T1 852008037 BAB III

BAB III
ANALISIS DATA
Komposisi musik “konserto untuk kuartet gitar dan
ansambel gesek” ini terdiri dari tiga bagian (movement)
yaitu movement I, II, dan III. Bagian pertama bertempo
cepat, bagian kedua bertempo sedang dan bagian ketiga
bertempo cepat. Hal seperti ini dimaksudkan untuk
menjaga mood pendengar agar

tidak bosan

ketika

mendengarkan sebuah karya yang cukup panjang1.
Komposisi ini menggunakan format kuartet gitar dan
orkes kamar. Instrumen yang dipakai dalam komposisi ini
adalah gitar dan untuk ansambel gesek terdiri dari biola,
biola alto dan cello.
A. Movement I
Komposisi ini merupakan bagian pertama dalam
“konserto untuk kuartet gitar dan ansambel gesek”.

Komposisi ini menggunakan tempo 110 bpm, atau Allegro.
Bentuk

(form)

yang

digunakan

dalam

menyusun

komposisi ini adalah ritornello form , yang merupakan form
yang sangat banyak dipakai dalam sebuah konserto,

1

Agastya Rama Listya dalam kuliah Sejarah Literatur 1.


1

terutama pada era barok2. Komposisi ini menggunakan
sukat 4/4 dalam tonalitas G mayor.
Gambaran ritornello form dalam bagian pertama
komposisi ini adalah sebagai berikut :
Ritornello 1 Solo 1

Ritornello 2 Solo 2

Ritornello 3 coda

Gambar 3.1.
1.

Ritornello
Bagian ritornello ini merupakan bagian yang dimainkan

oleh seluruh instrumen dalam komposisi ini. Terdapat 3
bagian ritornello yaitu ritornello 1, ritornello 2 dan ritornello

3.
a.

Ritornello 1
Ritornello 1 dalam bagian pertama komposisi ini

terdiri dari 2 frase, yaitu frase a dan frase b.

2
Dannysalim.edublogs.org/2007/11/12/bahan-pengetahuan-musik-bab-9musik-instrumental-barok/.

2

Gambar 3.2 . Birama 1-4.

Gambar 3.3. Birama 9-12.
Frase a (birama 1-4) dan frase b (birama 9-12)
tersebut memiliki progresi akord yang sama dan

3


dalam tonalitas yang sama pula, yaitu dalam tonalitas
G mayor.

Gambar 3.4. Birama 14-15.
Ritornello 1 ini diakhiri dengan kadens tengah
(birama

14-15)

sebagai

jembatan

untuk

menuju

kedalam bagian solo 1.
b.


Ritornello 2
Ritornello 2 dalam bagian pertama komposisi ini,

seperti halnya pada komposisi konserto umumnya
merupakan pengulangan dari Ritornello 1, namun
dalam tonalitas yang berbeda, yaitu dalam tonalitas D
mayor.

4

Gambar 3.5. Birama 38-41.

5

Gambar 3.6. Birama 46-49.
Ritornello 2 ini juga terdiri dari 2 frase, sama halnya
pada Ritornello 1, yang kemudian penulis sebut sebagai
frase a’ (birama 38-41) dan frase b’ (birama 46-49).


6

c. Ritornello 3
Ritornello 3 merupakan pengulangan dari ritornello 1
dalam tonalitas yang sama yaitu G mayor. Pada bagian
akhir ritornello 3 ini akan ada kamar 1 dan kamar 2.

Gambar 3.7. Birama 90

7

Gambar 3.8. Birama 91-93.
Kamar 1 (birama 90) akan menuju kembali ke
pengulangan solo 2, sedangkan kamar 2 (birama 91) akan
menuju pada akhir komposisi bagian I ini yaitu coda
(birama 92-93). Bagian coda ini memakai kadens otentik
dengan progresi akord V - I.
2. Solo
Bagian solo dalam komposisi ini hanya dimainkan oleh
instrumen yang berperan sebagai instrumen solo. Pada

komposisi ini bagian solo akan dimainkan oleh kuartet
gitar saja tanpa ansambel gesek. Terdapat 2 bagian solo
yaitu solo 1 dan solo 2.

8

a.

Solo 1

Bagian solo 1 ini dimulai dari birama 15 sampai
dengan birama 37. Pada bagian ini terdapat 2 periode
yang masih terbagi lagi kedalam 2 frase. Periode pertama
dimulai pada birama 15-25 ketukan ke-3. frase pertama
dimulai dari birama 15-18, kemudian birama 19-21
ketukan pertama merupakan transisi sebelum menuju
kedalam frase kedua yang dimulai pada birama 21
ketukan ke-2 sampai dengan birama 25 ketukan ke-3.
Kemudian dilanjutkan dengan periode kedua yang
dimulai pada birama 25 ketukan ke-4 sampai dengan

birama 37. Dalam periode kedua ini juga terdapat 2 frase.
Frase pertama terdapat pada birama 25 ketukan ke-4
sampai birama 31 di mana melodi utama dimainkan oleh
gitar 1. Frase kedua dimulai pada birama 32-37. Frase
kedua ini juga berfungsi sebagai transisi menuju bagian
ritornello 2, di mana terjadi modulasi kedalam tonalitas D
mayor yang merupakan dominan dari G mayor.

9

Gambar 3.9. Birama 37.
Bagian solo 1 yang berakhir pada birama 37 ini,
sudah masuk kedalam tonalitas D mayor dan diakhiri
dengan sebuah kadens tengah yang menjadi jembatan
untuk menuju bagian tutti 2.
b.

Solo 2

Bagian solo 2 ini dimulai dari birama 53 ketukan ke-2

sampai dengan birama 78. Pada bagian ini, sama halnya
dengan bagian solo 1, terdapat 2 periode. Periode yang
pertama dimulai dari birama 53 ketukan ke-2 dalam
tonalitas D mayor yang kemudian mengalami modulasi
kedalam tonalitas B minor pada birama 55 ketukan ke-2
sampai dengan birama 62 ketukan pertama. Bagian ini
dilanjutkan dengan sebuah transisi pada birama 62
ketukan ke-2 sampai dengan birama 64 yang menjadi
jembatan menuju periode kedua yang sudah kembali
kedalam tonalitas awal yaitu G mayor.

10

Dimulai pada birama 65-78 dalam tonalitas G mayor.
Dalam bagian ini terdapat 2 frase. Frase pertama dimulai
dari birama 65-69 ketukan pertama. Frase kedua yang
juga

sekaligus


merupakan

transisi

menuju

bagian

ritornello 3 dimulai dari birama 69 ketukan ke-2 sampai
dengan birama 78.

Gambar 3.10. Birama 78.
Bagian solo 2 yang berakhir pada birama 78 ini,
sudah kembali masuk kedalam tonalitas awal yaitu G
mayor dan diakhiri dengan sebuah kadens tengah yang
menjadi jembatan untuk menuju bagian ritornello 3.
B.

Movement II
Komposisi ini bertempo sedang dengan tempo 70

bpm atau Andante . Minuet menjadi bentuk dasar untuk
komposisi ini. Komposisi ini menggunakan sukat ¾ dalam

11

tonalitas G mayor. Seperti bentuk minuet pada umumnya,
minuet dalam komposisi ini terbagi dalam 3 bagian yaitu
A,B dan A’.
Gambaran minuet dalam bagian kedua komposisi ini
adalah sebagai berikut :
A

B

A’

Gambar 3.11.
1. A
Seperti halnya minuet pada umumnya,bagian A
dalam minuet ini dimulai dari sebuah birama gantung.
Bagian ini memiliki 2 frase. Frase pertama dimulai dari
birama awal sampai dengan birama ke-4 dalam tonalitas
G mayor. Frase kedua yang juga merupakan transisi
menuju bagian B, dimulai dari birama 5 sampai dengan
birama 9 ketukan ke-2 dalam tonalitas D mayor. Bagian A
ini kembali diulang sebanyak 1 kali secara utuh.

Gambar 3.12. Birama 8-9.

12

Bagian A ini berakhir pada birama 9 ketukan ke-2 dan
diakhiri dengan sebuah kadens otentik (imperfect).
2. B
Bagian ini dimulai dari birama 9 ketukan ke-3 sampai
dengan birama 13 ketukan ke-2. Bagian ini hanya terdiri
dari 1 frasa pendek dalam tonalitas G minor. Motif utama
dari bagian ini yaitu:

Gambar 3.13. Birama 8 ketikan 3 dan birama 9.

13

3. A’
Bagian ini sebenarnya merupakan pengulangan dari
bagian A, sama-sama memiliki 2 frase. Hanya saja
terdapat sedikit perubahan dalam melodi dan juga yang
sangat terlihat perbedaannya adalah pada frase kedua.

Gambar 3.14. Birama 17-20
Pada bagian A frase kedua dimainkan dalam tonalitas
D mayor sedangkan dalam bagian A’ ini, frase kedua
dimainkan dalam tonalitas G mayor. Frase pertama
dimulai pada birama 13 ketukan ke-3 sampai dengan
birama 17 ketukan ke-2 dalam tonalitas G mayor. Frase
kedua dimulai pada birama 17

ketukan ke-3 sampai

dengan birama 21. Setelah bagian A’ ini selesai kemudian
terdapat pengulangan kembali dari bagian B hingga
bagian A’ kembali berakhir.

14

Gambar 3.15. Birama 20-21.
Bagian A’ ini berakhir pada birama 21. Bagian ini
diakhiri dengan sebuah kadens otentik (perfect).
C.

Movement III
Komposisi ini menggunakan tempo 180 bpm atau
Allegretto, dengan sukat 3/8 dan dalam tonalitas E minor.
Bagian terakhir ini kembali memakai bentuk ritornello form.
Gambaran ritornello form dalam bagian pertama
komposisi ini adalah sebagai berikut :

Tutti 1

Solo 1

(1-27)

(28-67)

Tutti 2
(68-92)

Solo 2
(93-113)

Gambar 3.16.
1.

Ritornello

15

Tutti 3

Coda

(114-140) (141-143)

Dalam komposisi bagian III ini sama seperti pada
bagian I, terdapat 3 ritornello, yaitu ritornello 1, ritornello 2,
dan ritornello 3 yang dimainkan oleh semua instrumen
dalam komposisi ini termasuk didalamnya adalah kuartet
gitar dan ansambel gesek.
a.

Ritornello 1
Bagian ritornello 1 ini dimulai dari birama 1-27

dalam tonalitas E minor dan menggunakan tangga nada E
minor harmonis. Terdapat 2 periode dalam ritornello 1 ini
yang didalamnya masih terbagi kedalam masing-masing 2
frase.

Gambar 3.17. Birama 1-6.
Periode pertama dimulai dari birama 1-12 dimana
birama 1-6 merupakan frase pertama dan birama 7-12

16

adalah frase kedua. Kemudian periode kedua dimulai
pada birama 13-27. Frase pertama terdapat pada birama
13-19, sedangkan frase kedua dimulai dari birama 20-27.

Gambar 3.18. Birama 26-27.
Bagian ritornello 1 ini berakhir pada birama 27 yang
ditutup dengan kadens otentik (perfect) sebelum menuju
bagian solo 1.
b.

Ritornello 2

Bagian ritornello 2 dimulai dari birama 68-92. Sama
seperti pada ritornello 1, ritornello 2 memiliki 2 periode.

17

Gambar 3.19. Birama 68-71.
Periode dimulai dari birama 68-78 dan hanya
memiliki 1 frase yang didalamnya merupakan pengolahan
dari motif yang singkat dengan menggunakan teknik
pengolahan motif sequence. Periode kedua dimulai dari
birama 79-92 dalam tangga nada G mayor. Periode ini
mempunyai 2 buah frase. Frase pertama terdapat pada
birama 79-85, sedangkan frase kedua terdapat pada
birama 86-92.

18

Gambar 3.20. Birama 91-92.
Bagian ritornello 2 berakhir pada birama 92 dimana
birama ini juga menjadi jembatan untuk menuju bagian
solo 2 yang kembali ke tonalitas awal yaitu E minor
dengan sebuah kadens tengah.

19

c.

Ritornello 3
Bagian ritornello 3 ini merupakan pengulangan dari

bagian ritornello 1. Dimulai dari birama 114-143 dalam
tonalitas E minor dan menggunakan tangga nada E minor
harmonis. Terdapat 2 periode dalam ritornello 3 ini yang
didalamnya masih terbagi kedalam masing-masing 2 frase.

Gambar 3.21. Birama 114-119.
Periode dimulai dari birama 114-125 dimana birama
114-119 merupakan frase pertama dan birama 120-125
adalah frase kedua. Kemudian periode kedua dimulai
pada birama 126-140. Frase pertama terdapat pada birama
126-132, sedangkan frase kedua dimulai dari birama 133140.

20

Gambar 3.22. Birama 139-140
Diakhir bagian terdapat kamar 1 dan kamar 2.
Kamar 1 dengan sebuah kadens otentik (perfect) menuju
pengulangan bagian solo 2 dan kembali menuju bagian
ritornello 3 dimana kemudian masuk kedalam kamar 2.
Kamar 2 merupakan bagian akhir dari komposisi ini yang
juga berperan sebagai coda.

21

Gambar 3.23. Birama 141-143.
Bagian akhir dari komposisi ini yang merupakan coda
terdapat pada birama 141-143. Pada coda ini terdapat
kadens

otentik

(perfect)

sebagai

tanda

berakhirnya

komposisi bagian III ini.
2. Solo
Bagian solo dalam movement ketiga ini sama halnya
dengan bagian solo pada movement pertama, hanya
dimainkan

oleh

instrumen

yang

berperan

sebagai

instrumen solo yaitu kuartet gitar. Terdapat 2 bagian solo
yaitu solo 1 dan solo 2

22

a.

Solo 1

Bagian solo yang pertama ini mempunyai frase yang
merupakan pengolahan dari frase awal yang terdapat
dalam bagian ritornello 1.

Gambar 3.24. Birama 28-33.
Bagian ini dimulai dari birama 28-67. Pada birama 2831 merupakan frase pertama, sedangkan birama 32-33
merupakan sebuah motif yang kemudian di olah dengan
teknik sequence sehingga membentuk sebuah frase kedua
dari birama 32-39. Pada birama 40-43 merupakan sebuah
motif baru yang kemudian juga diolah dengan teknik
sequence pada birama 44-47. Dengan demikian birama 4047 merupakan frase ketiga dalam bagian solo 1 ini.
Dilanjutkan dengan sebuah motif pada birama 48 yang
kembali diolah dengan teknik sequence hingga pada
birama 51 dan ditambah dengan 3 birama yang berfungsi
sebagai jembatan menuju frase berikutnya. Birama 55-67

23

merupakan periode terakhir dalam bagian solo ini yang
terdiri dari 2 frase pada birama 55-60 dan birama 61-67.
b.

Solo 2

Bagian solo kedua ini dimulai dari birama 93-113.
Bagian ini terdiri dari sebuah periode dengan 3 buah frase
didalamnya.

Gambar 3.25. Birama 93-96
Frase

pertama

pada

birama

93-96

merupakan

pengulangan sebagian dari frase awal yang terdapat
dalam bagian ritornello 1. Frase kedua merupakan hasil
pengolahan motif pada birama 97-98 dengan teknik
sequence hingga pada birama 104.

24

Gambar 3.26. Birama105-110.
Frase terakhir yang juga berfungsi sebagai jembatan
sebelum menuju ritornello 3 merupakan pengolahan dari
frase

yang

terdapat

pada

bagian

solo

1

dengan

mengembangkan sebuah motif yang diolah dengan teknik
sequence.

25