Materi Soal Ujian Ke 2 N a m a
Materi
Soal : Ujian Ke-2
Nama
: Hans W.A. Leleuly.
Soal 1
: Sebutkan dan jelaskan tonggak-tonggak dari
perkembangan Wahyu.
Jawaban
: 1. Era Pra Dosa ( Era Eden ).
Bahwa pada hakekatnya manusia diciptakan se-rupa dan segambar
dengan Allah (Kej.1:26), bukan dari aspek Fisik
sebab Allah adalah Roh (Yoh.4:24), tapi dari kapasitas
sebagai sosok Pribadi yang memiliki :
-
Intelektual
-
Emosi dan
-
Kehendak.
Dengan tujuan supaya bisa beranak cucu dan dapat berkuasa
atas seagala ciptaan-Nya ( Kej.1:28).
2.
Era Dosa
Bahwa manusia di ciptakan dengan kehendak bebas dalam
batas-batas etis morat yang telah ditetapkan Tuhan yaitu
antara
“boleh”
dan
“Janganlah”
(Kej.2:16-17).
Namun
kejahatan (dosa) telah masuk kedalam salah satu ciptaanNya yaitu ular yang memperdaya Hawa ( Kej. 3:4-5) sehingga
manusia memilih kebebasan etisnya sendiri ( Kej.3:6 : “Baik
untuk dimakan, sedap kelihatannya, menarik hati”)
dan
melanggar apa yang telah ditetapkan Tuhan. Akibatnya,
manusia jatuh ke dalam dosa.
Realitas menjadi terbalik karena kenyataannya bertentangan
dengan yang dibayangkan ketika digoda oleh dosa.
-
Akibatnya relasi dengan Allah menjadi terputus.(Kej. 3:810).
-
Relasi dengan manusia menjadi berantakan ( Kej. 3:11-13)
-
Permusuhan antara ular (Dosa) dengan manusia (Kej.3:15)
1
Namun demikian demikian Tuhan tidak ingin ciptaan-Nya
binasa sehingga Allah berinisiatif untuk melakukan tindakan
penyelamatan melalui korban “penumpahan darah” hewan
supaya dapat membuat pakaian utk menutupi ketelanjangan
manusia.
Korban
penumpahan
darah
ini
tergambar
juga
pada
persembahan Habel berupa anak sulung kambing-dombanya
( Kej.4:4).
Korban penumpahan darah ini tertuju pada pengorbanan
Yesus Kristus di kayu salib.
3. Era Nuh.
Akibat begitu hebatnya berkembang kejahatan manusia
(kej.6), maka Allah merencanakan menghapus manusia
ciptaan-Nya dari muka bumi. Namun untuk tetap adanya
kelangsungan
hidup manusia, maka hanya Nuh mendapat
belas kasihan dimata TUHAN.(Kej. 6: 8)
Nuh beserta istri dan anak-anaknya ( Sem, Ham dan Yafet)
serta menantunya yang melanjutkan kelangsungan hidup
manusia.
Tidakan penyelamatan Allah melalui garis keturunan Sem.
Dalam Kej. 9:26 nama Allah mulai disandingkan dengan
nama Sem.
4. Era Patriarkh.
Era ini adalah merupakan kelanjutan dari keturunan Sem
( Ras Semitik) seperti yang dinubuatkan dalam Kej.9:26.
Era ini dimulai dengan Abraham dimana ayah Abraham
(Terah) adalah keturunan Sem ( Kej.11:24).
Kejadian 12:1-3 yang dikenal dengan Perjanjian Abraham
(Abrahamic Covenant) dimana sifat dari penjanjian ini adalah
Unconditional
yaitu
perjanjian
2
tidak
bersyarat
yang
penggenapannya hanya tergantung pada satu pihak dimana
cirinya adalah terdapat kata “akan” didalamnya.
Konsekwensi
penggenapan
perjanjian
ini
semata-mata
tergantung pada pihak Allah yang menyatakannya.
Adapun isi perjanjian Abraham adalah :
-
Janji adanya tanah (Teritorial Blessing, Kej.12:1, Bd. 12:7)
-
Janji Tentang keturunan (National Blassing (12:2a)
-
Janji tentang Pribadi Abraham (12:2b)
-
Janji tentang berkat berkat universal (universal blassing;
12:3 , bd 17:7-8).
5. Era Musa.
Perjanjian Abraham tentang adanya suatu bangsa (Kej.12:2a)
benar-benar di genapi melalui Yakub. Keluarga Yakub yang
awalnya tiba di Mesir sebanyak 70 orang (Kej.46:27) telah
berubah menjadi sebuah Bangsa sehingga harus keluar dari
Mesir
menuju
ke
Tanah
Perjanjian
(Kanaan;
Teritorial
Blassing).
Bangsa Israeli membutuhkan pengaturan dalam bentuk
peraturan-peraturan.
Kita menemukan perjanjian Musa (Mosaic Covenant) atau
Perjanjian Sinai (Sinatic Covenant) dan Perjanjian palestina
(Palestinian Covenant ; Ulangan 30:1-10) Perjanjian ini
bersifat
Conditional
(bersyarat)
yaitu
penggenapannya
tergantung dari kesetiaan kedua belah pihak.
Perjanjian ini menjadikan bangsa Israel yang tadinya menjadi
budak di Mesir menjadi suatu bangsa pilihan Tuhan untuk
program keselamatan Allah sebagaimana terdapat dalam
Keluaran 19:5-6)
Yaitu :
-
Menjadi harta kesayangan TUHAN.(ay.5b)
-
Menjadi bangsa yang Imamat (ay.6a)
3
-
Menjadi bangsa yang kudus (ay.6a).
Perjanjian Sinai atau Totah sebagai konstitusi mengandung
tiga unsur :
a. Hukum moral (Moral Law),Kel. 20:2-17
b. Hukum sipil ( Civil Law); Kel. 21:1-24
c. Hukum Ibadah (Ceremonial Law) ; Kel.25:1-40:38.
6. Era Monarkhi.
Era Monarkhi adalah era
bentuk pemerintahan kerajaan
dimana toggak pentingnya adalah Perjanjia Daud ( Davidic
Covenent, 2 Sam. 7:12-16 ) ini bersumber dari Perjanjian
Allah dengan Abraham ( Kej.12:1-3 ).
Isi dari perjanjian Daud adalah :
a. Daud
akan
memiliki
seorang
anak
yang
akan
menggantikannya dan mengokohkan kerajaannya.
b. Anaknya ini yang akan membangun bait Allah dan bukan
daud.
c. Keluarga, tahta dan kerajaan Daud akan kokoh selamanya.
Sefat dari perjanjian ini adalah unconditional and eternal
covenent ( tidak bersyarat dan kekal).
Implikasinya adalah :
-
Israel harus tetap sebagai suatu bangsa
-
Israel harus memiliki suatu eksistensi nasional.
-
Anak daud yaitu Tuhan Yesus Kristus harus kembali ke
bumi untuk memerintah dalam kerajaan yang dijanjikan
kepada Daud.
-
Suatu
kerajaan
literal
harus
ada,
memerintah atasnya.
Soal 2
Kerajaan harus kerajan kekal.
: Uraikan 70 Windu Daniel dalam Daniel 9:24
4
dimana
Kristus
Tawban
: Alkitab terjemahan lama menyebutnya “Tujuh Puluh Sabat”,
dan
terjemahan
baru,
“Tujuh
Puluh
Kali
Tujuh
Masa”.
terjemahan diatas memiliki pengertian yang sama, yaitu 70
minggu atau 70 kali 7 hari = 490 masa atau 490 tahun.
1. Dasar Perhitungan Tahun.
“Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu
dan atas kotamu yang kudus”. (ayat 24). 70 sabat = 70
minggu adalah 70 kali 7 masa = 490 tahun telah ditetapkan
atas
bangsa
Yehuda/Israel
dan
kota
Yerusalem.
Untuk
mengartikan sesuatu nubuatan yang berkaitan dengan waktu
, maka Alkitab memberikan kunci “Tahun Nubuatan”, yaitu, 1
hari sama dengan 1 tahun. Memang jelas, sesuatu hari atau
masa dalam Alkitab tidak berdiri kosong dan tanpa makna.
“Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu,
yakni 40 hari, SATU HARI DIHITUNG SATU TAHUN, jadi 40
tahun lamanya…”. Bilangan. 14:34. Perhatikan pula Yehezkel.
4:4-6, Exo. 29:27-30, Bilangan. 13:25.
2. Maksud Nubuatan.
Dalam Daniel 9:24b, kita temukan 6 perkara sebagai maksud
utama bagi kegenapan nubuatan 70 sabat, yang akan
berakhir pada saat kedatangan Kristus kedua kali.
i. Untuk melenyapkan kefasikan.
Pada akhir 70 sabat, kefasikan akan dilenyapkan dari
Yerusalem dan bangsa Israel khususnya. Hingga kini masih
terdapat pelanggaran-pelanggaran pada bangsa Israel dan
didalam kota Yerusalem.
5
ii. Untuk mengakhiri dosa.
Dosa-dosa Israel dan penduduk kota Yerusalem belum
berakhir, tetapi akan berakhir saat Yesus dinyatakan /
datang sebagai Raja diatas segala raja, diakhir 70 sabat.
iii. Untuk menghapuskan kesalahan.
Terjemahan Inggris “to make reconciliation for iniquity”,
atau mengadakan perdamaian bagi kesalahan. Bagian
ketiga ini digenapi di disalib oleh kematian Yesus. (Col.
1:21),
namun
penghapusan
atau
penebusan
tersebut
bukannya mengakhiri kesalahan.
iv. Untuk mendatangkan keadilan yang kekal.
Alkitab terjemahan lama, “mengadakan suatu kebenaran
kekal”,
living
righteousness
bible,
will
“then
begin”,
kingdom
dengan
of
everlasting
pengertian
bahwa
keadilan dan kebenaran kekal akan dimulai dalam kerajaan
1000 tahun damai.
v. Untuk menggenapkan penglihatan dan nabi.
Alkitab terjemahan lama, “akan memateraikan khayal dan
segala nabi”, (bandingkan 1 Kor 13:8b). Pada akhir 70
sabat, tidak ada lagi penglihatan dan nubuat.
vi. Untuk mengurapi Yang Maha Kudus.
Terjemahan living Bible, “and the most holy place (in the
temple) will be rededicated”. Dalam Kemah Sembahyang,
terdapat ruangan Tempat Maha Kudus, lokasi Peti Perjanjian
diletakkan. Tempat yang sama terdapat pula dalam kaabah
Salomo di Yerusalem. Tetapi yang dimaksudkan dengan
tempat yang akan diurapi atau ditahbiskan disini, adalah
6
kerajaan Kristus di bumi, kerajaan Millenium, 1000 tahun
damai. (Wahyu. 20:4-5). Ukuran Tempat Maha Kudus dalam
Kemah Sembahyang adalah 10X10X10 = 1000 hasta.
7
Soal : Ujian Ke-2
Nama
: Hans W.A. Leleuly.
Soal 1
: Sebutkan dan jelaskan tonggak-tonggak dari
perkembangan Wahyu.
Jawaban
: 1. Era Pra Dosa ( Era Eden ).
Bahwa pada hakekatnya manusia diciptakan se-rupa dan segambar
dengan Allah (Kej.1:26), bukan dari aspek Fisik
sebab Allah adalah Roh (Yoh.4:24), tapi dari kapasitas
sebagai sosok Pribadi yang memiliki :
-
Intelektual
-
Emosi dan
-
Kehendak.
Dengan tujuan supaya bisa beranak cucu dan dapat berkuasa
atas seagala ciptaan-Nya ( Kej.1:28).
2.
Era Dosa
Bahwa manusia di ciptakan dengan kehendak bebas dalam
batas-batas etis morat yang telah ditetapkan Tuhan yaitu
antara
“boleh”
dan
“Janganlah”
(Kej.2:16-17).
Namun
kejahatan (dosa) telah masuk kedalam salah satu ciptaanNya yaitu ular yang memperdaya Hawa ( Kej. 3:4-5) sehingga
manusia memilih kebebasan etisnya sendiri ( Kej.3:6 : “Baik
untuk dimakan, sedap kelihatannya, menarik hati”)
dan
melanggar apa yang telah ditetapkan Tuhan. Akibatnya,
manusia jatuh ke dalam dosa.
Realitas menjadi terbalik karena kenyataannya bertentangan
dengan yang dibayangkan ketika digoda oleh dosa.
-
Akibatnya relasi dengan Allah menjadi terputus.(Kej. 3:810).
-
Relasi dengan manusia menjadi berantakan ( Kej. 3:11-13)
-
Permusuhan antara ular (Dosa) dengan manusia (Kej.3:15)
1
Namun demikian demikian Tuhan tidak ingin ciptaan-Nya
binasa sehingga Allah berinisiatif untuk melakukan tindakan
penyelamatan melalui korban “penumpahan darah” hewan
supaya dapat membuat pakaian utk menutupi ketelanjangan
manusia.
Korban
penumpahan
darah
ini
tergambar
juga
pada
persembahan Habel berupa anak sulung kambing-dombanya
( Kej.4:4).
Korban penumpahan darah ini tertuju pada pengorbanan
Yesus Kristus di kayu salib.
3. Era Nuh.
Akibat begitu hebatnya berkembang kejahatan manusia
(kej.6), maka Allah merencanakan menghapus manusia
ciptaan-Nya dari muka bumi. Namun untuk tetap adanya
kelangsungan
hidup manusia, maka hanya Nuh mendapat
belas kasihan dimata TUHAN.(Kej. 6: 8)
Nuh beserta istri dan anak-anaknya ( Sem, Ham dan Yafet)
serta menantunya yang melanjutkan kelangsungan hidup
manusia.
Tidakan penyelamatan Allah melalui garis keturunan Sem.
Dalam Kej. 9:26 nama Allah mulai disandingkan dengan
nama Sem.
4. Era Patriarkh.
Era ini adalah merupakan kelanjutan dari keturunan Sem
( Ras Semitik) seperti yang dinubuatkan dalam Kej.9:26.
Era ini dimulai dengan Abraham dimana ayah Abraham
(Terah) adalah keturunan Sem ( Kej.11:24).
Kejadian 12:1-3 yang dikenal dengan Perjanjian Abraham
(Abrahamic Covenant) dimana sifat dari penjanjian ini adalah
Unconditional
yaitu
perjanjian
2
tidak
bersyarat
yang
penggenapannya hanya tergantung pada satu pihak dimana
cirinya adalah terdapat kata “akan” didalamnya.
Konsekwensi
penggenapan
perjanjian
ini
semata-mata
tergantung pada pihak Allah yang menyatakannya.
Adapun isi perjanjian Abraham adalah :
-
Janji adanya tanah (Teritorial Blessing, Kej.12:1, Bd. 12:7)
-
Janji Tentang keturunan (National Blassing (12:2a)
-
Janji tentang Pribadi Abraham (12:2b)
-
Janji tentang berkat berkat universal (universal blassing;
12:3 , bd 17:7-8).
5. Era Musa.
Perjanjian Abraham tentang adanya suatu bangsa (Kej.12:2a)
benar-benar di genapi melalui Yakub. Keluarga Yakub yang
awalnya tiba di Mesir sebanyak 70 orang (Kej.46:27) telah
berubah menjadi sebuah Bangsa sehingga harus keluar dari
Mesir
menuju
ke
Tanah
Perjanjian
(Kanaan;
Teritorial
Blassing).
Bangsa Israeli membutuhkan pengaturan dalam bentuk
peraturan-peraturan.
Kita menemukan perjanjian Musa (Mosaic Covenant) atau
Perjanjian Sinai (Sinatic Covenant) dan Perjanjian palestina
(Palestinian Covenant ; Ulangan 30:1-10) Perjanjian ini
bersifat
Conditional
(bersyarat)
yaitu
penggenapannya
tergantung dari kesetiaan kedua belah pihak.
Perjanjian ini menjadikan bangsa Israel yang tadinya menjadi
budak di Mesir menjadi suatu bangsa pilihan Tuhan untuk
program keselamatan Allah sebagaimana terdapat dalam
Keluaran 19:5-6)
Yaitu :
-
Menjadi harta kesayangan TUHAN.(ay.5b)
-
Menjadi bangsa yang Imamat (ay.6a)
3
-
Menjadi bangsa yang kudus (ay.6a).
Perjanjian Sinai atau Totah sebagai konstitusi mengandung
tiga unsur :
a. Hukum moral (Moral Law),Kel. 20:2-17
b. Hukum sipil ( Civil Law); Kel. 21:1-24
c. Hukum Ibadah (Ceremonial Law) ; Kel.25:1-40:38.
6. Era Monarkhi.
Era Monarkhi adalah era
bentuk pemerintahan kerajaan
dimana toggak pentingnya adalah Perjanjia Daud ( Davidic
Covenent, 2 Sam. 7:12-16 ) ini bersumber dari Perjanjian
Allah dengan Abraham ( Kej.12:1-3 ).
Isi dari perjanjian Daud adalah :
a. Daud
akan
memiliki
seorang
anak
yang
akan
menggantikannya dan mengokohkan kerajaannya.
b. Anaknya ini yang akan membangun bait Allah dan bukan
daud.
c. Keluarga, tahta dan kerajaan Daud akan kokoh selamanya.
Sefat dari perjanjian ini adalah unconditional and eternal
covenent ( tidak bersyarat dan kekal).
Implikasinya adalah :
-
Israel harus tetap sebagai suatu bangsa
-
Israel harus memiliki suatu eksistensi nasional.
-
Anak daud yaitu Tuhan Yesus Kristus harus kembali ke
bumi untuk memerintah dalam kerajaan yang dijanjikan
kepada Daud.
-
Suatu
kerajaan
literal
harus
ada,
memerintah atasnya.
Soal 2
Kerajaan harus kerajan kekal.
: Uraikan 70 Windu Daniel dalam Daniel 9:24
4
dimana
Kristus
Tawban
: Alkitab terjemahan lama menyebutnya “Tujuh Puluh Sabat”,
dan
terjemahan
baru,
“Tujuh
Puluh
Kali
Tujuh
Masa”.
terjemahan diatas memiliki pengertian yang sama, yaitu 70
minggu atau 70 kali 7 hari = 490 masa atau 490 tahun.
1. Dasar Perhitungan Tahun.
“Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu
dan atas kotamu yang kudus”. (ayat 24). 70 sabat = 70
minggu adalah 70 kali 7 masa = 490 tahun telah ditetapkan
atas
bangsa
Yehuda/Israel
dan
kota
Yerusalem.
Untuk
mengartikan sesuatu nubuatan yang berkaitan dengan waktu
, maka Alkitab memberikan kunci “Tahun Nubuatan”, yaitu, 1
hari sama dengan 1 tahun. Memang jelas, sesuatu hari atau
masa dalam Alkitab tidak berdiri kosong dan tanpa makna.
“Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu,
yakni 40 hari, SATU HARI DIHITUNG SATU TAHUN, jadi 40
tahun lamanya…”. Bilangan. 14:34. Perhatikan pula Yehezkel.
4:4-6, Exo. 29:27-30, Bilangan. 13:25.
2. Maksud Nubuatan.
Dalam Daniel 9:24b, kita temukan 6 perkara sebagai maksud
utama bagi kegenapan nubuatan 70 sabat, yang akan
berakhir pada saat kedatangan Kristus kedua kali.
i. Untuk melenyapkan kefasikan.
Pada akhir 70 sabat, kefasikan akan dilenyapkan dari
Yerusalem dan bangsa Israel khususnya. Hingga kini masih
terdapat pelanggaran-pelanggaran pada bangsa Israel dan
didalam kota Yerusalem.
5
ii. Untuk mengakhiri dosa.
Dosa-dosa Israel dan penduduk kota Yerusalem belum
berakhir, tetapi akan berakhir saat Yesus dinyatakan /
datang sebagai Raja diatas segala raja, diakhir 70 sabat.
iii. Untuk menghapuskan kesalahan.
Terjemahan Inggris “to make reconciliation for iniquity”,
atau mengadakan perdamaian bagi kesalahan. Bagian
ketiga ini digenapi di disalib oleh kematian Yesus. (Col.
1:21),
namun
penghapusan
atau
penebusan
tersebut
bukannya mengakhiri kesalahan.
iv. Untuk mendatangkan keadilan yang kekal.
Alkitab terjemahan lama, “mengadakan suatu kebenaran
kekal”,
living
righteousness
bible,
will
“then
begin”,
kingdom
dengan
of
everlasting
pengertian
bahwa
keadilan dan kebenaran kekal akan dimulai dalam kerajaan
1000 tahun damai.
v. Untuk menggenapkan penglihatan dan nabi.
Alkitab terjemahan lama, “akan memateraikan khayal dan
segala nabi”, (bandingkan 1 Kor 13:8b). Pada akhir 70
sabat, tidak ada lagi penglihatan dan nubuat.
vi. Untuk mengurapi Yang Maha Kudus.
Terjemahan living Bible, “and the most holy place (in the
temple) will be rededicated”. Dalam Kemah Sembahyang,
terdapat ruangan Tempat Maha Kudus, lokasi Peti Perjanjian
diletakkan. Tempat yang sama terdapat pula dalam kaabah
Salomo di Yerusalem. Tetapi yang dimaksudkan dengan
tempat yang akan diurapi atau ditahbiskan disini, adalah
6
kerajaan Kristus di bumi, kerajaan Millenium, 1000 tahun
damai. (Wahyu. 20:4-5). Ukuran Tempat Maha Kudus dalam
Kemah Sembahyang adalah 10X10X10 = 1000 hasta.
7