Analisis Pemasaran Ayam Ras Pedaging di Pasar Tradisional Kota Medan

ABSTRAK

YUSRIZAL FACHRI, 2017. “Analisis Pemasaran Ayam Ras Pedaging di Pasar
Tradisional Kota Medan”. Dibimbing oleh ARMYN HAKIM DAULAY dan
NEVY DIANA HANAFI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik lembaga
pemasaran, bentuk saluran, fungsi pemasaran, dan menganalisis nilai tambah di
lembaga-lembaga pemasaran ayam ras pedaging di pasar tradisional Kota Medan
pada April sampai Mei 2017. Penelitian ini menggunakan data primer yang
didapatkan dari observasi dan wawancara responden. Lokasi penelitian ditentukan
secara purposive dan penentuan responden dengan metode accidental yang
memiliki 99 responden. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti
Badan Pusat Statistik Kota Medan dan PD Pasar Kota Medan. Parameter yang
diteliti adalah karakteristik, lembaga, saluran, fungsi pemasaran, output, input,
harga, pendapatan, keuntungan, dan balas jasa pemilik faktor produksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik responden pada lembaga
pemasaran ayam ras pedaging di pasar tradisional Kota Medan didominasi oleh
jenis kelamin laki-laki (72,75%) yang memiliki lama usaha 11-20 tahun (56,19%)
dengan 6-10 tenaga kerja yang dimiliki (47,99%), berada pada usia 41-50 tahun
(57,99%), dan memiliki tingkat pendidikan SLTA/sederajat (45,34%). Terdapat
lima macam saluran pemasaran di mana saluran pemasaran terbesar yaitu saluran

dari peternak ke pedagang pengumpul kemudian ke pedagang pemotong pengecer
dengan input ayam hidup lalu menjadi produk karkas ke pengecer menuju ke
konsumen. Fungsi pertukaran dan fungsi fasilitas dilakukan oleh semua lembaga
pemasaran. Fungsi fisik terutama pengolahan tak terdapat pada pedagang
pengumpul. Nilai tambah terbesar terdapat pada pedagang pemotong pengecer
sebesar Rp 9.178,72. Sementara itu, nilai tambah terkecil pada pedagang
pengumpul sebesar Rp 898,55. Kesimpulan, saluran pemasaran terbesar
melibatkan semua lembaga pemasaran sehingga semakin besar marjin pemasaran
yang terbentuk semakin menguntungkan mereka tetapi semakin tinggi harga yang
harus dibayar konsumen. Semakin pendek saluran pemasaran maka semakin
memberikan keuntungan yang besar pada peternak.
Kata kunci: Pemasaran, Nilai Tambah, Ayam Ras Pedaging

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

YUSRIZAL FACHRI, 2017. "Analyses of Broiler Chicken’s Marketing in
Traditional Market of Medan City". Under supervisied by ARMYN HAKIM
DAULAY and NEVY DIANA HANAFI.

The purpose of this research is to identify the characteristics of marketing
institutions, marketing chain, marketing function, and analyze added value in
broiler marketing institutions in traditional market of Medan City from April until
May 2017. This research used primary data that obtained from observation and
interview of respondents. The location of the research was determined
purposively method and determination of respondents with accidental sampling
method that has 99 respondents. The data analysis by descriptive analyses and
added value analyses.
The results showed the characteristic of respondents were dominated by
male sex (72,75%) with an experience of 11-20 years (56,19%) with 6-10
employees (47,99%), aged 41-50 years (57,99%) and had senior high school
education level / equal (45,34%). There were five kinds of marketing chains
where the biggest marketing chains that was marketing chains broiler farmers to
collectors then to slaughterers at once retailers with life broiler chicken input
then become carcass product to retailers and to consumers. The exchange
function and the facility function are done by each marketing institution,
processing on the physical function is not found in the collectors level.. The
highest added value was found in slaughterers at once retailers Rp 9.178,72.
Meanwhile, the lowest added value in collectors was Rp 898,55. The conclusion,
the biggest marketing chain involved all the marketing institutions so the bigger

the marketing margin that is formed the more profitable they are, but the higher
the price the consumer pays. The shorter the marketing chain the more it gives a
big profit to broiler farmers.
Keywords: Marketing, Added Value, Broiler Chicken

Universitas Sumatera Utara