T1 612010802 BAB III
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat
keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang di pakai pada skripsi ini.
Dalam suatu otomatisasi gedung terdapat beberapa protokol untuk mengataur atau
mengoperasikan peralatan secara otomatis sepeti pencahayaan, tangki penampungan air,
pemanas air, lift dll. Otomatisasi yang mencangkup semua itu diatur dengan
menggunakan sistem EIB atau BMS. Sistem IEB adalah sebuah sistem instalasi bangunan
yang cerdas dan memenuhi standar tinggi pada building otomation. EIB menyediakan
pengaturan peningkatan keamanan, efisiensi ekonomi, kenyamanan dan fleksibilitas baik
di gedung perkantoran, pabrik industri atau properti perumahan. Fungsi seperti
pencahayaan, control shutter dan pemanasan dapat secara individual disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna[7].
Perbedaan DALI dengan Automation system (BMS atau EIB)
1.
DALI terbatas dalam kapasitas cuma 64 address, sedangkan Automation seperti
BMS atau EIB tidak terbatas
2.
DALI terbatas untuk Lightning control saja sedangkan Automation bisa
mengontrol semua mechanical electrical equipment ( MHVAC, Security system,
Pumps, dll ).
3.
DALI tidak bisa mengkontrol Automation (BMS atau EIB), sedangkan
Automation bisa mengatur DALI dengan menambahkan DALI gate way.
Dalam suatu pencahayaan terdapat 2 protokol yang mengatur pencahayaan antara
lain Protokol DMX dan Protokol DALI. Walaupun prinsipnya sama menggunakan
dimmer akan tetapi fungsi dari kedua protokol ini berbeda. Dalam sistem Protokol DMX
hanya menggunakan pengiriman searah ( satu arah) serial yang di gunakan RS 485 akan
tetapi sistem DMX tidak memiliki jenis pengecekan eror. Protokol DMX di fungsikan
untuk menata pencahayaan suatu panggung konser. [7].
12
Dalam otomatisasi sebuah gedung muncul perkembangan pencahayaan terbaru
dengan menggunakan Protokol DALI. DALI adalah suatu sistem yang dirancang untuk
memungkinkan pengontrolaan dalam pencahayaan. Selain sistem DALI adalah suatu
metode pengendalian pencahayaan di ruangan tunggal sampai pengendalian di suatu
gedung.
Tabel 1. Perbedaan Protokol DMX dan Protokol DALI
Perbedaan
Protokol DMX
Protokol DALI
Menggunakan Dimmer
Iya
Iya
Pengecekan Error
Tidak
Iya
Menggunakan RS485
Iya
iya
Menggunakan komunikasi
Tidak
Iya
Pencahayaan Konser
Pencahayaan Building
panggung
otomation
dua arah
Kegunaan
3.1.
Perancangan dan realisasi Perangkat Keras
Perangkat keras yang menyusun skripsi ini menjadi satu sistem terdiri dari
beberapa bagian yaitu:
1.
Ruangan peraga
2.
Modul master
3.
Modul slave
13
3.1.1. Ruangan peraga
Sistem rancangan akan diterapkan dalam bentuk maket seperti di tunjukan pada
gambar 3.1. maket ruangan.
Gambar 3.1 Skema perancangan maket ruangan
Tampilan pada maket yang dirancang terdapat 5 buah lampu pijar dengan posisi
2 buah ruangan dengan ruangan I menggunakan dua buah lampu sedangkan ruangan II
menggunakan 3 buah lampu. Ukuran maket yang dibuat dengan panjang 75cm, lebar 50
cm dan tinggi 20cm.
3.1.2. Modul master
14
Pada modul Master menggunakan mikrokontroler. Fungsi mikrokontroler sebagai
pengontrol penerangan pada ruangan.
Modul master terdiri :
1.
Mikrokontroler ATMEGA 162
2.
IC FTDI FT232RL
3.
IC MAXIM MAX485
Gambar 3.2 FT232RL
15
Gambar 3.3 Rangkaian max485
Gambar 3.4 ATMEGA 162
16
Pada perancangan skripsi ini, kerja modul
master dikendalikan oleh
mikrokontroler sebagai pengendali utama. Mikrokontroler yang digunakan pada skripsi
ini adalah mikrokontroler AVR Atmega162 buatan Atmel Corporation, Atmega162
dipilih karena mikrokontroler tersebut sudah memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup
lengkap.
ATmega162 memiliki fitur UART 2 kanal yaitu UART0 dan UART1. UART0
(kanal komunikasi serial UART0) pada PORTD.0 (RxD0) dan PORTD.1(TxD0) pada
kemasan TQFP44 Atmega162 digunakan untuk berkomunikasi dengan komputer melalui
komunikasi serial RS232 yang dijembatani oleh IC FT232RL yang mampu
menyelaraskan level tegangan komunikasi serial UART mikrokontroler dan RS232
komputer.
UART1 (kanal komunikasi serial UART1) pada PORTB.2 (RxD10 dan
PORTB.3(TxD1) pada kemasan TQFP44 Atmega162 digunakan untuk berkomunikasi
dengan slave menggunakan RS485.
Alokasi pin lainya yaitu untuk indikator aktivitas Atmega162 dalam berbagai
eksekusi menggunakan LED3mm pada (PORTA.0). dalam mengkonfigurasi program
yang akan ditanamkan ke dalam Atmega162 dengan ISP ( In System Programing)
melalui pin SPI (MISO, MOSI, SCK) .
17
Gambar 3.5 Keseluruhan rangkaian modul master
Tabel 3.2. Konfigurasi pin ATmega162 modul master
Nama port
PORTA.0
PORTB.2
PORTB.3
PORTB.5
PORTB.6
PORTB.7
RESET
PORTD.0
PORTD.1
Fungsi
Led (indikator)
RxD1 (komunikasi RS485)
TxD1(komunikasi RS485)
Mosi (downloader)
Miso (downloader)
SCK (downloader)
RESET
RXD0 (komunikasi RS232)
TX D0 (komunikasi RS232)
18
Gambar 3.6 Tampilan modul master
Gambar diatas adalah tampilan modul master perencanaa master Dali yang telah
direalisasikan sesuai rancangan awal.
19
Gambar 3.7 Diagram alir Master Dali
19
Gambar 3.7 menujukan diagram alir perancangan perangkat lunak pada modul
master. Berikut adalah penjelasan diagram alir tersebut:
Perangkat lunak akan langsung bekerja ketika modul master diaktifkan.
Pertama kali perangkat lunak akan melakukan inisialisasi perangkat keras.
Isi menu pengaturan mode slave pertama sama dengan pengaturan modul slave
kedua. Pada menu tersebut terdapat dua sub-menu yaitu periksa kondisi dan
pengaturan peralatan elektronik. Periksa kondisi digunakan untuk mengetahui
kondisi modul pada slave, sedangkan pengaturan peralatan elektronik yang
terhubung pada modul slave.
3.1.3. Modul slave
Pada modul slave menggunakan mikrokontroler dengan inputan sensor pendeteksi
gerakan yang di sebut PIR. Fungsi dari sensor ini akan menjadi inputan pada kontroler
untuk menjalankan perintah yang sudah dialamatkan pada masing-masing kontroler yang
berfungsi mengkontrol lampu disetiap ruangan. Dalam tugas akhir ini saya menggunakan
5 buah lampu untuk merealisasikan sistem yang saya buat. Diruangan A terdapat 2 buah
lampu dan di ruangan B terdapat 3 buah lampu. Ini bertujuan untuk membedakan
besarnya ruangan.
Komponen utama modul slave :
1.
Mikrokontroler ATMEGA8
2.
IC MAXIM MAX485
3.
MOC3020/3021
4.
BT136
5.
4N25
20
Gambar 3.8 ATMEGA8
Pada ATmega 8 memiliki fitur UART 1 kanal yaitu UART0. UART0 (kanal
komunikasi serial UART 0) pada PORTD.0 (RxD0) dan PORTD.1 (TxD0) pin 30 dan
pin 31 pada kemasan TQFP32-08 Mega8 digunakan untuk berkomunikasi dengan format
RS485 dengan master melalui IC Maxim Max485.
Lokasi pin lainya yaitu untuk indikator aktivitas chip ATmega8 dalam berbagai
eksekusi menggunakan LED 3mm pada pin 14 yaitu PORTB.2 . dalam mengkonfigurasi
program yang akan ditanamkan ke dalam Chip ATmega dengan sistem ISP (In System
Programing) melalui pin SPI ( MISO, MOSI, SCK) serta pin RESET yang terhubung
dengan pengisian program (flash Downloader).
Untuk
dapat
mengendalikan
lampu
AC
dibutuhkan
optocopler
MOC3020/MOC3021 dan TRIAC BT136 yaitu mendukung untuk diatur sudut picu agar
efek dimmer dapat dikendalikan. Pada penyalaan sudut picu ( firing angel) agar efek
dimmer dapat dikendalikan, pada pengaktivan sudut picu ON TRIAC harus berdasarkan
titik nol (0) gelombang sinus AC, maka digunakan rangkaian Zero Crossing Detector
(ZCD) dengan menggunakan IC 4n25
21
Gambar 3.9 Rangkaian Dimmer
MOC3020 adalah OptoTriac yang berfungsi sebagai isolator dengan bagian DC
dari rangkaian kendali utama agar tidak terhubung secara langsung ke jaringan AC.
Selaian sebagai isolator MOC3020 tersebut sebagai antar muka antara bagian kendali
(rangkaian DC) agar berkomunikasi dengan jaringan AC. Pada rangkaian slave yang saya
buat saya gunakan MOC3020 supaya rangkaian kendali (Mikrokontroler) terisolasi
dengan rangkaian power. Jadi saat rangkaian meledak, rangkaian kendali tetap aman
TRIAC atau Triode For Alternating Current ( Trioda untuk arus bolak-balik )
adalah sebuah komponen elektronik yang hampir sama dengan fungsi saklar dua arah
yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu ( dihidupkan ).sekali
dipicu, komponen akan terus menghantarkan sampai arus yang mengalir lebih rendah dari
arus genggamanya, hal tersebut membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan
tegangan AC, memungkinkan pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali
yang sangat rendah. Untuk rangkaian driver beban AC selain menggunakan
MOC3020/3021 juga dipasang BT136 yang berfungsi untuk mendukung pengaturan
sudut picu agar efek dimmer dapat dikendalikan.
22
Gambar 3.10 Rangkaian keseluruhan modul slave
Tabel 3.3. Konfigurasi pin ATmega8 modul slave
Nama port
PORTB.1
PORTB.3
PORTB.4
PORTB.5
PORTB.6
PORTB.7
PORTD.0
PORTD.1
PORTD.2
PORTD.3
Fungsi
OC1A (keluaran PWM)
Mosi (downloader)
Miso(downloader)
SCK (downloader)
XTAL1 (clock mikrokontroller)
XTAL2 (clock mikrokontroller)
RX (modem PLC)
TX (modem PLC)
INT0 ( intrupsi MAX485)
INT1 (Intrupsi 4N25)
23
Gambar 3.11 Modul slave
Gambar 3.12 diagram alir modul slave
24
Gambar 3.12 menunjukan diagram alir perancangan perangkat lunak modul slave,
penjelasan diagram alir tersebut adalah:
Perangkat lunak akan langsung bekerja ketika modul slave diaktifkan.
Kemudian perangkat lunak akan melakukan inisialisasi perangkat keras.
Sistem akan memeriksa mode default yang dimasukan melalui GUI dan
menjalankan lampu sesuai setting default.
Jika tidak maka akan mengambil data sensor PIR, jika data 1 maka akan
menyalakan lampu sesuai setting GUI jika tidak maka akan kembali membaca
sensor PIR selama waktu yg ditentukan.
3.2.
Perancangan dan perealisasi perangkat lunak
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perangkat lunak yang ada pada user
interface. Perangkat lunak ini meliputi perancangan perangkat lunak yang dibuat pada
modul PC.
Tampilan pada PC dirancang sebagai user interface berfungsi untuk
memudahakan penggunaanya. Pada modul PC terdapat software yang berisi mengecek
mengatur data ruangan seperti
tingkat kecerahan, lama waktu yang digunakan dan
pilihan lampu yang akan digunakan. Pada gambar 3.13 merupakan contoh tampilan
software pada PC.
25
Gambar 3.13 Perancangan tampilan pada PC
Perangkat lunak yang dibuat pada modul PC berguna untuk memudahkan
pengendalian semua kegiatan yang dilakukan tiap modul sehingga dapat bekerja secara
bersama-sama sehingga dapat menjalankan suatu sistem. Adapun perangkat lunak ini
berperan dalam beberapa fungsi diantaranya saklar on/off, lama waktu yang digunakan
serta waktu pemakaian dan intensitas kecerahan.
26
Gambar 3.14 Diagram alir
Pada perancangan perangkat lunak ini penyetingan ruangan berasal dari inputan
user yang diberikan melalui interface pada PC. Sistem akan bekerja untuk lama
penggunaan sesuai dengan penyetingan oleh pengguna begitu juga dengan tingkat
kecerahan dan pemilihan ruangan.
27
PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat
keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang di pakai pada skripsi ini.
Dalam suatu otomatisasi gedung terdapat beberapa protokol untuk mengataur atau
mengoperasikan peralatan secara otomatis sepeti pencahayaan, tangki penampungan air,
pemanas air, lift dll. Otomatisasi yang mencangkup semua itu diatur dengan
menggunakan sistem EIB atau BMS. Sistem IEB adalah sebuah sistem instalasi bangunan
yang cerdas dan memenuhi standar tinggi pada building otomation. EIB menyediakan
pengaturan peningkatan keamanan, efisiensi ekonomi, kenyamanan dan fleksibilitas baik
di gedung perkantoran, pabrik industri atau properti perumahan. Fungsi seperti
pencahayaan, control shutter dan pemanasan dapat secara individual disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna[7].
Perbedaan DALI dengan Automation system (BMS atau EIB)
1.
DALI terbatas dalam kapasitas cuma 64 address, sedangkan Automation seperti
BMS atau EIB tidak terbatas
2.
DALI terbatas untuk Lightning control saja sedangkan Automation bisa
mengontrol semua mechanical electrical equipment ( MHVAC, Security system,
Pumps, dll ).
3.
DALI tidak bisa mengkontrol Automation (BMS atau EIB), sedangkan
Automation bisa mengatur DALI dengan menambahkan DALI gate way.
Dalam suatu pencahayaan terdapat 2 protokol yang mengatur pencahayaan antara
lain Protokol DMX dan Protokol DALI. Walaupun prinsipnya sama menggunakan
dimmer akan tetapi fungsi dari kedua protokol ini berbeda. Dalam sistem Protokol DMX
hanya menggunakan pengiriman searah ( satu arah) serial yang di gunakan RS 485 akan
tetapi sistem DMX tidak memiliki jenis pengecekan eror. Protokol DMX di fungsikan
untuk menata pencahayaan suatu panggung konser. [7].
12
Dalam otomatisasi sebuah gedung muncul perkembangan pencahayaan terbaru
dengan menggunakan Protokol DALI. DALI adalah suatu sistem yang dirancang untuk
memungkinkan pengontrolaan dalam pencahayaan. Selain sistem DALI adalah suatu
metode pengendalian pencahayaan di ruangan tunggal sampai pengendalian di suatu
gedung.
Tabel 1. Perbedaan Protokol DMX dan Protokol DALI
Perbedaan
Protokol DMX
Protokol DALI
Menggunakan Dimmer
Iya
Iya
Pengecekan Error
Tidak
Iya
Menggunakan RS485
Iya
iya
Menggunakan komunikasi
Tidak
Iya
Pencahayaan Konser
Pencahayaan Building
panggung
otomation
dua arah
Kegunaan
3.1.
Perancangan dan realisasi Perangkat Keras
Perangkat keras yang menyusun skripsi ini menjadi satu sistem terdiri dari
beberapa bagian yaitu:
1.
Ruangan peraga
2.
Modul master
3.
Modul slave
13
3.1.1. Ruangan peraga
Sistem rancangan akan diterapkan dalam bentuk maket seperti di tunjukan pada
gambar 3.1. maket ruangan.
Gambar 3.1 Skema perancangan maket ruangan
Tampilan pada maket yang dirancang terdapat 5 buah lampu pijar dengan posisi
2 buah ruangan dengan ruangan I menggunakan dua buah lampu sedangkan ruangan II
menggunakan 3 buah lampu. Ukuran maket yang dibuat dengan panjang 75cm, lebar 50
cm dan tinggi 20cm.
3.1.2. Modul master
14
Pada modul Master menggunakan mikrokontroler. Fungsi mikrokontroler sebagai
pengontrol penerangan pada ruangan.
Modul master terdiri :
1.
Mikrokontroler ATMEGA 162
2.
IC FTDI FT232RL
3.
IC MAXIM MAX485
Gambar 3.2 FT232RL
15
Gambar 3.3 Rangkaian max485
Gambar 3.4 ATMEGA 162
16
Pada perancangan skripsi ini, kerja modul
master dikendalikan oleh
mikrokontroler sebagai pengendali utama. Mikrokontroler yang digunakan pada skripsi
ini adalah mikrokontroler AVR Atmega162 buatan Atmel Corporation, Atmega162
dipilih karena mikrokontroler tersebut sudah memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup
lengkap.
ATmega162 memiliki fitur UART 2 kanal yaitu UART0 dan UART1. UART0
(kanal komunikasi serial UART0) pada PORTD.0 (RxD0) dan PORTD.1(TxD0) pada
kemasan TQFP44 Atmega162 digunakan untuk berkomunikasi dengan komputer melalui
komunikasi serial RS232 yang dijembatani oleh IC FT232RL yang mampu
menyelaraskan level tegangan komunikasi serial UART mikrokontroler dan RS232
komputer.
UART1 (kanal komunikasi serial UART1) pada PORTB.2 (RxD10 dan
PORTB.3(TxD1) pada kemasan TQFP44 Atmega162 digunakan untuk berkomunikasi
dengan slave menggunakan RS485.
Alokasi pin lainya yaitu untuk indikator aktivitas Atmega162 dalam berbagai
eksekusi menggunakan LED3mm pada (PORTA.0). dalam mengkonfigurasi program
yang akan ditanamkan ke dalam Atmega162 dengan ISP ( In System Programing)
melalui pin SPI (MISO, MOSI, SCK) .
17
Gambar 3.5 Keseluruhan rangkaian modul master
Tabel 3.2. Konfigurasi pin ATmega162 modul master
Nama port
PORTA.0
PORTB.2
PORTB.3
PORTB.5
PORTB.6
PORTB.7
RESET
PORTD.0
PORTD.1
Fungsi
Led (indikator)
RxD1 (komunikasi RS485)
TxD1(komunikasi RS485)
Mosi (downloader)
Miso (downloader)
SCK (downloader)
RESET
RXD0 (komunikasi RS232)
TX D0 (komunikasi RS232)
18
Gambar 3.6 Tampilan modul master
Gambar diatas adalah tampilan modul master perencanaa master Dali yang telah
direalisasikan sesuai rancangan awal.
19
Gambar 3.7 Diagram alir Master Dali
19
Gambar 3.7 menujukan diagram alir perancangan perangkat lunak pada modul
master. Berikut adalah penjelasan diagram alir tersebut:
Perangkat lunak akan langsung bekerja ketika modul master diaktifkan.
Pertama kali perangkat lunak akan melakukan inisialisasi perangkat keras.
Isi menu pengaturan mode slave pertama sama dengan pengaturan modul slave
kedua. Pada menu tersebut terdapat dua sub-menu yaitu periksa kondisi dan
pengaturan peralatan elektronik. Periksa kondisi digunakan untuk mengetahui
kondisi modul pada slave, sedangkan pengaturan peralatan elektronik yang
terhubung pada modul slave.
3.1.3. Modul slave
Pada modul slave menggunakan mikrokontroler dengan inputan sensor pendeteksi
gerakan yang di sebut PIR. Fungsi dari sensor ini akan menjadi inputan pada kontroler
untuk menjalankan perintah yang sudah dialamatkan pada masing-masing kontroler yang
berfungsi mengkontrol lampu disetiap ruangan. Dalam tugas akhir ini saya menggunakan
5 buah lampu untuk merealisasikan sistem yang saya buat. Diruangan A terdapat 2 buah
lampu dan di ruangan B terdapat 3 buah lampu. Ini bertujuan untuk membedakan
besarnya ruangan.
Komponen utama modul slave :
1.
Mikrokontroler ATMEGA8
2.
IC MAXIM MAX485
3.
MOC3020/3021
4.
BT136
5.
4N25
20
Gambar 3.8 ATMEGA8
Pada ATmega 8 memiliki fitur UART 1 kanal yaitu UART0. UART0 (kanal
komunikasi serial UART 0) pada PORTD.0 (RxD0) dan PORTD.1 (TxD0) pin 30 dan
pin 31 pada kemasan TQFP32-08 Mega8 digunakan untuk berkomunikasi dengan format
RS485 dengan master melalui IC Maxim Max485.
Lokasi pin lainya yaitu untuk indikator aktivitas chip ATmega8 dalam berbagai
eksekusi menggunakan LED 3mm pada pin 14 yaitu PORTB.2 . dalam mengkonfigurasi
program yang akan ditanamkan ke dalam Chip ATmega dengan sistem ISP (In System
Programing) melalui pin SPI ( MISO, MOSI, SCK) serta pin RESET yang terhubung
dengan pengisian program (flash Downloader).
Untuk
dapat
mengendalikan
lampu
AC
dibutuhkan
optocopler
MOC3020/MOC3021 dan TRIAC BT136 yaitu mendukung untuk diatur sudut picu agar
efek dimmer dapat dikendalikan. Pada penyalaan sudut picu ( firing angel) agar efek
dimmer dapat dikendalikan, pada pengaktivan sudut picu ON TRIAC harus berdasarkan
titik nol (0) gelombang sinus AC, maka digunakan rangkaian Zero Crossing Detector
(ZCD) dengan menggunakan IC 4n25
21
Gambar 3.9 Rangkaian Dimmer
MOC3020 adalah OptoTriac yang berfungsi sebagai isolator dengan bagian DC
dari rangkaian kendali utama agar tidak terhubung secara langsung ke jaringan AC.
Selaian sebagai isolator MOC3020 tersebut sebagai antar muka antara bagian kendali
(rangkaian DC) agar berkomunikasi dengan jaringan AC. Pada rangkaian slave yang saya
buat saya gunakan MOC3020 supaya rangkaian kendali (Mikrokontroler) terisolasi
dengan rangkaian power. Jadi saat rangkaian meledak, rangkaian kendali tetap aman
TRIAC atau Triode For Alternating Current ( Trioda untuk arus bolak-balik )
adalah sebuah komponen elektronik yang hampir sama dengan fungsi saklar dua arah
yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu ( dihidupkan ).sekali
dipicu, komponen akan terus menghantarkan sampai arus yang mengalir lebih rendah dari
arus genggamanya, hal tersebut membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan
tegangan AC, memungkinkan pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali
yang sangat rendah. Untuk rangkaian driver beban AC selain menggunakan
MOC3020/3021 juga dipasang BT136 yang berfungsi untuk mendukung pengaturan
sudut picu agar efek dimmer dapat dikendalikan.
22
Gambar 3.10 Rangkaian keseluruhan modul slave
Tabel 3.3. Konfigurasi pin ATmega8 modul slave
Nama port
PORTB.1
PORTB.3
PORTB.4
PORTB.5
PORTB.6
PORTB.7
PORTD.0
PORTD.1
PORTD.2
PORTD.3
Fungsi
OC1A (keluaran PWM)
Mosi (downloader)
Miso(downloader)
SCK (downloader)
XTAL1 (clock mikrokontroller)
XTAL2 (clock mikrokontroller)
RX (modem PLC)
TX (modem PLC)
INT0 ( intrupsi MAX485)
INT1 (Intrupsi 4N25)
23
Gambar 3.11 Modul slave
Gambar 3.12 diagram alir modul slave
24
Gambar 3.12 menunjukan diagram alir perancangan perangkat lunak modul slave,
penjelasan diagram alir tersebut adalah:
Perangkat lunak akan langsung bekerja ketika modul slave diaktifkan.
Kemudian perangkat lunak akan melakukan inisialisasi perangkat keras.
Sistem akan memeriksa mode default yang dimasukan melalui GUI dan
menjalankan lampu sesuai setting default.
Jika tidak maka akan mengambil data sensor PIR, jika data 1 maka akan
menyalakan lampu sesuai setting GUI jika tidak maka akan kembali membaca
sensor PIR selama waktu yg ditentukan.
3.2.
Perancangan dan perealisasi perangkat lunak
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perangkat lunak yang ada pada user
interface. Perangkat lunak ini meliputi perancangan perangkat lunak yang dibuat pada
modul PC.
Tampilan pada PC dirancang sebagai user interface berfungsi untuk
memudahakan penggunaanya. Pada modul PC terdapat software yang berisi mengecek
mengatur data ruangan seperti
tingkat kecerahan, lama waktu yang digunakan dan
pilihan lampu yang akan digunakan. Pada gambar 3.13 merupakan contoh tampilan
software pada PC.
25
Gambar 3.13 Perancangan tampilan pada PC
Perangkat lunak yang dibuat pada modul PC berguna untuk memudahkan
pengendalian semua kegiatan yang dilakukan tiap modul sehingga dapat bekerja secara
bersama-sama sehingga dapat menjalankan suatu sistem. Adapun perangkat lunak ini
berperan dalam beberapa fungsi diantaranya saklar on/off, lama waktu yang digunakan
serta waktu pemakaian dan intensitas kecerahan.
26
Gambar 3.14 Diagram alir
Pada perancangan perangkat lunak ini penyetingan ruangan berasal dari inputan
user yang diberikan melalui interface pada PC. Sistem akan bekerja untuk lama
penggunaan sesuai dengan penyetingan oleh pengguna begitu juga dengan tingkat
kecerahan dan pemilihan ruangan.
27