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah (Huta).
(2) Anggota Maujana Nagori terdiri dari pemangku adat,golongan
propesi,pemuka agama dan tokoh pemuka masyarakat lainnya.
(3) Syarat lain untuk dapat dicalonkan menjadi anggota Maujana Nagori
adalah:
a. Bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa
b. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) atau sederajat.
c. Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun setinggi-tingginya 60 tahun

Universitas Sumatera Utara

d.
e.
f.
g.

Sehat Jasmani dan Rohani
Tidak sedang menjalani hukuman atau terdakwa
Bersedia dicalonkan
Berdomisili di Nagori yang bersangkutan minimal 2 tahun berturutturut.

Sedangkan untuk Penetapan Maujana Nagori Pada Perda Kabupaten
Simalungun No.13 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Nagori Pasal 104, yaitu:
(1) Calon anggota Maujana Nagori ditetapkan secara musyawarah dan
mufakat.
(2) Mekanisme musyawarah dan mufakat adalah:
a. Penetapan Anggota Maujana Nagori dilaksanakan dalam rapat
Pemilihan Maujana Nagori yang didampingi oleh Pangulu dibantu
Sekretaris Nagori dengan dihadiri oleh para Calon Anggota Maujana
Nagori,Tungkat Nagori, Lembaga Kemasyarakatan dan Pemuka
Masyarakat
b. Musyawarah mufakat dapat dilakukan dan jika tidak tercapai
musyawarah mufakat dilakukan dengan cara voting.
(3) Peserta musyawarah adalah Gamot, Pemangku Adat, Golongan Profesi,
Pemuka Agama dan Tokoh atau Pemuka Masyarakat lainnya.
(4) Yang dapat dipilih menjadi Calon Anggota Maujana Nagori adalah peserta
musyawarah.
(5) Jumlah Anggota Maujana Nagori ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling
sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang dengan
memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan
keuangan Nagori, dengan ketentuan:
a. Jumlah penduduk sampai dengan 1500 jiwa, jumlah anggota 5 (lima)
orang.
b. Jumlah penduduk 1501 jiwa sampai dengan 2000 jiwa, jumlah
anggota 7 (tujuh) orang.
c. Jumlah penduduk diatas 2001 jiwa, jumlah anggota 9 (sembilan)
orang
(6) Hasil pemilihan anggota Maujana Nagori dan Pengurus Maujana Nagori
dimuat dalam Berita Acara dan Surat Keputusan Pangulu kemudian
diajukan kepada Camat untuk diterbitkan Surat Keputusan Pengesahan
Pengangkatan oleh Kepala Daerah.
(7) Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah Pemilihan
Pengurus Maujana Nagori, nama-nama yang terpilih diajukan kepada
Kepala Daerah melalui Camat.
Dalam Perda Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2006 Tentang
Pemerintahan Nagori Pasal 112, Keanggotaan Maujana Nagori berhenti atau
diberhentikan karena:

Universitas Sumatera Utara

1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Telah berakhirnya masa jabatan dan telah dilantiknya anggota Maujana
Nagori yang baru
4. Melanggar sumpah/janji
5. Melakukantindak pidana atas Keputusan pengadilan yang telahmempunyai
kekuatan hukum yang tetap.
6. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat Nagori
7. Tidak berdomisili lagi di Nagori tempat terpilih sebagai Maujana Nagori
4.1.9.3 Pengaturan Tata Tertib dan Mekanisme Kerja Maujana Nagori
Pengaturan tata mekanisme kerja Maujana Nagori diatur dalam Pasal
119 Perda Kabupaten Simalungun yaitu sebagai berikut:
(1) Rapat Maujana Nagori diadakan dalam hal penetapan peraturan Nagori
yang bersifatinsidentil, pemilihan Pangulu, laporan keterangan
pertanggung jawaban Pangulu dan kebijakan Pangulu lainnya.
(2) Penetapan rapat Maujana Nagori sekurang kurangnya 1 (satu) kali dalam
satu tahun.
(3) Rapat Maujana Dipimpin oleh salah seorang unsure pimpinan Maujana
Nagori.
(4) Pengturan tata tertib dan mekanisme kerja Maujana Nagori akan diatur
dengan keputusan Kepala Daerah.
(5) Pengambilan keputusan dinyatakan syah apabila disetujui sekurangkurangnya 2/3 (dua per tiga)dari jumlah yang hadir.
Berdasarkan Surat Keputusan Camat Panei No. 188.45/435.1/PEM/2015,
tanggal 8 Juli 2015 Tentang Pengesahan Penetapan Pengurus Maujana Nagori
Mekar Sari Raya Periode 2015 s/d 2021 telah menetapkan susunan Maujana
Nagori sebagai berikut:
1) Ketua

: Ngatino

2) Wakil Ketua

: Japutin Sinaga

3) Sekeretaris

: Ramli

4) Anggota

: 1. Widayatmo
2. Pardamean Silalahi
3. Wagiran
4. Suyadi

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. 6Jabatan dalam Struktur MaujanaNagori Mekar Sari Raya
No

Nama

Jabatan

Umur

Pendidikan

1

Ngatino

Ketua Maujana

35

S1

2

Japutih Sinaga

Wakil Ketua Maujana

55

SMA

3

Ramli

Sekretaris Maujana

41

S1

4

Widayatmo

Anggota

44

SMA

5

Pardamean Silalahi

Anggota

41

SMK

6

Wagiran

Anggota

41

SMP

7

Suyadi

Anggota

36

SMA

Sumber: Penelitian 2017
Dari data diatas menunjukkan bahwa jabatan dalam struktur Maujana
Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun diisi
berdasarkan latar belakang pendidikan Sarjana sebanyak 2 orang, SMA/Sederajat
sebanyak 4 orang dan SMP hanya 1 orang. Namun dalam struktur kepengurusan
Maujana Nagori di Mekar Sari Raya telah memenuhi mekanisme persyaratan
sesuai dengan Perda Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2006 bahwa pengisian
Anggota Maujana Nagori adalah wakil dari penduduk Nagori bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah (Huta) dan melalui pemilihannya melalui
mekanisme musyawarah.
4.2 Optimalisasi Tugas Pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam
Pembangunan Desa
Dalam bab ini dipaparkan mengenai hasil penelitian tentang Optimalisasi
Tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam pembangunan desa di Nagori
Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Setelah diadakan
penelitian dan pengumpulan data yang diperoleh dari lokasi penelitian, baik

Universitas Sumatera Utara

melalui wawancara, observasi (pengamatan), studi kepustakaan dan studi
dokumentasi langsung maka diperoleh data dari para informan dalam kaitannya
dengan Optimalisasi Tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam
pembangunan desa di Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun.
Dalam mewujudkan performa Maujana Nagori agar keberadaanya dapat
memberikan kontribusi dan wujud nyata dalampembangunan desa haruslah
didukung dengankapasitas yang memadai sehingga upaya pengembangan
kapasitas Maujana Nagori menjadi perhatian yang sangat penting agar Maujana
Nagori dapat berdaya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan
optimal. Pentingnya pengembangan kapasitas Maujana Nagori adalah untuk
menjadikan suatu lembaga lebih efektif dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya secara berkelanjutan sehingga dapat bertahan dan mampu mengatasi
tantangan perubahan yang terjadi secara cepat dan tak terduga.
Dengan demikian, indikator yang digunakan untuk menganalisis
optimalisasi tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam pembangunan desa di
Nagori Mekar Sari Raya Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun adalah dilihat
dari 3 (tiga) dimensi Capacity building (pengembangan kapasitas) menurut
Leavit,

yaitu

pengembangan

kapasitas

Maujana

Nagori

pada dimensi

individu,kelembagaan dan sistem sebagai upaya yang dilakukan untuk
mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori dalam
pembangunan desa.

Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Keterkaitan Pengembangan Kapasitas Individudengan Optimalisasi
Tupoksi Maujana Nagori dalam Pembangunan Desa
Faktor sumberdaya manusia merupakan faktor yang mendasar sebagai
instrumen penggerak organisasi. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimiliki Maujana Nagori merupakan aspek dasar yang harus dikembangkan
kemampuannya karena dengan SDM yang berkualitas prima akan mampu
mendorong terwujudnya performa atau kinerja pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Maujana Nagori secara optimal. Kemampuan Maujana Nagori yang
dimaksud adalah kompentensi berupa pengetahuan, keterampilan dan etika yang
harus dimiliki Maujana Nagori untuk dapat mengaktualisasikan pengetahuan,
keterampilan dan keahlian yang dimiliki dalam kaitannya dengan pelaksanaan
fungsi utama Maujana Nagori yang melekat padanya.
Tugas pokok dan fungsi Maujana Nagori yang dimaksud merupakan
tanggung jawab lembaga sebagaimana yang telah diamanatkan dalam ketentuan
peraturan Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa dan kebijakan Peraturan
Daerah No. 13 tahun 2006 tentang Pemerintahan Nagori, dimana fungsi utama
yang harus dilaksanakan Maujana Nagori tersebut terdiri dari:
a. Fungsi Legislasi
Fungsi legislasi berkenaan dengan fungsi

yaitu membahas dan

menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa termasuk
didalamnya membahas anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes)
untuk kemudian ditetapkan menjadi peraturan desa bersama Kepala Desa.

Universitas Sumatera Utara

b. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan disini adalah kewenangan yang dimiliki Maujana
Nagori untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa atau
Pangulu.
c. Fungsi representatif
Fungsi representatif disini adalah fungsi Maujana Nagori sebagai
lembaga yang bertindak sebagai pembawa aspirasi masyarakat dan
mengajukan beraneka ragam pandangan yang berkembang dalam
masyarakat untuk kemudian disalurkan dan dibahas bersama pemerintah
desa dalam rangka membuat suatu peraturan atau kebijakan yang
pastisipatif berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Jika dilihat lebih mendalam, tugas yang harus dikerjakan oleh Pemerintah
Nagori dan Maujana Nagori sangatlah berat. Dalam penyelenggaraan
pembangunan desa, pertama mereka harus membuat Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang berlaku selama 6 (enam) tahun, kedua
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) yang berlaku selama 1 (satu) tahun,
ketiga Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), dan terakhir Peraturan
Desa (Perdes).
Sebagai sebuah lembaga yang merupakan mitra bagi pemerintah Nagori
dalam menetapkan Peraturan Desa, maka Maujana Nagori harus memahami
tentang konsep perencanaan dan teknis penyusunan naskah Peraturan Nagori.
Selain fungsi legislasi, Maujana Nagori juga mempunyai fungsi pengawasan
terhadap kinerja Pangulu, dalam hal ini Maujana Nagori harus memiliki
kompetensi

tentang

konsep

pengawasan

yaitu

teknik

evaluasi

kinerja

Universitas Sumatera Utara

pemerintahan desa. Selanjutnya Maujana Nagori sebagai sebuah lembaga
reresentatif, maka Maujana Nagori dituntut untuk mampu mengaktualisasikan
aspirasi yang disampaikan masyarakat dengan cara memahami tentang teknik
penjaringan aspirasi masyarakat. Disamping itu Maujana Nagori juga harus
memilki

kemampuan

mengkomunikasikan

berkomunikasi

informasi

dan

dengan
menganalisis

baik

sehingga

aspirasi

yang

mampu
sedang

berkembang dalam masyarakat.
Untuk dapat mewujudkan kinerja pelaksanaan Tupoksi Maujana Nagori
dengan optimal, maka pengembangan kapasitas sangat erat kaitannya dengan
perbaikan kemampuan sumber daya yang dimiliki sebuah lembaga, baik sumber
daya manusia maupun sumber daya non-manusia untuk dapat berfungsi dengan
baik. Sebagaimana diketahui bahwa hakikat pengembangan kapasitas itu sendiri
merupakan suatu proses pembelajaran dimana individu dan kelompok
meningkatkan kemampuannya baik dari aspek pengetahuan, keterampilan dan
etika untuk menjalankan fungsi pokoknya dengan optimal.

4.2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki Maujana Nagori merupakan salah satu
kompetensi yang sangat penting dalam dimensi pengembangan kapasitas pada
level inidividu. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang tugas
pokok dan fungsinya maupun pengetahuan terkait peraturan atau kebijakan umum
sebagai landasan yang mengatur tentang penyelenggaraan suatu fungsi.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki Maujana Nagori,
maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan di lokasi
penelitian terkait kompetensi Maujana Nagori dalam memahami tugas pokok dan

Universitas Sumatera Utara

fungsinya. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa informan di lokasi
penelitian terkait pengetahuan tentang Tupoksi Maujana Nagori sebagaimana
diungkapkan oleh ketua Maujana Nagori:
Kalau tugas dan fungsinya Maujana Nagori itu kan memang sudah di atur
secara khusus dalam undang-undang, jadi fungsi yang pertama itu ada namanya
fungsi legislasi yang berarti kita Maujana bersama Pangulu membahas dan
menetapkan peraturan Nagori. Yang kedua itu fungsi pengawasan yaitu kita
Maujana mengawasi kinerja Pangulu dan yang terakhir fungsi kami Maujana itu
ya menyalurkan aspirasi masyarakat karena kita inikan istilahnya wakilnya
masyarakat Nagori jadi ketika rapat aspirasi masyarakat ini kita bahas bersama. 1
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Maujana Nagori:
Ibaratnya Maujana inikan partnernya pemerintah Nagori terutama
Pangulu apalagi dalam membahas perencanaan, nah jadi fungsikita Maujana ya
untuk bersama-sama Pangulu menetapkan peraturan Nagori, selain itu ya kami
juga punya tugas untuk mengawasi kinerja Pangulu apalagi masa pembangunan
sekarang. Kalau fungsi lainnya Maujana ini ya memperhatikan dan mencermati
aspirasi masyarakat. 2
Sementara pernyataan yang berbeda disampaikan oleh Bapak W selaku
anggota Maujana Nagori:
Ya kalau fungsinya Maujana ini apalah ya, ya kami masing-masing punya
pekerjaan pokok, kalo seperti saya bertani ya paling fungsi kami sering ikut
musyawarah kalo diundang sama pemerintah Nagori.” 3
Begitu juga pernyataan Bapak S selaku anggota Maujana Nagori: “Kalo
fungsi kita Maujana ini menyelenggarakan musyawarah sama pemerintah dan
masyarakat di kampung kita ini.” 4
Begitu juga dengan pernyataan Bapak Wi selaku anggota Maujana
Nagori: “Tugas kami inikan mitranya Pangulu, jadi tugas kami ya ikut

1

Hasil wawancara penulis dengan Ketua Maujana Nagori, tanggal 14 Februari 2017.
Hasil wawancara penulis dengan Sekretaris Maujana Nagori, tanggal 15 Februari 2017.
3
Hasil wawancara penulis dengan Bpk.W, tanggal 27 Februari 2017
4
Hasil wawancara penulis dengan Bpk.S, tanggal 27 Februari 2017

2

Universitas Sumatera Utara

mengadakan musyawarah, selain itu kita punya tugas untuk membentuk panitia
pemilihan Pangulu diakhir masa jabatannya. 5
Tupoksi Maujana Nagori merupakan suatu tugas yang sudah di format
secara khusus dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu
Maujana Nagori juga harus memahami regulasi kabijakannya karena regulasi
tersebut merupakan landasan dalam penyelenggaraan tugas lembaga. Ketua
Maujana Nagori mengemukakan pendapatnya:
Sudah pasti ada, yaitu undang-undang nya No 6 tahun 2014 dan ada satu
lagi perda Simalungun No 13 tahun 2006. Adapun yang diatur dalam Undangundang itu ya terkait tentang bagaimana mengelola desa karena semua undangundang tadi kan mengatur tentang wewenang desa jadi ya termasuk apa-apa saja
yang menjadi tugas Maujana Nagori. 6
Berbeda dengan pemahaman yang dikemukakan oleh Bapak W selaku
anggota Maujana Nagori:
Saya gak tau nomor berapa peraturannya, karena setiap kebijakan ini
sering berubah-ubah, kadang kita belum sepenuhnya memahami eh udah ada yang
baru nanti diterbitkan sama pemerintah. 7
Bapak PS selaku anggota Maujana Nagori juga menyatakan hal yang
sama;
Gimana ya itu pasti adanya, cuman saya kurang taulah kan nomor berapa
yang dibentuk pemerintah itu kan pasti seluruh Undang-Undang artinya UndangUndangnya ada kan gitu, cuman kita gak tau isinya gimana karena saya memang
belum pernah lihat itu untuk maujana, cuman kenapa itu dibuat karena untuk
mengatur fungsinya maujana ini. 8
Begitu juga pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Wi selaku anggota
Maujana Nagori: “
Peraturannya saya nggak ingat nomor berapa karena seingat saya itu cuma
disampaikan waktu pelantikan di Kecamatan, dan belum tentu semua anggota
Maujana ini punya pegangan undang-undang tadi termasuk sayalah, jadi kalo

5

Hasil wawancara penulis dengan Bpk.Wi, tanggal 28 Februari 2017
Hasil wawancara penulis dengan Ketua Maujana Nagori, tanggal 14 Februari 2017.
7
Hasil wawancara penulis dengan Bpk.W, tanggal 15 Februari 2017
8
Hasil wawancara penulis dengan PS, tanggal 28 Februari 2017.

6

Universitas Sumatera Utara

fungsi kami ini Maujana ya sering disampaikan aja sama Pangulu kalo memulai
rapat-rapat . 9
Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan oleh informan di atas
dapat diketahui bahwa ternyata hanya sebagian Maujana Nagori yang mengetahui
tentang rincian tugas pokok dan fungsinya dikarenakan tidak semua anggota
Maujana Nagori memiliki dokumen peraturan yang dapat dijadikan bahan bacaan
ataupun panduan dalam melaksanakan Tupoksinya melainkan hanya didengar
melalui penyampaian lisan oleh Pangulu dalam rapat-rapat yang diadakan oleh
pemerintah Nagori.
Berdasarkan keterbatasan kapasitas pengetahuan yang dimiliki Maujana
Nagori, maka diperlukan upayapeningkatan pengetahuan bagi Maujana Nagori
hal ini dapat dilakukan melalui proses pembelajaran langsung (Pendidikan) atau
tidak langsung (pendampingan). Proses pendidikan ditujukan untuk memelihara
potensi manusia dan untuk meningkatkan kualitas manusia. Dalam proses
pendidikan terdapat dua kegiatan yaitu pembinaan dan pendampingan, dimana
dengan tindakan yang dilakukan orang-orang dapat lebih berdaya guna dan
mampu mengembangkan kemampuannya dalam rangka mencapai tujuan lembaga.
Intinya dengan pendidikan, terjadi kegiatan pencerahan dan peningkatan ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini, Ketua Maujana Nagori mengutarakan jawabannya
terkait pendidikan dan pelatihan yang sudah diberikan:
Selama dua tahun berjalan semenjak tahun 2015 kepengurusan kami
Maujana Nagori belum ada pelatihan ataupun bimtek yang kami ikuti. Ya sejauh
ini kitapun masih banyak belajar dari Maujana yang lama karena mereka pastinya
sudah mempunyai pengalaman selama menjabat sebagai Maujana. 10

9

Hasil wawancara penulis dengan Bpk.Wi, tanggal 28 Februari 2017
wawancara penulis dengan Ketua Maujana Nagori, tanggal 14 Februari 2017.

10

Universitas Sumatera Utara

Dalam memperjelas pernyataan yang dikemukakan sebelumnya, Kasi
PMD juga mengutarakan pendapatnya:
Sejauh ini belum ada karena prioritas pembangunan saat ini masih lebih
difokuskan pada perbaikan infrastruktur Nagori. Tapi tentunya Maujana Nagori
ini pasti taunya Tupoksinya karena setelah keluar SK Maujana Nagori, mereka di
lantik di Kecamatan pada bulan November 2015. Kalau upaya dalam bentuk
pelatihan itu sudah pernah diselenggarakan oleh Pemkab melalui BPMPN di
Simalungun City Hotel pada bulan November 2013 selama 6 hari, dalam rangka
membenahi penataan pemerintahan. Tapi kalau untuk Maujana Nagori Mekar
Sari yang baru terbetuk tahun 2015 setau saya belum ada bentuk pelatihannya.
Tapi untuk kedepannya pelatihan itu mungkin akan diselenggarakan melalui diklat
khusus Maujana Nagori apalagi menjelang pemilihan Pangulu. 11
Pernyataan lainnya juga disampaikan oleh Pangulu Nagori Mekar Sari
Raya :
Kalau Bimtek untuk Maujana Nagori secara khusus belum pernah
dilaksanakan, kalau upaya dari kami pemerintah Nagori program peningkatan
kapasitas Maujana Nagori itu sudah kami masukan dalam RKPDes termasuklah
didalamnya peningkatan kapasitas perangkat Nagori. 12
Dari hasil kutipan wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa Maujana
Nagori belum pernah mengikuti kegiatan pendidikan maupun pelatihan semenjak
dilantik pada bulan November tahun 2015. Dalam hal ini Pemerintah Nagori
sudah mengupayakan peningkatan kapasitas bagi Maujana Nagori dengan
memasukan program tersebut dalam RKPDes tahun 2016. Namun menurut
interpretasi peneliti, meskipun Pemerintah Nagori telah memasukan usulan
program pengembangan Kapasitas Maujana Nagori kedalam RKPDes tahun 2016
namun apabila kesadaran dan komitmen dari Pemerintah Nagori sendiri, Maujana
Nagori maupun masyarakat tidak ditumbuhkan terkait betapa pentingnya program
yang harus diprioritaskan pada perbaikan sumber daya manusia, tentu hal ini tidak
akan mampu mewujukan terealisasinya program yang telah diusulkan, karena
11
12

wawancara penulis dengan Kasi PMD, tanggal 6 Maret 2017.
wawancara penulis dengan Pangulu Nagori, tanggal 1 Maret 2017.

Universitas Sumatera Utara

sebuah program yang diusulkan harusnya tidak hanya sekedar dituangkan diatas
kertas melainkan perlu dianalisis kebutuhannya, karena syarat dari pengembangan
kapasitas salah satunya adalah adanya komitmen bersama antar Stakeholder yang
terkait baik Pemerintah Nagori, Maujana Nagori, masyarakat maupun pemerintah
Daerah sebagai fasilitator dalam kegiatan pengembangan kapasitas Maujana
Nagori agar dapat berfungsi dengan optimal.
Dengan demikian agar pengembangan kapasitas bagi Maujana Nagori
tersebut dapat terwujud, baik Maujana Nagori maupun pemerintah Nagori perlu
menyadarai akan pentinya pembangunan pada sektor non fisik yaitu
memprioritaskan pengembangan kapasitas bagi Maujana Nagori sehingga
perumusan visi dan misi Nagori bukan hanya formalitas belaka. Selain itu, pihak
Kecamatan selaku fasilitator bagi Nagori Mekar Sari Raya perlu mengarahkan
dan memberikan pandangan kepada Pemerintah Nagori, Maujana Nagori maupun
masyarakat bahwa pengembangan kapasitas Maujana Nagori merupakan hal yang
perlu dilakukan sehingga pembangunan yang dilaksanakan di Nagori benar-benar
di kelola oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

4.2.1.2 Keterampilan
Upaya pengembangan keterampilan dilatarbelakangi oleh kebutuhan,
tuntutan, dan perkembangan lingkungan sehingga agar Maujana Nagori dapat
benar-benar berfungsi, mau tidak mau pimpinan dan anggota Maujana Nagori
harus pula memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam menyusun perencanaan
pembangunan Nagori. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan teknis staff
dan kecapakan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga tercermin
dari performa atau kinerjanya apakah Maujana Nagori tersebut memiliki

Universitas Sumatera Utara

keterampilan dan keahlian secara memadai dalam mendesign sebuah peraturan,
penguasaan teknis yang digunakan dalam melakukan pengawasan maupun
kemampuan analisa yang baik dalam menampung aspirasi masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian dapat diketahui
bahwa Maujana Nagori belum memiliki kemampuan teknis yang baik di bidang
perencanaan, hal ini ditandai dengan jawaban yang dikemukakan oleh informan
penelitian ternyata Maujana Nagori belum mengetahui cara membuat peraturan
Nagori, baik peraturan tentang RKPDes maupun APBDes dikarenakan mereka
tidak pernah diajarkan cara menyusun dan merancang sebuah peraturan. Selama
ini penetapan peraturan Nagori hanya diketahui oleh Pangulu, Sekretaris
Desa,Ketua Maujana Nagori dan Sekretaris Maujana karena merekalah yang
terlibat dalam menadatangani keputusan bersama Pangulu setelah dibahas dalam
Musrenbang Nagori sementara proses pembuatan peraturan tersebut lebih
diprakarsai oleh Pemerintah Nagori sebagaimana kutipan wa