Analisis Margin Pemasaran Daging Ayam Ras Petelur Afkir di Pasar Tradisional Kabupaten Dairi
LAMPIRAN
1. Data pengecer daging ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi
Total dan Rataan Data Pedagang Pengecer Pasar Tradisional Kabupaten Dairi
Pengecer I Penjualan Beli Jual(H)
Total 24 4620 734000 876000
Rata-rata * 192,5 30583,33 36500
Pembulatan - 193 30600 36500
Pengecer II Penjualan Beli Jual(B)
Total 20 4450 734000 798
Rata-rata * 222,5 30583,33 39900
Pembulatan - 223 30600 39900
Kecamatan No Nama Pedagang Penjualan Beli Jual (H) Jual (B)
Sidikalang 1 Muat Ulina Lembeng 500 30000 38000 40000
2 Jalea Pasaribu 200 31000 37000 37000
3 O. Simbolon 150 31000 35000 40000
4 Ramli Adi Purba 150 30000 38000 38000
5 U.D. Pasi 250 30000 35000 40000
6 Ulina Sinaga 200 30000 35000 40000
7 Hamdani Munte 200 30000 35000 40000
8 Roslina Tamba 30 30000 35000 0
9 Sugihartono 100 30000 35000 40000
10 Marlina Aritonang 150 30000 36000 40000
11 Abdison Maha 50 30000 35000 0
12 R.A.Lumban Raja 700 33000 37000 40000
13 Buyung 300 29000 35000 40000
14 U.D.Borsak 200 32000 37000 37000
15 Wagino Ginting 400 30000 35000 40000
Sumbul 16 Herlinda Simbolon 100 30000 40000 45000
17 Junnses Naibaho 50 30000 35000 40000
18 Aritonang 30 30000 35000 0
19 Lisbet Pardede 100 30000 35000 40000
20 Y.Aritonang 250 30000 35000 38000
Tigalingga 21 Edi Aritonang 300 31000 38000 40000
Silima Punggapungga 22 B.Hutagaol 50 35000 40000 45000
23 Putra Pasaribu 100 30000 40000 38000
Sitinjo 24 L.Munte 60 32000 40000 0
Total 24 - 4620 734000 876000 798000
Rata-rata * - 192.5 30583.33 36500 39900
(2)
2. Data agen daging ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi
Agen Nama Harga Beli Harga Jual
1 Wagino Ginting 26000 31000
2 Munte 28000 30200
Total - 54000 61200
Rata-rata * 27000 30600
3. Data peternak ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi
Perusahaan Nama Harga Jual
1 Ptn_Rakyat 26000
2 Ptn_Rakyat 28000
Total - 54000
Rata-rata * 27000
4. Total pengorbanan/biaya lembaga pemasar
Lembaga Opsi Biaya Total
Perusahaan produksi/ekor - -
Agen Transportasi 194446
830000
(Hidup) Sopir 100000
Minyak 100000
Keranjang 435554
Pengecer 1 Kandang 1946
287246
(Hidup) Pakan 278300
Kontribusi Pasar 7000
Pengecer 2 Pajak 200000
810178
(Karkas) Listrik+Air 33333
Tong Air Plastik 294
Alat Potong 3892
Alat memasak 2863
mesin bubut 12964
meja potong 2919
(3)
5. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) pengecer tipe (I)
Pengeluaran
Lembaga H.Beli H Jual Opsi
Biaya
(/ekor) Marjin B
DM (%)
SH
(%) B/C
Peternak - 27000 - - - -
P1 27000 35000 Total 2319 8000 5681 100 28.99 2.45
Mobil 195 71.01
Sopir 100
Minyak 100
Keranjang 436
Kandang 10
Pakan 1442
Kontribusi 36
6. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) pengecer tipe (II)
Pengeluaran
Lembaga H.Beli H Jual Opsi
Biaya
(/ekor) Marjin B
DM (%)
SH
(%) B/C
Peternak - 27000 - - - -
P2 27000 40000 Total 4465 13000 8535 100 34.35 1.912
Mobil 195 65.65
Sopir 100
Minyak 100
Keranjang 436
Kandang 9
Pakan 1248
Kontribusi 31
Pajak 897
Meja
Potong 150
Alat
Potong 1
Tong Air 18 Mesin
Bubut 13
Air+Listrik 58 Alat
Memasak 13
Tenaga
Kerja 1196
(4)
7. Margin pemasaran saluran tataniaga (II) pengecer tipe (I)
Pengeluaran
Lembaga H.Beli H Jual Opsi
Biaya
(/ekor) Marjin B
DM (%) SH (%) B/C ratio
Perusahaan - 27000 - - -
Agen 27000 30600 Total 831 3600 2769 37.8947 8.7474 3.33213
Mobil 195 29.15% 2.0526
Sopir 100
1.0526
Minyak 100
1.0526
Keranjang 436 4.5895
P1 30600 36500 Total 1488 9500 4412 100 15.663 2.96505
Kandang 10 46.44% 0.1053
Pakan 1442 15.179
Kontribusi 36 0.3789
Total 2319 7181 100
8. Margin pemasaran saluran tataniaga (II) pengecer tipe (II)
Pengeluaran
Lembaga H.Beli H.Jual Opsi
Biaya
(/ekor) Marjin B
DM (%) SH (%) B/C ratio
Perusahaan - 27000 - - - -
Agen 27000 30600 Total 831 3600 2769 27.907 6.4419 3.33213
Mobil 195 21.465 1.5116
Sopir 100
0.7752
Minyak 100
0.7752
Keranjang 436 3.3798
P2 30600 39900 Total 3634 12900 5666 100 28.171 1.55916
Kandang 9 43.922 0.0698
Pakan 1248 9.6744
Kontribusi 31 0.2403
Pajak 897 6.9535
Meja Potong 150 1.1628
Alat Potong 1 0.0078
Tong Air 18 0.1395
Mesin Bubut 13 0.1008
Air+Listrik 58 0.4496
Alat
Memasak 13 0.1008
Tenaga Kerja 1196 9.2713
Total 4465 8435 100
(5)
9. Efisiensi tataniaga berdasarkan farmer share Saluran I
Saluran II
H Produsen H Konsumen FS (%)
Saluran I Ayam (H) 27000 35000 77.14286
Ayam (B) 27000 40000 67.5
Saluran II Ayam (H) 27000 36500 73.9726
Ayam (B) 27000 39900 67.66917
Catatan: Ayam (H) : ayam dijual dalam keadaan Hidup Ayam (K) : ayam dijual dalam keadaan Karkas
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, 2004, Skripsi Suherman Edy “Analisis Marjin pemasaran Daging Sapi di Pasar Tradisonal Kota Medan”, Universitas Sumatera Utara, Medan. Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian 2014. Data Statistik Ketahanan
Pangan. BPS, Jakarta.
BPS Kabupaten Dairi Tahun. 2007. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Dairi#Batas_ [Diakses 2 februari 2016].
Daftar Harga SUMUT., 2016. Tabel Harga Komoditi. Diakses melalui: februari 2016].
Downey, W.D. dan S.P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta. (Terjemahan: oleh Rochidayat).
Fadhilhayat, 2010. Kiat Memilih Ayam Yang Besar Belum Tentu Baik.Harian Kompas FP IPB, Bogor.
Fanani, Z., 2000, Prospek Pemasaran Bidang Peternakan Pasca Tahun 2000. Universitas Brawijawa, Malang.
Gizi Ayam Kampung, 2012. Ternak Ayam Pedaging, Broiler, Kampung asli dan
Super. [Diakses 2 februari
2016].
Gusti. P., 2012. Tataniaga Pertanian Saluran Tataniaga, Margin Tataniaga dan Pemasaran. UNSOED.
Indrarosa, D., 2011. Studi Kasus. Analisis Struktur Pasar dan Margin Pemasaran Pada Komoditi Beras (Oriza sativa L.) di Kabupaten Malang.Balai Besar Pelatihan Peternakan. Bali.
Kabupaten Dairi. Diakses melalui:
2016].
Khoinnisa. 2008. Analisis Permintaan Daging Ayam Broiler Konsumen Rumah Tangga di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan, IPB, Bogor.
Koltler, P., 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Indonesian. Dalam Firdaus, M.S., 2010. Skripsi Fakultas Ekonomi Gunadarma, Depok.
(7)
Ningsih, K., 2011. Analisis Saluran dan Marjin Pemasaran Petani Jambu Air Camplong, Universitas islam Madura, Madura.
Mukson, S.I Santosa, H, Setiyawan.dan B. Suryanto., 2005. Analisis Efisiensi Pemasaran Telur Ayam Ras di Kabupaten Kendal Jawa Tengah. UNDIP. Semarang.
Peta Kabupaten Dairi, Diakses melalui
Photo Buchet
Prassojo, G., 2012. Tataniaga Pertanian Saluran Tataniaga Marjin Tataniaga dan Pemaaran. Universitas Udayana.
Rahmadianti, F., Ayam Pedaging Khusus Diternak Untuk Daging Yang Bagus, Food Detik. Com.
Ramadhan, 2009. Diambil dari Skripsi Suherman. E., Analisis Marjin pemasaran Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Medan. USU, Medan.
Sagala, W. 2007. Ayam Petelur Afkir. Penyuluhan peternakan. Jakarta. Sudiyono, A., 2001. Pemasaran Pertanian. UMM. Malang
________, A., 2002. Pemasaran Pertanian UMM Press, Malang.
Sugiarto, H., T.Baskoro., Sudjana, R., Kelana. S., 2005. Ekonomi Mikro. Sebuah Kajian Komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suherman, E., 2015. Skripsi Analisis Marjin Pemasaran Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Medan,Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sukirno, S,, 2011, Mikroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetakan Ke 26, Jakarta.
Supranto, J., 2011. Prilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi kedua. Mitra Wacana Wacana Medika, Jakarta.
Wigiyanto, dalam laporan Kontoro Tayubi., 2015. Harga Daging Ayam Kampung Naik Menjadi Rp75 Ribu/Kg. Dinas Perdagangan, Brebes.
Wijaya, 1991. Dalam Skripsi, Suherman. E.,Analisis Marjin Pemasaran Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Medan. USU, Medan.
(8)
Yogi dan Rantaningtyas, 2016. Dalam Penayunus,Efisiensi Tataniaga.Diakses melalui ].
Yudi H., 2011. Pola Pemasaran Sapi Potong di Pulau Madura. Universitas Madura. Pamekasan.
(9)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa pasar tradisional Kabupaten Dairi
yaitu: pusat pasar Kecamatan Sidikalang, Sumbul, Tigalingga, Silima Pungga-pungga, Sitinjo. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei 2016 - Juli 2016.
Penentuan Sampel dan Analisis Harga Daging
Penentuan sampel dilakukan secara purpose sampling dimana responden terdiri dari seluruh penjual daging ayam ras petelur afkir dipasar-pasar tradisional Kabupaten Dairi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan wawancara dengan unit resonden yang menjual daging ayam ras petelur afkir. Kabupaten Dairi memiliki 15 kecamatan dengan kemampuan pasar yang tidak merata. Responden berasal dari 5 pasar tradisional yang dipilih secara tersendiri berdasarkan kemampuan pasar tiap kecamatan. Masing-masing kecamatan terdiri dari 1 pasar dan tiap pasar terdiri dari seluruh pedagang daging ayam ras petelur afkir. Dari masing-masing pasar, responden dipilih secara accidental sampling yaitu responden yang ada saat didatangi ke pasar dan bersedia untuk diwawancarai serta memiliki data yang diperlukan (Khoinnisa, 2008).
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara dengan pedagang di pasar-pasar tradisional Kabupaten Dairi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait, seperti Badan Pusat Statistik, agen dan peternakan ayam ras petelur.
(10)
Metode Analisis Data
1. Pelaku dan Saluran Tataniaga
Saluran tataniaga serta peran pelaku tataniaga yang terlibat dalam tataniaga daging ayam ras petelur afkir dapat diketahui melalui wawancara langsung terhadap pedagang daging ayam ras petelur afkir dan pelaku tataniaga yang terlibat di dalamnya. Analisis data pelaku dan saluran tataniaga secara deskriptif analisis.
2. Margin Tataniaga
Untuk menganasisis suatu kinerja pasar sehingga dapat diketahui apakah ada kesesuaian antara proporsi kerja yang dilakukan dengan pendapatan yang diperoleh dilihat dari analisis margin pemasaran.
Rumus:
M = Hk−Hp
Keterangan :
M = Margin tataniaga
Hk = Harga tingkat konsumen
Hp = Harga tingkat produsen (Sudiono, 2001). 3. Farmer Share
Untuk mencari efisiensi pemasaran digunakan rumus :
Fs =Hp
Hk x 100%
Keterangan:
Fs = Farmer Share/Efisiensi Tataniaga Hp = Harga yang diterima peternak Hk = Harga yang dibayar konsumen
(11)
Apabila perbandingan share keuntungan tiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran tidak merata, maka sistem pemasaran dikatakan tidak efisien, apabila perbandingan share keuntungan dengan biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran merata dan cukup logis, maka pemasaran dikatakan efisien (Yudi, 2011).
Suatu saluran tataniaga dianggap lebih efisien dibanding dengan saluran tataniaga yang lain apabila margin tataniaganya lebih rendah dan pembagian keuntungannya adil sesuai dengan jumlah pengorbanan yang disumbangkan pada saluran tataniaga tersebut (Yogi dan Rantaningtyas, 2016).
Melalui metode analisis data akan diperoleh data dan diolah berdasarkan perincian berikut:
Tabel 2. Perincian marjin
No Pelaku Perincian Margin
Kode
Nilai Distribusi Margin Share Untung
(%)
(Rp/Ekor) Rp %
1
Peternak
A. Harga Pokok a
(c/m3).100%
B. Total Biaya b
C. Harga Jual c
2 Pengumpul
Kecil
A. Harga Beli d
m1 =
g-c m1/m3.100%
(e/m3).100% f/e
B. Total Biaya e
C. Keuntungan f
(f/m3).100%
D. Harga Jual g
3 Pengumpul
Besar
A. Harga Beli h
m2 =
k-c m2/m3.100%
(i/m3).100% j/i
B. Total Biaya i
C. Keuntungan j
(j/m3).100%
D. Harga Jual k
4 Pengecer
A. Harga Beli l
m3=
o-c m3/m3.100%
(m/m3).100% n/m
B. Total Biaya m
C. Keuntungan n
(n/m3).100%
D. Harga Jual o
Total Margin 100%
(12)
Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi
Defenisi dan batasan operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman istilah-istilah yang terdapat pada proposal ini.
1. Marjin pemasaran adalah pertambahan harga ayam layer afkir akibat adanya pelaku pemasar yang ikut serta dalam penjualan produk.
2. Ayam ras petelur afkir (layer afkir) adalah ayam ras yang dipelihara dan dikhususkan untuk diambil telurnya sampai pada umur tertentu, ternak ini mengalami penurunan produksi dan dijual oleh peternak.
3. Saluran pemasaran/saluran tataniaga adalah seluruh proses berupa jalur yang melibatkan pelaku pasar ataupun tidak dalam penyampaian suatu produk dari produsen sampai pada konsumen.
4. Pelaku pemasaran adalah orang-orang yang melibatkan diri dalam penyampaian suatu produk dari produsen sampai ke konsumen dan mengambil keuntungan dari pengorbanan yang dilakukannya.
5. Permintaan konsumen adalah banyaknya jumlah suatu produk yang dibeli oleh para konsumen.
6. Agen adalah bagian dari pelaku pemasaran dimana dia akan membeli produk dari petani/peternak dan akan menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. 7. Pengecer adalah bagian dari pelaku pemasaran dimana dia akan membeli
produk dari agen dan akan menjualnya kembali dengan perlakuan dan keuntungan tertentu.
8. Efisiensi tataniaga (share harga) adalah suatu ukuran dimana pelaku-pelaku pemasaran akan diketahui efisiensinya melalui perbandingan keuntungan dan
(13)
biaya produksi yang dikeluarkan dengan total pertambahan harga produk dari peternak dikalikan 100%.
9. Share margin (distribusi marjin) adalah ukuran persen yang diperoleh pelaku pasar berdasarkan besar margin oleh pelaku pasar itu sendiri dibandingkan dengan total pertambahan harga produk dari peternak ke pengecer, dimana nilai distribusi margin seluruh pelaku pasar sama dengan 100%.
Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kabupaten Dairi 2. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei
3. Yang diteliti adalah faktor penyebab terjadinya kenaikan harga ayam ras petelur afkir dari produsen ke konsumen.
4. Objek penelitian adalah faktor yang dianggap penyebab kenaikan harga proses pemasaran yang meliputi: saluran pemasaran, pelaku pemasaran dan marjin tataniaga.
5. Sampel yang diteliti adalah:
a. Pedagang ayam ras petelur afkir di 5 kecamatan Kabupaten Dairi
b. Pelaku pemasaran yang ikut ambil bagian dalam penjualan ayam petelur afkir ke Kabupaten Dairi.
(14)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Pasar Kabupaten Dairi
Pasar Kabupaten Dairi merupakan pasar-pasar tradisional dengan kemajuan tiap pasar yang berbeda, kemampuan ini terkait dengan ukuran pasar, jumlah pedagang, keberagaman dan jumlah komoditi yang ditawarkan yang berpengaruh terhadap jumlah pembeli dan keaktifan pasar itu dalam satuan minggu. Dalam data penelitian didapat hasil:
Tabel 3. Kemampuan pasar tradisional Kabupaten Dairi
Kecamatan Pedagang Ayam yang terjual
(/minggu)
Hari aktif pasar (/minggu)
Sidikalang 15 3580 Rabu dan Sabtu
Sumbul 5 530 Selasa
Sitinjo 1 60 Jumat
Tigalingga 1 300 Kamis
Silima Pungga pungga 2 150 Rabu
Total 24 4620 -
Dari data di atas kecamatan Sidikalang adalah kecamatan dengan kemampuan pasar terbaik dimana jumlah pedagang jauh lebih banyak dibanding dengan kecamatan yang lainnya, hal ini diakibatkan kecamatan Sidikalang adalah ibu kota Kabupaten Dairi, sedangkan kecamatan-kecamatan lainnya masih belum memiliki pasar tradisional yang ramai oleh pengecer ayam petelur afkir.
Berikut adalah diagram kebiasaan berbelanja sebagian besar masyarakat masyarakat Kabupaten Dairi:
(15)
Gambar 5. Diagram kebiasaan berbelanja masyarakat Kabupaten Dairi Dari diagram di atas kecamatan Sidikalang bisa dikatakan sebagai pusat perbelanjaan di Kabupaten Dairi, dimana masyarakat Kecamatan Berampu, Laeparira, Silahi Sabungan, Pegangan Hilir, Tanah Pinem, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Pegagan Hilir serta beberapa masyarakat kecamatan Sumbul berbelanja ke pasar tradisional Kabupaten Dairi. Kecamatan Tigalingga juga memiliki konsumen luar yaitu Kecamatan Gunung Sitember, sedangkan kecamatan Sitinjo, Silima Pungga-pungga dan Sumbul memiliki pasar dimana konsumennya adalah masyarakatdi kecamatan itu sendiri. Faktor penunjang mengapa kecamatan Sidikalang menjadi pasar yang terbaik dibanding dengan kecamatan lainnya adalah: Pasar sudah dibagi dan di klasifikasi berdasarkan komoditi yang di pasarkan, akses transportasi maupun jalan yang sudah baik, adanya kesadaran masyarakat akan peluang keuntungan
(16)
melalui usaha berjualan yang terlihat dari jumlah pedagang ayam di pasar tradisional.
Tipe Pengecer
Tipe Pengecer (pedagang daging ayam ras afkir) di pasar-pasar tradisional Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari 24 pedagang tersebut tidak memiliki kesamaan baik dalam harga beli maupun harga jual, pedagang ayam ras afkir Kabupaten Dairi memilliki umur dan jenjang pendidikan yang beragam serta strategi penjualan yang berbeda mengenai pemasaran daging ayam ras. Berdasarkan data yang telah diteliti diperoleh ada 2 tipe Pengecer ayam ras petelur afkir di Kabupaten Dairi, tipe I yaitu ayam yang dijual berupa ayam hidup dan pada pengecer tipe II menjual ayam dalam keadaan bebas bulu (dalam bentuk karkas). Rataan jumlah ayam yang dijual tiap minggu oleh setiap pengecer tipe I adalah 193 ekor dengan total biaya pengeluaran umum tiap minggu Rp 287.246,- dan rataan jumlah ayam yang dijual tiap minggu oleh tiap pengecer tipe II adalah 223 ekor dengan total biaya pengeluaran tiap minggu Rp 810.178,-.
Hari pasar aktif adalah hari dimana pasar memiliki banyak pembeli dan pasar terlihat sangat ramai, setiap penduduk kecamatan di Kabupaten Dairi sudah mengetahui hari aktif pasar tradisional tiap kecamatan pada hari tertentu, sebutan umum untuk hari aktif pasar adalah hari pekan. Hari aktif pasar kecamatan Sidikalang adalah hari rabu dan sabtu, kecamatan Sumbul hari selasa, kecamatan Tigalingga hari kamis, kecamatan Silima punggapungga hari rabu dan kecamatan Sitinjo hari jumat. Secara umum proses jual-beli dilakukan mulai dari pagi hari pukul 06.00 WIB sampai pada sore hari sekitar pukul 18.00 WIB. Penjualan ayam petelur afkir dilakukan setiap hari oleh pedagang pengecer tetap tiap kecamatan,
(17)
namun ditemukan beberapa pengecer yang bepindah-pindah lokasi penjualan, dimana pengecer ini akan berada pada pasar tradisional yang sedang dalam hari aktif pasar.
Pelaku Pasar dan Saluran Pemasaran Ayam Ras Petelur Afkir 1. Pelaku Pemasaran
Pelaku pemasaran daging ayam ras petelur afkir yang berperan dii Kabupaten Dairi adalah agen dan pengecer.
1.1. Agen
Agen berperan dalam pembelian ayam hidup dari produsen dan membagikannya kepada pengecer-pengecer Kabupaten Dairi, agen memiliki hubungan yang kuat dengan produsen-produsen ayam petelur luar daerah seperti medan, binjai dan siantar. Biasanya agen hanya mengkordinir sopir dan tidak turun ke pasar tradisonal. Dalam kasus pemasaran ayam di Kabupaten Dairi, agen menawarkan harga yang merata pada setiap pasar tradisional kecamatan Dairi, harga penjualan ayam ras petelur afkir adalah Rp 30.000,- hingga Rp 35.000,- dan harga pembelian dari luar kota berkisar antara Rp 26.000,- hingga Rp 28.000,-.
1.2. Pengecer
Pengecer beperan dalam pembelian ayam hidup melalui agen dan menjualnya kepada konsumen di pasar-pasar tradisional Kabupaten Dairi, setiap pengecer tidak memiliki harga yang stabil mengenai harga penjualan, pada umumnya mereka tidak menawarkan harga yang pas ketika pertama ditanyakan oleh konsumen, dalam kasus penjual ayam ini pengecer dan konsumen akan melakukan tawar-menawar harga dan mencapai kesepakatan dimana harga itu dianggap tidak mengakibatkan kerugian antar kedua belah pihak. Ada dua jenis
(18)
tipe ayam yang dijual pengecer di pasar tradisional, tipe (I) ayam yang dijual dalam keadaan hidup dengan harga jual berkisar antara Rp 30.000,- hingga Rp 40.000,-, dan ayam tipe (II) dimana keadaan ayam telah di bersihkan (dalam bentuk karkas) dijual dengan harga Rp 39.900,- hingga Rp 45.000,-.
2. Saluran Pemasaran
Menurut Kotler (2002), saluran tataniga adalah serangkaian pelaku yang melakukan semua fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Proses penyaluran barang dari peternak ke konsumen haruslah dilakukan sekalipun jarak antar keduanya berjauhan, namun harus memikirkan faktor-faktor umum yang berlaku sehingga tidak terjadi kerugian. Faktor penting terkait jarak dan waktu adalah distribusi produk, dalam pemasarannya yang berjarak jauh haruslah menyertakan pihak ketiga dalam pemasaran. Dari 24 responden yang diteliti ditemukan ada 23 pedagang di pasar-pasar tradisional Kabupaten Dairi yang tergolong saluran pemasaran (II) dan satu pedagang yang tergolong saluran pemasaran (I).
2.1. Saluran (I) Saluran Pemasaran Singkat
Saluran pemasaran daging ayam ras dari produsen hingga sampai ke konsumen akhir dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar 6. Saluran pemasaran ayam ras afkir (I)
Saluran pemasaran ini hanya melibatkan produsen dan pengecer, dimana pengecer dalam saluran ini bertindak sebagai agen sekaligus sebagai pengecer ayam ras petelur afkir. Saluran pemasaan ini tidak begitu diminati oleh para pedagang
(19)
karena mereka memiliki kesibukan lainnya, hanya satu responden pengecer yang tergolong pada saluran pemasaran ini. Bapak Wagino adalah distributor ganda dimana keuntungan dari agen dan pengecer akan dia dapatkan.
2.2. Saluran (II) Saluran Pemasaran Melibatkan Agen
Saluran pemasaran daging ayam ras dari produsen hingga sampai ke konsumen akhir dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar 7. Saluran pemasaran ayam ras afkir (II)
Saluran Pemasaran ini melibatkan produsen, agen dan pengecer, dimana para distributor ini memiliki pengorbanan, besar pengorbanan agen dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. Total biaya pengeluaran agen
Pengorbanan Biaya
a. Mobil 194.446
b. Minyak 100.000
c. Sopir 100.000
Keranjang fiber 435.554
Total 830.000
Dalam satu perjalanan pada hari biasa jumlah ayam yang di angkut dalam satu mobil adalah 1000 ekor sampai 1200 ekor, namun biasanya hanya 1000 ekor, keranjang fiber yang digunakan untuk mobil tipe L-tor biasanya 16 kotak, dan tipe truck Colt-Diesel biasanya 114 kotak, dalam satu kotak dapat berisi 10-12 ekor ayam. Dalam seminggu dibutuhkan pengeluaran biaya sebesar Rp 830.000,- untuk 1000 ekor ayam, jadi untuk perekor ayam dibutuhkan biaya pengeluaran Rp 830,- untuk sampai di pasar Kabupaten Dairi.
(20)
Permintaan Konsumen
Konsumen adalah para pembeli ayam ras petelur afkir di pasar-pasar tradisional Kabupaten Dairi dan permintaan konsumen didefinisikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu dimana seorang konsumen ingin dan mampu membeli suatu produk pada berbagai tingkat harga. Dalam penelitian ini permintaan adalah jumlah seluruh ayam yang laku dijual ataupun jumlah seluruh ayam yang dibeli oleh masyarakat di pasar tradisional Kabupaten Dairi dalam satuan minggu.
Total penduduk di Kabupaten Dairi adalah 279.090 jiwa, total populasi penduduk dari seluruh sampel (Kecamatan Sidikalang, Sumbul, Tigalingga, Sitinjo, Silima Punggapungga) adalah 137.964 jiwa, dimana. Penduduk Sidikalang 50.050 (18%), Sumbul 40.606 (14%), Tigalingga 21.912 (8%), Silima Pungga-pungga 13.006 (5%), Sitinjo 12390 (4%), untuk 10 kecamatan lainnya yaitu: Kecamatan Berampu, Laeparira, Silahi Sabungan, Pegangan hilir, Tanah Pinem, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Pegagan Hilir dan Gunung Sitember memiliki total penduduk 142.335 jiwa (51%). Tingkat kemiskinan masyarakat Kabupaten Dairi pada tahun 2012 adalah 9,28%, 2013 adalah 8,68% dan 2014 adalah 8,40%. Tingkat kemiskinan ini terkait dengan pendapatan perkapita, angka ini dapat berpengaruh terhadap permintaaan ayam layer afkir di Kabupaten Dairi.
(21)
Berikut diagram populasi penduduk di Kabupaten Dairi :
Gambar 8. Pupulasi penduduk tiap kecamatan
Besarnya permintaan masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor menurut Suherman (2015), faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu: (1) harga barang itu sendiri, (2) harga barang lain, (3) pendapatan rumah tangga dan masyarakat, (4) distribusi pendapatan dalam masyarakat, (5) cita rasa masyarakat, (6) jumlah penduduk, (7) ramalan akan keadaan dimasa yang akan datang. Permintaan masyarakat Kabupaten Dairi tepatnya di kecamatan Sidikalang, Sumbul, Tigalingga, Silima Pungga-pungga dan Sitinjo terhadap ayam ras petelur afkir adalah sebanyak 4.620/minggu dengan pedagang pengecer sebanyak 24 orang. Menurut Sudiono (2002), Permintaan akan ayam ini didasarkan atas kebutuhan pangan, kepentingan budaya dan bahan dasar pembuatan bahan makanan olahan seperti sate, bakso dan yang lainnya, namun harga bahan pangan lain yang mempengaruhi permintaan akan ayam layer afkir ini adalah telur, ikan teri, tempe dan tahu. Bahan pangan ini merupakan bahan makanan yang umum dibeli tiap pekan oleh masyarakat Kabupaten Dairi.
Sidikalang 18%
Sumbul 14%
Tigalingga 8% Silima Punggapungga
5% Sitinjo
4% Lain-lain
(22)
Berikut diagram penjualan ayam ras petelur afkir:
Gambar 9. Persentase tingkat penjualan ayam petelur afkir
Dari diagram dan total populasi penduduk Kabupaten Dairi didapat hasil bahwa permintaan masyarakat akan ayam ras petelur afkir di Pasar Tradisional Kabupaten Dairi adalah 0,17%. Angka ini cukup baik dibandingkan konsumsi perkapita Indonesia perminggu tahun 2012 yang hanya memiliki angka konsumsi 0,067%.
Margin Pemasaran Ayam Ras Petelur Afkir
Margin pemasaran digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran. Besarnya margin pemasaran pada berbagai saluran pemasaran dapat berbeda tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktivitas yang telah dilaksanakan serta keuntungan yang diharapkan oleh pelaku pemasaran yang terlibat dalam suatu pemasaran produk. Semakin kecil nilai margin pemasaran suatu produk, makan akan semakin baik saluran pemasaran tersebut.
Sidikalang 78% Sumbul
11% Tigalingga
7%
Silima Punggapungga
3% Sitinjo
(23)
Analisis margin pemasaran ayam ras petelur afkir dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Analisis margin pemasaran ayam ras petelur afkir
Saluran Tipe Ayam H Beli
(Rp/ekor)
H Jual (Rp/ekor)
Margin (Rp/ekor)
Saluran I Hidup 27000 35000 8000
Bersih 27000 40000 13000
Saluran II Hidup 27000 36500 9500
Bersih 27000 39900 12900
Suherman (2015), mengatakan komponen margin pemasaran terdiri dari : 1) Biaya-biaya yang diperlukan pelaku-pelaku pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional dan 2) Keuntungan (profit) pelaku pemasaran. Apabila dalam pemasaran suatu produk pertanian terdapat pelaku pemasaran yang melakukan fungsi-fungi pemasaran. Untuk melihat saluran distribusi yang paling efektif pada suatu pemasaran dapat diketahui melalui margin pemasaran pada tiap-tiap pelaku pasar. Pada Tabel 5 dapat di dapat bahwa margin terbesar berada pada saluran (I) ayam (K) dimana marginnya mencapai Rp 13.000,-. Hal ini diakibatkan biaya pemasaran yang dikeluarkan mencapai Rp 4.465,- dan keuntungan yang diambil Rp 8.535,- melalui penjualan satu ekor ayam dan selanjutnya diikuti oleh saluran (II) ayam (K) dengan margin Rp 12.900,- dengan total biaya pemasaran Rp 3.634,- dan keuntungan sebesar Rp 5.666,- serta margin terendah terdapat pada saluran (I) ayam (H) yaitu sebesar Rp 8.000,- dengan biaya pemasaran sebesar Rp 2.319,- dan keuntungan Rp 5.681,- melalui penjualan seekor ayam.
Efisiensi pemasaran komoditas pertanian merupakan rasio yang mengukur keluaran atau produksi komoditas pertanian suatu sistem atau proses untuk setiap unit masukan dengan membandingkan sumber daya yang digunakan terhadap
(24)
keluaran yang dihasilkan selama berlangsungnya proses pemasaran komoditas pertanian dengan melalui efisiensi penetapan harga dan efisiensi operasional ataupun efisiensi ekonomi. Untuk efisiensi tataniaga dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6, melalui data tersebut dapat dilihat bahwa persentase margin pelaku pemasar sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi margin saluran (I)
Pelaku Jenis Ayam DM (%)
Pengecer Hidup 100
Pengecer Bersih 100
Untuk saluran tipe (I), persentase distribusi margin untuk ayam (H) pengecer adalah 100% (Rp 8.000,-) dan persentase distribusi margin untuk ayam (K) pengecer adalah 100% (Rp 13.000,-).
Tabel 7. Distribusi margin saluran (II)
Pelaku Jenis Ayam DM (%)
Agen Hidup 38
Pengecer Hidup 100
Agen Hidup 28
Pengecer Bersih 100
Untuk saluran tipe (II), persentase distribusi margin untuk ayam (H) agen adalah 38% (Rp 3.600,-) dan pengecer 62% (Rp 5.900,-) Dimana jumlah total
margin adalah 100% (Rp 9.500,-). Untuk ayam karkas (K) DM agen adalah 28% (Rp 3.600,-) dan pengecer 72% (Rp 9.300,-). Dimana jumlah total margin adalah
100% (Rp 12.900,-).
Jika dibandingkan antara saluran tipe (I) dan tipe (II) dalam hal penjualan ayam (H) dapat dikatakan bahwa yang lebih efisien adalah saluran tipe (I) karena marginnya lebih rendah yaitu Rp 8.000,-. Nilai efisiensi dalam hal penjualan ayam karkas (K) yang lebih efisien adalah saluran tipe (II) karena marginnya lebih
(25)
rendah yaitu Rp 12.900,-. Hal ini sesuai dengan pernyataaan Suherman (2015), dalam penelitiannya mengatakan bahwa pelaku pemasaran telur itik dengan margin Rp 100,-/butir lebih baik dibandingkan dengan pelaku pemasaran yang marginnya Rp 150,-/butir.
Farmer share adalah persentase harga yang diperoleh peternak. Kita bisa melihat pada Lampiran 9, jika kita bandingkan antara saluran (I) dan saluran (II) dalam hal penjualan ayam hidup (H) yang paling tinggi adalah saluran (I) yaitu sebesar 77,1%. Sedangkan perbandingan saluran tataniaga untuk ayam dalam bentuk karkas (K) kedua saluran ini memiliki tingkat efisiensi yang hampir sama.
Dimana FS terendah berada pada saluran (I) FS 67,5% dan pada saluran (II) FS 67,7%. Downey dan Erickson (1992), menyatakan bahwa masalah pemasaran
komoditi pertanian pada dasarnya adalah bagaimana menyalurkan pruduk-produk pertanian dari produsen kepada konsumen dengan harga yang wajar dan biaya pemasaran minimal, pemasaran hasil pertanian ditinjau dari bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) dikatakan efisien apabila harga jual petani lebih dari 40% dari harga di tingkat konsumen. Dalam penelitian ini semua saluran baik tipe penjualan ayam hidup maupun ayam dalam bentuk karkas sudah dapat dikatakan efisien karna nilai yang diterima penernak >40%.
B/C merupakan perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan selama satu periode, suatu usaha dinilai layak atau memberikan manfaat bila B/C rasio >0. Untuk analisis B/C dapat dilihat pada Lampiran 5-8, B/C angen sebesar 3,3. Pada saluran (I) ayam (H) sebesar 3, Pada saluran (I) ayam (K) sebesar 1,9. Saluran (II) ayam (H) sebesar 2,3, saluran (II) ayam (K) sebesar 1,6. Hal ini menunjukkan bahwa
(26)
analisis B/C yang tertinggi berada pada saluran (II) ayam (H) , dimana usaha penjualan ayam ini memberikan mafaat dari Rp 1,- modal yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp 3,- atau setiap pengeluaran modal sebesar Rp 1.000,- akan memberikan manfaat sebesar Rp 3.000,-.
(27)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pelaku Pemasaran yang berperan dalam distribusi ayam petelur afkir di pasar tradisional Kabupaten Dairi adalah agen dan pengecer, dimana pelaku-pelaku pemasaran ini membentuk dua jenis saluran pemasaran, saluran pertama: produsen-pengecer-konsumen dan saluran kedua: produsen-agen-pengecer- konsumen.
Melalui saluran pemasaran didapat margin tataniaga, margin terendah berada pada saluran tataniaga (I) ayam (H) yaitu pedagang pengecer yang menjual ayam hidup dengan margin sebesar Rp 8.000,- dan margin tertinggi saluran tataniaga (I) ayam (K) yaitu pedagang pengecer yang menjual ayam yang sudah dalam bentuk karkas dengan margin sebesar Rp 13.000,-. Nilai farmer share sudah efisien di mana nilai farmer share tertinggi berada pada saluran (I) ayam hidup (H) sebesar 77,1% dan terendah berada pada saluran (I) ayam (K) sebesar 67,5%.
Saran
Kepada Konsumen
Konsumen perlu mengetahui informasi mengenai penambahan harga dan hal-hal yang mempengaruhi harga karna tidak menutup kemungkinan adanya pelaku pemasar yang sengaja meningkatkan harga dengan harga yang tidak sewajarnya demi keuntungan yang melimpah.
(28)
TINJAUAN PUSTAKA
Geografis Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi adalah sebuah Kabupaten di provinsi sumatera utara, Indonesia. Ibu kotanya ialah Sidikalang. Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69% dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektare) yang terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.
Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s.d. 1.250 m di atas permukaan laut, dengan 15 kecamatan. Jumlah penduduk
Kabupaten Dairi akhir tahun 2004 adalah sebanyak 271.521 jiwa dengan banyaknya rumah tangga sebesar 59.197. Penyebaran penduduk tersebut tidak merata di 14 kecamatan definitif. Batas wilayah Kabupaten Dairi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Karo, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat, Bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan, bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir. Kecamatan di Kabupaten Dairi ada 15 yaitu: Kecamatan Berampu, Gunung Sitember, Lae parira, Parbuluan, Pegagan Hilir, Sidikalang, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Silahisabungan, Silima Pungga-pungga, Sitinjo, Sumbul, Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan Tigalingga (BPS Kabupaten Dairi, 2007).
(29)
Gambar 1. Letak Kabupaten Dairi
Daging Ayam Ras Petelur Afkir
Ayam petelur yang tak produktif lagi (dikenal sebagai layer afkir) akan dijual untuk dimanfaatkan dagingnya. Biasanya ayam jenis ini disembelih setelah berusia 90 minggu dan memiliki berat sekitar 1,8 kg
.
Ayam afkir sebenarnya ayam yang bukan tipe pedaging tetapi dijual sebagai ayam potong karena pertimbangan efisiensi dan ekonomis. Umumnya jenis ayam ini berasal dari ayam petelur betina yang karena produksi telurnya sudah berkurang atau sudah berhenti lalu dipotong untuk diambil dagingnya. Ciri umum ayam afkir adalah tulang pinggul tebal, tumpul dan kaku, dagingnya liat/keras, bentuk badannya segitiga dengan bagian perut besar dan penuh lemak. Dagingnya tidak terlalu empuk dibanding ayam pedaging, kulit dan kakinya juga berwarna kuning. Karena harganya relatif lebih murah daripada ayam broiler ayam afkir sering dipilih pedagang soto ayam, ayam bakar atau ayam goreng (Rahmadianti, 2014).(30)
Ayam ras, buras dan ayam petelur afkir, ketiga jenis ayam ini memiliki kesamaan, yaitu daging paha mentahnya lebih keras dibandingkan daging dadanya yang berserat pendek. Tetapi daging ayam afkir lebih liat dibandingkan daging ayam ras dan negeri kekerasan daging paha mentah berturut-turut ayam broiler, ras dan afkir adalah 20, 30 dan 52, Sedangkan daging dadanya 47, 51 dan 74. Perbedaan ini disebabkan kandungan air ayam broiler sangat tinggi vaitu 70 persen. Sedangkan ayam afkir selain umurnya yang lebih tua, kandungan airnya juga hanya 60-65 persen. Setelah direbus, daging ayam memang menjadi lebih keras dibandingkan ketika mentah (Fadhilhayat, 2010).
Kualitas kimiawi daging ayam petelur afkir cukup tinggi yaitu: kadar protein 19,85%, kadar lemak 1,20%, kadar mineral 1,05% dan dapat diandalkan sebagai sumber protein hewani yang cukup tinggi (Sagala, 2007).
Gambar 2. Ayam ras petelur afkir dan daging ayam ras petelur afkir
Harga Daging Ayam Ras Petelur Afkir
Data Harga daging ayam ras Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
(31)
Tabel 1. Harga daging ras petelur afkir di Kabupaten Dairi
Tahun 2013 2014 2015 2016
Harga 19.200 30.000 28.000 39.000
Sumber : Daftar Harga Sumut (2016)
Harga ayam petelur afkir dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan, pada tahun 2003 harga ayam hanya Rp 19.200,- dimana harga ini sangat baik bagi konsumen, namun pada tahun 2014 mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi
sebesar Rp10.800,- dan pada tahun berikutnya mengalami penurunan sebesar Rp 2.000,- pada tahun 2016 diperkirakan harga ayam akam meningkat menjadi
Rp 39.000,-/ekor.
Permintaan Konsumen
Pada dasarnya permintaan menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta. Hukum permintaan mengatakan bahwa apabila harga suatu barang tinggi, maka jumlah barang yang diminta berkurang dan sebaliknya apabila harga suatu barang rendah, maka jumlah barang yang diminta tinggi atau banyak (Wijaya, 1991).
Permintaan masyarakat terhadap daging fluktuatif pada saat-saat tertentu, permintaan masyarakat akan daging sangat tinggi pada saat hajatan, hari-hari besar dan sebagainya. Terdapat kecendurungan permintaan terhadap danging selalu ada setiap saat, karena potensi pasar cukup besar dalam peranannya sebagai bahan baku pembuatan makanan lain (bakso, nugget, sosis, dan lain-lain). Sehingga permintaan daging akan meningkat (Sudiyono, 2002).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan masyarakat tinggi terhadap suatu produk tertentu pada hari-hari tertentu seperti: lebaran, tahun baru, dan bulan-bulan tertentu. Keadaan tersebut
(32)
sangat menyulitkan program produksi ayam. Para peternak mencoba melakukan program peningkatan produksi pada hari-hari besar tersebut. Namun, kesulitan jika usai hari-hari besar tersebut dimana permintaan langsung menurun anjlok, harga pun langsung merosot tajam (Supranto, 2011).
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Besarnya permintaan masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor yaitu: (1) Harga barang itu sendiri, (2) Harga barang lain, (3) Pendapatan rumah tangga dan masyarakat, (4) Distribusi pendapatan dalam masyarakat, (5) cita rasa masyarakat, (6) Jumlah penduduk, (7) Ramalan akan keadaan dimasa yang akan datang (Suherman, 2015).
Permintaan terhadap suatu komoditas ditentukan oleh: harga komoditas itu sendiri, Pendapatan, jumlah yang diinginkan (jumlah yang diminta) dan ramalan dimasa mendatang (Sugiarto et al., 2005).
Penawaran a. Pengertian
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh pedagang pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu. Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor, yang penting adalah: harga, harga barang lain, biaya faktor produksi, teknologi, tujuan perusahaan dan ramalan.
b. Hukum Penawaran
Hukum penawaran umumnya mengatakan semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para pedagang.
(33)
Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
c. Kurva Penawaran
Kurva penawaran didefenisikan suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Kurva menggambarkan garis diagonal 45 derajat dari sudut kiri bawah menuju sudut kanan atas, berarti perbandingan kuantitas barang yang ditawarkan berbanding lurus atau konstan dengan harga barang. Pada kurva penawaran dapat mengalami pergeseran hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang memengaruhi kurva penawaran itu sendiri. Pergeseran kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau sebaliknya (arah kiri). Apabila kurva penawaran bergeser ke arah kanan mengartikan bahwa jumlah penawaran pada barang tersebut mengalami kenaikan.
(34)
Pemasaran a. Pengertian
Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen ke konsumen akhir yang disertai pnambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan.dalam mendefinisikan proses pemasaran ini sangat tergantung posisi seseorang yang terlibat dala proses pemasaran (Gusti, 2012).
Pada prinsipnya pemasaran adalah pengaliran barang dari produsen ke konsumen, aliran barang tersebut bisa terjadi karena adanya pelaku pemasaran yang tergantung dari system yang berlaku dan aliran barang yang dipasarkan (Fanani, 2000).
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha/aktivitas dengan tujuan untuk menyampaikan produk barang dan atau jasa dari produsen (penghasil) ke konsumen (pemakai) akhir dan segala upaya yang telah dilakukan untuk memperlancar kegiatan arus barang dan jasa tersebut untuk mewujudkan permintaan yang efektif (Koltler, 2002).
b. Pelaku Pemasaran
Pelaku pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, dan menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Pelaku pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan oleh konsumen (Ramadhan, 2009).
(35)
c. Saluran Pemasaran
Saluran tataniga adalah serangkaian lembga yang melakukan semua fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen (Kotler, 2002).
Pelaku pemasaran dalam mengalirkan suatu produk dari produsen ke konsumen berhubungan satu sama lain sehingga akan membentuk beberapa saluran pemasaran.
Gambar 4. Saluran pemasaran beras di Tumpang d. Margin Pemasaran
Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara yaitu: 1) Marjin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima peternak, 2) Margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa penawaran.
(36)
Sementara itu margin pemasaran dikenal berbagai komponen yang terdiri dari: i. Biaya-biaya yang diperlukan pelaku-pelaku pemasaran untuk melakukan
fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya fungsional. ii. Keuntungan (profit) pelaku pemasaran, pelaku-pelaku pemasaran ini
membentuk distribusi marjin pemasaran.Pada umumnya produk yang berbeda akan mempunyai jasa pemasaran yang berbeda (Suherman, 2015).
Besarnya marjin pemasaran tergantung dari panjang pendeknya pola pemasaran yang digunakan. Semakin panjang pola pemasaran yang digunakan maka marjin pemasaran akan semakin besar. Efisiensi pemasaran telur ayam ras yang dilakukan peternak maupun lembaga perantara sudah termasuk efisien, yaitu sebesar 86,7% (Mukson et al. 2005).
e. Bagian yang Diterima Peternak (Farmer Share)
Masalah pemasaran komoditi pertanian pada dasarnya adalah bagaimana menyalurkan pruduk-produk pertanian dari produsen kepada konsumen dengan harga yang wajar dan biaya pemasaran minimal, pemasaran hasil pertanian ditinjau dari bagian harga yang diterima oleh petani (produsen) dikatakan efisien apabila harga jual petani lebih dari 40% dari harga di tingkat konsumen (Downey dan Erickson, 1992).
Strategi yang dapat dilakukan oleh produsen dan lembaga pemasaran untuk meningkatkan efisiensi pemasaran adalah dengan memperluas pasar dan memperkecil margin pemasaran. Strategi memperluas pasar dapat ditempuh dengan memperbesar permintaan konsumen dan pelaksanaan pemasaran yang tertata (Sudiyono, 2002).
(37)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik karena selain mudah dicerna tubuh, juga mengandung semua asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Kandungan protein daging ayam 21-23 persen, selain adanya vitamin dan mineral penting yaitu zat besi dan niacin yang berguna untuk mencegah penyakit pelagra. Selain itu kualitas lemak daging ayam lebih baik dibandingkan lemak ternak besar, karena lemak ayam tersimpan di bawah kulit sehingga mudah dibuang jika tidak diinginkan. Lemak ayam juga mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dan kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan daging hewan ternak besar seperti sapi, kerbau, dan kambing. Karena itu daging ayam dinilai lebih menguntungkan bagi kesehatan (Fadhilhayat, 2010).
Produksi bahan pangan peternakan dalam negeri pada tahun 2014 produksi/tahun dalam satuan (000) ton adalah sebagai berikut: daging sapi 540,
daging ayam 1,938, telur 1,764, susu 798, ikan 20,721 (Data statistik ketahanan pangan, 2014).
Konsumsi daging di Indonesia belum dapat memenuhi target pemerintah khususnya daging ayam. Pada tahun 2013 proyeksi harapan pemerintah akan masyarakat mengkonsumsi daging unggas adalah 1.447.999,50 yang terealisasi adalah 1.244.010,40 dan pada tahun berikutnya diproyeksikan 1.601.011,00 dengan realisasinya 1.389.808,00. Rendahnya realisasi dibanding dengan angka proyeksi pemerintah mengenai konsumsi daging ayamdi Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karena adanya bahan substitusi lain seperti tahu,
(38)
tempe, telur dan ikan yang memiliki harga yang lebih terjangkau serta tingginya harga daging tidak sebanding dengan pendapatan perkapita rata-rata penduduk Indonesia untuk kebutuhan hidup dan kebutuhan ekonomi lainnya seperti pembayaran uang sekolah, tagihan listrik dan sebagainya terkhusus di daerah Kabupaten Dairi (Pusat ketersediaan dan kerawanan pangan, 2013).
Masyarakat Kabupaten Dairi memiliki 15 kecamatan yang sangat berbeda perkebangannya, kebanyakan penduduk juga memiliki budaya yang dijaga, dapat kita lihat pada pasar-pasar tradisional dimana para pedagang dan pembeli masih menggunakan bahasa daerah. Dalam hal kesukaan akan daging, sebagian besar kecamatan Kabupaten Dairi menyukai struktur daging yang keras, dapat diketahui dari pasar-pasar tradisonal yang menjual daging ayam. Masyarakat Kabupaten Dairi lebih suka membeli ayam petelur afkir dibanding ayam broiler yang memiliki struktur daging yang lunak. Dalam hal harga ayam petelur afkir dihargai Rp 40.000 tiap ekornya dalam keadaan sudah dipotong dan bersih, rataan beratnya 1,8 kg, sedangkan untuk ayam broiler dihargai Rp 50.000,- hingga Rp 60.000,- dengan berat rataan 1-1,5 kg. Pada keadaan di pasar tradisional Kabupaten Dairi, masyarakat kebanyakan lebih memilih ayam petelur afkir dibanding broiler karena pada ayam broiler itu tidak diakui sebagai daging ayam yang sehat karena dipelihara hanya dalam waktu sebulan, sedangkan pada ayam lokal jika masih berumur sebulan ukurannya tidak layak konsumsi, dan juga banyak anggapan bahwa pertumbuhan yang cepat itu akibat suntikan hormon dan penggunaan obat-obatan yang kelak akan menyebabkan gangguan kesehatan pada konsumen. Salah satu penyebab perbedaan harga daging disebabkan oleh margin pemasaran yang terlalu besar akibat perpanjangan saluran pemasaran. Harga ayam dari
(39)
perusahaan dalam keadaan hidup di hari-hari biasa berkisar antara Rp 25.000,- hingga Rp 28.000,- dengan ukuran rata-rata 2 kg/ekor, namun akibat
jarak antara produsen dengan pasar tujuan yang jauh mengakibatkan terlibatnya oknum-oknum pembantu dalam pemasaran yang akan menyertakan biaya transportasi, biaya pemotongan dan biaya pengolahan sehingga berdampak pada kenaikan harga daging di daerah Kabupaten Dairi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana proses pemasaran daging ayam ras petelur afkir dan berapa total margin pemasaran daging layer afkir di Kabupaten Dairi”.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pelaku pemasaran yang berperan yang terdapat di Kabupaten Dairi
2. Mengidentifikasi saluran tataniaga, margin pemasaran serta efisiensi tataniaga daging layer afkir di Kabupaten Dairi
Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi sehingga konsumen dapat mengerti penyebab perbedaan harga daging ayam ras petelur afkir di pasar. 2. Bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan program pembangunan sarana yang lebih baik.
(40)
ABSTRAK
NOVRIANTO GINTING, 2016. “Analisis Marjin Pemasaran Daging Ayam Ras Petelur Afkir di Pasar Tradisonal Kabupaten Dairi”. Dibimbing oleh ARMYN HAKIM DAULAY dan NEVY DIANA HANAFI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab tingginya harga ayam ras petelur afkir di daerah Kabupaten Dairi melalui analisis saluran pemasaran beserta marjin pemasaran. Penelitian dilakukan di beberapa pasar tradisional kecamatan di Kabupaten Dairi, Peternakan ayam petelur pada bulan mei sampai dengan bulan juni 2016. Metode Penelitian yang digunakan adalah
metode Survey dengan 5 pasar tradisional Kabupaten Dairi yang memiliki 24 responden, Data primer diperoleh dari pedagang pengecer di pasar tradisional
Kabupaten Dairi, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait seperti badan pusat statistik. Parameter yang diteliti adalah lembaga pemasaran, saluran pemasaran dan marjin pemasaran. Ada dua saluran pemasaran
yang terdapat dalam proses pemasaran ayam ras dari produsen hingga sampai ke konsumen. Saluran pertama: produsen-pengecer-konsumen dan saluran kedua: perusahaan-agen-pengecer-konsumen. Marjin pemasaran terrendah
terdapat pada saluran (I) ayam (H) yaitu Rp 8.000,- dan marjin pemasaran tertinggi terdapat pada saluran (I) ayam (K) yaitu Rp 13.000,-. Nilai farmer share sudah efisien di mana nilai farmer share tertinggi berada pada saluran (I) ayam (H) sebesar 77,1% dan terendah berada pada saluran (I) ayam (K) sebesar 67,5%. Kata Kunci : Ayam Petelur Afkir, Pasar Tradisional, Margin Pemasaran
(41)
ABSTRAK
NOVRIANTO GINTING, 2016. “Analysis of Marketing Layer Culled in Traditional Market Dairi”. Under supervised by ARMYN HAKIM DAULAY and NEVY DIANA HANAFI.
This study aimed to determine the factors causing the high price of culled chicken laying in the Dairi through the analysis of marketing channels along with marketing margins. The study was conducted in several traditional markets districts in Dairi, Livestock laying hens in May to the month of June 2016. The research method used is survey method with 5 traditional markets which had 24 respondents, primary data were obtained from retailers in traditional markets Dairi, while secondary data obtained from various related agencies such as the central institution of statistics. The parameters studied were marketing agencies, marketing channels and marketing margins. There are two marketing channels that are in the process of marketing of chicken from producers to pass on to consumers. The first line is: producer-retailer-consumer and second channels: the producer-agent-retailer-consumer. Lowest marketing margin contained in the channel (I) chicken (H), Rp 8,000, - and the marketing margin is highest on the channel (I) chicken (B) that is Rp 13.000, -. The value of the share farmer is efficient where farmer highest share was in line (I) of live chickens (H) of 77.1% and the lowest are in line (I) chicken (K) of 67.5%.
(42)
ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAGING AYAM RAS PETELUR
AFKIR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
Oleh:
NOVRIANTO GINTING 120306033
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(43)
ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAGING AYAM RAS PETELUR
AFKIR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
Oleh:
NOVRIANTO GINTING 120306033
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(44)
Judul : Analisis Margin Pemasaran Daging Ayam Ras Petelur Afkir di Pasar Tradisional Kabupaten Dairi
Nama : Novrianto Ginting NIM : 120306033
Program Studi : Peternakan
Disetujui oleh: KomisiPembimbing
Ir. Armyn Hakim Daulay, MBA Dr. Nevy Diana Hanafi, S.Pt, M.Si
Ketua Anggota
Mengetahui,
Dr. Ir. Ma’ruf Tafsin, M.Si Ketua Program Studi Peternakan
(45)
ABSTRAK
NOVRIANTO GINTING, 2016. “Analisis Marjin Pemasaran Daging Ayam Ras Petelur Afkir di Pasar Tradisonal Kabupaten Dairi”. Dibimbing oleh ARMYN HAKIM DAULAY dan NEVY DIANA HANAFI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab tingginya harga ayam ras petelur afkir di daerah Kabupaten Dairi melalui analisis saluran pemasaran beserta marjin pemasaran. Penelitian dilakukan di beberapa pasar tradisional kecamatan di Kabupaten Dairi, Peternakan ayam petelur pada bulan mei sampai dengan bulan juni 2016. Metode Penelitian yang digunakan adalah
metode Survey dengan 5 pasar tradisional Kabupaten Dairi yang memiliki 24 responden, Data primer diperoleh dari pedagang pengecer di pasar tradisional
Kabupaten Dairi, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait seperti badan pusat statistik. Parameter yang diteliti adalah lembaga pemasaran, saluran pemasaran dan marjin pemasaran. Ada dua saluran pemasaran
yang terdapat dalam proses pemasaran ayam ras dari produsen hingga sampai ke konsumen. Saluran pertama: produsen-pengecer-konsumen dan saluran kedua: perusahaan-agen-pengecer-konsumen. Marjin pemasaran terrendah
terdapat pada saluran (I) ayam (H) yaitu Rp 8.000,- dan marjin pemasaran tertinggi terdapat pada saluran (I) ayam (K) yaitu Rp 13.000,-. Nilai farmer share sudah efisien di mana nilai farmer share tertinggi berada pada saluran (I) ayam (H) sebesar 77,1% dan terendah berada pada saluran (I) ayam (K) sebesar 67,5%. Kata Kunci : Ayam Petelur Afkir, Pasar Tradisional, Margin Pemasaran
(46)
ABSTRAK
NOVRIANTO GINTING, 2016. “Analysis of Marketing Layer Culled in Traditional Market Dairi”. Under supervised by ARMYN HAKIM DAULAY and NEVY DIANA HANAFI.
This study aimed to determine the factors causing the high price of culled chicken laying in the Dairi through the analysis of marketing channels along with marketing margins. The study was conducted in several traditional markets districts in Dairi, Livestock laying hens in May to the month of June 2016. The research method used is survey method with 5 traditional markets which had 24 respondents, primary data were obtained from retailers in traditional markets Dairi, while secondary data obtained from various related agencies such as the central institution of statistics. The parameters studied were marketing agencies, marketing channels and marketing margins. There are two marketing channels that are in the process of marketing of chicken from producers to pass on to consumers. The first line is: producer-retailer-consumer and second channels: the producer-agent-retailer-consumer. Lowest marketing margin contained in the channel (I) chicken (H), Rp 8,000, - and the marketing margin is highest on the channel (I) chicken (B) that is Rp 13.000, -. The value of the share farmer is efficient where farmer highest share was in line (I) of live chickens (H) of 77.1% and the lowest are in line (I) chicken (K) of 67.5%.
(47)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidikalang pada tanggal 3 November 1994 dari Ayah Salem Ginting dan Ibu Nurmala Siboro. Penulis merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara.
Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Sidikalang dan pada tahun yang sama diterima masuk ke Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Peternakan (IMAPET), Ikatan Mahasisswa Kristen Peternakan (IMAKRIP).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan Breeding Pokphand Pangkalan Susu Sumatera Utara pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015.
(48)
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Rumusan Masalah ... 3
Tujuan Penelitian ... 3
Manfaat Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Geografis Kabupaten Dairi ... 4
Daging Ayam Ras Petelur Afkir ... 5
Harga Daging Ayam Ras Petelur Afkir ... 6
Permintaan Konsumen ... 7
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 8
Penawaran ... 8
a. Pengertian ... 8
b. Hukum Penawaran ... 9
c. Kurva Penawaran ... 9
Pemasaran ... 10
a. Pengertian ... 10
b. Lembaga Pemasaran... 10
c. Saluran Pemasaran ... 11
d. Margin Pemasaran ... 11
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 13
Penentuan Harga dan Analisis Harga Daging ... 13
Pengumpulan Data ... 13
Metode Analisis Data ... 14
Lembaga dan Saluran Tataniaga ... 14
Margin Tataniaga ... 14
Efisiensi Tataniaga ... 14
(49)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Pasar Kabupaten Dairi ... 18
Tipe Pengecer ... 20
Pelaku Pasar dan Saluran Pemasaran Ayam Ras Petelur Afkir ... 23
1. Pelaku Pasar 1.1. Agen ... 21
1.2. Pengecer... 21
2. Saluran Pemasaran 2.1. Saluran (I) Saluran Pemasaran Singkat ... 22
2.2.Saluran (II) Saluran Pemasaran Melibatkan Agen ... 23
Permintaan Konsumen ... 24
Margin Pemasaran Ayam Ras Petelur Afkir ... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
Kesimpulan ... 30
Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 31
(50)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Margin Pemasaran Daging Ayam Ras Petelur Afkir di Pasar Tradisional Kabupaten Dairi”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Salem Ginting dan Ibu Nurmala Siboro atas doa, semangat dan pengorbanan materil maupun moril yang telah diberikan selama ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Armyn Hakim Daulay dan Ibu Nevy Diana Hanafi selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika di Program Studi Peternakan, kepada semua rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan juga kepada reponden yang telah bersedia meluangkan waktunya demi penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat membantu memberikan informasi dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta pelaku usaha dalam bidang peternakan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang berifat membangun dari pembaca.
(51)
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Harga daging ayam ras petelur afkir di Kabupaten Dairi ... 7
2. Perincian margin ... 15
3. Kemampuan pasar tradisional Kabupaten Dairi ... 18
4. Total biaya pengeluaran agen... 23
5. Analisis margin pemasaran ayam ras petelur afkir ... 27
6. Distribusi margin saluran (I). ... 28
(52)
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Letak Kabupaten Dairi ... 2
2. Ayam ras petelur afkir dan daging ayam ras petelur afkir ... 6
3. Kurva penawaran beras di toko untung jaya ... 9
4. Saluran pemasaran beras di Tumpang... 11
5. Diagram kebiasaan berbelanja masyarakat Kabupaten Dairi ... 19
6. Saluran pemasaran ayam ras afkir (I)... 22
7. Saluran pemasaran ayam ras afkir (II). ... 23
8. Populasi penduduk tiap kecamatan ... 25
(53)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Data pengecer daging ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi ... 33
2. Data agen daging ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi ... 34
3. Data peternak ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi ... 34
4. Total pengorbanan/biaya lembaga pemasar ... 34
5. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) Pengecer tipe (I) ... 35
6. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) Pengecer tipe (II) ... 35
7. Margin pemasaran saluran tataniaga (II) Pengecer tipe (I) ... 36
8. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) Pengecer tipe (II) ... 36
(1)
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Rumusan Masalah ... 3
Tujuan Penelitian ... 3
Manfaat Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Geografis Kabupaten Dairi ... 4
Daging Ayam Ras Petelur Afkir ... 5
Harga Daging Ayam Ras Petelur Afkir ... 6
Permintaan Konsumen ... 7
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 8
Penawaran ... 8
a. Pengertian ... 8
b. Hukum Penawaran ... 9
c. Kurva Penawaran ... 9
Pemasaran ... 10
a. Pengertian ... 10
b. Lembaga Pemasaran... 10
c. Saluran Pemasaran ... 11
d. Margin Pemasaran ... 11
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 13
Penentuan Harga dan Analisis Harga Daging ... 13
Pengumpulan Data ... 13
Metode Analisis Data ... 14
Lembaga dan Saluran Tataniaga ... 14
Margin Tataniaga ... 14
Efisiensi Tataniaga ... 14
(2)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Pasar Kabupaten Dairi ... 18
Tipe Pengecer ... 20
Pelaku Pasar dan Saluran Pemasaran Ayam Ras Petelur Afkir ... 23
1. Pelaku Pasar 1.1. Agen ... 21
1.2. Pengecer... 21
2. Saluran Pemasaran 2.1. Saluran (I) Saluran Pemasaran Singkat ... 22
2.2.Saluran (II) Saluran Pemasaran Melibatkan Agen ... 23
Permintaan Konsumen ... 24
Margin Pemasaran Ayam Ras Petelur Afkir ... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
Kesimpulan ... 30
Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 31
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Margin Pemasaran Daging Ayam Ras Petelur Afkir di Pasar Tradisional Kabupaten Dairi”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak Salem Ginting dan Ibu Nurmala Siboro atas doa, semangat dan pengorbanan materil maupun moril yang telah diberikan selama ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Armyn Hakim Daulay dan Ibu Nevy Diana Hanafi selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika di Program Studi Peternakan, kepada semua rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan juga kepada reponden yang telah bersedia meluangkan waktunya demi penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat membantu memberikan informasi dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta pelaku usaha dalam bidang peternakan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang berifat membangun dari pembaca.
(4)
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Harga daging ayam ras petelur afkir di Kabupaten Dairi ... 7
2. Perincian margin ... 15
3. Kemampuan pasar tradisional Kabupaten Dairi ... 18
4. Total biaya pengeluaran agen... 23
5. Analisis margin pemasaran ayam ras petelur afkir ... 27
6. Distribusi margin saluran (I). ... 28
(5)
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Letak Kabupaten Dairi ... 2
2. Ayam ras petelur afkir dan daging ayam ras petelur afkir ... 6
3. Kurva penawaran beras di toko untung jaya ... 9
4. Saluran pemasaran beras di Tumpang... 11
5. Diagram kebiasaan berbelanja masyarakat Kabupaten Dairi ... 19
6. Saluran pemasaran ayam ras afkir (I)... 22
7. Saluran pemasaran ayam ras afkir (II). ... 23
8. Populasi penduduk tiap kecamatan ... 25
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Data pengecer daging ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi ... 33
2. Data agen daging ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi ... 34
3. Data peternak ayam ras petelur afkir Kabupaten Dairi ... 34
4. Total pengorbanan/biaya lembaga pemasar ... 34
5. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) Pengecer tipe (I) ... 35
6. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) Pengecer tipe (II) ... 35
7. Margin pemasaran saluran tataniaga (II) Pengecer tipe (I) ... 36
8. Margin pemasaran saluran tataniaga (I) Pengecer tipe (II) ... 36