Analisis Pemasaran Ayam Ras Pedaging di Pasar Tradisional Kota Medan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kota Medan adalah wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk
tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Sumatera Utara dengan jumlah
penduduknya mencapai 2.122.804 jiwa dengan rata-rata pengeluaran lebih dari
lima ratus ribu rupiah per kapita per bulan (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2015).
Ibukota provinsi Sumatera Utara ini memiliki potensi pasar yang besar untuk
memasarkan setiap produk di mana memiliki 52 pasar tradisional (BPS Kota
Medan, 2016). Pasar tradisional adalah salah satu tempat berlangsungnya aktivitas
pemasaran produk peternakan seperti ayam ras pedaging atau biasa disebut ayam
broiler.
Pemasaran ayam broiler melibatkan berbagai macam lembaga pemasaran.
Lembaga-lembaga pemasaran tersebut saling berhubungan dalam melakukan
aktivitas pemasaran ayam broiler, sehingga membentuk suatu saluran pemasaran.
Aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran dalam
menyalurkan ayam broiler dari peternak hingga ke konsumen akhir akan
menciptakan nilai tambah yang menguntungkan. Nilai tambah yang dihasilkan
merupakan salah satu tujuan dari strategi pembangunan pertanian yang
berwawasan agribisnis dan agroindustri bagi usaha pemasaran ayam broiler yang
dilakukan oleh setiap lembaga-lembaga pemasaran.

Daging ayam broiler dapat memberikan nilai tambah yang cukup berarti
bagi aktivitas perdagangan dan pemasaran yang bisa membuka kesempatan usaha
perdagangan informal sehingga perlu diikuti dengan peningkatan aktivitas
pendukung lain seperti pengolahan maupun pemasaran produk dan jasa lainnya

Universitas Sumatera Utara

yang termasuk dalam aktivitas agribisnis. Laju perputaran modal yang cepat pada
usaha ini menarik minat banyak pelaku usaha.
Konsumsi daging ayam broiler meningkat paling pesat dibandingkan
dengan penghasil daging lainnya. Beberapa alasan adalah daging ayam relatif
murah dibandingkan daging lainnya, daging ayam lebih baik dari segi kesehatan
karena mengandung sedikit lemak dan kaya protein, tidak ada agama apapun yang
melarang umatnya untuk mengonsumsi daging ayam, daging ayam mempunyai
rasa yang dapat diterima semua golongan masyarakat dan semua umur, daging
ayam cukup mudah diolah menjadi produk olahan yang bernilai tinggi, mudah
disimpan, dan mudah dikonsumsi. Daging ayam broiler diperoleh dari kota lain di
luar Kota Medan seperti Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kota
Binjai, Kabupaten Serdang Bedagai dan sebagainya melalui GPPU (Gabungan
Pengusaha Peternak Unggas).

Hal ini menyebabkan ayam broiler memiliki potensi untuk terus
dikembangkan, sehingga perlu adanya kegiatan pemasaran yang baik untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi daging ayam broiler di wilayah Kota Medan.
Peneliti merasa perlu ada melakukan penelitian tentang analisis pemasaran ayam
ras pedaging di pasar tradisional Kota Medan.
Permusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik lembaga-lembaga pemasaran ayam broiler di Kota
Medan?
2. Bagaimana bentuk saluran dan fungsi pemasaran ayam broiler di Kota Medan?

Universitas Sumatera Utara

3. Bagaimana nilai tambah di lembaga-lembaga pemasaran ayam broiler di Kota
Medan?
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi karakteristik lembaga-lembaga pemasaran ayam ras pedaging
di Kota Medan
2. Mengidentifikasi bentuk saluran dan fungsi pemasaran ayam ras pedaging di
Kota Medan

3. Menganalisis nilai tambah di lembaga-lembaga pemasaran ayam ras pedaging
di Kota Medan
Kegunaan Penelitian
1. Bahan informasi bagi para pelaku bisnis atau para pedagang mengenai
pemasaran ayam broiler.
2. Bahan informasi bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan usaha pemasaran ayam broiler.
3. Menjadi literatur untuk penelitian-penelitian yang sejenis.

Universitas Sumatera Utara