T1 852008008 BAB III
BAB III
ANALISIS KOMPOSISI
Komposisi “Aku Anak Tuhan dan Raja” dengan format a cappella untuk
paduan suara remaja ini terdiri dari tiga bagian komposisi yang saling berkaitan
berdasarkan satu cerita yang dikutip dari Galatia 4:6-7. Pembagian komposisi ini
berdasarkan urutan cerita ketika kita diangkat menjadi anak oleh Tuhan dan bukan
lagi hamba. Pada bagian pertama komposisi ini bercerita tentang kita yang
dilayakkan oleh Tuhan menjadi anakNya dengan bantuan Roh Kudus yang hidup di
dalam hati kita sehingga kita sanggup memanggilNya Abba ya Bapa. Pada bagian
kedua bercerita tentang Tuhan sebagai Raja segala raja, sehingga kita yang telah
dilayakkan menjadi anakNya juga memiliki identitas sebagai anak Raja segala raja.
Pada bagian ketiga merupakan kesimpulan dari bagian pertama dan kedua yang
menjelaskan bagaimana seharusnya kita sebagai remaja Tuhan hidup di dunia dengan
identitas sebagai anak Tuhan dan Raja.
Komposisi pertama menggunakan judul “Bersyukur Jadi AnakNya”
menggunakan tanda sukat 6/8 dengan tempo 61. Menggambarkan sukacita dengan
penuh rasa syukur kepada Tuhan yang telah melayakkan kita menjadi anakNya.
Komposisi ini menggunakan nada dasar Eb Mayor yang akan modulasi ke F mayor
pada bagian akhir komposisi. Nada Eb mayor adalah kunci yang memiliki karakter
sebagai kunci penuh cinta, penuh pengabdian, dan menunjukan percakapan yang
intim bersama Tuhan.
1
Modulasi yang terjadi di akhir komposisi sebagai penutup
dari tarian dengan menggunakan nada dasar F mayor yang memiliki karakter sopan
dan tenang, 2 menunjukan rasa syukur yang luar biasa dengan penuh kesopanan dan
tenang.
Pada bagian intro komposisi ini, dimulai dari suara bass dilanjutkan tenor,
alto dan terakhir. Birama 1-4 menunjukkan rasa syukur dari kecil hingga menjadi
1
2
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
Steblin,
11
besar, dan berbentuk seperti tangga dengan menggunakan akor yang sama yaitu akor
Eb mayor. Sedangkan birama 5-8 menggunakan akor I-IV-I-IV-V-I.
Gambar 3. 1 Bersyukur Jadi AnakNya birama 1-8
Di bagian awal lagu setelah melodi pembuka, bass dan tenor bernyanyi secara
unisono pada birama 9-10 dan menggunakan contrary motion pada birama 12 dengan
menggunakan akor I-ii-V-I, kalimat yang dinyanyikan menunjukan sebuah
pengakuan yang keluar dari hati dengan penuh ucapan syukur.
12
Gambar 3. 2 Bersyukur Jadi AnakNya birama 9-18
Birama 13-20 menggunakan pergerakan akor I-Isus4-I-Isus4-I-ii-V-iii-Vi-iiV-V+. pada bagian ini bercerita tentang rasa syukur telah dilayakkan jadi anakNya.
Suara bass dan tenor membentuk pola iringan dengan melodi utama pada sopran.
Birama 21-28 menggunakan pergerakan akor I-Isus4-I-Isus4-I-ii-V-iii-Vi-iiV. Pada bagian ini bercerita tentang pengakuan karena RohNya yang kudus yang
hidup dalam hati kita, yang memampukan dan melayakkan kita memanggilNya
“Abba ya Bapa!”.Suara bass dan tenor membentuk pola iringan, alto membentuk
harmoni dari melodi utama yang dinyanyikan sopran.
13
Gambar 3. 2 Bersukur Jadi AnakNya birama 19-29
Pada bagian haleluya yang terdapat di birama 29-32 menjadi ucapan syukur
yang menggunakan notasi yang semakin lama semakin tinggi sehingga menunjukan
rasa syukur yang di tujukan kepada Tuhan. Akor yang digunakan adalah I-ii-V-I.
sopran menyanyikan melodi utama dan suara yang lain melengkapi harmoni.
Nyanyian haleluya ini akan sering muncul sebagai jembatan ke setiap bagian.
Birama 33-40 menggunakan akor IV-V-iii-Vi-ii-V-I-I7-IV-V-iii-Vi-ii-V-I.
melodi utama pada sopran dan suara yang lain membentuk harmoni. Pergerakan, alto
tenor dan bass meniru melodi string yang membentuk harmoni dan iringan buat
melodi utama. Pada bagian ini bercerita tentang respon hati setelah dilayakkan jadi
anakNya, dengan penuh kesadaran diri datang kepada Tuhan untuk mengucap syukur
melalui pujian dengan segenap hati.
14
Gambar 3. 3 Bersyukur Jadi AnakNya birama 30-42
Birama 41-44 merupakan pengulangan dari birama 29-32 sebagai ucapan
syukur kepada Tuhan. Birama 45-52 ungkapan diri yang mengucapkan syukur
kepada Tuhan sehingga orang lain yang melihat ikut bersyukur kepada Tuhan.
Sopran mengawali dengan melodi utama dan diikuti oleh alto, tenor, dan bass. Akor
yang digunakan adalah I-ii-V-I.
15
Gambar 3. 4 Bersyukur Jadi AnakNya birama 43-52
Pada birama 53-60 merupakan repetisi dari birama 13-20.
Gambar 3. 5 Bersyukur Jadi AnakNya birama 53-62
16
Birama 61-68 merupakan repetisi dari birama 21-28. Birama 69-72 juga
merupakan repetisi dari birama 29-32. Birama 73-80 merupakan pengembangan dari
birama 33-40 dengan suara alto dan tenor yang berubah ritmenya tetapi masih
menjaga harmoni dan pergerakan akor yang sama. Birama 80 ketukan ke 4 menjadi
jembatan menuju nyanyian haleluya pada birama 81-84. Birama 84 terjadi perubahan
harmoni menggunakan akor V dari nada dasar F mayor. Sehingga birama 85-88
mengalami modulasi ke F mayor. Modulasi ini bertujuan untuk mengakhiri sebuah
lagu dengan tenang dan sopan sesuai karakter akor F mayor.
Gambar 3. 6 Bersyukur Jadi AnakNya birama 63-73
17
Gambar 3. 7 Bersyukur Jadi AnakNya birama 74-83
Komposisi kedua menggunakan judul “Kaulah Tuhan Sang Raja”
menggunakan tanda sukat 4/4 dengan tempo 68. Komposisi ini bercerita tentang
Tuhan yang adalah Raja segala raja yang berkuasa di bumi dan di surga. Sehingga
kita anak-anakNya menjadi ahli waris kerajaanNya. Pada komposisi ke dua ini
menggunakan nada dasar C minor yang mengalami perubahan nada dasar ke C
mayor dan ke Eb mayor. Pada birama 66-87 mengalami perubahan nada dasar ke D
mayor dan diselesaikan dengan nada dasar F mayor. Nada C minor adalah kunci
yang memiliki karakter mendeklarasikan cinta dan pada saat yang sama penuh
ratapan cinta yang bahagia. Semua hal yang mendekam, kerinduan, desahan jiwa
,rasa cinta hingga rasa sakit terletak pada kunci ini,
3
sehingga penulis bermaksud
menyampaikan rasa cinta dan hormat kita kepada Tuhan sang Raja dengan penuh
sukacita. Sedangkan C mayor adalah kunci yang memiliki karakter polos, sederhana,
3
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
18
naif, seperti anak-anak yang berbicara. 4 Komposisi ini mengalami banyak perubahan
karakter dengan tempo dan nada dasar yang berubah – ubah.
Birama 1-8 menjadi melodi pembuka yang menggambarkan suasana
penyembahan kepada Tuhan sang Raja, dengan alto tenor dan bass sebagai pengiring
dan membentuk harmoni dari melodi yang dinyanyikan oleh sopran. Akor yang
digunakan adalah Vi-IIVi-II-Vi-II-Vi-II-Vi-II.
Gambar 3. 8 Senangkan HatiMu birama 1-10
Birama 9-16 bercerita tentang pengakuan kita terhadap Tuhan sang Raja yang
berkuasa di bumi dan di surga. Kita meyakinkan diri kita, bahwa Tuhan adalah Raja
yang berdaulat dalam hidup kita, sehingga kehendak Tuhan adalah yang terbaik yang
terjadi dalam hidup kita. Birama 9-12 bass menyanyikan melodi utama, birama 13-16
sopran menyanyikan melodi utama. Akor yang digunakan adalah Vi-IV-ii-V-V#dimVi-IV-ii-III.
4
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
19
Gambar 3. 9 Senangkan HatiMu birama 11-20
Birama 17-24 menggunakan nada dasar C mayor yang menunjukan ketulusan
kita dalam menyembah Tuhan seperti anak-anak yang berbicara tanpa beban kepada
orang tuanya. Pada birama ini terjadi perubahan tempo dari 68 menjadi 85.
Menunjukan suasana yang riang dalam menyembah Tuhan. Akor yang digunakan
adalah I-IV-ii-V-I-Vi-ii-V-V#-VI#. Pada birama 17-20 sopran menyanyikan melodi
utama dan birama 21-24 alto yang menyanyikan melodi utama.
20
Gambar 3. 10 Senangkan HatiMu birama 21-29
Birama 25-32 menggambarkan hasrat hati kita yang ingin menyenangkan hati
Tuhan yang adalah Raja yang telah mengangkat kita menjadi ahli waris kerajaanNya,
sehingga kita menjadi anak Raja. Pada birama 25 terjadi perubahan nada dasar
menjadi Eb mayor, dengan melodi utama pada sopran. Akor yang digunakan adalah
I-IV-ii-V-I-Vi-ii-IV-V-Vi. Pada birama 32 mengalami perubahan nada dasar menjadi
C minor.
21
Gambar 3. 11 Senangkan HatiMu birama 30-38
Birama 33-40 merupakan pengembangan dari melodi penyembahan pada
awal komposisi. Pola iringan alto, tenor dan bass mengalami perubahan ritme tetapi
tetap menggunakan nada yang sama. Perubahan tempo mengikuti tempo di awal
komposisi.
22
Gambar 3. 12 Senangkan HatiMu birama 39-47
Birama 41-48 merupakan pengulangan dari birama 9-16. Birama 49-56
merupakan pengulangan dari birama 17-24. Birama 57-64 merupakan pengulangan
dari birama 25-31 tetapi pada birama 64 ketukan ke 3 sampai birama 65 terjadi
jembatan akor untuk menuju modulasi ke D mayor. Akor yang digunakan pada
jembatan menuju modulasi adalah C mayor – G minor – A mayor
23
Gambar 3. 13 Senangkan HatiMu birama 57-66
Birama 66-74 merupakan pengulangan dari birama 17-23 tetapi dengan nada
dasar D mayor. 5“D mayor mmempunyai karakter sebagai kunci kemenangan,
Haleluya, teriakan perang, kemenangan dengan penuh sukacita, pawai, lagu untuk
liburan dan suasana surga bersukacita.” Pada birama 74 ketukan ke 3 menggunakan
triol sebagai variasi dan menimbulkan kesan megah sebelum menuju ke birama 75
dengan nada dasar F mayor.
5
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
24
Gambar 3. 14 Senangkan HatiMu birama 67-75
Birama 75-82 merupakan pengulangan dari birama 25-30 dengan
menggunakan nada dasar F mayor. Pada birama 82 ketukan ke 3 sampai birama 83
ketukan ke 2 terdapat jembatan sebelum menuju coda, jembatan akor yang
digunakan adalah Vi-II. Coda digunakan sebagai penegasan bahwa identitas kita
adalah sebagai anak Raja terdapat pada birama 83 ketukan ke 4 sampai birama 87.
akor pada coda adalah IV-V-IV-V-IV-V-I. Pada komposisi ini dijelaskan bagaimana
sikap kita sebagai anak Raja dalam menjalani kehidupan kita di dunia.
25
Gambar 3. 15 Senangkan HatiMu birama 76-84
Gambar 3. 16 Senangkan HatiMu birama 85-87
Komposisi ketiga menggunakan judul “Aku Anak Tuhan dan Raja”
menggunakan tanda sukat 4/4 dengan tempo 118. Komposisi ini bercerita tentang
identitas kita di dunia sebagai anak Tuhan dan Raja. Komposisi ini menunjukan
irama yang riang untuk menggambarkan rasa sukacita dengan gaya remaja.
Komposisi ini menggunakan tangga nada G mayor yang mempunyai karakter indah
dan liris. 6 Komposisi ini merupakan kesimpulan dari komposisi pertama dan kedua.
6
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
26
Birama 1-8 merupakan melodi pembukaan dengan suara bass yang
memainkan melodi utama dan sopran, alto, dan tenor melengkapi harmoni. Akor
yang dipakai adalah I-V-I-II#dim7-ii-I-V-I.
Gambar 3. 17 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 1-11
Birama 8-24 merupakan bagian pertama dari komposisi ini, dengan sopran
menyanyikan melodi utama. Akor yang digunakan adalah I-ii-V-I-ii-V-I. Pada
bagian ini bercerita tentang pengakuan kita sebagai anak Tuhan dan Raja. Proses
ketika menjalani hidup di dunia dengan identitas sebagai anak Tuhan dan Raja.
Tentunya tidak akan mudah menjalaninya jika kita tidak berserah kepada Tuhan yang
memampukan kita.
27
Gambar 3. 18 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 12-20
Birama 24-40 menjadi bagian kedua yang bercerita tentang peranan Tuhan
dalam hidup kita yang selalu memberkati dan menyertai kita. Sehingga kita ingin
menyenangkan hatiNya dengan semua yang ada di hidup ini.
28
Gambar 3. 19 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 21-29
Gambar 3. 20 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 30-40
29
Birama 41-48 pengembangan dari birama 1-8 dengan akor I-V-I-II#dim7-ii-IV-V#-V. Birama 48-64 adalah pengembangan dari birama 8-24 dengan pola bass
mengalami perubahan ritme dan tambahan nada. Birama 64-79 pengembangan
bagian kedua yang terdapat pada birama 24-40 dengan pola bass mengalami
perubahan ritme dan tambahan nada.
Birama 79-80 terdapat jembatan menuju interlude dengan akor V-I. Pada
birama 80-96 menjadi melodi interlude dengan sopran dan tenor menggunakan
teknik homofoni, alto dan bass menggunakan teknik homofoni. Akor yang digunakan
adalah IVmay7-iii-VI-ii-V-I-IVmay7-iii-VI-ii-V-I. Melodi ini menggambarkan hidup
sebagai anak Tuhan dan Raja dengan penuh sukacita.
Gambar 3. 21 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 79-88
30
Gambar 3. 22 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 89-97
Birama 90-111 merupakan pengulangan dari birama 64-79. Birama 111-112
menjadi melodi penutup singkat dengan suasana yang meriah. Akor yang digunakan
adalah V-I.
31
Gambar 3. 23 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 107-112
32
ANALISIS KOMPOSISI
Komposisi “Aku Anak Tuhan dan Raja” dengan format a cappella untuk
paduan suara remaja ini terdiri dari tiga bagian komposisi yang saling berkaitan
berdasarkan satu cerita yang dikutip dari Galatia 4:6-7. Pembagian komposisi ini
berdasarkan urutan cerita ketika kita diangkat menjadi anak oleh Tuhan dan bukan
lagi hamba. Pada bagian pertama komposisi ini bercerita tentang kita yang
dilayakkan oleh Tuhan menjadi anakNya dengan bantuan Roh Kudus yang hidup di
dalam hati kita sehingga kita sanggup memanggilNya Abba ya Bapa. Pada bagian
kedua bercerita tentang Tuhan sebagai Raja segala raja, sehingga kita yang telah
dilayakkan menjadi anakNya juga memiliki identitas sebagai anak Raja segala raja.
Pada bagian ketiga merupakan kesimpulan dari bagian pertama dan kedua yang
menjelaskan bagaimana seharusnya kita sebagai remaja Tuhan hidup di dunia dengan
identitas sebagai anak Tuhan dan Raja.
Komposisi pertama menggunakan judul “Bersyukur Jadi AnakNya”
menggunakan tanda sukat 6/8 dengan tempo 61. Menggambarkan sukacita dengan
penuh rasa syukur kepada Tuhan yang telah melayakkan kita menjadi anakNya.
Komposisi ini menggunakan nada dasar Eb Mayor yang akan modulasi ke F mayor
pada bagian akhir komposisi. Nada Eb mayor adalah kunci yang memiliki karakter
sebagai kunci penuh cinta, penuh pengabdian, dan menunjukan percakapan yang
intim bersama Tuhan.
1
Modulasi yang terjadi di akhir komposisi sebagai penutup
dari tarian dengan menggunakan nada dasar F mayor yang memiliki karakter sopan
dan tenang, 2 menunjukan rasa syukur yang luar biasa dengan penuh kesopanan dan
tenang.
Pada bagian intro komposisi ini, dimulai dari suara bass dilanjutkan tenor,
alto dan terakhir. Birama 1-4 menunjukkan rasa syukur dari kecil hingga menjadi
1
2
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
Steblin,
11
besar, dan berbentuk seperti tangga dengan menggunakan akor yang sama yaitu akor
Eb mayor. Sedangkan birama 5-8 menggunakan akor I-IV-I-IV-V-I.
Gambar 3. 1 Bersyukur Jadi AnakNya birama 1-8
Di bagian awal lagu setelah melodi pembuka, bass dan tenor bernyanyi secara
unisono pada birama 9-10 dan menggunakan contrary motion pada birama 12 dengan
menggunakan akor I-ii-V-I, kalimat yang dinyanyikan menunjukan sebuah
pengakuan yang keluar dari hati dengan penuh ucapan syukur.
12
Gambar 3. 2 Bersyukur Jadi AnakNya birama 9-18
Birama 13-20 menggunakan pergerakan akor I-Isus4-I-Isus4-I-ii-V-iii-Vi-iiV-V+. pada bagian ini bercerita tentang rasa syukur telah dilayakkan jadi anakNya.
Suara bass dan tenor membentuk pola iringan dengan melodi utama pada sopran.
Birama 21-28 menggunakan pergerakan akor I-Isus4-I-Isus4-I-ii-V-iii-Vi-iiV. Pada bagian ini bercerita tentang pengakuan karena RohNya yang kudus yang
hidup dalam hati kita, yang memampukan dan melayakkan kita memanggilNya
“Abba ya Bapa!”.Suara bass dan tenor membentuk pola iringan, alto membentuk
harmoni dari melodi utama yang dinyanyikan sopran.
13
Gambar 3. 2 Bersukur Jadi AnakNya birama 19-29
Pada bagian haleluya yang terdapat di birama 29-32 menjadi ucapan syukur
yang menggunakan notasi yang semakin lama semakin tinggi sehingga menunjukan
rasa syukur yang di tujukan kepada Tuhan. Akor yang digunakan adalah I-ii-V-I.
sopran menyanyikan melodi utama dan suara yang lain melengkapi harmoni.
Nyanyian haleluya ini akan sering muncul sebagai jembatan ke setiap bagian.
Birama 33-40 menggunakan akor IV-V-iii-Vi-ii-V-I-I7-IV-V-iii-Vi-ii-V-I.
melodi utama pada sopran dan suara yang lain membentuk harmoni. Pergerakan, alto
tenor dan bass meniru melodi string yang membentuk harmoni dan iringan buat
melodi utama. Pada bagian ini bercerita tentang respon hati setelah dilayakkan jadi
anakNya, dengan penuh kesadaran diri datang kepada Tuhan untuk mengucap syukur
melalui pujian dengan segenap hati.
14
Gambar 3. 3 Bersyukur Jadi AnakNya birama 30-42
Birama 41-44 merupakan pengulangan dari birama 29-32 sebagai ucapan
syukur kepada Tuhan. Birama 45-52 ungkapan diri yang mengucapkan syukur
kepada Tuhan sehingga orang lain yang melihat ikut bersyukur kepada Tuhan.
Sopran mengawali dengan melodi utama dan diikuti oleh alto, tenor, dan bass. Akor
yang digunakan adalah I-ii-V-I.
15
Gambar 3. 4 Bersyukur Jadi AnakNya birama 43-52
Pada birama 53-60 merupakan repetisi dari birama 13-20.
Gambar 3. 5 Bersyukur Jadi AnakNya birama 53-62
16
Birama 61-68 merupakan repetisi dari birama 21-28. Birama 69-72 juga
merupakan repetisi dari birama 29-32. Birama 73-80 merupakan pengembangan dari
birama 33-40 dengan suara alto dan tenor yang berubah ritmenya tetapi masih
menjaga harmoni dan pergerakan akor yang sama. Birama 80 ketukan ke 4 menjadi
jembatan menuju nyanyian haleluya pada birama 81-84. Birama 84 terjadi perubahan
harmoni menggunakan akor V dari nada dasar F mayor. Sehingga birama 85-88
mengalami modulasi ke F mayor. Modulasi ini bertujuan untuk mengakhiri sebuah
lagu dengan tenang dan sopan sesuai karakter akor F mayor.
Gambar 3. 6 Bersyukur Jadi AnakNya birama 63-73
17
Gambar 3. 7 Bersyukur Jadi AnakNya birama 74-83
Komposisi kedua menggunakan judul “Kaulah Tuhan Sang Raja”
menggunakan tanda sukat 4/4 dengan tempo 68. Komposisi ini bercerita tentang
Tuhan yang adalah Raja segala raja yang berkuasa di bumi dan di surga. Sehingga
kita anak-anakNya menjadi ahli waris kerajaanNya. Pada komposisi ke dua ini
menggunakan nada dasar C minor yang mengalami perubahan nada dasar ke C
mayor dan ke Eb mayor. Pada birama 66-87 mengalami perubahan nada dasar ke D
mayor dan diselesaikan dengan nada dasar F mayor. Nada C minor adalah kunci
yang memiliki karakter mendeklarasikan cinta dan pada saat yang sama penuh
ratapan cinta yang bahagia. Semua hal yang mendekam, kerinduan, desahan jiwa
,rasa cinta hingga rasa sakit terletak pada kunci ini,
3
sehingga penulis bermaksud
menyampaikan rasa cinta dan hormat kita kepada Tuhan sang Raja dengan penuh
sukacita. Sedangkan C mayor adalah kunci yang memiliki karakter polos, sederhana,
3
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
18
naif, seperti anak-anak yang berbicara. 4 Komposisi ini mengalami banyak perubahan
karakter dengan tempo dan nada dasar yang berubah – ubah.
Birama 1-8 menjadi melodi pembuka yang menggambarkan suasana
penyembahan kepada Tuhan sang Raja, dengan alto tenor dan bass sebagai pengiring
dan membentuk harmoni dari melodi yang dinyanyikan oleh sopran. Akor yang
digunakan adalah Vi-IIVi-II-Vi-II-Vi-II-Vi-II.
Gambar 3. 8 Senangkan HatiMu birama 1-10
Birama 9-16 bercerita tentang pengakuan kita terhadap Tuhan sang Raja yang
berkuasa di bumi dan di surga. Kita meyakinkan diri kita, bahwa Tuhan adalah Raja
yang berdaulat dalam hidup kita, sehingga kehendak Tuhan adalah yang terbaik yang
terjadi dalam hidup kita. Birama 9-12 bass menyanyikan melodi utama, birama 13-16
sopran menyanyikan melodi utama. Akor yang digunakan adalah Vi-IV-ii-V-V#dimVi-IV-ii-III.
4
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
19
Gambar 3. 9 Senangkan HatiMu birama 11-20
Birama 17-24 menggunakan nada dasar C mayor yang menunjukan ketulusan
kita dalam menyembah Tuhan seperti anak-anak yang berbicara tanpa beban kepada
orang tuanya. Pada birama ini terjadi perubahan tempo dari 68 menjadi 85.
Menunjukan suasana yang riang dalam menyembah Tuhan. Akor yang digunakan
adalah I-IV-ii-V-I-Vi-ii-V-V#-VI#. Pada birama 17-20 sopran menyanyikan melodi
utama dan birama 21-24 alto yang menyanyikan melodi utama.
20
Gambar 3. 10 Senangkan HatiMu birama 21-29
Birama 25-32 menggambarkan hasrat hati kita yang ingin menyenangkan hati
Tuhan yang adalah Raja yang telah mengangkat kita menjadi ahli waris kerajaanNya,
sehingga kita menjadi anak Raja. Pada birama 25 terjadi perubahan nada dasar
menjadi Eb mayor, dengan melodi utama pada sopran. Akor yang digunakan adalah
I-IV-ii-V-I-Vi-ii-IV-V-Vi. Pada birama 32 mengalami perubahan nada dasar menjadi
C minor.
21
Gambar 3. 11 Senangkan HatiMu birama 30-38
Birama 33-40 merupakan pengembangan dari melodi penyembahan pada
awal komposisi. Pola iringan alto, tenor dan bass mengalami perubahan ritme tetapi
tetap menggunakan nada yang sama. Perubahan tempo mengikuti tempo di awal
komposisi.
22
Gambar 3. 12 Senangkan HatiMu birama 39-47
Birama 41-48 merupakan pengulangan dari birama 9-16. Birama 49-56
merupakan pengulangan dari birama 17-24. Birama 57-64 merupakan pengulangan
dari birama 25-31 tetapi pada birama 64 ketukan ke 3 sampai birama 65 terjadi
jembatan akor untuk menuju modulasi ke D mayor. Akor yang digunakan pada
jembatan menuju modulasi adalah C mayor – G minor – A mayor
23
Gambar 3. 13 Senangkan HatiMu birama 57-66
Birama 66-74 merupakan pengulangan dari birama 17-23 tetapi dengan nada
dasar D mayor. 5“D mayor mmempunyai karakter sebagai kunci kemenangan,
Haleluya, teriakan perang, kemenangan dengan penuh sukacita, pawai, lagu untuk
liburan dan suasana surga bersukacita.” Pada birama 74 ketukan ke 3 menggunakan
triol sebagai variasi dan menimbulkan kesan megah sebelum menuju ke birama 75
dengan nada dasar F mayor.
5
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
24
Gambar 3. 14 Senangkan HatiMu birama 67-75
Birama 75-82 merupakan pengulangan dari birama 25-30 dengan
menggunakan nada dasar F mayor. Pada birama 82 ketukan ke 3 sampai birama 83
ketukan ke 2 terdapat jembatan sebelum menuju coda, jembatan akor yang
digunakan adalah Vi-II. Coda digunakan sebagai penegasan bahwa identitas kita
adalah sebagai anak Raja terdapat pada birama 83 ketukan ke 4 sampai birama 87.
akor pada coda adalah IV-V-IV-V-IV-V-I. Pada komposisi ini dijelaskan bagaimana
sikap kita sebagai anak Raja dalam menjalani kehidupan kita di dunia.
25
Gambar 3. 15 Senangkan HatiMu birama 76-84
Gambar 3. 16 Senangkan HatiMu birama 85-87
Komposisi ketiga menggunakan judul “Aku Anak Tuhan dan Raja”
menggunakan tanda sukat 4/4 dengan tempo 118. Komposisi ini bercerita tentang
identitas kita di dunia sebagai anak Tuhan dan Raja. Komposisi ini menunjukan
irama yang riang untuk menggambarkan rasa sukacita dengan gaya remaja.
Komposisi ini menggunakan tangga nada G mayor yang mempunyai karakter indah
dan liris. 6 Komposisi ini merupakan kesimpulan dari komposisi pertama dan kedua.
6
Steblin, A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries, 1983
26
Birama 1-8 merupakan melodi pembukaan dengan suara bass yang
memainkan melodi utama dan sopran, alto, dan tenor melengkapi harmoni. Akor
yang dipakai adalah I-V-I-II#dim7-ii-I-V-I.
Gambar 3. 17 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 1-11
Birama 8-24 merupakan bagian pertama dari komposisi ini, dengan sopran
menyanyikan melodi utama. Akor yang digunakan adalah I-ii-V-I-ii-V-I. Pada
bagian ini bercerita tentang pengakuan kita sebagai anak Tuhan dan Raja. Proses
ketika menjalani hidup di dunia dengan identitas sebagai anak Tuhan dan Raja.
Tentunya tidak akan mudah menjalaninya jika kita tidak berserah kepada Tuhan yang
memampukan kita.
27
Gambar 3. 18 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 12-20
Birama 24-40 menjadi bagian kedua yang bercerita tentang peranan Tuhan
dalam hidup kita yang selalu memberkati dan menyertai kita. Sehingga kita ingin
menyenangkan hatiNya dengan semua yang ada di hidup ini.
28
Gambar 3. 19 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 21-29
Gambar 3. 20 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 30-40
29
Birama 41-48 pengembangan dari birama 1-8 dengan akor I-V-I-II#dim7-ii-IV-V#-V. Birama 48-64 adalah pengembangan dari birama 8-24 dengan pola bass
mengalami perubahan ritme dan tambahan nada. Birama 64-79 pengembangan
bagian kedua yang terdapat pada birama 24-40 dengan pola bass mengalami
perubahan ritme dan tambahan nada.
Birama 79-80 terdapat jembatan menuju interlude dengan akor V-I. Pada
birama 80-96 menjadi melodi interlude dengan sopran dan tenor menggunakan
teknik homofoni, alto dan bass menggunakan teknik homofoni. Akor yang digunakan
adalah IVmay7-iii-VI-ii-V-I-IVmay7-iii-VI-ii-V-I. Melodi ini menggambarkan hidup
sebagai anak Tuhan dan Raja dengan penuh sukacita.
Gambar 3. 21 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 79-88
30
Gambar 3. 22 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 89-97
Birama 90-111 merupakan pengulangan dari birama 64-79. Birama 111-112
menjadi melodi penutup singkat dengan suasana yang meriah. Akor yang digunakan
adalah V-I.
31
Gambar 3. 23 Aku Anak Tuhan Dan Raja birama 107-112
32