AMDAL ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGA

AMDAL (ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN)
Ditulis pada 8 Juni 2011
AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)
Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi
masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini rumah sakit sebagai
sarana kesehatan harus pula memperhatikan keterkatitan tersebut. Dilain pihak, rumah sakit juga
dapat dikatakan sebagai pendonor limbah karena buangannya berasal dari kegiatan non-medis
maupun medis yang bersifat berbahaya dan beracun dan dalam jumlah besar . Oleh karena itu
diperlukan suatu pengolahan limbah yang sesuai sehingga tidak membahayakan bagi
lingkungan. Dalam rangka memberikan pelayanan di bidang kesehatan, rumah sakit merupakan
tempat bertemunya kelompok masyarakan penderita penyakit, kelompok masyarakat pemberi
pelayanan, kelompok pengunjung dan kelompok lingkungan sekitar. Adanya interaksi di
dalamnya memungkinkan menyebarnya penyakit bila tidak didukung dengan kondisi lingkungan
rumah sakit yang baik dan saniter. Aktivitas rumah sakit akan menghasilkan sejumlah hasil
samping berupa limbah, baik limbah padat, cair, dan gas yang mengandung kuman patogen, zat
zat kimia serta alat-alat kesehatan yang pada umumnya bersifat berbahaya dan beracun. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan perlu pula ditingkatkan sarana untuk mengatasi limbah tersebut.
Adapun sarana pengolahan limbah di rumah sakit salah satunya adalah dengan menggunakan
insinerator. Dengan adanya sebuah unit insinerator diharapkan selain dapat mengurangi volume
sampah sebelum dibuang juga dapat menghilangkan sifat berbahaya dan beracunnya.

Pengelolaan sampah atau limbah rumah sakit menjadi penting artinya, karena dalam
menjalankan fungsinya suatu rumah sakit pasti menimbulkan berbagai buangan, dan sebagaian
dari padanya merupakan sampah atau limbah berbahaya (limbah terkontaminasi). Sekitar 85%
sampah atau limbah umum yang dihasilkan oleh rumah sakit dan klinik tidak terkontaminasi dan
tidak berbahaya bagi petugas yang menangani. Sampah atau limbah yang tidak terkontaminasi
misalnya kertas, kotak, botol, wadah plastik dan makanan. Semuanya ini dibuang dengan cara
biasa atau diambil oleh dinas kebersihan kota atau dibuang ketempat pembuangan sampah
umum. Kesemuanya limbah tersebut dapat berifat padat, cair, ataupun gas, karenanya
pengelolaan limbah atau sampah rumah sakit harus dilakukan sesuai dengan jenis limbah.
Mengingat diakhir tahun 2009 lalu terbit beberapa peraturan perundangan bidang kesehatan,
perlu kiranya kita ketahui berbagai hal berikut : “Pada undang-undang nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit pasal 10 dijelaskan bahwa persyaratan bangunan rumah sakit juga meliputi
ruang untuk pengolahan sampah. Selain itu, pada pasal 11 diantara prasarana yang harus dimiliki
rumah sakit adalah instalasi pengelolaan limbah. Dalam pengelolaan limbah ini dipersyaratkan
harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja
penyelenggaraan rumah sakit. Pengelolaan limbah rumah sakit meliputi pengelolaan limbah
padat, air, bahan gas yang bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan sebagian bersifat
radioaktif, yang diolah secara terpisah (UU no 44 tahun 2009)”. Beberapa sampah atau limbah
fasilitas kesehatan (Rumah sakit, puskesmas, dll) terkontaminasi. Jika tidak dikelola secara
benar, sampah atau limbah terkontaminasi yang membawa mikroorganisme ini dapat menular

pada petugas yang kontak dengan sampah tersebut termasuk masyarakat pada umumnya.
Sampah atau limbah terkontaminasi meliputi darah, nanah, urin, tinja, serta bahan-bahan yang
kontak dengannya, misalnya bekas pembalut luka. Sampah atau limbah dari kamar operasi
(jaringan tubuh, darah, kasa, kapas, dll).dan dari laboratorium (darah, tinja, dahak, urin, biakan
mikrobiologi) harus dianggap terkontaminasi. Alat-alat yang dapat melukai misalnya jarum,
pisau yang dapat menularkan penyakit-penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C, AIDS juga
digolongkan sebagai sampah terkontaminasi. Sampah atau limbah lain yang tidak mengandung
bahan infeksius, tetapi digolongkan berbahaya karena mempunyai porensi berbahaya pada
lingkungan meliputi : 1. Bahan-bahan kimia atau farmasi (misalnya kaleng bekas, botol, atau
kotak tang mengandung obat kadaulwarsa, vaksin, reagen, disinfektan seperti formaldehid,

glutaraldehid, bahan-bahan organik seperti aseton dan kloroform) 2. Sampah sitotoksik
(misalnya obat-obat untuk khemoteraapi) 3. Sampah yang mengandung logam berat (misalnya
air raksa dari termoteter yang pecah, tensi meter, bahan-bahan bekas gigi, dan cadmium dari
baterai yang dibuang) 4. Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang (misalnya kaleng
penyembur) yang berbahaya dan dapat meledak apabila dibakar. Potensi pencemaran limbah
rumah sakit Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat,
pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatan hasilnya dapat
mempengaruhi lingkungan sosial, budaya dan dalam menyelenggarakan upaya dimaksud dapat

mempergunakan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar terhadap lingkungan
(Sofyan, 2010) . Limbah yang dihasilkan rumah sakit dapat membahayakan kesehatan
masyarakat, yaitu limbah berupa virus dan kuman yang berasal dan Laboratorium Virologi dan
Mikrobiologi yang sampai saat ini belum ada alat penangkalnya sehingga sulit untuk dideteksi.
Limbah cair dan Iimbah padat yang berasal dan rumah sakit dapat berfungsi sebagai media
penyebaran gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita maupun masyarakat. Gangguan
tersebut dapat berupa pencemaran udara, pencemaran air, tanah, pencemaran makanan dan
minuman. Pencemaran tersebut merupakan agen kesehatan lingkungan yang dapat mempunyai
dampak besar terhadap manusia (Agustiani dkk, 1998). Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Pokok-Pokok Kesehatan menyebutkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu Pemerintah
menyelenggarakan usaha-usaha dalam lapangan pencegahan dan pemberantasan penyakit
pencegahan dan penanggulangan pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan
kesehatan pada rakyat dan lain sebagainya. Usaha peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
harus dilakukan secara terus menerus, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan, maka usaha pencegahan dan penanggulangan pencemaran diharapkan mengalami
kemajuan. Adapun cara-cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran limbah rumah sakit
antara lain adalah melalui proses pengelolaan limbah padat dan mencegah pencemaran makanan
di rumah sakit. Sarana pengolahan/pembuangan limbah cair rumah sakit pada dasarnya
berfungsi menerima limbah cair yang berasal dari berbagai alat sanitasi, menyalurkan melalui

instalasi saluran pembuangan dalam gedung selanjutnya melalui instalasi saluran pembuangan di
luar gedung menuju instalasi pengolahan buangan cair. Dari instalasi limbah, cairan yang sudah
diolah mengalir saluran pembuangan ke perembesan tanah atau ke saluran pembuangan kota.
Limbah padat yang berasal dari bangsal-bangsal, dapur, kamar operasi dan lain sebagainya baik
yang medis maupun non medis perlu dikelola sebaik-baiknya sehingga kesehatan petugas,
penderita dan masyarakat di sekitar rumah sakit dapat terhindar dari kemungkinan-kemungkinan
dampak pencemaran limbah rumah sakit tersebut. Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Limbah Rumah
Sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit,
tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang. Limbah cair rumah sakit dapat
mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD,
TSS, dan lain-lain. Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah mudah membusuk,
sampah mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah- limbah tersebut kemungkinan besar
mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan
penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yang disebabkan oleh teknik
pelayanan kesehatan yang kurang memadai, kesalahan penanganan bahan-bahan terkontaminasi
dan peralatan, serta penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi yang masib buruk.
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan dengan
memilah-milah limbah ke dalam berbagai kategori. Untuk masing-masing jenis kategori
diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah rumah

sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko kontaminsai dan trauma (injury). jenis-jenis
limbah rumah sakit meliputi bagian berikut ini. Jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian
sebagai berikut ini : – Limbah klinik Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin
pembedahan dan di unit-unit resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan
resiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staf Rumah Sakit. Oleh karena itu perlu
diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau
pembungkusyang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit
bekas, kantung urine dan produk darah. – Limbah patologi Limbah ini juga dianggap beresiko

tinggi dan sebaiknya diautoclave sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi
label biohazard. – Limbah bukan klinik Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau
kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan
resiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk
mengangkut dan menbuangnya. – Limbah dapur Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan
air kotor. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan pengerat seperti tikus merupakan
gangguan bagi staf maupun pasien di Rumah Sakit. – Limbah radioaktif Walaupun limbah ini
tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangan secara aman
perlu diatur dengan baik. Pemberian kode warna yang berbeda untuk masing-masing sangat
membantu pengelolaan limbah tersebut (Jais, 2010) DAFTAR PUSTAKA Sofyan, 2010,
http://community.um.ac.id/showthread.php?66696-Peranan-Rumah-Sakit-Dalam-PengelolaanLimbah Ahmad jais , 2010, http://www.tenangjaya.com/index.php/relevan-artikel/pengelolaanlimbah-medis-rumah.http http://eprints.undip.ac.id/533/1/halaman_51-55__Nadia_.pdf UU

kesehatan no 44 tahun 2009